UNIVERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM MAGISTER
SURABAYA
2023
TESIS
OLEH:
NIM 102114453039
UNIVERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM MAGISTER
SURABAYA
2023
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
TESIS
Universitas Airlangga
Oleh:
NIM 102114453039
UNIVERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM MAGISTER
SURABAYA
2023
PENGESAHAN
Mengesahkan
Universitas Airlangga
Dekan,
NIP 196609271997022001
Tim Penguji:
TESIS
Universitas Airlangga
Oleh :
NIM 102114453039
Menyetujui,
Dr. Ernawaty, drg., M.Kes. Inge Dhamanti., S.KM., M.Kes., M.PH., Ph.D.
NIP NIP
Mengetahui,
NIP 1971110898021001
PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 102114453039
Angkatan : 2021
Jenjang : Magister
menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala Rahmat dan karuniaNYA, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
Jalan Dan Inap Geriatri Di Rumah Sakit Gotong Royong” tepat pada
waktunya.
kasih kepada yang terhormat Dr. Ernawaty, drg., M.Kes. selaku pembimbing
utama yang telah memberikan banyak waktu, motivasi, pemikiran, dan perhatian,
M.Kes., M.PH., Ph.D. selaku pembimbing yang dengan sabar dan perhatian
6. Tim penguji tesis yang terdiri dari ketua penguji Ibu Dr. Ernawaty, drg.,
M.Kes., Ibu Inge Dhamanti, S.KM., M.Kes., M.PH., Ph.D., Bapak Dr.
Djazuly Chalidyanto, S.KM., M.ARS., Ibu Dr. Ratna Dwi Wulandari, S.KM.,
Kebijakan dan Kesehatan atas ilmu dan bimbingan yang diberikan serta
CMA. yang telah memberikan arahan, dukungan, dan bimbingan mulai dari
10. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doanya
kepada penulis.
11. Istriku tercinta, Chintya Dhefie Djajapurnama S. Ds dan anak saya Hugo
12. Semua pihak yang tidak dapat penulit sebutkan satu persatu atas
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, bantuan
dalam penyelesaian tesis ini. Semoga Tuhan YME membalas semua kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Dan semoga tesis ini dapat memberikan
manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
BAB 1
PENDAHULUAN
meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dan usia harapan hidup (UHH).
Semakin meningkatnya usia harapan hidup suatu daerah maka jumlah penduduk
lanjut usia juga semakin bertambah. Pada data badan pusat statistik (BPS) Jawa
Timur, persentase jumlah penduduk kategori lanjut usia pada usia ≥ 60 tahun di
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Lanjut Usia ≥ 60 Tahun di Surabaya Data BPS
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2018 2019 2020
Jumlah Penduduk 252.180 252.964 253.751
Persentase 8,53% 8,84% 9,19%
Trend +0,31% +0,35%
Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur periode tahun 2018-2020
Sakit. Masalah kesehatan pada lansia muncul karena penyakit degeneratif yang
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap
menjadikan layanan kesehatan geriatri menjadi yang unggulan di Rumah Sakit ini.
Pada tahun 2023 ini Rumah Sakit Gotong Royong telah berdiri selama 31
tahun, selama perjalanannya visi dan misi sudah mengalami perubahan sebanyak
2x, pelayanan geriatri menjadi unggulan dalam pelayanan dapat dilihat pada visi
dan misi Rumah Sakit pada saat ini, berikut visi dan misi Rumah Sakit Gotong
Royong:
Visi
Misi
profesionalitas.
rawat jalan dan rawat inap akan tetapi perlu pelayanan penunjang lainnya yang
Sakit Gotong Royong masih terbatas pada penyakit dalam, sedangkan pelayanan
penunjang lainnya masih berdiri sendiri, artinya pelayanan geriatri di Rumah
Sakit Gotong Royong belum dilayani secara holistik dan jumlah tempat tidur yang
jalan dan instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Gotong Royong terus mengalami
Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Di
Rumah Sakit Gotong Royong Tahun 2019 – 2022
Jenis Tahun
kunjungan Trend
2019 2020 2021 2022
n % n % n % n %
Rawat 31.466 60,25 27.345 50,45 50.835 81,55 83.59 82,88% +37,56
jalan % % % 2 %
IGD 20.753 39,75 26.850 49,55 11.497 18,45 17.25 17,12% -56,93
% % % 6 %
Total 52.219 100,0 54.195 100,0 62.332 100,0 100.8 100,0%
% % % 48
Sumber: Laporan tahunan, Rumah Sakit Gotong Royong Tahun 2019-2022
dan IGD di Rumah Sakit Gotong Royong pada tahun 2019 menuju tahun 2020
mengalami penurunan pada rawat jalan dan mengalami peningkatan pada IGD
dimana pada saat itu terjadi pembatasan kunjungan rawat jalan dan peningkatan
kasus pandemi covid-19 dan pada tahun 2020 menuju tahun 2022 mengalami
IGD pada tahun 2021 dan meningkatkan kembali pada tahun 2022.
pengobatan di rawat jalan dan IGD beraneka ragam dan peluang pasien kategori
lanjut usia dalam berobat juga meningkat. Berikut data kunjungan pasien kategori
lanjut usia dengan usia ≥ 60 tahun di rawat jalan dan IGD di Rumah Sakit Gotong
peningkatan trend +166,89% dari tahun 2019 sampai 2022 dan pada pasien lansia
baru mengalami penurunan trend -25,26% sejak tahun 2019 sampai 2022 dan total
pasien lansia selama tahun 2019 sampai 2022 mengalami peningkatan yang
Tetapi pada data kunjungan rawat jalan geriatri di Rumah Sakit Gotong
Royong tidak sebanding dengan jumlah kunjungan lansia di rawat jalan geriatri,
berikut adalah data kunjungan pasien lansia pada poli geriatri, poli jantung, poli
dalam, dan poli saraf di Rumah Sakit Gotong Royong pada tabel berikut:
Tabel 1.4 Jumlah Kunjungan Lansia Di Rawat Jalan Geriatri, Jantung, Penyakit
Dalam dan Saraf di Rumah Sakit Gotong Royong Tahun 2019-2022
Jenis layanan Tahun
rawat jalan 2019 2020 2021 2022 Trend
n % n % n % n %
Geriatri 20,05 2 0,05% 0 0% 0 0% -100,0 %
%
Jantung 873 17,39 1.079 3.018 35,58 4.347 35,31 +397,9 %
% 20,15 % %
%
Penyakit 2.355 46,91 2.722 4.103 6.003 48,75 +154,91
Dalam % 50,84 48,37 % %
% %
Saraf 1.790 35,65 1.551 28,96 1.361 16,05 1.963 15,94 +9,67%
% % % %
Total 5.020 100,0 5.354 100,0 8.482 100,0 12.313 100,0
% % % %
Sumber: Laporan tahunan, Rumah Sakit Gotong Royong Tahun 2019-2022
Rumah Sakit Gotong Royong dihadapkan dengan fakta yang mendorong
pihak manajemen untuk mengambil langkah lanjutan dengan temuan data ini
geriatri dalam aspek internal dan eksternal dalam beradaptasi dan bersaing dalam
Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit, dimana pada Bab 3 pasal 5 mengenai tingkat
Pada tabel 1.5 diatas Rumah Sakit Gotong Royong belum memiliki layanan
homecare, untuk menjadi layanan geriatri tingkat sederhana dan klinik asuhan
siang, rawat inap psikogeriatri dan hospice untuk menjadi layanan geriatri tingkat
ada didalam Permenkes No. 79 Tahun 2014 pada persyaratan pembangunan di bab
pelayanan berdekatan dengan ruang perawatan, ruang rehabilitasi medik dan dekat
dengan akses masuk Rumah Sakit dan pada pasal 8, pasal 9, dan pasal 10
Pada tabel 1.6 diatas Rumah Sakit Gotong Royong saat ini memenuhi
dan Rumah Sakit Gotong Royong belum melengkapi ruang klinik asuhan siang,
ruang bangsal geriatri kronis, ruang hospice care untuk mencapai standard
bangunan untuk menjadi layanan tingkat paripurna yang telah ditentukan oleh
Tabel 1.7 Tabel Tim Terpadu Geriatri Berdasarkan Tingkat Pelayanan Menurut
Permenkes No 79 Tahun 2014
Tingkat Pelayanan
Tim terpadu Geriatri Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Rumah
Sederhan Lengkap Sempurn Paripurna Sakit
a a Gotong
Royong
Dokter spesialis penyakit dalam + + + + +
Dokter spesialis lainnya (sesuai + + + + +
dengan jenis penyakit pasien
geriatri)
Dokter + + + + +
Perawat (telah mengikuti + + + + -
pelatihan gerontik atau
pelatihan keterampilan
inteligensia)
Apoteker + + + + +
Tenaga gizi + + + + +
Fisioterapis + + + + +
Okupasi terapis + + + + -
Dokter spesialis kedokteran - + + + +
fisik dan rehabilitasi
Dokter spesialis kedokteran - + + + +
jiwa/psikiater
Psikolog - + + + +
Pekerja sosial - + + + -
Terapis wicara - - + + -
Perekam medis - - + + +
Dokter penyakit dalam - - - + -
konsultan geriatri
Sumber: Permenkes No 79 Tahun 2014
Pada tabel 1.7 diatas dalam kebutuhan tim terpadu geriatri di Rumah Sakit
Gotong Royong posisi saat ini pada tingkat sederhana belum memenuhi pada
ketersediaan perawat dengan pelatihan gerontik dan tenaga okupasi terapis. Untuk
dengan pelatihan gerontik, okupasi terapis, pekerja sosial, terapis wicara, dan
dokter penyakit dalam konsultan geriatri mengikuti standard layanan Permenkes
pelayanan geriatri ini mempengaruhi kualitas layanan yang akan diterima oleh
pasien lansia. Selanjutnya pasien lansia akan merasa sangat puas jika pelayanan
yang diterima jauh melampaui ekspektasi, oleh karena itu manajemen Rumah
Sakit Gotong Royong perlu mengetahui kualitas pelayanan geriatri apakah sudah
sesuai dengan kebijakan yang sedang berjalan. Kelayakan suatu layanan akan
proses yang sistematis dengan melakukan suatu studi yang tepat, setiap proses
saling berkaitan satu sama lain dan dilakukan secara bertahap. Studi kelayakan
(Feasibility Study) adalah hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari segala
penentuan rencana kerja pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang sudah ada
melakukan rencana pengembangan dari suatu Rumah Sakit. Dilihat kondisi laju
kehidupan di suatu wilayah, pola penyakit dan epidemiologi. Dimana hal ini pula
yang dapat menentukan bahwa sarana dan prasarana Rumah Sakit berbeda dengan
RS kemenkes, 2012).
Standard suatu layanan kesehatan perlu dilakukan studi kelayakan
(feasibility Study) dimana telah diatur oleh pemerintah dalam Permenkes 14 Tahun
pelayanan dan kebutuhan rawat jalan dan inap geriatri dinilai dengan aspek
sebagai berikut:
Rendahnya kontribusi pemanfaatan layanan kesehatan rawat jalan dan inap geriatri oleh
pasien lansia berjumlah 2 pasien selama tahun 2019-2022.
Dilakukan aspek pada studi kelayakan pelayanan rawat jalan dan inap geriatri di Rumah
Sakit Gotong Royong Surabaya
regulasi dan kajian aspek internal Rumah Sakit. Beberapa kajian tersebut akan
1. Kajian demografi
a. Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihirung sejak
dilahirkan. Semakin lanjut umur seseorang resiko untuk terserang penyakit lebih
2009).
b. Jenis kelamin
perbedaan tertentu antara wanita dan laki-laki dalam usaha memenuhi kebutuhan,
2. Kajian sosio-ekonomi
a. Kebudayaan
Budaya adalah merupakan dimensi atau faktor penting yang erat kaitannya
Budaya adalah faktor mendasar dari keinginan dan perilaku manusia. makhluk
seseorang yang tinggal di suatu wilayah tertentu dapat berbeda dengan nilai,
b. Tingkat pendidikan
dengan pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki konsep sehat dan sakit serta
mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan jika sedang sakit. Sedangkan yang
c. Pendapatan
Peristiwa sakit dan kematian yang terjadi di Rumah Sakit menjadi suatu
data 10 penyakit utama dan angka kematian dengan GDR (Gross Death Rate) dan
NDR (Net Death Rate) dipengaruhi dari tingkat keparahan suatu penyakit,
kecekatan dan kesingapan pelayanan kesehatan dan ketapatan terapi (Permenkes
14, 2021).
Rumah Sakit siap dalam melayani pasien dan menghindari hambatan pada
peralatan, sistem tarif, rencana kinerja dan keuangan (Permenkes 14, 2021).
dan peralatan
jumlah tenaga, spesialisasi dan kualifikasi yang dibutuhkan (Permenkes 14, 2021).
1.2.3 Kajian kemampuan pendanaan
kunjungan pelayanan dan pengisian tempat tidur, prakiraan biaya tetap dan tidak
tetap terhadap prakiraan sumber daya manusia dan proyeksi arus kas dan laba atau
Rumah Sakit Gotong Royong dalam pengembangan layanan rawat jalan dan
inap geriatri?
layanan rawat jalan dan rawat inap geriatri untuk meningkatkan jumlah kunjungan
pasien geriatri di Rumah Sakit Gotong Royong berdasarkan analisis studi
Gotong Royong dalam pengembangan layanan rawat jalan dan inap geriatri.
Mendapat pelayanan yang lebih baik dan sarana prasarana yang lebih
lengkap.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa studi kelayakan suatu usaha adalah rencana untuk menganalisis suatu
usaha itu layak atau tidak, serta melihat usaha tersebut dapat dijalankan dan tetap
melihat dan menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam
tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan
layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Analisis kelayakan usaha terbagi
kas, untuk menentukan apakah bisnis tersebut layak dijalankan. Menurut Husnan
umurnya.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai aspek keuangan adalah
profitabilitas indeks, payback period, net present value (NPV) (Arwati, 2016).
investasi yang dikeluarkan berdasarkan arus kas (cash flow) yang diharapkan dari
Rumus payback period jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda (Syahputra,
2016):
Dimana:
n = tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup
Analisis net present value merupakan salah satu metode yang paling efektif
untuk mengevaluasi layak atau tidaknya suatu proyek (Winarno, 2014). NPV
adalah selisih antara arus kas keluar dan masuk yang didiskon, atau dengan kata
lain perkiraan arus kas masa depan yang didiskon pada saat itu. Jika NPV bernilai
positif maka usulan investasi dapat diterima, sebaliknya jika bernilai negatif maka
usulan investasi tidak layak untuk dilanjutkan karena tidak dapat meningkatkan
nilai perusahaan. NPV juga bisa bernilai sama dengan nol artinya investasi yang
dilakukan tidak akan merubah nilai suatu perusahaan. Net present value (NPV)
Ct
Net present value (NPV) = - Co
t
(1+r)
Dimana:
r = discount rate
bisnis adalah studi tentang rencana bisnis yang menganalisis tidak hanya bisnis
tersebut layak atau tidak, tetapi juga kapan bisnis tersebut dioperasikan secara
1) Aspek pasar, yaitu mengkaji permintaan suatu produk atau jasa, ruang
bersangkutan.
3) Aspek teknik dan teknologi, yang meneliti kebutuhan apa yang diperlukan
4) Aspek sumber daya manusia, mengkaji peran sumber daya manusia dalam
dinamis dan tidak terkendali, pada tingkat politik, ekonomi dan sosial
negara.
operasional.
10) Aspek lingkungan hidup, menilai pengaruh operasional terhadap lingkungan
Menurut kasmir dan jafar (2003), terdapat beberapa aspek untuk memenuhi
kelayakan dalam suatu usaha. Masing-masing aspek saling berkaitan dan memiliki
2) Aspek pasar dan pemasaran, menilai besar peluang pasar yang diinginkan.
waktu investasi yang akan kembali dari sumber bisnis dan tingkat bunga
yang berlaku.
ada.
seperti air, darat dan udara dari usaha yang akan dijalankan.
menentukan layak atau tidak suatu pelayanan kesehatan dijalankan. Rumah Sakit
harus memenuhi persyaratan studi kelayakan pada peneltian ini dibagi menjadi 3,
angka persalinan.
alih teknologi peralatan, sistem tarif, serta rencana kinerja dan keuangan.
3) Prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
masyarakat, serta merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit
Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ jenis penyakit atau kekhususan
lainnya.
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
2.4 Geriatri
geriatri di rumah sakit lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas. Sedangkan geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran
yang mempelajari aspek kesehatan dan kedokteran pada warga lanjut usia
termasuk pelayanan kesehatan kepada lanjut usia dengan mengkaji semua aspek
Pelayanan diberikan kepada pasien lanjut usia dengan kriteria, antara lain:
puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis.
1. Tingkat sederhana, terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah (home
care);
2. Tingkat lengkap, terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, dan kunjungan
rumah (Homecare);
3. Tingkat sempurna, terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan
4. Tingkat paripurna, terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, rawat inap
kelompok terstruktur kecil dengan peserta terpilih yang dipimpin oleh seorang
(Litosseliti, 2003).
dan terbuka.
Focus Group Discussion (FGD) memiliki lima ciri berikut terkait dengan
kelompok diskusi:
1. Jumlah peserta harus antara empat sampai dua belas orang. Jika peserta
giliran dan tidak ada ide yang dihasilkan. Bahkan jika jumlah peserta lebih
dari dua belas, sulit untuk mengontrol diskusi karena peserta terlalu banyak
status. Selain itu, peserta tertarik dengan apa yang sedang dibahas.
topik bahasan tentang sikap, persepsi dan perasaan peserta yang penulis
butuhkan.
perasaan partisipan.
5. Pertanyaan disajikan dengan cara yang mudah dipahami peserta, spontan
dan logis, dan ini menekankan pemahaman peserta terhadap proses berpikir
(Krunger, 1998):
yang sebenarnya.
c. Memiliki validitas tatap muka yang tinggi dan mudah dilakukan dengan
biaya rendah.
b. Data yang masuk lebih sulit untuk dianalisis karena percakapan lebih
kaya akan informasi dan memilih antara sisi kesamaan dan latar belakang.
3. Jalannya diskusi
selanjutnya, mencari topik yang perlu digali lebih lanjut melalui wawancara
mendalam.
BAB 3
studi kelayakan persyaratan layanan geriatri di Rumah Sakit yaitu menilai kajian
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit yang terdiri dalam kajian demografi (umur,
dan mortalitas (10 penyakit utama, angka kematian, angka persalinan), kajian
sistem unggulan pelayanan, alih teknologi peralatan, sistem tarif, rencana kinerja,
keuangan).
spesifikasi peralatan).
tempat tidur, prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap
terhadap prakiraan sumber daya manusia, Proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10
(sepuluh) tahun, Proyeksi laba atau rugi 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun).
BAB 4
METODE PENELITIAN
populasi.
penelitian diukur hanya sekali saja, sehingga variable mana yang sebagai
Surabaya. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan September
2023.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan dan rawat
Sampel penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok sampel
potensial (sampel yang memiliki keluarga dengan usia kategori lansia dan sudah
berobat lebih dari 3 bulan di Rumah Sakit Gotong Royong) dan kelompok pasien
aktual (sampel yang masuk dalam kategori usia lansia). Kriteria sampel terdapat
kuesioner.
kuesioner.
Keterangan:
N = besar populasi, yaitu jumlah rata-rata pasien perbulan rawat jalan dan
rawat inap
Dari populasi penelitian yaitu total kunjungan pasien rawat jalan dan rawat
inap selama januari-juni tahun 2023 diketahui sebanyak 44.380 kunjungan rawat
jalan dan 1144 kunjungan rawat inap perbulan. Kemudian N dihitung dari rata-
rata kunjungan pasien selama satu bulan sebesar 7.588 kunjungan melalui data
SIM Rumah Sakit Gotong Royong. Adapun besar sampel dihitung dengan
minimal yaitu 191 orang. Dengan dibagi proporsi untuk sampel rawat jalan dan
Djohan, 2011). Pada penelitian ini, sampel diseleksi menurut kategori usia dan
diambil menjadi sampel. Tujuan penetapan kriteria inklusi tersebut adalah untuk
menentukan sampel yang lebih spesifik atau memiliki kemungkinan lebih besar
membutuhkan layanan rawat jalan geriatri. Pasien yang berusia 18 tahun namun
Analisa Situasi
1. Aspek Eksternal: 2. Aspek Internal:
a. Kebijakan; a. Sarana kesehatan;
b. Demografi; b. Pola penyakit di RS;
c. Sosekbud; c. Teknologi;
d. Ketenagakerjaan; d. Sumber daya manusia RS;
e. Kesehatan. e. Organisasi;
f. Kinerja dan keuangan.
Analisa Keuangan
Aspek-aspek:
1. Rencana investasi dan sumber dana;
2. Proyeksi pendapatan dan biaya;
3. Proyeksi cash flow;
4. Analisis keuangan: BEP, Internal rate of return, dan NPV
Isu Strategis
Telaah Peneliti Melakukan FGD
Menyusun kesimpulan dan rekomendasi kelayakan pengembangan pelayanan
kesehatan rawat jalan dan inap geriatri
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian
berikut:
Secara garis besar data yang didapat dari pengumpulan data primer
adalah:
8) Kondisi lokasi
data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau sedang
kematian (mortalitas)
b) Angka kelahiran
d) Data asal pasien rawat jalan, rawat gawat darurat, dan rawat
inap
7) Data lokasi
b) Bentuk dan luas lahan serta lantai bangunan yang ada serta
rencana perluasannya
7) Data finansial/keuangan
kerja
Swasta
Rumah Sakit
h) Jumlah dan Jenis tenaga dokter umum dan Spesialis di wilayah
kerja.
Sakit.
7) Data demografi
a) Luas Wilayah
b) Jumlah Penduduk
c) Angka Kepadatan
d) Laju Pertumbuhan Penduduk
a) Agama
b) Peranan Masyarakat
c) Suku Bangsa
9) Data ekonomi
a) Mata Pencarian
b) Tingkat Pendapatan
perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit, hal yang dinilai sebagai berikut:
berikut:
berdasarkan kecamatan
b) Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan usia
berdasarkan pendidikan
a) Keperawatan
b) Tenaga kefarmasian
d) Tenaga nonkesehatan
sebagai berikut:
a) Angka kematian
b) Angka kelahiran
c) Angka kesakitan
b. Aspek internal, menilai kekuatan Rumah Sakit untuk dapat survive dalam
kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi
eksternal, aspek internal dan isis aspek eksternal, aspek internal dan
a) Lahan dan lokasi, letak Rumah Sakit terhadap wilayah tertentu mendukung
Sakit.
b) Klasifikasi kelas Rumah Sakit, menilai data penyakit dan kesiapan sumber
Rumah Sakit.
untuk gambaran rencana pengembangan Rumah Sakit, hal yang dinilai sebagai
berikut:
c. Peralatan medis dan non medis, diseusaikan dengan kapasitas dan jenis
e. Organisasi dan uraian tugas, disusun sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
5. Tahap selanjutnya adalah analisis keuangan untuk memberikan gambaran
berikut:
d. Analisis keuangan, Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR),
ditingkatkan.
7. Menyusun isu strategis, yang digunakan sebagai bahan atau dasar bagi peneliti
Variabel
pendapatan;
angka persalinan;
sektor perumahsakitan;
peralatan;
4.6.2 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel dan Skala Data
menentukan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variabel yang
dinyatakan dalam bentuk indikator atau sub variabel (Supriyanto & Djohan,
5 Tingkat Pendidikan Jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh Responden mengisi dengan menggunakan Ordinal
oleh responden yang terdiri dari: kuesioner variabel tingkat pendidikan
1. Tidak tamat SD dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori
2. Tamat SD yaitu:
3. Tamat SMP 1. Rendah, apabila tingkat pendidikan
4. Tamat SMA terakhir responden berada pada
5. Tamat DIII/DIV/S1 tingkat tidak tamat SD, tamat SD,
tamat SMP/MTs dan tamat
SMA/SMK/MA
2. Tinggi, apabila tingkat pendidikan
terakhir responden berada pada
tingkat tamat DIII/DIV/S1/S2/S3
6 Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan responden baik didalam Responden mengisi dengan menggunakan Nominal
atau diluar rumah untuk memperoleh penghasilan kuesioner variabel pekerjaan responden
untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya dan dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu:
anggota keluarga baik sebagai pekerja harian atau 1. Tidak bekerja, apabila responden
pekerja tetap tidak melakukan aktivitas untuk
memperoleh penghasilan baik
sebagai pekerja harian atau pekerja
tetap
2. Bekerja, apabila responden
melakukan aktivitas untuk
memperoleh penghasilan baik
sebagai pekerja harian maupun
pekerja tetap.
7 Pendapatan per bulan Total keadaan atau kemampuan ekonomis yang Responden mengisi dengan menggunakan Interval
diperoleh responden tiap bulan (berdasarkan SK kuesioner variabel pekerjaan
Gubernur Jatim No 188/860/KPTS/013/2022 Tahun dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu
2022 tentang upah minimum Provinsi Jatim 2023 di 1. Golongan Bawah, apabila tingkat
Surabaya) yakni sebesar Rp. 4.375.479, - pendapatan keluarga per bulan
kurang dari UMK Kota Surabaya
2. Golongan Atas, apabila tingkat
pendapatan responden per bulan
lebih dari atau sama dengan UMK
Kota Surabaya
A3 Kajian morbiditas dan dalam kajian ini yang dinilai adalah sepuluh
mortalitas penyakit utama, angka kematian dan angka
persalinan.
8 10 penyakit utama
9 Angka kematian
10 Angka persalinan
A4 Kajian kebijakan dan Dalam kajian ini yang dinilai adalah sektor
regulasi nonkesehatan, sektor kesehatan, dan sektor
perumahsakitan.
11 Sektor non kesehatan
12 Sektor kesehatan
13 Sektor perumahsakitan
A5 Kajian aspek internal Dalam kajian ini yang dinilai adalah sistem
manajemen unit pelayanan, sistem unggulan
pelayanan, alih teknologi peralatan, sistem tarif dan
keuangan.
14 Sistem manajemen
unit pelayanan
15 Sistem unggulan
pelayanan
16 Alih teknologi
peralatan
17 Sistem tarif
18 Keuangan
B Kajian kebutuhan
lahan, bangunan,
prasarana, sumber
daya manusia, dan
peralatan.
B1 Kajian kebutuhan Dalam kajian ini yang dinilai adalah rencana
lahan, bangunan, dan cakupan, jenis pelayanan kesehatan dan fasilitas.
prasarana
19 Rencana cakupan
20 Jenis pelayanan
kesehatan
21 Fasilitas
B2 Kajian sumber daya Dalam kajian ini yang dinilai adalah jumlah,
manusia spesifikasi, dan kualifikasi sumber daya manusia
22 Jumlah SDM
23 Spesifikasi SDM
24 Kualifikasi SDM
B3 Kajian peralatan Dalam kajian ini yang dinilai adalah jumlah, jenis
dan spesifikasi peralatan
25 Jumlah peralatan
26 Jenis peralatan
27 Spesifikasi peralatan