SKRIPSI
Disusun Oleh:
USWATUN HASANAH
2115201055
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Sarjana Kebidanan
LEMBAR JUDUL
Disusun Oleh:
USWATUN HASANAH
2115201055
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing skripsi untuk mengikuti sidang skripsi.
Tanda Tangan
Pembimbing 1:
Catur Erty Suksesty, SST, M. Keb (………………………….)
NIK. 040211.87.04
Pembimbing 2:
Titis Wahyuni, SST, MKM (………………………….)
NIK. 042010.91.01
ii
HALAMAN PENGESAHAN
( ) ( )
Imas Yoyoh,S Kep.M. Kep Dewi Puspitasari,SST,MKM
NBM. 042010.72.01 NBM : 042202.85.02
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Tigaraksa
Kabupaten Tangerang”, adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau
dikutip dari karya tulis yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir.
Demikian pernyataan saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Tangerang
Pada Tanggal : Agustus 2023
Yang Menyatakan
(Uswatun Hasanah)
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Tangerang
Pada Tanggal : Agustus 2023
Yang Menyatakan
(Uswatun Hasanah)
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
SARJANA KEBIDANAN
ABSTRAK
vi
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF TANGERANG
GRADUATE OF MIDWIFERY
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,
atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Kebidanan, pada Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Universitas
Muhammadiyah Tangerang (UMT). Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ahmad Amarullah, S.Pd., M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang yang memiliki kebijakan yang baik dan berguna bagi mahasiswa
2. Dr. H. Desri Arwen, M.Pd selaku wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah
Tangerang yang memiliki kebijakan yang baik dan berguna bagi mahasiswa
3. Ir. Saiful Haq. ST, M.Sc selaku wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah
Tangerang yang memiliki kebijakan yang baik dan berguna bagi mahasiswa
4. Dr. Enawar, S.Pd, MM selaku wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah
Tangerang yang memiliki kebijakan yang baik dan berguna bagi mahasiswa
5. Imas Yoyoh, S. Kep., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Tangerang
6. Zuhrotunida,SST,M.Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
7. Fauzan Hakim SE, MM selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
8. Dewi Puspitasari, SST, MKM selaku Ketua Program Studi Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Tangerang.
9. Catur Erty Suksesty, SST, M. Keb selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini
10. Titis Wahyuni, SST. MKM selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan banyak masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini
11. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral serta Doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT untuk
peneliti
vi
Akhir kata, saya berdoa kepada Allah SWT semoga membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Tangerang, 2023
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Hal
viii
ix
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Berdasarkan Indeks
(PB/U) atau (TB/U) ......................................................................... 14
Tabel 2.2 Penelitian Terkait ............................................................................. 34
Tabel 3.1 Jumlah Sampel di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang ..... 45
Tabel 3.2 Defenisi Operasional........................................................................ 47
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting pada Balita di
Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang ................................... 57
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu, Riwayat KEK, Riwayat
ASI Eksklusif dan Riwayat Penyakit Infeksi di Puskesmas
Tigaraksa Kabupaten Tangerang ..................................................... 58
Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting pada
Balita di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang .................... 59
Tabel 4.4 Hubungan Riwayat KEK dengan Kejadian Stunting pada
Balita di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang .................... 60
Tabel 4.5 Hubungan Riwayat ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting
pada Balita di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang ........... 61
Tabel 4.6 Hubungan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting
pada Balita di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang ........... 62
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendek adalah status gizi yang didasarkan pada Indeks Panjang Badan menurut
Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan
istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Stunting pada
balita adalah bayi 0-60 bulan dengan status gizi berdasarkan panjang atau
tinggi badan menurut umur, bila dibandingkan dengan standar baku WHO
metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang
darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang
1
2
kerdil (stunting) di seluruh dunia sebesar 22% atau sebanyak 149,2 juta pada
sebelumnya yaitu tahun 2019 mencapai 21,3% atau sebanyak 144 juta.
sebanyak 30,7% atau sebanyak 54,3 juta, Asia Tenggara ditemukan sebanyak
27,4% atau sebanyak 15,3 juta dan Asia Barat ditemukan sebanyak 13,9% atau
stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022
(Rokom, 2023). Berdasarkan data SSGI, pada tahun 2021 prevalensi stunting
menjadi 20%, turun sebesar 4,5% dari tahun 2021 (Febrianto, 2023).
kasus kekerdilan pada anak dimana ditemukan 16.100 kasus. Saat ini
positif sehingga mengalami penurunan menjadi 9.200 kasus pada tahun 2022
menurut data pada tahun 2021 bahwa dari 415 balita usia 12-60 bulan
didapatkan 83 balita yang mengalami stunting dan pada tahun 2022 dari 417
balita usia 12-60 bulan didapatkan 103 balita mengalami stunting, dan pada
bulan Februari 2023 dari 417 balita usia 12-60 bulan didapatkan 99 balita yang
Puskesmas Tigaraksa. .
4 kategori besar yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, makanan tambahan
dan komplementer yang tidak adekuat, menyusui dan infeksi. Faktor keluarga
dan rumah tangga diantaranya Berat badan lahir rendah (BBLR), riwayat ibu
ketiga yaitu riwayat ASI eksklusif dan faktor keempat yaitu faktor infeksi yang
2019).
riwayat KEK memiliki hubungan dengan stunting pada balita. Hasil penelitian
stunting.
sasaran ibu hamil dengan cara memperbaiki gizi ibu hamil, mendapat tablet
tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan dan menjaga agar
tidak sakit saat hamil; 2) pencegahan stunting pada saat bayi lahir dengan cara
persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan segera melakukan IMD
setelah bayi lahir dan bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi ASI secara
tahun dengan cara mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan
Pendamping ASI (MP- ASI) dan ASI tetap dilanjutkan sampai bayi berumur 2
B. Identifikasi Masalah
permasalahan yaitu:
jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua.
2022
peningkatan.
6
C. Batasan Masalah
membahas mengenai:
1. Pengetahuan ibu, riwayat KEK, riwayat ASI eksklusif dan riwayat penyakit
D. Rumusan Masalah
Tangerang?”
E. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
F. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
c. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Balita
a. Pengertian Balita
adalah anak yang berusia diatas satu tahun atau dibawah lima tahun
usia di bawah lima tahun dimana pertumbuhan tubuh dan otak sangat
disebut sebagai golden age karena pada masa ini pertumbuhan dasar
b. Karakteristik Balita
dua yaitu anak usia 1-3 tahun yang disebut batita dan anak usia
9
10
pada usia 1-3 tahun merupakan masa pertumbuhan fisik yang cepat,
cepat terjadi pada masa janin, usia 0-1 tahun dan masa pubertas.
masa balita. Pada saat tumbuh kembang setiap anak mempunyai pola
kekurangan energi dan protein, asupan zat gizi yang baik sangat
yang baik adalah zat-zat gizi yang berkualitas tinggi dan jumlahnya
2018).
lambat, kurang peka pada kekurangan zat gizi dalam waktu yang
2019).
2. Stunting
a. Pengertian Stunting
status gizi yang didasarkan pada Indeks Panjang Badan menurut Umur
pada balita adalah bayi 0-60 bulan dengan status gizi berdasarkan
12
Indonesia, 2020).
ditentukan oleh gizi mulai dari konsepsi hingga umur dua tahun.
Kurangnya tinggi badan saat dewasa adalah akibat dari stunting masa
Indonesia.
b. Etiologi Stunting
jumlah dan pengembangan sel-sel tubuh termasuk sel otak dan organ
(Arisman, 2019).
c. Indikator Stunting
bahwa indikator status gizi berdasarkan indeks TB/U (tinggi badan per
14
berikut ini:
Tabel 2.1
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Berdasarkan
Indeks (PB/U) atau (TB/U)
Indeks Kategori Status Ambang Batas (Z-Score)
Gizi
Panjang Badan menurut Sangat Pendek <-3SD
Umur (PB/U) atau Tinggi Pendek -3SD sampai dengan <-2SD
Badan menurut Umur Normal -2SD sampai dengan 2SD
(TB/U) Anak Umur 0-60 Tinggi >2SD
Bulan
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi.
Dimensi tubuh yang diukur, antara lain: umur, berat badan, tinggi
yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu umur dan tinggi badan, guna
(Aritonang, 2019).
linier 85cm atau berusia kurang dari 2 tahun. Ukuran panjang badan
lebih besar 0,5-1,5 cm daripada tinggi. Oleh sebab itu, bila anak di
alternatif. Indeks lain yang dapat dipercaya dan sahih untuk mengukur
tinggi badan ialah: rentang lengan (arm span), panjang lengan atas
(upper arm length), dan panjang tungkai bawah (knee height). Semua
e. Pengukuran Stunting
yang belum dapat berdiri, digunakan alat pengukur panjang bayi pita
antaranya adalah:
1) Infatometer
a) Bagian kepala atau head board tidak dapat digerakkan atau fix.
atas liang telinga berada pada garis yang tegak lurus dengan
bidang infantometer.
lembut.
f. Dampak Stunting
peluang lebih baik dalam hal pendidikan dan pekerjaan dalam sisa
hidup mereka. Stunting bukan semata pada ukuran fisik pendek, tetapi
dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua, serta
2020).
Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu pada masa ibu hamil, ibu
kehidupan ini meliputi 270 hari selama kehamilan dan 730 hari
Indonesia, 2018).
1) Ibu hamil
kesehatan dan gizi ibu hamil, saat ibu hamil mengalami masalah
2) Bayi lahir
Dini (IMD), dan bayi sampai usia 6 bulan diberi ASI Eksklusif
saja.
vitamin A.
Posyandu.
anak. Penyelesaian stunting tidak hanya melibatkan ibu, tetapi juga ayah
َ عةَ ۗ َو
علَى َ ضا َّ َاملَي ِْن ِل َم ْن اَ َرادَ اَ ْن يُّتِ َّم
َ الر ِ َو ْال َوا ِل ٰدتُ ي ُْر
ِ ض ْعنَ اَ ْو ََلدَه َُّن َح ْولَي ِْن ك
ض ۤا َّر
َ ُ س ا ََِّل ُو ْسعَ َها ۚ ََل ت ِ ۗ ْال َم ْولُ ْو ِد لَهٗ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن بِ ْال َم ْع ُر ْو
ُ َّف ََل ت ُ َكل
ٌ ف نَ ْف
ّٰللاَ َوا ْعلَ ُم ْْٓوا اَ َّن ِ ۗ سلَّ ْمت ُ ْم َّما ْٓ ٰاتَ ْيت ُ ْم بِ ْال َم ْع ُر ْو
ف َواتَّقُوا ه َ علَ ْي ُك ْم اِذَا
َ اَ ْو ََلدَ ُك ْم َف ََل ُجنَا َح
kasus stunting ini juga sangat perlu dicegah dari generasi Muslim.
hanya baik tapi juga memperbaiki, tidak sekadar saleh tapi juga
menyusui.
4) Pengetahuan Ibu
1) Pemberian makanan
2) Pengaruh budaya
c. ASI Eksklusif
d. Infeksi.
a. Pengetahuan Ibu
balita. Pengetahuan gizi ibu yang baik akan meyakinkan ibu untuk
2019).
25
stunting.
b. Riwayat KEK
mendapatkan perkiraan tebal lemak bawah kulit denga cara ini dapat
kondisi hygiene yang kurang baik dan jumlah anak yang terlalu
banyak.
gizi yang dibutuhkan oleh janin dalam kandungan tidak adekuat untuk
hati, dan ginjal. Janin mempunyai plastisitas yang tinggi, artinya janin
pada saat itu. Sekali perubahan tersebut terjadi, maka tidak dapat
pada anak (Heningham dan Grantham, 2021). Asupan zat gizi dari
gizi ibu sebelum dan selama hamil, dan selanjutnya akan berpengaruh
bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang karena sistem
saraf pusat sangat peka pada 2-5 minggu pertama. Ibu penderita
Kurang gizi pada janin terjadi pada masa tengah dan akhir
faal tubuh secara permanen. Bayi yang lahir BBLR sering kali
diikuti dengan asupan makanan yang kurang pada masa dua tahun
status KEK saat ibu hamil, anaknya lebih banyak mengalami stunting
(57,89%) sedangkan status tidak KEK saat ibu hamil, anaknya juga
ibu hamil dengan kejadian stunting yang dapat dilihat dari nilai p =
53,3% yang masuk kategori pendek dan 46,7% masuk kategori sangat
KEK pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita berusia 24-
59 bulan.
29
yang berarti tidak ada hubungan riwayat ibu hamil KEK dengan
penelitiannya ibu balita yang memiliki riwayat KEK (36,2%) dan ibu
tidak ada hubungan antara riwayat KEK (Kurang Energi Kronik) ibu
c. Riwayat ASI
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6
hingga anak berusia 2 tahun. Bagi bayi usia 6-8 bulan, ASI masih
usia 2 tahun.
prevalensi stunting pada anak di bawah usia lima tahun. ASI sangat
tercukupi. Oleh karena itu ibu harus dan wajib memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayi sampai umur bayi 6 bulan dan tetap
ASI atau susu formula. Sehingga bayi yang diberikan ASI Eksklusif
cenderung memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dan sesuai dengan
stunting.
(stunting), bayi yang tidak diberi ASI secara Eksklusif sangat rentan
sakit lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI
pernapasan.
d. Riwayat Infeksi
diare. Saat anak sakit, lazimnya selera makan mereka pun berkurang,
zat gizi dan durasi diare yang berlangsung lama (lebih dari empat hari)
33
makan terjadi gagal tumbuh (Agustina, 2019). Anak yang kurang gizi
adalah diare dan infeksi saluran pernapadan akut (ISPA). Jika kondisi
ini terjadi secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, maka
Simolawang.
34
B. Penelitian Terkait
Tabel 2.2
Penelitian Terkait
No Nama Judul Metode
Hasil Penelitian
Peneliti Peneliti Penelitian
1. Setia Nisa, The Effect of Penelitian ini Hasil : rata-rata
Prasetyanin Providing menggunakan pengetahuan ibu balita
gsih. Counseling korelasi pra sebelum penyuluhan tentang
(2022). with eksperimen stunting dilakukan adalah
Audiovisual desain dengan 44,56 dengan standar
Internationa Methods on One Group deviasi 15,38, sedangkan
l Journal of the Pretest-Posttest rata-rata pengetahuan ibu
Public Knowledge of Design. setelah konseling yang
Health Mothers of Pengambilan dilakukan adalah 61,26
Excellence Toddlers sampel dengan standar deviasi
(IJPHE) about menggunakan 12,14. Dapat dilihat
Vol. 2, No. Stunting purposive perbedaan pada nilai rata-
1, sampling rata setelah dan sebelum
December dengan jumlah diberikan pendidikan
2022. sampel yang kesehatan tentang
diperoleh kontrasepsi adalah 16,70
sebanyak 50 dengan standar
PUSH Wanita. penyimpangan 10,99. Hasil
Data dianalisis uji statistik diperoleh nilai P
menggunakan = 0,000.
independent Kesimpulan: Ada
sample t test perbedaan yang signifikan
(paired sample t- pada rata-rata pengetahuan
test) ibu balita sebelum dan
sesudah
penyuluhan
2. Supriyatun Analisis Penelitian Hasil balita dengan Riwayat
(2021) Faktor Risiko korelasional tidak BBLR 43 responden
yang dengan (86 %) balita dengan
JKM Berhubungan menggunakan Riwayat BBLR 7 responden
(Jurnal dengan rancangan (14 %) balita dengan
Kebidanan Kejadian Kasus Kontrol. Riwayat ASI ekslusif 40
Malahayati) Stunting Analisis responden (80 %) balita
. Vol 7, pada Balita penelitian tidak ASI
No.4. menggunakan ekslusif 10 responden (20
Oktober Chi-square. %), pendidikan ibu
2021, Jumlah subjek menengah 34 responden (68
penelitian %) pendidikan dasar 11
sebanyak 50 responden
orang (22 %) pendidikan tinggi 5
35
C. Kerangka Teori
2. Faktor makanan
a. Pemberian makanan
Kejadian
b. Pengaruh budaya Stunting
3. ASI Eksklusif
Normal
4. Faktor infeksi
c. Riwayat penyakit infeksi
d. Praktek kesehatan
: Tidak diteliti
: Diteliti
: Hubungan
D. Kerangka Konsep
Stunting pada anak balita merupakan indikator utama dalam menilai kualitas
1. Pengetahuan ibu
2. Riwayat KEK Kejadian Stunting Pada Balita
3. Riwayat ASI eksklusif
4. Riwayat Penyakit Infeksi
E. Hipotesis Penelitian
semetara dari permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis disusun dan diuji
untuk menunjukkan benar atau salah dengan cara terbebas dari nilai dan
ini yaitu:
Ha1: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada
H01: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting
Ha2: Terdapat hubungan antara riwayat KEK dengan kejadian stunting pada
H02: Tidak terdapat hubungan antara riwayat KEK dengan kejadian stunting
Ha3: Terdapat hubungan antara riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting
H03: Tidak terdapat hubungan antara riwayat ASI eksklusif dengan kejadian
H04: Tidak terdapat hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan kejadian
METODOLOGI PENELITIAN
cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko
(pengetahuan ibu, riwayat ibu hamil dengan KEK, riwayat ASI eksklusif dan
riwayat penyakit infeksi) dan variabel terikat (kejadian stunting pada balita)
2023.
1. Populasi
2. Sampel
populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian atau
43
44
sebagai berikut:
𝑁
𝑛 = 1+𝑁 (𝑑)2
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
417
𝑛=
1 + 417𝑥 0,12
417
= 1+417 ×0,01
417
=
1 + 4,17
alokasi proportional:
45
𝑁𝑖
𝑛𝑖 = .𝑛
𝑁
Dimana :
Tabel 3.1
Jumlah Sampel di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang
Jumlah
Nama Pengambilan Jumlah
No Populasi
Posyandu Sampel Sampel
Strata
62
1. Bantar Panjang 62 X 81 = 13,1 13
417
58
2. Cileles 58 X 81 = 11,3 11
417
55
3. Kadu agung 55 X 81 = 10,6 11
417
53
4. Margasari 53 X 81 = 10,2 10
417
54
5. Sodong 54 X 81 = 10,4 10
417
58
6. Tapos 58 X 81 = 11,3 11
417
67
7. Tigaraksa 77 X 81 = 14,9 15
417
pada lembar kertas dan membuat nomor urut pada kertas kecil, langkah
terakhir kocok lalu ambil secara acak sebanyak jumlah sampel yang
diambil dengan daftar unit sampel. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi
a. Kriteria inklusi
Tangerang
pada bulan Juni tahun 2023 dan dilakukan pemeriksaan status gizi
3) Memiliki KIA/KMS
b. Kriteria eksklusi
mental
D. Definisi Operasional
variabel tersebut, alat ukur, hasil ukur dan skala ukur (Nursalam, 2019).
berikut :
Tabel 3.2
Defenisi Operasional
Definisi Alat Skala
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Variabel Bebas
Pengetahu- Pengetahuan Mengisi Kuesioner 1. Kurang Ordinal
an ibu yang diketahui kuesioner (≤75%)
oleh ibu balita 2. Baik
mengenai gizi (>75%)
(Notoatmodjo,
2019)
Riwayat ibu Suatu keadaan Mengisi Kuesioner 1. KEK (jika Ordinal
hamil KEK dimana status kuesioner LILA ibu
gizi seseorang saat hamil
buruk < 23,5cm)
disebabkan 2. Tidak
karena KEK (jika
kurangnya LILA ibu
konsumsi saat hamil
pangan sumber (≥23,5cm)
energi yang
mengandung zat
gizi makro yang (Muliarini,
berlangsung 2019)
lama atau
menahun
Riwayat Riwayat yang Mengisi Kuesioner 1. ASI tidak Nominal
ASI dialami ibu kuesioner eksklusif
dalam 2. ASI Ek-
memberikan skulsif
ASInya tanpa
ada tambahan
cairan atau (Kementerian
48
E. Instrumen Penelitian
1. Variabel pengetahuan ibu terdiri dari 10 soal meliputi kebutuhan gizi balita
(1, 2, 3) faktor yang mempengaruhi pemenuhan gizi (4) dan penilaian status
gizi (5), serta mengenai stunting meliputi pengertian stunting (6, 7), faktor
yang mempengaruhi stunting (8, 9) dan dampak stunting (10). Kuesioner ini
49
2. Variabel Riwayat KEK terdiri dari 1 soal dengan alternatif jawaban hasil
3. Riwayat ASI eksklusif peneliti hanya menanyakan apakah setelah bayi lahir
sampai usia 6 bulan bayi diberi ASI saja tanpa tambahan susu formula atau
air putih/cairan lain selain obat, dalam hal ini peneliti tidak melakukan uji
4. Variabel tentang riwayat penyakit infeksi dan kejadian stunting pada balita
peneliti melihat dari data KIA/KMS, mengukur tinggi badan. Data penyakit
infeksi yang akan digunakan oleh Peneliti adalah data diagnosa medis yang
berada di buku KIA/KMS yang dimiliki oleh anak. Penyakit infeksi yang
dialami oleh anak minimal terjadi dalam 3 bulan terakhir. Jenis penyakit
hasil. Adapun nilai r tabel pada 30 responden adalah 0,361, apabila hasil uji
validitas dengan r hitung > 0,361 maka kuesioner tersebut dinyatakan valid,
namun jika hasil uji validitas dengan r hitung ≤ 0,361 maka kuesioner tersebut
dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas dari 10 soal pengetahuan
demikian hasil uji validitas dinyatakan valid semua. Hasil uji reliabilitas
menunjukkan hasil 0,741 > 0,6, dengan demikian soal pengetahuan valid dan
3. Melakukan penelitian
yang harus diisi secara lengkap. Apabila ditemukan kesulitan, maka peneliti
kesehatan.
salah satu bagian rangkaian kegiatan setelah pengumpulan data. Agar analisis
51
penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada empat tahapan
dalam pengolahan data yang peneliti harus lalui yaitu editing, coding,
processing, dan cleaning yang selanjutnya dilakukan analisis data. Data yang
1. Editing
setiap data dan jawaban dari setiap pertanyaan pada kuesioner yang telah
dikumpulkan.
2. Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode sangat penting
program statistik.
b. Riwayat KEK diberi kode 1 jika KEK dan 2 jika tidak KEK.
c. Riwayat ASI eksklusif diberi kode 1 jika ASI tidak eksklusif dan 2
jika eksklusif.
52
d. Riwayat penyakit infeksi diberi kode 1 jika ada dan 2 jika tidak ada.
e. Kejadian stunting pada balita diberi kode 1 jika stunting dan 2 jika
normal.
3. Processing
dalam program atau software computer, salah satunya SPSS IBM 25.
4. Cleaning
Pada tahap ini data yang telah ada diperiksa kembali untuk
memastikan bahwa data bersih dari kesalahan. Pada penelitian ini peneliti
kesalahan atau kekeliruan yang terjadi pada saat melakukan entry data.
5. Analisis data
adalah:
a. Analisis Univariat
tiap variabel dan hasil penelitian. Pada umumnya hasil analisis ini
F
P= x 100%
N
53
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
(Notoatmodjo, 2019)
b. Analisis Bivariat
bivariat menggunakan uji Uji statistik Chi Square. Uji Chi Square
(O−E)²
X2 = ∑ E
Keterangan :
X2 : Chi Square
sebagai berikut:
54
a) Jika nilai < α berarti ada hubungan antara variabel bebas dengan
terikat.
dengan bebas.
adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan
pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal.
dilakukan uji chi square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji
a) Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga
cell saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga ex-
H. Etika Penelitian
2019).
1. Autonomy
2. Beneficence
yang baik dan tidak merugikan pasien, dalam hal ini dalam pengisian
3. Justice
Pada penelitian ini, dilakukan secara jujur peneliti ini bersikap adil
4. Veracity
dengan kejadian stunting pada balita sehingga bisa ditemukan solusi untuk
pemecahan masalahnya.
5. Confidentiality
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas
Tigaraksa Kabupaten Tangerang
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas
Tigaraksa Kabupaten Tangerang
Frekuensi Prosentase
Kejadian Stunting pada Balita
(f) (%)
Stunting 20 24,7
Normal 61 75,3
Jumlah 81 100,0
57
58
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu, Riwayat KEK, Riwayat
ASI Eksklusif dan Riwayat Penyakit Infeksi di Puskesmas
Tigaraksa Kabupaten Tangerang
Frekuensi Prosentase
Variabel
(f) (%)
Pengetahuan Ibu
Kurang 31 38,3
Baik 50 61,7
Riwayat KEK
KEK 17 21,0
Tidak KEK 64 79,0
Riwayat ASI Eksklusif
Tabel 4.3
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting pada
Balita di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang
(94,0%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square di-
peroleh nilai p value 0,000 hal ini menunjukan bahwa nilai p value lebih
kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Dari hasil ana-
lisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 19,024 yang artinya balita
Tabel 4.4
Hubungan Riwayat KEK dengan Kejadian Stunting pada Balita
di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square di-
peroleh nilai p value 0,000 hal ini menunjukan bahwa nilai p value lebih
kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
KEK dengan kejadian stunting pada balita. Dari hasil analisis diperoleh
nilai Odds Ratio (OR) = 11,204 yang artinya balita dengan riwayat
Tabel 4.5
Hubungan Riwayat ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada
Balita di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang
(93,8%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square di-
peroleh nilai p value 0,000 hal ini menunjukan bahwa nilai p value lebih
kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. Dari hasil analisis
diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 15,938 yang artinya balita dengan
Tabel 4.6
Hubungan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting
pada Balita di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang
responden (93,5%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square di-
peroleh nilai p value 0,000 hal ini menunjukan bahwa nilai p value lebih
kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita. Dari hasil ana-
lisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 36,667 yang artinya balita
B. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas
Tigaraksa Kabupaten Tangerang
kan bahwa dampak buruk dari stunting dalam jangka pendek bisa me-
kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang
ekonomi.
sia 2 tahun atau lebih, dan anak diberikan imuniasi lengkap dan vita-
ori yang telah dibahas. Anak yang mengalami stunting akan mem-
jadian stunting diantaranya riwayat ibu hamil KEK, ibu yang memiliki
anak, tidak mendapatkan ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan dan
lahiran, sebagai cerminan dari praktik pemberian ASI yang kurang op-
PHBS.
1) Pengetahuan
sebanyak 50 (61,7%).
2019).
66
yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status gizi akan
yang baik.
2) Riwayat KEK
kulit denga cara ini dapat diperkirakan jumlah lemak tubuh total
(Supariasa, 2019).
hygiene yang kurang baik dan jumlah anak yang terlalu banyak.
68
stunting yang dapat dilihat dari nilai p = 0,00 dan OR = 4,85 (95%
tidak KEK.
balita yang memiliki riwayat KEK (36,2%) dan ibu balita yang
dengan mitos bahwa ibu yang hamil tidak boleh makan banyak
negatif pada ibu hamil serta kepada janin yang dikandungnya. Sa-
lah satu dampak negatif yang sangat menonjol adalah risiko ke-
matian ibu saat melahirkan dan bayi lahir dengan berat badan ren-
dah.
lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. ASI meru-
pakan makanan yang paling baik untuk bayi segera setelah lahir.
tuhan bayi 0-6 bulan telah dapat terpenuhi melalui ASI. Bayi yang
pada usia ini makanan selain ASI belum mampu dicerna oleh en-
dengan bayi yang tidak diberi ASI ekslusif sehingga nutrisi dapat
lama (lebih dari empat hari) akan membuat anak semakin men-
feksi diantaranya ISPA dan diare. Saat anak sakit, lazimnya selera
dah.
dengan fasilitas air, sanitasi dan hygene yang rendah dan perilaku
nafsu makan anak akan berkurang, untuk itu perlu kiranya ibu
balita menjaga dan merawat anaknya dengan baik agar anak dapat
2. Analisis Bivariat
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square di-
peroleh nilai p value 0,000 hal ini menunjukan bahwa nilai p value
lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Dari hasil ana-
lisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 19,024 yang artinya balita
ibu baik.
Pengetahuan gizi ibu yang baik akan meyakinkan ibu untuk mem-
sehingga pengetahuan yang baik akan membantu ibu atau orang tua
jadian stunting.
terhadap sikap dan tindakan dalam memilih makanan yang akan ber-
pengetahuan orang tua tentang gizi merupakan salah satu kunci keber-
hasilan baik atau buruknya status gizi pada balita. Penyediaan bahan
dan menu makanan yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan
status gizi akan dapat terwujud bila ibu mempunyai tingkat penge-
dikonsumsi balita.
74
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square di-
peroleh nilai p value 0,000 hal ini menunjukan bahwa nilai p value
lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan
riwayat KEK dengan kejadian stunting pada balita. Dari hasil analisis
diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 11,204 yang artinya balita dengan
sebut merupakan interaksi antara gen yang sudah dibawa sejak awal
kesehatan ibu saat hamil supaya jangan terganggu yang pastinya akan
antara KEK pada ibu hamil dengan kejadian stunting yang dapat
dilihat dari nilai p = 0,00 dan OR = 4,85 (95% CI; 2,70 – 8,72)
riwayat KEK pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita
Qoyyimah et al. (2021) diperoleh nilai p 0,605 yang berarti tidak ada
hubungan riwayat ibu hamil KEK dengan kejadian stunting pada Usia
ungan antara riwayat KEK (Kurang Energi Kronik) ibu hamil dengan
nilai p = 0,626.
ing, hal ini disebabkan oleh karena ibu yang mengalami KEK otomatis
cadangan makanan yang ada dalam tubuh ibu pun berkurang, semen-
tara itu bayi membutuhkan asupan nutrisi dari ibunya. Hal inilah yang
dengan menu gizi seimbang dan melakukan pola hidup sehat lainnya.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square di-
peroleh nilai p value 0,000 hal ini menunjukan bahwa nilai p value
lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan
riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. Dari hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 15,938 yang artinya balita
eksklusif.
lensi stunting pada anak di bawah usia lima tahun. ASI sangat dibu-
cukupi. Oleh karena itu ibu harus dan wajib memberikan ASI secara
eksklusif kepada bayi sampai umur bayi 6 bulan dan tetap mem-
pengganti ASI atau susu formula. Sehingga bayi yang diberikan ASI
kan susu formula. ASI mengandung kalsium yang lebih banyak dan
tumbuhan terutama tinggi badan dan dapat terhindar dari resiko stunt-
ing.
(stunting), bayi yang tidak diberi ASI secara Eksklusif sangat rentan
ing pada balita. Begitu juga dengan hasil penelitian Nurmalasari &
eksklusif dengan kejadian stunting, hal ini disebabkan oleh bayi yang
penuhi karena ASI makanan terbaik bayi. ASI merupakan asupan gizi
78
ASI lebih efisien diserap dibanding susu pengganti ASI atau susu
memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dan sesuai dengan kurva
ASI mengandung kalsium yang lebih banyak dan dapat diserap tubuh
tinggi badan dan dapat terhindar dari resiko stunting. Berbeda dengan
bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif sangat rentan terserang
keluarga seperti suami dan orang tua, juga tenaga Kesehatan, untuk
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square di-
peroleh nilai p value 0,000 hal ini menunjukan bahwa nilai p value
lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan
79
hasil analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 36,667 yang artinya
diare akan mengalami malabsorbsi zat gizi dan durasi diare yang
berlangsung lama (lebih dari empat hari) akan membuat anak semakin
Diare yang terjadi dalam periode yang panjang pada saat balita berusia
80
retardasi pertumbuhan.
ing diderita anak balita adalah diare dan infeksi saluran pernapadan
lah gizi. Penelitian yang sama dilakukan Desyanti & Nindya (2019)
diare berisiko mengalami stunting lebih besar daripada balita yang ja-
penurunan asupan makan dalam waktu yang lama dan disertai kondisi
muntah dan diare, maka anak akan mengalami kekurangan zat gizi dan
cairan. Hal ini akan berdampak pada penurunan berat badan anak yang
infeksi menjadi status gizi kurang. Apabila kondisi tersebut tidak ter-
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan
2. Sebagian besar pengetahuan ibu baik yaitu sebanyak 61,7%, tidak ada
riwayat KEK yaitu sebanyak 79,0%, riwayat ASI eksklusif yaitu sebanyak
59,3%, dan tidak ada riwayat penyakit infeksi pada balita yaitu sebanyak
0,003.
0,000.
82
83
B. Saran
lebih luas lagi yang berkaitan dengan kejadian stunting pada balita.
stunting dengan cara kader posyandu dapat mengetahui lebih dini kejadian
gizi seimbang.
pengetahuan tentang asupan gizi yang baik pada balita sehingga dapat
Muliarini, P., (2015). Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan. Nuha
Medika. Yogyakarta.
Achadi, E. L. (2020). Investasi Gizi 1000 HPK dan Produktivitas Generasi
Indonesia. Disampaikan pada: Lokakarya dan Seminar Ilmiah “Peran
Profesi Dalam Upaya Peningkatan Status Kesehatan dan Gizi Pada Periode
1000 HPK.”
Agustina. (2019). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Batita Usia 6 – 36 Bulan
di Desa Fatukanutu Kecamatan Amabi Oefeto Kabupaten Kupang. Poltekkes
Kemenkes Kupang.
Almatsier, S. (2020). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Arisman. (2019). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Aritonang, J.M.P., Soewadi., Wirasto, R. . (2018). Korelasi Tingkat Kebermaknaan
Hidup dengan Depresi pada Lansia di Posyandu Lansia Padukuhan
Soropadan, Sleman, Yogyakarta. Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana,
03 (01), 23–37.
Aritonang, I. (2019). Gizi Ibu dan Anak. LeutikaPrio.
Badriah, L. D. (2019). Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan. Multazam.
Bella, F. D. (2019). Analisis Hubungan Faktor Budaya Pola Asuh dalam
Pendekatan Positive Deviance dengan Kejadian Stunting Balita di Kota
Palembang. Universitas Sriwijaya.
Dakhi, A. (2018). Hubungan Pendapatan Keluarga, Pendidikan dan Pengetahuan
Ibu Tentang Gizi dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 6-23 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi.
Damayanti, R., Irawan E., Tania, M., Rahmawati, R., Khasanah, U. (2020).
Hubungan Activity of Daily Living (ADL) dengan Tingkat Depresi Pada
Lansia. Jurnal Keperawatan BSI, 8 (2), 247–255.
Destarina, R. (2018). Faktor Risiko Status Anemia Ibu Hamil terhadap Panjang
Badan Lahir Pendek di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo D.I Yogyakarta.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Yogyakarta.
Desyanti, C., & Nindya, T. S. (2019). Hubungan Riwayat Penyakit Diare dan
Praktik Higiene dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Simolawang, Surabaya. Jurnal Kesehatan, 1(3),
243–251.
Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Tangerang. (2023). Kasus Stunting di
Kabupaten Tangerang Turun dari 16.100 Jadi 9.200 Kasus.
https://tangerangkab.go.id/detail-konten/show-berita/8004
Dwiwardani, R. L. (2018). Analisis Faktor pola Pemberian Makan pada Balita
Stunting berdasarkan Teori Transcultural Nursing. Universitas Airlangga
Surabaya.
Fadilah, S. N. N., Wahyu Ningtyias, F., & Sulistiyani, S. (2020). Tinggi badan
84
85
orang tua , pola asuh , dan kejadian diare sebagai faktor risiko kejadian
stunting pada balita di Kabupaten Bondowoso toddler in Bondowoso District.
Ilmu Gizi Indonesia, 04(01), 11–18.
Febrianto. (2023). Menko PMK : Banten Sudah Baik, Tapi Harus Dipercepat.
Artikel. https://www.kemenkopmk.go.id/menko-pmk-banten-sudah-baik-
tapi-harus-dipercepat
Hartriyanti & Triyanti. (2019). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali
Pers.
Hidayat. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Ismawati V, Kurniati FD, Suryati, Oktavianto E. (2021). Kejadian Stunting pada
Balita Dipengaruhi oleh Riwayat Kurang Energi Kronik Pada Ibu Hamil.
Syifa’ Medika, Vol.11 (No.2), Hal. 126-138
Irianto, D. P. (2018). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Andi
Offset.
Iskandar. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Referensi.
Izah, N., Zulfiana, E., & Rahmanindar, N. (2020). Analisis Sebaran dan Determinan
Stunting pada Balita berdasarkan Pola Asuh (Status Imunisasi dan Pemberian
Asi Eksklusif). Journal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 8(1), 76–79.
Jessie, W. N. (2016). Hubungan Tingkat Kemandirian dalam Activity Daily Living
(ADL) dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Graha Werdha Marie Joseph
Pontianak dan Graha Werdha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya.
Universitas Tanjungpura.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Situasi Balita Pendek
(Stunting) di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2019.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Situasi Balita Pendek
(Stunting) di Indonesia. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kemenkes RI.
Khoiriyah, H. I., Pertiwi, F. D., & Prastia, T. N. (2021). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di
Desa Bantargadung Kabupaten Sukabumi. Jurnal Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, 4(2), 145–160.
Kristiyanasari, W. (2021). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kusumaningrum. (2020). Hubungan Riwayat Anemia dan Kurang Energi Kronik
(KEK) Ibu Hamil dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah
Kabupaten Sukoharjo. Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Kumala, D., & Sianipar, S. S. (2019). Pengaruh Pemberian Makanan Bayi dan Anak
(PMBA) Sesuai Tahapan pada Balita Usia 0–24 Bulan dalam Upaya
Penurunan Resiko Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan di Posyandu
Wilayah Keja Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya Kalimantan
Tengah. Din. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(2), 571–584.
Lubis Z, Fitria M. (2020). Chronic Energy Malnutrition and Anemia in Pregnant
Women in Medan. Atlantis Press PHICo. 337–40.
Lugina, R. (2021). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting
di Kelurahan Pasirjati. Universitas Airlangga Surabaya.
86
Ruaida N, Soumokil O. (2018). Hubungan Status Kek Ibu Hamil dan BBLR dengan
Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Tawiri Kota Ambon. Jurnal
Kesehatan Tangerang. Volume 9(2): 45-51.
Said, Irfan, Pradana, A. K., Suryati, T., & Barokah, F. I. (2021). Hubungan Pola
Pemberian Makanan Bayi dan Anak, Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status
Gizi Bayi 6-24 Bulan di Wilayah Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta
Selatan. Jurnal Kesehatan Global, 4(2), 84–91.
Sarumaha, R. M. (2019). Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu, Pelaksanaan ASI
Eksklusif dan Berat Badan Lahir (BBL) pada Anak Umur 6-24 Bulan dengan
Status Gizi di Kelurahan Medan Tenggara Kecamatan Medan Denai.
Politeknik Kesehatan Medan.
Seftianingtyas, W. N. (2018). Hubungan Pekerjaan dan Pendidikan Ibu dengan
Status Gizi Balita di Puskesmas Meo-Meo Periode 2018. Jurnal Ilmiah
Kesehatan BPI, 4(1), 26–33.
Soetjiningsih. (2019). Tumbuh Kembang Anak. EGC.
Sudarsono, I. M. R. (2018). Analisis Data Hasil Pemantauan Status Gizi Faktor
Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6–59 Bulan di Kabupaten
Konawe Kepulauan. Poltekkes Kemenkes Kendari.
Suharyanto, H. (2018). Ketahanan Pangan. Nuha Medika.
Supariasa, I.D.N. (2019). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Soekirman. (2020). llmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sulistyoningsih, H. (2019). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.
Sumardilah, D. S., & Rahmadi, A. (2019). Risiko Stunting Anak Baduta (7-24
bulan). Jurnal Kesehatan, 10(1).
Supariasa. (2019). Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Uliyanti. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita
Usia 24-59 Bulan. Jurnal Vokasi Kesehatan, 3(2), 1–11.
United Nations Children’s Fund. (2021). The UNICEF UK Baby Friendly Initiative
Orientation to Breastfeeding for General Practitioners. Orientation
Handbook. Oxford University Press.
Waryana. (2018). Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama.
Wawan, & Dewi. (2019). Teori dan Pengukuran Terhadap Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika.
Wibowo, & Pannya, I. (2018). Pengaruh Tingkat Depresi Terhadap Kemandirian
Activities of Daily Living (ADL) pada Lansia. Jurnal Keperawatan Malang
(JKM), 3(1), 31–38.
World Health Organization. (2021). Prevalence and number of stunting children
under five in the world.
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan
1. 2006-2007 : Akademi Kebidanan Pelita Persada Jakarta Barat
2. 2022-2023 : S1 Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
IZIN PENELITIAN
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Penelitian
BALASAN IJIN PENELITIAN
Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Responden
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Responden
di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Tangerang, akan melakukan penelitian “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang”.
Nama : Uswatun Hasanah
NIM : 2115201055
Uswatun Hasanah
Lampiran 5. Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Yang bertandatangan dibawah ini, saya :
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul
“Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di
Puskesmas Tigaraksa Kabupaten Tangerang”.
Surat persetujuan ini dibuat dengan sadar tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
( )
Lampiran 6. Kuesioner
KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
DI PUSKESMAS TIGARAKSA
KABUPATEN TANGERANG
Reliability Statistics
Cronbach's Al-
pha N of Items
.741 10
Lampiran 8. Standar Antropometri
Lampiran 9. Master Data
MASTER DATA
Riwayat KEK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KEK 17 21,0 21,0 21,0
Tidak KEK 64 79,0 79,0 100,0
Total 81 100,0 100,0
Riwayat ASI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ASI Tidak Eksklusif 33 40,7 40,7 40,7
ASI Eksklusif 48 59,3 59,3 100,0
Total 81 100,0 100,0
Pengetahuan Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 31 38,3 38,3 38,3
Baik 50 61,7 61,7 100,0
Total 81 100,0 100,0
B. HASIL ANALISIS BIVARIAT
Crosstab
Kejadian stunting pada
balita
Stunting Normal Total
Riwayat Penyakit Ada Count 16 6 22
Infeksi % within Riwayat 72,7% 27,3% 100,0%
Penyakit Infeksi
Tidak Count 4 55 59
Ada % within Riwayat 6,8% 93,2% 100,0%
Penyakit Infeksi
Total Count 20 61 81
% within Riwayat 24,7% 75,3% 100,0%
Penyakit Infeksi
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 37,480a 1 ,000
Continuity Correctionb 34,017 1 ,000
Likelihood Ratio 35,511 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 37,017 1 ,000
Association
N of Valid Cases 81
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,43.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Riwayat 36,667 9,204 146,071
Penyakit Infeksi (Ada / Tidak
Ada)
For cohort Kejadian stunting 10,727 4,025 28,587
pada balita = Stunting
For cohort Kejadian stunting ,293 ,147 ,581
pada balita = Normal
N of Valid Cases 81
Crosstab
Kejadian stunting pada balita
Stunting Normal Total
Riwayat KEK KEK Count 11 6 17
% within Riwayat KEK 64,7% 35,3% 100,0%
Tidak KEK Count 9 55 64
% within Riwayat KEK 14,1% 85,9% 100,0%
Total Count 20 61 81
% within Riwayat KEK 24,7% 75,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 18,527 1 ,000
Continuity Correctionb 15,903 1 ,000
Likelihood Ratio 16,490 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 18,298 1 ,000
Association
N of Valid Cases 81
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Riwayat KEK 11,204 3,311 37,914
(KEK / Tidak KEK)
For cohort Kejadian stunting 4,601 2,285 9,266
pada balita = Stunting
For cohort Kejadian stunting ,411 ,214 ,788
pada balita = Normal
N of Valid Cases 81
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Riwayat ASI 15,938 4,117 61,692
(ASI Tidak Eksklusif / ASI
Eksklusif)
For cohort Kejadian stunting 8,242 2,624 25,890
pada balita = Stunting
For cohort Kejadian stunting ,517 ,361 ,741
pada balita = Normal
N of Valid Cases 81
Pengetahuan Ibu * Kejadian stunting pada balita
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 24,546a 1 ,000
Continuity Correctionb 21,990 1 ,000
Likelihood Ratio 25,164 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 24,243 1 ,000
Association
N of Valid Cases 81
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,65.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan 19,024 4,859 74,474
Ibu (Kurang / Baik)
For cohort Kejadian stunting 9,140 2,915 28,655
pada balita = Stunting
For cohort Kejadian stunting ,480 ,324 ,713
pada balita = Normal
N of Valid Cases 81
Lampiran 11. Dokumentasi
DOKUMENTASI
Lampiran 12. Lembar Bimbingan
LEMBAR BIMBINGAN