Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. R 1 HARI


DI PMB BIDAN IIN TARWINI, S.Tr.Keb., Bdn.

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Bayi Baru Lahir (BBL)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung

Dosen: Anita Yuliani, S.ST.,M.KM

Oleh
Rika Susanti
NIM. 522022079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH BANDUNG
2023

LEMBAR PENGESAHAN

1
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE ASUHAN BAYI BARU LAHIR (BBL)

Tanggal, Juli 2023


Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Pembimbing Klinik

Anita Yuliani, S.ST., Bd., MKM Siti Horidah, S.ST., Bd., M.Kes
NPP. 202010785112

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Annisa Ridlayanti, S.Keb., Bd., M.Keb


NPP : 2009240285027

KATA PENGANTAR

2
‫ِبْس ــــــــــــــــــِم ِهللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحْي ِم‬

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat kepada setiap hambanya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan tugas Bayi Baru Lahir (BBL) yang berjudul “Asuhan Kebidanan
pada Bayi Baru Lahir (BBL) di PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.”. Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Bayi Baru Lahir (BBL) Profesi Bidan di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung Tahun Ajaran 2023 – 2024.
Penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran maupun dorongan, baik moril ataupun
materil dalam menyelesaikan skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Tia Setiawati, S.Kp., M.Kep., Ns., Sp.Kep.An, selaku ketua Universitas ‘Aisyiyah
Bandung
2. Popy Siti Aisyah, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
3. Annisa Ridlayanti, S.Keb, Bd., M.Keb, selaku Kaprodi S1 Kebidanan dan Profesi
Bidan.
4. Imas Mardinarsyah, S.ST., M.Tr.Keb., Bdn, selaku Sekretaris Prodi Profesi Bidan.
5. Anita Yuliani, S.ST.,M.KM, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis untuk tetap semangat dalam
penyusunan laporan ini.
6. Seluruh dosen dan staf akademik program studi sarjana Kebidananan Universitas
‘Aisyiyah Bandung atas bekal ilmu, didikan dan pengalaman yang diberikan selama
pembelajaran
7. Kedua orang tua, keluarga serta rekan-rekan seperjuangan di Kebidanan
Universitas ‘Aisyiyah Bandunga atas semua semua doa dan supportnya
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan segala jasa yang telah
diberikan kepada penulis, amin. Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan
laporan ini Akhir kata, penulis berharap semoga hasil Asuhan ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umunya bagi pembaca semua.

Bandung, Juli 2023


Penulis

Rika Susanti

DAFTAR ISI

3
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 6
C. Tujuan................................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
A. Definisi................................................................................................................ 8
B. Ciri — cirri BBL Normal.......................................................................................9
C. Masalah Pada BBL........................................................................................... 10
D. Komplikasi Pada BBL........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian Bayi adalah kematian yang terjadi sebelum anak mencapai

tepat umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Mendukung upaya pemerintah pusat, maka

Pemerintah Daerah kota Batam dengan leading sektor Dinas kesehatan bersama instansi

terkait lainnya serta seluruh elemen masyarakat kota Batam terus berupaya untuk

menurunkan angka kematian bayi seoptimal mungkin. Dibanding tahun sebelumnya,

pada tahun 2017 terjadi sedikit kenaikan dari 4,5 per 1000 kelahiran hidup menjadi 5,7

per 1000 kelahiran hidup. (Profil kesehatan kota Batam 2018).

Menurut data WHO kematian bayi yang baru lahir atau neonatal mencakup 45%

kematian diantara anak-anak dibawah 5 tahun. Mayoritas dari semua kematian neonatal,

75% terjadi pada minggu pertama kehidupandan antara 25% sampai 45% terjadi dalam

24 jam pertama. Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah prematuritas 28% dari

berat lahir rendah, infeksi 36%, asfiksia 23% dan trauma kelahiran. Penyebab ini

menyebabkan hampir 80% kematian pada kelompok usia ini (WHO, 2016:3).

Berdasarkan hasil Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDkI) tahun 2012, Angka

kematian Neonatus (AkN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka

ini sama dengan AkN berdasarkan SDkI tahun 2007 dan hanya menurun 1 poin

dibanding SDkI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup (kemenkes RI,

2016:125).

Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan Angka

kematian Bayi (AkB) sebesar 22.23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah

mencapai target Millenium Deνelopment Goals (MDGs) 2015 sebesar 23 per 1.000

kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka kematian Balita (AkABA) hasil SUPAS 2015

sebesar 26.29 per 1.000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target MDGs 2015

sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (kemenkes RI, 2016:125).

5
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan,

lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang

berat.Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi

baru lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk

menentukan bagaimanaia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya

diluar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan

kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir)

merupakan proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke

kehidupan di luar uterus (Rahardjo dan Marmi, 2015 : 11).

Keberlangsungan hidup bayi baru lahir bergantung pada kemampuannya untuk

beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin. kemampuan adaptasi ini meliputi adaptasi

dalam sikulasi kardiopulmunal dan penyesuaian fisiologis lain untuk menggantikan fungsi

plasentadan mempertahankan homeostatis. kelahiran juga merupakan permulaan awal

hubungan orang tua/bayi dan, setelah ibu dan bayi dipastikan sehat, privasi orang tua

untuk berbicara, menyentuh, dan berkumpul berdua saja dengan bayinya merupakan hal

penting (Fraser dan Cooper, 2012 : 397).

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan

yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus,

hipotermia, tetanusneonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan

pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah

padapemeriksaan dengan manajemen terpadu bayi muda (MTBM). komplikasi yang

menjadi penyebab kematian terbanyak pada bayi. komplikasi ini sebetulnya dapat

dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan,

kemampuan tenaga cakupan target kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan

yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua

untuk mencari pertolongan kesehatan (kemenkes RI, 2016 : 129).

6
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nations

International Children's Emergency Fund (UNICEF) dan WHO merekomendasikan

sebaiknya anak disusui hanya air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan

(Survei Demografi dan kesehatan Indonesia, 2012 : 159). Upaya kesehatan anak antara

lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian

yang berhubungan dengan anak yakni Angka kematian Neonatal (AkN) dan Angka

kematian Bayi (AkB). Perhatian terhadapupaya penurunan angka kematian neonatal (0-

28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59%

kematian bayi. (kemenkes RI, 2016 : 125-126).

Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi

penyebab utama kematian bayi baru lahir (BBL) adalah pelayanan antenatal yang

berkualitas asuhan persalinan normal atau dasar pelayanan kesehatan neonatal oleh

tenaga professional. Untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir dengan BBLR,

persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan

keterampilan manajemen bayi baru lahir. kemampuan dan keterampilan ini digunakan

setiap kali menolong persalinan (Depkes RI, 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan “Asuhan

Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Ny. R 1 Hari di PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Maka rumusan dalam laporan ini

adalah “Bagaimana pelaksanaan Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. R 1 Hari di

PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diberikan Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. R 1 Hari di

PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.

7
2. Tujuan Khusus

a. Diketahui Data Subyektif Dan Obyektif Pada Bayi Baru Lahir Ny. R 1

Hari di PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.

b. Diketahui Interprestasi Data (Diagnosa, Masalah Dan Kebutuhan) Pada

Bayi Baru Lahir Ny. R 1 Hari di PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.

c. Menegakkan Diagnosa Atau Masalah Potensial Pada Bayi Baru Lahir

Ny. R 1 Hari di PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.

d. Diketahui Kebutuhan Segera Pada Bayi Baru Lahir Ny. R 1 Hari di PMB

Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.

e. Menyusun Rencana Tindakan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Ny. R 1

Hari di PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.

f. Melakukan Tindakan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Ny. R 1 Hari di

PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.

g. Menentukan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Ny. R 1 Hari di

PMB Bidan Iin Tarwini, S.Tr.Keb., Bdn.

h. Mengetahui Kesenjangan Antara Teori dan Kasus

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan,

lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.

Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi baru

lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk

menentukan bagaimanaia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya

diluar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan

kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir)

merupakan proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke

kehidupan di luar uterus (Rahardjo dan Marmi, 2015 : 11). Bayi baru lahir (BBL) normal

adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir

2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah

bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat minggu (Wahyuni, 2012).

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada

batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang panjang

dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi

juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses

persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil

kehamilan (Bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil

apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal.

Memberikan asuhan yang segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian

esensial asuhan BBL.

Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan genap

mencapai 37 minggu dan sebelum usia kehamilan genap mencapai 41 minggu

(Williamson, 2014 : 3).

9
B. Ciri — cirri BBL Normal

1. Berat badan 2500-4000 gram.

2. Panjang badan lahir 48-52 cm.

3. Lingkar dada 30-38 cm.

4. Lingkar kepala 33-35 cm.

5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit, kemudian

menurun sampai 120-140×/menit.

6. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun

setelah tenang kira-kira 40×menit.

7. kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk

dan diliputi νernix caseosa,kuku panjang.

8. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.

9. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), Testis

sudah turun (pada laki-laki).

10. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

11. Refleks moro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan

seperti memeluk.

12. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas telapak

tangan, bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.

13. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi dan

daerah mulut Sudah terbentuk dengan baik.

14. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012).

10
Tabel 2.1 Tanda APGAR bayi baru lahir

Sumber: kriebs Jan. M. Bugu sagu asuhan gebidanan νarney. 2010:471


Interpretasi: Nilai 1-3 asfiksia berat, Nilai 4-6 asfiksia sedang, Nilai 7-10 asfiksia

ringan.Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai

tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai berikut:

a. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik (Vigrous baby).

b. Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan tindakan

resusitasi.

c. Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi

segera sampai ventilasi (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

C. Masalah Pada BBL

1. Bayi rewel

Rewel atau menangis tidak selalu karena lapar. Rewel bisa disebabkan

mengompol, kepanasan (kedinginan, terlalu lelah atau ingin tidur, ingin ditimang

atau mendengar suara ibunya, merasa sendiri, atau memang ada yang tidak

nyaman nyeri pada tubuhnya. Terkadang kandungan susu sapi (susu biskuit, roti

dan lainnya atau kafein (teh, kopi, coklat) pada makanan(minuman ibu juga dapat

menjadi penyebabnya. Susu sapi memicu alergi, sementara kafein dapat membuat

bayi sulit tidur dan gelisah.

11
2. Diaper Rash

Diaper Rash atau ruam popok adalah ruam yang berkembang di area

penggunaan popok. Pada kasus ringan, kulit akan menjadi kemerahan. Dalam

kasus yang lebih parah, mungkin akan disertai nyeri luka terbuka. Diaper Rash

biasanya terlihat di sekitar pangkal paha dan di dalam lipatan paha atas dan

pantat. kasus ringan akan sembuh dalam waktu 3 sampai 4 hari dengan

pengobatan.

Penyebabnya adalah:

a. kelembaban dan gesekan: Disebabkan oleh basah dari popok.

b. Urine dan feses: karena peran fecal enzim (protease, lipase) yang mengubah

urea menjadi amonia, menyebakan peningkatan pH dan memicu iritasi kulit.

c. Mikroorganisme: Candida albicans mungkin terisolasi pada hampir 80% dari

bayi dengan iritasi kulit perineum. Infeksi oleh candida albicans umumnya

terjadi 48-72 jam setelah iritasi.

d. Iritasi kimia: Sabun, deterjen dan antiseptik dapat memicu atau meningkatkan

iritasi primer dermatitis. Dengan menggunakan popok sekali pakai akan

mengurangi kemungkinan ini.

3. Gumoh

Gumoh adalah keluarnya isi lambung tanpa adanya tekanan dan kontraksi

dari diagfragma atau dinding perut (Sudarmo). Gumoh terjadi seperti ilustrasi air

yang mengalir kebawah, bisa sedikit seperti meludah atau kadang-kadang cukup

banyak, cairan yang keluar biasanya berupa ASI dengan volume yang tidak terlalu

banyak dibawah 10cc (Istianto, 2013). Gumoh biasanya terjadi setelah bayi

menyusui, akan tetapi dapat juga terjadi 1-2 jam setelah menyusu (Widyastuti,

2012).

Faktor penyebabnya, diantaranya :

a. Faktor posisi ibu saat menyusui, kebiasaan pada saat ibu menyusui sambil

tiduran miring dan bayi dalam posisi telentang, akibatnya cairan tidak masuk

12
kedalam saluran pencernaan akan tetapi masuk ke dalam saluran

pernapasan.

b. karena posisi bayi yang salah setelah menyusui, karena pada saat setelah

disusui lambung bayi telah terisi penuh dengan cairan, apabila setelah disusui

langsung ditidurkan maka cairan yang ada didalam lambung bayi akan

mencari tempat yang paling rendah oleh karena itu cairan akan sangat mudah

keluar dan kemudian bayi gumoh.

c. Ibu tidak menyendawakan bayi setelah menyusui

4. Cradle cap (kerak Topi)

Kerak topi umumnya timbul pada minggu pertama, namun dapat juga terjadi

pada usia lebih dari 3-4 bulan. kulit kepala bayi tampak dilapisi oleh lapisan kerak

yang cukup tebal dan berminyak. kadang kerak dapat juga dijumpai pada bagian

kulit lain sepeti pada wajah, telinga, leher dan ketiak. Umumnya tidak gatal dan

bayi tidak merasa terganggu. kelainan kulit ini penyebabnya pada sebagian besar

kasus tidak diketahui dan akan menghilang dengan sendirinya.

Penggunaan sampo secara rutin dapat mengurangi lapisan kerak yang

terbentuk dan mempercepat proses penyembuhan. Bila kerak cukup tebal dapat

digunakan sampo yang mengandung bahan anti-ketombe. Bila kerak tidak

membaik setelah 2 minggu atau kerak disertai dengan rasa gatal / nyeri atau

meluas bayi perlu dirujuk.

5. Oral Trush

Oral trush adalah terinfeksinya membran mukosa mulut bayi oleh jamur

candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak bercak keputihan yang

membentuk plak-plak berkeping dimulut. Biasanya penderita akan menunjukan

gejala demam karana adanya iritasi gastrointestinal.

Oral trush terjadi karena infeksi jamur candida albicans yang merupakan

organisme penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina dan saluran cerna. Tanda

dan gejala sangat mudah terlihat,pada pasien oral trush adalah lesi dimulut

13
berwarna putih dan membentuk plak-plak berkeping yang menutup seluruh atau

sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan mukosa pipi.

6. Mongolian spot (bercak kebiruan)

Pada bayi Asia bercak kebiruan kerap tampak pada daerah bokong,

punggung bagian bawah dan pundak. Bercak ini akan menghilang (berubah

menjadi seperti warna kulit lainnya) seiring dengan pertambahan usia.

7. Miliaria

Pada masyarakat kita miliaria lebih dikenal dengan istilah biang keringat

akibat tersumbatnya kelenjar keringat. Membuat bayi nyaman, memakai pakaian

tipis dan ringan, dan segera mengganti bila basah umumnya cukup untuk

menghilangkan miliaria, karena pada dasarnya miliaria memang bersifat

sementara.

D. Komplikasi Pada BBL

1. Sindrom aspirasi meconium

Adalah terjadi jika janin menghirup mekonium yang tercampur dengan

cairan ketuban, baik ketika bayi masih berada dalam rahim atau sesaat setelah

dilahirkan. Pada bayi prematur yang memiliki sedikit ketuban, sindroma ini sangat

parah. Mekonium yang terhirup lebih kental sehingga penyumbatan udara lebih

berat.

Faktor penyebab :

a. Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stress selama proses

persalinan

b. Selama persalinan berlangsung, bayi bisa saja mengalami kekurangan O2. Hal

ini dapat menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan pengenduran otot

anus, sehingga mekonium dikeluarkan kedalam cairan ketuban yang

mengelilingi bayi didalam rahim. Cairan ketuban dan mekonium bercampur

membentuk cairan bewarna hijau dengan kekentalan yang bervariasi.

14
2. Apneu

Berhentinya pernapasan selama 20 detik atau lebih. Apnea dihubungkan

dengan adanya bradikardia, sianosis, atau perubahan tingkat kesadaran (Fargoroff

dan martin 1997). Penyebab apnea yang paling sering pada bayi prematur adalah

defisiensi surfaktan paru atau imaturitas mekanisme kontrol dari sistem saraf

pusat.

3. Pletora

Adalah suatu keadaan dimana warna kulit neonatus mengindikasikan atau

memperlihatkan kondisi kelebihan sel darah merah dalam sirkulasi. Dalam kasus

pletora ini hematokrit bayi > 70 %.

4. Berat badan lahir rendah (BBLR)

a. BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram.

b. kategori berat badan lahir rendah (BBLR) :

c. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan

dibawah 2500 gram pada saat lahir.

d. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat

badan dibawah 1500 gram pada saat lahir.

e. Bayi dengan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) adalah bayi dengan

berat badan dibawah 1000 gram pada saat lahir.

5. Hipotermi

Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36ºC) pada

pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah

36,5ºC-37,5ºC (suhu aksila). Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena

dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir

dengan kegagalan fungsi jantung, paru dan kematian (Departemen kesehatan

Republik Indonesia, 2007).

15
6. Asfiksia neonates

Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur

segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin

akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan

dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah

persalinan (Depkes RI, 2009).

16
DAFTAR PUSTAKA

Marmi K, R,. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2015.

Marmi. Rahardjo, kukuh. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Fraser DM, Cooper MA. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Yogyakarta: Nuha Medika.

kementerian kesehatan RI. 2016. INF@DATIN Pusat Data dan Informasi kementerian
kesehatan RI Situasi Balita Pendek. Lakarta Selatan.

Depkes RI. 2013. Riset kesehatan Dasar. Lakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
kesehatan kementrian kesehatan RI.

Zahyuni, S. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Lakarta: EGC.

Saleha S. Asuhan kebidanan 3. Yogyakarta: Rhineka Cipta; 2012.

Purwoastuti dan Zalyani. (2015). Asuhan Kebidanan masa nifas dan menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.

17

Anda mungkin juga menyukai