Anda di halaman 1dari 98

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


GIZI MASYARAKAT
Magang, April 2016
ANDINI SEPTIANI, NIM: 1112101000048
GAMBARAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI
DIVERSIFIKASI PANGAN DAN KEAMANAN PANGAN PADA BADAN
KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI BANTEN TAHUN
2016
xi + 71 Halaman, 9 tabel, 3 bagan, 5 gambar, 3 lampiran
ABSTRAK
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
(BKPP) Provinsi Banten yaitu kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan yang dilakukan di
sub bidang konsumsi dan penganekaragaman pangan pada tanggal 10 Februari 2016, dan
kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan yang dilakukan sub bidang keamanan
pangan pada tanggal 11 Februari 2016 di Kota Tangerang dan 16 Februari 2016 di Kota
Cilegon. Kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan dan keamanan pangan yang dilakukan
tidak tergambarkan apakah tujuan yang direncanakan tercapai atau tidak. Pembahasan
terkait kegiatan yang dilakukan ini dibahas dengan pendektan sistem yang melihat input,
proses, dan output dari kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan serta sosialisasi keamanan
pangan. Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan kegiatan magang dilakukan pada tanggal 25
Januari 2016 sampai 1 Maret 2016.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan, terdapat Term of References (TOR) kegiatan
yang telah dibuat, output dari kegiatan sosialisasi yaitu terlaksananya kegiatan sosialisasi,
sedangkan tujuan dari kegiatan yaitu meningkatkan pengetahuan peserta. Hal ini
menggambarkan bahwa output dari kegiatan tidak dapat digunakan untuk menilai apakah
tujuan tercapai atau tidak. Selain itu, dalam pelaksanaan kegiatan, kurangnya perencanaan
yang matang sehingga pelaksanaan kegiatan terkesan kurang persiapan. Dalam proses
kegiatan tidak terdapat pelaksanaan penentuan peningkatan pengetahuan dari peserta
sosialisasi.
Beberapa alternatif solusi dari akar permasalahan antara lain diadakannya
perhitungan peningkatan pengetahuan dengan cara pre-post test, diperlukan koordinasi
lebih lanjut antara sub bidang konsumsi dengan sub bidang keamanan pangan untuk
menyamaratakan persepsi terkait sosialisasi, dibuatnya pedoman khusus atau petunjuk
teknis terkait pelaksanaan sosialisasi diversifikasi pangan dengan keamanan pangan,
dilakukan evaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan. Adapun saran yang ditujukan
untuk bidang konsumsi dan keamanan pangan yaitu diadakan evaluasi setiap kegiatan dan
koordinasi lebih lanjut antar sub bidang.
Kata Kunci: Sosialisasi, Tujuan Kegiatan, Output Kegiatan, Evaluasi
Daftar bacaan: 23 (2002-2015)

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Magang

GAMBARAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI


DIVERSIFIKASI PANGAN DAN KEAMANAN PANGAN PADA BADAN
KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI BANTEN TAHUN
2016

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Magang Program
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, April 2016

Mengetahui,

Pembimbing Fakultas

Pembimbing Lapangan

Ratri Ciptaningtyas, MHS

M. Ansori, SKM, M.Kes

NIP. 19840404 200912 2 007

NIP. 19630202 198802 1 002

ii

PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, April 2016

Penguji I,

Ratri Ciptaningtyas, MHS


NIP. 19840404 200912 2 007

Penguji II,

Minsarnawati Tahangnacca, S.K.M, M.Kes


NIP. 19750215 200901 2 003

Penguji III,

Febrianti, S.P, M.Si


NIP. 19710221 200501 2 004

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap

: Andini Septiani

Tempat, Tanggal Lahir

: Jakarta, 24 September 1994

Alamat

: Vila ANRI Blok T No. 3 RT 01/RW 015,


Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas,
Kota Depok

Jenis Kelamin

: Perempuan

Kewarganegaraan

: Indonesia

Agama

: Islam

Email

: andini.septiani6@gmail.com

Telepon

: 085718571881

PENDIDIKAN FORMAL
2012 sekarang

: Gizi Masyarakat, Kesehatan Masyarakat Universitas Islam


Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 2012

: SMA Negeri 49 Jakarta

2006 2009

: SMP Negeri 56 Jakarta

2000 2006

: SDN 03 Pagi Ragunan

1999 2000

: TK Tunas Wisma Tani

PENGALAMAN ORGANISASI
2007 2008

: Ketua Ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja SMP Negeri 56


Jakarta periode 2007-2008

2009 2010

: Ketua Koordinasi Bidang Keterampilan dan Kewirausahaan


OSIS-MPK SMA Negeri 49 Jakarta Periode 2009-2010

2010-2011

: Sekretaris Umum OSIS SMA Negeri 49 Jakarta Periode 20102011

2013-2014

: Anggota Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Badan


Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2013-2014

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih serta Maha Penyayang atas
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang ini. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasul tercinta yang telah menjadi suri tauladan
bagi umatnya. Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh
selama perkuliahan dan selama berlangsungnya magang, penulis mencoba menyusun
laporan magang mengenai Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi
Diversifikasi Pangan Dan Keamanan Pangan Pada Badan Ketahanan Pangan Dan
Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2016.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Fajar Arianti, S.KM, M.Kes, PhD selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ratri Ciptaningtyas, S.KM, M.HS selaku Dosen Penanggung Jawab Magang
Peminatan Gizi dan selaku Pembimbing Fakultas.
4. Bapak M. Ansori, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Lapangan Magang
5. Pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat keterbatasan
dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
untuk menyempurnakan laporan magang ini. Penulis berharap, semoga laporan magang ini
dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya.

Jakarta, April 2016


Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..........................................................................................................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................................................ii
PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG ........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 5
1.3.1

Tujuan Umum............................................................................................................... 5

1.3.2

Tujuan Khusus .............................................................................................................. 5

1.4 Manfaat ................................................................................................................................ 5


1.4.1

Bagi Mahasiswa ........................................................................................................... 5

1.4.2

Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ................................................................. 6

1.4.3

Bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten ............................... 6

BAB II RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG ................................................................. 7


2.1 Alur Kegiatan ....................................................................................................................... 7
2.2 Rencana Kegiatan Harian Magang....................................................................................... 8
2.3 Realisasi Kegiatan Harian .................................................................................................. 14
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 21
3.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten ............... 21
3.1.1

Gambaran Profil ......................................................................................................... 21

vi

3.1.2

Tugas dan Fungsi Badan ............................................................................................ 22

3.1.3

Struktur Organisasi ..................................................................................................... 24

3.1.4

Potensi Pegawai .......................................................................................................... 24

3.2 Gambaran Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan ........................................................ 26


3.2.1

Program Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan ................................................... 27

3.3 Kajian dan Analisis Situasi ................................................................................................ 37


3.3.1

Gambaran Kegiatan Apresiasi Diversifikasi Pangan (Sosialisasi) ............................. 37

3.3.2

Gambaran Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Keamanan Pangan di Kota


Tangerang ................................................................................................................... 46

3.3.3

Gambaran Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Keamanan Pangan di Kota Cilegon 54

3.4 Identifikasi Masalah ........................................................................................................... 63


3.5 Penyebab Masalah.............................................................................................................. 66
3.6 Alternatif Solusi Masalah ................................................................................................... 67
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................. 69
4.1 Simpulan ............................................................................................................................ 69
4.2 Saran................................................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 71
LAMPIRAN.................................................................................................................................... 73

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana Kegiatan harian Magang .................................................................. 8
Tabel 2.2 Realisasi Kegiatan Harian Magang ............................................................... 14
Tabel 3.1 Potensi Pegawai BKPP Provinsi Banten Berdasarkan Status Kepegawaian 25
Tabel 3.2 Potensi Pegawai BKPP Provinsi Banten Berdasarkan Jenjang Pendidikan..25
Tabel 3.3 Program Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Tahun
Pangan Tahun 201628
Tabel 3.4 Program Sub Bidang Keamanan Pangan Tahun 2016 .................................. 33
Tabel 3.5 Ringkasan Analisis Situasi Kegiatan Sosialisasi .......................................... 60
Tabel 3.6 Identifikasi Masalah Kegiatan Sosialisasi..................................................... 65
Tabel 3.7 Alternatif Solusi Masalah..67

viii

DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Alur Kegiatan Magang................................................................................ 7
Bagan 3.1 Struktur Organisasi.24
Bagan 3.2 Diagram Fish Bone ................................................................................... 67

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Praktik Pengolahan Pangan Lokal.......................................................... 45
Gambar 3.2 Sosialisasi Keamanan Pangan di Kota Tangerang ................................. 53
Gambar 3.3 Peserta Sosialisasi Keamanan Pangan di Kota Tangerang..................... 53
Gambar 3.4 Sosialisasi Keamanan Pangan di Kota Cilegon ..................................... 58
Gambar 3.5 Peserta Sosialisasi Keamanan Pangan di Kota Cilegon .58

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan .......................................................................... 74
Lampiran 2 Resep Menu Praktik Pengolahan Pangan Lokal .................................... 77
Lampiran 3 Notulensi Kegiatan ................................................................................ 79

xi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pangan adalah hak asasi manusia. Menurut undang-undang tentang
pangan menyebutkan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan
sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Orientasi dalam mengkonsumsi pangan telah bergeser dari perhatian kepada
komoditas menjadi perhatian pada nutrisi atau gizi (Djuwardi, 2009). Kebutuhan
akan gizi bagi tubuh akan tercukupi apabila mengkonsumsi pangan yang
beranekaragam. Konsumsi beraneka ragam atau dikenal diversifikasi konsumsi
pangan, juga dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan
memperhatikan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal, yang salah
satunya dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
mengonsumsi beraneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang (Hanafie,
2010).
Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka
pembangunan nasional untuk membentuk masyarakat Indonesia yang
berkualitas, mandiri, dan sejahtera melalui perwujudan ketersediaan pangan
yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam serta tersebar merata di seluruh
wilayah Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pusat
Penganekaragaman Pangan, 2013). Untuk mewujudkan ketahanan pangan juga
perlu mewujudkan keamanan pangan (Badan Ketahanan Pangan, 2014).
Menurut undang-undang tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan menyatakan
bahwa keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

Pangan yang aman serta bermutu dan bergizi tinggi sangat penting peranannya
bagi pertumbuhan, pemeliharaan, dan peningkatan derajat kesehatan serta
peningkatan kecerdasan masyarakat (Saparinto, 2006).
Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang menjalankan
otonomi daerah dengan dibentuknya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
(BKPP) Provinsi Banten sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Provinsi Banten yang berperan dalam mendorong perwujudan ketahanan pangan
daerah. Pembangunan ketahanan pangan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan penduduk di suatu wilayah secara berkelanjutan, yang
tercermin dari ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu,
dan bergizi seimbang (BKPP, 2012).
Dalam Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi
Banten terdapat bidang Konsumsi dan Kemanan Pangan yang memiliki tugas
dan fungsi salah satunya yaitu meningkatkan konsumsi masyarakat yang
beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA). Implementasi untuk mewujudkan
tugas dari bidang tersebut tersebut yaitu dengan dilakukannya kegiatan
sosialisasi diversifikasi pangan dan sosialisasi keamanan pangan. Tujuan dari
kegiatan sosialisasi ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku dalam
mengkonsumsi pangan ke arah yang semakin beragam, bergizi seimbang dan
aman berbasis sumber daya lokal.
Sebagaimana berdasarkan landasan hukum UU No. 18 Tahun 2012
tentang Pangan, Pasal 60 ayat (1), yaitu Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan mendukung hidup sehat, aktif, dan
produktif. Sedangkan Pasal 61 mengatakan bahwa upaya untuk mewujudkan
penganekaragaman konsumsi pangan yaitu dengan cara mempromosikan,
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran, serta meningkatkan keterampilan
masyarakat terkait penganekaragaman pangan dan pengembangan olahan
pangan lokal (Badan Ketahanan Pangan 2015).
Selain berdasarkan landasan hukum terkait diperlukannya upaya promosi
serta penigkatan pengetahuan mengenai penganekaragaman konsumsi pangan,

kondisi ketahanan pangan di Provinsi Banten masih belum terpenuhi dengan


baik. Hal ini digambarkan dengan konsumsi masyarakat terhadap beras yang
masih tinggi. Konsumsi beras Provinsi Banten sebesar 299.1 gr/kap/hari dari
konsumsi nasional sebesar 263.5 gr/kap/hari. Selain itu konsumsi jenis pangan
lainnya yang masih belum beragam yang dapat dilihat dari konsumsi akan umbiumbian masih rendah yaitu sebesar 17.9 gr/kap/hari dari konsumsi nasional 31.8
gr/kap/hari (Susenas, 2015). Hal ini mencerminkan bahwa konsumsi masyarakat
Banten yang masih berada di bawah angka nasional pada beberapa jenis pangan
pokok. Selain itu masih tingginya angka konsumsi akan beras dan masih
rendahnya konsumsi akan jenis pangan umbi-umbian menggambarkan belum
beragamnya konsumsi masyarakat Banten (Badan Ketahanan Pangan, 2015)
Sedangkan kondisi keamanan pangan, masih banyak terdapat kasus
keracunan di Provinsi Banten dari tahun 2011 sampai tahun 2014. Terdapat 65
kasus keracunan di Kabupaten Lebak, 123 kasus di Kabupaten Pandeglang, 369
kasus di Kabupaten Serang, 128 kasus di Kabupaten Tangerang, 28 kasus di Kota
Cilegon, 13 kasus di Kota Serang, 316 kausus di Kota Tangerang, dan 121 kasus
di Kota Tangsel (Badan Ketahanan Pangan, 2014). Karena masalah tersebut,
maka bidang konsumsi dan keamanan pangan mengadakan kegiatan sosialisasi
terkait diversifikasi dan keamanan pangan untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat.
Dari hasil pengamatan dan wawancara terkait kegiatan sosialisasi,
terdapat beberapa masalah yang ditemukan. Berdasarkan Term of References
(TOR) dari kegiatan sosialisasi yang telah dibuat, output dari kegiatan sosialisasi
yaitu terlaksananya kegiatan sosialisasi, namun tujuan dari sosialisasi yaitu
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan baik terkait diversifikasi
pangan maupun keamanan pangan. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan yang
ingin dicapai dengan output yang direncanakan. Menurut Sudarma (2008),
output merupakan keluaran dari proses dan input yang juga menggambarkan
untuk pencapaian dari tujuan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari
pelaksanaan kegiatan, tidak terdapatnya proses penilaian pencapaian tujuan,
sehingga tidak diketahuinya dalam kegiatan tersebut apakah tujuan yang telah
direncanakan tercapai atau tidak. Salah satu input dari kegiatan sosialisasi

diversifikasi pangan yaitu pedoman P2KP dan pedoman teknis P2KP, sedangkan
sosialisasi keamanan pangan tidak terdapat pedoman khusus yang mengatur
tentang kegiatan sosialisasi tersebut. Menurut Hanafiah (2002), perlu adanya
standar atau acuan dalam pelaksanaan kegiatan. Untuk itu dalam laporan ini akan
dibahas terkait gambaran evaluasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi diversifikasi
pangan dan keamanan pangan dengan melihat input, proses, dan output dari
kegiatan sosialisasi yang dilakukaan sub bidang konsumsi dan sub bidang
keamanan pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
pada tahun 2016.
1.2

Rumusan Masalah
Konsumsi pangan yang beraneka ragam diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi tubuh. Konsumsi masyarakat akan pangan yang beragam,
bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) serta tersedia dan tersebar merata di
wilayah merupakan suatu cerminan ketahanan pangan yang baik. Kondisi
ketahanan pangan Provinsi Banten masih belum terpenuhi dengan bai, hal ini
terlihat dari masih tingginya konsumsi akan beras dan masih rendahnya
konsumsi masyarakat tehadap pangan lokal seperti umbi-umbian. Selain itu
kondisi terhadap keamanan pangan juga masih banyak terdapat kasus keracunan
pangan dari tahun 2011 sampai 2014. Untuk itu BKPP Provinsi Banten
melakukan kegiatan sosialisasi terkait diversifikasi pangan dan keamanan
pangan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut terdapat beberapa ketidak sesuaian antara perencanaan dengan
pelaksanaannya, untuk itu dalam laporan magang ini akan dibahas terkait
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Sosisalisasi Diversifikasi Pangan dan
Keamanan Pangan pada Badan Keamanan Pangan dan Penyuluhan
Provinsi Banten Tahun 2016

1.3

Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran evaluasi kegiatan sosialisasi diversifikasi
pangan dan keamanan pangan pada Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran umum Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten.
2. Diketahuinya gambaran kegiatan sosialisasi difersifikasi pangan
dankeamanan pangan pada Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten.
3. Diketahuinya identifikasi masalah dalam kegiatan sosialisasi
diversifikasi pangan dan keamanan pangan pada Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten.
4. Diketahuinya penyebab masalah dalam kegiatan sosialisasi
diversifikasi pangan dan keamanan pangan pada Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten.
5. Diketahuinya alternatif solusi dari permasalahan kegiatan sosialisasi
diversifikasi pangan dan keamanan pangan pada Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten.

1.4

Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Mampu menerapkan ilmu gizi terkait gizi seimbang dan keamanan
pangan yang diperoleh di bangku kuliah melalui praktek kerja.
2. Mendapatkan pengalaman, pegetahuan dan keterampilan di bidang
program gizi terkait keanekaragaman pangan dan keamanan pangan.

3. Mendapatkan pengalaman bekerja di sektor lain yang berintergrasi


dalam dunia kesehatan.
1.4.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
1. Terlaksananya salah satu upaya untuk mengimplementasikan Tri
Dharma perguruan tinggi, yaitu

akademik, penelitian, dan

pengabdian masyarakat.
2. Terbinanya suatu jaringan kerja sama yang berkelanjutan dengan
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam
upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi
akademik dengan kompetensi Sumber Daya Manusia yang kompetitif
dan di butuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
1.4.3 Bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
1. Pihak Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu kegiatan yang
berkaitan dengan keanekaragaman pangan, gizi seimbang, dan
keamanan pangan.
2. Institusi mendapat alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu
dan kredibilitasnya.
3. Mendapatkan masukan baru dari hasil laporan magang penulis yang
bermanfaat bagi keberlanjutan program.
4. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

BAB II
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG

2.1 Alur Kegiatan


Alur kegiatan magang yang dilakukan meliputi tiga langkah yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan magang serta tahap evaluasi dan
presentasi laporan magang.
Bagan 2.1 Alur Kerja Kegiatan Magang
Tahap Persiapan
1. Pembuatan surat permohonan magang ke fakultas dengan
persetujuan dosen pembimbing magang
2. Pengajuan surat permohonan magang ke pihak institusi
3. Konfirmasi surat permohonan magang

4. Penentuan pembimbing lapangan oleh pihak institusi

Tahap Pelaksanaan
1. Pelaksanaan kegiatan magang selama 26 hari kerja mulai tanggal
25 Januari 1 Maret 2016
2. Mengikuti alur kerja di institusi magang
3. Pengambilan data-data yang diperlukan untuk laporan magang
4. Pemantauan pelaksanaan magang oleh pembimbing lapangan
dan pembimbing fakultas
5. Bimbingan dengan dosen pembimbing lapangan dan
pembimbing fakultas
Tahap Penyusunan dan Presentasi Laporan
1. Penyusunan laporan 1 Maret 29 Maret 2016
2. Presentasi laporan

2.2

Rencana Kegiatan Harian Magang


Tabel 2.1 Rencana Kegiatan Harian Magang

No
Hari/Tanggal
1
Senin, 25 Januari 2016

a.
b.

c.

d.
2

Selasa, 26 Januari 2016 a.


b.
c.

Kegiatan
Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
Memperkenalkan
diri
kepada
pembimbing lapangan dan seluruh staf
BKPP Provinsi Banten khususnya bidang
konsumsi pangan
Menyampaikan tujuan, manfaat, dan
kompetensi yang harus dicapai kepada
pembimbing lapangan
Membuat rencana kerja harian bersama
pembimbing lapangan
Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
Mempelajari profil atau gambaran umum
BKPP Provinsi Banten
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

a.
b.

c.

d.
a.

Output yang diharapkan


Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
Karyawan dan staf BKPP Provinsi Banten
khususnya bidang konsumsi pangan mengenal,
mengarahkan, membimbing dan bekerjasama
dalam proses pelaksanaan magang
Pembimbing lapangan memahami tujuan,
manfaat dan kompetensi yang ingin dicapai
selama kegiatan magang
Mengetahui kegiatan apa saja yang akan
dilakukan selama magang berlangsung
Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang

b. Mengetahui profil atau gambaran umum Dinas


Kesehatan Provinsi Banten
c. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

Keterangan

No
Hari/Tanggal
3
Rabu, 27 Januari 2016

a.

b.
4

Kamis,
2016

28

Januari

a.

b.
5

Jumat, 29 Januari 2016

a.
b.

c.
6

Senin, 01 Febuari 2016

a.
b.

Selasa,
2016

02

Febuari

a.

Kegiatan
Meminta pengarahan terkait topik magang
yang telah dibuat kepada pembimbing
lapangan
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Meminta penjelasan terkait program
P2KP kepada pembimbing lapangan atau
pemegang program
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Bimbingan dengan pembimbing lapangan
Evaluasi mingguan dengan pembimbing
lapangan selama kegiatan magang
berlangsung
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Wawancara dengan pemegang program
P2KP terkait perencanaan program
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Observasi terkait dokumentasi program
P2KP

Output yang diharapkan


a. Pembimbing lapangan dapat mengarahkan
terkait topik magang yang telah dibuat
b. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Mengetahui rincian program P2KP
b. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

a. Mendapat arahan dan masukan terkait kegiatan


sesuai dengan kompetensi magang
b. Terlaksananya evaluasi mingguan dengan
pembimbing lapangan
c. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Mengetahui perencanaan program P2KP
b. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Melihat dan mendokumentasikan berkas-berkas
terkait program P2KP
b. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

Keterangan

No

Hari/Tanggal
b.

Rabu, 03 Febuari 2016

a.
b.

Kamis,
2016

04

Febuari

a.

d.
10

Jumat, 05 Febuari 2016

a.
b.

c.
11

Senin, 08 Febuari 2016

a.
b.

12

Selasa,
2016

09

Febuari

a.

Kegiatan
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Observasi terkait dokumentasi program
P2KP
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Wawancara dengan pemegang program
dan observasi terkait dokumentasi
program P2KP
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Bimbingan dengan pembimbing lapangan
Evaluasi mingguan dengan pembimbing
lapangan selama kegiatan magang
berlangsung
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Mengikuti
kegiatan
persiapan
perencanaan program P2KP
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Mengikuti kegiatan rapat koordinasi

10

Output yang diharapkan

a. Melihat dan mendokumentasikan berkas-berkas


terkait program P2KP
b. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Mengetahui, melihat, dan mendokumentasikan
berkas-berkas terkait program P2KP
b. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Mendapat arahan dan masukan terkait kegiatan
sesuai dengan kompetensi magang
b. Terlaksananya evaluasi mingguan dengan
pembimbing lapangan
c. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Mengetahui jadwal kegiatan pendistribusian
b. Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Mengetahui hasil dari rapat koordinasi

Keterangan

No

Hari/Tanggal
b.

13

Rabu, 10 Febuari 2016

a.

14

Kamis, 12 Febuari
2016
Jumat, 12 Febuari 2016

a.

15

a.
b.

c.
16

Senin, 15 Febuari 2016

a.
b.

17

18

Selasa,
2016

16

Febuari

Rabu, 17 Febuari 2016

Kegiatan
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Mengikuti kegiatan perencanaan program
P2KP
Mengikuti kegiatan perencanaan program
P2KP
Bimbingan dengan pembimbing lapangan
Evaluasi mingguan dengan pembimbing
lapangan selama kegiatan magang
berlangsung
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Membantu petugas bidang konsumsi
mempersiapkan perencanaan terkait P2KP
Mengikuti kegiatan perencanaan bidang
konsumsi terkait P2KP

a. Membantu petugas bidang konsumsi


mempersiapkan perencanaan terkait P2KP
b. Mengikuti kegiatan perencanaan bidang
konsumsi terkait P2KP
a. Proses membuat laporan magang
b. Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

11

b.
a.
a.
a.
b.
c.
a.
b.
a.
b.
a.
b.

Output yang diharapkan


Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Mengetahui alur kegiatan perencanaan program
P2KP
Mengetahui alur kegiatan perencanaan program
P2KP
Mendapat arahan dan masukan terkait kegiatan
sesuai dengan kompetensi magang
Terlaksananya evaluasi mingguan dengan
pembimbing lapangan
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Mendapatkan hasil dari kegiatan bidang
konsumsi terkait P2KP
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Mendapatkan hasil dari kegiatan bidang
konsumsi terkait P2KP
Terselesaikannya BAB 1-2
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

Keterangan

No
Hari/Tanggal
19 Kamis, 18 Febuari
2016
20

Jumat, 19 Febuari 2016

a.
b.
a.
b.

c.
21

Senin, 22 Febuari 2016

a.
b.

22

Selasa,
2016

a.

23

Febuari

b.
c.
23

Rabu, 24 Febuari 2016

a.
b.
c.

Kegiatan
Proses membuat laporan magang
Membantu kegiatan Dinas Kesehatan
Provinsi
Bimbingan dengan pembimbing lapangan
Evaluasi mingguan dengan pembimbing
lapangan selama kegiatan magang
berlangsung
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Menyusun laporan magang
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Mengidentifikasi
masalah
dalam
perencanaan program P2KP
Bimbingan dengan pembimbing lapangan
terkait identifikasi masalah
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Penyusunan laporan
Mementukan rekomendasi saran dengan
pembimbing lapangan
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

12

a.
b.
a.
b.
c.
a.
b.
a.
b.
c.
a.
b.
c.

Output yang diharapkan


Terselesaikannya BAB 1-2
Meringankan beban petugas Dinas Kesehatan
Provinsi
Mendapat arahan dan masukan terkait kegiatan
sesuai dengan kompetensi magang
Terlaksananya evaluasi mingguan dengan
pembimbing lapangan
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Terselesaikannya BAB 3
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Mengidentifikasi masalah dalam perencanaan
program P2KP
Mendapat arahan dan masukan terkait penentuan
identifikasi masalah
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Terselesaikannya Bab 4
Dapat menentukan rekomendasi saran
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

Keterangan

No
Hari/Tanggal
24 Kamis, 25 Febuari
2016

a.

b.
25

Jumat, 26 Febuari 2016

a.
b.

26

Senin, 29 Febuari 2016

a.

b.
c.

Kegiatan
Bimbingan terkait progres penyusunan
laporan magang dengan pembimbing
lapangan
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Fiksasi laporan magang
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Penyerahan laporan magang kepada
pembimbing lapangan sebelum ujian
magang
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Pamitan kepada pembimbing lapangan
dan seluruh staf di BKPP Provinsi Banten

13

a.

b.
a.
b.
a.

b.
c.

Output yang diharapkan


Terlaksananya bimbingan terkait progres
penyusunan
laporan
magang
dengan
pembimbing lapangan
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Fiksasi laporan magang
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Terlaksananya Penyerahan laporan magang
kepada pembimbing lapangan sebelum ujian
magang
Meringankan beban petugas bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
Perpisahan dengan pembimbing lapangan dan
seluruh staf di BKPP Provinsi Banten

Keterangan

2.3

Realisasi Kegiatan Harian


Berikut adalah realisasi kegiatan harian magang terperinci selama 26 hari kerja, terhitung mulai tanggal 25 Januari s/d 29
Februari 2016.
Tabel 2.2 Realisasi Kegiatan Harian Magang

No
Hari/Tanggal
1
Senin, 25 Januari 2016

a.
b.

c.

d.

Selasa,
2016

26

Januari

Kegiatan
Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
Memperkenalkan
diri
kepada
pembimbing lapangan dan seluruh staf
BKPP Provinsi Banten khususnya
bidang konsumsi pangan
Menyampaikan tujuan, manfaat, dan
kompetensi yang harus dicapai kepada
pembimbing lapangan
Membantu tugas staf bagian konsumsi
pangan

a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP


Provinsi Banten
b. Mengikuti kegiatan BKPP bidang
distribusi

14

a.
b.

c.

d.
a.

Output yang diharapkan


Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
Pembimbing lapangan, karyawan dan staf
BKPP Provinsi Banten khususnya bidang
konsumsi pangan mengenal, mengarahkan,
membimbing dan bekerjasama dalam proses
pelaksanaan magang
Pembimbing lapangan memahami tujuan,
manfaat dan kompetensi yang ingin dicapai
selama kegiatan magang
Meringankan tugas staf bagian konsumsi
pangan
Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti
oleh peserta magang

Keterangan

c.
d.

Rabu, 27 Januari 2016

Kamis,
2016

28

Januari

Jumat,
2016

29

Januari

Merencanakan kegiatan harian dengan


pembimbing lapangan
Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP


Provinsi Banten
b. Mengikuti kegiatan evaluasi program
P2KP Kabupaten Pandeglang
c. Kunjungan ke wilayah KRPL BKPP
Kabupaten Pandeglang
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
c. Meminta profil BKPP Provinsi Banten

a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP


Provinsi Banten
b. Evaluasi
mingguan
dengan
pembimbing lapangan selama kegiatan
magang berlangsung
c. Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten

15

b. Menghadiri dalam kegiatan BKPP bidang


distribusi
c. Diketahuinya kegiatan apa saja yang akan
dilakukan selama magang berlangsung
d. Meringankan tugas staf bagian konsumsi
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Hadir dalam kegiatan evaluasi program
P2KP Kabupaten Pandeglang
c. Observasi dan mendokumentasikan wilayah
KRPL
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Meringankan beban petugas bidang
konsumsi BKPP Provinsi Banten
c. Mengetahui profil BKPP Provinsi Banten

a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh


peserta magang
b. Terlaksananya evaluasi mingguan dengan
pembimbing lapangan
c. Meringankan beban petugas bidang
konsumsi BKPP Provinsi Banten

Profil
yang
didapat hanya
visi, misi dan
keterangan
Badan
Ketahanan
Pangan

Senin,
2016

01

Febuari

Selasa,
2016

02

Febuari

Rabu, 03 Febuari 2016

Kamis,
2016

04

Febuari

10

Jumat,
2016

05

Febuari

a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP


Provinsi Banten
b. Wawancara dengan pemegang program
P2KP terkait perencanaan program
c. Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Telaah dokumen terkait program P2KP
dan keamanan pangan
c. Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP Provinsi Banten
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Mengikuti
kegiatan
kunjungan
lapangan KRPL Kabupaten Pandeglang
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Mengikuti rapat koordinasi persiapan
kegiatan
sosialisasi
diversifikasi
pangan
c. Membantu tugas staf dalam membuat
surat undangan kegiatan sosialisasi
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten

16

a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh


peserta magang
b. Mengetahui perencanaan program P2KP
c. Meringankan beban petugas bidang
konsumsi BKPP Provinsi Banten
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti
oleh peserta magang
b. Melihat dan mendokumentasikan berkasberkas terkait program P2KP dan keamanan
pangan
c. Meringankan beban petugas bidang
konsumsi BKPP Provinsi Banten
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti
oleh peserta magang
b. Observasi dan mendokumentasikan wilayah
KRPL
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Hadir dalam kegiatan perencanaan program
bidang konsumsi dan keamanan pangan
tahun 2016
c. Meringankan beban petugas bidang
konsumsi BKPP Provinsi Banten
a. Terlaksananya kegitaan apel dan diikuti oleh
peserta magang

Kegiatan
perencanaan
hanya diikuti
satu sesi

11

Selasa,
2016

09

12

Rabu, 10 Febuari 2016

13

Kamis,
2016

11

Febuari

Febuari

b. Bimbingan
dengan
pembimbing
lapangan
c. Evaluasi
mingguan
dengan
pembimbing lapangan selama kegiatan
magang berlangsung
d. Membantu kegiatan bidang konsumsi
BKPP
Provinsi
Banten
terkait
sosialisasi
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Mengikuti rapat koordinasi terkait
persiapan
pelaksanaan
kegiatan
sosialisasi
c. Membantu
persiapan
kegiatan
sosialisasi
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Menjadi notulen dalam kegiatan
apresiasi
diversifikasi
pangan
(sosialisasi) di Kota Serang
a. Membantu
persiapan
kegiatan
sosialisasi di Kota Tangerang
b. Menjadi notulen dalam kegiatan
sosialisasi di Kota Tangerang

17

b. Mendapat arahan dan masukan terkait


kegiatan sesuai dengan kompetensi magang
c. Terlaksananya evaluasi mingguan dengan
pembimbing lapangan
d. Meringankan beban petugas bidang
konsumsi BKPP Provinsi Banten terkait
sosialisasi
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Meringankan beban petugas dalam persiapan
kegiatan sosialisasi

a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh


peserta magang
b. Diketahuinya
hasil
dari
pertemuan
sosialisasi dilihat dari notulensi kegiatan
a. Meringankan beban petugas dalam persiapan
kegiatan sosialisasi di Kota Tangerang
b. Diketahuinya
hasil
dari
pertemuan
sosialisasi dilihat dari notulensi kegiatan

14

Jumat,
2016

12

Febuari

15

Senin,
2016

15

Febuari

16

Selasa,
2016

16

Febuari

17

Rabu, 17 Febuari 2016

18

Kamis,
2016

18

Febuari

a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP


Provinsi Banten
b. Evaluasi
mingguan
dengan
pembimbing lapangan selama kegiatan
magang berlangsung
c. Mengikuti rapat koordinasi terkait
sosialisasi di Kota Cilegon
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Mengikuti rapat koordinasi pesiapan
sosialisasi di Kota Cilegon
c. Membantu
persiapan
kegiatan
sosialisasi di Kota Cilegon
a. Membantu
persiapan
kegiatan
sosialisasi di Kota Cilegon
b. Menjadi notulen dalam kegiatan
sosialisasi di Kota Cilegon
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Proses membuat laporan magang
c. Membantu kegiatan bidang konsumsi
dan keamanan pangan merekap daftar
hadir kegiatan sosialisasi
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten

18

a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh


peserta magang
b. Terlaksananya evaluasi mingguan dengan
pembimbing lapangan
c. Meringankan beban petugas bidang
konsumsi dan keamanan pangan BKPP
Provinsi Banten
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Meringankan beban petugas dalam persiapan
kegiatan sosialisasi di Kota Cilegon
a. Meringankan beban petugas dalam persiapan
kegiatan sosialisasi di Kota Cilegon
b. Diketahuinya
hasil
dari
pertemuan
sosialisasi dilihat dari notulensi kegiatan
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Terselesaikannya BAB 1-2
c. Meringankan beban petugas dalam merekap
daftar hadir kegiatan sosialisasi
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang

19

Jumat,
2016

19

Febuari

20

Senin,
2016

22

Febuari

21

Selasa,
2016

23

Febuari

22

Rabu, 24 Febuari 2016

23

Kamis,
2016

25

Febuari

b. Mengikuti kegiatan audit keamanan


pangan di Kabupaten Lebak
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Evaluasi
mingguan
dengan
pembimbing lapangan selama kegiatan
magang berlangsung
c. Membantu tugas pegawai dalam
pembuatan Surat Pertanggung Jawaban
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Menyusun laporan magang
c. Membantu merekap dokumen audit
keamanan pangan
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Membantu tugas pegawai terkait
laporan hasil kegiatan sosialisasi
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten
b. Membantu persiapan pameran di acara
apel akbar penyuluh
a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP
Provinsi Banten

19

b. Terdokumentasikan
kegiatan
audit
keamanan pangan di Kabupaten Lebak
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Terlaksananya evaluasi mingguan dengan
pembimbing lapangan
c. Meringankan beban petugas

a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh


peserta magang
b. Meringankan
beban
petugas
dalam
rekapitulasi dokumen audit keamanan
pangan
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Terselesaikannya laporan hasil kegiatan
sosialisasi
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Meringankan
tugas
pegawai
dalam
menyiapkan pameran di acara apel akbar
penyuluh
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang

b. Membantu merekap dokumen audit


keamanan pangan
24

Jumat,
2016

26

Febuari

a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP


Provinsi Banten
b. Evaluasi
mingguan
pelaksanaan
magang
c. Melanjutkan merekap dokumen audit
keamanan pangan

25

Senin,
2016

29

Febuari

a. Mengikuti kegiatan apel pagi di BKPP


Provinsi Banten
b. Mengikuti kegiatan di Pandeglang

26

Selasa, 1 Maret 2016

a. Perpisahan
kepada
pembimbing
lapangan dan staf BKPP Provinsi
Banten

20

b. Meringankan
beban
petugas
dalam
rekapitulasi dokumen audit keamanan
pangan
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Terlaksananya evaluasi minggu akhir
magang
c. Meringankan
beban
petugas
dalam
rekapitulasi dokumen audit keamanan
pangan
a. Terlaksananya kegiatan apel dan diikuti oleh
peserta magang
b. Diikuti kegiatan di Pandeglang oleh peserta
magang
a. Selesainya kegiatan magang

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1

Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi


Banten

3.1.1 Gambaran Profil


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten berada di
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Gedung Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, Jalan Syech Nawawi Albantani,
Curug, Serang, Banten Telp./Fax. (0254) 8480013. Visi dari BKPP Provinsi
Banten yaitu Menjadi Institusi Yang Handal Menuju Mantapnya Ketahanan
Pangan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal dan Sistem Penyuluhan Yang
Efektif Untuk Bersatu Mewujudkan Banten Sejahtera. Sedangkan misi dari
BKPP Provinsi Banten:
1. Pengembangan dan pemantapan ketersediaan dan cadangan pangan
masyarakat berbasis kemandirian;
2. Pengembangan distribusi pangan dan penguatan kemandirian ekonomi
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengakses pangan serta
mengantisipasi kerawanan pangan;
3. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan
dan kearifan lokal serta peningkatan mutu dan keamanan pangan;
Pemantapan

dan

pengembangan

kapasitas

kelembagaan

dan

sumberdaya aparatur, serta Peningkatan Koordinasi dengan Stakeholders


dalam perumusan kebijakan dan pengelolaaan ketahanan pangan dan
penyuluhan.

21

3.1.2 Tugas dan Fungsi Badan


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten merupakan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012. Tugas pokok Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan (Pasal 101
Perda Nomor 3 Tahun 2012). Bidang ketahanan pangan mempunyai peran
strategis dalam pembangunan daerah karena :
1. Akses terhadap pangan dengan gizi yang cukup merupakan hak paling
mendasar bagi manusia;
2. Kualitas pangan dan gizi yang dikonsumsi merupakan unsur penting
dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas; dan
3. Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama yang menopang
ketahanan nasional yang berkelanjutan.
Kedudukan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan merupakan
unsur pendukung tugas Gubernur di bidang Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung
jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Dalam
rangka penyelenggaraan tugas pokok tersebut maka fungsi Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
1. Menyusun dan merumuskan program dalam bidang ketahanan pangan
dan penyuluhan;
2. Memberikan dukungan, pembinaan, dan fasilitasi serta koordinasi
dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di
bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian, perikanan, dan
kehutanan;

22

3. Mengidentifikasi ketersediaan dan konsumsi pangan serta memantau


pengelolaan cadangan pangan;
4. Memantau dan mengelola distribusi pangan, terutama komoditas
pangan

strategis,

serta

merumuskan

kebijaksanaan

lintas

kabupaten/kota;
5. Mengendalikan dan merumuskan kebijakan harga komoditas pangan
strategis;
6. Mengembangkan penganekaragaman konsumsi pangan;
7. Melaksanakan penyuluhan gerakan peningkatan mutu konsumsi
pangan dan penganekaragaman pangan;
8. Mengawasi dan mengendalikan sistem kewaspadaan pangan, gizi serta
norma dan standar bahan pangan;
9. Memberdayakan sumber daya penyuluh dan kelembagaan penyuluhan
serta mengkoordinasikan mitra kerja bidang ketahanan pangan dan
penyuluhan.

23

3.1.3 Struktur Organisasi

Bagan 3.1 Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan


Penyuluhan (PERDA No. 3 Tahun 2012)
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
Sub Bag
Umum dan
Kepegawaia
n

Fungsional

BIDANG KETERSEDIAAN DAN


KERAWANAN PANGAN

BIDANG KONSUMSI DAN


KEAMANAN PANGAN

SUB BIDANG
KETERSEDIAAN DAN AKSES
PANGAN

SUB BIDANG KERAWANAN


PANGAN

Sub Bag.
Keuangan

BIDANG DISTRIBUSI DAN


CADANGAN PANGAN

Sub Bag.
Program,
Evaluasi dan
Pelaporan

BIDANG PENYULUH
PERTANIAN, PERIKANAN
DAN KEHUTANAN

SUB BIDANG
KONSUMSI DAN
PENGANEKARAGAMA
N PANGAN

SUB BIDANG DISTRIBUSI


DAN HARGA PANGAN

SUB BIDANG
KELEMBAGAAN
PENYULUH

SUB BIDANG
KEAMANAN PANGAN

SUB BIDANG
CADANGAN PANGAN

SUB BIDANG
PENGEMBANGAN
SDM PENYULUH

UPT

3.1.4 Potensi Pegawai


Jumlah pegawai dan staf dari BKPP Provinsi Banten yaitu 107
orang, dengan status sebagai berikut.

24

Tabel 3.1 Potensi Pegawai BKPP Provinsi Banten Berdasarkan Status


Kepegawaian
Status

Laki-laki

Perempuan

PNS

49

34

83

Non PNS

16

24

65

42

107

Jumlah

Jumlah

*) kondisi pegawai per-28 Januari 2016


Jumlah pegawai dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebanyak 83 orang dan pegawai non PNS sebanyak 24 orang. Sedangkan
kekuatan pegawai berdasarkan jenjang pendidikan sebagai berikut.

Tabel 3.2 Potensi Pegawai BKPP Provinsi banten Berdasarkan Jenjang


Pendidikan
Jenjang

PNS

Non PNS

Jumlah

SD

SMP

SMA

12

16

28

Diploma

11

13

S-1

34

40

S-2

26

26

S-3

Jumlah

83

24

107

Berdasarkan tabel 3.2, diketahui jumlah pegawai dengan pendidikan


terakhir SMA sebanyak 28 orang, sedangkan jumlah pegawai dengan
pendidikan terakhir Diploma sebanyak 13 orang, pegawai dengan

25

pendidikan terakhir S-1 sebanyak 40 orang, dan pegawai dengan pendidikan


terakhir S-2 sebanyak 26 orang.
3.2

Gambaran Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten memiliki
empat bidang utama dalam pelayanan, yaitu Bidang Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, Dan Kehutanan; Bidang Ketersediaan Dan Kerawanan Pangan,
Bidang Distribusi Dan Cadangan Pangan; dan Bidang Konsumsi Dan
Keamanan Pangan. Bidang Konsumsi Dan Keamanan Pangan terdapat Sub
Bidang Konsumsi Dan Penganekaragaman Pangan dan Sub Bidang
Keamanan Pangan. Dalam Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
terdapat 11 pegawai yang terdiri dari 1 Kepala Bidang Konsumsi dan
Keamanan Pangan, 1 Kepala Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman
Pangan, 1 Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan, 6 orang Pegawai
Fungsional Umum, dan 2 orang Tenaga Kerja Sementara.
Menurut Pergub No. 14 Tahun 2013 tentang Uraian Tugas
Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten menyebutkan bahwa tugas
pokok dari Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan yaitu
melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan evaluasi, pelaksanaan kebijakan
dibidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan
penganekaragaman pangan dan keamanan pangan. Sedangkan fungsi dari
bidang konsumsi dan keamanan pangan yaitu.
1. Merumuskan kebijakan teknis operasional bidang konsumsi dan
keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman
pangan dan keamanan pangan;
2. Melaksanankan teknis operasional yang meliputi konsumsi dan
penganekaragaman pangan dan keamanan pangan
3. Mengembangkan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis
pangan dan kearifan lokal serta
keamanan pangan

26

peningkatan mutu dan

4. Pembinaan, Pengelolaan, dan Pengembangan Keamanan Pangan


3.2.1

Program Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan


Program besar dari bidang konsumsi dan keamanan pangan yaitu
program ketahanan pangan masyarakat, dengan capaian program skor PPH
96. Kegiatan yang dilakukan sub bidang konsumsi untuk mencapai program
tersebut yaitu dengan rincian kegiatan tahun 2016 sebagai berikut.

27

Tabel 3.3 Program Sub Bidang Konsumsi Dan Penganekaragaman Pangan Tahun 2016
No.

Tolok Ukur Kinerja Keluaran

Maksud dan Tujuan

Hasil yang Diharapkan

Target Kinerja

Lokasi

(Output)

1.

Jadwal

Keterlibatan

Pelaksanaan

Bidang/SKPD Lain

Promosi Dan Pencitraan Pangan


Lokal Dan Makanan Khas Daerah

a. Lomba Cipta Menu Beragam,


Bergizi

Seimbang

(B2SA)

Tingkat Provinsi

2.

Terselenggaranya

Lomba

Meningkatnya

Cipta Menu (B2SA) Tingkat

Tentang

Provinsi

Penganekaragaman Pangan

b.Lomba Cipta Menu Beragam,

Terselenggaranya

Bergizi Seimbang (B2SA) Tingkat

Cipta Menu (B2SA) Tingkat

Tentang

Nasional

Nasional

B2SA

Penganekaragaman
Pangan

Dan

Pengetahuan

Lomba

Konsumsi

Meningkatnya

Pengetahuan

Konsumsi

Konsumsi
Pembangunan

Ketahanan Pangan

28

Pangan

TP PKK kab/kota

Provinsi

Triwulan

III

(48 org)

Banten

(Agustus

September)

TP PKK Pemenang

Di

Jawa

LCM 2015 (10 org)

Tengah

Triwulan
(Oktober)

TP PKK kab/kota,
Badan

Ketahanan

Pangan 8 Kab/Kota

IV

TP PKK 8 kab/Kota
dan Provinsi Banten

No.

Tolok Ukur Kinerja Keluaran

Maksud dan Tujuan

Hasil yang Diharapkan

Target Kinerja

Jadwal

Keterlibatan

Pelaksanaan

Bidang/SKPD Lain

Provinsi

Triwulan II Bulan

SLTA di Provinsi

Banten

Mei)

Banten

Provinsi

Triwulan III Bulan

SKPD 8 kab/kota

Banten

Juli)

Kalimantan

Triwulan III bulan

Pelaku Usaha dan

Barat

September

KWT

Lokasi

(Output)

a. Apresiasi P2KP Bagi Tenaga


Pendidik dan Siswa SLTA

b. Workshop

Penganekaragaman

Konsumsi

Pangan

Pembangunan

dalam

Ketahanan

Terlaksananya

Meningkatnya

Pengetahuan

Penganekaragaman

Masyarakat

Konsumsi Pangan Penduduk

Penganekaragamn Pangan

Kab/Kota (60 org)

Terlaksananya

Meningkatnya

Kab/Kota (40 org)

Penganekaragaman

Masyarakat

Konsumsi Pangan Penduduk

Penganekaragamn Pangan

Terlaksananya

Meningkatnya

Tentang

Pengetahuan

Tenaga
dan

Pendidik
Siswa

Tentang

di

Pangan

3.

Fasilitasi

Gerakan

Percepatan

Diversifikasi Pangan

a. Gebyar

Pangan

(Kalimantan Barat)

Nusantara

Pameran

(Gebyar Pangan Nusantara)

Pengetahuan

Masyarakat Tentang Konsumsi


Pangan

1 kali pameran

Banten

29

di Provinsi

No.

Tolok Ukur Kinerja Keluaran

Maksud dan Tujuan

Jadwal

Keterlibatan

Pelaksanaan

Bidang/SKPD Lain

Provinsi

Triwulan III bulan

KWT di 8 Kab/Kota

Kab/Kota

Banten

Juli

Menigkatnya pengetahuan serta

Organisasi

Provinsi

Triwulan I bulan

Organisasi

terbentuknya

Masyarakat, Aparat

Banten

Februari

Masyarakat, Aparat

Hasil yang Diharapkan

Target Kinerja

Lokasi

(Output)

b. Lomba Kelompok P2KP/KRPL


sebagai

wahana

Percepatan

Terlaksananya

Lomba

Pengetahuan

Masyarakat Tentang Program

Kelompok P2KP/KRPL

Diversifikasi Pangan

4.

Meningkatnya

KWT

di

P2KP/KRPL

Percepatan Gerakan Diversifikasi


Pangan

a. Apresiasi Diversifikasi Pangan

Terlaksananya

Apresiasi

Pada Organisasi Masyarakat,

Diversifikasi Pangan

Aparat Desa, dan Organisasi

sasaran

Pada

Wanita (sosialisasi)

pemahaman

tentang Diversifikasi Pangan

Desa,

dan

dalam mendorong Konsumsi

Organisasi Wanita

Desa, dan Organisasi


Wanita

Pangan

b. Pembinaan P2KP dan KRPL


(Kawasan

Rumah

Pangan

Terlaksanaya Kelompok Tani

Diharapkan Kelompok KRPL

Kelompok

P2KP/KRP

tetap berjalan dan tumbuh/aktif

P2KP/KRPL di 8

Lestari)

kab/kota

30

Tani

Di Provinsi

Triwulan II, III dan

Kelompok

Tani

Banten

IV bulan Februari

P2KP/KRPL di 8

s/d November

kab/kota

No.

Tolok Ukur Kinerja Keluaran

Maksud dan Tujuan

Hasil yang Diharapkan

Target Kinerja

Lokasi

(Output)

5.

Jadwal

Keterlibatan

Pelaksanaan

Bidang/SKPD Lain

Triwulan III bulan

Badan

Ketahanan

Juli

Pangan

Kabupaten

Monitoring Dan Evaluasi KRPL


Dan Kebun Sekolah

a. Apresiasi Pengembangan Pangan


Lokal Bagi KWT

Terlaksananya

Apresiasi

KWT di Kabupaten Pandeglang

KWT di Kabupaten

Di

Pengembangan Pangan Lokal

dapat mengembangan produk

Pandeglang

Pandeglang

pangan lokal

Kab.

Pandeglang

31

Berdasarkan tabel 3.3, kegiatan yang diikuti selama pelaksanaan magang


dan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu kegiatan Apresiasi Pangan Pada
Organisasi Masyarakat, Aparat Desa, dan Organisasi Wanita yang merupakan
salah satu kegiatan dalam program Percepatan Gerakan Diversifikasi Pangan.
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan sosialisasi terkait diversifikasi pangan
yang dilakukan kepada Organisasi Masyarakat, Aparat Desa, dan Organisasi
Wanita yang dilakukan sebanyak satu kali dalam setahun.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan sub bidang keamanan pangan yang
juga diikuti selama pelaksanaan magang dan akan dibahas dalam laporan ini yaitu
kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan yang dilakukan pada
triwulan pertama. Pada triwulan pertama kegiatan sosialisasi tersbut dilakukan di
Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Sedangkan Kota/Kabupaten lainnya akan
dilakukan pada triwulan dua sampai triwulan empat.

32

Tabel 3.4 Program Sub Bidang Keamanan Pangan Tahun 2016


No.

Tolok

Ukur

Kinerja

Maksud dan Tujuan

Hasil yang Diharapkan

Keluaran (Output)

1.

Lokasi

Kinerja

Jadwal

Keterlibatan

Pelaksanaan

Lain

Sosialisasi/Pembinaan

Terselenggaranya sosialisasi

Meningkatnya pengetahuan tentang

60 orang

Triwulan I s/d

Dinas

Keamanan Pangan

keamanan pangan bagi Aparat

keamanan pangan

x8

KAB/KOTA

Triwulan IV

Pendidikan,

Kecamatan,

2.

Target

Pengawasan

Desa,

Guru,

Bidang/SKPD

Kesehatan,
TP

PKK

Asal

Kepala Sekolah dan Pelaku

menangani Ketahanan Pangan

usaha

Kab/Kota

Keamanan

Tumbuhan

(PSAT)

a. Rapat
Pengawasan
Pangan

di

Kabupaten/Kota, Instansi yang

kab/kota

Pangan dan Pengujian Sampel


Pangan

Dinas

Koordinasi

Terselenggaranya

Keamanan

Koordinasi

Rapat

Pengawasan

Meningkatnya Pengetahuan Tentang

60 orang

Keamanan Pangan

x 1 kali

Keamanan Pangan

Cilegon

Triwulan

dan II (Maret
dan Juni)

33

Aparatur dan masyarakat

No.

Tolok

Ukur

Kinerja

Maksud dan Tujuan

Target

Hasil yang Diharapkan

Keluaran (Output)

b. Pertemuan

Lokasi

Kinerja

Jejaring

Keamanan Pangan

Terselenggaranya Pertemuan

Terujinya sampel pangan dari pasar

50 orang

Jejaring Keamanan Pangan

dan pedagang ritel

x 2 kali,

Kota Serang

Jadwal

Keterlibatan

Pelaksanaan

Lain

Trwulan II

Aparat Kecamatan dan Desa/


Kelurahan, Petugas Gizi, Guru

(Mei)

c. Rapat Evaluasi Keamanan


Pangan

3.

Terselenggaranya

Rapat

60 orang

Evaluasi Keamanan Pangan

dan Fasilitasi Pameran

pameran

a. Gebyar Keamanan Pangan

Terselenggaranya

Gebyar

Keamanan Pangan

b. Mengikuti
Pangan

Bulan

Mutu

Hadirnya

sebagai

Cilegon

x 1 kali,

Promosi Keamanan Pangan

Meningkatnya

pengetahuan

Bidang/SKPD

Triwulan IV

dan Anggota PKK kab/kota

Dinas Kesehatan, BPOM,

(November)

200

Provinsi

Triwulan IV

Pelaku Usaha, KWT, Dinas

masyarakat tentang keamanan dan

orang x 1

Banten (HUT

(Oktober)

Kesehatan,

pengolahan pangan

kali

Banten)

Aparatur

Jakarta

peserta

Bulan Mutu

Kementan,

Distanak, DKP, BPTP

Triwulan IV
(Oktober)

34

BKP

No.

Tolok

Ukur

Kinerja

Maksud dan Tujuan

Hasil yang Diharapkan

Keluaran (Output)

Pangan Sedunia

Pembinaan,

Lokasi

Kinerja

c. Mengikuti Peringatan Hari

4.

Target

Hadirnya

sebagai

peserta

Aparatur

Semarang

pada HPS

Jadwal

Keterlibatan

Pelaksanaan

Lain

Bidang/SKPD

Triwulan IV
(Oktober)

Penyuluhan

Dalam Meningkatkan Nilai


Tambah dan Daya Saing

a. Sosialisasi
Pangan

Keamanan

Dalam

Rangka

Meningkatkan

Terlaksananya

pembinaan

50 orang

Kota Cilegon

terhadap mutu pangan

x 1 kali

Memahami cara penanganan

50 orang,

BKP

pangan segar yang baik dan

2 kali

Dan Provinsi

Triwulan

II

(Mei)

Pelaku Usaha, SKPD Rumpun


Hijau, BPOM

Nilai

Tambah dan Daya Saing

b. Apresiasi
Keamanan

Penanganan
Pangan

Bagi

Pelaku Usaha Pangan Segar

benar

Banten

35

Pusat

Triwulan
(Mei)

II

Pelaku Usaha, Perguruan Tinggi

Tolok

No.

Ukur

Kinerja

Maksud dan Tujuan

Hasil yang Diharapkan

Keluaran (Output)

5.

a.

Diharapkan Tim Teknis OKKPD dapat

Kompeten Keamanan Pangan

memahami

Daerah (OKKPD) dan Instansi

registrasi dan sertifikasi produk pangan

Terkait

segar

Tim

Teknis

OKKPD

b. Penyusunan Draft Pergub


UPTB OKKPD

c. Bintek

Audit

Internal

OKKPD

d. Finalisasi Pergub UPTBOKKPD

Lokasi

Kinerja

Koordinasi Dengan Otoritas

Pertemuan

Target

dan

Jadwal

Keterlibatan

Pelaksanaan

Lain

Triwulan

Tim OKKPD

Bidang/SKPD

melaksanakan

Terselenggaranya pertemuan

30 orang

Tim Teknis OKKPD

x 1 kali

Tersusunnya Draft Pergub

20 orang

UPTB OKKPD

x 1 kali

Terbinanya Aparatur Dalam

30 0rang

Melakukan Audit internal

x 1 kali

Tersusunnya Pergub UPTB-

Terimplementasinya penyelenggaraan

20 orang

OKKPD

OKKPD dalam kelembagaan UPTB

x 1 kali

36

Kota Cilegon

II

(April)

Kota Serang

Triwulan

III

(Juli)

Kota Cilegon

Triwulan

Biro Organisasi setda ,

Biro

Hukum Setda dan Tim OKKPD

II

Tim OKKPD

(Mei)

Kota Serang

Triwulan
(Agustus)

III

Biro Hukum Setda Provinsi


Banten

3.3

Kajian dan Analisis Situasi


Dalam subbab analisis situasi ini akan dibahas terkait salah satu
kegiatan yang diikuti selama pelaksanaan magang yaitu kegiatan sosialisasi
diversifikasi pangan dan sosialisasi keamanan pangan. Kegiatan sosialisasi ini
dilakukan sebanyak tiga kali, pertama dilakukan di Kota Serang yang dibarengi
dengan Kabupaten Serang dengan tema apresiasi diversifikasi pangan kepada
organisasi masyarakat, aparatur, dan organisasi wanita. Kedua dilakukan di
Kota Tangerang, dan yang ketiga dilakukan di Kota Cilegon dengan tema
sosialisasi keamanan pangan pada aparat kecamatan dan kelurahan, petugas
gizi, tim penggerak PKK, dan guru.
Dalam analisis situasi kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan dengan
pendekatan sistem. Pendekatan sistem (Systems approach) adalah serangkaian
langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah
telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa
solusi yang dipilih berhasil (Mcleod, 2007). Pendekatan sistem disini melihat
input, proses sampai dengan output.
Input atau masukan adalah bagian yang terdapat dalam sistem yang
memiliki fungsi, pada bagian input terdapat lima komponen yaitu dumber daya
manusia (SDM), dana, alat, bahan, metode, dan pemasaran. Proses adalah
bagian dari sistem yang memiliki fungsi untuk mengubah masukan menjadi
keluaran dari yang direncanakan. Output atau keluaran adalah bagian yang
dihasilkan dari berlangsungnya proses (Azwar, 2010).

3.3.1 Gambaran Kegiatan Apresiasi Diversifikasi Pangan (Sosialisasi)


Kegiatan apresiasi diversifikasi pangan atau sosialisasi diversifikasi
pangan dilakukan oleh sub bidang konsumsi dan penganekaragaman pangan.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10 Februari 2016 di Kota Serang. Dalam
kegiatan ini sasaran kegiatan yaitu Kota Serang dan Kabupaten Serang yang
disatukan dalam satu kegiatan. Gambaran input, proses, dan output dari
kegiatan ini sebagai berikut.

37

3.3.1.1 Gambaran Input (Masukan) kegiatan apresiasi diversifikasi


pangan (sosialisasi)
A. Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan hasil rapat koordinasi kedua terkait persiapan kegiatan
yang dilakukan pada tanggal 9 Februari 2016, perencanaan panitia yang
bertugas berjumlah 6 orang yang terdiri dari empat orang staf dan karyawan
dari sub bidang konsumsi dan penganekaragaman pangan dan dua orang
tenaga kerja sementara. Dalam perencanaan tersebut tidak dijabarkan
pembagian tugas dari setiap panitia yang terlibat secara rinci, hanya
penunjukkan sebagai pembawa acara dan penyampaian materi oleh salah
satu karyawan dan pendokumentasian oleh salah satu karyawan tidak tetap.
Pembagian tugas dari panitia yang terlibat baru direncanakan sesaat
sebelum acara dimulai. Pembagian tugas dari panitia sebagai berikut yaitu
dua orang karyawan sebagai penjaga registrasi, satu orang karyawan
sebagai pembawa acara dan pemberi materi, satu karyawan sebagai
pendokumentasi, dan dua orang lainnya membantu jalannya kegiatan
seperti mempersiapkan kebutuhan alat untuk kegiatan. Perencanaan terkait
sumber daya yang dibutuhkan terlihat kurang tergambarkan dengan rinci
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan yang diamati terlihat kurang
persiapan.
Sasaran dalam kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan yang
direncanakan dalam rapat koordinasi yang pertama pada tanggal 4 Februari
2016 yaitu terdiri dari sasaran Kota Serang dan Kabupaten Serang. Alasan
diselenggarakannya kegiatan yang disatukannya sasaran antara Kota
Serang dan Kabupaten Serang yaitu karena letak Kota Serang dan
Kabupaten Serang yang berdekatan sehingga mengefisienkan waktu,
tenaga, dan dana. Hal ini juga dikemukakan oleh kepala bidang sebagai
berikut.
Letak Kabupaten Serang dan Kota Serang kan berdekatan, jadi
kita ambil tempat yang tengah-tengah antara Kota Serang dan Kabupaten
Serang, jadi kan mereka gak merasa kejauhan juga. Selain itu bisa lebih

38

efisien juga waktu sama tenaga, bisa efisien dana juga. (Kepala Bidang
Konsumsi dan Keamanan Pangan).
Jumlah sasaran dalam kegiatan yang direncanakan dalam rapat
koordinasi yaitu sebanyak 50 orang yang terdiri dari pengelola ketahanan
pangan kabupaten dan kota Serang, organisasi masyarakat, aparatur dan
organisasi wanita, pengelola gizi puskesmas, TP PKK Kabupaten dan
Kota Serang, dan pengelola Pendidikan Dasar Kabupaten dan Kota Serang.
Dalam pelaksanaan kegiatan, sasaran yang hadir dalam kegiatan sebanyak
38 orang. Indikator kehadiran peserta tidak terdapat dalam perencanaan
kegiatan. Penentuan kehadiran peserta dilihat sesaat sebelum pelaksanaan
acara dimulai, kepala bidang menyampaikan bahwa acara akan dimulai jika
peserta yang telah hadir sebanyak setengah dari peserta yang diundang
yaitu 25 orang.
Narasumber atau pemberi informasi dalam kegiatan ini yaitu kepala
bidang konsumsi dan keamanan pangan yang menyampaikan materi terkait
akselerasi diversifikasi pangan dalam menunjang ketahanan pangan dan
keamanan pangan. Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan yang
memiliki latar belakang gizi kesehatan masyarakat sehingga memahami
permasalahan gizi yang ada di masyarakat. Kemudian staf konsumsi yang
berlatar belakang akademisi gizi yang menyampaikan materi terkait peran
wanita dalam ketahanan pangan. Dan pemateri yang ketiga yaitu
pengusaha olahan pangan lokal yang memberikan praktik cara mengolah
pangan lokal. Berdasarkan hasil observasi, salah satu narasumber juga
bertugas sebagai pembawa acara, sehingga terjadi tugas rangkap dari
panitia. Namun menurut kepala bidang hal ini tidak mempengaruhi
substansi dari kegiatan tersebut.
B. Dana
Dana yang digunakan dalam kegiatan tersebut bersumber dari
APBD Provinsi Banten tahun anggaran 2016. Anggaran yang dibutuhkan
dalam kegiatan apresiasi diversifikasi pangan (sosialisasi diversifikasi
pangan) ini yaitu sebesar Rp 7.825.000.

39

Menurut kepala bidang konsumsi dan keamanan pangan, dana yang


digunakan tidak dibedakan pembagiannya menurut kota/kabupaten, hal ini
dikarenakan kegiatan tersebut yang dilakukan sebanyak satu kali dalam
setahun. Sehingga dana yang digunakan merupakan dana kegiatan untuk
bidang konsumsi dan keamanan pangan secara keseluruhan bukan dana
untuk tiap kota atau kabupaten. Berikut kutipan wawancara dengan kepala
bidang konsumsi dan keamanan pangan terkait pembahasan tersebut.
Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan itu pake uang
anggaran APBD tahun 2016. Sebenarnya tidak ada sistem pembagian
dana perkota/kabupaten, yang ada setiap bidang mengajukan anggaran
berapa yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan selama satu tahun.
Tapi memang harus porsi untuk kota/kabupaten yang adil, misalnya
kegiatan pembinaan K2KP dan KRPL yang harus dilakukan disetiap
kota/kabupaten, jadi semuanya terjadi pembinaan, tapi untuk kegiatan
apresiasi ini kan sama aja kaya sosialisasi, nah dilakukannya setiap
setahun sekali ganti-ganti kotanya. Jadi yang dilihat bukan seberapa
adilnya anggaran dana tiap kota tapi apakah kegiatan tersebut sudah
pernah dilakukan di semua kota dan kabupaten atau belum. Ditahun lalu
kegiatan apresiasi dilakukan di Kabupaten Pandeglang (Kepala Bidang
Konsumsi dan Keamanan Pangan).
Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
pembagian secara jelas anggaran dana untuk perkota/kabupaten.
Pembagian secara merata dengan melihat apakah kegiatan tersebut sudah
pernah dilakukan di kota/kabupaten saja.
C. Bahan
Bahan dalam kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan dilakukan
dengan berdasarkan perencanaan yaitu dengan rapat koordinasi yang
dilakukan sebanyak dua kali pada tanggal 4 Februari dan 9 Februari 2016.
Dalam rapat koordinasi yang pertama membahas Term of References
(TOR) yang berisikan tujuan kegiatan, sasaran, waktu dan tempat, dan
indikator input dan output dari kegiatan. Sedangkan rapat koordinasi yang

40

kedua yaitu membahas teknis pelaksanaan kegiatan seperti materi yang


akan disampaikan dan persiapan perlengkapan yang dibutuhkan.
Didalam Term of References (TOR) terdapat input berupa bahan
yaitu Pedoman Teknis Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP) tahun 2016 dan Pedoman Pelaksanaan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) tahun 2016. Pedoman tersebut sebagai landasan
diadakannya kegiatan sosialisasi terkait diversifikasi pangan. Namun,
dalam pedoman tersebut tidak terdapat rincian teknis kegiatan sehingga
tidak dapat dijadikan acuan dalam perbandingan antara pedoman dengan
pelaksanaannya.
Tujuan dari kegiatan apresiasi diversifikasi pangan atau sosialisasi
diversifikasi pangan berdasarkan perencanaan yang tertera pada Term of
References (TOR) yaitu meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku dalam
mengkonsumsi pangan ke arah yang semakin beragam, bergizi seimbang
dan aman berbasis sumber daya lokal. Tujuan ini dibuat berdasarkan tujuan
dari kegiatan sosialisasi pada tahun sebelumnya namun berbeda sasaran
yang dituju. Pada tahun sebelumnya, sasaran yang dituju yaitu Kota
Tangerang.
Bahan lainnya selain dari dokumen perencanaan atau Term of
References (TOR) dan pedoman teknis P2KP, yaitu materi sosialisasi.
Materi yang direncanakan dan tercantum dalam Term of References (TOR)
yaitu terdiri dari materi terkait Akselerasi Diversifikasi Pangan dalam
menunjang

Ketahanan

Pangan

dan

Keamanan

Pangan,

materi

Praktek/Demo Olahan Pangan Lokal, dan materi terkait Peran Kelompok


Wanita/Organisasi wanita dalam menunjang Pembangunan Ketahanan
Pangan.
Media sosialisasi yang digunakan yaitu media elektronik seperti
slide/powerpoint berupa materi yang disampaikan. Bahan lainnya yaitu
bahan dalam pembuatan makanan olahan pangan lokal dan sebagai
pameran tepung pangan lokal seperti tepung ganyong, tepung mocaf.

41

D. Metode
Metode yang digunakan tidak tertera tulisan dokumen perencanaan,
namun secara tidak langsung tergambarkan dari lisan saat rapat koordinasi
kedua terkait teknis pelaksanaan acara pada tanggal 9 Februari 2016.
Berikut kutipan ucapan yang menyebutkan metode yang digunakan.
..nanti acaranya pembukaan, kemudian sambutan-sambutan,
kemudian pemaparan materi pertama, kemudian tanya jawab, kemudian
pemaparan materi kedua, kemudian tanya jawab lagi, baru praktek demo
masak (Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan).
Berdasarkan ucapan lisan oleh kepala bidang konsumsi dan
keamanan pangan tersebut menjelaskan bahwa metode sosialisasi terkait
diversifikasi pangan yang dilakukan yaitu dengan metode penyuluhan
berkelompok dengan cara ceramah dan diskusi. Selain itu setelah
pemberian materi dilakukan metode praktik pengolahan makanan yang
berbahan dasar pangan lokal.
E. Alat (Machines)
Perencanaan alat yang dibutuhkan tidak dibahas saat rapat
koordinasi baik yang pertama maupun yang kedua. Namun, setelah rapat
koordinasi terdapat ucapan dari kepala bidang yang meninstruksikan
kepada stafnya untuk menyiapkan alat perlngkapan yang dibutuhkan dalam
kegitaan. Berikut ucapan salah satu staf dalam persiapan perlengkapan
kegiatan.
.tolong disiapkan dari sekarang laptop yang mau dipake,
proyektor, sama kamera. Charger kameranya dulu sama pastiin memorynya ada didalemnya. Kalo mic udah ada disana kan, sama praktek demo
masak alatnya juga dari bu Heri kan (Kepala Bidang Konsumsi dan
Keamanan Pangan).
Berdasarkan ucapan lisan dari kepala bidang diketahui bahwa alat
yang dibutuhkan dalam kegiatan sosialisasi yaitu laptop, proyektor,
seperangkat mic, kamera, dan seperangkat alat memasak untuk praktik
memasak. Dalam pelaksanaan kegiatan, alat yang dibutuhkan tersedia
dengan kondisi yang baik dan siap digunakan kecuali kamera, karena

42

diawal kegiatan kamera tidak dapat digunakan karena staf yang


bertanggung jawab melakukan pendokumentasian lupa untuk mengisi
battery kamera tersebut. Sehingga tidak terdapat dokumentasi foto dari
awal kegiatan.
Penyampaian kebutuhan alat yang digunakan dengan menggunakan
lisan dan tidak tertera dalam dokumen perencanaan atau Term of
References (TOR). Kondisi tersebut menjadikan kekurangan dalam hal
perencanaan kegiatan. Hal ini dikarenakan tidak tertulisnya perlengkapan
yang dibutuhkan dan hanya mengandalkan ucapan dapat berakibat
terjadinya kesalahan persepsi bagi pendengar dan dapat terjadi lupa karena
mengandalkan ingatan seseorang.
F. Pemasaran (Market)
Penyebaran informasi kegiatan dilakukan dengan cara pemberian
surat undangan kepada para peserta sosialisasi. Pemberian surat undangan
kepada para peserta dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016, yang berarti
dua hari sebelum kegiatan berlangsung. Hal ini terlalu berdekatan dengan
kegiatan yang akan berlangsung sehingga bisa saja peserta yang tidak hadir
dikarenakan jarak penyampaian surat undangan yang terkesan mendadak
atau sudah terdapat jadwal lainnya. Pengiriman surat undangan dilakukan
dengan jarak dua hari dikarenakan penentuan sasaran dari kegiatan yang
juga dilakukan dengan jarak tiga hari sebelum kegiatan berlangsung.
Penyebaran surat undangan dilakukan oleh salah satu cleaning
service. Dalam pelaksanaan penyebaran surat undangan, tidak adanya
tanda terima surat bagi perima surat yang dituju. Hal ini dikarenakan tidak
ada yang menginstruksikan kepada pengirim surat untuk meminta tanda
terima surat yang telah diterima kepada sasaran.
3.3.1.2 Gambaran Process (Proses) Kegiatan Apresiasi Diversifikasi
Pangan (Sosialisasi)
Kegiatan apresiasi diversifikasi pangan atau sosialisasi terkait
diversifikasi pangan dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Februari 2016. Kegiatan
ini dibarengi dengan sasaran Kabupaten Serang yang dijadikan satu dengan

43

Kota Serang yang dilakukan di meeting room Margawiwitan di Kota Serang.


Kegiatan tersebut dimulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB, kegiatan
pertama yaitu pembukaan yang dibawakan oleh pembawa acara dari salah satu
staf sub bidang konsumsi dan penganekaragaman makanan. Acara selanjutnya
sambutan sekaligus pembukaan acara oleh Kepala Badan.
Materi pertama terkait akselerasi diversifikasi pangan dalam
menunjang ketahanan pangan dan keamanan pangan yang disampaikan oleh
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan yang memiliki latar belakang
Kesehatan Masyarakat. Setelah pemaparan materi oleh narasumber, kemudian
terdapat diskusi antara narasumber dan peserta. Terdapat lima pertanyaan yang
diajukan peserta terkait upaya mensosialisasikan konsumsi pangan lokal,
upaya memperkenalkan pangan lokal kepada anak, kandungan gizi dari pangan
lokal, cara mengolah pangan lokal, serta isu-isu yang berada di masyarakat
terkait konsumsi sayuran segar.
Materi kedua terkait peran kelompok wanita/organisasi wanita dalam
menunjang pembangunan ketahanan pangan. Materi ini disampaikan oleh
salah satu staf sub bidang konsumsi dan penganekaragaman pangan yang
memiliki latar belakang ahli madya gizi. Narasumber kedua ini juga menjadi
pembawa acara kegiatan. Setelah pemaparan materi oleh narasumber,
kemudian terdapat diskusi antara narasumber dan peserta. Terdapat tiga
pertanyaan yang diajukan peserta terkait upaya kerja sama antara BKPP
dengan Dinas Kesehatan, keriteria tumbeng gizi seimbang, serta pengawasan
keamanan pangan di pasar.
Setelah kedua materi disampaikan, kemudian dilakukan demonstrasi
atau praktik pembuatan pangan olahan yang bersumber dari pangan lokal.
Praktik ini dipimpin oleh salah satu pengusaha makanan khusus olahan pangan
lokal. Saat praktik berlangsung peserta sosialisasi dapat bertanya-tanya secara
langsung dan mengikuti proses pembuatan dari kue rainbow cake kukus dan
kroket santan yang berbahan dasar tepung mocaf.
Berdasarkan hasil observasi dari proses berlangsungnya kegiatan
sosialisasi tersebut, tidak terdapat proses pengukuran peningkatan pengetahuan

44

kepada pesera. Menurut salah satu staf yang telah diwawancarai mengenai hal
tersebut mengatakan bahwa
Tujuannya emang menambah pengetahuan tapi disini kita kan cuma
melakukan kegiatan rutin tahunan jadi setiap tahun juga mereka akan dapat
pengetahuannya jadi meningkat (Ibu I, staf sub bidang konsumsi dan
penganekaragaman pangan).
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan
dari staf terkait kegiatan sosialisasi yang bertujuan dengan meningkatkan
pengetahuan serta kurangnya pemahaman terkait evaluasi pencapaian tujuan.
Selain kepada salah satu staf, wawancara juga dilakukan kepada kepala bidang
untuk memperdalam jawaban. Berikut kutipan wawancara dengan kepala
bidang.
Dalam kegiatan itu kan ada tanya jawab, jadi bagi yang belum
mengerti ya mereka bisa tanyain, jadi pemahamannya bertambah juga
(Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan)
Berdasarkan hasil wawancara kepada staf dan kepala bidang
didapatkan kesimpulan bahwa pengukuran peningkatan pengetahuan peserta
tidak diperlukan karena dapat dilihat dari keberlangsungan kegiatan setiap
tahunnya dan dilihat dari respon tanya jwab peserta.

Gambar 3.1 Praktik Pengolahan Pangan Lokal

45

3.3.1.3 Gambaran Output (Keluaran) Kegiatan Apresiasi Diversifikasi


Pangan (Sosialisasi)
Berdasarkan perencanaan yang tertera pada Term of References (TOR),
output dari kegiatan apresiasi diversifikasi pangan atau sosialisasi diversifikasi
pangan yaitu terselenggaranya kegiatan apresiasi diversifikasi pangan pada
organisasi masyarakat, aparatur dan organisasi wanita dalam mendukung
pembangunan ketahanan pangan. Namun tujuan yang ingin dicapai yaitu
meningkatnya pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kesadaran
masyarakat untuk mengubah perilaku dalam mengkonsumsi pangan ke arah
yang semakin beragam, bergizi seimbang dan aman berbasis sumber daya
lokal. Dalam perencanaan kegiatan terlihat adanya perbedaan antara tujuan
yang ingin dicapai dengan output yang ada. Dengan demikian dalam
pelaksanaan kegiatan tidak diketahuinya apakah tujuan dari kegiatan tercapai
atau tidak. Hal ini dikarenakan output yang ada tidak dapat dijadikan sebagai
tolak ukur dalam menilai apakah tujuan yang telah direncanakan tercapai atau
tidak. Selain itu tidak adanya proses evaluasi pencapaian tujuan seperti adanya
pre-post test, sehingga tidak diketahuinya apakah pengetahuan dari peserta
sosialisasi meningkat atau tidak setelah diadakan sosialisasi.
3.3.2

Gambaran Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Keamanan Pangan di


Kota Tangerang
Kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan yang diikuti
selama masa magang yaitu pada triwulan pertama sebanyak dua kali. Kegiatan
sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan yang pertama yaitu di Kota
Tangerang pada tanggal 11 Februari 2016, dan yang kedua di Kota Cilegon
pada tanggal 16 Februari 2016. Berikut akan dibahas kegiatan sosialisasi dan
pembinaan keamanan pangan yang pertama yaitu di Kota Tangerang.
3.3.2.1 Gambaran Input (Masukan) Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan
Keamanan Pangan di Kota Tangerang
A. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam rapat koordinasi persiapan kegiatan yang dilakukan pada
tanggal 9 Februari 2016, perencanaan panitia yang bertugas yaitu para staf
dan karyawan dari sub bidang keamanan pangan yang terdiri dari tiga orang
46

dan dibantu dua orang tenaga kerja sementara. Rincian tugas tidak
dijabarkan dalam rapat koordinasi, hanya penunjukkan oleh kepala bidang
kepada kepala sub bidang keamanan pangan sebagai pemberi materi terkait
penanganan keamanan pangan. Pembawa acara dalam kegiatan sosialisasi
keamanan pangan di Kota Tangerang ini yaitu kepala bidang konsumsi dan
keamanan pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tangerang.
Sasaran dalam kegiatan ini yang direncanakan yaitu 60 orang yang
terdiri dari Aparat Kecamatan dan Kelurahan, Petugas Gizi, Tim Penggerak
PKK, dan Guru Kota Tangerang. Perencanaan sasaran dilakukan pada rapat
koordinasi pada tanggal 4 Februari 2016. Penentuan sasaran berdasarkan
saran dari kepala bidang dengan pertimbangan latar belakang peserta yang
belum pernah mendapatkan sosialisasi tersebut. Pada tahun sebelumnya,
sasaran sosialisasi yaitu sekolah-sekolah di setiap Kota/Kabupaten. Berikut
kutipan ucapan kepala bidang yang mengusulkan sasaran kegiatan.
Coba sasaran dari kegiatan sosialisasi keamanan pangan ini
dibedakan setiap tahunnya, kalo tahun lalu kan ke sekolah-sekolah, nah
kalo sekarang coba dari berbagai sektor, bisa sekolah juga, atau gurunya
kita undang, dari dinas kesehatan petugas gizinya, ibu-ibu PKK karna
mereka yang aktif. (Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan).
Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan sosialisasi keamanan
pangan di Kota Tangerang sebanyak 52 orang. Sama halnya dengan
kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan, kehadiran peserta tidak dijadikan
sebagai indikator keberhasilan. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan
pembinaan keamanan pangan di Kota Tangerang dimulai dengan melihat
jumlah peserta terlihat setengah dari jumlah peserta yang diundang.
Narasumber dalam kegiatan ini yaitu kepala bidang konsumsi dan
keamanan pangan yang memiliki latar belakang gizi kesehatan masyarakat.
Kepala

bidang

menyampaikan

materi

terkait

pemanafaatan

keanekaragaman pangan lokal dalam menunjang peningkatan gizi


keluarga. Dan kepala sub bidang keamanan pangan yang memiliki latar
belakang sarjana pertanian menyampaikan materi terkait penanganan
keamanan pangan.

47

B. Dana
Dana yang digunakan dalam kegiatan tersebut bersumber dari
APBD Provinsi Banten tahun anggaran 2016. Anggaran dana yang
dibutuhkan untuk kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan di
Kota Tangerang ini sebesar Rp 8.925.000.
Seperti halnya pada kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan,
kebutuhan akan anggaran dana tidak ditentukan berdasarkan pembagian
perkota atau kabupaten. Pembagian dana direncanakan sesuai kebutuhan
dari setiap kegiatan. Dalam perencanaan anggaran, kebutuhan akan dana
dapat dilihat dengan berpatokan pada anggaran dana dengan kegiatan yang
sama di tahun sebelumnya. Hal ini juga dipertegas oleh kepala sub bidang
keamanan pangan sebagai berikut.
Perencanaan dana biasanya mengacu dari anggaran tahun lalu,
biasanya gak beda jauh anggarannya dari tahun lalu, jadi misalnya
kegiatan sosialisasi di Kota Tangerang tahun lalu berapa, jadi tahun ini
gak beda jauh dari sejumlah yang tahun lalu. Jadi kita yang menyesuaikan
anggaran yang udah ditentuin buat nyari tempatnya, makannya,
pesertanya. (Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan).
C. Bahan
Bahan dalam kegiatan sosialisasi keamanan pangan dilakukan
dengan berdasarkan perencanaan yaitu dengan rapat koordinasi yang
dilakukan dalam hari yang sama dengan rapat koordinasi kegiatan
diversifikasi pangan. Rapat koordinasi kegiatan sosialisasi keamanan
pangan dilakukan setelah rapat koordinasi kegiatan sosialisasi diversifikasi
pangan. Dalam rapat koordinasi yang pertama pada tanggal 4 Februari
2016 membahas Term of References (TOR) yang berisikan tujuan kegiatan,
sasaran, waktu dan tempat, dan output dari kegiatan. Sedangkan rapat
koordinasi yang kedua yaitu membahas teknis pelaksanaan kegiatan seperti
materi yang akan disampaikan dan persiapan perlengkapan yang
dibutuhkan.
Tujuan dari kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan
yang dilakukan di Kota Tangerang berdasarkan perencanaan yang tertera

48

pada Term of References (TOR) yaitu meningkatkan pengetahuan dan


kemampuan Aparat Kecamatan dan Kelurahan, Petugas Gizi, Tim
Penggerak PKK, dan Guru melalui sosialisasi keamanan pangan sehingga
pangan yang di konsumsi memenuhi syarat kesehatan dan mutunya, serta
beragam bergizi dan aman sehingga makanan yang di konsumsi dapat
memenuhi asupan masyarakat serta kasus keracunan makanan/minuman
dapat dihindari sedini mungkin. Tujuan ini dibuat berdasarkan tujuan dari
kegiatan di tahun sebelumnya namun berbeda sasaran yang dituju.
Bahan lainnya yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi
berdasarkan perencanaan yang tertera pada Term of References (TOR)
yaitu

materi.

Materi

yang

disampaikan

terkait

pemanafaatan

keanekaragaman pangan lokal dalam menunjang peningkatan gizi keluarga


yang disampaikan oleh kepala bidang konsumsi dan keamanan pangan.
Serta materi terkait penanganan keamanan pangan yang disampaikan oleh
kepala sub bidang keamanan pangan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu peserta sosialisasi
di Kota Tangerang, menyatakan bahwa materi terkait pemanfaatan
keanekaragaman pangan sudah pernah disampaikan pada tahun
sebelumnya. Berikut kutipan wawancara dengan salah satu peserta.
Materi yang disampaiin udah pernah tahun lalu, di kegiatan
sosialisasi juga tapi di sekolah (Ibu E, perwakilan PKK Kota Tangerang).
Hal ini juga diperjelas oleh narasumber dengan mengatakan hal
yang serupa sebelum memulai menyampaikan materi
Mungkin

ibu-ibu

udah

bosen

saya

ngomong

soal

penganekaragaman ini, tapi biar ibu-ibu makin inget (Bapak A,


penyampai materi pemanafaatan keanekaragaman pangan lokal dalam
menunjang peningkatan gizi keluarga).
Media sosialisasi yang digunakan yaitu media elektronik seperti
slide/powerpoint dan leaflet. Slide berisi materi yang disampaikan
narasumber, sedangkan leaflet berisi informasi terkait keamanan pangan
yang dibuat oleh Badan Ketahanan Pangan Pusat. Dalam kegiatan

49

sosialisasi keamanan pangan tidak terdapat pedoman khusus yang


mengatur kegiatan tersebut.
D. Metode
Sama halnya dengan sosialisasi diversifikasi pangan, pada
sosialisasi keamanan pangan ini tidak tertulis metode yang digunakan
dalam kegiatan sosialisasi ini. Penggunaan metode pada sosialisasi hanya
terlihat pada ucapan kepala bidang yang menjelaskan teknis kegiatan.
Berikut kutipan uacapan kepala bidang pada saat rapat koordinasi yang
kedua pada tanggal 9 Februari 2016.
Sama seperti kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan, sama juga
kaya tahun lalu kegiatannya pembukaan, kemudian sambutan oleh kepala
badan, terus materi pertama saya, abis materi langsung tanya jawab, abis
itu baru materi kedua terus janya jawab lagi. (Kepala Bidang Konsumsi
dan Keamanan Pangan).
Dari hasil kutipan ucapan tersebut terlihat bahwa metode sosialisasi
keamanan pangan di Kota Tangerang yang digunakan yaitu dengan metode
penyuluhan berkelompok dengan cara ceramah dan diskusi tanya jawab
setelah pemaparan materi.
E. Alat (Machines)
Perencanaan alat yang dibutuhkan dalam kegiatan sosialisasi tidak
terbahas dalam rapat koordinasi baik yang pertama maupun yang kedua.
Perencanaan alat yang digunakan terlihat pada ucapan kepala sub bidang
keamanan pangan pada satu hari sebelum kegiatan berlangsung atau setelah
berakhirnya kegiatan sosialisasi keamanan pangan. Hal ini terlihat dari
instruksi yang disampaikan kepada salah satu staf sebagai berikut.
Nanti setelah beres-beres dari kegiatan konsumsi, tolong
disimpan ya laptop, proyektor, sama kamera buat dipake kegiatan besok.
(Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan).
Dari kutipan ucapan tersebut terlihat bahwa alat yang dibutuhkan
dalam kegiatan tersebut yaitu laptop, proyektor, kamera. Perlengkapan
sound telah disediakan oleh pihak penyelenggara tempat. Belajar dari

50

kesalahan sebelumnya, staf yang mendapat instruksi untuk menyiapkan


peralatan yang dibutuhkan telah mempersiapkan sehari sebelum kegiatan
sehingga tidak terdapat permasalahan seperti yang terjadi pada
pendokumentasian saat kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan.
F. Pemasaran (Market)
Penyebaran informasi ada kegiatan sosialisasi ini juga dilakukan
dengan cara penyebaran surat undangan kepada para peserta yang dituju.
Perbedaan dari kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan yaitu pada
kegiatan ini surat undangan yang dituju hanya diserahkan kepada kepala
bidang konsumsi dan keamanan pangan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Tangerang. Kemudian dari kepala bidang tersebut yang
menintruksikan kepada karyawannya untuk menyebarkan surat undangan
tersebut. Hal ini dikarenakan dari pihak panitia yang tidak mengetahui
wilayah sasaran yang ingin dituju. Berikut kutipan wawancara dengan
kepala sub bidang keamanan pangan terkait hal tersebut.
Undangannya kita kasih ke orang dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Tangerang. Nanti dari mereka yang nyebar undangan
tersbeut. Soalnya kita gak tau lokasinya dimana aja. Kan mereka yang
lebih paham sama kondisi wilayah mereka sendiri jadi bisa nentuin mana
aja yang bisa dijadiin sasaran kegiatan ini (Kepala Sub Bidang
Keamanan Pangan).
3.3.2.2 Gambaran Process (Proses) Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan
Keamanan Pangan di Kota Tangerang
Kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan di Kota
Tangerang ini dilakukan pada hari Kamis, 11 Februari 2016. Kegiatan tersebut
dilakukan di resto Jagarawa Cipondoh, Kota Tangerang. Kegiatan tersebut di
mulai pukul 09.20 WIB sampai pukul 09.25 WIB. Kegiatan pertama yaitu
pembukaan acara oleh pembawa acara. Acara selanjutnya sambutan sekaligus
pembukaan acara oleh Kepala Badan.
Materi pertama yang disampaikan oleh Kepala Bidang Konsumsi dan
Keamanan Pangan yang menyampaikan materi terkait Pemanafaatan
Keanekaragaman Pangan Lokal Dalam Menunjang Peningkatan Gizi
51

Keluarga. Isi dari materi tersebut yaitu bagaimana pentingnya konsumsi


makanan yang beraneka ragam tidak hanya mengkonsumsi beras dan tepung
terigu saja. Konsumsi pangan yang beraneka ragam penting karena untuk
menurunkan masalah gizi yang ada di masyarakat seperti gizi buruk, stunting,
atau kegemukan. Diakhir pemaparan materi, berlangsung sesi diskusi interaktif
antara peserta dengan narasumber, diskusi tersebut terkait cara mengenalkan
pangan lokal kepada masyarakat, cara konsumsi pangan lokal bagi penderita
Diabetes Mellitus, cara memperoleh tepung pangan lokal, cara mengolah
pangan lokal, serta saran untuk diadakan pelatihan pengolahan pangan lokal.
Materi kedua disampaikan oleh Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan
yang menyampaikan materi tentang Penanganan Keamanan Pangan. Isi
materi tersebut yaitu terkait apa saja jenis-jenis bahaya pangan, dampak apa
yang ditimbulkan dari bahaya pangan tersebut, dan bagaimana cara kita
menangani masalah keamanan pangan tersebut. Setelah pemaparan materi
selesai, selanjutnya berlangsung diskusi interaktif antara peserta dengan
narasumber, diskusi tersebut terkait peraturan penggunaan pestisida serta
pelabelan produk yang aman, penggunaan es balok di kantin sekolah, serta
penggunaan gula merah yang dicurigai.
Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan sosialisasi tersebut, tjuga
tidak terdapat proses pengukuran peningkatan pengetahuan kepada peserta.
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sub bidang keamanan pangan
mengatakan pemahaman dari peserta dapat dilihat dari tanya jawab saja, seperti
kutipan wawancara berikut.
Pengetahuan pesertanya dilihat dari tanya jawab setiap abis
pemaparan materi, jadi dari tanya jawab itu ketauan pemahaman mereka
bertambah, buat yang lain juga jadi tahu. (Kepala Sub Bidang Keamanan
Pangan).
Selain itu, dalam proses kegiatan sosialisasi keamanan pangan, peserta
merasa metode yang disampaikan kurang, hal ini terlihat dari diskusi tanya
jawab dari salah satu peserta
Lebih bagus lagi kalo ada praktik cara mengolah pangan lokal jadi
kita lebih paham (Ibu E, PKK Kota Tangerang).

52

Menanggapi saran tersebut, pihak BKPP menjawab sebagai berikut.


Kalau pelatihan pangan lokal sebenarnya sudah pernah di tahun
sebelumnya, sebaiknya untuk sosialisasi keamanan pangan ini bisa ditanyakan
cara mengolah pangan yang aman (Kepala bidang konumsi dan keamanan
pangan).

Gambar 3.2 Sosialisasi Keamanan Pangan di Kota Tangerang

Gambar 3.3 Peserta Keamanan Pangan di Kota Tangerang

3.3.2.3 Gambaran Output (Keluaran) Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan


Keamanan Pangan di Kota Tangerang
Output dari kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan
berdasarkan perencanaan yang tertera pada Term of References (TOR) yaitu
53

terselenggaranya kegiatan yaitu terselenggaranya kegiatan sosialisasi dan


pembinaan keamanan pangan pada Aparat Kecamatan dan Kelurahan, Petugas
Gizi, Tim Penggerak PKK, dan Guru di Kota Tangerang. Dalam perencanaan,
output dari kegiatan yaitu terselenggaranya kegiatan sosialisasi, namun tujuan
yang ingin dicapai yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Aparat
Kecamatan dan Kelurahan, Petugas Gizi, Tim Penggerak PKK, dan Guru. Hal
serupa yang terjadi dengan sosialisasi terkait diversifikasi pangan yaitu tidak
tercapainya tujuan dari kegiatan yang ingin dicapai dikarenakan output dari
kegiatan yang tidak menjawab tujuan kegiatan tersebut.
3.3.3

Gambaran Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Keamanan Pangan di


Kota Cilegon
3.3.3.1 Gambaran Input (Masukan) Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan
Keamanan Pangan di Kota Cilegon
A. Sumber Daya Manusia (SDM)
Hasil rapat koordinasi persiapan kegiatan yang dilakukan pada
tanggal 12 Februari 2016 membahas terkait perencanaan panitia yang
bertugas. Jumlah panitia yang direncanakan yaitu terdiri dari staf dan
karyawan dari sub bidang keamanan pangan yang berjumlah tiga orang,
serta dibantu oleh satu orang staf sub bidang konsumsi dan
penganekaragaman pangan, dan satu orang tenaga kerja sementara.
Perencanaan panitia ini tidak tertera di dalam Term of References (TOR),
hanya direncanakan dalam rapat koordinasi secara lisan.
Sasaran dalam kegiatan ini yang direncanakan yaitu 60 orang yang
terdiri dari Aparat Kecamatan dan Kelurahan, Petugas Gizi, Tim Penggerak
PKK, dan Guru Kota Cilegon. Latar belakang sasaran dari kegiatan
disamakan dengan kegiatan sosialisasi keamanan pangan di Kota
Tangerang. Hal ini dikarenakan kegiatan sosialisasi dan pembinaan
keamanan pangan dilakukan dalam satu tahun dengan melibatkan sasaran
setiap Kota dan Kabupaten di Provinsi Banten. Jumlah peserta yang
menghadiri kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan di Kota
Cilegon sebanyak 48 orang. Jumlah tersebut tidak sesuai dengan jumlah
peserta yang telah diundang.

54

Narasumber dalam kegiatan ini yang tertera dalam Term of


References (TOR) yaitu sama dengan kegiatan sosialisasi dan pembinaan
keamanan pangan di Kota Tangerang. Kepala bidang konsumsi dan
keamanan pangan yang menyampaikan materi terkait diversifikasi pangan
dan gizi, dan kepala sub bidang keamanan pangan menyampaikan materi
terkait penanganan keamanan pangan.
B. Dana
Dana yang digunakan dalam kegiatan tersebut bersumber dari
APBD Provinsi Banten tahun anggaran 2016. Dalam perencanaan
anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 9.175.000, dalam pelaksanaan
kegiatan anggaran yang digunakan sesuai dengan besar anggaran yang
telah direncanakan.
C. Bahan
Bahan dalam kegiatan sosialisasi keamanan pangan dilakukan di
Kota Cilegon sama dengan perencanaan yang dilakukan di Kota
Tangerang. Berdasarkan perencanaan dengan rapat koordinasi yang
dilakukan pada tanggal 12 Februari 2016, membahas Term of References
(TOR) yang berisikan tujuan kegiatan, sasaran, waktu dan tempat, dan
output dari kegiatan. Sedangkan rapat koordinasi yang kedua dilakukan
pada tanggal 15 Februari 2016 membahas teknis pelaksanaan kegiatan
seperti materi yang akan disampaikan dan persiapan perlengkapan yang
dibutuhkan.
Tujuan dari kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan
yang dilakukan di Kota Cilegon sama dengan tujuan kegiatan yang
dilakukan di Kota Tangerang. Adapun perbedaan tujuannya yaitu sasaran
di masing-masing Kota. Berdasarkan perencanaan yang tertera pada Term
of References (TOR) yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
Aparat Kecamatan dan Kelurahan, Petugas Gizi, Tim Penggerak PKK, dan
Guru di Kota Cilegon melalui sosialisasi keamanan pangan sehingga
pangan yang di konsumsi memenuhi syarat kesehatan dan mutunya, serta
beragam bergizi dan aman sehingga makanan yang di konsumsi dapat

55

memenuhi asupan masyarakat serta kasus keracunan makanan/minuman


dapat dihindari sedini mungkin.
Materi dan media yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi dan
pembinaan keamanan pangan di Kota Cilegon sama dengan yang
digunakan di sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan di Kota
Tangerang. Adapun perbedaan terdapat pada materi yang disampaikan oleh
kepala bidang konsumsi dan keamanan pangan yaitu materi terkait terkait
diversifikasi pangan dan gizi.
Media sosialisasi yang digunakan dalam sosialisasi keamanan
pangan di Kota Cilegon sama dengan yang digunakan di Kota Tangerang
yaitu media elektronik seperti slide/powerpoint dan leaflet.
D. Metode
Metode sosialisasi keamanan pangan yang dilakukan di Kota
Cilegon yaitu dengan metode penyuluhan berkelompok dengan cara
ceramah dan diskusi tanya jawab setelah pemaparan materi. Metode yang
dilakukan sama dengan metode yang digunakan saat sosialisasi dan
pembinaan keamanan pangan di Kota Tangerang.
E. Alat (Machines)
Perencanaan alat yang dibutuhkan dalam kegiatan sosialisasi dan
pembinaan keamanan pangan tidak terteran dalam Term of References
(TOR). Penentuan alat yang dibutuhkan berdasarkan penggunaan alat yang
dipakai pada saat pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan
di Kota Tangerang. Alat yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi yaitu
laptop, proyektor, kamera, seperangkat mic. Alat yang digunakan dalam
kegiatan tersebut dalam kondisi yang baik.
F. Pemasaran (Market)
Penyebaran informasi ada kegiatan sosialisasi ini juga dilakukan
dengan cara yang sama dengan penyebaran surat yang dilakukan di Kota
Tangerang. Surat yang akan diberikan kepada sasaran diberikan kepada
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Cilegon. Alasan yang sama
juga dipakai karena dinas tersebut yang lebih mengetahui wilayah kerja di

56

Kota tersebut. Penyebaran surat undangan tersebut dilakukan pada satu hari
sebelum kegiatan. Hal ini menjadikan perencanaan kegiatan yang terkesan
tidak matang karena pemberian surat undangan yang terlalu mendadak.
3.3.3.2 Gambaran Process (Proses) Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan
Keamanan Pangan di Kota Cilegon
Kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan di Kota Cilegon
ini dilakukan pada hari Selasa, 16 Februari 2016. Kegiatan tersebut dilakukan
di meeting room Bintang Laguna di Kota Cilegon. Kegiatan tersebut di mulai
pukul 09.25 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Kegiatan pertama yaitu pemaparan
materi terkait diversifikasi pangan dan gizi. Acara selanjutnya sambutan
sekaligus pembukaan acara oleh Kepala Badan. Kemudian pemaparan materi
kedua terkait penanganan keamanan pangan.
Materi pertama yang disampaikan oleh Kepala Bidang Konsumsi dan
Keamanan Pangan yang menyampaikan materi terkait Diversifikasi Pangan
dan Gizi. Isi dari materi tersebut sama dengan materi yang disampaikan di
Kota Tangerang yaitu bagaimana pentingnya konsumsi makanan yang
beraneka ragam tidak hanya mengkonsumsi beras dan tepung terigu saja.
Konsumsi pangan yang beraneka ragam penting karena untuk menurunkan
masalah gizi yang ada di masyarakat seperti gizi buruk, stunting, atau
kegemukan. Diakhir pemaparan materi, berlangsung sesi diskusi interaktif
antara peserta dengan narasumber, diskusi tersebut terkait cara mengolah
pangan lokal, penanganan masalah stunting dan gizi buruk, upaya sosialisasi
kepada kantin sekolah, serta upaya kerjasama antara program pangan lokal
dengan gerakan makan ikan.
Materi kedua disampaikan oleh Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan
yang menyampaikan materi tentang Penanganan Keamanan Pangan. Isi
materi tersebut juga sama dengan yang disampaikan di Kota Cilegon yaitu
terkait apa saja jenis-jenis bahaya pangan, dampak apa yang ditimbulkan dari
bahaya pangan tersebut, dan bagaimana cara kita menangani masalah
keamanan pangan tersebut. Setelah pemaparan materi selesai, selanjutnya
berlangsung diskusi interaktif antara peserta dengan narasumber, diskusi
tersebut terkait pengaturan penggunaan makanan beku serta bahan penggunaan

57

yang diizinkan selain pestisida. Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan


sosialisasi tersebut, juga tidak terdapat proses pengukuran peningkatan
pengetahuan kepada peserta.

Gambar 3.4 Sosialisasi Keamanan Pangan di Kota Cilegon

Gambar 3.5 Peserta Sosialisasi Keamanan Pangan

58

3.3.3.3 Gambaran Output (Keluaran) Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan


Keamanan Pangan di Kota Cilegon
Kondisi yang sama juga terjadi pada sosialisasi dan pembinaan
keamanan pangan di Kota Cilegon dengan kondisi sosialisasi diversifikasi
pangan dan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan di Kota Tangerang.
Output dari kegiatan sosialisasi dan pembinaan keamanan pangan berdasarkan
perencanaan

yang tertera pada Term of

References (TOR) yaitu

terselenggaranya kegiatan yaitu terselenggaranya kegiatan sosialisasi dan


pembinaan keamanan pangan pada Aparat Kecamatan dan Kelurahan, Petugas
Gizi, Tim Penggerak PKK, dan Guru di Kota Cilegon. Namun tujuan yang
ingin dicapai yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Aparat
Kecamatan dan Kelurahan, Petugas Gizi, Tim Penggerak PKK, dan Guru.
Tidak tercapainya tujuan dari kegiatan atau tidak tergambarkannya apakah
tujuan kegiatan tersebut tercapai atau tidak.

59

Berikut ringkasan dari analisis situasi ketiga kegiatan tersbut.


Tabel 3.5 Ringkasan Analisis Situasi Kegiatan Sosialisasi
Nama Kegiatan
Pendekatan
Sitem

Pembanding

Sosialisasi Keamanan Pangan Kota

Apresiasi Diversifikasi Pangan (Sosialisasi)

Meningkatkan

pengetahuan,

pemahaman,

keterampilan, dan kesadaran masyarakat untuk


Tujuan

mengubah

perilaku

dalam

mengkonsumsi

pangan ke arah yang semakin beragam, bergizi


seimbang dan aman berbasis sumber daya lokal

Input

1.

Panitia: 4 orang staf sub bidang konsumsi

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

Aparat Kecamatan dan Kelurahan, Petugas Gizi,

Aparat Kecamatan dan Kelurahan, Petugas

Tim Penggerak PKK, dan Guru Kota Tangerang

Gizi, Tim Penggerak PKK, dan Guru Kota

melalui sosialisasi keamanan pangan sehingga

Cilegon melalui sosialisasi keamanan pangan

pangan yang di konsumsi memenuhi syarat

sehingga pangan yang di konsumsi memenuhi

kesehatan dan mutunya

syarat kesehatan dan mutunya

1.

dan penganekaragaman pangan dan 2 orang


TKS
SDM

2.

Sasaran:
organisasi

pengelola

ketahanan

masyarakat,

pangan,

aparatur

dan

Kabupaten dan Kota Serang

Panitia: 3 orang staf sub bidang keamanan 1.

Panitia: 3 orang staf sub bidang keamanan

pangan dan 2 orang TKS, pembawa acara I

pangan dan 1 orang staf sub bidang

orang dari Dinas Ketahanan Pangan dan

konsumsi, 1 orang TKS

Pertanian Kota Tangerang


2.

organisasi wanita, pengelola gizi puskesmas,


TP PKK, dan pengelola Pendidikan Dasar

Sosialisasi Keamanan Pangan Kota Cilegon

Tangerang

2.

Sasaran: Aparat Kecamatan dan Kelurahan,

Petugas Gizi, Tim Penggerak PKK, dan

Petugas Gizi, Tim Penggerak PKK, dan Guru

Guru Kota Cilegon

Kota Tangerang.
3.

Sasaran: Aparat Kecamatan dan Kelurahan,

Narasumber:

kepala

keamanan pangan,

60

3.
bidang,

dan

staf

Narasumber: kepala bidang, dan staf


keamanan pangan,

Nama Kegiatan
Pendekatan
Sitem

Pembanding

Sosialisasi Keamanan Pangan Kota

Apresiasi Diversifikasi Pangan (Sosialisasi)

3.

Tangerang

Sosialisasi Keamanan Pangan Kota Cilegon

Narasumber: kepala bidang, staf konsumsi,


dan pengusaha pangan lokal

Dana

APBD Provinsi Banten tahun 2016 sebesar Rp

APBD Provinsi Banten tahun 2016 sebesar Rp

APBD Provinsi Banten tahun 2016 sebesar Rp

7.825.000

8.925.000

9.175.000

1.

Bahan

2.

Materi: akselerasi diversifikasi pangan, 1.

Materi: pemanafaatan keanekaragaman

peran wanita dalam ketahanan pangan , dan

pangan lokal dalam menunjang peningkatan

praktik demo pengolahan pangan segar

gizi keluarga, dan materi penanganan

Media:

keamanan pangan.

slide/powerpoint,

bahan

dalam

pembuatan olahan makanan pangan lokal


3.

2.

1.

Materi: diversifikasi pangan dan gizi, dan


materi penanganan keamanan pangan.

2.

Media: slide/powerpoint dan leaflet

Media: slide/powerpoint dan leaflet

Pedoman teknis dan pedoman pelaksanaan


P2KP tahun 2016

Metode

Ceramah diskusi dan praktik pengolahan pangan

Ceramah dan diskusi tanya jawab

lokal
Laptop, proyektor, seperangkat mic, kamera,

Alat

Laptop, proyektor, seperangkat mic, kamera

dan seperangkat alat memasak untuk praktik


memasak.

61

Nama Kegiatan
Pendekatan
Sitem

Pembanding
Apresiasi Diversifikasi Pangan (Sosialisasi)

Pemasaran

Proses

Sosialisasi Keamanan Pangan Kota


Tangerang

Penyebaran informasi kegiatan dengan surat

Sosialisasi Keamanan Pangan Kota Cilegon

Penyebaran informasi kegiatan dengan surat undangan

undangan
Kegiatan dilakukan tanggal 10 Februari 2016 di

Kegiatan dilakukan tanggal 11 Februari 2016 di

Kegiatan dilakukan tanggal 16 Februari 2016 di

meeting room Margawiwitan di Kota Serang.

resto Jagarawa Cipondoh, Kota Tangerang.

meeting room Bintang Laguna Kota Cilegon.

Kegiatan

pembukaan,

Kegiatan dimulai dengan pembukaan, pemaparan

Kegiatan

pemaparan materi pertama kemudia diskusi,

materi pertama kemudian diskusi, pemaparan

pemaparan materi pertama kemudian diskusi,

pemaparan materi kedua kemudian diskusi, dan

materi kedua

pemaparan materi kedua

Tidak terdapat proses pengukuran peningkatan

Tidak terdapat proses pengukuran peningkatan

pengetahuan peserta

pengetahuan peserta

dimulai

dengan

dimulai

dengan

pembukaan,

praktik pengolahan pangan lokal.


Tidak terdapat proses pengukuran peningkatan
pengetahuan peserta
Output

Output dalam perencanaan kegiatan yaitu terselenggaranya kegiatan sosialisasi sehingga output tidak menggambarkan dari tujuan sosialisasi

62

3.4

Identifikasi Masalah
Sosialisasi merupakan salah satu kegiatan penyebaran informasi,
sosialisasi dapat juga dikenal sebagai penyuluhan dalam bidang kesehatan.
Penyuluhan adalah kegiatan penerangan atau memberikan terang, kegiatan
penyuluhan menjelaskan segala informasi yang ingin disampaikan kepada
kelompok sasaran yang akan merima manfaat penyuluhan. Penyuluhan adalah
proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar
terbangun proses perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang
lain (Maulana, 2009).
Dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan BKPP Provinsi Banten,
tujuan dari sosialisasi tersebut sejalan dengan tujuan penyuluhan yaitu
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kesadaran
masyarakat untuk mengubah perilaku dalam mengkonsumsi pangan ke arah
yang semakin beragam, bergizi seimbang dan aman berbasis sumber daya
lokal. Tujuan tersebut juga berkaitan dengan bidang kesehatan khususnya
dalam bidang gizi. Untuk itu dalam pembahasan identifikasi masalah ini
digunakan teori penyuluhan kesehatan.
Menurut Notoatmojo (2010) masalah adalah kesenjangan (gap) antara
harapan dengan kenyataan, antara apa yang diinginkan atau yang dituju dengan
apa yang terjadi atau faktanya. Sedangkan menurut Muninjaya (2003) masalah
adalah kesenjangan yang terjadi antara apa yang diinginkan (target, tujuan,
sasaran, prosedur kerja, konsep, kebijakan, dsb) dengan hasil yang telah
dicapai atau apa yang dilaksanakan/diterapkan dalam suatu pelayanan atau
program. Masalah dapat juga diartikan sebagai hambatan pelaksanaan suatu
program. Berikut adalah identifikasi masalah yang ada pada kegiatan
sosialisasi berdasarkan analisis situasi, yaitu sebagai berikut:
A. Input
1. Dumber daya manusia (SDM)
Pada pembahasan sumber daya manusia, perencaaan tugas
dari panitia tidak tergambarkan secara rinci. Hal ini menyebabkan
saat pelaksanaan dari ketiga kegiatan sosialisasi tersebut terkesan
63

mendadak dan kurang persiapannya dalam panitia, karena


penunjukkan tugas dari panitia dilakukan sesaat sebelum kegiatan
dimulai.
2. Bahan
Dalam pelaksanaan sosialisasi diversifikasi pangan terdapat
landasan berupa pedoman teknis Program P2KP yang didalamnya
memuat tentang sosialisasi terkait penganekaragaman pangan.
Namun dalam pedoman teknis ini tidak dijelaskan secara rinci input
proses serta output yang harus dicapai dalam kegiatan sosialisasi
tersebut. Sedangkan untuk kegiatan sosialisasi keamanan pangan
tidak terdapat petunjuk teknis yang memuat terkait kegiatan
tersebut.
3. Alat
Perencanaan alat yang dibutuhkan tidak tertulis dalam Term of
References (TOR). Perencanaan kebutuhan alat yang digunakan
hanya dengan lisan ucapan hal ini menyebabkan adanya
kekurangan yang berakibat adanya alat yang tidak siap digunakan
atau terdapat kesalahpahaman persepsi dari pendengar.
B. Proses
Seperti yang telah dibahas pada sub bab analisis situasi bagian
proses, metode yang digunakan dalam sosialisasi keamanan pangan
kurang tepat. Peserta lebih tertarik untuk diadakan pelatihan atau
adanya praktik yang langsung dapat diobservasi oleh peserta. Hal ini
juga disadari oleh kepala bidang berdasarkan hasil wawancara.
Mereka (peserta) selalu menginginkan diadakan pelatihan
pengolahan pangan lokal, padahal ditahun sebelumnya pernah
diadakan praktik, seharusnya dalam sosialisasi keamanan pangan
mereka lebih menanyakan tentang praktik pengolahan makanan yang
aman (Kepala bidang konsumsi dan keamanan pangan).
Selain itu dalam proses kegiatan tidak terdapat pelaksanaan
pengukuran peningkatan pengetahuan dari peserta sosialisasi.
Sedangkan tujuan dari kegiatan yaitu meningkatkan pengetahuan
64

peserta. Menurut kepala bidang, proses peningkatan pengetahuan ini


tidak dilakukan dikarenakan sifat dari kegiatan yang berbeda dengan
pelatihan yang memebutuhkan keterampilan khusus. Hal ini terlihat
dari kutipan wawancara berikut.
Kalo pake pre-post test itu seperti kegiatan pelatihan kader
yang butuh keahlian khusus, kalo kegiatan ini hanya sekedar
memberikan pemahanan saja, kita liat pengetahuan mereka bertambah
dari tanya jawab juga cukup, karna sifatnya yang berbeda dengan
kegiatan pelatihan.
C. Output
Output dari kegiatan yang dilakukan, baik sosialisasi
diversifikasi pangan dan sosialisasi keamanan pangan, tidak
menggambarkan apakah tujuan dari sosialisasi tersebut tercapai atau
tidak. Hal ini dapat dilihat selama proses kegiatan tidak terdapat
pengukuran peningkatan pengetahuan dari peserta sosialisasi.
Tabel 3.6 Identifikasi Masalah Kegiatan Sosialisasi
No

Pendekatan
Sistem
Input

Fakta Lapangan

Standar

Tidak
terdapatnya
pedoman teknis yang
mengatur pelaksanaan
sosialisasi sehingga tidak
adanya acuan kegiatan
sebagai standar.

Menurut Hanafiah
(2002), pedoman
pelaksanaan kegiatan
atau pedoman teknis
digunakan sebagai
tolak ukur
keberhasilan suatu
program atau suatu
kegiatan.

Dalam
perencanaan
SDM dan alat tidak
direncanakan
secara
matang dan tidak tertulis
sehingga
dalam

65

pelaksanaan
kegiatan
terkesan tidak siap
2

Proses

Metode yang digunakan


kurang tepat, peserta
lebih tertarik dengan
metode praktik langsung
dibandingkan
metode
ceramah

Dalam penyampaian
materi
sebaiknya
menggunakan
metode dan media
untuk mempermudah
pemahaman
dan
menarik
perhatian
sasaran (Kemenkes,
2007)

Tidak terdapat proses Tujuan dari kegiatan


pengukuran peningkatan yaitu meningkatkan
pengetahuan peserta
pengetahuan,
keterampilan,
dan
pemahaman peserta
sosialisasi.
3

Output

Tidak tercapainya tujuan Penilaian


atas
kegiatan sosialisasi
keberhasilan
kegiatan didasarkan
atas kriteria yang
telah disusun dalam
rencana
kegiatan
terutama
tujuan
kegiatan (Effendy,
2003)

Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa


terdapat masalah yaitu tidak sinkronnya kegiatan sosialisasi dengan tujuan
kegiatan yaitu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan.
3.5

Penyebab Masalah
Berdasarkan hasil kajian pada identifikasi masalah diatas, berikut adalah
beberapa penyebab masalah yang ditemukan yang disajikan dalam kerangka
Fish Bone (tulang ikan), dimana penggunaan kerangka berikut ini untuk
memperlihatkan secara jelas faktor-faktor penyebab dan dampak suatu masalah
kesehatan dimasyarakat (Scarvada, 2004 dalam Asmoko, 2013).
66

Bagan 3.2 Diagram Fish Bone

Kebijakan dari BKP pusat

Budaya

tidak

terkait pedoman khusus

penilaian

terdapat

peningkatan

pengetahuan
tidak

terdapat
Tidak terdapat proses

pedoman

yang

mengatur

secara

pengukuran

khusus

terkait

peningkatan

Tidak

pengetahuan peserta

sosialisasi

adanya

evaluasi

penilaian

tujuan
dari

Output kegiatan yang

kegiatan yang kurang

tidak sesuai dengan

matang

tujuan kegiatan

Perencanaan

Manajemen

3.6

Manajemen perencanaan

Alternatif Solusi Masalah


Alternatif solusi dari permasalahan tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.7 Alternatif Solusi Masalah
Masalah
Tidak

terdapat

proses

Alternatif solusi
pengukuran Menurut Santoso (2010), salah satu cara

peningkatan pengetahuan peserta

mengetahui

peningkatan

pengetahuan

seseorang dalam kegiatan penyuluhan


atau pelatihan yaitu dengan pre-post test

67

Masalah

Alternatif solusi

Pandangan yang berbeda antara sub Diperlukan koordinasi lebih lanjut antara
bidang

konsumsi

dengan

keamanan sub bidang konsumsi pangan dengan sub

pangan

bidang

keamanan

menyamaratakan

pangan

terkait

persepsi

tentang

sosialisasi. Koordinasi diperlukan agar


tidak terjadi tumpang tindih atau rancu
dalam menjalankan kegiatan unit (Siyoto,
2015).
Tidak terdapat pedoman yang mengatur Dibuatnya pedoman khusus atau petunjuk
secara khusus terkait sosialisasi

teknis terkait sosialisasi


pangan

dengan

keamanan

Menurut Hanafiah
pelaksanaan

diversifikasi

kegiatan

pangan.

(2002), pedoman
atau

pedoman

teknis digunakan sebagai tolak ukur


keberhasilan suatu program atau suatu
kegiatan.
Tidak terdapatnya evaluasi dari kegiatan Diadakan evaluasi setiap kegiatan yang
yang telah dilakukan

telah

dilakukan.

Evaluasi

atau

pengontrolan merupakan suatu aktivitas


pngukuran dan koreksi dari kinerja untuk
menjamin kegiatan dilakukan sesuai
dengan rencana dan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan (Siyoto, 2015)

68

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1

Simpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan dari laporan mengenai kegiatan
sosialisasi diversifikasi dan keamanan pangan, yaitu sebegai berikut:
1. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten merupakan Satuan
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten dan kegiatan yang dilakukan dengan
berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian.
2. Sosialisasi yang dilakukan oleh bidang konsumsi dan keamanan pangan terdiri
dari sosialisasi terkait diversifikasi pangan yang dilakukan sub bidang
konsumsi dan penganekaragaman pangan, dan sosialisasi terkait keamanan
pangan yang dilakukan oleh sub bidang keamanan pangan.
3. Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan ketiga
kegiatan sosialisasi tersebut yaitu perencanaan kegiatan yang kurang matang,
tidak terdapatnya pedoman khusus sebagai landasan kegiatan, metode yang
disampaikan kurang menari, tidak terdapat proses pengukuran peningkatan
penegtahuan peserta, dan tujuan kegiatan yang tidak diketahui apakah berhasil
atau tidak.
4. Penyebab masalah dari permasalahan tidak tercapainya tujuan kegiatan
sosialisasi yaitu dikarenakan tidak terdapatnya proses pengukuran peningkatan
pengetahuan kepada peserta, output kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan
kegiatan, tidak adanya evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan, dan tidak
terdapatnya pedoman khusus yang mengatur kegiatan sosialisasi
5. Alternatif solusi dari permasalahan yang ada yaitu diadakannya perhitungan
peningkatan pengetahuan dengan cara pre-post test, diperlukan koordinasi
lebih lanjut antara sub bidang konsumsi dengan sub bidang keamanan pangan
untuk menyamaratakan persepsi terkait sosialisasi, dibuatnya pedoman khusus
atau petunjuk teknis terkait pelaksanaan sosialisasi

69

diversifikasi pangan

dengan keamanan pangan, dilakukan evaluasi setiap kegiatan yang telah


dilakukan.
5.2

Saran
Bagi Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
1. Perlu adanya koordinasi lebih lanjut antara sub bidang konsumsi dan sub
bidang keamanan pangan terkait pelaksanaan sosialisasi dan menyamakan
persepsi terkait sosialisasi.
2. Perlu adanya evaluasi kegiatan untuk melihat keberhasilan suatu kegiatan dan
mengatasi masalah yang ada agar dapat diperbaiki pada kegiatan selanjutnya.
3. Perlu adanya evaluasi terhadap peserta sosialisasi untuk melihat tingkat
kepuasan dan juga tingkat kepahaman baik terkait keberlangsungan acara,
materi, maupun panitia melalui lembar evaluasi dana tau pre-post test.
4. Perlu adanya pelaksanaan perencanaan yang terencana lebih matang untuk
setiap kegiatan yang akan dilaksanakan dan tercatat dengan baik agar terhindar
dari pelaksanaan kegiatan yang terkesan mendadak.
Bagi Badan Ketahanan Pangan
1. Perlu dibuatnya pedoman khusus terkait petunjuk teknis dalam sosialisasi agar
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan adanya landasan atau tolak ukur
sehingga kegiatan tersebut lebih efektif dan efisien
Bagi Mahasiswa
1. Perlu ditinjau lebih lanjut terkait kegiatan sosialisasi tahun-tahun sebelumnya
agar melihat perbedaan antara kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan dengan
kegiatan sebelumnya

70

DAFTAR PUSTAKA

Asmoko, Hindri. 2013. Teknik Ilustrasi Masalah: Fishbone Diagrams. Artikel dalam
Badan

Pendidikan

dan

Pelatihan

Keuangan.

diakses

pada

http://www.bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang/images/unduh/teknik_ilust
rasi_masalah.pdf 19 Februari 2016.
Badan Ketahanan Pangan. 2013. Satu Dasawarsa Kelembagaan Ketahanan Pangan
di Indonesia. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Badan Ketahanan Pangan. 2014. Panduan Teknis Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Badan Ketahanan Pangan. 2014. Pedoman Gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Badan Ketahanan Pangan. 2014. Pedoman Pengawasan Keamanan Pangan Segar
Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Badan Ketahanan Pangan. 2015. Pedoman Gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi Banten. Renstra 20122017.

Dalam

alamat

web

http://bkpp.bantenprov.go.id/read/page-

detail/renstra/18/renstra.html diakses pada 29 Februari 2016.


Djuwardi, Anton. 2009. Cassava Solusi Pemberagaman Kemandirian Pangan.
Jakarta: Grasindo.
Effendy, Nasrul. 2003. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hanafiah, M. Jusuf, Amri Amir. 2002. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

71

Kemenkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Puskesmas. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI
Maulana, Heri. D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
McLeod,R.,dkk . (2007). Sistem Informasi Manajemen. Ed.10. Jakarta : Salemba
Empat
Munijaya, Gede. 2010. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo,Soekidjo.2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Pusat Penganekaragaman Pangan. (2013). Pedoman Analisis Konsumsi Pangan
Mandiri di Wilayah P2KP. Jakarta.
Santoso, Budi. 2010. Skema dan Mekanisme Pelatihan: Panduan Penyelenggaraan
Pelatihan. Jakarta: Terangi
Saparinto, Cahyo., Diana Hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta:
Kanisius.
Siyoto, Sandu. 2015. Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.
Sudarma, Momon. 2008. Sosialiasi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Susenas. 2015. Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan. Jakarta: Kementerian
Pertanian.

72

LAMPIRAN

73

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1 peserta kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan di Kota Serang

Gambar 2 Suasana praktik memasak

74

Gambar 3 hasil olahan pangan lokal dan tepung pangan lokal

Gambar 4 peserta sosialisasi keamanan pangan di Kota Tangerang

75

Gambar 6 suasana sosialisasi Keamanan pangan di Kota Cilegon

Gambar 7 suasana tanya jawab dengan peserta

76

Lampiran 2 Resep Menu Praktik Pengolahan Pangan Lokal

RESEP RAINBOW CAKE KUKUS


BAHAN
-150 gr tepung mocaf / tepung ganyong
-12 butir kuning telur
-6 butir putih telur
-200 gr gula pasir
-1 sdm susu bubuk
-1 sdt Sp
-1/2 sdt vanili bubuk
-150 gr margarin cair
-pewarna makanan secukupnya (merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan
ungu)
-butter cream cheese, untuk olesan

Cara membuat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kocok gula pasir, telur, sp, vanili hingga lembut dan mengembang
Masukkan tepung mocaf / ganyong dan susu bubuk, aduk rata
Masukkan margarin cair, aduk rata
Pisah adonan menjadi 6 bagian diwadah yang berbeda, kemudian
masing -masing diberi warna makanan yang berbeda-beda
Siapkan Loyang yang sudah diolesi margarin dan dialasi kertas roti,
tuang adoanan kedalam loyang
Kukus adonan selama kurang lebih 20 menit, kemudian angkat dan
dinginkan
Susun cake sesuai warna yang diinginkan dan diberi olesan butter cream
cheese dalam setiap lapisannya
Setelah semua tersusun, tutup atas cake dengan butter cream cheese,
hias sesuai selera

77

RESEP KROKET SANTAN


Bahan
-

125 gr tepung mocaf / ganyong


125 gr tepung terigu
4 gelas santan dari 1 butir kelapa
1 bungkus penyedap rasa
2 butir telur untuk mencelup
500 ml minyak goreng untuk menggoreng

Untuk isi
-

100 gr kentang potong kotak kecil


100 gr wortel potong kotak kecil
300 gr daging ayam rebus, suwir-suwir
Daun bawang/seledri
Bawang merah, bawang putih iris halus
1 sdt merica bubuk
1 sdt garam
1 sdt gula pasir
1 sdt penyedap rasa

Cara membuat
1. Tumis bumbu yang sudah diiris hingga harum. Masukkan wortel,
kentang dan daging ayam, tambahkan merica, garam, gula dan
penyedap rasa. Masak sampai meresap. Masukan potongan daun
bawang/seledri. Aduk rata, angkat.
2. Didihkan santan, setelah mendidih masukkan campuran tepung
terigu dan mocaf/ganyong, kecilkan apinya. Aduk-aduk sampai kalis,
angkat.
3. Masukkan isi kedalam adonan, bentuk oval atau sesuai selera.
4. Celupkan ke telur, lalu goreng sampai kuning. Hidangkan kroket
santan dengan cabe rawi

78

Lampiran 3 Notulensi Kegiatan

Nama Kegiatan

Hari / Tanggal

: APRESIASI DIVERSIFIKASI PANGAN PADA


ORGANISASI MASYARAKAT, APARATUR, DAN
ORGANISASI WANITA
: Rabu / 10 Februari 2016

Tempat

: Marga Wiwitan, Serang

Tugas

: 1. Pembawa Acara
2. Narasumber 1
3. Narasumber 2
4. Moderator
5. Notulen

Mulai acara

: 09.10 WIB

Selesai Acara

: 13.15 WIB

Rangkaian Acara

1. Sambutan

2. Coffe Break

: - Sambutan Pertama : M. Ansori, SKM, M.Kes (Selaku


Ketua Panitia)
- Sambutan Kedua
: H. Khairul Amri Chan, SE, MM
(Selaku Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi
Banten sekaligus membuka acara)
: 09.35-09.45

3. Materi

: - Materi Pertama

- Materi Kedua

: Ida Farida, A. Mg
: M. Ansori, SKM, M.Kes
: Ida Farida, A. Mg
: Pratiwi Amalia, STP
: Andini Septiani

: M. Ansori, SKM, M.Kes


(Kebijakan Program Konsumsi
Tahun 2016)
: Ida Farida, A. Mg (Peran
Kelompok Wanita Organisasi
Wanita Dalam Menunjang
Pembangunan Ketahanan Pangan)

4. Praktik Pengolahan Makanan Berbahan Dasar Pangan Lokal

Sesi Tanya/Jawab Materi Pertama


1. Perwakilan Dinas Pendidikan : - Upaya apa yang dapat dilakukan saat anak
usia dini tidak tertarik dengan pangan

79

lokal?
- Bagaimana isu dengan mengkonsumsi
sayuran mentah dengan
penyakit
cacingan?
- Apa kandungan gizi yang terdapat didalam
ganyong?
Jawaban

2. Ibu Lina (Persis)

Jawaban

: - Upaya yang dapat dilakukan dengan cara


Mengolah makanan pangan local dengan
olahan yang menarik untuk anak, bisa
berbentuk nugget yang disukai anak, atau
yang lainnya yang menarik dilihat anak
- Cara mengatasi untuk menghindari
penyakit cacingan dari sayuran yang
mentah yaitu dicuci dengan air bersih yang
mengalir, atau dengan direbus dengan air
hangat sebentar agar telur-telur cacing
mati
- Kandungan ganyong hampir sama dengan
kandungan beras atau singkong, namun
kandungan protein lebih rendah, sehingga
diperlukan pengganti makanan misalnya
ikan
: - Bagaimana cara mensosialisasikan pada
keluarga dengan kondisi terdapat anak gizi
buruk namun pekarangan tidak
dimanfaatkan?
- Bagaimana cara membuat makanan local
lebih menarik?
: - Penanganan keluarga dengan kondisi anak
gizi buruk memang bertahap, pertama kita
informasikan kalau mengatasi anak gizi
buruk atasi infeksinya terlebih dahulu,
kemudian beri pemahaman kalau
pekarangan yang dapat dimanfaatkan
untuk konsumsi anaknya agar lebih
beragam, karena lebih sulit mengatasi anak
gizi buruk dari pada memanfaatkan
pekarangan rumah untuk konsumsi
keluarga

Sesi Tanya/Jawab Materi Kedua


1. Bpk. Asep (Dinkes Provinsi)

: - Diharapkan kerja sama antara ketahanan

80

Jawaban

: -

2. Perwakilan Dinas Pendidikan : Jawaban

: -

Pangan dengan dinas kesehatan untuk


mengatasi gizi buruk. Program apa yang
terdapat di ketahanan pangan untuk
mengatasi gizi buruk?
Program dari ketahanan pangan untuk
mengatasi gizi buruk yaitu dengan
program KRPL pemanfaatan pekarangan
rumah agar konsumsi beragam, kemudian
sosialisasi dengan aparatur terkait
Apa upaya BKPP dalam mengatasi upaya
Keamanan keamanan pangan di pasar?
Bagaimana kriteria dari tumpeng gizi
seimbang yang dilombakan?
Terdapat program pengawasan terhadap
pangan segar dan terdapat kunjungan ke
pasar untuk pengawasan
Untuk tahun 2015 tidak terdapat lomba
tumpeng gizi seimbang, untuk kriteria
lomba terdapat kriteria khusus dari panitia,
syarat khusus tidak mengandung beras dan
terigu

81

Nama Kegiatan

Hari / Tanggal

: SOSIALISASI PEMBINAAN KEAMANAN PANGAN


PADA APARAT KECAMATAN DAN KELURAHAN,
PETUGAS GIZI TP. PKK, DAN GURU DI KOTA
TANGERANG
: Kamis / 11 Februari 2016

Tempat

: Jagarawa Resto, Cipondoh-Kota Tangerang

Narasumber

: 1. Moderator

2. Narasumber 1

3. Narasumber 2

Mulai acara
Selesai Acara

: 09.20 WIB
: 12.20 WIB

Rangkaian Acara

: Drs. Sunarto (Kabid Konsumsi


dan Keamanan Pangan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kota Tangerang)
: M. Ansori, SKM, M.Kes (Kabid
Konsumsi dan Keamanan
Pangan BKPP Provinsi Banten)
: Ir. Lim Elfiza, MP (Kasubbid
Keamanan Pangan BKPP
Provinsi Banten)

1. Materi Pertama

: M. Ansori, SKM, M.Kes (Pemanafaatan


Keanekaragaman Pangan Lokal Dalam Menunjang
Peningkatan Gizi Keluarga)
2. Pembukaan Acara : Sambutan sekaligus membuka acara oleh Kepala Badan
H. Khairul Amri Chan, SE, MM
3. Coffe Break
: 09.35-09.45
4. Materi Kedua

: Ir. Lim Elfiza, MP (Penanganan Keamanan Pangan)

5. Penutupan

Sesi Tanya/Jawab Materi Pertama


3. Ibu Yayat Sugiati (PKK)

Jawaban

: - Berapa kali dalam sehari makan nasi untuk


Penderita Penyakit DM atau jantung?
- Bagaimana
cara
mengenalkan
ke
masyarakat tentang pangan lokal?
: - Untuk orang normal, sehari 275 gr, untuk
Penderita
DM kalori bermacammacam, tergantung tahap penyakit,
dianjurkan konsumsi bervariasi setiap
harinya bisa diganti dengan umbi-umbian,

82

4. Bpk. Wasid Setiawan (Guru)

Jawaban

5. Ibu Hj. Munati Nape (PKK)

Jawaban

Sesi Tanya/Jawab Materi Kedua


3. Bpk. Hasim (SMAN 7)

Jawaban

4. Ibu Darmarita (SMAN 1)

Jawaban

rata-rata pagi untuk sarapan nasi 100 gr.


- Cara mengenalkan ke masyarakat dengan
pangan lokal yaitu dengan olahan-olahan
yang sudah dikenal dan biasa dimakan.
Untuk kota Tangerang memang rata-rata
sebagai pemakai bukan pengelola.
- Dimana kita bisa memperoleh tepung
olahan?
- Apakah terdapat resep atau olahan untuk
mengolah tepung pangan lokal?
- Tepung olahan sudah dijual di gerai
pangan lokal di Karawaci
- Untuk resep pernah diberikan kepada
PKK, untuk selanjutnya akan dari BKPP
Kota
Tangerang
yang
akan
mensosialisasikan lebih lanjutnya
- Mengusulkan untuk diadakan pelatihan
atau praktik untuk mengolah pangan lokal
agar lebih menarik
- Untuk pelatihan atau praktik akan
diadakan dan direncanakan lebih lanjut

: - Bagaimana label aman yang berada di


pasaran?
- Bagaimana
pengaturan
penggunaan
pestisida?
: - Standar pelabelan aman prima tiga dengan
warna hijau.
- Batas penggunaan pestisida ada di
peraturan Permentan, untuk mengetahui
apakah penggunaan pestisida aman atau
tidak harus dilakukan uji lab.
: - Apakah penggunaan es balok yang
terdapat di kantin sekolah aman atau tidak?
- Gula merah yang tengahnya berwarna
putih apakah aman digunakan?
: - Untuk mengetahui apakah es balok yang
digunakan aman atau tidak harus uji lab,
cara mengajukannya dengan bekerja sama
dengan dinas terkait seperti dinas
kesehatan untuk melakukan audit dan uji

83

lab. Selain itu pihak sekolah juga bisa


melakukan pembinaan dengan pihak
kantin untuk menggunakan bahan-bahan
makanan yang aman.
Gula merah yang tengahnya ada warna
putihnya terdapat zat tambahan seperti
zatlilin, sebaiknya menghindari
mengkonsumsi makanan yang meragukan.

84

Nama Kegiatan

Hari / Tanggal

: SOSIALISASI PEMBINAAN KEAMANAN PANGAN


PADA APARAT KECAMATAN DAN KELURAHAN,
PETUGAS GIZI, TIM PENGGERAK PKK, DAN
GURU DI KOTA CILEGON
: Selasa / 16 Februari 2016

Tempat

: Bintang Laguna-Cilegon

Narasumber

: 1. Moderator

: Ida Farida, A.Mg

2. Narasumber 1

3. Narasumber 2

Mulai acara
Selesai Acara

: 09.25 WIB
: 13.00 WIB

Rangkaian Acara

: M. Ansori, SKM, M.Kes (Kabid


Konsumsi dan Keamanan
Pangan BKPP Provinsi Banten)
: Ir. Lim Elfiza, MP (Kasubbid
Keamanan Pangan BKPP
Provinsi Banten)

1. Materi Pertama

: M. Ansori, SKM, M.Kes (Pemanafaatan


Keanekaragaman Pangan Lokal Dalam Menunjang
Peningkatan Gizi Keluarga)
2. Pembukaan Acara : Sambutan sekaligus membuka acara oleh Kepala Badan
H. Khairul Amri Chan, SE, MM
3. Coffe Break
: 11.00-11.15
4. Materi Kedua

: Ir. Lim Elfiza, MP (Penanganan Keamanan Pangan)

5. Penutupan

Sesi Tanya/Jawab Materi Pertama


1. Ibu Eha (PKK Kota Cilegon)

: - Bagaimana penanganan untuk penggunaan


makanan siap saji?
Jawaban
: - Dinkes melakukan pembinaan terhadap
tempat makan yang menyediakan
makanan siap saji, Badan Ketahanan
Pangan melakukan pengawasan terhadap
pangan segar, Balai POM bekerja sama
dengan Dinkes melakukan pengujian.
2. Kasmiati (PKK Kec.Jombang) : - Apakah stunting bisa ditangani? Apa
bahayanya? Dan apa dampak dari
stunting?

85

Jawaban

3. Sri Sumiati (Guru)

Jawaban

4. Lia (Dinkes Kota Cilegon)

Jawaban

: - Dampak dari stunting yaitu bisa


menyebabkan besar ke samping atau
gemuk namun pendek, selain itu
terdapat gangguan pada perkembangan
otaknya, sehingga rata-rata anak tidak
pintar, untuk mengatasi kependekannya
dengan ortopedi namun biaya mahal
: - Upaya apa yang dilakukan untuk
mengatasi gizi buruk selain makanan
tambahan?
- Bagaimana cara untuk mensosialisasikan
makanan kantin yang sehat dan aman?
: - Penanganan gizi buruk dengan program
KRPL atau taman gizi, penanganan gizi
buruk harus bertahap jadi harus diperbaiki
saluran pencernaannya terlebih dahulu
- Pengawasan kantin dilakukan oleh Balai
POM dan bekerja sama dengan Dinkes,
cara
lainnya
yaitu
dengan
mensosialisasikan ke anak-anak sekolah
makanan yang baik dan aman, beri
pembinaan dan pemahaman kepada
penjual makanan atau petugas kantin
tentang makanan yang sehat dan aman
: - Tanggapan terkait upaya stunting oleh
Dinkes yaitu dengan pos gizi, upaya yang
diharapkan dengan bekerja sama dengan
Badan Ketahanan Pangan melalui pangan
lestari dengan upaya intervensi
- Saran terkait gerakan pangan lokal yang
berperan sangat penting khususnya untuk
pemenuhan karbohidrat, bagaimana jika
program
pangan
local
dilakukan
berbarengan atau sejalan dengan program
GEMARI (Gerakan Makan Ikan) agar
kebutuhan protein khususnya untuk balita
terpenuhi.
: - Untuk program KRPL merupakan bantuan
Dari APBN, indikator PPH yang
merupakan indikator keberagaman
konsumsi merupakan SPM dari
Kabupaten/Kota, maka perlu koordinasi

86

antara BKPP, Dinkes, dan Dindik untuk


bekerjasama yang sinergis untuk
menanggulangi masalah gizi buruk
maupun stunting.

Sesi Tanya/Jawab Materi Kedua


5. Ibu Eha (PKK Kota Cilegon)
Jawaban

6. PKK Kecamatan Jombang


Jawaban

: - Bagaimana penggunaan makanan frozen


(beku)? Bertahan berapa lama?
: - Rata-rata penyimpanan 1-2 minggu,
disetiap kemasan biasanya terdapat
anjuran penyimpanan, paling lama
penyimpanan selama 1 bulan jika ditaruh
di freezer dalam kondisi sudah dibuka.
: - Selain pestisida, bahan apa yang bisa
digunakan untuk membasmi hama?
: - Untuk penggunaan bahan biasanya
terdapat binaan dari Dinas Pertanian, kalau
hanya patah namun sudah dapat
dikonsumsi lebih baik langsung
dikonsumsi, karena sudah aman tidak
menggunakan pestisida

87

Anda mungkin juga menyukai