Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIK STASE

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

Di susun oleh
ANITA MAGDA SARI
NIM : 223001080152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA
JAMBI TAHUN AKADEMIK 2022-
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PERSALINAN
PADA Ny. M DENGAN MANAJEMEN AKTIF KALA III
DI PMB ANITA MAGDA SARI, S.Keb
TAHUN 2023

Diajukan sebgai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Satse Asuhan Kebidanan Persalinan

Jambi, 30 Agustus 2023

Disetujui,
CI Akademik

(Bdn.Subang Aini Nasution, S.Keb.,M.Kes)


NIK. 1010300717004
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PERSALINAN
PADA Ny. M DENGAN MANAJEMEN AKTIF KALA III
DI PMB ANITA MAGDA SARI, S.Keb
TAHUN 2023

Dipersiapkan dan Disusun Oleh


Anita Magda Sari
NIM.223001080152

Disetujui,
CI Akademik

(Bdn.Subang Aini Nasution, S.Keb.,M.Kes)


NIK. 1010300717004

Mengetahui,
Ka.Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

(Bdn.Devi Arista,S.Keb.,M.Kes)
NIK. 1010300715008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Stase Persalinan di PMB Aniita Magda
Sari, S.Keb yang di laksanakan pada tanggal 29 Agustus 2023.

Tidak sedikit kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan laporan


pendahuluan ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya laporan pendahuluan
ini dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :


1. Ibu Bdn. Subang Aini Nasution, S.Keb., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Adiwangsa Jambi.
2. Ibu Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Universitas Adiwangsa Jambi.
3. Bdn. Subang Aini Nasution, S.Keb.,M.Kes selaku dosen pembimbing CI
Akademik pada Stase Persalinan.
4. Seluruh Dosen dan Staff Universitas Adiwangsa Jambi serta rekan rekan di PMB
Aniita Magda Sari, S.Keb yang ikut serta dalam memberikan bimbingan danmateri
untuk menyelesaikan laporan ini.
5. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral maupun materi
kepada kami
6. Kepada suami dan anak-anakku tercinta, terimakasih atas segala dukungan dan
pengertiannya selama dalam pelaksanaan tugas stase ini
Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini, penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai saran dan kritikan yang
bersifat membangun demi menyempurnakan laporan pendahuluan ini. Penulis sangat
berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya.
Jambi, 30 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................................ 1

B. Tujuan ......................................................................................................................... 3

C. Manfaat ....................................................................................................................... 3

BAB II TINJAUN TEORI

A. Konsep Dasar Persalinan ............................................................................................ 5

B. Konsep Manajemen Aktif Kala (MAK) III.............................................................. 13

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Persalinan................................................................................... 19

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................ 27

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 29

B. Saran ......................................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 31

DOKUMENTASI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau

hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul dengan pengeluaran

plasenta dan slaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan

atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penting untuk melihat derajat

kesehatan suatu bangsa dan menjadi salah satu komponen bangsa. Berdasarkan tujuan

Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan

mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia. Pada tahun 2030, turunkan AKI

menjadi kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup, dan kurangi angka kematian bayi dan

balita yang dapat dicegah pada akhir tahun 2030. Semua negara berusaha keras untuk

mengurangi angka kematian neonatal per 1.000 Mengurangi setidaknya 12 kelahiran

hidup dan menurunkan angka kematian balita menjadi 25/1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) jumlah Angka

Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, setiap hari di tahun 2017 tercatat sekitar 810

wanita meninggal karena penyebab yang dapat dicegah terkait kehamilan dan persalinan.

Pada tahun 2017 sekitar 295.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan

dan persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) dinegara berpenghasilan rendah pada tahun

2017 adalah 462/100.000 kelahiran hidup dibandingkan 11/100.000 kelahiran hidup di


negara berpenghasilan tinggi, 94% dari semua kematian ibu terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Komplikasi utama yang menyebabkan

hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi

(preeklamsia dan eklamsia), komplikasi dari persalinan dan aborsi tidak aman.

Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) secara global sebesar 19,2 per 1000 kelahiran

hidup (WHO, 2019).

Perdarahan postpartum merupakan penyebab sekitar 30% dari keseluruhan

kematian akibat perdarahan. Sebenarnya perdarahan postpartum dapat diturunkan dengan

penanganan yang optimal dari tenaga kesehatan. Akan tetapi dalam menurunkan angka

kejadian perdarahan postpartum akibat perdarahan tidak hanya mengurangi resiko

kematian ibu, tetapi juga menghindarkannya dariresiko kesakitan yang berhubungan

dengan perdarahan postpartum. Jadi yang menjadi titik utama adalah keterampilan dari

petugas dalam menangani kejadian perdarahan postpartum.

Pemantauan dilakukan pada ibu pasca persalinan dan juga mempersiapkan diri

akan adanya kejadian postpartum merupakan tindakan yang sangat penting.Olehkarena

itu alasan tersebut, maka manajemen aktif kala III merupakan slaah satu hal yangsangat

penting dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan

perdarahan pasca persalinan. Hal ini membuat WHO merekomendasikan agar semua

tenagakesehatan yang menolong persalinan baik dokter maupun bidan dapat

melaksanakan manajemen kala III. Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk

menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu

pada kala III, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala II persalinan.

Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu pemberian suntukan
oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penanganan tali pusat

terkendali dan masalah fundus uteri.

Disamping pemberian suntukan oksitosin 10 IU secara intramuskuler,oksitosin

alamiah dapat dimanfaatkan untuk menunjang kelahiran plasenta yang cepat dan efektif.

Oksitosin alamiah tersebut dapat diperoleh dari rangsangan puting susu dengan IMD

maupun dengan pemilinan pada puting susu ibu. Rangsangan puting susu ibu akan

menyebabkan sel-sel miopitel sekitar aveoli di dalam kelenjar mamae memberikan

refleks neurogenik kemudian dihantarkan ke hipotalamus, lalu memicu hipofise posterior

untuk mengeluarkan hormon oksitosin kedalam darah menimbulkan kontrasi miometrium

untuk melepas plasenta.

B. TUJUAN

Mengetahui hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny.M bagaimana

dengan manajemen aktif kala III di PMB Aniita Magda Sari, S.Keb Tahun 2023.

C. MANFAAT

1. Manfaat Teoritis

Laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi

perkembangan ilmu kebidanan dan menambah kalian ilmu kebidanan

mengenasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan


dengan persalinan.

b. Bagi bidan di BPM dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yanglebih

bermutu dalam asuhan kebidanan dengan persalinan

c. Bagi mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan kasus dan mendapat

pemahaman mengenai asuhan kebidanan dengan persalinan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR PERSALINAN

1. Pengertian Persalinan Normal

Persalinan normal adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah,

2012). Persalinan normal adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan persentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun

janin (Margareth ZH, 2013). Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri)

2. Tanda-Tanda Dimaulainya Proses Persalinan

Beberapa tanda – tanda dimulainya proses persalinan adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya his persalinan sifat his persalinan adalah :

1) Pinggang terasa sakit dan menjalar ke perut bagian depan

2) Sifatnya teratur, interval makin pendek makin sering, dan kekuatan makin
besar
3) Makin beraktivitas (mobilisasi berjalan), kekuatan akan makin bertambah.

b. Pengeluaran lendir dengan darah

Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks

yang akan menimbulkan :

1) Perdataran dan pembukaan

2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis yang

lepas

3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

4) Pengeluaran cairan pada beberapa kasus persalinan yang akan terjadi pecah

ketuban. Sebagaian besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan l

lengkap. Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan

berlangsung kurang dari 24 jam.

c. Hasil –hasil yang didapatkan pada pemeriksaan dalam

1) Pelunakan serviks

2) Pendatraan serviks

3. Sebab - Sebab Mulainya Persalinan

Terjadinya persalinan disebabkan oleh beberapa teori sebagai berikut:

a. Penurunan kadar progesterone

Progesteron menimbulkan relaksasi otot – otot rahim, sebaiknya estrogen

meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan, terdapat

keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah tetapi

akan berakhir pada kehamilan cukup bulan kadar progesteron menurun

sehingga timbul his semakin sering dalam waktu yang lama.


b. Teori oxcytosin

Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin akan bertambah. Oleh sebab itu akan

timbul kontraksi otot – otot rahim

c. Peregangan otot – otot

Dengan bertambahnya usia kehamilan, maka semakin tereganglah otot – otot

rahim sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin

d. Pengaruh janin

Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting oleh

sebab itu kelahiran sering lebih lama

e. Teori prostaglandin

Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm terutama

saat persalinan yang akan menyebabkan kontraksi miometrium

4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

a. Passage

Passage adalah jalan lahir yang merupakan jalan lahir yang harus dilewati

oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan

vagina.syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa adanya

rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal

1) Passage

a) Bagian keras tulang – tulang panggul (rangka panggul

b) Bagian lunak (otot – otot, serviks, vagina) Sumbu panggul


2) Sumbu panggul merupakan garis yang menghubungkan titik- titik tengah

ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus)

3) Bidang – bidang Hodge

a) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas

simpisis dan promontorium

b) Bidang Hodge II : sejajar Hodge I setinggi pinggir bawah simpisis

c) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika

kanan dan kiri

d) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II, III setinggi os coccygis

b. Passanger

Passanger terdiri dari janin dan plasenta janin bergerak di sepanjang jalan

lahir merupakan akibat terjadinya interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran

kepala janin, presentasi, letak, dan posis janin janin dapat memengaruhi

persalinan karena presentasi dan ukurannya. pada presentasi kepala, tulang –

tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, tepi tulang dapat

menyisip di antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya (disebut

moulage/molase) sehingga ukuran dari kepala bayi menjadi lebih kecil

(Runjati dkk, 2017

c. Power

Power merupakan kekuatan yang mendorong janin pada saat persalinan

antara lain his, kontraksi otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari

ligament kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his,

sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga mengejan ibu


d. Spikolog

Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota

keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan kelahiran

bayinya dianjurkan mereka berperan aktif dalam mendukung dan

mendampingi langkah – langkah yang mungkin akan sangat membantu

kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi, dapat membantu

kenyamanan ibu seperti memilih posisi bersalin yang diinginkan ibu.

e. Penolong

Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas

dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan serta mempunyai

kompetensi dalam menolong persalinan, menangani kegawat daruratan serta

melakukan rujukan jika diperlukan penolong persalinan selalu menerapkan

upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan termasuk standar oprasional

prosedur diantaranya yaitu mencuci tangan, memakai sarung tangan dan

perlengkapan perlindungan pribadi serta pendokumentasian alat bekas pakai

(Rukiah dkk, 2013).

5. Mekanisme Persalinan

Dalam mekanisme persalinan normal terjadi beberapa gerakan janin ketika berada

dalam posisi belakang kepala gerakan tersebut yaitu sebagai berikut :

a. Engagement

Terjadi ketika diameter biparietal janin telah masuk melalui pintu atas

panggul secara sinklitismus dan sinklitimus(anterior dan posterior)


b. Penurunan Kepala

Terjadi bersamaan dengan mekanisme lainnya penurunan kepala

merupakan hasil dari kontraksi otot-otot abdomen,tekanan cairan amnion /air

ketuban, tekanan langsung fundus pada bokong janin, dan ekstensi serta

pelurusan badan atau tulang belakang janin.

c. Fleksi

Terjadi ketika kepala janin bertemu tahanan yaitu serviks kemudian sisi

dari panggul, dan akhirnya dasar panggul.

d. Rotasi dalam atau putaran paksi dalam

Rotasi dalam atau putaran paksi dalam mrupakan putaran terendah janin

dari posisi sebelumnya kearah depan sampai di bawah simfisis gerakan ini

upaya janin untuk menyesuaikan dengan bidang tengah panggul.

e. Ekstensi

Merupakan ketika ubun –ubun kecil berada dibawah simfisis pubis

sehingga mengarah kedepan sesuai dengan sumbu jalan lahir selanjutnya

ubun-ubun kecil akan semakin tampak dan bekerja sebagai hipomoklion atau

pusat gerakan maka akan berangsur-angsur lahir ubun-ubun kecil, ubun-ubun

besar, dahi, mata, hidung, mulut, dan, dagu.

f. Rotasi atau putaran paksi luar

Setelah terjadi putaran paksi luar merupakan gerakan memutar ubun-ubun

kecil ke arah punggung janin jika ubun-ubun kecil pada awalnya disebelah

kiri akan memutar kearah kiri dan begitu juga sebaliknya.


g. Ekspulasi

Setelah terjadi rotasi luar , bahu anterior berfungsi sebagai hipomoklion

untuk melahirkan bahu belakang bahu depan terlihat pada orifisium vulva

vagina yang menyantuh bagian dibawah simfisis pubis dan bahu postertior

menghubungkan perineum dan lahir dengan fleksi lateral setelah bahu lahir,

bagian badan janin lahir secara keseluruhan mengikuti sumbu jalan lahir.

6. Tahapan Persalinan

a. Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I dimulai dari saat persalinan mulai pembukaan nol sampai dengan

pembukaan lengkap (10 cm) proses ini terbagi dalam dua fase antara lain

sebagi berikut :

1) Fase laten berlangsung sampai 8 jam pembukaan 1-3 cm

2) Fase aktif berlangsung selama 7 jam serviks membuka dari 4 cm -10 cm

kontraksi lebih kuat dan sering dibagi dalam tiga fase :

a) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm sampai 4 cm.

b) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm

c) Fase deselerasi pembukaan menjadi lambat sekali dalam waktu 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi lengkap


b. Kala II

Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm) dn

berakhir dengan lahirnya bayi.

1) Gejala utam kala II

a) His semakin kuat

b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran

cairan secara mendadak

c) Ketuban pecah pada saat pembukaan mendekati lengkap diikuti

dengan keinginan mengejan karena tertelannya fleksus franken houser

d) Dua kekuatan yaitu his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga kepala membuka pintu dan kemudian secara berturut-turut

lahir ubun-ubun besar,dahi, hidung dan muka,serta kepala seluruhnya

e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti dengan putaran paksi luar yaitu

penyesuaian kepala pada punggung

c. Kala III

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada umumnya plasenta berbentuk

bulat atau oval yang memiliki diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600

gram sementara itu tali pusat yang menghubungkan plasenta memiliki

pamjang 25-60 cm.


d. Kala IV

Persalinan kala IV dimulai sejak lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah itu.

1) Lakukan rangsangan taktil (masase) untuk merangsang terus berkontaksi

baik dan kuat

2) Evaluasi tinggi fundus uteri

3) Memperkirakan kehilangan darah

4) Memetiksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum

5) Evaluasi keadaan umum ibu

6) Mendokumentasi semua asuhan dan temuan persalinan kala IV di bagian

belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian

dilakukan.

B. KONSEP MANAJEMEN AKTIF KALA (MAK) III

1) Pengertian MAK III

Manajemen Aktif Kala III adalah manajemen dengan mengupayakan

kontraksi yang adekuat dari uterus dan mempersingkat waktu kala tiga,

mengurangi jumlah kehilangan darah, menurunkan angka kejadian retensio

plasenta (Kemenkes RI, 2015). Penatalaksanaan MAK III merupakan kebijakan

sebagai tindakan pencegahan untuk menurunkan risiko perdarahan post partum

tanpa memedulikan status risiko obstetrik ibu dengan pemberian uterotonik

profilaktik baik secara intravena, intramuscular maupun oral yang dilakukan

bersamaan dengan pengkleman tali pusat segera setelah kelahiran bayi dan
pelahiran plasenta dengan menggunakan traksi tali pusat terkontrol.

2) Tujuan MAK III

Manajemen aktif persalinan kala III terdiri atas intervensi yang

direncanakan untuk mempercepat pelepasan plasenta dengan meningkatkan

kontraksi rahim dan mencegah perdarahan post partum dengan menghindari

atonia uteri.

3) Keuntungan MAK III

Keuntungan pelaksanaan MAK III (APN, 2008) antara lain :

1) Menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat

mempersingkat waktu

2) Mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan

jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Sebagian besar kasus

kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan pasca

persalinan, dimana sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan retensio

plasenta yang sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan MAK III.

3) Persalinan kala III yang lebih singkat

4) Mengurangi jumlah kehilangan darah

5) Mengurangi kejadian Retensio Plasenta


4) Komponen MAK III

Komponen manajemen aktif persalinan kala III antara lain (Nora, 2012):

a) Memberikan obat uterotonika (untuk kontraksi rahim) dalam waktu dua menit

setelah kelahiran bayi

b) Menjepit dan memotong tali pusat segera setelah melahirkan.

c) Melakukan penegangan tali pusat terkendali sambil secara bersamaan

melakukan tekanan terhadap rahim melalui perut. Setelah pelepasan plasenta,

memijat uterus juga dapat membantu kontraksi untuk mengurangi perdarahan.

5) Penatalaksanaan MAK III

1. Pemberian suntikan oksitosin 10 IU (Internasional Unit)

Letakan bayi baru lahir di atas kain bersih yang sudah disiapkan di perut

bawah ibu dan minta ibu atau pendampingnya untuk membantu memegang

bayi. Pastikan tidak ada bayi lain (janin tunggal) dalam uerus. Segera suntikan

oksitosin 10 iu secara IM (Intra Muskuler) dalam 1 menit pertama setelah bayi

lahir di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih

dahulu. Penyuntikan oksitosin tidak boleh dilakukan apabila ada bayi ke 2,

karena oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi kuat dan dapat

menyebabkan hipoksia berat pada bayi ke dua atau ruptura uteri, hati-hati

jangan sampai menekan kuat dinding korpus uteri karena akan dapat

menyebabkan kontraksi tetanik atau spasme servik sehingga terjadi plasenta

ingkar serata atau kesulitan untuk mengeluarkan plasenta. Adapun manfaat

dari penyuntikan oksitosin 10 iu segera 1 menit setelah bayi bahir adalah


oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi efektif sehingga akan

mempercepat pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah. Lakukan

aspirasi sebelum penyuntikan untuk mencegah oksitosin masuk langsung ke

pembuluh darah

2. Melakukan penegangan tali pusat terkendal

Memindahkan klem pada tali pusat, meletakkan satu tangan di atas kain

yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini

untuk melakukan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang

lain. Menunggu uterus berkontraksi dan melakukan penegangan ke arah

bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah

pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan

belakang (dorsokranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,

menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut

mulai. Jika uterus tidak berkontraksi maka jangan dilakukan penegangan tali

pusat tanpa diikuti dengan tekanan dorsokranial secara serentak pada bagian

bawah uterus di atas simpisis pubis karena dapat menyebabkan inversio uteri.

3. Mengeluarkan plasenta

Setelah plasenta terlepas, meminta ibu mengejan sedikit, mengeluarkan

plasenta dengan mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus (dorso kranial) Jika tali pusat bertambah panjang,

pindah kan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva. Jika plasenta

tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:


a) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

b) Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan

menggunakan teknik aseptik jika perlu.

c) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

d) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

e) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak

kelahiran bayi. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan

kelahiran plasenta dengan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua

tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. Jika

selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi

atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.

Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forceps disinfeksi tingkat

tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

f) Masase fundus uteri setelah melahirkan plasenta. Segera setelah plasenta

dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan telapak

tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar

dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras) (60

Langkah APN, 2012). Masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir

yaitu dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler dengan

menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga uterus berkontraksi

dengan baik/fundus teraba keras


6) Tindakan yang Keliru dan Kesalahan Dalam Pelaksanaan MAK III

Tindakan yang keliru sebagai berikut:

a. Melakukan masase fundus uteri pada saat plasenta belum lahir.

b. Mengeluarkan plasenta, padahal plasenta belum semuanya terlepas.

c. Kurang kompeten dalam mengevaluasi pelepasan plasenta.

d. Rutinitas katerisasi.

e. Tidak sabar menunggu saat lepasnya plasenta

f. Kesalahan Tindakan Manajemen Aktif Kala III

Kesalahan penatalaksanaan kala tiga adalah penyebab utama perdarahan kala tiga

juga menjadi penyebab inversi uterus serta syok yang mengancam jiwa (Varney,

2008). Kesalahan MAK III diantaranya (Sumarah, 2009) :

1) Terjadi inverse uteri. Saat menegangkan tali pusat terkendali terlalu kuat

sehingga uterus tertarik keluar dan terbalik.

2) Tali pusat terputus. Terlalu kuat dalam penarikan tali pusat sedangkan

plasenta belum lepas.

3) Syok
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN \MANAJEMEN


AKTIF KALA III DI PMB ANITA MAGDA SARI, S.Keb
TAHUN 2023

Tempat Praktek/Ruang : PMB Anita Magda Sari, S.Keb

Nomor MR :-

Masuk RS/klinik. H/Tgl : 29 Agustus 2023 Jam 12.00 WIB


Pembimbing lahan/CI : Bdn. Subang Aini Nasution, S.Keb.,M.Kes

Pengkajian tanggal : 29 Agustus 2023 Jam 14.00 WIB Oleh


Anita Magda Sari
Sumber data :-

1. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas

- Nama ibu :Ny.M -Nama ayah :Tn.C


- Umur : 25 Tahun - Umur : 30 Tahun
- Suku :Melayu - Suku :Melayu
- Agama :Islam -Agama :Islam
- Pendidikan :SMA -Pendidikan :SMA
- Pekerjaan :IRT -Pekerjaan :Swasta
- Alamat : RT.016 B.1 Raya -Alamat : RT.016 B.1 Raya

B. Anamnesa (Data Objektif)

1. Alasan utama masuk kamar bersalin : Ibu mengatakan merasakan ada tanda-tanda

persalinan

2. Keluhan Utama : Jika ibu mengatakan adanya rasa mules

3. Riwayat Menstruasi
- HPHT : 23-11-2022

- TP/HPL : 30-08-2023

- Menarche : 14 Tahun

- Banyak : 3 kali ganti Pembalut/hari

- Siklus : 29 hari

- Lama : 5 -7 hari

- Sifat Darah : Cair, tidak ada gumpalan

- Gg.Haid : Tidak ada

4. Riwayat Kesehatan Ibu

- Jantung : Tidak ada

- Hipertensi : Tidak ada

- Asma : Tidak ada

- Ginjal : Tidak ada

- D.M : Tidak ada

- TBC : Tidak ada

- Epilepsi : Tidak ada

- HIV/AIDS : Tidak ada

- Dll : Tidak ada

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

- Jantung : Tidak ada

- Hipertensi : Tidak ada

- Asma : Tidak ada

- Ginjal : Tidak ada


- D.M : Tidak ada

- TBC : Tidak ada

- Epilepsi : Tidak ada

- HIV/AIDS : Tidak ada

- Dll : Tidak ada

6. Riwayat Perkawinan

- Perkawinan yang ke :1

- Status perkawinan : Sah

- Lama Perkawinan : 1 Th

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifaa

- Hamil :1

- Usia Kehamilan : 39 Minggu

- Jenis Persalinan : Normal

- Tempat Persalinan : PMB Anita Magda Sari, S.Keb

- Komplikasi : Tidak ada

8. Riwayat Keluarga Berencana (KB)

- Akseptor KB : Tidak ada

- Jenis KB yang dipakai : Tidak ada

- Lama pemakaian KB : Tidak ada

- Alasan pelepasan KB : Tidak ada

- Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

9. Pola Aktivitas Ibu Sehari-hari


 Kebutuhan nutrisi
o Jenis makanan & minuman : nasi, lauk pauk, sayur
o Frekuensi : 3x / Hari
o Banyaknya : 1 porsi

 Kebutuhan eliminasi

o BAB

‒ Frekuensi : 1x/ hari

‒ Warna : Kuning

‒ Konsistensi : Lunak

‒ Masalah : Tidak ada

o BAK

‒ Frekuensi : 6x/ hari

‒ Warna : Kuning jernih

‒ Masalah : Tidak ada

 Kebutuhan personal hygiene

‒ Mandi : 2x/ hari

‒ Ganti pakaian : 2x/ hari


‒ Pakai popok anti tembus : Tidak ada

10. Pemeriksaan umum


- k/u : Baik
- kesadaran : Compos mentis
- Tanda vital : Baik
- BB : 63 kg
11. Pemeriksaan khusus

‒ Kepala : Simetris tidak ada oedema


‒ Muka : Simetris tidak ada oedema
‒ Mata : Simetris tidak ada oedema
‒ Telinga : Simetris
‒ Hidung : Simetris tidak ada polip dan obstruksi
‒ Mulut : Simteris
‒ Leher : Tidak ada pembengkakan
‒ Dada : Simetris tidak ada oedema
‒ Perut : Tidak ada oedema
‒ Ekstremitas atas : Baik
‒ Ekstremitas bawah : Baik
‒ Genetalia : Ada dan normal
MANAJEMEN VARNEY
Tgl : 29-08-2023 Pkl : 14.00 Wib

II. INTERPRETASI DATA DASAR

1. Diagnosa : Ny.N Umur 25 Tahun G1P0A0 inpartu kala III

2. Data Dasar :

- DS

Ibu mengatakan bayi lahir normal pada tanggal 29 Agustus 2023 pukul 13.35 WIB

dengan Bb : 2800 gr, Pb : 49 cm, Jk : Perempuan

- DO

 K/U : Baik

 Keadaan emosional : Stabil

 Kesadaran : Composmentis

 TTV : TD :110/70 mmHg

 N : 80x/menit

 R : 20x/menit

 S : 36,50C

 Perdarahan : Normal

 Kontraksi : Baik

 TFU : Setinggi Pusat

3. Masalah

Kecemasan Ibu

4. Kebutuhan

Segera lakukan manjemen aktif kala III


III. ANTISIPASI MASALAH

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. PERENCANAAN

1. Beritahu ibu hasil pemiksaan

2. Beritahu ibu bahwa plasenta akan segera lahir

3. Beritahu ibu bahwa ibu akan segera disuntik

4. Mempersiapkan peralatan

5. Mengetahui adanya tanda pelepasan plasenta

VI. PELAKSANAAN

1. Beritahu ibu bahwa plasenta akan segera lahir

2. Menyiakan peralatan untuk melaksanakan manajemen aktif kala III

3. Melakukan manajemen aktif kala III

a. Melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU pada paha yaitu bagian luar IM

b. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu kontraksi baik,uterus membulat,

tali pusat menjulur, dan ada semburan darah.

c. Saatuterus berkontraksi, maka tangan kanan memegang tali pusat,sementara

kanan kiri memegang fundus kearah dorso carnial

d. Saat plasenta terlepas,menarik tali pusat kearah bawah kemudian atas

mengikutikurve jalan lahir, sambil meneruskan tekanan berlawanan kearah

uterus.
e. Saat plasenta terlihah 2/2 dari vulva,memegang dengan kedua tangan hati-hati

memutar searah jarum jam sehingga selaput ketuban tersebut lepas.

f. Melakukan masase uterus segera setelah plasenta dan selaput ketuban

lahir,meletakan tangan kanan difundus dan melakukan masase dengan

gerakan melingkar.

g. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yangmenempelpada ibu janin

selaputketuban untuk memastikan bahwa plasenta lengkap dan utuh,

meletakan plasenta pada tempatnya

4. Memantau keadaan umum ibu

VII. EVALUASI

1. Plasenta sudah lahir pukul 13.40 WIB, kontiledon lengkap, selaput lengkap dan

tidak ada yang tertinggal.

2. Uterus berkontraksi baik

3. Ibu sudah dapat melakukan masase fundus uteri untuk mengurangi rasa nyeri

serta mencegah perdarahan

CI Akademik, Peserta Praktik,

(Bdn. Subang Aini Nasution, S.Keb.,M.Kes) (Anita Magda Sari)


BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan manajemen aktif

kala III pada Ny.N G1P0A0 umur 25 tahun usia kehamilan 39 minggu di PMB Anita

MagdaSari, S.Keb yang dilaksanakan pada tnggal 29 Agustus 2023. Penulis membahas

tentang kesenjangan dan kesamaan antara teori dengan kasus yang ada.

1. Data Subyektif

a. Menurut teori ibu bersalin dengan manajemen aktif kala III mengupayakan

kontraksi yang adekuat dari uterus dan memeprsingkat waktu kala III,

mengurangi jumlah kehilangan darah, menurunkan angka kejadian retensio

plasenta.

b. Menurut kasus dalam kenyataan Ny.M mengalami keluhan terasa akan tanda-

tanda persalinan dan cemas ketika plasenta belum keluar.

c. Pembahasan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasuskarena Ny.M tidak

kehilangan darah yang banyak dan plasenta keluar tidak terlalu lama.

2. Data Obeyektif

a. Menurut ibu bersalin dengan manajemen aktif kala III mengupayakan

kontraksiyang adekuat dariuterus dan mempersingkat waktu kala III mengurangi

jumlah kehilangan darah, menurunkan angka kejadian retensio plasenta.

b. Menurur kasus saat pemeriksaan fisik Ny, M tampak cemas ketika plasenta

belum keluar
c. Pembahasan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasuskarena Ny.M tidak

kehilangan darah yang banyak dan plasenta keluar tidak terlalu lama

3. Diagnosa kebidanan

a. Menurut teori dalam teori diagnosa, cemas ketika plsasenta belum keluar

b. Menurut kasus keadaan umum ibu baik, plasenta lahir dengan lengkap tidak

terjadi perdarahanyang berlebihan

c. Pembahasan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena pasien sudah

tidak merasakan cemas lagi ketika plasenta keluar dengan lengkap dan tidak

terjadi perdarahan.

4. Perencanaan

a. Meyakinkan bahwa janinin ibu tunggal dengan melakukan palpasi pada perut ibu

- Hasil palpasi fundus uteri yang dilaksanakan yaitu janin yang dikandung

tunggal

b. Melakukan manajemen aktif kala III dengan menyuntikan oksitosin I0 IU pada

paha yitu bagian luar IM

- Melihat tanda-tanda pelepsan plasenta baik,uterus membulat, tali pusat

menjulur dan ada semburan darah

5. Evaluasi

a. Plasenta telah keluar

b. Telah diberikan suntikan oksitosin

c. Telah dilakukan pijat masasege pada fundus

Pembahasan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena pasien aman

dan tidak terjadi perdarahan setelah persalinan, plasenta keluar dengan lengkap.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Aktif Kala III

adalah pemberian oksitosin segera setelah pelahiran bahu anterior,mengklem tali pusat

segera setelah kelahiran bayi, dan menggunakan traksi tali pusat terkendali untuk

pelahiran plasenta.

Keuntungan-keuntungan Manajemen Aktif Kala III :

a. Persalinan kala III lebih singkat

b. Mengurangi jumlah kehilangan darah

c. Mengurangi kejadian retensio plasenta

d. Manajemen aktif kala III yaitu terdiri dari 3 langkah utama:

1. Pemberian suntkan oksitosin yaitu setelah satu menit pertama bayi

lahir

2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali

3. Masase fundus uteri

Dalam melaksanakan Manajemen aktif kala III terdapat beberapa kekeliruan

ataupun kesalahan tindakan yang masih bisa memungkinkan dilakukan oleh bidan.

Pemeriksaan plasenta meliputi selaput ketuban, bagian plasenta serta tali pusat.
B. Saran

Semua tenaga penolong persalinan diharapkan dapat melakukan Manajemen aktif

kala III pada setiap asuhan persalinan normal sebagai upaya penurunan angka kematian

ibu di Indonesia. Dalam Manajemen aktif kala III bidan harus memperhatikan setiap

tindakan agar tidak terjadi kekeliruan ataupun kesalahan yang dapat membahayakan

keselamatan ibu. Setiap tindakan juga mesti disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku

sehingga perdarahan sehingga postpartum dapat dikurangi. Pemeriksaan plasenta juga

pentng dilakukan diantaranya yaitu dengan memriksa selaput ketuban, bagian plasenta

dan tali pusat.


DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. 53(9).

Mutmainnah, A. U., Johan, H., & Llyod, S. S. (2017). Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru

Lahir. In CV. Andi Offset.

Purwanti, S. (2017). Pengaruh Waktu Pemberian Oxytocin Dengan Lama Pengeluaran

Plasenta Pada Kala III Persalinan. 8(274), 112–120.

Resmaniasih, K., & Rusmini. (2020). Pengaruh Posisi Bersalin Setengah Duduk Terhadap

Ruptur Perineum Pada Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut.

Santoso, D., Arifin, K., & Parhusip, B. T. P. (2019). Panduan Monitoring dan Evaluasi Bagi

Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) di Daerah. 1,

1–72

Widiastini, L. P. (2018). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir.

In In Media.

Widiastutik, S. (2020). Hubungan Manajemen Aktif Kala Iii Dengan Kejadian Perdarahan Post

Partum Primer Di Pbm Umi Surabaya. JHESTECH (Journal Of Health Educational

Science And Technology), 3(1), 35.


DOKUMENTASI
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023

Nama : Anita Magda Sari


NIM : 223001080152
Ruangan : PMB Anita Magda Sari, S.Keb
Stase : Persalinan
CI Akademik : Bdn.Subang Aini Nasution, S.Keb.,M.Kes

No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing TTD CI Akademik

1.

2.

3.

4.

Diketahui.
Ka.Prodi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn.Devi Arista, S.Keb.,M.Kes


NIK.1010300715007

Anda mungkin juga menyukai