2017
Skripsi
Oleh:
Sofiyulloh
NIM.1113101000048
JAKARTA
1439 H/2017 M
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
2017
Disusun Oleh:
Sofiyulloh
NIM.1113101000048
Telah disetujui, diperiksa dan untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, September 2017
Sofiyulloh, NIM: 1113101000048
GAMBARAN IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
PEDULI REMAJA (PKPR) DI DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG
SELATAN DAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN
2017
xvii+150 halaman, 31 tabel, 1 gambar, 6 bagan, 6 lampiran
ABSTRAK
v
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH MAJOR
HEALTH CARE MANAGEMENT CONCENTRATION
Undergraduate Thesis, September 2017
Sofiyulloh, NIM: 1113101000048
IMPLEMENTATION OF ADOLESCENT FRIENDLY HEALTH SERVICES
(AFHS) PROGRAM AT SOUTH TANGERANG CITY HEALTH OFFICE AND
TANGERANG DISTRICT HEALTH OFFICE, 2017: A DESCRIPTIVE STUDY
xvii+150 pages, 31 tables, 1 pictures, 6 charts, 6 appendixes
ABSTRACT
Adolescent health problem still occur from year to year, so that in 2003
Indonesian Ministry of Health develop AFHS in solution to improve these problems.
And in 2016, target by as much as 30% of Community Health Center able to carry out
AFHS. In South Tangerang City Health Office there were 4 AFHS standardized
Community Health Center from 25, whereas in Tangerang District there were 5 AFHS
standardized Community Health Center from 44 Community Health Center.
This was descriptive-qualitative research with case study design at Health
Office workplace areas of South Tangerang City and Tangerang District used in-depth
interviews, observations, and documents review on June till August 2017. The
informants were Staff of Health Family of Health Ministry, Adolescent Health PIC of
Health Office and Adolescent Health PIC of Community Health Center, then
Teachers/Students of AFHS Schools at both Health Offices workplace areas used
purposive sampling technique.
Results showed that in 2017 there were 6 AFHS Community Health Center had
not standardized in South Tangerang City from 26. Whereas, in Tangerang District
there were 8 AFHS Community Health Center with 5 AFHS standardized from 44
Community Health Center. Monitoring of AFHS-NS in both not periodic and
systematic as it guideline, although South Tangerang City more routine monitoring
every year. In addition, AFHS Officer training by Tangerang City Health Office wasn’t
routine such as South Tangerang City, although at the beginning of development the
training has done. And both hadn’t develop cooperation with NGOs in their workplace
areas about the implementation of AFHS in 2016-2017, they just doing cross programs
and cross sectors.
vi
RIWAYAT PENULIS
Nama : Sofiyulloh
NIM : 1113101000048
Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 31 Desember 1994
Alamat : Dsn. Kalangan, Ds. Keplaksari RT/RW: 06/02,
Kec. Peterongan, Kab. Jombang, Jawa Timur, 61481
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Mahasiswa S1
Telepon : 08561930761 / 082112442368
Email : sofiyulloh.piyul@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2013 – sekarang Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan,
Program Studi Kesehatan Masyrakat,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2010 – 2013 MA PP AMANATUL UMMAH (Program MBI Pacet)
Mojokerto, Jawa Timur
2007 – 2010 SMPN 3 Peterongan – PP Darul Ulum
Jombang, Jawa Timur
2001 – 2007 MIN Rejoso – PP Darul Ulum
Jombang, Jawa Timur
2000 – 2001 RA Al-Hidayah
Jombang, Jawa Timur
Pengalaman Organisasi
2016 – 2017 Wakil Koordinator Wilayah II – Ikatan Senat Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI)
2016 Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategi –
Dewan Eksskutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015 – 2017 Anggota Divisi Marketing and Communication -
Health Care Management Association (HACAMSA)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015 – 2016 Koordinator Daerah Jakarta Raya – Ikatan Senat Mahasiswa
vii
Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI)
2015 – 2016 Kepala Departemen Public Relations - Himpunana Mahasiswa
Program Studi (HMPS) Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2014 – 2015 Anggota Departemen Kemahasiswaan – Badan Eksekutif
Mahasiswa Jurusan (BEMJ) Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
viii
KATA PENGANTAR
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari doa, bantuan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan pesan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kelancaran dalam setiap
proses yang dilewati oleh penulis sehingga dapat menyelesaikan tanggung
jawab laporan;
2. Kedua orang tua yang selelu mendoakan, memberi dukungan moril dan
materil, serta motivasi semangat dan kasih sayang tulus, juga ridhonya untuk
penulis. Juga kakak-kakak yang selalu menyemangati dan menasihati adiknya;
3. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta;
4. Ibu Fajar Ariyanti, M. Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta;
5. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku Penanggungjawab Peminatan
Manajemen Pelakanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta;
6. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku Pembimbing Fakultas yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya selama proses studi perkuliahan
magang berlangsung;
ix
7. Ibu Fase Badriah, M.Kes, Ph.D, Bapak Baequni, Ph.D, dan Ibu Susanti
Tungka, SKM, MARS, selaku penguji dalam proses pemantasan skripsi ini;
8. Keluarga Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta angkatan 2013 “Pathisity”,
terkhusus Geng MPK 2013 yang semoga selalu dimudahkan dan diberkahi
jalannya dalam menyelesaikan setiap urusannya;
9. Teman-teman pamrih, Bolan9, yang selalu pamrih dalam setiap hal, terima
kasih dan semoga kalian selalu pamrih;
10. Keluarga ISMKMI dimanapun kalian berada yang memberikan doa,
dukungan, dan semangat, semoga kalian bisa memajukan kesehatan
masyarakat di belahan bumi manapun, geng ISMKMI UIN Jakarta, ISMKMI
Jakarta Raya, ISMKMI Wilayah II SOLID!;
11. Dan tidak lupa untuk ACHMAD FAUZAN MAULANA dan
WIHDATURRAHMAH yang memperkenalkanku dengan KESGA DINKES
Kab. Tangerang, semoga kita bisa jalan-jalan bareng lagi. Amin.
Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini, termasuk hasil
penulisan skripsi ini, baik dari segi konten materi, bahasa dan teknik penulisan.
Apabila terdapat sepenggal kata yang salah dan kurang berkenan mohon dimaafkan,
dan kritik serta saran yang membangun, penuis harapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya juga bagi para pembaca, baik untuk menambah
pengetahuan ataupun referensi.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
2.2.4 Standar Nasional PKPR ........................................................................ 25
2.2.5 Manajemen PKPR di Kabupaten/Kota ................................................. 29
2.3 Teori Pendekatan Sistem.............................................................................. 37
2.3.1 Definisi Sistem ...................................................................................... 37
2.3.2 Konsep Pendekatan Sistem ................................................................... 39
2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 50
2.5 Kerangka Teori ............................................................................................ 54
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ....................................... 56
3.1 Kerangka Pikir ............................................................................................. 56
3.2 Definisi Istilah .............................................................................................. 57
BAB IV METDOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 60
4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 60
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 60
4.3 Informan Penelitian ...................................................................................... 60
4.4 Sumber Data Penelitian................................................................................ 61
4.5 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 62
4.6 Manajemen dan Analisis Data ..................................................................... 64
4.7 Keabsahan Data ........................................................................................... 65
BAB V HASIL .......................................................................................................... 68
5.1 Gambaran Umum ......................................................................................... 68
5.1.1 Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan ............................................ 68
5.1.2 Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang ............................................... 70
5.2 Karakteristik Informan ................................................................................. 72
5.3 Gambaran Sumber Daya Manusia Program Pelayanann Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang .................................................................................. 73
5.4 Gambaran Fasilitas Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.... 79
5.5 Gambaran Remaja Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.... 85
5.6 Gambaran Jejaring Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.... 98
5.7 Gambaran Manajemen Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang .................................................................................................. 102
xii
5.8 Gambaran Proses Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang ................................................................................ 107
5.9 Gambaran Output Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.. 114
BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................ 120
6.1 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 120
6.2 Gambaran Sumber Daya Manusia Program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang ................................................................................ 120
6.3 Gambaran Fasilitas Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang .................................................................................................. 122
6.4 Gambaran Remaja Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.. 124
6.5 Gambaran Jejaring Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang .................................................................................................. 125
6.6 Gambaran Manajemen Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang .................................................................................................. 127
6.7 Gambaran Proses Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang ................................................................................ 129
6.8 Gambaran Output Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.. 140
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 142
7.1 SIMPULAN ............................................................................................... 142
7.2 SARAN ...................................................................................................... 144
7.2.1 Untuk Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan ............................... 144
7.2.2 Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang .................................. 145
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 146
LAMPIRAN ............................................................................................................. 150
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Target Kegiatan Pembinaan Kesehatan Remaja Tahun 2015-2019........ 18
Tabel 2.2 Komponen Standar SN-PKPR ................................................................ 28
Tabel 3.1 Definisi Istilah ......................................................................................... 57
Tabel 4.1 Informan Penelitian ................................................................................. 61
Tabel 4.2 Triangulasi Data Penelitian ..................................................................... 67
Tabel 5.1 Daftar Puskesmas di Kabupaten Tangerang ........................................... 71
Tabel 5.2 Karakteristik Informan Penelitian ........................................................... 72
Tabel 5.3 Gambaran SDM PKPR di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang Tahun 2017............................................................................ 73
Tabel 5.4 Tugas SDM PKPR Puskesmas di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang Tahun 2017............................................................................ 76
Tabel 5.5 Gambaran Fasilitas PKPR di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang Tahun 2017............................................................................ 79
Tabel 5.6 Daftar Puskesmas PKPR di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 .......... 80
Tabel 5.7 Daftar Puskesmas PKPR di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 ............. 81
Tabel 5.8 Kondisi Ruang Pelayanan Remaja di Puskesmas di Kota Tagerang Selatan
dan Kota Tangerang Tahun 2017 ............................................................ 81
Tabel 5.9 Daftar Pedoman PKPR di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang Tahun 2017............................................................................ 83
Tabel 5.10 Daftar Sarana Prasarana Puskesmas PKPR di Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang Tahun 2017 ......................................................... 84
Tabel 5.11 Gambaran Remaja di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Tahun 2017 .............................................................................................. 86
Tabel 5.12 Daftar Sekolah PKPR di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017............... 86
Tabel 5.13 Daftar Sekolah PKPR di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 .................. 89
Tabel 5.14 Konselor Sebaya di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Tahun 2017 .............................................................................................. 94
Tabel 5.15 Kegiatan KIE di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Tahun 2017 .............................................................................................. 95
Tabel 5.16 Gambaran Jejaring PKPR di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang Tahun 2017............................................................................ 98
Tabel 5.17 Gambaran Manajemen PKPR di Kota Tangerang Selatn dan Kabupaten
Tangerang Tahun 2017.......................................................................... 102
Tabel 5.18 Jadwal Pelayanan Konseling Remaja di Puskesmas Wilayah Kota
Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang Tahun 2017.................. 104
Tabel 5.19 Pelaksanaan Matriks Aksi PKPR di Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang ........................................................................... 108
Tabel 5.20 Daftar Kegiatan Program Kesehatan Remaja Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan Tahun 2014-2016 ................................................... 112
Tabel 5.21 Daftar Agenda dan Realisasi Kegiatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan dalam Program PKPR Tahun 2017 .......................................... 113
Tabel 5.22 Daftar Agenda Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
dalam Program PKPR Tahun 2017 ....................................................... 114
xiv
Tabel 5.23 Pencapaian Puskesmas PKPR Terstandar di Kota Tangerang Selatan
dan Kabupaten Tangerang Tahun 2017 ................................................ 115
Tabel 5.24 Hasil Penilaian SN PKPR Puskesmas di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2017 ............................................................................................ 117
Tabel 5.25 Hasil Penilaian SN PKPR Puskesmas di Kabupaten Tangerang Tahun
2017 ....................................................................................................... 119
Tabel 6.6.1 Pelaksanaan Matriks Aksi SN PKPR di Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang ........................................................................... 130
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
1 BAB I
PENDAHULUAN
dalam rentang usia 10-19 tahun dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.
25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan
belum menikah (Kemenkes, 2015). Terdapat 1,2 miliyar jumlah usia 15-19 tahun
diproyeksikan pada tahun 2017 jumlah penduduk Indonesia dengan usia 10-19
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologi maupun intelektual. Sifat
khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar serta cenderung berani
terdapat lebih dari 200 ribu kasus baru laki-laki berusia 15-24 tahun yang
terinfeksi HIV dan lebih dari 300 ribu kasus baru pada perempuan berusia 15-
1
2
24 tahun yang terinfeksi HIV (WHO, 2016). Di Indonesia pada tahun 2015,
jumlah infeksi yang dilaporkan untuk rentang usia 15-19 tahun sebanyak 1.119
kasus. Dan untuk kasus AIDS, dilaporkan pada tahun 2015 terdapat sebanyak
110 kasus untuk rentang usia 15-9 tahun (Ditjen P2P, 2015). Pada tahun 2016
diestimasikan terdapat infeksi pada usia 0-14 tahun sebesar 5.007 kasus dan pada
1.729 kasus psikotropika, dan 7.917 bahan adiktif lainnya. Pada tahun 2012,
tercatat sebanyak 132 tersangka narkoba dengan usia kurang dari 16 tahun dan
sebanyak 2.106 tersangka dengan rentang usia 16-19 tahun. Juga tercatat
sebanyak 54 pasien narkoba dengan rentang usia 16-19 tahun yang berada di
27% pada tahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Lebih
memprihatinkan lagi adalah perilaku merokok juga meningkat pada usia remaja.
Data Kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun yang
merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% di tahun 1995 menjadi 20,5% pada
tahun 2014. Juga perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat lebih dari 100%,
yaitu dari 8,9% pada tahun 1995 menjadi 18% di tahun 2013 (Kemenkes, 2016).
tersebut diharapkan mampu menjadi solusi terkait permasalahan yang ada dan
keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perilaku hidup sehat serta
2016).
masih di bawah target nasional (30%) yaitu Provinsi Sumatra Utara, DKI
Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Sedangkan untuk Provinsi Banten sudah
tahun 2014 membuat rancangan Standar Nasional PKPR yang bertujuan untuk
dengan potensi yang dimiliki. Dan pada tahun 2015 Standar Nasional PKPR
dan berdasarkan penilaian pedoman Standar Nasional PKPR, namun hanya ada
Sedangkan untuk hasil capaian program, pada tahun 2014, dari 25 puskesmas
(Dinkes, 2015). Dan pada tahun 2015, cakupan yang didapatkan meningkat dari
tahun sebelumnya, yaitu sebesar 87,5%, yang sudah melebihi target yang sebesar
puskesmas yang ada. Pada tahun 2014, capaian yang ada masih tergolong rendah
klinik remaja (layanan PKPR) adalah sebesar 23,37% dari total presentase
memanfaatkan layanan PKPR sebesar 35,93% dari total presentase remaja yang
Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2014 didapatkan sebanyak 20446 kasus
merokok, 10993 kasus anemia pada remaja, dan 910 kasus kehamilan usia <19
tahun (Dinkes, 2015). Dan pada tahun 2015, terdapat 19.884 kasus merokok di
usia remaja dan sebanyak 574 kasus kehamilan usia remaja (Dinkes, 2016).
Untuk Kabupaten Tangerang, pada tahun 2014, kunjungan kasus tertinggi adalah
gangguan haid sebanyak 2182 kemudian 616 kunjungan kasus anemia (Dinkes,
2015). Pada tahun 2015, didapatkan sebanyak 3721 kunjungan kasus merokok
Kabupaten Jombang masih belum sesuai pedoman yang ada, seperti: 1) tenaga
pelaksana memiliki beban kerja yang banyak dan belum mendapatkan pelatihan
gedung karena dianggap sama dengan konseling dan konseling sebatas keluhan
dari penyakit yang diderita; dan 7) monitoring evaluasi belum ada umpan balik
iklim kerja kondusif. Sedangkan dari faktor manajemen belum terlaksana karena
masih minimnya sarana untuk akses informasi kinerja pegawai dan dana yang
tidak memadai dalam pelaksanaan program PKPR, dan juga yang menjadi
kedua Dinas Kesehatan, yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan Dinas
kedua Dinas Kesehatan tersebut tidak ada perbedaan, yaitu sama-sama Dinas
Dinas Kesehatan, yaitu Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Dinas
kategori Paripurna dan dua Puskesmas PKPR dengan kategori Optimal dari 25
terdapat dua Puskesmas PKPR dengan kategori Optimal dan tiga Puskesmas
PKPR dengan kategori Minimal dari 5 Puskesmas PKPR yang ada. Hal tersebut
tersebut.
manusia?
kesehatan?
PKPR?
Kabupaten Tangerang.
Kabupaten Tangerang.
Tangerang Selatan.
pada rentang waktu bulan Juni sampai Agustus 2017 di wilayah kerja Dinas
observasi serta telaah dokumen untuk diperolehnya data primer dan data
sekunder sesuai informasi dan data yang dibutuhkan. Adapun informan kunci
adalah Seksi Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Luar Sekolah – Dir.
11
Program PKPR di Puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota
Kesehatan tersebut berada di satu wilayah kerja yang sama, yaitu Dinas
Oleh sebab itu peneliti ingin melihat implementasi yang ada di antara kedua
variabel:
a. Jumlah penduduk;
12
13
b. Kepadatan penduduk.
dengan beban kerja yang besar. Dalam hal jumlah unit kerja pada
3 (tiga) seksi.
dengan beban kerja yang sedang. Dalam hal jumlah unit kerja pada
(tiga) seksi.
dengan beban kerja yang kecil. Dalam hal jumlah unit kerja pada
(tiga) seksi.
14
a. Tugas:
Kabupaten/Kota.
b. Fungsi:
kesehatan;
kesehatan;
daya kesehatan;
tugasnya; dan
a. Tugas:
Kabupaten/Kota.
b. Fungsi:
16
tugasnya; dan
a. Tugas:
Kabupaten/Kota.
b. Fungsi:
17
tugasnya; dan
seluruh puskesmas yang ada di Indonesia pada tahun 2019 (Kemenkes, 2015).
Kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja serta berkesan
rahasia, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatan remaja, serta efektif,
maupun di luar gedung yang ditujukan bagi kelompok remaja berbasis sekolah
ataupun masyarakat. Hal ini dilakukan agar layanan yang diberikan dapat
2016):
permasalahan remaja yang tidak hanya berhubungan dengan fisik tetapi juga
lainnya.
program PKPR. Oleh karena itu, program ini juga memberdayakan remaja
sebagai konselor sebaya yang diharapkan mampu menjadi agen pengubah (agent
pertolongan pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat
ditanggulangi di sekolah.
keagamaan;
sebagai berikut:
seksual;
pubertas;
1. Pemeriksaan Kesehatan
petugas puskesmas.
2. Pengobatan
penyakitnya;
3. Konseling
kesehatan remaja;
4. Penyuluhan
berikut:
berikut:
rujukan internal;
sekolah lanjutan;
dll);
ada. Suatu standar pelayanan haruslah valid, artinya ada kaitan yang
dipatuhi, maka hasil yang diingnkan akan tercapai. Standar harus ditulis
(Bustami, 2011).
1. Standar Masukan
2. Standar Proses
3. Standar Keluaran
standar penampilan.
4. Standar Hasil
2014):
dalam setahun;
3. Minimal : <60%
29
1. Persiapan
berikut:
a. Kajian awal
pelaksanaannya.
2. Pelaksanaan
menjadi RS PKPR.
c. Melatih Petugas
harus dilaporkan.
akan datang.
sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan
meliputi kerja sama antar bagian yang interdependen satu sama lain
Davis G.B (1991), sistem secara fisik adalah kumpulan dari elemen-
satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu
yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang
(Azwar, 2010).
diperlukan;
program.
dan perubahan atau hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Berikut
Aktifitas/
Input Output Outcomes Impact
Proses
a. Masukan (Input)
sebagai berikut :
ditetapkan tersebut.
(Kemenkes, 2014).
2) Fasilitas Kesehatan
3) Remaja
43
15-19 tahun.
4) Jejaring
ditemukan.
5) Manajemen Kesehatan
orang lain guna mencapai hasil tujuan yang tidak dapat dicapai
(Kemenkes, 2014).
b. Proses
yang direncanakan.
(Kemenkes, 2014):
PKPR ke Puskesmas.
2) Fasilitas Kesehatan
3) Remaja
sebaya .
4) Jejaring
ada.
kabupaten/kota.
5) Manajemen Kesehatan
sistem rujukan.
c. Keluaran
50
program.
dan Ni Lu Kadek Alit Arsani (2013) yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
disebutkan bahwa PKPR dirasakan memiliki peranan yang sangat penting bagi
remaja secara luas (Agustini & Arsani, 2013). Selain itu, peranan Puskesmas
yang dilakukan belum optimal dikarenakan hanya ada satu Karang Taruna saja
yang mendapatkan penyuluhan dari total sebelas desa yang ada di wilayah kerja
telah berjalan dengan cukup baik dikarenakan bahwa para petugas telah
memahami materi dari PKPR tersebut. Kejelasan informasi juga diterima oleh
pasien terkait alur pelayanan program. Namun, tidak semua pasien memahami
dengan jelas alur pelayanan di Puskesmas, terlebih pada pasien yang baru
di Puskesmas Alun Alun memang telah terbentuk, namun masih belum ada surat
namun yang disetujui oleh pihak Puskesmas hanya dua kegiatan saja yakni
Peralatan yang ada di Puskemas Alun Alun memang cukup memadai, diketahui
Ruangan Poli PKPR cukup dengan ventilasi, namun ruangan tersebut kurang
semarak karena tidak ada suasana anak muda dan ruangan dijadikan satu dengan
Poli Dewasa dan UKK. Selain itu, fasilitas lain seperti pengadaan brosur telah
52
Kesehatan Remaja setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, juga
di sekolah saja yang menjadi perhatian utama, dan itupun tidak optimal. Tidak
lokalisasi dalam hal pemberian layanan kesehatan reproduksi untuk para remaja,
SMAN 10 Kota Padang tahun 2015. Belum optimalnya pelaksanaan terlihat dari
sarana dan prasarana, yaitu ketersediaan ruangan yang belum memadai. Selain
itu, tenaga yang terlatih yang ada di Puskesmas Andalas hanya satu orang dan
pada SMAN 10 Padang, pelatihan yang dilakukan kepada guru Pembina PKPR
masih sangat kurang. Meskipun kurang optimal bila dilihat dari SDM, sarana
serta prasarana yang ada, sumber dana kegiatan PKPR di Puskesmas yang
pelaksanaannya pun sudah berdasarkan modul dan buku yang dikeluarkan oleh
program PKPR belum berjalan dengan baik karena tidak ada koordinasi antara
dengan baik dikarenakan belum adanya pembagian tugas yang jelas untuk setiap
anggota. Pelaksanaannya pun belum semua kegiatan berjalan dengan baik, untuk
untuk pelaksanaan program di sekolah masih belum berjalan dengan lancar. Dan
dengan baik, dimana masih ada program yang belum terlaksana, dan juga masih
PKPR, serta masih ditemukannya kekurangan baik itu dari segi tenaga, dan
tenaga. Juga sosialisasi terkait program PKPR pun belum maksimal dilakukan
pendekatan sistem untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. Penelitian yang
pada penelitian ini. Adapun merujuk pada pendekatan sistem menurut Kellog,
yaitu masukan (input), proses, dan luaran (output) yang dipadukan dengan
peneliti membuat alur pikir yang digambarkan pada kerangka pikir dalam
dengan teori yang dibawa oleh Kellogg (2004) yang mana peneliti melihat
kesehatan yang berkaitan dengan program PKPR. Dan pada komponen proses,
peneliti melihat dari hasil gambaran program PKPR di Dinas Kesehatan Kota
56
Gambar 3.3 Kerangka PikirBagan 3.3 Kerangka Pikir
3.2 Definisi Istilah
Tabel 3.1 Definisi Istilah
57
menunjang implementasi Program Pemegang Program PKPR
PKPR di wilayah kerjanya Puskesmas.
Remaja Mereka yang berusia 10-19 tahun yang Wawancara Pedoman Kesga-Kemenkes;
mendapatkan pelayanan dan terlibat Mendalam dan Wawancara dan PJ Program PKPR Dinkes
dalam program PKPR di Dinas Telaah Dokumen Daftar Dokumen Kab. Tangerang dan Dinkes
Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang Selatan;
Dinas Kesehatan Kabupaten Pemegang Program PKPR
Tangerang. Puskesmas.
Jejaring Para remaja, kelompok-kelompok Wawancara Pedoman Kesga-Kemenkes;
masyarakat, lintas program, lintas Mendalam dan Wawancara dan PJ Program PKPR Dinkes
sektor terkait, Lembaga Swadaya Telaah Dokumen Daftar Dokumen Kab. Tangerang dan Dinkes
Masyarakat (LSM) yang terlibat dalam Kota Tangerang Selatan;
program PKPR di Dinas Kesehatan Pemegang Program PKPR
Kota Tangerang Selatan dan Dinas Puskesmas.
Kesehatan Kabupaten Tangerang.
Manajemen Kebijakan dan sistem manajemen yang Wawancara Pedoman Kesga-Kemenkes;
Kesehatan ada di Dinas Kesehatan Kota Mendalam dan Wawancara dan PJ Program PKPR Dinkes
Tangerang Selatan dan Dinas Telaah Dokumen Daftar Dokumen Kab. Tangerang dan Dinkes
Kesehatan Kabupaten Tangerang guna Kota Tangerang Selatan;
58
mendukung implementasi program Pemegang Program PKPR
PKPR di wilayah kerjanya. Puskesmas.
2. Aksi Pemenuhan Kegiatan yang dilakukan Dinas Wawancara Pedoman Kesga-Kemenkes;
SN-PKPR Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Mendalam dan Wawancara dan PJ Program PKPR Dinkes
Dinas Kesehatan Kabupaten Telaah Dokumen Daftar Dokumen Kab. Tangerang dan Dinkes
Tangerang dalam implementasi Kota Tangerang Selatan;
program PKPR di wilayah kerjanya Pemegang Program PKPR
berdasarkan SN-PKPR. Puskesmas.
3. Hasil Penilaian Hasil Penilaian Pemenuhan Standar Telaah Dokumen Daftar Dokumen Dokumen Laporan Program
Pemenuhan Standar Nasional PKPR (SN-PKPR) di Dinas PKPR
Nasional PKPR Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan
(SN-PKPR) di Dinas Kesehatan Kab. Tangerang
Dinas Kesehatan Tahun 2017 yang didapatkan dari hasil
Kota Tangerag pemantauan oleh Dinas Kesehatan di
Selatan dan Dinas wilayah kerjanya, baik Kota Tangerang
Kesehatan Kab. Selatan maupun Kabuaten Tangerang.
Tangerang Tahun
2017
59
4 BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Peduli Remaja (PKPR) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Dinas
rentang waktu penelitian adalah bulan Juni sampai Agustus tahun 2017.
berdasarkan:
60
61
Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam
dengan informan yang telah ditentukan, juga diperoleh dari hasil observasi
informasi dari informan terkait komponen masukan (input), yang terdiri dari
Kabupaten Tangerang.
2. Data Sekunder
Tangerang;
Kabupaten Tangerang.
dan pengawasan program. Selain itu, digunakan juga alat tulis sebagai
63
dokumentasi audio.
a. Wawancara Mendalam
b. Observasi
c. Telaah Dokumen
Catat ide maupun gagasan yang timbul selama mempelajari data unutk
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengkategorian.
d) Indexing
Kalimat deskriptif yang telah ditulis kemudian diatur, dengan menandai
dan menyusun pertanyaan-pertanyaan.
e) Formation on Themes
Petakan pertanyaan dari konteks aslinya kemudian menyusun kembali
dalam konteks tematis yang baru. Aspek yang paling penting dalam hal
ini adalah mereduksi data dengan membandingkan dan menyamakan
data serta memotong dan menggabungkan beberapa pernyataan
menjadi satu.
f) Mapping and Interpretation
Imajinasi dan kemampuan dibutuhkan dalam analisis untuk melihat
hubungan diantara pernyataan dan hubungan data-data keseluruhan.
Adapun di dalamnya menggunakan komparasi dengan cara
mengidentifikasi kecenderungan-kecenderungan yang ada pada
masing-masing persoalan yang dilacak dan kemudian mebandingkan
kecenderungan-kecenderungan tersebut antara yang terdapat pada
suatu kasus dan kasus yang lain.
informan yang berbeda yaitu Subdit Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Puskesmas.
66
Triangulasi Data
Triangulasi Metode Triangulasi Sumber
Variebel
Wawancara Telaah Informan Informan Informan
Observasi
Mendalam Dokumen Ahli Kunci Pendukung
Sumber Daya Manusia √ √ √ √ √ √
Fasilitas Kesehatan √ √ - √ √ √
Remaja √ √ √ √ √ √
Jejaring √ - - √ √ √
Manajemen Kesehatan √ √ √ √ √ √
Aksi Pemenuhan SN PKPR √ √ √ - √ √
Hasil Penilaian SN PKPR √ - √ - √ √
67
68
5 BAB V
HASIL
Dan berikut merupakan visi dan misi yang dimiliki Dinas Kesehatan
Misi:
Berkesinambungan.
Lingkungannya.
Dan berikut daftar Puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Dan berikut merupakan visi dan misi yang dimiliki Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang:
71
Tangerang.”
Dan berikut daftar Puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang:
Pada penelitian yang dilakukan ini, terdapat 8 informan yang terdiri dari: dua
informan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan; satu informan dari Dinas
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan; dan dua informan dari Puskesmas di
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu domain yang ada di
adalah tenaga kerja yang ada di Dinas Kesehatan yang menangani Program
PKPR.
satu kegiatan yang ada di Program Kesehatan Remaja yang menjadi salah satu
manusia (SDM) yang ada di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Dinas
Tabel 5.3 Gambaran SDM PKPR di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang Tahun 2017
Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sudah terdapat SDM PKPR di
yaitu untuk Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan terdapat dua orang yang
74
ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017.
Keduanya fokus pada Program Kesehatan Remaja dan tidak memiliki tugas
untuk menangani program lain yang menjadi tugas Seksi Kesehatan Keluarga
“Iya, jadi memang dibagi-bagi, kalau saya sama Ratna PIC (Person in
Charge/PJ) nya remaja. ...saya kesmas, promkes..., saya penyuluh...”
(Lansia). Sehingga fokus kerja SDM tersebut tidak hanya untuk satu program,
melainkan dua program, yaitu Kesehatan Remaja dan Kesehatan Lanjut Usia.
di kedua wilayah kerja, baik di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Puskesmas PKPR yang ada di kedua wilayah kerja, sudah terdapat Tim PKPR
Adapun SK tersebut diperbarui setiap tahun. Dalam satu Tim PKPR terdiri dari
enam orang, yaitu satu Penanggung Jawab Program Remaja, yang berlatar
belakang pendidikan kesehatan, dan lima lainnya adalah anggota yang terdiri
PKPR karena Program PKPR tidak bisa berjalan sendiri dan dilakukan oleh
“...karena kalau PKPR tidak bisa berjalan kalau tidak ada tim, jadi di
puskesmas sendiri seperti misalnya tentang gizi remaja, sedangkan
orang yang si remaja itu tidak mungkin menghafalkan lima-limanya,
minimal setidaknya dia bisa tentang pkprnya sendiri satu, kedua tentang
kesehatan reproduksi remaja, selebihnya sudah punya petugas masing-
masing. Itu harus tahu pentingnya kerjasama dan itu yang harus
ditingkatkan.”
Informasi tersebut juga dikonfirmasi oleh Petugas Puskesmas.
hasil bahwa SDM yang menjadi petugas PKPR mempunyai latar belakang
Puskesmas, SDM yang ada juga merangkap untuk program lainnya yang ada di
Tabel 5.4 Tugas SDM PKPR Puskesmas di Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang Tahun 2017
Dinas Kesehatan Puskesmas Tugas Lainnya
Kampung Sawah Program Kesehatan Lansia
Kota Tangerang
Program Kesehatan Lansia
Selatan Pondok Ranji
Bidan Pelaksana
Program KB
Pasirjaya
Program Kesehatan Lansia
Kabuaten Tangerang
Program Kesehatan Lansia
Cisoka
Tim VCT
Sumber: Wawancara
Selain itu, pada tahun 2017 terjadi pergantian Tim PKPR di Puskesmas
Kampung Sawah, sehingga saat penelitian ini dilakukan yang menjadi pemegang
tahun 2017 Pemegang Program PKPR sedang hamil dan diharuskan untuk
meminta agar Kepala Puskesmas Kelapa Dua sesegera mungkin untuk mencari
pelatihan PKPR kepada Tim PKPR Puskesmas, artinya Tim PKPR Puskesmas
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah terlatih atau
Puskesmas yang ada di wilayah kerjanya. Pelatihan PKPR dan bimbingan sudah
dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dari tahun 2015 dan pada
tahun 2017 juga akan dilakukan pelatihan dan bimbingan. Hal tersebut juga
IK1:
“....kita sudah mengadakan pelatihan. Di 2015 ada peningkatan
wawasan SN PKPR ke... sepuluh Puskesmas. ...nanti di 2017 bulan
depan ada bimbingan teknis...”
IP1:
“...pelatihannya setiap tahun juga ada. Hari ini juga PKPR 2 hari, hari
ini sama besok. Kalau hari ini lagi dilatih konselornya, besok
petugasnya, petugas promkes, petugas UKS.”
IP2:
“...ada pelatihan dari Dinkes. ”
kali pada tahun 2014. Tidak diselenggarakannya lagi pelatihan karena terbatas
terhadap informan pendukung, yaitu IP3 dan IP4. Berikut kutipan wawancara
IP3:
“...yang pemegang program pernah, sudah lama, empat atau lima tahun
yang lalu...”
IP4:
“...sekali, kalau pelatihan yang sampai menginap. ...cuma aku lupa
tahunnya, tidak tahun kemarin (2016), mungkin tiga tahunan.”
ada di sini termasuk dari loket juga karena bukan hanya tim ini saja.
Orang-orang yang sepuluh atau lima belas itu ada semua tidak hanya
ini.”
Pernyataan Informan Ahli
kepada Dinas Kesehatan Provinsi yang ada di Indonesia. Dan berikut kutipan
Remaja (PKPR) adalah sarana prasarana yang tersedia dan disediakan oleh
maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2017. Dan berikut hasil
PKPR yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
PKPR) pada tahun 2017. Berikut kutipan hasil wawancara dengan IK1:
Dan berikut tebel daftar Puskesmas PKPR yang sudah ada di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2017:
Tabel 5.6 Daftar Puskesmas PKPR di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
tahun 2017 terdapat delapan Puskesmas PKPR dari total 44 Puskesmas yang ada
pelayanan kesehatan yang lain. Berikut tabel perihal ruang pelayanan yang ada
pedoman yang sebelumnya telah diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
informasi tersebut:
Dan berikut hasil observasi perihal pedoman PKPR yang ada di kedua
Tabel 5.9 Daftar Pedoman PKPR di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang Tahun 2017
juga menyediakan sarana dan prasarana lainnya yang kepada Puskesmas PKPR
Tabel 5.10 Daftar Sarana Prasarana Puskesmas PKPR di Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang Tahun 2017
Remaja” yang dibuat dan dianggarkan oleh Puskesmas Kampung Sawah dan
“oh itu.., itu plang kita buat sendiri. Anggaran Puskesmas, Dinkes tidak
ada, tidak memberikannya, belum mungkin.”
Juga termasuk tidak semua Puskesmas PKPR yang ada di wilayah kerja
lokasi Puskesmas tersebut. Begitu pula dengan papan nama “Sekolah PKPR”,
tersebut didapatkan dari hasil wawancara dengan informan IK2. Berikut kutipan
bahwa Puskesmas PKPR tidak harus memiliki semua pedoman yang ada
Remaja dalam penelitian ini adalah mereka yang berusia 10-19 tahun
Peduli Remaja (PKPR) di wilayah kerja Dinas Kesehatan, baik Dinas Kesehatan
PKPR di wilayah kerjanya sebesar 80% setiap tahun, yang artinya minimal
terdapat 80% remaja di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Puskesmas sebesar 60% dan 18% nya berkunjung ke pelayanan konseling (klinik
terdiri dari SMP dan SMA sederajat dari total 293 sekolah (SMP dan SMA) yang
ada di Kota Tangerang Selatan. Berikut daftar Sekolah PKPR yang ada di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2017 beserta
6 Tabel 5.12 Daftar Sekolah PKPR di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
NO. PUSKESMAS SEKOLAH PKPR NAMA PKPR
SMP Al-Zahra Indonesia ALZINERS
1 Benda Baru SMA Taruna Mandiri STMJ
SMK Islam Al-Fajar AFIC
2 Bhakti Jaya SMPN 20 TWENTY
87
Kota Tangerang Selatan, terdapat satu Puskesmas PKPR yang tidak memiliki
“...Kita punya satu puskesmas, namanya Rengas, tidak punya SMP dan
SMA sederajat, jadi tidak punya sekolah binaan PKPR. Nah yang 25
puskesmas sudah punya sekolah binaan PKPR, walaupun jumlahnya
beda setiap Puskesmas...”
Sedangkan untuk wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang,
terdapat 10 Sekolah PKPR di tahun 2017. Dan berikut daftar Sekolah PKPR
89
minimal memiliki dua Sekolah PKPR, satu di tingkat SMP sederajat, dan satu di
tingkat SMA sederajat. Adapun 10% dari jumlah siswa yang ada di masing-
masing sekolah akan menjadi Kader Kesehatan Remaja (KKR) yang kemudian
beberapa akan dilatih untuk menjadi Peer Conselor atau Konselor Sebaya di
informasi tersebut:
“...kita fokus ke SMP dan SMA, karena memang tidak ada, belum ada
kegiatan, belum ada kadernya. ...kader di PKPR Dinkes Kota Tangsel
namanya Konselor Sebaya PKPR. ...kita belum ada luar sekolah, iya
seperti karangtaruna, anak jalanan.”
melakukan pembinaan kepada Konselor Sebaya yang ada di wilayah kerja Dinas
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan rutin setiap tahunnya, seperti pada
kepada Konselor Sebaya mengenai teknik konseling untuk remaja, dan dalam
Kesehatan Jiwa sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut. Berikut kutipan hasil
IK2:
“Ada, pembinaan ke sekolah ada. Tahun ini ada pembinaan, sepuluh
sekolah binaan. Di binaan Puskesmas PKPR.”
IP3:
“Tapi kalo pure dari program dari dinasnya untuk pembinaan Sekolah
PKPR itu setahun sekali ada, pembinaan ke sekolahnya, kedua sekolah
itu, sama Puskesmasnya. Kebetulan nanti, bulan Agustus kita mau ini,
pembinaan Sekolah PKPR, dikoordinir dinas, sama Puskesmas PKPR.”
IP4:
“...saya pembinaan sekolah, sebulan itu ada jadwalnya, satu sekolah
sehari dalam sebulan itu dua. SMA 1 SMP 1. SMA sama SMP.”
“Saya ikut membantu pembentukan Konselor Sebaya... anak-anaknya
sudah mengerti. ...nanti kalau misalnya mau senang ikut kegiatan ini.
Yang lama siswa membantu yang baru. Kebetulan kalau sekolah yang
ini anak-anaknya aktif banget.”
Pelatihan dan Pembinaan yang diberikan oleh Puskesmas belum maksimal. Dan
juga diberikan buku terkait kesehatan remaja oleh Puskesmas yang membinanya.
IS1&IS2:
“Ada iya konseling sama temannya. ...adanya kemarin itu ke puskesmas,
saya sama ada 10 perwakilan murid dari sini, ke puskesmas. Ada
pengarahan tentang konseling, nanti konseling sesama temannya, curhat
sama temannya, kalau ada yang sakit bisa ke puskesmas, sama nanti
kalau ada yang sakit obat bisa minta sama puskesmasnya... Jadi kemarin
itu dua kali, dua bulan yang lalu kalau tidak salah, itu yang konseling
remaja itu, terus yang baru itu yang kesehatan mulut dan gigi, kita ke
puskesmas juga, karena puskesmas mengundang kita, ...tidak ada kalau
dari dinkes, puskesmas itu saja.”
IS3:
“Iya. PKPR, waktu itu, ...sekitar 50 atau 60. Pelatihan waktu itu pernah
ada, terkait misalnya seperti susah bagaimana berhenti merokok. Dinas
Kesehatan? waktu itu pernah. Kalau tidak salah kumpul juga terus
dikasih materi kalau ini begini, begini... Itu dinasnya yang ke sekolah,
langsung ke sini.”
kesungguhan dari Konselor Sebaya itu sendiri seperti tidak ada komunikasi antar
Konselor Sebaya dan perencanaan kegiatan konseling di sekolah, tidak ada Guru
Pendamping, dan ruang konseling yang belum ada. Berikut hasili wawancara
IS1:
“...di ruang kelas, ini masuk ke kelas, yang mau curhat, biasanya duduk
bareng, empat orang cerita. Ya karena kita fasilitasnya juga kurang. Ya
ada yang konseling, tapi jarang.”
IS3:
“Jarang ini, tidak ada ini, jarang kumpul, tidak ada seperti kerjasama
antar anaknya. Seperti tidak ada niat untuk ikut, ya seperti terpaksa.
...Biasanya lewat curhat di kelas, mengobrol... belum ada tempatnya.
...PKPR....guru, tidak ada sepertinya.”
93
oleh Puskesmas diberikan secara rutin kepada Konselor Sebaya yang ada di
IS4:
“Iya puskesmas biasanya mengadakan pelatihan sama pembinaan ke
anak KKRnya. ...Rutin. Iya ada ...Dinkes juga terkadang ikut.”
IS5:
“...kalau dari Bu Yuni dan Bu Fitri juga sering. Kadang tiga bulan kalau
ada kegiatannya pada bisa sebulan dua kali.”
Selain itu, Konselor Sebaya yang ada di kedua sekolah tersebut aktif
Selain itu, Sekolah PKPR pun sudah memiliki ruang konseling yang tergabung
dengan ruang UKS. Juga terdapat salah satu sekolah yang mendapatkan fasilitas
tersebut:
IS4:
“Konselor sebaya kita sudah berjalan penyuluhan ke anak-anak setiap
hari Senin dan Jumat, di SMP juga ada ruangannya juga.”
IS5:
“...Ruangannya gabung sama UKS, iya, itu ada di kasih sama dinas... itu
baru juga dikasih plangnya sama dinas. ...Iya biasanya anak-anaknya
94
tahun 2017:
Dari tabel 5.14 dapat diketahui bahwa di kedua wilayah kerja Dinas
Konselor Sebaya di luar sekolah, seperti di panti asuhan, karang taruna, dan anak
“Iya betul, kita belum ada luar sekolah, iya seperti karangtaruna, anak
jalanan. Ya ampun, anak sekolah saja susah. Soalnya memang
kerjasama itu susah, belum ada... kecuali ada kerjasama dengan Dinas
Pendidikan...”
pembinaan yang dilakukan oleh Puskesmas Pasirjaya kepada remaja yang ada di
yang ada di Pondok Pesantren tidak maksimal dan tidak bisa berlanjut di tahun
95
2017 karena terkendala dengan anggaran dana yang terbatas. Hal tersebut
wawancaranya:
IP3:
“Apalagi kita ada poskestren, kerjasama juga kita. Apalagi yang Al-
khoirot itu, santrinya ada juga yang jadi KKR di pesantrennya...”
IP4:
“...kalau untuk di luar itu sudah tidak tercover, ...saya sudah jalan juga
tapi bukan ke karang taruna, itu ke pondok pesantren yang usianya usia
remaja, itu tahun kemarin saya dapat dari mengajukan dana, itu... tahun
kemarin saja. Tahun sekarang saya belum sempat untuk ke luar sekolah”
menyelenggarakan PKPR harus terdapat kegiatan KIE kepada remaja yang ada
sudah terdapat kegiatan KIE. Berikut kegiatan KIE yang ada di kedua wilayah
membantu memfasilitasi Puskesmas PKPR dalam bentuk media KIE selain itu,
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan pun ikut andil dalam penjaringan di
informasi tersebut:
“...kita kasih media untuk KIE, leaflet, lembar balik, materi dasar kita
juga punya, kesehatan reproduksi remaja, NAPZA, IMS-ISR, HIV/AIDS,
96
satu lagi gizi remaja, lima ya. ...kita juga pernah peningkatan kesehatan
remaja melalui penjaringan, 25 Puskesmas, satu, Rengas tidak masuk...”
IP1:
“...kita ada penyuluhan. Ke luar sekolah juga, ada.”
tersebut:
IP3:
“...baru kita undang, tapi ada juga kalau mereka ada membuat kegiatan,
ada juga setiap tahun ada, kalau kita memang punya jadwal, dalam
setahun ini kita penyuluhan kemana-kemana-kemana, kita tembuskan
suratnya itu ke dinas, mungkin sewaktu-waktu dinas ada keperluan ingin
ikut, datang. Gimana kondisi dari dinasnya.”
IP4:
“...dinkes tidak selalu, tapi pernah ikut.”
tersebut:
IP3:
“Tapi kalau untuk kegiatan itu fokusnya tidak hanya di sekolah saja, di
lapangan, di desa kita melakukan. Jadi kita pkpr tidak saja sekolah, tapi
luar sekolah, itu pesantren salafi kita penyuluhan, yang tidak formal, tapi
informal juga. Remaja luar sekolah jadi sasaran juga.”
“Ini sekarang lagi siap-siap, besok ada penjaring, siswa baru sudah
mulai ini. Jadi dari puskesmas sama kkr nya nanti ke sekolah...”
IP4:
“...kalau penyuluhan ke desa, mereka welcome saja. ...itu baru
penyuluhan saja, tidak bisa pembinaan seperti di sekolah”
KIE kepada remaja, yaitu Roadshow Kesehatan Reproduksi Remaja yang akan
bahwa PKPR tidak hanya dilakukan di sekolah, namun juga dapat dilakukan di
sejauh ini yang paling bisa dijalankan. Dan berikut kutipan hasil wawancara
Selatan maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang pada tahun 2017. Dan
dengan LSM, meskipun hanya beberapa tahun saja kerjasama tersebut berjalan.
Selatan juga tidak terdapat kerjasama dengan LSM. Berikut kutipan wawancara
IK1:
“...kita pernah kerjasama sama yayasan, pernah kita kerjasama sama
orang LSM. Kalau sekarang tidak ada, pure dinkes.”
IP1:
“...masih lingkup sekolah. Sebenarnya memang harus sampai lingkup
LSM, tapi saya belum sampai ke LSM, baru sampai ke sekolah.”
99
IP2:
“...kita tidak ada kerjasama dengan LSM...”
dengan salah satu LSM anak yang ada di Tangerang dalam mengatasi
beberapa target yang tidak dapat dicapai dengan baik. Berikut kutipan hasil
legalitas dokumen tertulis untuk kegiatan bermitra tersebut tidak ada, kemitraan
dilihat dalam hal bantuan pihak BPPKB Kabupaten Tangerang yang ikut
binaan keduanya sama. Dan berikut kutipan hasil wawancara dengan informan
kedua Dinas Kesehatan Kab/Kota lebih ke arah lintas sektoral dan lintas
wawancara, yang terjalin adalah dengan Administrasi & Loket, Program Gizi,
Program UKS.
kegiatan PKPR bagi remaja di sekolah maupun luar sekolah. Meskipun dalam
IK1:
“Kalau kita kerjasama sama Kemenkes berupa narasumber, kita
kerjasama sama Kota Tangerang juga karena kita meminta narasumber
kalau ketentuan kalau misalnya audiensnya petugas puskesmas. Soalnya
memang kerjasama itu susah, kecuali ada kerjasama dengan dindik ya.
Sebenernya kita sudah coba, sebenarnya seharusnya dindik juga punya
peranan tapi kenyataannya sampai sekarang kita belum lihat ke dalam
situ, mungkin mereka masih fokus ke akademis kali ya. ... kalau dinsos
belum, dinsos biasanya yang lansia. ...BKKBN belum.”
101
IK2:
“Lintas sektoral?... kalau lintas sektornya di Puskesmas, mereka ke
Kelurahan, Kecamatan, dan itu pasti kan ada remaja luar sekolah. Lebih
banyak sih lintas sektornya ke pendidikan, karena terkait sekolah ya, jadi
Dinas Pendidikan. Kalau dinas pendidikan sudah terjalin.”
IK1:
“Jadi kita suka kerjasama, kalau misalnya tentang gizi remaja, kita
kerjasama ama orang gizi, sudah bilang, karena kalau PKPR tidak bisa
berjalan kalau tidak ada tim, jadi di Puskesmas sendiri seperti misalnya
tentang gizi remaja... lintas program ini petugas puskesmas yang
menangani remaja juga penanggungjawab UKS ataupun promkes,
makanya dibilang lintas program.”
IP1:
“Karena promkes itu sebagai motornya untuk penyuluhannya. UKS
sendiri itu kita memang ada di bawah lingkupnya dari UKS. Jadi
datangnya ada di UKS, kalau dengan gizi masuk, gizi remaja masuk.”
IP3:
“...ini termasuk yang lintas program yang terkait terus juga kita jejaring
untuk rujukan. Misalkan ada program gizi, ada remaja yang
diketemukan anemia, dikonsultasikan ke program gizi, ataukah mungkin
gizi menemukan kasus anemia perlu konseling kita...”
IP4:
“...diterimanya anak yang mau konsultasi dateng ke sini, loket yang
menerima dan kalau misalnya dia butuh pemeriksaan yang lain,
laboratorium, lab yang menerima...”
Pernyataan Informan Ahli
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan IA, didapatkan hasil
kelompok remaja seperi Saka Bhakti Husada (Pramuka). Berikut kutipan hasil
kebijakan dan sistem manajemen yang ada juga digunakan oleh Dinas
tetap dan baku. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Dinas Kesehatan Kota
“...disini baru, sedang, lagi akreditasi, jadi SOP untuk remaja sedang
disusun.”
terakreditasi memiliki kelengkapan dokumen yang lebih detail dan lebih rapi.
masih dalam kondisi yang baku dan belum direvisi atau diperbarui oleh Dinas
belum dibuat secara mendetail. Berikut kutipan wawancara dengan informan IP3
“...karena kita belum akreditasi, jadi belum, tupoksinya saja. Karena kita
belum akreditasi jadi belum secara mendetail...”
Klinik Remaja. Begitu pula dengan Puskesmas Pondok Ranji di Kota Tangerang
hasil bahwa untuk pelayanan konseling remaja (klinik PKPR) yang ada di
SDM dan ruangan yang ada, karena SDM yang ada tidak hanya bertanggung
jawab memegang Program PKPR saja, begitu juga halnya dengan ruangan yang
sudah memberikan nomor yang dapat dihubungi oleh para remaja guna dapat
105
melalui media internet, seperti aplikasi WhatsApp, BBM, ataupun website yang
telah dibuat. Namun, untuk tahun 2017 website yang sebelumnya sudah dibuat
dapat membuat janji dengan Petugas PKPR yang ada di Puskesmas untuk
melakukan konsultasi, baik di luar gedung (Klinik PKPR atau UKS) maupun di
Selatan dengan dua jenis, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara
dalam satu forum tertentu guna membahas Program PKPR. Berikut kutipan hasil
berdasarkan telaah dokumen, pada tauhn 2017 dilakukan satu kali. Berikut hasil
IK1:
“...laporan ada setiap bulannya, dari kita terus nanti mereka kasih ke
kita hasilnya, setiap bulannya ya...”
IK2:
“Ada. Itu rutin, setiap bulan dilaporkan ke kita, ada laporan kunjungan
kasus, ada laporan PKPR.”
Puskesmas PKPR itu sediri dan rujukan dari sekolah PKPR ke Puskesmas
PKPR, belum terdapat rujukan hukum dan/atau rujukan sosial dalam pelayanan
bahwa Puskesmas PKPR tidak harus memiliki semua prosedur yang sama
107
dengan yang dicontohkan oleh Kementerian Kesehatan, begitu pula dengan alur
pelayanan. Alur pelayanan di dalam gedung (Klinik PKPR) terdapat dua macam
“...kadang jam pulang sekolah siang, sore, jadi kita mendorong petugas
membuka pelayanan di luar jam puskesmas, kalau tidak petugas
puskesmasnya menempelkan nomor WAnya di dinding, di pintu, remaja
bisa konsultasi lewat WA, tidak perlu ketemu. Prosedurnya
menyesuaikan. Prosedur kita kasih gambarannya, nanti teknis di
lapangannya kita serahkan ke masing-masing. Setiap puskesmas punya
kelebihan dan kekurangan jadi kita tidak bisa memaksakan harus begini.
Ini alurnya ada satu pintu dua pintu, nanti mereka menyesuaikan.”
yang dimaksud aksi pemenuhan SN PKPR adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan, baik Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan maupun Dinas
berdasarkan kriteri dan matriks yang ada di SN PKPR pada tahun 2017. Berikut
tahun 2017.
108
Tabel 5.19 Pelaksanaan Matriks Aksi PKPR di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Tabel 5.21 Daftar Agenda dan Realisasi Kegiatan Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan dalam Program PKPR Tahun 2017
kegiatan Kompetisi Konselor Sebaya yang rutin diselenggrakan dari tahun 2014-
2017, juga pelatihan kepada Petugas Puskesmas dan Konselor Sebaya. Selain
kerjanya. Pada realisasinya, untuk tahun 2017 Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Konselor Sebaya PKPR di 35 sekolah, juga pelatihan kepada Tim PKPR yang
114
2017:
berikut hasil dari penelitian mengenai output program PKPR tahun 2017.
115
Pasirjaya.
PKPR secara bertahap dari tahun ke tahun. Selama tahun 2015, 2016, dan 2017,
Puskesmas yang dinilai oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan selalu
bertahap, karena anggaran yang ada tidak hanya untuk melakukan penilaian SN
PKPR. Berikut kutipan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan IK1:
“Karena memang untuk PKPRnya sendiri... harus step by step lah, ...tapi
semua ada anggaran. Karena memang bukan esensial, sementara kita
PKPRnya harus berjalan dulu nih. kalau misalnya semuanya sudah
berjalan, baru kita standarisasi. Sekarang 26nya sudah berjalan tapi
belum punya standar karena memang bukan pelayanan esensial tapi kita
tetep ada program-program setiap tahun gitu.”
116
Di tahun 2015, terdapat empat Puskesmas PKPR yang sudah dinilai oleh
Puskesmas PKPR di wilayah kerjanya pada tahun 2015, dengan hasil sebagai
berikut:
Untuk tahun 2016, penilaian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Puksesmas yang sudah dinilai pada tahun 2015 dan enam Puskesmas lainnya
berikut:
pada tahun-tahun sebelumnya, berbeda dari tahun 2016 yang terdapat empat
dapat terlihat bahwa tidak terdapat satupun Puskesmas yang mendapat predikat
Paripurna, sedangkan hanya tiga Puskesmas yang Optimal, sisanya masuk dalam
ternyata hasilnya seperti yang ada pada tabel 5.14 . Berikut kutipan hasil
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan berkembang lebih baik.
begitu pula dengan tiga Puskesmas PKPR yang baru dikembangkan pada awal
tahun 2017.
oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, namun dari lima Puskesmas
PKPR yang diminta, hanya satu Puskesmas yang sudah melakukan penilaian dan
6 BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Dan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, SDM yang ada merangkap
Selain sudah terdapat Tim PKPR, petugas yang ada merupakan tenaga
kesehatan yang sudah terlatih, hal tersebut dibuktikan dengan adanya Surat
dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang melakukan pelatihan setiap
tahun.
Tim PKPR yang terdiri dari tenaga kesehatan yang mengelola program terkait
remaja (UKS, gizi, IMS dan HIV, NAPZA, promkes, program lainnya yang
Tangerang Selatan dan yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
sedang cuti.
2015-2019 dan Rencana Aksi Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA tahun
tahun 2017 adalah 35% dari jumlah Puskesmas yang ada di suatu wilayah
kerja. Artinya, untuk wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Kesehatan RI.
bersangkutan.
sesuai dengan yang ada pada Pedoman SN PKPR dan Pedoman Manajemen
PKPR. Karena memang pedoman yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Kota
KIE, papan data, dan panthom. Kebutuhan sarana prasarana Puskesmas PKPR
PKPR, sekolah binaan di wilayah kerja Puskesmas PKPR minimal satu sekolah
dalam satu tahun, artinya Puskesmas PKPR di wilayah kerja Dinas Kesehatan
yang memang tidak ada sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat di wilayah
yang sebelumnya sudah dilatih oleh Puskesmas PKPR yang membina. Untuk
di luar gedung. Kegiatan KIE dilakukan setiap bulan oleh Puskesmas. Merujuk
yang terjalin adalah dengan sekolah, Camat, dan Lurah, meskipun di dukungan
Sekolah, dan Lurah, pun dapat bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat, LSM,
PKPR didapatkan:
prasarana.
Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terdapat dua jenis, yaitu
satu pintu dan dua pintu. Kedua jenis alur pelayanan sudah sesuai dengan
Berikut salah satu gambar alur pelayanan satu pintu dari Kementerian
Kesehatan RI:
yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang sudah sesuai dengan apa
yang ada di Puskesmas itu sendiri, ataupun dari sekolah binaan ke Puskesmas
yang membina. Padahal, merujuk pada Pedoman SN PKPR, rujukan yang ada
untuk PKPR bisa berupa rujukan medis, antar-poli atau ke fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, rujukan sosial, dan rujukan hukum. Artinya, sistem rujukan
PKPR yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan juga
129
Tabel 6.6.1 Pelaksanaan Matriks Aksi SN PKPR di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Kesehatan Puskesmas; melakukan Pelatihan sudah dilaksanakan kepada Pelatihan sudah dilaksanakan kepada
evaluasi pelatihan PKPR; SDM Puskesmas PKPR beserta SDM Puskesmas PKPR beserta
1.
mendistribusikan pedoman-pedoman memberikan pedoman-pedoman tentang memberikan pedoman-pedoman tentang
Puskesmas.
diperlukan sesuai pedoman untuk Menyediakan prasarana dan sarana sebagai penunjang kegiatan PKPR di
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagai penunjang kegiatan PKPR di Puskesmas. Seperti papan data, papan
4.
komperhesif yang memenuhi selera Puskesmas. Seperti papan data, alat nama PKPR, lemari, alat peraga,
remaja, baik di dalam maupun di luar peraga, celemek, dan media KIE. celemek, dan media KIE. Meskipun
Mendistribusikan dan mensosialisasikan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
5.
serta memfasilitasi pelaksanaan prosedur, mendistribusikan pedoman dan prosedur mendistribusikan pedoman dan prosedur
132
tata laksana dan alur pelayanan mencegah baku turunan dari Kementerian baku turunan dari Kementerian
terjadinya missed opportunity dan Kesehatan. Selebihnya diserahkan ke Kesehatan. Selebihnya diserahkan ke
penyelenggaraan kesehatan
yang berlaku.
elektronik.
8. hak, tanggung jawab, dan ruang lingkup Tidak ada pelaksanaan Tidak ada pelaksanaan
10. kesehatan remaja, peran dan tanggung Tidak ada pelaksanaan Tidak ada pelaksanaan
mempresentasikan/menyampaikan
tingkat kabupaten/kota.
13. kepada puskesmas agar mendukung Tidak ada pelaksanaan Tidak ada pelaksanaan
kebijakan serta Strategi Nasional kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
Petugas Puskesmas; Distribusi dokumen telah mensosialisasikan terkait kebijakan telah mensosialisasikan terkait kebijakan
14.
advokasi di fasilitas kesehatan; pelayanan PKPR kepada petugas PKPR pelayanan PKPR kepada petugas PKPR
18. menerapkan pedoman sistem rujukan; Tidak ada pelaksanaan Tidak ada pelaksanaan.
sistem rujukan.
Sumber: Pedoman SN PKPR Kementerian Kesehatan RI, Wawancara, Observasi, dan Telaah Dokumen
140
Dari tabel 6.1, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa matriks
Tangerang.
PKPR dilaksanakan dua kali dalam setahun, dengan demikian diperoleh dua
laporan hasil evaluasi tingkat pemenuhan standar. Dalam satu kali hasil
perbaikan.
pemantauan dilakukan satu kali dalam satu tahun, bukan dua kali. Adapun yang
Puskesmas yang dipantau dua kali meskipun dalam rentang waktu satu tahun,
141
Puskesmas Kampung Sawah pada tahun 2015 dan 2016. Sedangkan, sisa
Puskesmas yang telah dipantau pada tahun 2016 tidak dipantau lagi pada tahun
Puskesmas yang memang baru dipantau pada tahun ini dan juga belum
pemantauan dua kali dalam satu tahun. Pemantauan yang dilakukan oleh Dinas
penilaian dari Puskesmas PKPR itu sendiri, padahal pemantauan juga bisa
2. Fasilitas Kesehatan
3. Remaja
142
143
4. Jejaring
pelayanan PKPR.
5. Manajemen Kesehatan
6. Proses Implementasi
7. Output
144
7.2 SARAN
remaja.
remaja.
remaja.
remaja.
146
147
Djahir, D. H. Y. & Pratita, D., 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta: Deepublish.
Falatansah, L. & Indarjo, S., 2016. Perbandingan Program Pelayanan KRR oleh
Puskesmas yang di Wilayah Kerjanya Terdapat Lokalisasi dan yang Tidak
Terdapat Lokalisasi. Public Health Prespective Journal, Volume 1, pp. 68-
77.
Friskarini, K. & Manalu, H. S. P., 2016. Implementasi Program Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR) di Tingkat Puskesmas DKI Jakarta, s.l.: s.n.
Hafizurrachman, 2009. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit di Q-Hospital. Majalah
Kedokteran Indonesia, Volume 59, p. 344.
Herujito, Y. M., 2001. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Hutahaean, J., 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Kellogg, W. K., 2004. Logic Model Development Guide. Michigan: W. K. Kellogg
Foundation.
Kemenkes, 2014. Infodatin: Pusat Informasi dan Data Kementerian Kesehatan RI -
Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia, s.l.: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, 2014. Infodatin: Pusat Informasi dan Data Kementerian Kesehatan RI -
Situasi dan Analisis Penyalahgunaan Narkoba, s.l.: Kementerian Kesehatan
RI.
Kemenkes, 2014. Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, 2015. Infodatin: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI -
Kesehatan Reproduksi Remaja, s.l.: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, 2015. Pedoman Manajemen Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Jakarta:
Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019,
s.l.: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, 2016. Infodatin: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI -
Situasi Penyakit HIV AIDS di Indonesia, s.l.: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, 2016. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [Online]
Available at: http://www.depkes.go.id/article/print/16060300002/htts-2016-
suarakan-kebenaran-jangan-bunuh-dirimu-dengan-candu-rokok.html
[Diakses 02 March 2017].
Kemenkes, 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015, s.l.: Kementerian Kesehatan.
148
Kemenkes, 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Pusat
Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Lisa, R., Maschandra & Iskandar, R., 2010. Analisis Data Kualitatif Model Miles dan
Huberman (Sebuah Rangkuman dari Buku Analisis Data Qualitatif, Mathew
B. Miles dan A. Michael Huberman), Padang: Universitas Negeri Padang.
Marimin, 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan. s.l.:Grasindo.
Mildiana, Y. E., 2017. Evaluasi Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Puskesmas Wilayah Kabupaten Jombang, Semarang:
Universitas Diponegoro.
Muninjaya, A. G., 2004. Manajemen Kesehatan. 2 penyunt. Jakarta: EGC.
NAC, 2014. Global AIDS Response Progress Reporting: Indonesia Country Progress
Report 2014 Reporting Periode 2012-2013, s.l.: Indonesian National AIDS
Commision.
Notoatmodjo, S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara.
PMK No. 49 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota
PP No. 46 Tahun 2016 tentang Sistem Informasi Kesehatan
P. M., Tanjung, I. H. & Prabowo , H., 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bogor: Grasindo.
Raco, D. J., 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Rohmah, I. N. & Tauran, 2016. Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Puskesmas Alun Alun Kabupaten Gresik, s.l.: s.n.
Sardjo, S., Darmajanti, L. & Boediono, K. C., 2016. Implementasi Model Evaluasi
Formatif Program Pembangunan Sosial (EFPPS): Partisipasi Multipihak
dalam Evaluasi Program. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Silvia, D. R., 2016. Evaluasi Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Puskesmas Andalas dan SMA N 10 Kota Padang Tahun
2015, Padang: Universitas Andalas.
Siyoto, S. & Supriyanto, S., 2015. Kebijakan & Manajemen Kesehatan. I penyunt.
Yogyakarta: ANDI.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
UN, 2015. Population Facts. May.
149
WHO, 2016. World Health Statistics 2016: Monitoring Health for the SDGs, s.l.:
World Health Organization.
Winarno, B., 2016. Kebijakan Publik Era Globalisasi. Yogyakarta: CAPS (Center of
Academic Publishing Service).
LAMPIRAN
150
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Raya Rawabuntu Rt.02l01, Kelurahan ciater, Kecamatan serpong
Telepon : (021) 29307897 Fax: (021) 29307989
N1P.1960010219800
Tembusan :
1. Yth, Walikota Tangerang Selatan;
2. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga
3. Yang Bersangkutan.
PEM ERI NTAH KABU PATEN TANGERANG
DINAS KESEHATAN
KOMPLEK PERKANTORAN TIGARAKSA
JL. H. ABDUL HAMTD TTGARAKSA TANGERANG TELe. (021) 5990s3s, FAX. lozi; soooss+
l4snindakl anjuti surat Saudara nomor Un.0 1 lF 1 0 |TL.OO 123 19 120 17 tanggal
31 Mei 2Ol7 perihal izin penelitian , Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang dengan ini memberikan izin kepada nama dibawah ini:
Nama : Sofiyullah
NPM : 1113101000048
Tembusan:
Ka.Bidang Kesmas
PEDOMAN WAWANCARA
Assalamu’allaiku.Wr.Wb.
Saya, Sofiyulloh , Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan
Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran
Kerahasiaan dan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
menjawab pertanyaan wawancara dengan objektif sesuai fakta yang ada, peneliti juga
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
INFORM CONCENT
No :
Nama Informan :
Jenis Kelamin :
Umur :
Jabatan/Pekerjaan :
Hari/Tanggal Wawancaran :
Dengan ini saya bersedia menjadi informan dalam penelitian mengenai Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran
Perbedaan Implementasi Program Pelayanan Keehatan Peduli Remaja (PKPR) antara
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dengan Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan Tahun 2017”.
(...........................................)
PEDOMAN WAWANCARA
Ketersediaan
No. Nama Keterangan
Puskesmas 1 Puskesmas 2 Puskesmas 3 Puskesmas 4
Terdapat salah satu
Puskesmas yang SK nya
1. SK Tim PKPR Puskesmas √ √ √ √
belum diperbarui karena
masa transisi
Beberapa Puskesmas ruang
pelayanan tergabung
2. Ruang Pelayanan PKPR √ √ √ √
dengan pelayanan yang
lainnya.
Pedoman disediakan Dinas
Kesehatan Kab/Kota
3. Pedoman Pelayanan PKPR √ √ √ √
turunan dari Kementerian
Kesehatan RI
Berupa papan data, salah
satu Puskesmas memiliki
plang Puskesmas PKPR
dari Dinas Kesehatan
4. Sarana Prasarana Lainnya √ √ √ √
Kab/Kota, dan satu lagi
memiliki plang Klinik
PKPR namun dari anggaran
Puskesmas sendiri
5. SOP Pelayanan PKPR - - - - Belum terdapat SOP
6. Alur Pelayanan PKPR √ √ √ √ Alur tersedia
Berupa leflet, poster, buku
7. Alat dan Bahan KIE √ √ √ √ pegangan, DVD, panthom
anatomi reproduksi