Anda di halaman 1dari 138

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

KAJIAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH


BERDASARKAN OTTAWA CHARTER PADA SLBN PEMBINA TINGKAT
NASIONAL KEC. LAWANG, KAB. MALANG

Oleh:

ADILA RAHANA

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2017

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

KAJIAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH


BERDASARKAN OTTAWA CHARTER PADA SLBN PEMBINA TINGKAT
NASIONAL KEC. LAWANG, KAB. MALANG

Oleh:

ADILA RAHANA
101511123077

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2017

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi


Program Sarjana Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan
diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
pada tanggal 19 Desember 2017

Mengesahkan
Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat

Tim Penguji :
a) Dr. R. Azizah, S.H., M.Kes
b) Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes
c) drg. Chandra K., M.Kes

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga

Oleh :

ADILA RAHANA
NIM 101511123077

Surabaya, 2 Januari 2018

Menyetujui,
Pembimbing,

Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes


NIP 197311151999032002

Mengetahui,

Koordinator Program Studi, Ketua Departemen,

Corie Indria Prasasti, S.KM., M.Kes Pulung Siswantara, S.KM., M.Kes


NIP 198105102005012001 NIP 198204242005011001

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “KAJIAN
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH PADA SLBN PEMBINA
TINGKAT NASIONAL KEC. LAWANG, KAB. MALANG”, sebagai salah satu
persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
Pada skripsi ini dijabarkan tentang kajian strategi promosi kesehatan di
sekolah pada SLBN Pembina Tingkat Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang.
Melalui penulisan skripsi ini, semoga promosi kesehatan khususnya untuk anak
berkebutuhan khusus semakin diperhatikan agar kelak mereka mampu secara
mandiri untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes, selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan pengarahan, koreksi, serta saran hingga
terwujudnya skripsi ini.
Terima kasih dan penghargaan juga disampaikan pula kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr. M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
2. Corie Indria Prasasti, S.KM, M.Kes, selaku Koordinator Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
3. Pulung Siswantara, S.KM, M.Kes, selaku Ketua Departemen Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga
4. Pihak SLBN Pembina Tingkat Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang, selaku
pihak yang telah memberikan ijin dan tempat penelitian
5. Orang Tua tercinta yang selalu memanjatkan do’a, memotivasi, memberikan
cinta dan kasih sayang serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dorongan.
6. Orang-orang tercinta yang selalu memberikan dukungan dan taburan do’a,
Rizkiawan, Vina, Octa, Melly, Elly, dan seluruh Keluarga Pok Ame-Ame
tercinta.
7. Teman-teman AJ PKIP 2015 dan satu angkatan AJ 2015
8. Serta seluruh pihak yang turut membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu-
satu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga proposal skripsi ini berguna baik bagi peneliti sendiri
maupun pihal lain yang memanfaatkan.

Surabaya, 2 Januari 2018

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

Special School (SLB) is one of the health school program (UKS) targets.
Based on preliminary study at Departement of Education and Cultural in East Java
Level Provincial, it is found that no data have been reported about Health School
Program in Special School. SLB Pembina Tingkat Nasional is one of the SLB that
has UKS. Preliminary study in SLB area found that SLB Pembina is a winner of
healthy school environment contest in East Java province level. The purpose of this
research was to analyze the implementation of health promotion strategy in school.
This research was conducted in SLB Pembina Tingkat National at Malang
District. It was a qualitative case study with explanatory approach. Informant was
determined by purposive sampling technique. The data were collected through
observation and indepth interview to 18 informants.
The research result showed that for the healthy public policy aspect there was
no written regulation so that it could influence other aspects. Supportive
environment aspect was physically good. However, for nonphysical still affected
with previous aspects. Community action in SLB was realized through
extracurricular activities and other health activities. The personal skills aspect was
realized through the school's learning curriculum. Reorient health services aspect
had prioritized promotive and preventive efforts, without overriding curative and
rehabilitative efforts. Moreover, empowerment strategy was applied through
personal skill aspect. Social support strategy was done with various cross-sectoral.
Advocacy strategy through political lobbying and presentation at cross-sectoral
meetings. Partnership Strategy that existed in SLB majority was worked with
government.
In conclusion, majority of aspects and strategies were good. However, for the
healthy public policy aspect, it is necessary to make a written regulation so that the
implementation of the regulations in SLB can be followed up firmly. It could
consequently impact the improvement of the other aspects in Ottawa Charter.

Keywords: health promotion strategy, ottawa charter, special school

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan salah satu sasaran UKS. Berdasarkan
studi pendahuluan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur
didapatkan bahwa belum ada data yang dilaporakan mengenai jumlah SLB yang
memiliki UKS di Jawa Timur. SLB Pembina Tingkat Nasional merupakan salah
satu SLB yang memiliki UKS. Studi Pendahuluan di wilayah SLB tersebut
didapatkan bahwa SLB Pembina ini merupakan pemenang lomba lingkungan
sekolah sehat di tingkat provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis penerapan strategi promosi kesehatan di sekolah.
Penelitian ini dilakukan di SLB Pembina Tingkat Nasional Kecamatan
Lawang, Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif case
study dengan pendekatan eksplanatori. Penentuan informan menggunakan teknik
purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara
kepada 18 informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk aspek healthy public policy
belum adanya peraturan tertulis sehingga mempengaruhi aspek lainnya. Supportive
environment secara fisik sudah baik. Namun, untuk nonfisik masih terpengaruh
dengan aspek sebelumnya. Community action di SLB ini diwujudkan melalui
kegiatan ekstrakurikuler dan gerakan kesehatan lainnya. Aspek personal skill
diwujudkan melalui kurikulum pembelajaran di sekolah. Reorient health services
sudah mengutamakan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilitatif. Strategi Pemberdayaan diterapkan melalui aspek
personal skill. Strategi Bina Suasana dilakukan dengan berbagai lintas sektor.
Strategi Advokasi melalui lobi politik dan presentasi pada rapat lintas sektor.
Strategi Kemitraan yang ada di SLB mayoritas dijalin dengan pihak pemerintahan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah penerapan strategi
promosi kesehatan di SLB Pembina ini mayoritas sudah baik. Namun, untuk aspek
healthy public policy perlu dibuat peraturan tertulis agar penerapan peraturan di
SLB tersebut dapat ditindaklanjuti dengan tegas. Hal tersebut akan berakibat pada
peningkatan aspek Ottawa Charter yang lain.

Kata Kunci: strategi promosi kesehatan, ottawa charter, sekolah luar biasa

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................ vi
ABSTRAK................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH ................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 6
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 8
1.3.1 Pembatasan Masalah ........................................................ 8
1.3.2 Perumusan Masalah ......................................................... 9
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 9
1.4.1 Tujuan Umum.................................................................. 9
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................. 9
1.4.3 Manfaat Penelitian ........................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Promosi Kesehatan ...................................................... 12
2.2 Konsep Strategi Promosi Kesehatan ......................................... 12
2.3 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah ............................................ 18
2.4 Konsep Anak Penyandan Cacat/Disabilitas ............................... 24
2.5 Konsep Sekolah Luar Biasa (SLB) ........................................... 26
2.6 Konsep Pelayanan Kesehatan Anak Penyandang Cacat............. 27

BAB III KERANGKA BERPIKIR


3.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 29

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian ....................................... 32
4.2 Subjek Penelitian dan Cara Pengambilan Subjek Penelitian ...... 32
4.2.1 Subjek Penelitian ............................................................. 32
4.2.2 Cara Pengambilan Subjek Penelitian ................................ 33
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 33
4.4 Konsep dan Pengertian ............................................................ 33
4.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................ 34
4.5.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 34

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.5.2 Instrumen Pengumpulan Data .......................................... 35


4.6 Teknik Analisis Data ................................................................ 35

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Gambaran Umum SLBN Pembina Tingkat Nasional ................ 38
5.1.1 Identitas Sekolah.............................................................. 38
5.1.2 Sarana Prasarana, Jumlah Guru, Keryawan, dan Siswa..... 39
5.1.3 Kurikulum dan Keterampilan Vokasional ........................ 41
5.2 Karakteristik Subjek Penelitian ................................................. 42
5.3 Healthy Public Policy ............................................................... 44
5.3.1 Peraturan Tertulis dan Sanksi di Sekolah ......................... 44
5.3.2 Penerapan Peraturan di Sekolah ....................................... 45
5.4 Supportive Environment ........................................................... 50
5.5 Community Action .................................................................... 61
5.6 Personal Skill ........................................................................... 63
5.7 Reorient Health Services .......................................................... 68
5.8 Strategi Pemberdayaan ............................................................. 70
5.9 Strategi Bina Suasana ............................................................... 73
5.10 Strategi Advokasi .................................................................... 74
5.11 Strategi Kemitraan ................................................................... 77

BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Healthy Public Policy ............................................................... 79
6.2 Supportive Environment ........................................................... 83
6.3 Community Action .................................................................... 84
6.4 Personal Skill ........................................................................... 85
6.5 Reorient Health Services .......................................................... 86
6.6 Strategi Pemberdayaan ............................................................. 88
6.7 Strategi Bina Suasana ............................................................... 89
6.8 Strategi Advokasi ..................................................................... 90
6.9 Strategi Kemitraan .................................................................... 92

BAB VII KESIMPULAN


7.1 Kesimpulan .............................................................................. 94
7.2 Saran ........................................................................................ 96

DAFTARA PUSTAKA ............................................................................... 98


LAMPIRAN ................................................................................................ 98

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

1.1 Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia ... 3


1.2 Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia
yang Bersekolah di SLB ......................................... 4
1.3 Jumlah SLB dan Siswa SLB di Wilayah Jawa Timur 4
4.1 Variabel dan Definisi Operasional .......................... 33
5.1 Sarana dan Prasarana Penunjang SLBN Pembina ... 39
5.2 Jumlah Guru dan Karyawan ................................... 41
5.3 Kualifikasi Guru PNS Menurut Jenjang Pendidikan 41
5.4 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Ketunaan ............. 41
5.5 Karakteristik Informan Pihak Internal..................... 43
5.6 Karakteristik Informan Pihak Eksternal .................. 43
5.7 Nilai Gizi Bakso Per Porsi ...................................... 47
5.8 Uji Daya Terima Bakso Apel terhadap 32 Panelis .. 48
5.9 Uji Daya Terima Sari Apel terhadap 33 Panelis ...... 48
5.10 Hasil Observasi Aspek Healthy Public Policy ........ 49
5.11 Hasil Observasi Aspek Supportive Environment ..... 60
5.12 Hasil Observasi Aspek Community Action.............. 63
5.13 Hasil Observasi Aspek Personal Skill ..................... 68
5.14 Hasil Observasi Aspek Reorient Health Services .... 70

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

3.1 Kerangka Teori Penelitian Kajian Strategi Promosi


Kesehatan di Sekolah pada SLBN Pembina Tingkat
Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang ...................... 29
5.1 Ruang UKS Tampak Luar ...................................... 51
5.2 Ruang UKS Tampak Dalam ................................... 52
5.3 Toilet di Ruang UKS .............................................. 53
5.4 Toilet Sehat di Lingkungan SLB Pembina .............. 54
5.5 Tempat Sampah di Lingkungan SLB Pembina........ 55
5.6 Sarana Cuci Tangan di Depan Kelas ....................... 55
5.7 Musholla, Kolma Renang, dan Hutan UKS di SLB 56
5.8 Kantin SLB Pembina .............................................. 57
5.9 Himbauan Larangan Merokok di Sekolah ............... 59
5.10 Pelatihan Kader UKS dan Kader Tiwisada ............. 67
5.11 Piagam Lomba Kreasi Jajanan Kantin Sekolah ....... 72

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Tabel Halaman

1 Penjelasan Sebelum Persetujuan untuk


Kepala Sekolah, Guru SLBN, Tim Pembina UKS,
dan Pihak Puskesmas Lawang .................................. 101
2 Penjelasan Sebelum Persetujuan untuk Wali Murid
dan Komite Sekolah SLBN ...................................... 103
3 Penjelasan Sebelum Persetujuan untuk
Wali Murid Kader UKS dan Kader Tiwisada ........... 105
4 Penjelasan Sebelum Persetujuan untuk Warga Sekitar
SLBN ....................................................................... 107
5 Informed Consent ..................................................... 109
6 Panduan Wawancara Kepala Sekolah, Guru UKS,
Tim Pembina, Komite Sekolah SLBN Pembina ........ 110
7 Panduan Wawancara Kader UKS dan Kader Tiwisada
SLBN Pembina ........................................................ 114
8 Panduan Observasi ................................................... 115
9 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga ............................ 119
10 Surat Ijin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Malang ........................................ 120
11 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang ..................................................................... 121
12 Keterangan Lolos Kaji Etik ...................................... 122
13 Dokumentasi Hasil Uji Laboratorium Nilai Gizi Bakso
Apel ......................................................................... 123
14 Dokumentasi Hasil Uji Laboratorium Sari Apel ....... 124

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang


% = Persen
= = Sama dengan
/ = Atau
, = Koma
. = Titik
- = Sampai dengan

Daftar Singkatan
ABK = Anak Berkebutuhan Khusus
AKG = Angka Kecukupan Gizi
BNN = Badan Narkotika Nasional
BPS = Badan Pusat Statistik
Dr = Doktor
drg = Dokter Gigi
ICT = Information Communication and Technology
LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat
MA = Madrasah Aliyah
MI = Madrasah Ibtidaiyah
M.Kes = Magister Kesehatan
MTs = Madrasah Tsanawiyah
MoU = Memorandum of Understanding
NAPZA = Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif
NARKOBA = Narkotika dan Obat Berbahaya
NIM = Nomor Induk Mahasiswa
No. = Nomor
NIP = Nomor Induk Pegawai
NIS = Nomor Induk Sekolah
NPSN = Nomor Pokok Sekolah Nasional
NSPK = Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
NSS = Nomor Statistik Sekolah
PHBS = Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PK = Pendidikan Khusus
PKHS = Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
PLK = Pendidikan Layanan Khusus
PMR = Palang Merah Remaja
P3K = Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
POLTEKKES = Politeknik Kesehatan
P3P = Pertolongan Pertama Pada Penyakit
PSN = Pemberantasan Sarang Nyamuk

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RA = Raudhatul Atfal
RT = Rukun Tetangga
RW = Rukun Warga
SD = Sekolah Dasar
SDLB = Sekolah Dasar Luar Biasa
S.H = Sarjana Hukum
SKB = Surat Keputusan Bersama
S.KM = Sarjana Kesehatan Masyarakat
SKPD = Satuan Kerja Perangkat Daerah
SLB = Sekolah Luar Biasa
SLBN = Sekolah Luar Biasa Negeri
SMA = Sekolah Menengah Atas
SMALB = Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
SMK = Sekolah Menengah Kejuruan
SMP = Sekolah Menengah Pertama
SMPLB = Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
UKS = Usaha Kesehatan Sekolah
UKGS = Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
WHO = World Health Organization

Daftar Istilah
Dapodik = Data Pokok Pendidikan
DinPendProv = Dinas Pendidikan Provinsi
Dinkes = Dinas Kesehatan
Dirjendikdas = Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
Dirjendikmen = Direktur Jenderal Pendidikan Menengah
HA = Hekto Are
Kab. = Kabupaten
Kec. = Kecamatan
Kemendikbud = Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
m2 = Meter persegi
Menkes = Menteri Kesehatan
Pokja = Kelompok Kerja
Prov. = Provinsi

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam penyelenggaraan

promosi kesehatan. Kedudukan yang strategis ini dapat dilihat dari jumlah anak usia

sekolah yang sebagian besar terpajan dengan lembaga pendidikan. Kelompok di

tingkat Sekolah Dasar berjumlah 25.655.044 jiwa dan kelompok menengah

pertama, atas, maupun kejuruan berjumlah 19.456.573 jiwa (Dapodik, 2017). Selain

itu, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisasi

dengan baik.

Sekolah juga merupakan pihak dari perpanjangan tangan keluarga dalam

meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku

kesehatan. Peranan keluarga dari anak sekolah ini dapat dipandang sebagai dua

aspek dalam promosi kesehatan, yaitu sebagai pendukung keberhasilan program

promosi kesehatan di sekolah dan sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat

atas berlangsungnya promosi kesehatan di sekolah itu sendiri. Apabila promosi

kesehatan ditujukan dan diarahkan pada anak usia sekolah, setiap anak mampu

menyebarluaskan informasi minimal kepada ibu mereka sehingga populasi

masyarakat secara umum yang terpajan akan semakin meningkat. (Notoatmodjo,

2010).

Promosi kesehatan di sekolah adalah suatu upaya menciptakan sekolah

menjadi komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penciptaan lingkungan sekolah yang sehat, pemeliharaan dan pelayanan kesehatan

di sekolah serta upaya pendidikan kesehatan yang berkesinambungan. Keberhasilan

program promosi kesehatan di sekolah dapat dicapai dengan menerapkan strategi

promosi kesehatan. Sebagaimana disebutkan pada Surat Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang kebijakan nasional promosi

kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di

daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah 1)Pemberdayaan, 2) Bina

Suasana dan 3)Advokasi serta dijiwai semangat 4)Kemitraan. Piagam Ottawa, 1986

merumuskan 5 komponen rencana aksi promosi kesehatan yang mendukung

strategi promosi kesehatan yaitu 1)healthy public policy; 2)supportive

environment; 3)community action; 4)personal skill; 5)reorient health services.

Upaya yang dapat dilaksanakan dalam pengembangan promosi kesehatan di

sekolah yaitu melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS ini

merupakan segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta

didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Sebagai salah satu program

yang berhubungan langsung dengan peserta didik, UKS ini memiliki sasaran primer

yaitu peserta didik dari sekolah itu sendiri. Sekolah yang dimaksud adalah sekolah

di semua tingkatan yaitu Taman Kanak-Kanak (TK), Taman Kanak-Kanak Luar

Biasa (TKLB), Raudhatul Atfal (RA), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar

Biasa (SDLB), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Madrasah Tsanawiyah (MTs),

Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Madrasah Aliyah (MA) termasuk Satuan

Pendidikan Keagamaan yang sederajat dan setara.

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan salah satu sasaran UKS. Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa upaya

pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar

tetap hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomi, dan bermartabat.

Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan

memfasilitasi penyandang cacat untuk tetap hidup mandiri dan produktif secara

sosial dan ekonomi.

Tabel 1.1 Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia

Jumlah anak usia 0-18 tahun Persentase anak


No Tahun
(jiwa) berkebutuhan khusus (%)
1 2003 1.480.000 0,7
2 2007 6.230.000 7
Sumber: BPS, 2003; WHO, 2007

Berdasarkan tabel 1.1 di atas diketahui bahwa jumlah anak berkebutuhan

khusus di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2003 dan 2007. Menurut

WHO, jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia adalah sekitar 7% dari total

jumlah anak usia 0-18 tahun atau sebesar 6.230.000 pada tahun 2007. Data Sensus

Nasional Biro Pusat Statistik tahun 2003 menyebutkan bahwa jumlah penyandang

cacat di Indonesia sebesar 0,7% dari jumlah penduduk sebesar 211.428.572 atau

sebanyak 1.480.000 jiwa. Dari jumlah tersebut 24,45% atau 361.860 diantaranya

adalah anak-anak usia 0-18 tahun dan 21,42% atau 317.016 anak merupakan anak

cacat usia sekolah (5-18 tahun). Sekitar 66.610 anak usia sekolah penyandang cacat

(14,4% dari seluruh anak penyandang cacat) ini terdaftar di Sekolah Luar Biasa

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


4
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(SLB). Ini berarti masih ada 295.250 anak penyandang cacat (85,6%) ada di

masyarakat di bawah pembinaan dan pengawasan orang tua dan keluarga dan pada

umumnya belum memperoleh akses pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya.

Tabel 1.2 Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia yang bersekolah di SLB

No Tahun Jumlah (jiwa)


1 2009 85.645
2 2017 122.508
Sumber: Kemendikbud, 2011, 2017

Pada tahun 2009 jumlah anak penyandang cacat yang ada di sekolah

meningkat menjadi 85.645 dengan rincian di SLB sebanyak 70.501 anak dan di

sekolah inklusif sebanyak 15.144 anak. Tahun 2017, jumlah siswa SLB juga

mengalami peningkatan yaitu menjadi 122.508 jiwa.

Tabel 1.3 Jumlah SLB dan Siswa SLB di Wilayah Jawa Timur

Jumlah SLB Jumlah siswa SLB (jiwa)


No Tahun
(sekolah)
1 2011 637 12.385
2 2014 - 41.604
Sumber: DinPendProv. Jatim, 2011; BPS Prov. Jatim 2017

Menurut data Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, jumlah SLB yang

berada di wilayah Jawa Timur tahun 2011 adalah 637 SLB yang terdiri dari TKLB

hingga SMALB dengan jumlah peserta didik sebanyak 12.385 siswa. Didukung

data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur tahun 2015, anak dengan

disabilitas pada tahun 2014 sejumlah 41.604 yang tersebar di beberapa

kabupaten/kota.

Berdasarkan pusat data dan statistik kementerian pendidikan dan kebudayaan

tahun 2016, jumlah sekolah luar biasa negeri maupun swasta di Indonesia adalah

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


5
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.962 sekolah yang tersebar di 34 provinsi dengan jumlah siswa 114.085 dan siswa

baru tahun ajaran 2015/2016 sejumlah 26.617 siswa.

Jawa Timur merupakan peringkat tertinggi sebagai provinsi yang memiliki

jumlah SLB terbanyak yaitu 401 sekolah yang terdiri dari 65 SLB negeri dan

sisanya 336 SLB swasta. Namun, berdasarkan lampiran profil kesehatan Indonesia,

2014, disebutkan bahwa hanya satu Puskesmas yang membina kesehatan anak

penyandang cacat melalui program UKS di SLB Jawa Timur. Hal ini berarti bahwa

masih ada 400 SLB di Jawa Timur yang belum dibina oleh puskesmas dalam hal

menjalankan program UKS.

Menurut Lee, et al. (2007) dari hasil penelitiannya tentang The Status of

Health-Promoting Schools in Hong Kong and Implications for Further

Development, didapatkan bahwa kurangnya kebijakan kesehatan di sekolah tersebut

sehingga pelayanan kesehatan sekolah sulit diakses oleh siswa maupun staf. Selain

itu, pelatihan staf dalam promosi kesehatan juga masih kurang sehingga

mempengaruhi keberhasilan Health Promoting School. Hal ini berarti bahwa

kebijakan kesehatan yang merupakan rencana aksi dari strategi promkes WHO

sangat berperan dalam pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah.

Data hasil penelitian Analisis Pelaksanaan Program Trias UKS dan PHBS di

SLB C Bantul menunjukkan bahwa pelaksanaan program trias UKS di sekolah

tersebut termasuk kategori baik. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, masih terdapat

beberapa kendala, seperti keterbatasan pemahaman siswa, rendahnya cakupan

pelatihan guru dan sekolah, serta keterlibatan instansi terkait. Rahmah (2015)

menyimpulkan bahwa pelaksanaan UKS dan PHBS di SLB C Bantul ini dapat

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


6
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ditingkatkan melalui optimalisasi kemitraan dengan beberapan sektor terkait. Hal

ini menunjukkan bahwa strategi kemitraan dalam pelaksanaan program UKS ini

memiliki peran yang cukup penting.

Penelitian sebelumnya oleh Aslina (2016) tentang Hubungan Pelaksanaan

UKS dengan Upaya Promosi Kesehatan pada SDN di Sidoarjo menyatakan bahwa

salah satu faktor yang dapat mendorong pelaksanaan UKS dalam upaya promosi

kesehatan yaitu melalui kebijakan/ aturan tentang UKS dari Puskesmas dan Kepala

Sekolah. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pentingnya suatu kebijakan

dalam pelaksanaan upaya promosi kesehatan.

Berdasarkan Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di SLB tahun 2010

disebutkan bahwa penyelenggaraan kesehatan sekolah guna meningkatkan

kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga

peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-

tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, yang diselenggarakan

melalui sekolah formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain. Oleh

karena itu, pelayanan kesehatan terhadap anak penyandang cacat yang ada di SLB

harus dilaksanakan sama dan setara seperti yang diberikan pada anak-anak lainnya

melalui pendekatan yang cukup strategis yaitu program UKS di SLB.

1.2 Identifikasi Masalah

Data terbaru tahun 2017 dari Kemendikbud didapatkan bahwa jumlah SLB

di Jawa Timur adalah 437 sekolah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan

di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, di bagian bidang

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


7
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pendidikan khusus didapatkan hasil bahwa dari sekian banyak SLB yang ada di

Jawa Timur, belum ada data yang dilaporakan mengenai jumlah SLB yang

memiliki UKS di Jawa Timur.

SLBN Pembina Tingkat Nasional merupakan salah satu SLB yang

berstatus Negeri di wilayah Jawa Timur. SLBN Pembina Tingkat Nasional ini

terletak di Kec. Lawang, Kab. Malang. Sekolah ini adalah satu-satunya sekolah

yang berstatus negeri dari 14 SLB yang ada di wilayah Kabupaten Malang. Studi

pendahuluan dilakukan lagi di wilayah SLBN Pembina Tingkat Nasional

Kec.Lawang, Kab.Malang pada bulan Mei 2017 dengan narasumber yang bertindak

sebagai guru UKS di sekolah tersebut. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan

hasil bahwa SLBN Pembina Tingkat Nasional ini baru saja mendapatkan

penghargaan sebagai pemenang lomba lingkungan sekolah sehat di kelompok

pendidikan khusus tingkat Jawa Timur. Hal ini didukung juga dengan adanya

Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/ 55/ KPTS/013/2017 tentang

pemenang lomba lingkungan sekolah sehat tingkat TK/RA, SD, MI, SMP, MTs,

SMA/SMK, MA dan Pendidikan Khusus yang menyatakan dan memutuskan bahwa

SLB Pembina Tingkat Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang ini sebagai Juara 1

tingkat provinsi Jawa Timur tahun 2016. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

sudah adanya partisipasi dan keterlibatan UKS di SLB yang cukup baik. Namun,

survey sebelumnya di beberapa SLB wilayah Kota Surabaya pada bulan Maret,

2017 yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil bahawa masih ada beberapa

SLB yang belum mengoptimalkan fungsi UKS, bahkan masih ada SLB yang belum

memiliki UKS dan menjalankan programnya. Hal ini berarti ada penyimpangan

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


8
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

positif pada SLBN Pembina Tingkat Nasional tersebut karena di beberapa SLB

yang ada di Jawa Timur, partisipasi UKSnya belum optimal. Sedangkan di SLBN

Pembina Tingkat Nasional ini justru berkebalikan.

Pencapaian keberhasilan program promosi kesehatan yang diwujudkan

dalam program UKS ini melibatkan peran berbagai sektor. Kerja sama yang baik

antarwarga sekolah dan guru serta staf di lingkungan SLB akan sangat

mempengaruhi pencapaian keberhasilan program tersebut. Kerja sama atau

kemitraan dengan beberapa lintas sektor ini merupakan salah satu strategi dasar

pada promosi kesehatan. Guru UKS SLBN ini juga menyatakan bahwa kerja sama

yang dilakukan untuk mewujudkan prestasi ini memang bukan hanya kerja sama

antar warga sekolah, namun juga kerja sama dengan beberapa pihak seperti

puskesmas Lawang dan warga setempat. Selain strategi kemitraan, strategi

pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi juga merupakan strategi utama yang ada

di promosi kesehatan untuk mendukung terwujudnya keberhasilan dalam mencapai

visi dan misi promosi kesehatan.

Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji strategi promosi kesehatan di

sekolah pada SLBN Tingkat Pembina Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang.

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada satu SLB yaitu SLBN Tingkat Pembina

Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang dengan mengkaji seluruh komponen

strategi promosi kesehatan berdasarkan WHO.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


9
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.3.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu bagaimana

penerapan strategi promosi kesehatan di sekolah pada SLBN Pembina

Tingkat Nasional Bagian C di Kec. Lawang, Kab. Malang., Jawa Timur.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Menganalisis penerapan strategi promosi kesehatan di sekolah pada SLBN

Pembina Tingkat Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi healthy public policy pada SLBN Pembina Tingkat

Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

2. Mengidentifikasi supportive environment pada SLBN Pembina

Tingkat Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

3. Mengidentifikasi community action pada SLBN Pembina Tingkat

Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

4. Mengidentifikasi personal skill pada SLBN Pembina Tingkat Nasional

Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

5. Mengidentifikasi reorient health services pada SLBN Pembina Tingkat

Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

6. Mengkaji strategi pemberdayaan di sekolah pada SLBN Pembina

Tingkat Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


10
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

7. Mengkaji strategi bina suasana pada SLBN Pembina Tingkat Nasional

Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

8. Mengkaji strategi advokasi pada SLBN Pembina Tingkat Nasional

Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang

9. Mengkaji strategi kemitraan pada SLBN Pembina Tingkat Nasional

Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang.

1.4.3 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ke beberapa

pihak, antara lain:

1. Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran implementasi

keberhasilan program Usaha Kesehatan Sekolah di SLBN Pembina

Tingkat Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang sehingga dapat

memberikan bahan masukan dan motivasi untuk meningkatkan

pelaksanaan program UKS di beberapa SLB lain, khususnya wilayah

Jawa Timur

2. Dinas Terkait

Usaha Kesehatan Sekolah merupakan program lintas sektoral kerjasama

empat menteri yaitu Departemen Pendidikan Nasional, Departemen

Kesehatan, Departemen Agama, Dan Departemen Dalam Negeri

sehingga hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

salah satu bahan evaluasi pelaksanaan program UKS di SLB wilayah

Jawa Timur.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


11
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Peneliti

Penelitian ini merupakan pembelajaran yang nyata sehingga dapat

menambah wawasan mengenai implementasi UKS di SLB

4. Peneliti lain

Melalui penelitian ini, peneliti lain dapat mengidentifikasi strategi

promosi kesehatan di sekolah pada SLB dan dapat dijadikan sebagai

acuan untuk penelitian selanjutnya.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Promosi Kesehatan

Berdasarkan piagam Ottawa, promosi kesehatan dijelaskan sebagai proses

untuk memampukan individu maupun kelompok dalam meningkatkan dan menjaga

kesehatan mereka. Guna mencapai derajat kesehatan yang sempurna secara fisik,

mental, maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan

aspirasi, kebutuhan, dan mampu mengubah serta mengatasi lingkungannya.

Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosio-budaya, dan ekonomi. Oleh

karena itu, promosi kesehatan bukan hannya mengubah perilaku, tetapi juga

mengupayakan perubahan lingkungan, sistem, dan sebagainya. Dengan kata lain,

promosi kesehatan bukan hanya tanggung jawab dari sektor kesehatan tetapi juga

semua sektor turut berperan menjalankannya.

Guna mewujudkan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat yang mau dan

mampu memelihara serta meningkatkan kesehatannya, diperlukan berbagai upaya.

Upaya untuk mewujudkan visi tersebut, dilakukan dengan menjalankan misi

promosi kesehatan. Secara umum, misi promosi kesehatan tersebut, terwujud dalam

strategi promosi kesehatan Ottawa Charter.

2.2 Konsep Strategi Promosi Kesehatan

Pendekatan strategis untuk mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan

secara efektif dan efisien dapat dilakukan melalui strategi promosi kesehatan utama

12

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


13
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang menurut WHO (1994), terdiri dari (1)Pemberdayaan, (2)Social Support atau

Bina Suasana (3)Advokasi serta dijiwai semangat (4)Kemitraan sebagaimana

disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1193/Menkes/SK/XI2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005.

1. Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat secara langsung. Strategi ini merupakan upaya untuk menumbuhkan

dan meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan individu, keluarga,

dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,

menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan

setiap upaya kesehatan. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan

dengan berbagai kegiatan seperti penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan

pengembangan masyarakat yang dapat dituangkan dalam berbagai bentuk,

misalnya koperasi, pelatihan untuk meningkatkan kemampuan peningkatan

pendapatan keluarga (income generating skill) dan lain sebagainya.

2. Social Support atau bina suasana

Strategi social support ini merupakan suatu kegiatan untuk mencari dukungan

sosial melalui beberapa tokoh masyarakat, baik formal maupun informal. Tujuan

utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat dapat menjembatani

antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan

masyarakat sebagai penerima kesehatan. Pada dasarnya, kegiatan mencari

dukungan sosial melalui toma merupakan salah satu metode untuk

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


14
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mensosialisasikan program kesehatan agar masyarakat mau menerima dan

berpartisipasi terhadap program tersebut. Oleh sebab itu, strategi dukungan

sosial ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana. (Notoatmodjo,

2010). Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial

yang kondusif sehingga individu, keluarga dan masyarakat mampu mencegah

penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan Iingkungan sehat

dan berperan aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan.

3. Advokasi

Advokasi merupakan pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu

kebijakan di berbagai sektor dan tingkatan sehingga para pejabat mau

mendukung program kesehatan yang diinginkan. Dukungan dari pejabat

pembuat keputusan dapat berupa kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Surat Keputusan, Surat Instruksi, dan

sebagainya. Sasaran advokasi adalah para pejabat, baik eksekutif, maupun

legislatif, di berbagai tingkat dan sektor yang terkait dengan masalah kesehatan.

4. Kemitraan

Prinsip kemitraan harus ditegakkan dalam pemberdayaan, bina suasana, dan

advokasi. Selain itu, kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa

untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, dibutuhkan berbagai pihak

terkait, seperti LSM, kelompok profesi, pemuka agama, dan sebagainya. Adapun

tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan dipraktikkan, terdiri

dari:

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


15
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

a. Kesetaraan

Kesediaan menerima bahwa masing-masing berada dalam kedudukan yang

sederajat dan tidak diciptakkannya hubungan yang bersifat hierarkis (atas-

bawah). Hal tersebut dapat tercapai apabila semua pihak bersedia

mengembangkan hubungan kekeluargaan yang dilandasi dengan kepentingan

bersama.

b. Keterbukaan

Diperlukan kejujuran dari masing-masing pihak dalam menjalin kerjasama.

Saran, usulan, ataupun komentar harus disertai itikad yang jujur sesuai fakta dan

tidak menutup-nutupi sesuatu.

c. Saling menguntungkan

Keuntungan semua pihak perlu dipikirkan dalam mengajukan solusi sehingga

didapatkan win-win solution. Ada tujuh landasan yang perlu diperhatikan dan

dipraktikkan dalam mengembangkan kemitraan, yaitu

a. Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing

b. Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing

c. Saling berupaya untuk membangun hubungan

d. Saling berupaya untuk mendekati

e. Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mau membantu dan dibantu

f. Saling mendukung upaya masing-masing, dan

g. Saling menghargai upaya masing-masing.

Strategi Dasar Promosi Kesehatan diidentifikasi pada Ottawa Charter. Pada

piagam ini dijelaskan bahwa strategi promosi kesehatan tersebut harus disesuaikan

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


16
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dengan kebutuhan dan kearifan lokal masing-masing daerah. Strategi yang juga

menjadi landasan dalam promosi kesehatan ini tidak terlepas dari lima rencana aksi

prioritas yang juga dijelaskan pada piagam Ottawa. Melalui lima rencana aksi

prioritas tersebut, strategi promosi kesehatan diimplementasikan. Adapun lima

rencana aksi prioritas tersebut, yaitu:

a. Healthy Public Policy (Kebijakan Berwawasan Kesehatan)

Mengembangkan kebijakan berwawasan kesehatan merupakan strategi promosi

kesehatan yang ditujukan kepada para pembuat atau penentu kebijakan agar

kebijakan publik yang mendukung kesehatan dapat dikeluarkan. Strategi ini

adalah strategi yang mengupayakan para penentu kebijakan di berbagai sektor

untuk menetapkan kebijakan yang terkait dengan dampak kesehatan dalam

bentuk peraturan, perundangan, surat keputusan, dan sebagainya sesuai fungsi

dan tanggung jawabnya dalam pembangunan nasional. Misalnya peraturan yang

mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik,

perusahaan, dan rumah sakit. Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat

publiknya, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan

masyarakat).

b. Supportive Environtment (Lingkungan yang Mendukung)

Menciptakan lingkungan yang mendukung artinya setiap sektor merealisasikan

terwujudnya lingkungan sehat dalam melaksanakan program kerjanya, baik

kegiatan yang meliputi fisik, sosial budaya, pendidakan, politik maupun

keamanan sehingga masyarakat termotivasi untuk melakukan upaya positif bagi

kesehatannya. Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


17
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

termasuk pemerintah kota agar menyediakan sarana prasarana yang mendukung

terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat. Lingkungan yang mendukung

tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk seperti tersedianya air bersih, tempat

sampah, tempat buang air besar/kecil, dan sebagainya. Dengan perkataan lain,

pengelola tempat umum harus menyediakan sarana prasarana untuk mendukung

perilaku sehat bagi pengunjungnya.

c. Reorient Health Services (Reorientasi Pelayanan Kesehatan)

Menata kembali arah pelayanan kesehatan berarti mengubah pola pikir dan

sistem kesehatan masyarakat agar lebih mengutamakan aspek promotif dan

preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Pemahaman

mengenai penyelenggara/ penyedia pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan

swasta sedangkan masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan ini harus

diubah. Dibutuhkan orientasi lagi bahwa masyarakat bukan hanya sekedar

pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetai juga sekaligus sebagai

penyelenggara kesehatan dalam batas-batas tertentu.

d. Personal Skill (Keterampilan Individu)

Mengembangkan kemampuan atau keterampilan individu berarti mengupayakan

agar masyarakat tahu, mampu, dan mau membuat keputusan yang efektif dalam

upaya memelihara, meningkatakan, serta mewujudkan kesehatannya. Langkah

awal dari peningkatan keterampilan ini dapat dilakukan melalui pemberian

pemahaman berupa informasi, pendidikan, dan pelatihan yang memadai kepada

anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegag dan

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


18
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan yang profesional,

dan sebagainya.

e. Community Action (Gerakan Masyarakat)

Memperkuat gerakan masyarakat artinya memberikan dukungan terhadap

kegiatan masyarakat agar lebih berdaya dalam mengendalikan faktor-faktor

yang mempengaruhi kesehatan. Demi mendukung perwujudan masyarakat yang

mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan ini maka di dalam

masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan untui kesehatan. Oleh

karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan di

masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Dengan adanya kegiatan

masyarakat di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif untuk

kesehatan atau dengan kata lain masyarakat mau dan mampu memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka.

2.3 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah

2.3.1 Pengertian, Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup, Dan Landasan Hukum

UKS.

1. Pengertian

a. Kesehatan Sekolah

Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal

79 menyatakan bahwa “Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan

hidup sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh dan berkembang secara

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


19
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

harmonis dan setinggi-tingginya menjadi Sumber Daya Manusia yang

berkualitas.

b. Sekolah

Sekolah adalah Taman Kanak-Kanak (TK), Taman Kanak-Kanak Luar

Biasa (TKLB), Raudhatul Atfal (RA), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar

Luar Biasa (SDLB), Madrasah \ Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB),

Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

(SMALB), Madrasah Aliyah (MA) termasuk Satuan Pendidikan

Keagamaan yang sederajat dan setara.

c. Peserta Didik

Peserta didik ialah semua anak yang mengikuti pendidikan di sekolah

sesuai poin b

d. Usaha Kesehatan Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang

pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA.

e. Warga Sekolah

Warga Sekolah ialah setiap orang yang berperan di dalam proses belajar

mengajar di sekolah.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


20
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

f. Masyarakat Lingkungan Sekolah

Masyarakat Lingkungan Sekolah ialah semua masyarakat yang berada

di lingkungan sekolah selain warga sekolah.

g. Sekolah Sehat

Sekolah Sehat adalah sekolah yang bersih, indah, nyaman, tertib, aman,

rapih dan kekeluargaan peserta didiknya sehat dan bugar serta senantiasa

berperilaku hidup bersih dan sehat.

2. Tujuan

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan

menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga’ memungkinkan

pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pembinaan dan

pengembangan UKS adalah agar pengelolaan UKS mulai dari pusat

sampai ke daerah dan sekolah/madrasah dilaksanakan secara terpadu,

terarah, intensif, berkesinambungan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk

kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik

yang di dalamnya mencakup:

a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan

prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha

peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, di rumah

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


21
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tangga, maupun di lingkungan masyarakat;

b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan; dan

c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,

penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-

hal yangberkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial

lainnya.

3. Sasaran

a. Sasaran Primer : peserta didik

b. Sasaran Sekunder : guru, pamong belajar/ tutor, komite

sekolah/orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan, serta

TP UKS disetiap jenjang

c. Sasaran Tersier : Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah

sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan

luar sekolah dan perguruan agama beserta lingkungannya.

4. Ruang Lingkup

A. Ruang Lingkup Program UKS

Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga

Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu:

1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, yang meliputi aspek:

a) Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip

hidup sehat;

b) Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal

pengaruh buruk dari luar;

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


22
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c) Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di sekolah antara lain dalam

bentuk:

a) pelayanan kesehatan;

b) pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik

c) pengobatan ringan dan P3K maupun P3P; pencegahan penyakit

(imunisasi, PSN, PHBS, PKHS);

d) penyuluhan kesehatan;

e) pengawasan warung sekolah dan perbaikan gizi;

f) pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi

dan hal lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan;

g) rujukan kesehatan ke Puskesmas;

h) UKGS;

i) Pemeriksaan berkala.

3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik,

mental, sosial maupun lingkungan yang meliputi:

a) Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,

keamanan, kerinda-ngan, kekeluargaan );

b) pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan;

c) pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta

didik, pegawai sekolah, komite sekolah dan masyarakat sekitar).

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


23
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

B. Ruang Lingkup Pembinaan UKS

Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi:

a) Pendidikan kesehatan;

b) Pelayanan kesehatan;

c) Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah sehat;

d) Ketenagaan;

e) Sarana prasarana;

f) Penelitian dan pengembangan;

g) Manajemen/organisasi;

h) Monitoring dan evaluasi.

5. Landasan Hukum

Sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan melalui kerjasama lintas

sektoral, landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah adalah:

a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

b. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

c. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

d. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

e. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan.

f. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2011 tentang Peran Gubernur

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


24
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

selaku Wakil Pemerintah Pusat.

g. SKB Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 1/U/SKB/2003, Nomor :

1067/Menkes/ SKB/VII/2003, Nomor : MA/230 A/2003, Nomor : 26

Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan

Pengembangan UKS.

h. SKB Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 2/P/SKB/2003; Nomor

: 1068/Menkes/ SKB/VII/2003;Nomor : MA/230 B/2003; Nomor :

4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina UKS

Pusat.

i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemedikbud.

2.4 Konsep Anak Penyandang Cacat /Disabilitas

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang

Penyandang Disabilitas, penyandang disabilitas adalah setiap orang yang

mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka

waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan

dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara

lainnya berdasarkan kesamaan hak. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang

Penyandang Cacat menjelaskan mengenai pengertian difabel yaitu setiap orang

yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


25
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan selayaknya.

Penyandang cacat sendiri terdiri dari:

(1) penyandang cacat fisik;

(2) penyandang cacat mental; dan

(3) penyandang cacat fisik dan mental.

Pengertian cacat sejak tahun 1998 memperoleh sebutan baru yang

dipopulerkan oleh beberapa aktivis penyandang cacat dengan istilah “difabel” yang

merupakan singkatan dari “different ability people”. Istilah tersebut secara bebas

diterjemahkan dengan “orang yang berbeda kemampuan”. Istilah difabel

didasarkan pada realita bahwa setiap manusia diciptakan berbeda. Sehingga yang

ada sebenarnya hanyalah sebuah perbedaan bukan kecacatan. Dikalangan

penyandang cacat sendiri istilah difabel belum seluruhnya setuju, karena istilah

tersebut hanyalah bentuk penghalusan bahasa (eufeminisme) sebagai akibat

kurangnya keberpihakan, baik dari pemerintah maupun masyarakat pada umumnya.

Namun tanpa mengabaikan mereka yang berpendapat belum setuju atas istilah

tersebut, dalam uraian selanjutnya pengertian penyandang cacat dan difabel

digunakan secara bergantian (Firdaus dan Iswahyudi, 2010).

Hak yang dimiliki penyandang disabilitas telah tercantum dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas,

Penyandang disabilitas memiliki hak untuk hidup, bebas dari stigma, privasi,

keadilan dan perlindungan hukum, pendidikan, pekerjaan, kewirausahaan, dan

koperasi, kesehatan, politik, keagamaan, keolahragaan, kebudayaan dan pariwisata,

kesejahteraan sosial, aksesibilitas, pelayanan publik, pelindungan dari bencana,

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


26
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

habilitasi dan rehabilitasi, konsesi, pendataan, hidup secara mandiri dan dilibatkan

dalam masyarakat, berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi,

berpindah tempat dan kewarganegaraan; dan bebas dari tindakan diskriminasi,

penelantaran, penyiksaan, dan eksploitasi.

2.5 Konsep Sekolah Luar Biasa (SLB)

Sekolah Luar Biasa merupakan sekolah khusus yang diperuntukkan bagi anak

penyandang cacat yang dapat dikelompokkan menjadi:

1. SLB-A : Sekolah untuk Tunanetra (Anak yang mengalami hambatan

penglihatan)

2. SLB-B : Sekolah untuk Tunarunggu (Anak yang mengalami hambatan

pendengaran)

3. SLB-C : Sekolah untuk Tunagrahita (Anak yang mengalami retardasi

mental)

4. SLB-D : Sekolah untuk Tunadaksa (Anak yang mengalami cacat tubuh)

5. SLB-E : Sekolah untuk Tunalaras (Anak yang mengalami penyimpangan

emosi dan sosial)

6. SLB-F : Sekolah khusus untuk Autis

7. SLB-G : Sekolah untuk Tunaganda (Anak yang mengalami lebih dari satu

hambatan).

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


27
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.6 Konsep Pelayanan Kesehatan Anak Penyandang Cacat

Pelayanan Dengan Pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Pelayanan kesehatan anak di SLB dapat dilakukan dengan pendekatan UKS

yang pelaksanaannya dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan

dengan tujuan agar derajat kecacatan yang menyebabkan gangguan fungsi tidak

semakin bertambah, mempercepat/ meningkatkan fungsi pemulihan sehingga

mengurangi ketergantungan terhadap orang lain. Selain itu juga meningkatkan daya

tahan tubuh terhadap penyakit/ cedera serta menghindari terjadinya komplikasi

akibat kecacatan yang disandangnya.

Ruang lingkup UKS di SLB sama seperti di sekolah-sekolah umum yang

tercermin dalam Trias UKS.

1. Pendidikan Kesehatan

a. Melakukan penyuluhan bagi siswa, guru dan orang tua tentang : Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) antara lain: pola hidup aktif, cara memilih makanan

bergizi seimbang, kebersihan gigi dan mulut, pencegahan penyalahgunaan

NAPZA/NARKOBA, perilaku terkait dengan kesehatan reproduksi, perilaku

anti kekerasan.

b. Melaksanakan pelatihan UKS bagi Tim Pelaksana UKS, guru pembina UKS dan

kader kesehatan.

c. Melaksanakan pembinaan PHBS dengan metode pemeriksaan langsung

(pemeriksaan kebersihan pribadi, kelas, lingkungan dan sebagainya) dan sistem

kompetisi (lomba).

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


28
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Pelayanan Kesehatan

a. Penjaringan dan pemeriksaan kesehatan berkala serta penyuluhan kesehatan.

b. Imunisasi.

c. Pelayanan gizi dan pembinaan warung sekolah.

d. Pengobatan ringan: Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan

Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P).

e. Penanganan kasus (anemia, obesitas, diare, kecacingan, malaria, cerebral palsy

dan lain lain)

f. Rujukan medik ke Puskesmas dan Rumah Sakit.

3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

a. Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan,

kerapihan, kekeluargaan).

b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.

c. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah,

orang tua murid dan masyarakat sekitar).

d. Melakukan pemeliharaan sarana fisik dan lingkungan sekolah.

e. Melakukan pengadaan sarana sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan

bersih dan sehat termasuk pengadaan air bersih, jamban dan peturasan.

f. Melakukan kerjasama dengan masyarakat sekitar sekolah agar senantiasa dapat

tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.

g. Melakukan penataan halaman, pekarangan perindangan/penghijauan, apotek

hidup dan pagar sekolah yang aman.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III
KERANGKA BERPIKIR

3.1 Kerangka Berpikir

Healthy Public Policy


di SLBN Pembina Tingkat
STRATEGI PROMOSI Nasional
KESEHATAN di SLBN
1. Strategi Pemberdayaan dalam
promosi kesehatan di sekolah Supportive Environment di
pada SLBN Pembina Tingkat SLBN Pembina Tingkat
Nasional. Nasional
2. Strategi Bina Suasana dalam
promosi kesehatan di sekolah
pada SLBN Pembina Tingkat Community Action di
Nasional. SLBN Pembina Tingkat
3. Strategi Advokasi dalam Nasional
promosi kesehatan di sekolah
pada SLBN Pembina Tingkat
Nasional.
Personal Skill di SLBN
4. Strategi Kemitraan dalam
Pembina Tingkat Nasional
promosi kesehatan di sekolah
pada SLBN Pembina Tingkat
Nasional
Reorient Health Services
di SLBN Pembina Tingkat
Nasional

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Kajian Strategi Promosi Kesehatan di


Sekolah Berdasarkan Ottawa Charter pada SLBN Pembina
Tingkat Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang

Healthy Public Policy di SLBN Pembina Tingkat Nasional merupakan

kunci dari keempat rencana aksi lainnya. Strategi utama ini dapat dikatakan

berjalan apabila peraturan yang sudah dibentuk dapat dijalankan dengan baik.

Selanjutnya apabila kebijakan berwawasan kesehatan yang sudah ada di SLBN

29

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


30
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ini diterapkan dengan baik maka keempat sarana aksi lainnya juga akan

mengikuti dengan baik pula karena masing-masing dari rencana aksi tersebut

juga diatur dalam sebuah peraturan atau kebijakan tertentu, yaitu kebijakan

berwawasana kesehatan.

Supportive Environment di lingkungan SLBN Pembina Tingkat Nasional

dapat dikatakan baik apabila setiap kelompok kerja (pokja) di lingkungan SLBN

dapat merealisasikan terwujudnya lingkungan sehat di sekolah. Rencana aksi

yang ke-tiga yaitu community action. Rencana aksi ketiga ini dapat dikatakan

baik apabila dukungan yang diberikan terhadap kegiatan masyarakat untuk

mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ini sudah ada.

Terwujudnya gerakan di SLBN akan mendukung terciptanya perilaku

masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan

mereka.

Rencana aksi keempat ini yaitu Personal skill yang merupakan strategi

untuk mewujudkan keterampilan individu. Keterampilan individu di SLBN ini

dapat dilihat minimal melalui langkah awal dengan cara memberikan

pemahaman kepada individu di masyarakat mengenai cara pemeliharaan

kesehatan serta pencegahan penyakit.

Reorient health services merupakan rencana aksi yang kelima. Pada rencana

aksi ini dapat dikatakan baik apabila pola pikir dari warga SLBN Pembina

Tingkat Nasional sudah berubah bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan

harus melibatkan serta memberdayakan masyarakat karena mereka bukan hanya

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


31
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga sebagai penyelenggara

pelayanan kesehatan masyarakat pula dengan batasan tertentu.

Guna mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan, dalam menjalankan

perencanaan lima rencana aksi tersebut dibutuhkan suatu strategi, yaitu strategi

promosi kesehatan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di

daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah 1)Pemberdayaan, 2)

Bina Suasana dan 3)Advokasi serta dijiwai semangat 4)Kemitraan.

Strategi dasar tersebut akan dilihat penerapannya di SLBN Pembina Tingkat

Nasional melalui keberhasilannya dalam menjalankan program UKS sebagai

salah satu wujud dari promosi kesehatan pada tatanan sekolah.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif case study dengan pendekatan

eksplanatori (eksplanatory research). Studi kasus merupakan penelitian spesifik

yang digunakan untuk meneliti masalah secara lebih mendalam pada segala

tingkatan. Explanatory case studies menurut Willig (2008) bertujuan untuk

menghasilkan penjelasan atas suatu kejadian yang diminati atau menjadi perhatian

peneliti. Explanatory case study bukan hanya sekedar narasi atau deskripsi, namun

juga disertai upaya penerapan konsep penjelasan.

4.2 Subjek Penelitian dan Cara Pengambilan Subjek Penelitian

4.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Pihak Internal SLBN Pembina Tingkat Nasional yaitu Kepala Sekolah,

Guru UKS, kader tiwisada, dan kader UKS.

b. Pihak Eksternal yaitu Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan Lawang,

pihak Puskesmas Lawang, orang tua siswa/komite sekolah, dan warga

dengan radius 500 meter di area sekolah

32

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


33
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.2.2 Cara Pengambilan Subjek Penelitian

Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara purposive, informan

penelitian diambil dari kelompok yang sudah ditentukan dengan kriteria yang

sudah ditentukan, yaitu pihak yang terlibat secara langsung dalam

pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah serta pihak yang merasakan

dampak dari pelaksanaan program tersebut.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SLBN Pembina Tingkat Nasional Bagian C

Kec. Lawang, Kab. Malang, Jawa Timur pada bulan April-September 2017

4.4 Konsep dan Pengertian

Tabel 4.1 Konsep dan Pengertian

No Konsep Pengertian
Healthy Peraturan berwawasan kesehatan dari sekolah yang
1 Public mendukung pelaksanaan program UKS pada SLBN
Policy Pembina Tingkat Nasional
SupportiveFasilitas dari sekolah yang mendukung pelaksanaan
2
environmentprogram UKS pada SLBN Pembina Tingkat Nasional
Reorient Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah
3 health untuk mendukung pelaksanaan program UKS pada
services SLBN Pembina Tingkat Nasional
Keterampilan individu yang diperoleh dari sekolah
Personal
4 untuk mendukung pelaksanaan program UKS pada
skill
SLBN Pembina Tingkat Nasional
Gerakan atau kegiatan kesehatan yang
Community diselenggarakan sekolah untuk mendukung
5
Action pelaksanaan program UKS pada SLBN Pembina
Tingkat Nasional
Strategi pemberdayaan untuk mendukung
Pemberdaya
6 terlaksananya program UKS pada SLBN Pembina
an
Tingkat Nasional.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


34
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lanjutan
Tabel 4.1 Konsep dan Pengertian

No Konsep Pengertian
Strategi bina suasana yang dilakukan untuk
menciptakan suasana kondusif untuk mendukung
7 Bina Suasana
program UKS pada SLBN Pembina Tingkat
Nasional.
Strategi advokasi yang dilakukan untuk mendukung
8 Advokasi program UKS pada SLBN Pembina Tingkat
Nasional.
Strategi kemitraan yang melibatkan berbagai sektor
9 Kemitraan untuk mendukung program UKS pada SLBN
Pembina Tingkat Nasional.

4.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

4.5.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer didapat melalui beberapa cara berikut ini:

1. Wawancara Mendalam/ indepth interview untuk memperoleh informasi

secara lengkap mengenai upaya yang telah dilakukan untuk menciptakan

suasana kondusif, proses menganalisis bentuk advokasi yang telah

dilaksanakan, serta keterlibatan berbagai sektor masyarakat di SLBN

Pembina Tingkat Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang, Jawa

Timur.

2. Observasi untuk mendapatkan data lebih rinci mengenai lima rencana aksi

strategi promosi kesehatan di sekolah melalui program UKS di SLBN

Pembina Tingkat Nasional Bagian C Kec. Lawang, Kab. Malang, Jawa

Timur.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


35
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber tertulis berupa

dokumen atau sumber lain yang mendukung data primer.

4.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

a. Peneliti, yaitu orang yang memegang peranan penting dan instrumen

kunci yang terlibat langsung dalam penelitian kualitatif ini.

b. Intrumen bantu, yaitu intrumen yang digunakan dalam penelitian ini

berupa pedoman wawancara, catatan, kamera dan hasil rekaman.

4.6 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan melalui jalan

bekerja dengan data, yaitu mengorganisasikan, memilah menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskan, mencari, dan menemukan pola, menemukan

sesuatu yang penting dan dapat dipelajari, serta memutuskan sesuatu yang

dicereitakan kepada orang lain. (Bogdan dan Biklen dalam Moleong 2004).

Beberapa langkah yang akan dilakukan pada waktu melakukan analisis data

pada penelitian kualitatif ini menurut (Prasetya Irawan, 2006) adalah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data Mentah

Peneliti melakukan pengumpulan data mentah yaitu data yang diambil

melalui indepth interview dan observasi.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


36
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Transkrip Data

Data yang diperoleh peneliti yang terdapat dalam catatan peneliti ataupun

di dalam rekaman diubah ke dalam bentuk tertulis persis seperti apa

adanya (verbatim).

3. Pembuatan Koding

Peneliti membaca ulang seluruh data yang sudah ditranskrip. Apabila

pada bagian-bagian tertentu dari transkrip ditemukan hal-hal yang penting

atau kata kunci tertentu maka akan diberi kode

4. Kategorisasi Data

Peneliti akan menyederhanakan data dengan cara mengikat konsep (kata-

kata) kunci dalam satu besaran yang dinaman “kategori”.

5. Penyimpulan Sementara

Pada tahap ini, peneliti dapat memberikan kesimpulan sementara sesuai

data yang telah terkumpul. Apabila peneliti ingin memberi penafsiran dari

pikiran peneliti sendiri maka ditulis di bagian akhir kesimpulan sementara

ini. Hal ini disebut juga dengan Observer’s Comment (OC)

6. Triangulasi

Triangulasi adalah proses check dan recheck antara satu sumber data

dengan sumber data yang lain. Peneliti menggunakan triangulasi metode

yang dilakukan dengan metode wawancara mendalam pada informan

penelitian dan observasi. Selain itu dilakukan triangulasi sumber yaitu

membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari subjek penelitian yang berbeda. Pada

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


37
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penelitian ini dilakukan indepth interview kepada kader UKS, kader

tiwisada, wali murid, dan warga sekitar sekolah untuk mengecek kembali

informasi yang telah didapatkan.

7. Penyimpulan Akhir

Peneliti mengambil kesimpulan terakhir setelah melakukan beberapa

langkah analisis dan penelitian diakhiri ketika data sudah jenuh

(saturated)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum SLBN Pembina Tingkat Nasional

5.1.1 Identitas Sekolah

SLBN Pembina Tingkat Nasional ini merupakan satu-satunya Sekolah Luar

Biasa yang berstatus Negeri di Kabupaten Malang. SLB yang terdiri dari SDLB

hingga SMALB ini dipimpin oleh satu Kepala Sekolah. SLB ini adalah Unit

Pelaksana Teknis pendidikan persekolahan yang didirikan oleh Pemerintah

berdasarkan SK Mendikbud No.08/48/0/1986 tanggal 4 Desember 1986. Dalam

pelaksanaannya, sekolah yang berstatus negeri tersebut bertanggung jawab

langsung kepada Dirjendikdas dan Dirjendikmen. Sekolah ini berada di bawah

tanggung jawab Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur. SLBN Pembina ini juga

telah bersertifikat ISO : 9001-2008 No. QSC. 00647.

Sekolah yang dikhususkan untuk anak berkebutuhan khusus ini terletak di

daerah strategis antara Surabaya – Malang dengan luas 45.300 m². Sekolah ini

beralamatkan di Jalan Dr. Cipto VIII/32 Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten

Malang dengan NIS/Nomor Induk Sekolah 28330, NSS/Nomor Statistik Sekolah

871051827001, NPSN/ Nomor Pokok Sekolah Nasional 20517808, Nomor

Telp./Fax. (0341) 426414, email info@sentrapklkmalang.sch.id dan website

www.sentrapklkmalang.sch.id.

38

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


39
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.1.2 Sarana dan Prasarana, Jumlah Guru, Karyawan, dan Siswa

a. Sarana dan Prasarana Penunjang

Tabel 5.1 Sarana dan Prasarana Penunjang SLBN Pembina Tingkat


Nasional

No. Nama/Jenis Sarpras Ukuran/ Jumlah Kondisi


1. Lahan/Tanah 4,55 HA -
2. 42.000watt (3 pase, 220
Listrik
volt)
3. Lapangan Upacara 25 x 75 = 1.875 m2 Baik
4. Jalan 1700 m2 Baik
5. Instalasi Air, Listrik, Baik
1, 2, 2
Telepon
6. Ruang Kepala Sekolah 7 x 4 = 28 m2 Baik
7. Ruang Tamu 9 x 7 = 63 m2 Baik
8. Ruang Tata Usaha 4 x 3 = 12 m2 Baik
9. Ruang Kurikulum 7 x 6 = 42 m2 Baik
10. Ruang Baik
7 x 6 = 42 m2
Assessment/Kesiswaan
11. Ruang Bendahara 3 x 3 = 9 m2 Baik
12. Aula 1 31,5 x 66,5 = 661,6 m2 Baik
13. Aula 2 18,6 x 16 = 297,6 m2 Baik
14. Aula mini 56 x 3 = 168 m2 Baik
15. Asrama Sena 21,4 x 17 = 363,8 m2 Baik
Kapasitas 50 orang
16. Asrama Bilawa 21,4 x 17 = 363,8 m2 Baik
Kapasitas 50 orang
17. Asrama Bima 21,4 x 17 = 363,8 m2 Baik
Kapasitas 50 orang
18. Asrama Arjuna 77 x 26 = 2.106 m2 Baik
Kapasitas 150 orang
19. Musholla 6 x 6 = 36 m2 Baik
20. Pos Penjaga 2 x 5 = 10 m2 Baik
21. Ruang Pamer/Showroom 7 x 6 = 42 m2 Baik
22. Ruang Belajar TKLB 7 x 6 = 42 m2 (1 Kelas) Baik
23. Ruang Belajar SDLB @7 x 6 = 42 m2 (15 Kelas) Baik
24. Ruang Belajar SMPLB @7 x 6 = 42 m2 (8 Kelas) Baik
25. Ruang Belajar SMALB @7 x 6 = 42 m2 (10 Kelas) Baik
26. Ruang Sentra Braille 12 x 4,25 = 51 m2 Baik
27. Ruang Sentra ICT 12 x 4,25 = 51 m2 Baik
28. Ruang Multimedia 12 x 4,25 = 51 m2 Baik
29. Ruang BKPBI 22 x 14 = 308 m2 Baik

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


40
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lanjutan

Tabel 5.1 Sarana dan Prasarana Penunjang SLBN Pembina Tingkat


Nasional

No. Nama/Jenis Sarpras Ukuran/ Jumlah Kondisi


30. Ruang Bina Diri 4 x 3 = 12 m2 Baik
31. Ruang Penjankes/Gymnasium 3 x 56 = 168 m2 Baik
32. Ruang UKS 7 x 6 = 42 m2 Baik
33. Ruang Perpustakaan 12 x 4,25 = 51 m2 Baik
34. Ruang Lab. IPA 3 x 56 = 168 m2 Baik
35. Ruang Seni dan Tari 4 x 3 = 12 m2 Baik
36. Ruang Otomotif 32,1 x 16 = 513,6 m2 Baik
37. Ruang Kriya Keramik 32,1 x 16 = 513,6 m2 Baik
38. Ruang Tekstil/ Sablon 32,1 x 16 = 513,6 m2 Baik
39. Ruang Tata Boga 15 x 6 = 90 m2 Baik
40. Ruang Kriya Kayu 6 x 16 = 96 m2 Baik
41. Ruang Tata Busana 12 x 14 = 168 m2 Baik
42. Ruang Tata Rias 12 x 17 = 204 m2 Baik
43. Ruang Keterampilan 7 x 6 = 42 m2 Baik
Musik/Terapi Musik
44. Koperasi Sekolah 9,5 x 10 = 95 m2 Baik
45. Dapur Umum 10,2 x 12 = 122,5 m2 Baik
46. Kolam Renang 10 x 16 = 160 m2 Baik
47. Rumah Dinas Kepala Sekolah 15 x 8 = 120 m2 Baik
48. Rumah Dinas Type B 8,7 x 8 = 69,6 m2 Baik
49. Rumah Dinas Type C 11 x 8 = 88 m2 Baik
50. Tetirah C 15 x 6 = 90 m2 Baik
51. Tetirah D 15 x 6 = 90 m2 Baik
52. Tetirah F 15 x 6 = 90 m2 Baik
53. Tetirah G 15 x 6 = 90 m2 Baik
54. Tetirah H 15 x 6 = 90 m2 Baik
55. Tetirah I 15 x 6 = 90 m2 Baik
56. Tetirah J 15 x 6 = 90 m2 Baik
Sumber: Profil SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C (Sentra PK dan PLK Malang),
Jawa Timur, Tahun 2016

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


41
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b. Jumlah Guru dan Karyawan

Tabel 5.2 Jumlah Guru dan Karyawan

Guru Guru Karyawan PTT Tenaga Honorer JML


PNS PNS PNS Prov. Prov. Kontrak Sekolah
Prov. Kab. Bengkel
Prov.
L 13 1 6 8 6 1 35
P 19 3 1 4 0 0 27
32 4 7 12 6 1 62
Sumber: Profil SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C (Sentra PK dan PLK Malang),
Jawa Timur, Tahun 2016

Tabel 5.3 Kualifikasi Guru PNS Menurut Jenjang Pendidikan

S1 S2 S3 JUMLAH
33 10 1 44
Sumber: Profil SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C (Sentra PK dan PLK Malang),
Jawa Timur, Tahun 2016

c. Jumlah siswa

Tabel 5.4 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Ketunaan

TKLB SDLB SMPLB SMALB JML


B C C1 A B C C1 B C C1 A B C C1
L 1 1 3 0 10 19 20 10 7 9 0 3 7 3 93
P 0 0 0 1 9 7 15 7 8 6 1 1 2 2 59
1 1 3 1 19 26 35 17 15 15 1 4 9 5 152
Sumber: Profil SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C (Sentra PK dan PLK Malang),
Jawa Timur, Tahun 2016

Keterangan:
B : Tuna Rungu
C : Tuna Grahita Ringan/ Mampu Didik
C1 : Tuna Grahita Sedang/ Mampu Latih

5.1.3 Kurikulum dan Keterampilan Vokasional

Pada tahun 2017, kegiatan belajar mengajar di lingkungan SLBN Pembina ini

menggunakan kurikulum 2013. Keterampilan Vokasional juga merupakan salah

satu kegiatan yang ada di SLBN Pembina Tingkat Nasional. Adapun beberapa jenis

keterampilan yang ada di sekolah tersebut, yaitu:

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


42
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Kriya Keramik

2. Tata Boga

3. Tata Busana

4. Kriya Kayu

5. Tata Rias dan Kecantikan

6. Keterampilan Otomotif

7. Seni Musik

8. Keterampilan SABLON

9. Perikanan

10. Pertanian

11. Keterampilan ICT

12. Cleaning Service

5.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Berdasarkan data hasil penelitian, jumlah subjek penelitian/informan ada 18

orang. Informan ini terbagi menjadi dua pihak, yaitu pihak internal dan pihak

eksternal. Setiap informan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Berikut

karakteristik dari informan penelitian tersebut.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


43
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.5 Karakteristik Informan/Subjek Penelitian Pihak Internal

Jenis Usia
Informan Inisial Pendidikan Keterangan
Kelamin (tahun)
Kepala
Informan 1 YA Perempuan 57 S2
Sekolah
Informan 2 KL Perempuan 46 S1 Guru UKS
Satpam
Informan 3 SO Laki-laki 47 SMA
Sekolah
Informan 4 MI Laki-laki 21 SMP Kader UKS
Informan 5 IL Perempuan 20 SMA Kader UKS
Informan 6 EM Laki-laki 17 SMA Kader UKS
Informan 7 TN Perempuan 13 SMP Kader UKS
Informan 8 YP Laki-laki 16 SMP Kader UKS
Kader
Informan 9 SC Perempuan 16 SD
Tiwisada
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 5.6 Karakteristik Informan/Subjek Penelitian Pihak Eksternal

Jenis Usia
Informan Inisial Pendidikan Keterangan
Kelamin (tahun)
Tim Pembina
Informan 10 MJ Laki-laki 29 D3
(Puskesmas)
Tim Pembina
Informan 11 SH Laki-Laki 57 S1
(Sekcam)
Tim Pembina
Informan 12 NY Perempuan 55 SMA
(Pendidikan)
Komite
Informan 13 SA Laki-laki 50 S1
Sekolah
Informan 14 SI Perempuan 37 SMA Wali Murid
Informan 15 HR Perempuan 37 SMA Wali Murid
Informan 16 AR Perempuan 32 SMA Wali Murid
Informan 17 WF Laki-Laki 54 SMP Wali Murid
Informan 18 MH Perempuan 42 SD Warga
Tim Pembina
Informan 10 MJ Laki-laki 29 D3
(Puskesmas)
Sumber: Data Primer, 2017

Karakteristik informan/ subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti terdiri

dari pihak internal sekolah dan pihak eksternal. Pihak internal sekolah meliputi

kepala sekolah, guru UKS, pihak keamanan sekolah, kader UKS, dan kader

tiwisada. Sedangkan pihak eksternal sekolah terdiri dari tim pembina UKS yang

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


44
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

diwakili dari pihak puskesmas, Dinas Pendidikan Kecamatan Lawang, dan

Kecamatan Lawang. Selain itu ada komite sekolah, wali murid dan warga di sekitar

sekolah yang juga merupakan informan dari pihak eksnternal. Tabel 5.5 dan 5.6

menunjukkan bahwa seluruh subjek penelitian berada pada rentang usia 13-57

tahun. Pendidikan dari informan juga merata mulai jenjang SD-S2.

5.3 Healthy Public Policy

Kebijakan berwawasan kesehatan merupakan strategi dari promosi kesehatan

yang ditujukan kepada para penentu kebijakan agar kebijakan publik yang

mendukung kesehatan mendapatkan dukungan dari stakeholder tersebut. Kebijakan

dapat diwujudkan dalam berbagai macam bentuk, misalnya peraturan,

perundangan, surat keputusan, dan sebagainya. Pada penelitian di SLB Pembina

Tingkat Nasional ini, aspek Healthy Public Policy diidentifikasi melalui wawancara

kepada informan dengan menanyakan beberapa hal mengenai peraturan tertulis dan

sanksi yang ada di sekolah, penerapan peraturan yang ada di sekolah terkait perilaku

sehat, perilaku jajan, perilaku mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya,

dan larangan merokok. Selain itu, juga terdapat ceklist terkait observasi aspek

Healthy Public Policy.

5.3.1 Peraturan Tertulis dan Sanksi di Sekolah

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai peraturan yang ada di SLBN

Pembina Tingkat Nasional terhadap 18 informan didapatkan jawaban yang relatif

sama. Mereka menyatakan bahwa belum ada peraturan secara tertulis mengenai

kebersihan yang ada di lingkungan sekolah tersebut, termasuk peraturan mengenai

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


45
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

adanya sanksi bagi siswa yang melanggar juga belum ada. Apabila ada siswa yang

melanggar, teguran secara langsung lah yang diberikan kepada siswa oleh guru

kelasnya masing-masing. Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

“Selama ini secara tertulis untuk peraturan belum, cuma itu nanti di
waktu pembelajaran untuk guru kelasnya, mungkin di masing-masing
kelas beda untuk mengasih memberi sanksi untuk anak. Nah itu secara
tertulis memang belum ada mbak. Jadi masih lisan mbak.” (KL, 46
tahun)

“Emmmm... ndak, ndak bisa mbak diterapkan peraturan seperti itu kalo
di sini, ya cuma dikasih tau, suruh ambil, buang lagi ke tempatnya, sana
lho tempate.” (SI, 37 tahun)

Cuplikan kuotasi di atas menyatakan bahwa tidak ada peraturan secara

tertulis mengenai perilaku sehat di sekolah. Penerapan sanksi juga belum bisa

dilaksanakan karena keterbatasan dari kemampuan siswa sehingga hanya teguran

yang selalu dilakukan selama ini. Namun, untuk peraturan lain selain perilaku sehat,

larangan merokok, dan jajan sembarangan, juga terdapat peraturan mengenai

pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

5.3.2 Penerapan Peraturan di Sekolah

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penerapan peraturan atau tata

tertib yang ada di sekolah didapatkan jawaban yang relatif sama dari pihak internal

maupun eksternal. Guru dan kader UKS sebagai informan dari pihak internal

menyatakan bahwa terdapat peraturan mengenai cuci tangan sebelum dan sesudah

siswa beraktivitas. Begitu juga wali murid sebagai pihak eksternal juga mengetahui

bahwa anaknya diajari untuk cuci tangan. Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

“Untuk tata tertib di sini, kalo anak-anak istirahat, sebelum anak-


anak makan cuci tangan,................ jadi tiap hari diberi contoh untuk
masing-masing siswa membersihkan cuci tangan itu, dibimbing
dengan guru kelasnya masing-masing.” (KL, 46 tahun)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


46
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

“Kalau yang saya tahu itu pas istirahat, diajari cuci tangan dulu, pas
dia keluar itu cuci tangan dulu, baru makan. Terus ya pokoknya
selesai main harus cuci tangan dulu.” ( HR, 37 tahun)

Selain penerapan cuci tangan, terdapat juga penerapan peraturan mengenai

perilaku jajan. Larangan jajan sembarangan di luar area sekolah diterapkan di SLB

ini karena di sekolah sudah menyediakan kantin. Selain itu, salah satu informan dari

pihak sekolah juga menyatakan bahwa siswa di SLB merupakan siswa yang

memilih kebutuhan khusus sehingga dalam perihal pemilihan jajanan pun juga

harus dijaga. Kantin di SLB Pembina menyediakan makanan sehat. Makanan dan

minuman yang dijual di SLB ini sudah teruji laboratorium. Selain itu, terdapat

informasi nilai gizi yang tertempel di kantin. Namun, penerapan peraturan ini belum

sepenuhnya dapat dilaksanakan secara disiplin oleh warga sekolah, hal ini diketahui

dari hasil observasi bahwa beberapa siswa masih didapati jajan di luar karena

gerbang sekolah yang harusnya selalu dikunci pada jam istirahat, ternyata masih

sering dibuka. Kepala Sekolah menyatakan bahwa koordinasi antara satpam dan

kepala sekolah sendiri dalam hal tata tertib selama ini masih belum dapat berjalan

dengan baik. Berikut cuplikan kuotasi hasil penelitian.

“Nah ternyata koordinasi antara PolPP yang jaga pintu sana, dengan
kebijakan saya, itu gak begitu direken ambek PolPP, jadi saya
mengharapkan ketika istirahat, itu digembok, jadi arek-arek nggak
jajan di luar, lha bakul bakso yang dulunya ada di sini mangkalnya
di depan pager, dulu semua yang jualan di sini itu tak priksa mbak
makanannya, jadi kan ada yang mengandung borak, makanya saya
nggak boleh jualan di sini.”(YA, 57 tahun)

Jajanan yang dijual di kantin SLB merupakan hasil dari siswa tata boga. Hasil

observasi di kantin SLB ini diketahui bahwa makanan dan minuman yang

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


47
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

diproduksi oleh tata boga ini sudah ada informasi nilai gizi dan ijin dari Dinas

Kesehatan Provinsi. Makanan dan minuman ini adalah bakso dan sari apel yang

sudah sering dilombakan juga di luar sekolah. Makanan yang dijual di kantin SLB

memang sudah terdapat informasi nilai gizinya, tetapi belum semuanya informasi

nilai gizi ini terdapat di makanan yang dijual. Sebagian dari makanan yang ada di

SLB merupakan titipan dari wali murid yang ikut berjualan di sana. Jajanan yang

dijual adalah jajanan basah. Untuk beberapa kue basah ini, belum memiliki

informasi nilai gizi seperti pada makanan lainnya.

Berikut tabel yang menjelaskan mengenai informasi nilai gizi dari hasil uji

laboratorium UPT Akademi Gizi Surabaya, Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi

Jawa Timur mengenai makanan dan minuman yang diproduksi oleh siswa yang

mengambil keterampilan tata boga. Adapun informasi nilai gizi yang tertempel di

kantin sekolah terdiri dari nilai gizi bakso dan sari apel. Selain itu terdapat juga

hasil uji daya terima terhadap makanan dan minuman tersebut.

Tabel 5.7 Nilai Gizi Bakso Apel Per Porsi (4 bakso per porsi)

Zat Gizi Jumlah (satuan)


Energi 190,7 Kkal
Protein 10,6 g
Lemak 9,8 g
Karbohidrat 10,6 g
Serat 0,3 g
Kolesterol 69,3 mg
Sumber: Dinkes Prov. Jatim, 2016

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


48
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.8 Uji Daya Terima Bakso Apel terhadap 32 Panelis

Skor Rasa Tekstur Warna Aroma


Penilaian n % n % n % n %
Skor 5 12 37,5 9 28,1 4 12,5 13 40,6
Skor 4 16 50 23 71,9 27 84,4 19 59,4
Skor 3 4 12,5 0 0 1 3,1 0 0
Jumlah 32 100 32 100 32 100 32 100
Sumber: Dinkes Prov. Jatim, 2016

Keterangan:
Skor 5 : Sangat suka Skor 2 : Tidak suka
Skor 4 : Suka Skor 1 : Sangat tidak suka
Skor 3 : Kurang suka

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa sebagian besar panelis menilai suka

terhadap rasa, tekstur, warna, dan aroma. Hanya sebagian kecil yang menilai kurang

suka terhadap rasa dan warna, serta tidak ada yang menilai tidak suka sari masing-

masing aspek penilaian tersebut.

Sari apel merupakan minuman yang dihasilkan oleh siswa yang mengambil

keterampilan tata boga. Hasil analisa vitamin C yang terkandung di dalam 100 ml

sari apel adalah 77,09 mg. Sedangkan angka kebutuhan vitamin C per hari sesuai

AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang dianjurkan adalah 60 mg/hari. Hal itu berarti

kebutuhan vitamin C dalam sehari sudah terpenuhi jika mengonsumsi 100 ml sari

apel.

Tabel 5.9 Uji Daya Terima Sari Apel terhadap 33 Panelis

Skor Rasa Warna Aroma


Penilaian n % n % n %
Skor 5 8 24,3 12 36,4 5 15,2
Skor 4 18 54,5 18 54,5 24 72,7
Skor 3 7 21,2 3 9,1 4 12,1
Jumlah 33 100 33 100 33 100
Sumber: Dinkes Prov. Jatim, 2016

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


49
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa sebagian besar panelis menilai suka

terhadap rasa, warna, dan aroma. Peraturan yang berhubungan dengan perilaku

jajan sembarangan ini tidak hanya diterapkan untuk warga sekolah, tetapi juga

diberlakukan kepada pedagang yang berjualan di sekitar area sekolah. Berikut

cuplikan kuotasi penelitian.

Sanksine yo akhire wong dodol gak oleh jualan di sini.” (YA, 57 tahun)

Tabel 5.10 Hasil Observasi Aspek Build Healthy Public Policy

Keberadaan Keadaan
No. Substandar
Ada Tidak Baik Buruk
Terdapat kebijakan mengenai pemeliharaan
1. √
ruang dan bangunan sekolah
Terdapat peraturan dalam penggunaan
2. √ √
fasilitas di taman sekolah
Terdapat kebijakan dalam pemeliharaan
3. √ √
fasilitas yang ada di area taman
Terdapat SOP cara cuci tangan di setiap
4. √ √
wastafel yang ada di area sekolah
Terdapat kebijakan mengenai penggunaan
5. √ √
fasilitas toilet di sekolah
Terdapat kebijakan mengenai pemeliharaan
6. √
toilet di sekolah
Terdapat peraturan mengenai pengolahan
7. √ √
makanan di kantin sekolah
Terdapat peraturan mengenai penyajian
8. √
makanan di kantin sekolah
Terdapat peraturan mengenai penyimpanan
9. √
makanan di kantin sekolah
Terdapat kebijakan mengenai pengelola
10. √
atau pengurus kantin sekolah
Terdapat kebijakan larangan merokok di
11. √ √
sekolah
12. Terdapat peraturan larangan NAPZA √
Terdapat peraturan pembuangan sampah di
13. √ √
sekolah
14. Terdapat peraturan pemisahan sampah √ √
Terdapat kebijakan mengenai pengolahan
15. √
sampah di sekolah
Sumber: Data Primer, 2017

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


50
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan hasil observasi yang dapat dilihat pada tabel 5.10 mengenai

aspek healthy public policy, diketahui bahwa separuh dari seluruh komponen

substandar aspek tersebut tercentang, yaitu ada 8 dari 15 substandar yang sudah

sesuai dengan hasil observasi.

5.4 Supportive Environment

Aspek supportive environment merupakan aspek yang secara fisik

berhubungan dengan sarana dan prasarana. Namun aspek ini tidak melulu mengenai

lingkungan fisik, tetapi juga lingkungan nonfisik, yaitu perilaku. Pada penelitian di

SLB Pembina Tingkat Nasional ini, aspek supportive environment diidentifikasi

melalui wawancara kepada informan dengan menanyakan beberapa hal mengenai

lingkungan dan sarana prasarana dari sekolah tersebut serta perilaku siswa di

sekolah. Selain itu, juga terdapat ceklist terkait observasi aspek supportive

environment.

Berdasarkan data hasil penelitian, didapatkan jawaban yang relatif sama

bahwa lingkungan fisik yang ada di SLB Pembina ini sudah bagus. Fasilitas yang

ada di lingkungan sekolah juga sudah cukup lengkap. Berikut cuplikan kuotasi

penelitian.

“kalo menurut saya, sangat baik ndek sini kan ndek sini itu dijadikan
percontohan kayak penghijauan, nggak boleh merokok di sini, dan
disiapkan apa tempat sampah di setiap sudut kelaslah,........ lek menurut
saya kebersihan itu kalo di sini, nomer satu kayak e” (HR, 37 tahun)

“Lumayan bagus, merokok ndak boleh, kebersihan terjamin, trus


cafenya itu juga terjamin, beli makanan di situ.” (WF, 54 tahun)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


51
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pernyataan ini juga didukung dengan hasil observasi di lingkungan SLB

Pembina. Hasil observasi menunjukkan bahwa di SLB Pembina ini tersedia toilet

sehat. Selain itu, sudah terdapat pemisahan toilet antara laki-laki dan perempuan.

Sarana cuci tangan yaitu wastafel di depan masing-masing kelas juga disediakan.

Sarana pembuangan sampah di sekolah ini juga sudah disediakan berupa tempat

sampah yang terpisah antara sampah kertas, plastik, dan organik.

SLB Pembina Tingkat Nasional ini memiliki Ruang UKS yang dikelilingi

kolam ikan. Selain itu, halaman sekolah dari SLB ini juga cukup luas. Terdapat juga

area penghijauan di lingkungan SLB yang disebut dengan hutan UKS. Selain di

hutan UKS, lingkungan SLB juga sangat rimbun dengan berbagai tanaman hijau

dan juga toga. Sekolah ini juga memiliki sarana ibadah bagi umat muslim yaitu

berupa musholla. Terdapat juga sarana olahraga, dan kolam renang. Berikut

gambar hasil observasi di area SLB Pembina Tingkat Nasional.

Gambar 5.1 Ruang UKS Tampak Luar

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


52
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan gambar 5.1 diketahui bahwa ruang UKS di SLB ini berada di

atas kolam ikan. Pada gambar tersebut tampak tangga yang disediakan untuk

memagari dan railing tangga sebagai alat untuk berpegangan.

Gambar 5.2 Ruang UKS Tampak Dalam

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


53
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada gambar 5.2 menunjukkan bagian dalam ruang UKS SLB Pembina.

Saat pertama masuk, kita dapat melihat struktur organisasi Tim Pelaksana UKS

SLB Pembina yang tertempel tepat di atas pintu kamar mandi yang berhadapan

dengan pintu masuk ruang UKS. Di dalam ruang UKS ini terdapat 2 tempat tidur

yang masing-masing tempat tidur terdapat kelambu/ korden sebagai pemisah. Di

ruang UKS ini juga disediakan kotak P3K yang berisi obat-obat dasar. Tersedia alat

pengukur tinggi badan dan timbangan untuk berat badan. Buku tamu juga

disediakan bagi siapapun yang berkunjung ke UKS. Selain itu juga terdapat toilet

yang berada di dalam ruang UKS.

Gambar 5.3 Toilet di Ruang UKS

Gambar 5.3 ini merupakan gambar dari toilet yang disediakan di dalam

ruang UKS. Di dalam toilet ini terdapat himbauan/ slogan yang tertempel di tembok

berupa kata-kata “Siram-Kencing-Siram”. Media ini dimaksudkan agar siapapun

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


54
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang ke toilet diharapkan dapat menjaga kebersihannya. Terdapat juga tempat

sampah yang disediakan di dalam toilet.

Gambar 5.4 Toilet Sehat di Lingkungan SLB Pembina Tingkat Nasional

Gambar 5.4 merupakan gambar dari salah satu toilet yang berada di

lingkungan SLB Pembina. Sama halnya dengan toilet yang ada di dalam ruang

UKS, toilet di sini selain terlihat bersih, juga terdapat media yang menghimbau

untuk menjaga kebersihan di dalam toilet dengan cari menyiramnya sebelum dan

sesudah buang air. Toilet yang berada di SLB ini sudah terdapat pemisahan antara

toilet laki-laki dan toilet wanita.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


55
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 5.5 Tempat Sampah di Lingkungan SLB Pembina Tingkat Nasional

Berdasarkan gambar 5.5 diketahui bahwa tempat sampah yang terdapat di

area lingkungan SLB terdiri dari tiga macam. Tempat sampah dengan warna hijau

merupakan tempat sampah yang digunakan untuk sampah kertas. Sedangkan untuk

tempat sampah dengan warna kuning disediakan untuk sampah jenis plastik dan

yang biru merupakan sampah organik.

Gambar 5.6 Sarana Tempat Cuci Tangan di Depan Kelas SLB Pembina

Selain tempat sampah yang tersebar di beberapa tempat, SLB Pembina

menyediakan sarana untuk cuci tangan berupa wastafel yang disediakan di masing-

masing depan kelas. Gambar 5.6 menunjukkan salah satu wastafel yang terdapat di

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


56
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

depan ruang kelas. Pada gambar tersebut terlihat bahwa tembok dari wastafel sudah

mulai berlumut. Tempat sabun yang seharusnya tertempel di bagian tembok kanan

dari wastafel tersebut juga tidak ada. Selain itu, media berupa langkah cuci tangan

di bagian tembok kiri dari wastafel tersebut juga sudah memudar gambarnya

sehingga perlu pembaruan.

Gambar 5.7 Musholla, Kolam Renang, dan Hutan UKS di SLB

Gambar 5.7 merupakan gambar beberapa fasilitas yang juga disediakan di

SLB, yaitu berupa musholla, kolam renang, dan hutan UKS. Musholla sebagai

sarana tempat ibadah bagi umat muslim ini terletak di salah satu ujung dari SLB.

Musholla ini bersebelahan dengan kolam renang sebagai salah satu sarana olahraga

yang berada di lingkungan SLB. Terdapat juga hutan UKS yang terletak di bagian

depan gedung sekolah.

Fasilitas lain yang juga disediakan sekolah ini yaitu kantin sehat. Kantin ini

menjajakan makanan dan minuman sehat seperti jus, makanan yang dijual di sini

terbebas dari 6P, yaitu pengawet, pemanis, pewarna, penyedap, pengatur keasaman,

dan pengemulsi. Sebagian makanan yang dijual di kantin sekolah ini merupakan

hasil dari siswa yang mengambil keterampilan tata boga. Adapun hasil karya dari

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


57
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

siswa tata boga ini yaitu berupa bakso dan sari apel yang sudah memiliki ijin dari

Dinas Kesehatan. Namun, sebagian makanan tidak dari siswa, tetapi ada juga titipan

kue basah dari wali murid yang dijual di sana. Berikut gambar hasil observasi

penelitian.

Gambar 5.8 Kantin SLB Pembina Tingkat Nasional

Pada gambar 5.8, tampak area kantin yang berada di lingkungan SLB

Pembina. Beberapa informasi tentang nilai gizi dari makanan yang dijual tertempel

di salah satu kaca bagian depan tempat pemesanan makanan, terdapat informasi

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


58
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

nilai gizi dari beberapa makanan, antara lain soto ayam, jus tomat, jus alpukat, dan

jus melon.

Pengadaan media juga dilakukan di SLB ini untuk mendukung terciptanya

lingkungan yang sehat. Pengadaan media berupa poster ataupun brosur ini

dilakukan secara swadaya oleh SLB. Ada beberapa media juga yang mendapat

bantuan dari pihak puskesmas. Berikut kuotasi penelitiannya.

“Ada kemarin dikasih beberapa dari puskesmas untuk poster-


posternya, tapi kebanyakan dari kami sendiri untuk poster-poster.”
(KL, 46 tahun)

Selain itu pengadaan media juga digunakan untuk mendukung penerapan

kebijakan yang ada di SLB, salah satunya yaitu larangan merokok di area sekolah.

Namun walaupun sudah ada himbauan larangan merokok di area sekolah, masih

saja ditemukan putung rokok di sekolah. Kepala Sekolah SLB mengatakan bahwa

larangan merokok ini kadang masih dilanggar oleh guru sendiri, khusunya ketika

belum ada kegiatan lomba UKS dan tukang yang sedang bekerja di sana. Berikut

cuplikan kuotasi penelitian.

“Guru-guru saya ya di belakang saya singit-singitan kalau mau


merokok, tak suruh pulang kalau mau merokok. Sejak aku jadi juara
satu jadi nggak ada wes yang merokok, kalo dulu di kelas, itu kan juga
gak baik pengaruhnya. Itu ya susah mbak termasuk ada revitalisasi
rehab, itu kan tukang-tukang pada ngrokok. Itu ya wes dikasih tau, ya
walaupun sudah dikasih tau wong jenenge tukang-tukang yo di atas jam
sekolah ya ngrokok. Tapi kalo mereka yang ngerti ya keluar.” (YA, 57
tahun)

Selain guru dan tukang, pihak yang seharusnya turut menertibkan keamanan

serta membantu pimpinan dalam menjalankan tugasnya pun juga masih sering

merokok di sekolah, yaitu satpam. Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


59
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

“Nah kalo ini kan yang di dalem pos sini mbak, iya sih masih bandel
kadang mbak, sembunyi-sembunyi. Iya tau kalo dilarang merokok.”
(SO, 47 tahun)

Namun, salah seorang wali murid memiliki jawaban yang berbeda

mengenai larangan merokok ini. Informan yang satu ini mengatakan bahwa tidak

ada yang merokok di area sekolah.

“Ndak ada kalo murid, memang ndak ada, wali murid ae juga ndak
berani ngrokok kalo di dalem sini.” (AR, 32 tahun)

Hasil cuplikan kuotasi penelitian di atas menunjukkan bahwa lingkungan

nonfisik di SLB perihal merokok masih belum disiplin penerapannya karena masih

ditemukan putung rokok di area sekolah. Berikut gambar hasil observasi penelitian

mengenai media yang terpasang sebagai himbauan untuk larangan merokok.

Gambar 5.9 Himbauan untuk Larangan Merokok di sekolah

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


60
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 5.9 merupakan gambar yang menjelaskan tentang larangan

merokok di area SLB. Gambar ini terletak di ruang tunggu SLB, di bagian depan.

Larangan merokok yang tertempel di area SLB ini masih terbatas di area tunggu

bagian depan sehingga tidak semua pengunjung bisa melihat media ini jika tidak

melalui ruang tunggu.

Tabel 5.11 Hasil Observasi Aspek Supportive Environment

Keberadaan Keadaan
No. Substandar
Ada Tidak Baik Buruk
1. Tersedia toilet sehat di sekolah √ √
Tersedia pemisahan toilet laki-laki dan
2. √ √
perempuan
3. Tersedia sarana cuci tangan di toilet √ √
4. Tersedia sabun cuci tangan di toilet √ √
Tersedia sarana cuci tangan di area sekolah
5. √ √
selain di toilet
6. Tersedia tempat sampah di setiap ruangan √ √
Tersedia tempat pembuangan sampah
7. √ √
sementara
8. Tersedia tempat pembuangan sampah akhir √ √
9. Terdapat sarana pembuangan air limbah √ √
10. Tersedia kantin sekolah √ √
11. Tersedia air bersih √ √
Tersedia larangan untuk tidak merokok di
12. √ √
sekolah
Tersedia himbauan untuk membuang
13. √ √
sampah pada tempatnya
Terdapat kegiatan untuk pemberantasan
14. √
jentik nyamuk
15. Tersedia tempat ibadah di sekolah √ √
16. Tersedia area penghijauan di taman sekolah √ √
17. Tersedia halaman sekolah √ √
LINGKUNGAN NONFISIK
a. Membuang sampah pada tempatnya

b. Cuci tangan pakai sabun sebelum dan
18. √
setelah melakukan aktivitas
c. Memilih makanan dan minuman yang

sehat, dll.
Sumber: Data Primer, 2017

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


61
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan hasil observasi mengenai aspek supportive environment di atas

diketahui bahwa seluruh komponen dari substandar aspek tersebut sudah sesuai.

5.5 Community Action

Perwujudan dari masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta

meningkatkan kesehatannnya yaitu melalui community action. Aspek tersebut

dapat diidentifikasi dari gerakan atau kegiatan kesehatan. Pada penelitian di SLB,

aspek ini diidentifikasi dari hasil wawancara mengenai kegiatan yang mendukung

kesehatan di SLB Pembina. Selain itu juga terdapat ceklist mengenai aspek

community action.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gerakan kesehatan yang ada di SLB

didapatkan jawaban yang relatif sama dari informan yang berasal dari pihak

internal, yaitu guru UKS dan maupun pihak eksternal yaitu wali murid. Mereka

menyatakan bahwa di SLB ini terdapat kegiatan ekstrakurikuler PMR, Pramuka,

tari, bela diri, dan sebagainya. Guru UKS juga menjelaskan bahwa masing-masing

siswa di SLB tergabung di salah satu dari tujuh pokja. Pokja atau kelompok kerja

ini bertugas untuk menjaga kebersihan di masing-masing pokjanya. Berikut

cuplikan kuotasi penelitian.

“Ada PMR satu minggu satu kali setiap hari selasa. Kebetulan di sini
juga ada 7 pokja yang masing-masing guru dan karyawan masuk di 7
pokja, semua sudah terbagi sama siswanya..........mulai dari TK, SD,
SMA, masuk di semua pokja, jadi dibagi,.......... Pokja Kebun Toga,
Pokja Masjid, PMR, Radius 500 m, lingkungan, WC/kamar mandi,
kantin. Masing-masing pokja lebih kurang ada 20an siswa, sama
gurunya 7-10 sih per pokja.” (KL, 46 tahun)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


62
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Terdapat juga gerakan kesehatan berupa senam bersama dan pembagian gizi

yang dilaksanakan setiap hari jum’at. Adapun senam yang dilaksanakan setiap hari

jum’atnya ini adalah senam UKS, PRAMUKA, dan aerobic. Senam ini dilakukan

secara bergilir. Pada hari Jum’at di minggu pertama an minggu ketiga dilakukan

senam aerobik. Sedangkan minggu kedua dan keempat adalah senam UKS dan

senam Pramuka.

Selain senam, siswa di SLB ini juga menerima pembagian gizi. Pembagian

gizi ini dilakukan setelah senam. Program pembagian gizi ini juga disebut sebagai

program PMTAS atau Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah. PMTAS

dilakukan secara rutin setiap hari jum’at. Kegiatan ini merupakan kegiatan

membagikan makanan sehat kepada semua warga sekolah. Menu yang disajikan

bervariatif tiap Jum’atnya. Kadang susu, kacang hijau, nasi, buah, kue, dan

sebagainya. Sebelum dan sesudah pembagian gizi, kader UKS menyatakan bahwa

mereka juga tak lupa untuk melakukan cuci tangan. Kegiatan di hari Jum’at ini

diketahui tidak hanya dari pihak guru maupun siswanya, tetapi orang tua pun juga

mengetahui. Kegiatan senam pun juga tidak hanya diperuntukkan oleh siswa saja,

tetapi guru dan bahkan wali murid yang berminat juga dapat berpartisipasi menjadi

peserta senam di hari jum’at tersebut. Berikut cuplikan kuotasi penelitian dari salah

seorang wali murid.

“Senam UKS setiap hari jum’at, orang tuanya juga boleh ikut senam
di situ, kalo hari jum’at. Ohya, ada pembagian gizi tiap jum’at. Ya
ganti-ganti menunya kadang kalo jum’at kemarin itu susu trus kadang
apa itu namanya, kacang ijo, trus kadang ya nasi sop, nasi itu ya ganti-
ganti lah kadang roti sama teh biasanya pokoknya tiap hari jum’at
ganti-ganti menunya.” (HR, 37 tahun)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


63
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.12 Hasil Observasi Aspek Community Action

Keberadaan
No. Substandar
Ada Tidak
1. Terdapat kerja bakti bersama di sekolah √
2. Terdapat kerja bakti bersama √
3. Terdapat lomba kebersihan kelas √
4. Pelaksanaan kegiatan majalah dinding √
5. Pelaksanaan piket kelas √
Terdapat organisasi bidang kesehatan di sekolah
6. √
seperti PMR
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan hasil observasi mengenai aspek community action di atas

diketahui bahwa hampir seluruh komponen dari substandar aspek tersebut sudah

sesuai. Hanya satu substandar saja yang belum sesuai, yaitu lomba kebersihan

kelas. Lomba kebesihan kelas selama ini belum pernah diadakan di SLB.

5.6 Personal Skill

Mengembangkan kemampuan individu berarti mengupayakan agar individu

tersebut mampu dan mau membuat keputusan dalam upaya memelihara dan

meningkatkan kesehatan. Langkah awal dari peningkatan keterampilan tersebut

yaitu memberikan pemahaman kepada individu-individu di masyarakat mengenai

cara memelihara kesehatan, mencegah dan mengenal penyakit, mencari pengobatan

ke fasilitas kesehatan dan upaya lain untuk meningkatkan kesehatan. Pada

penelitian di SLB Pembina Tingkat Nasional ini, aspek personal skill diidentifikasi

melalui wawancara mengenai keterampilan yang diberikan kepada siswa SLB serta

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


64
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penyuluhan yang pernah dilakukan di SLB. Selain itu, observasi juga dilakukan

untuk mendukung hasil dari wawancara tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SLB Pembina Tingkat Nasional

memiliki berbagai macam keterampilan untuk mengembangkan bakat siswa.

Keterampilan ini merupakan bagian dari kurikulum pelajaran yang ada di SLB.

Setiap jenjang, yaitu SDLB, SMPLB, dan juga SMALB memiliki kurikulum yang

berhubungan dengan keterampilan masing-masing yang sudah disesuaikan dengan

tingkatannya.

Kurikulum 13 merupakan kurikulum yang diterapkan di SLB ini. Melalui

kurikulum ini, siswa SDLB belajar tentang SBDP atau Seni Budaya dan Prakarya.

Sedangkan keterampilan untuk SMP dan SMA merupakan keterampilan yang

diajarkan dengan lebih mempersiapkan dunia kerja. Prosentase untuk keterampilan

di SMA lebih besar daripada di SD. Keterampilan yang diajarkan di SLB ini ada

beberapa macam, di antaranya yaitu tata boga, tata kecantikan, dan tata busana.

Sedangkan untuk keterampilan yang sering diikuti siswa laki-laki yaitu ada

keramik, otomotif, kriya kayu, pertanian, dan lain sebagainya. Keterampilan ini

diajarkan sebagai bekal masa depan agar ketika mereka lulus dari SLB ini mampu

hidup secara mandiri dan lebih siap menghadapi masa depan serta dunia kerja.

Keterampilan yang ada di SLB ini tidak hanya diterapkan saat di sekolah saja,

tetapi kemampuan dari keterampilan siswa SLB ini sudah teruji melalui beberapa

lomba yang mereka ikuti baik di tingkat Nasional, Provinsi, maupun

Kabupaten/Kota. Hasil karya mereka pun juga tidak kalah rapi dengan tukang yang

ada selama ini, misalnya hasil karya dari kriya kayu ada bangku yang digunakan di

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


65
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kantin dan di beberapa sudut sekolah lainnya. Siswa lulusan dari SLB ini juga

diketahui mampu bekerja di luar sana, contohnya ada yang punya mebel, bengkel,

dan sebagainya. Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

“.............menjahit, kemudian kayu, ini yang bikin bangku anak-anak


sendiri (sambil menunjuk bangku yang sedang dipakai duduk di
kantin). Di dalam itu juga anak-anak sendiri, bikin tissue tempatnya,
lomba pernah juara juga,...., tempat kayu di sana ada, itu canggih
anak-anak, kalau tukang-tukang yang ada di luar dibandingkan anak-
anak itu mungkin kalo anak-anak bagusan anak-anak, sudah ada yang
praktik jadi tukang ada, kemudian yang punya mebel ada, kemudian
mesin ada, musik ada, ada studionya di sana, tuna netra yang
mengajari.”(SA, 50 tahun)

Selain melalui keterampilan yang termasuk dalam kurikulum, siswa SLB

Pembina Tingkat Nasional ini juga diajarkan pendidikan kesehatan. Pendidikan

kesehatan yang diajarkan selama ini selalu dihimbaukan ketika upacara ataupun

saat apel pagi. Data hasil penelitian mengenai pendidikan kesehatan di SLB

menunjukkan jawaban yang relatif sama antara guru UKS dan wali murid. Mereka

menyatakan bahwa pada saat upacara, pesan untuk kesehatan disampaikan oleh

pembina upacara yang saat itu sedang bertugas. Pesan ini meliputi larangan

merokok, jajan sembarangan, sampah, dan lain sebagainya. Berikut cuplikan

kuotasi penelitian.

“Untuk penyuluhan ke siswa itu, saya pesankan pada saat upacara,


untuk pembina upacara, saya titipi pesan untuk menjaga kebersihan,
mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, seperti itu, terus
mengingatkan tentang rokok, kan di sini area bebas rokok, itu juga,.”
(KL, 46 tahun)

Selain disampaikan melalui upacara, setiap guru kelas juga menyampaikan

kepada siswanya untuk berperilaku sehat. Konseling juga salah satu cara

penyampaian pesan untuk hidup sehat di sekolah ini. Namun, selama ini masih

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


66
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terbatas untuk penyuluhan yang memang difokuskan secara langsung kepada siswa

dan juga wali murid. Belum pernah ada undangan atau pemberitahuan khusus untuk

diadakannya penyuluhan selama ini. Berikut cuplikan kuotasi penelitian dari

beberapa wali murid mengenai penyuluhan.

“Penyuluhan di sini kayaknya terbatas ya mbak ya, tentang bahayanya


rokok yang kemarin itu sama narkoba cumaan, yang memberikan
penyuluhan itu ya gurunya yang konseling yang ngasih tau.” (SI, 37
tahun)

“Ya pernah tapi jarang, pernah tapi jarang sekali.” (WF, 54 tahun)

“Ya jarang, setahun kadang nggak ada yo, kadang ada, Emmm ya,
kayak opo se kemarin iku lho kayak narkoba, bahayanya narkoba, dari
kapolsek langsung datang ke sini, itu sudah setahun yang lalu
Insyaallah.” (AR, 32 tahun)

Salah satu informan dari pihak tim pembina UKS puskesmas menyatakan

bahwa sudah ada beberapa penyuluhan yang pernah dilakukan walaupun jadwalnya

tidak menentu. Penyuluhan ini bersamaan diberikannya saat pemberian pelatihan

kepada kader UKS dan kader tiwisada. Adanya kader UKS dan kader tiwisada

merupakan salah satu cara untuk penyampaian pesan kesehatan di sekolah. Kader

UKS dan kader tiwisada dipilih oleh guru UKS dari siswa yang dirasa mau dan

mampu untuk menyampaikan kepada siswa lainnya. Kader ini diberi pelatihan

khusus agar mampu menerapkan dan menyebarkan ilmunya ke teman sebayanya.

Beberapa hal yang diajarkan saat pelatihan kader adalah tentang P3K, penyuluhan

PHBS, dan kesehatan reproduksi. Tim pembina dari puskesmas juga menyatakan

bahwa pernah ada pelatihan untuk pemadam kebakaran dari pihak Kabupaten

dengan mendatangkan Tim Pemadan Kebakaran. Tapi pelatihan tersebut sudah

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


67
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lama, kira-kira sudah satu tahun yang lalu ketika persiapan lomba UKS. Berikut

cuplikan kuotasi hasil penelitian.

“........................pernah ada pemadam kebakaran, jadi evakuasi, siswa


evakuasi. Jadi dulu dari pemadam kabupaten kalo ndak salah, tim.”
(MJ, 29 tahun)

Namun untuk pelatihan kader UKS dan tiwisada tetap dilaksanakan rutin

walaupun tidak untuk persiapan lomba UKS. Berikut gambar pendukung hasil

observasi saat diadakannnya pelatihan kader UKS dan kader tiwisada bulan

Oktober 2017.

Gambar 5.10 Pelatihan Kader UKS dan Kader Tiwisada.

Gambar 5.10 merupakan gambar yang menjelaskan tentang proses pelatihan

kader UKS dan kader tiwisada di lingkungan SLB Pembina. Pelatihan kader ini

berupa pemberian materi tentang kesehatan. Pada gambar tersebut, tampak tidak

hanya satu orang yang memberikan materi. Akan tetapi terdapat satu orang lagi

yang membantu menjelaskan di depan dengan menggunakan bahasa isyarat untuk

memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


68
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.13 Hasil Observasi Aspek Personal Skill

Keberadaan
No. Substandar
Ada Tidak

Setiap individu dapat mematuhi peraturan yang
1. (sebagian
ada di sekolah
besar)
Setiap individu melakukan cuci tangan sebelum
2. √
dan sesudah beraktivitas
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui
3. kegiatan kurikuler (Pendidikan Jasmani, Olahraga, √
dan Kesehatan)
Memberikan pelatihan suatu keterampilan pada
4. √
siswa
Memberikan ceramah tentang kesehatan dan
5. √
kebersihan pribadi
Memberikan penyuluhan mengenai makanan dan
6. √
minuman sehat
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa seluruh substandar dari aspek

personal skill sudah tercentang semua. Namun untuk poin pertama yaitu setiap

individu dapat mematuhi peraturan yang ada di sekolah ini sebagian besar siswa

sudah mematuhi peraturan yang diterapkan di sana. Hanya mungkin beberapa saja

yang masih didapati tidak mematuhi karena lupa.

5.7 Reorient Health Services

Pada umumnya, masyarakat memahami bahwa penyedia pelayanan

kesehatan adalah pihak pemerintah dan swasta. Sedangkan masyarakat merupakan

pengguna jasa dari pelayanan kesehatan tersebut. Pemahaman akan hal tersebut

perlu diorientasi lagi bahwa sebenarnya masyarakat bukan hanya penerima jasa

pelayanan kesehatan, tetapi juga sebagai penyelenggara kesehatan dalam batasan

tertentu. Aspek reorient health services di SLB Pembina Tingkat Nasional

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


69
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

diidentifikasi melalui wawancara dan observasi tentang pengelolaan UKS dan

pemanfaatannya selama ini. Berdasarkan hasil penelitian mengenai orientasi

pelayanan kesehatan tersebut didapatkan 3 macam jawaban yang agak berbeda dari

pihak internal maupun eksternal. Guru UKS menjelaskan bahwa pengelolaan UKS

selama ini yaitu melalui kader UKS dan kader tiwisada yang sudah terbagi dalam

piket. Tugas bagi kader yang sedang piket saat itu ialah berjaga di ruang UKS.

Tugas ini dilakukan setiap hari secara bergilir di ruang UKS. Sedangkan salah

seorang dari wali murid mengatakan bahwa yang piket untuk menjaga UKS tidak

ada. Namun, ketika membutuhkan obat atau sesuatu yang berhubungan dengan

kesehatan, bisa langsung menghubungi guru UKS, maka nanti akan dibantu.

Sementara informan yang berbeda yang juga berasal dari wali murid mengatakan

bahwa mulai hari Jum’at pada minggu kemarin, UKS mulai difungsikan kembali

untuk kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan. Berikut cuplikan kuotasi

penelitian.

“...........ya cuman selama ada kegiatan, eh tapi mulai hari jum’at mulai
kemarin apa 2 minggu kemarin apa ya, itu udah mulai digalakkan lagi
UKSnya.” (HR, 37 tahun)

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di SLB juga bekerja sama dengan

puskesmas, seperti dalam hal rujukan. Dari hasil wawancara diketahui bahwa

terdapat sistem rujukan di SLB ini. Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

“Ada buku rujukan. Rujukannya ke puskesmas, liat kondisinya


siswanya karena kemarin barusan itu ada yang kejang pas kegiatan,
memang dasarnya dia punya kejang” (KL, 46 tahun)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


70
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.14 Hasil Observasi Aspek Reorient Health Services

Keberadaan Keadaan
No. Substandar
Ada Tidak Baik Buruk
Tersedia fasilitas pelayanan kesehatan
1. √ √
di sekolah
Tersedia jadwal piket pelayanan √
2.
kesehatan di sekolah (lama)
Terdapat kegiatan pemeriksaan
kebersihan dan kesehatan secara rutin

a. kebersihan kuku

b. kebersihan rambut

c. kebersihan gigi
3. √
d. kebersihan telinga

e. pemberian vitamin A

f. pengukuran tinggi badan

g. penimbangan berat badan

h. pengobatan
Terdapat fasilitas pemutaran musik di
4. √
sekolah
Melakukan rujukan pada fasilitas
5. √
kesehatan jika diperlukan
Memberikan pembinaan dan konseling √
6.
kepada siswa dan orang tua siswa (jarang)
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 5.10, diketahui bahwa seluruh aspek dari reorient health

services sudah tercentang. Namun untuk substandar yang kedua yaitu mengenai

jadwal piket pelayanan kesehatan di sekolah masih belum diperbarui sesuai dengan

nama kader yang baru. Kemudian untuk substandar keempat, yaitu tentang fasilitas

pemutaran musik. Fasilitas ini biasanya terdapat pada saat upacara dan pada saat

pagi hari. Musik yang diputar antara lain lagu-lagu kebangsaan dan lagu daerah.

5.8 Strategi Pemberdayaan

Strategi Pemberdayaan merupakan strategi promosi kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


71
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri. Srategi ini dapat

diwujudkan melalui berbagai kegiatan, di antaranya yaitu penyuluhan kesehatan,

pengorganisasian, pengembangan masyarakat dalam berbagai bentuk seperti

pelatihan. Pada penelitian di SLB Pembina Tingkat Nasional ini, strategi

pemberdayaan diidentifikasi melalui wawancara kepada informan.

Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan bahwa strategi pemberdayaan di

SLB Pembina diterapkan melalui keterampilan yang sudah dimasukkan melalui

kurikulum di mata pelajaran sesuai dengan minat siswa. Keterampilan ini bukan

hanya sebatas pelajaran biasa, tetapi juga sebagai bekal hidup siswa nantinya.

Kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan pun juga sudah banyak yang

teruji melalui prestasi yang didapatkan siswa dari beberapa lomba yang

berhubungan dengan keterampilan tersebut. Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

“Alhamdulillah kemarin sering menang ya, kemarin lomba itu yang di


Jakarta untuk merias wajah,....... tingkat nasional itu,............. Kemarin
juga ikut itu mbak lomba jambore UKS yang tingkat umum di
Sidoarjo,............. alhamdulillah istilahnya diadu sama sekolah umum,
sama SMK tata boga, walaupun dapat juara harapan wes suatu
kebanggan tersendiri buat kami yang mendampingi waktu itu, kemarin
juga tingkat provinsi, sering kok anak-anak,......trus mewakili provinsi
Jawa Timur.” (KL, 46 tahun)

Pernyataan di atas didukung juga dengan hasil observasi di sekolah yaitu

berupa gambar sertifikat penghargaan pemenang lomba saat jambore UKS di

Sidoarjo.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


72
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 5.11 Piagam Penghargaan Lomba Kreasi Jajanan Kantin Sekolah di


Jambore UKS

Gambar 5.11 ini merupakan salah satu wujud dari penghargaan yang

didapatkan oleh siswa SLB. Keberhasilannya dalam meraih juara harapan II lomba

kreasi jajanan kantin sekolah ini cukup memberikan kebanggan karena lomba ini

dilaksanakan secara umum, tidak hanya diperuntukkan oleh SLB sehingga

pesertanya pun juga berasal dari siswa umum yang tidak berkebutuhan khusus.

Hasil dari pemberdayaan di lingkungan SLB ini juga terlihat di alumni.

Alumni yang belum mendapatkan pekerjaan, diberdayakan oleh sekolah untuk

bekerja sebagai cleaning service dan tukang kebun di SLB Pembina ini. Terdapat

sekitar 28-30 orang cleaning service dan tukang kebun yang bekerja di SLB

Pembina. Mayoritas hampir secara keseluruhan dari mereka ini merupakan anak

berkebutuhan khusus. Dua di antara mereka yang juga berkebutuhan khusus sudah

menjadi PNS tukang kebun. Berikut cuplikan kuotasi hasil penelitian.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


73
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

“Dulu kan yang CS itu alumni sini juga ya, di sini kurang lebih ada 28
CS yang itu hampir 75-80% siswa ABK, alumni sini. Jadi ada yang tuna
rungu, ada yang retardasi mental, diberdayakan untuk turut andil
menjaga kebersihan sekolah sini. Tukang kebunnya di sini juga sudah
PNS mbak, 2 orang, siswa ABK juga dulunya.” (KL, 46 tahun)

“.................yang jadi tukang kebun kan anak siswa sini sendiri,


dipotensikan.” (SA, 50 tahun)

5.9 Strategi Bina Suasana

Strategi ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari

dukungan sosial melalui tokoh masyarakat, baik formal maupun informal. Kegiatan

ini dapat diwujudkan melalui berbagai macam bentuk seperti pelatihan untuk para

tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat, dan

sebagainya. Pada penelitian di SLB Pembina ini, strategi bina suasana diidentifikasi

melalui wawancara mengenai dukungan dari berbagai pihak atau sektor, partisipasi

warga sekitar dan wali murid.

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai dukungan dari berbagai sektor,

didapatkan jawaban bahwa SLB mendapat dukungan dari berbagai pihak,

khususnya pada saat persiapan lomba dan saat lomba UKS berlangsung. Mulai dari

warga sekitar SLB, RT, RW, perangkat desa, lurah, posyandu, karang taruna, dan

beberapa pihak lainnya turut memberikan dukungan. Keterlibatan warga di sekitar

sekolah selama ini misalnya seperti kerja bakti dan gotong royong. Namun, kerja

bakti ini tidak hanya berlangsung saat lomba UKS saja. Di beberapa kegiatan yang

lainnya pun diketahui warga juga terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan di SLB.

Guru UKS memberikan keterangan juga bahwa siswa berpartisipasi untuk ikut

posyandu ini juga tidak hanya pada saat UKS. Walaupun tidak rutin satu bulan

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


74
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sekali, tetapi dalam 6 bulan, kunjungan dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali.

Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

“Kayak kerja bakti itu kan kalo kayak mau kemerdekaan itu biasanya
kita terlibat di gang yang sini, ikut membersihkan di kampung........ pas
hari H penilaian itu warga diminta jangan merokok di depan gang
masuk sini, alhamdulillah semua warga itu terlibat aktif, alhamdulillah
bagus kok kerjasamanya. Ada kegiatan di posyandu, karang taruna
juga. Tidak hanya saat lomba saja se mbak, ya paling satu semester
dua kali sampek tiga kali juga ke posyandu.” (KL, 46 tahun)

Selain keterlibatan sekolah terhadap warga di sekitar sekolah, antar warga

sekolah sendiri juga cukup baik kerja sama yang terjalin. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kekeluargaan yang terjalin di antara warga sekolah cukup erat,

khususnya pihak kepala sekolah, guru, dan staf. Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

“Di sini memang bagus mbak kerja sama guru-guru, kekeluargaannya


cukup bagus, ada satu yang sakit itu semua datang,................ jadi
temen-temen itu walupun gak ada kepala sekolah e wes jalan, mbok aku
lungo setaun yo jalan, kan sudah ada tupoksinya masing-masing.......”
(YA, 57 tahun)

Kerukunan dan keakraban yang ada di SLB ini diketahui juga terjalin antar

wali murid yang ada di SLB. Komite sekolah selaku perantara wali murid dengan

pihak sekolah selalu berusaha untuk mengajak wali murid yang lain untuk

berdiskusi dan sharing jika ada masalah ataupun keluhan yang dirasakan.

5.10 Strategi Advokasi

Strategi ini merupakan strategi yang merupakan kombinasi dari berbagai

kegiatan individu dan sosial yang dirancanag untuk meyakinkan orang lain,

memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan sistem

yang mendukung tujuan program kesehatan. Kegiatan dari advokasi ini memiliki

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


75
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berbagai macam bentuk, baik secara formal ataupun informal. Presentasi dan

seminar merupakan contoh dari bentuk secara formal. Sementara sowan atau

berkunjung kepada para pejabat yang relevan dengan program kesehatan tersebut

untuk meminta dukungan merupakan salah satu bentuk dari kegiatan advokasi

secara informal. Pada penelitian di SLB Pembina ini, strategi advokasi

diidentifikasi melalui wawancara mengenai upaya pendekatan yang pernah

dilakukan ke pihak yang lebih tinggi atau yang mempunyai wewenang serta rapat

lintas sektor yang selama ini sudah pernah diadakan.

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai strategi advokasi yang selama ini

sudah pernah dilakukan atau diupayakan oleh berbagai pihak dari beberapa sektor,

didapatkan jawaban bahwa bentuk advokasi yang selama ini sudah dilakukan yaitu

rapat. Rapat yang dimaksud adalah rapat lintas sektor yang mengundang beberapa

pejabat lintas program. Selain rapat lintas sektor, rapat rutin untuk menindaklanjuti

program atau setiap kegiatan yang ada juga diadakan. Namun untuk rapat

pembentukan tim pelaksana UKS maupun pembina di sini diketahui belum ada,

selama ini tim langsung ditunjuk dan ditentukan oleh atasan dan kemudian SK

dikeluarkan. Berikut cuplikan kuotasi penelitian.

“Kalo kemarin, untuk pembentukan, kalo di sini kan langsung ditunjuk


dari sekolah ya, nanti biasanya dari kecamatan mengeluarkan SK,
nanti kita diundang di kecamatan, nanti di apa itu SK Tim Pelaksana
itu.” (KL, 46 tahun)

Selain dalam bentuk rapat, tim pembina dari pihak kecamatan juga

menyatakan pernah melakukan advokasi mengenai hambatan yang pernah dialami

selama ini. Tim pembina kecamatan menyatakan bahwa kendala untuk program

UKS selama ini adalah dana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada dana

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


76
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

khusus yang dialokasikan untuk program UKS ini sehingga akhirnya dana swadaya

dari masing-masing sekolah sendiri yang mengeluarkan. Ketidakjelasan untuk dana

ini menurut tim pembina dari pihak kecamatan merupakan suatu kendala. Pihak

kecamatan pernah menanyakan mengenai hal tersebut agar didapatkan solusi yang

tepat, tetapi tidak ada hasil yang didapatkan. Berikut kuotasi penelitian.

“Ya pernah, pernah melalui Tim UKS nya Kabupaten kalo kita bicara
anggaran itu kan yang menetapkan Pemerintah Daerah, yang berhak
usul ke sana itu ya Tim UKS tingkat Kabupaten, yang bisa nanti
mendapat anu, program di sana, anggaran dari sana itu dari apa, Tim
UKS nya tingkat Kabupaten.” (SH, 57 tahun)

Beberapa kegiatan yang juga menjadi bentuk dari kegiatan advokasi di

Kecamatan Lawang ini yaitu bina desa. Informan dari pihak tim pembina

menjelaskan bahwa kegiatan bina desa ini merupakan program dari pemerintah

Kabupaten. Selain wujud dari advokasi, program ini juga merupakan salah satu

bentuk program pemberdayaan. Kegiatan ini mengundang berbagai sektor

kedinasan dan instansi di Kabupaten Malang dan Kecamatan beserta jajarannya.

Kegiatan bina desa yang tahun 2017 ini kebetulan berada di Kecamatan Lawang.

Berikut cuplikan kuotasi penelitian mengenai bina desa.

“Namanya juga bina desa, jadi e... desa itu dibina dari dinas-dinas
instansi yang ada di pemerintah daerah, trus kabupaten..........Kalo KB
ada badan pelayanan KB, ada penyuluhan, kegiatannya badan KB
dilaksanakan di situ. (SH, 57 tahun)

“sakKabupaten rawuh, Bupati, SKPD semua rawuh, ada pemotretan e-


KTP apa, pembuatan akte, gitu-gitu, sesuai dengan SKPDnya. Onde-
onde trus glass painting trus membatik, trus ini melukis di gelas itu lho,
ada warnanya itu lho. Kegiatane iku, ada pembuatan pupuk kemarin
dari dinas pertanian, dinasnya ya kependudukan, perdagangan, kesra
kabupaten, dinas pendidikan,.......” (NY, 55 tahun)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


77
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.11 Strategi Kemitraan

Strategi kemitraan ini merupakan strategi yang juga diterapkan di semua

strategi promkes lainnya. Kemitraan merupakan sutau kerja sama yang formal

antara individu-individu, kelompok-kelompok untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Terdapat komitmen dan kesepakan bersama di dalam suatu kemitraan.

Pada penelitian di SLB ini, strategi kemitraan diidentifikasi melalui wawancara

mengenai kerja sama yang dijalin oleh pihak SLB dengan pihak luar.

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai strategi Kemitraan yang selama

ini pernah atau pun sudah dijalan SLB Pembina Tingkat Nasional dengan berbagai

pihak didapatkan jawaban bahwa kebanyakan kemitraan yang terjalin adalah

dengan pihak instansi pemerintahan dalam negeri maupun luar negeri. Untuk

pemerintahan dalam negeri misalnya dengan puskesmas, dinas pendidikan, BNN,

dan lain sebagainya. Sedangkan untuk pemerintahan luar negeri, informan dari

pihak komite sekolah memberikan keterangan bahwa bahwa pihak pemerintah

Australia memberikan bantuan alat olahraga. Berikut cuplikan kuotasi penelitian

mengenai beberapa kemitraan yang pernah dijalin oleh SLB Pembina ini.

“Di sini banyak MoU MoU, KEPALA Desa, BNN Kabupaten,


puskesmas, terus kecamatan kita buat MoU. Kalo dari swasta selama
ini belum, belum pernah sih selama ini.” ( KL, 46 tahun)

“E.... jelas puskesmas, BNN Badan Narkoba Kabupaten Malang,


satunya perguruan tinggi opo yang ada kesehatan, UM, POLTEKKES,
udah lama.” (YA, 57 tahun)

“......ada bantuan dari Australia itu, banyak dari Australi, yang spon
setinggi ini, nggak ada di Indonesia.” (SA, 50 tahun)

Pernyataan untuk pemberian bantuan alat olahraga ini dibenarkan oleh pihak

Kepala Sekolah SLB Pembina. Bahkan bukan hanya alat olahraga, tetapi juga

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


78
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pelatihan. Namun, pemberian bantuan ini sudah lama. Berikut cuplikan kuotasi

penelitian dari kepala sekolah.

“Benar mbak, itu alat-alat yang berada di gymnasium, tapi sudah lama
itu waktu aku masih jadi guru kalo tidak salah, itu kerja sama direktorat
PSLB dengan Pemerintah Australia yang disebut dengan Proyek 108,
tapi tidak hanya alat olahraga, ada pelatihan juga untuk guru-guru
tentang asessment, dll.” (YA. 57 tahun)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Healthy Public Policy

Pilar utama kesehatan masyarakat adalah promosi kesehatan. Hal ini karena

semua program kesehatan memiliki aspek perilaku. Demi terwujudnya perilaku

masyarakat yang mau dan mampu menjaga serta meningkatkan kesehatannya,

dibutuhkan berbagai upaya. Strategi promosi kesehatan merupakan suatu upaya

yang dilakukan demi mewujudkan visi promosi kesehatan. Pendekatan yang harus

ditekankan agar perilaku dapat konsisten dijalankan yaitu melalui regulasi. Adanya

regulasi atau peraturan tersebut akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam

bertindak.

Healthy public policy atau kebijakan berwawasan kesehatan menurut

Notoadmodjo (2010) merupakan suatu aksi yang yang ditujukan kepada para

pembuat kebijakan publik, baik lintas sektor maupun lintas program agar kebijakan

yang dikeluarkan dapat mendukung program kesehatan. Kebijakan ini dapat

dituangkan dalam berbagai bentuk seperti undang-undang, surat keputusan,

peraturan daerah, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SLB Pembina Tingkat

Nasional, didapatkan bahwa belum adanya peraturan secara tertulis mengenai

kebijakan yang ada di sekolah selama ini. Kebijakan yang berhubungan dengan

kebersihan dan kesehatan seperti larangan jajan sembarangan selain di kantin

sekolah, larangan merokok, dan kewajiban membuang sampah pada tempatnya

79

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


80
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

selama ini masih diterapkan secara lisan, belum ada peraturan khusus yang tertulis

jika ada pelanggaran yang dilakukan bagi warga sekolah. Walaupun secara kasat

mata, peraturan tersebut sudah dipatuhi, tetapi sebenarnya masih ada yang

melanggar. Hal ini diketahui dari hasil observasi yang masih ditemukannya putung

rokok di lingkungan sekolah, khusunya di pos satpam.

Berdasarkan NSPK Satpam dan Buku Saku Satuan Pengamanan, 2011 yang

dimaksud satpam adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/

badan usaha untuk melaksanakan tugas sebagai pengamanan fisik dalam

menyelengggarakan keamanan swakarsa di lingkungan/ kawasan kerjanya. Peranan

satpam dalam melaksanakan tugasnya, salah satunya yaitu sebagai unsur pembantu

pimpinan/ proyek/ badan usaha tempat ia bekerja khususnya di bidang keamanan

dan ketertiban lingkungan/ kawasan kerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa peran

satpam sangat berpengaruh terhadap implementasi kebijakan yang dibuat oleh

pimpinan dari suatu instansi. Hal ini sedikit menyimpang dengan peranan satpam

yang bertugas di SLBN Pembina Tingkat Nasional. Hasil wawancara dari pimpinan

SLB menyatakan bahwa pihak keamanan atau satpam sekolah sudah seringkali

diingatkan pada saat upacara agar pintu gerbang yang ada di sekolah ditutup saat

istirahat agar siswa tidak jajan sembarangan. Namun, informan dari pihak

keamanan btersebut menyatakan bahwa perintah dari pimpinan belum bisa

dijalankan sepenuhnya dengan alasan adanya tamu yang masuk atau wali murid

yang keluar masuk sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa peran satpam sebagai

pembantu pimpinan dalam tata tertib belum bisa terlaksana dengan baik. Peraturan

tersebut juga belum bisa dijalankan sepenuhnya karena belum ada sanksi yang tegas

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


81
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

secara tertulis bagi petugas maupun warga sekolah yang melanggar peraturan di

sekolah. Salah seorang informan menyatakan bahwa akhirnya sanksi otomatis yang

diterapkan di lingkungan sekitar sekolah bagi para pedagang makanan yaitu tidak

boleh berjualan di sekitar area sekolah. Namun berdasarkan hasil observasi masih

ditemukan pedagang makanan yang berjualan bebas di depan gerbang sekolah. Hal

tersebut juga disebabkan oleh tidak adanya peraturan tertulis yang jelas agar suatu

kebijakan atau peraturan dapat dilaksanakan dengan baik.

Petugas keamanan seharusnya memberi contoh yang baik khusunya dalam

hal ketertiban. Namun petugas keamanan di SLB ini belum seluruhnya tertib dalam

mematuhi peraturan yang ada, seperti masih ditemukannya putung rokok di dalam

ruangan keamanan atau pos satpam itu sendiri. Hal ini didukung juga dengan hasil

wawancara kepada petugas keamanan yang saat itu sedang bertugas bahwa mereka

memang masih belum bisa sepenuhnya patuh sehingga terkadang masih merokok

secara sembunyi-sembunyi di dalam pos satpam. Menurutnya asalkan tidak dibawa

di luar pos satpam merokoknya, hal itu masih tidak menjadi masalah. Pernyataan

tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dalam bentuk peraturan tertulis sangat

perlu ditegakkan agar peraturan yang ada dapat terlaksana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan tertulis di tingkat sekolah

memang belum ada, tetapi kebijakan di tingkat nasional sudah ada. Kebijakan

tersebut yaitu berupa adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di

Lingkungan Sekolah. Pada Peraturan ini disebutkan dalam pasal 5 ayat 2 bahwa

Kepala Sekolah wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


82
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tindakan terhadap guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik apabila melakukan

larangan merokok, memproduksi, menjual, mengiklankan, atau pun

mempromosikan rokok di lingkungan sekolah. Hal ini sudah sesuai dengan

implementasi yang ada di lingkungan SLB Pembina ini. Kepala Sekolah selalu

menghimbau di saat upacara dan tidak bosan-bosannya menegur satpam untuk turut

membantu menegakkan tata tertib yang ada di sekolah. Pada ayat 3 di pasal yang

sama di peraturan ini juga menyebutkan bahwa kepala sekolah dapat memberikan

sanksi kepada guru, tenaga kependidikan, dan pihak lain yang terbukti melanggar

kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah. Namun, penerapan ayat ini belum

terlaksana di lingkungan SLB Pembina Tingkat Nasional. Belum ada sanksi yang

benar-benar diterapkan kepada warga sekolah yang melanggar, hanya sebatas

teguran sesuai ayat 2 tersebut.

Selain peraturan yang tersebut di atas, sebenarnya sudah ada juga Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor Tahun 2016 tentang Upaya Kesehatan. Pada

Pasal 29 poin (e) disebutkan bahwa komitmen Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/ Kota dalam pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan sekolah

merupakan salah satu dari tujuan yang dilakukan untuk meningkatkan upaya

kesehatan sekolah/ madrasah. Pada SLB Pembina ini sudah dilakukan upaya

kesehatan sekolah melalui UKS.

Beberapa contoh dari peraturan tertulis yang sudah ada di atas merupakan

salah satu wujud dari kebijakan kesehatan di tingkat nasional dan tingkat daerah

yang seharusnya menjadi dasar dari penerapan peraturan yang ada di sekolah. Akan

tetapi, dari pihak sekolah sendiri memang belum menerapkannya secara utuh

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


83
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

karena belum adanya peraturan tertulis di tingkat sekolah walaupun

implementasinya sudah dijalankan.

6.2 Supportive Environment

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan.

Selain mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini juga berpengaruh terhadap

perilaku. Sesuai dengan teori H.L.Blum yang menjelaskan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi kesehatan individu maupun kelompok diklasifikasikan

menjadi 4 yang mempunyai pengaruh besar, berturut-turut mulai dari lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Keempat faktor tersebut saling terkait

dalam mempengaruhi kesehatan. Lingkungan yang mencakup lingkungan fisik,

sosial, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya ini diintervesikan melalui berbagai

macam bentuk. Intervensi yang kemudian diimplementasikan di SLB Pembina

Tingkat Nasional ini menunjukkan bahwa lingkungan fisik di sekolah tersebut

sudah bagus. Sarana dan prasarana yang menunjang dan mendukung kesehatan juga

sudah disediakan di sekolah. Intervensi terhadap faktor pelayanan kesehatan juga

sudah diwujudkan melalui penyediaan fasilitas di sekolah berupa ruang UKS.

Pengadaan media juga dilakukan oleh SLB ini. Menurut Notoadmodjo

(2010), media promosi kesehatan merupakan semua sarana sebagai upaya yang

digunakan untuk menampilkan informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator ke sasaran sehingga melalui media tersebut, perilaku kesehatan

sasaran yang ingin dituju dapat berubah ke arah positif. Hal ini sesuai dengan hasil

observasi yang telah dilakukan di SLB. Mayoritas dari perilaku siswa di sekolah

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


84
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

misalnya perilaku jajan, siswa SLB dapat memilih makanan dan minuman yang

sehat karena setiap hari mereka terpapar dengan minuman seperti jus dan jajanan

basah yang sudah disediakan di kantin walaupun ada sebagian kecil dari siswa yang

didapati jajan di depan pintu gerbang sekolah. Namun jika peraturan tertib

dijalankan, didukung dengan fasilitas yang sudah menunjang tersebut, mau tidak

mau perilaku mereka juga akan menyesuaikan lingkungan yang ada.

6.3 Community Action

Memperkuat gerakan masyarakat merupakan salah satu aksi untuk

mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara

kesehatannya seperti yang tersebut dalam visi promosi kesehatan. Penelitian di SLB

menunjukkan bahwa kegiatan atau gerakan kesehatan yang ada di SLB ini

diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti PMR. Selain itu, pada SLB ini

juga terdapat kelompok kerja atau yang disebut Pokja.

Penelitian oleh Fatmah (2015) tentang Gerakan Sarapan Sehat Anak Sekolah

untuk Peningkatan Pengetahuan Ibu ini menunjukkan bahwa terdapat kenaikan

pengetahuan. Pengetahuan Ibu dapat meningkat melalui penyuluhan yang

menggunakan berbagai media seperti lembar balik dan film pendek. Inovasi pada

gerakan kesehatan di sekolah ini merupakan salah satu metode untuk mencapai

tujuan dari program kesehatan. Namun, gerakan kesehatan yang ada di SLB selama

ini belum banyak memberikan inovasi yang berbeda, gerakan kesehatan berupa

ekstrakurikuler PMR yang selama ini dijalankan di SLB juga kurang efektif

pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh jadwal dari pelaksanaan kegiatan PMR

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


85
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

selama ini dilakukan pada siang hari setelah jam pulang sekolah sehingga ketika

siswa sudah ingin istirahat, harus dipaksakan untuk melanjutkan kegiatan. Beberapa

informan menyatakan bahwa siswa sering tidak ikut kegiatan tersebut walaupun

diwajibkan. Hal ini karena siswa sudah merasa capek mengikuti pelajaran di

sekolah dari pagi hingga siang hari

6.4 Personal Skill

Langkah awal dari peningkatan keterampilan individu dapat dilakukan

melalui pemberian pemahaman berupa informasi, pendidikan, dan pelatihan yang

memadai kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan,

mencegah dan mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan yang

profesional, dan sebagainya. Metode pemberian pemahaman ini menurut

Notoadmodjo (2010) lebih bersifat individual daripada massa.

Aspek develop personal skill di SLB Pembina selama ini diberikan melalui

keterampilan yang sudah terdapat di kurikulum pembelajaran. Berdasarkan

Guidence for Mainstream and Special Schools dijelaskan bahwa promosi kesehatan

penting untuk anak berkebutuhan khusus. Memasukkan keterampilan ke dalam

kurikulum pengajaran dan pembelajaran merupakan bagian dari penerapan upaya

kesehatan tersebut. Strategi yang diterapkan pada aspek prsonal skill di SLB ini

yaitu strategi pemberdayaan. Selain itu, penerapan evaluasi untuk aspek ini salah

satunya yaitu siswa juga diikutsertakan pada beberapa lomba. Beberapa siswa

sudah menunjukkan kemampuannya di beberapa bidang yang ditekuninya sehingga

beberapa lomba yang diikuti mereka menghasilkan prestasi.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


86
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pendidikan kesehatan berupa pemberian materi dalam bentuk penyuluhan

juga merupakan upaya yang dilakukan SLB. Namun, penyuluhan ini masih sebatas

pada saat pelatihan kader UKS dan kader tiwisada. Kemudian, belum ada juga

bentuk dari evaluasi pemberian materi kesehatan kepada kader-kader tersebut.

Penyuluhan kesehatan yang mengundang orang tua dan semua warga sekolah ini

diketahui belum ada sehingga masih banyak wali murid juga yang menyatakan

bahwa hal tersebut perlu diadakan.

Develop personal skill merupakan salah satu aksi untuk mencapai health

literacy. Menurut Nutbeam dalam Notoadmodjo (2010) menjelaskan definisi

health literacy yang menekankan pada pengetahuan dasar masyarakat tentang isu

kesehatan, interpretasi terhadap informasi kesehatan serta hal lain yang berkaitan

dengan komunikasi kesehatan. Health Literacy memberikan makna bahwa

masyarakat harus memahami kesehatan yaitu terkait pemahaman tentang

pengenalan penyakit, bagaimana penularannya serta bagaimana pencegahannya.

Melalui pemberian pendidikan kesehatan kepada masing-masing individu ini juga

merupakan upaya untuk membuat masyarakat menjadi “melek” kesehatan sehingga

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat tercapai.

6.5 Reorient Health Services

Pemahaman masyarakat secara global selama ini mengenai sistem kesehatan

adalah adanya penyedia pelayanan kesehatan atau disebut juga dengan provider dan

pengguna jasa pelayanan tersebut atau customer. Pemahaman masyarakat mengenai

pihak yang dapat menjadi provider selama ini adalah pemerintah dan swasta.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


87
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sementara masyarakat hanya sebagai pengguna pelayanan kesehatan. Mengubah

pola pikir dan sistem kesehatan masyarakat agar lebih mengutamakan aspek

promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif ini

berarti harus menata kembali arah pelayanan kesehatan.

Orientasi pelayanan kesehatan yang ada di SLB selama ini dilakukan dengan

tetap memperhatikan keempat aspek tersebut, yaitu promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif ini dilaksanakan oleh Guru dan

siswa melalui beberapa kegiatan. Kegiatan UKS merupakan salah satu wadah yang

menjadi tempat siswa untuk belajar. Pada kegiatan ini, terdapat kader UKS atau ada

yang menyebut sebagai KKR yaitu kader kesehatan remaja yang berasal dari siswa

SMPLB dan SMALB. Terdapat juga kader tiwisada yang berasal dari siswa SDLB.

Pembentukan kader ini diharapkan dapat menjadi agent of change sehingga dengan

adanya kader tersebut akan memberikan dampak perubahan perilaku melalui

penyebaran informasi kesehatan yang dilakukan pada teman sebayanya.

Metode yang dilaksanakan di SLB Pemebina ini sejalan dengan penelitian

oleh Perdana, et all tentang Pengaruh Peer Group Terhadap Perilaku Jajan Sehat

yang menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

jajan sehat dengan menggunakan metode peer group. Pemberian informasi oleh

teman sebaya ini dianggap sebagai salah satu dukungan yang positif sehingga

perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh teman sebayanya.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


88
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6.6 Strategi Pemberdayaan

Strategi pemberdayaan merupakan strategi dari promosi kesehatan yang

secara langsung ditujukan kepada masyarakat. Melalui strategi ini, diharapkan

pengetahuan, kemauan, kesadaran, dan kemampuan individu, keluarga, dan

masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan,

penciptaan lingkungan sehat dapat meningkat. Peran aktif dari masyarakat juga

diharapkan dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan. Menurut Hubley

(2002), pemberdayaan kesehatan, melek kesehatan (health literacy), dan promosi

kesehatan merupakan kerangka pendekatan yang komprehensif. Melalui kerangka

tersebut, kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri diharapkan dapat

berkembang. Wujud dari kegiatan pemberdayaan ini bermacam-macam, antara lain

penyuluhan kesehatan, pengorganisasian, pengembangan masyarakat, pelatihan,

dan sebagainya.

Strategi Pemberdayaan di SLB Pembina sudah diterapkan melalui kurikulum

yang ada di sekolah. Keterampilan yang ada di sekolah ini bermacam-macam

sehingga siswa bisa memilih sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Prianti, Sudariyah, Mahmudah, dan Salimi

tentang Upaya Pemberdayaan Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Pembelajaran

Kewirausahaan di SLB. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa proses

pembelajaran kewirausahaan yang diintegrasikan dalam pendidikan keterampilan

vokasional menekankan pada praktik dan output dari pendidikan kewirausahaan

tersebut menghasilkan beberapa produk yang siap dipasarkan. Begitu pula output

dari keterampilan yang ada di SLB Pembina ini juga sudah menghasilkan beberapa

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


89
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

produk yang bahkan sudah mendapatkan ijin dari Dinas Kesehatan sehingga produk

dari SLB Pembina bisa dipasarkan.

Keterampilan yang diterapkan di SLB Pembina, tidak hanya tertuang dalam

kurikulum intra, tetapi juga di kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Dewi, et al (2015)

pendidikan kewirausahaan dapat dilaksanakan secara terpadu dalam proses

pendidikan di sekolah melalui berbagai kegiatan. Berbagai model pengintegrasian

tersebut diwujudkan dalam bentuk pendidikan kewirausahaan yang termuat di

dalam mata pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, serta pengembangan

kewirausahaan berbasis etnopedagogis. Hal ini sesuai dengan pendidikan

keterampilan yang sudah diterapkan di SLB Pembina, yaitu pendidikan

keterampilan melalui berbagai kegiatan.

Adanya pendidikan keterampilan yang ada di SLB ini juga merupakan salah

satu upaya untuk memandirikan siswa setelah mereka lulus nanti. Peluang

berwirausaha dapat dikembangkan dari keterampilan yang sudah diberikan di

sekolah sehingga siswa berkebutuhan khusus ini memiliki bekal hidup di masa

mendatang. Hal ini didukung juga oleh penelitian Syamsi (2016) yang menyatakan

bahwa pengembangan bentuk pelatihan dan materi kewirausahaan untuk anak

berkebutuhan khusus menjadi calon pengusaha baru sangat efektif meningkatkan

kemampuannya dalam berwirausaha.

6.7 Strategi Bina Suasana

Strategi Bina Suasana atau disebut juga dengan dukungan sosial ini

merupakan strategi yang dilakukan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


90
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

masyarakat, baik formal maupun informal. Pada penelitian di SLB Pembina ini,

strategi bina suasana dilaksanakan oleh beberapa pihak, mulai dari warga sekolah

sendiri, orang tua, warga sekitar, tokoh masyarakat sekitar dan beberapa kelompok

kegiatan yang ada di masyarakat seperti posyandu dan karang taruna. Keberhasilan

dari beberapa prestasi yang dicapai oleh SLB Pembina ini karena adanya kerja sama

yang baik antar warga sekolah. Akan tetapi, kerja sama dengan pihak orang tua

dalam keterkaitannya untuk pendidikan kesehatan seperti penyuluhan masih perlu

ditingkatkan lagi. Beberapa informan dari pihak wali murid mengeluhkan karena

masih kesulitan untuk memahami anaknya ketika di rumah sehingga wali murid

berharap agar informasi yang disampaikan ke siswa juga disampaikan ke orang tua

atau wali muridnya.

Penelitian oleh Hati (2008) menunjukkan bahwa strategi promosi kesehatan

mempunyai pengaruh terhadap tingkat perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini

berarti bahwa pentingnya meningkatkan upaya dari semua unsur strategi promosi

kesehatan di dalam pencapaian visi dan misi kesehatan. Elok (2014) dalam

penelitiannya tentang analisis strategi bina suasana menyatakan bahwa pelaksanaan

bina suasana dari beberapa kegiatan dikatakan belum efektif karena kemitraan yang

terjalin belum dapat dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan

antar strategi promosi kesehatan di dalam suatu kegiatan atau program kesehatan.

6.8 Strategi Advokasi

Strategi advokasi merupakan strategi yang digunakan sebagai upaya

pendekatan terhadap orang lain yang memiliki pengaruh besar terhadap

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


91
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

keberhasilan suatu program yang dilaksanakan, dalam hal ini yaitu program atau

kegiatan kesehatan. Metode dari kegiatan advokasi ini dapat dilakukan melalui

berbagai macam bentuk, seperti lobi politik yaitu berbincang-bincang secara

informal dengan para pejabat untuk menginformasikan dan membahas masalah

serta program kesehatan.

Lobi politik ini merupakan salah satu metode yang pernah dilakukan juga

untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan di SLB, yaitu terkait lomba UKS. Salah

satu informan saat itu menyatakan bahwa adanya himbauan dari pihak atas sehingga

menggerakkan yang lain untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut

merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar program dapat berjalan. Selain

lobi politik, seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program

dan lintas sektor juga merupakan wujud dari strategi advokasi. Kegiatan ini juga

dilaksanakan oleh pihak SLB yaitu rapat lintas program dan lintas sektor dengan

beberapa pihak, seperti pihak pendidikan dan kesehatan untuk membahas program

kesehatan di sekolah.

Sabirin (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa adanya advokasi

terhadap komunitas difabel merupakan sesuatu yang layak untuk didukung dan

diperjuangkan. Hal ini menunjukkan bahwa program-program kesehatan untuk

anak berkebutuhan khusus perlu ditingkatkan lagi melalui strategi advokasi seperti

yang sudah dilakukan oleh pihak SLB Pembina.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


92
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6.9 Strategi Kemitraan

Strategi Kemitraan menurut Notoadmodjo (2010) merupakan strategi yang

dilakukan sebagai upaya untuk melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat,

lembaga pemerintahan maupun nonpemerintahan demi mencapai tujuan bersama

berdasarkan atas kesepakatan prinsip dan peranannya oleh masing-masing sektor.

Strategi kemitraan yang dijalin oleh pihak SLB Pembina mayoritas adalah

dengan pihak pemerintahan, baik pemerintahan dalam negeri maupun luar negeri.

Kerja sama yang terjalin di SLB ini ditandai dengan adanya MoU, salah satunya

yaitu dengan pihak puskesmas. Melalui MoU atau nota kesepakatan ini kerja sama

terjalin untuk mewujudkan tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan dari kemitraan

itu sendiri, menurut Notoadmodjo (2010) ada beberapa langkah strategis yang

dilaksanakan dalam kemitraan, yaitu mulai dari penjajakan, penyamaan persepsi,

pengaturan peran, komunikasi intensif, pelaksanaan kegiatan, hingga pemantauan

dan penilaian.

Adapun kemitraan yang sudah terjalin selama ini oleh SLB dan beberapa

pihak pemerintahan diketahui bahwa dari segi komunikasi intensif masih belum

terjalin cukup baik, dalam artian selama ini komunikasi antar mitra belum

dilakukan secara teratur dan terjadwal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jadwal

pembinaan yang dilakukan oleh puskesmas ke SLB sebenarnya adalah 4 kali dalam

setahun. Tetapi pihak puskesmas menyatakan masih terkendala untuk jadwal

sehingga pembinaan tersebut sifatnya masih flexible, belum ada jadwal tetap yang

teratur.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


93
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penelitian sebelumnya mengenai Kemitraan Sekolah dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan di salah satu sekolah oleh Kinanti (2016) menunjukkan hasil

bahwa manfaat kemitraan sekolah ini ialah menambah wawasan untuk guru

maupun siswa serta dapat meningkatkan kompetensi sekolah. Hal tersebut dapat

tercapai karena sekolah berusaha menjaga komunikasi dengan mitra, selalu

memperbarui kerja sama, dan mengadakan evaluasi kegiatan. Namun, kemitraan

yang dijalankan oleh SLB dengan puskesmas selama ini masih perlu ditingkatkan

dalam hal komunikasi serta evaluasi kegiatan sehingga dampak ke depannya akan

semakin terlihat baik untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai

kajian strategi promosi kesehatan di sekolah, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan aspek healthy public policy diketahui bahwa belum terdapat

peraturan tertulis mengenai perilaku sehat yang terdiri dari larangan

membuang sampah sembarangan, larangan merokok, dan larangan jajan

sembarangan yang ada di lingkungan SLB Pembina Tingkat Nasional ini

walaupun secara penerapan telah dilaksanakan dan dihimbaukan kepada

warga sekolah. Belum adanya peraturan tertulis tersebut berpengaruh

terhadap perilaku warga sekolah dan aspek Ottawa Charter lainnya.

2. Aspek supportive environment di SLB Pembina ini secara fisik sudah cukup

baik. Terdapat sarana dan prasarana yang menunjang yang disediakan sekolah

agar warga sekolah dapat menerapkan perilaku sehat. Namun, untuk

lingkungan nonfisiknya, masih didapati perilaku warga sekolah yang jajan

sembarangan dan ditemukan putung rokok di sekolah walaupun tidak banyak.

Hal ini berhubungan dengan penerapan aspek sebelumnya, yaitu aspek

healthy public policy.

3. Aspek community action di SLB Pembina ini diwujudkan melalui kegiatan

ekstrakurikuler PMR, adanya kegiatan senam rutin setiap hari Jum’at, serta

adanya pokja atau kelompok kerja di masing-masing ruang yang sudah

ditentukan.

94

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


95
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Aspek personal skill di SLB Pembina diwujudkan melalui kurikulum yang

ada di sekolah. Wujud dari kurikulum ini dituangkan melalui beberapa

macam keterampilan sebagai bekal di masa mendatang bagi siswa ketika

sudah lulus.

5. Aspek reorient health services di SLB Pembina diketahui sudah

mengedapankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan

upaya kuratif dan rehabilitatif. Orientasi pelayanan kesehatan di sekolah ini

sebagai wujud dari upaya promotif dan preventif dilakukan oleh siswa untuk

siswa dengan tetap didampingi oleh guru yang bertugas serta tetap

memperhatikan upaya kuratif dan rehabilitatif melalui sistem rujukan kepada

pihak puskesmas jika diperlukan.

6. Strategi Pemberdayaan di SLB Pembina ini diterapkan melalui kurikulum

yang lebih menerapkan aspek vokasional melalui keterampilan yang ada di

SLB. Strategi ini merupakan aksi dari aspek personal skill.

7. Strategi Bina Suasana di SLB Pembina ini terjalin dengan beberapa lintas

sektor kedinasan, antar warga sekolah, warga sekitar sekolah, dan juga wali

murid.

8. Strategi Advokasi di SLB diwujudkan melalui beberapa bentuk seperti lobi

politik, seminar atau presentasi melalui rapat lintas sektor dengan

menghadirkan pejabat lintas program dan lintas sektor.

9. Strategi Kemitraan di SLB diwujudkan melalui kerja sama yang sebagian

besar adalah dari pihak pemerintahan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


96
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

7.2 Saran

1. Kepada Kepala Sekolah sebaiknya membuat peraturan tertulis mengenai

perilaku sehat yang ada di sekolah disertai sanksi bagi warga sekolah yang

melanggar. Kemudian peraturan tersebut disosialisasikan dan ditempel di

setiap sudut sekolah agar kebijakan yang selama ini sudah diterapkan dapat

dievaluasi progressnya serta kedisiplinan di lingkungan sekolah semakin

meningkat.

2. Kepada Guru UKS sebaiknya kader UKS dan kader tiwisada dibuatkan

target/list pencapaian tugas agar keberadaan kader UKS dan kader tiwisada

sebagai agent of change ini dapat dirasakan dampaknya untuk perubahan

perilaku yang lebih positif di lingkungan sekolah.

3. Kepada pihak sekolah dan Tim Pembina UKS Tingkat Kecamatan Lawang

sebaiknya meningkatkan komunikasi efektif melalui diskusi bersama dan

penetapan tugas pokok dari masing-masing pembina kecamatan agar jadwal

pembinaan dapat dilakukan secara teratur dan terarah.

4. Kepada pihak sekolah sebaiknya memperbarui beberapa media yang

gambarnya sudah memudar seperti langkah cuci tangan yang tertempel di

masing-masing wastafel serta memperbanyak penyebaran media di masing-

msing sudut sekolah, termasuk di pos satpam untuk larangan merokok

5. Kepada pihak sekolah sebaiknya menambah mitra untuk kerja sama dengan

pihak swasta demi mendukung program kesehatan di sekolah.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


97
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6. Kepada Tim Pembina UKS sebaiknya mengadakan sistem evaluasi dan

monitoring secara jelas dan terjadwal untuk mengetahui peningkatan program

kesehatan di sekolah.

7. Kepada peneliti selanjutnya, hendaknya juga meneliti promosi kesehatan di

sekolah khususnya pada SLB dengan melibatkan tim pembina dari pihak

Kabupaten/Kota serta lebih mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi

kurang berjalannya promosi kesehatan di SLB lainnya.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Aslina, 2016. Hubungan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Dengan


Upaya Promosi Kesehatan Pada Sekolah Dasar Negeri Di Sidoarjo. Thesis.
Universitas Airlangga.

Departemen Kesehatan RI, 2008. Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan dalam


Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan

Department for Children, Schools, and Families., ___. Designing for Disabled
Children and Children with Special Educational Needs Guidance for
Mainstream and Special Schools. Buiding Bulletin.

Dewi, L., Yani, A., Suhardini, A. D., 2015. Model Pendidikan Karakter dan
Kewirausahaan Berbasis Etnopedagogis di Sekolah Dasar Kampung
Cikondang. MIMBAR, [e-journal] 31(2): pp 399-408. Tersedia di
<http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/download/1480/pdf>
[24 November 2017

Hati, S. Pengaruh Strategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Thesis. Universitas Sumatera Utara.
Tersedia di <http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/6772/
09E00149.pdf;sequence=1> [23 November 2017]

Hikmah, N., 2014. Pemberdayaan Keterampilan Menyulam Bagi Penyandang


Tuna Rungu di Sekolah Luar Biasa (SLB B-C) Sumber Budi Jakarta Selatan.
Skripsi. Universitas Islam Nregeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tersedia di
<http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26371/1/NUR%
20 HIKMAH-FDK.pdf> [24 November 2017]

Irawan, P., 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif intuk Ilmu-Ilmu Sosial. DIA
FISIP UI: Jakarta.

Kinanti, Y. C., 2016. Kemitraan Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di


SMA Negeri 2 Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi V, [e-journal]
5:pp.478-490. Tersedia di <journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/
sakp/article/download/5313/5022> [23 November 2017]

Lee, A., Leger, L.ST., and Cheng, F.F.K., 2007. The Status of Health-Promoting
Schools in Hong Kong and Implications for Further Development. Health
Promotion International, [e-journal] 22(4):316-326. Tersedia di:<
https://oup.silverchair-cdn.com/oup/backfile/Content_public/Journal/heapro
/22/4/10.1093/heapro/dam029/2/dam029.pdf> [diakses tanggal 19 Agustus
2017]

98
SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI..... ADILA RAHANA
99
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Notoadmodjo, S., 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta

Notoadmodjo, S., dkk., 2008. Pedoman Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta:


Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah, 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah, 2012.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagi Petugas
Kesehatan, 2010. Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI.

Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri


Kesehatan RI, Menteri Agama RI, dan Menteri dalam negeri RI Nomor
6/X/PB/2014 Nomor 73 Tahun 2014 Nomor 41 Tahun 2014 Nomor 81 Tahun
2014

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Upaya
Kesehatan. Jakarta: ?

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 157


Tahun 2014 Tentang Kurikulum Pendidikan Khusus. Jakarta: ?

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64


Tahun 2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.
Jakarta:? Tersedia di https://www.tobaccocontrollaws.org/files/live/
Indonesia/Indonesia%20%20Min.%20of%20Ed%20Reg.%20No.%2046%2
0%20-%20national.pdf [23 November 2017]

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2015 Tentang


Satuan Pengamanan di Lingkungan Kementerian Sosial. Jakarta:?

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Penanganan
Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: ?

Scott, Sara., McNeish, Di., 2013, Leadership of Special School: Issues and
Challenges. English: National Centre for Social Research for CUBeC
Department for Education.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


100
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sudayat, A. T., Ulfatin, N., Sobri, A. Y., 2014. Pemberdayaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia pada Sekolah Inklusi. Jurnal Ilmu Pendidikan, [e-
journal] 41(2): pp.109-115. Tersedia di <http://ap.fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2017/03/JIP-Vol-41-No-2-Juli-2014.pdf> [24 November
2017]

Susilowati, D., 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Promosi Kesehatan.
[e-book] Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Tersedia di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Promkes-Komprehensif.pdf [24 November 2017]

Torar, L., Wahono, J.S. Bambang., 2015. Selayang Pandang Penyelenggaraan


Pendidikan Nasional Tahun 2013/2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan Kebudayaan. Tersedia
di http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_2F24DB5A-B550-
476A-A501-26DED5E186DA_.pdf [23 November 2017]

WHO., 1986. Ottawa Charter for Health Promotion. Tersedia di


http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0004/129532/Ottawa_Chart
er.pdf [24 November 2017]

Widyaningrum, R., 2015. Analisis Pelaksanaan Program Trias UKS dan PHBS di
SLB C Bantul. Tesis. Universitas Gadjah Mada.

Willig, Carla. 2008. Introducing Qualitative Research in Psychology. Open


University Press: New York

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta:?

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyamdang


Disabilitas. Jakarta:?

Unit Layanan Terpadu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. National


Indicators for Education Planning. Jakarta: Dapodik. Tersedia di
http://niep.data.kemdikbud.go.id/index.php?r=Site/Menu [15 Juli 2017]

_______, 2012. Norma, Standart, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) Satpam. Jakarta:
Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI. Tersedia di https://www.paud-
dikmas.kemdikbud.go.id/files/ebook/20140207110945/NSPK.Satpam.pdf
[17 November 2017]

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 1

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN


UNTUK KEPALA SEKOLAH, GURU SLBN PEMBINA TINGKAT
NASIONAL KEC.LAWANG, KAB. MALANG, TIM PEMBINA UKS
TINGKAT KECAMATAN, DAN PIHAK PUSKESMAS LAWANG

1. Penjelasan Singkat Penelitian


Penelitian ini berjudul “Kajian Strategi Promosi Kesehatan di Sekolah pada
SLBN Pembina Tingkat Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang”. Penelitian ini
merupakan penelitian yang akan menganalisis strategi promosi kesehatan di
sekolah pada SLB.
2. Perlakuan Terhadap Subjek Penelitian
Bapak/Ibu akan diwawancarai mengenai promosi kesehatan di sekolah yang
diterapkan melalui program UKS. Peneliti membutuhkan sekitar 30-45 menit
untuk melakukan wawancara tersebut.
3. Manfaat
Bapak/Ibu yang terlibat dalam penelitian ini akan mendapatkan informasi
mengenai strategi promosi kesehatan di sekolah yang diterapkan dalam
program UKS dalam bentuk softfile.
4. Insentif
Bapak/Ibu yang berpartisipasi akan mendapatkan makan siang dan souvenir
berupa flasdisk 4GB yang berisi leaflet, panduan promkes di sekolah, dan
panduan pengelolaan promkes sebagai ucapan terima kasih atas partisipasinya.
5. Bahaya Potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan Bapak/Ibu
sebagai subjek penelitian.

98
SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI..... ADILA RAHANA
99
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6. Kerahasiaan Data
Data yang diambil akan dipublikasikan secara terbatas tanpa menyebutkan
nama, alamat, nomor telepon, atau identitas penting lainnya yang dianggap
rahasia. Data yang diambil akan disimpan selama satu tahun, setelah itu data
akan dimusnahkan.
7. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2017.
8. Hak Undur Diri
Keikutsertaan Bapak/Ibu sebagai subjek penelitian ini bersifat sukarela dan
berhak untuk mengundurkan diri kapan pun, tanpa menimbulkan konsekuensi
merugikan.
9. Kontak Person Peneliti
Nama : Adila Rahana
Institusi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Hp : 085645229180
Email : adila.rahana-2015@fkm.unair.ac.id

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


100
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN


UNTUK WALI MURID DAN KOMITE SEKOLAH SLBN PEMBINA
TINGKAT NASIONAL KEC.LAWANG, KAB.MALANG

1. Penjelasan Singkat Penelitian


Penelitian ini berjudul “Kajian Strategi Promosi Kesehatan di Sekolah pada
SLBN Pembina Tingkat Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang”. Penelitian ini
merupakan penelitian yang akan menganalisis strategi promosi kesehatan di
sekolah pada SLB.
2. Perlakuan Terhadap Subjek Penelitian
Bapak/Ibu akan diwawancarai mengenai promosi kesehatan di sekolah yang
diterapkan melalui program UKS. Peneliti membutuhkan sekitar 30-45 menit
untuk melakukan wawancara tersebut.
3. Manfaat
Bapak/Ibu yang terlibat dalam penelitian ini akan mendapatkan informasi
mengenai PHBS dalam bentuk leaflet.
4. Insentif
Bapak/Ibu yang berpartisipasi akan mendapatkan makan siang dan souvenir
berupa handuk sebagai ucapan terima kasih atas partisipasinya.
5. Bahaya Potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan Bapak/Ibu
sebagai subjek penelitian.
6. Kerahasiaan Data
Data yang diambil akan dipublikasikan secara terbatas tanpa menyebutkan
nama, alamat, nomor telepon, atau identitas penting lainnya yang dianggap
rahasia. Data yang diambil akan disimpan selama satu tahun, setelah itu data
akan dimusnahkan.
7. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2017.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


101
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

8. Hak Undur Diri


Keikutsertaan Bapak/Ibu sebagai subjek penelitian ini bersifat sukarela dan
berhak untuk mengundurkan diri kapan pun, tanpa menimbulkan konsekuensi
merugikan.
9. Kontak Person Peneliti
Nama : Adila Rahana
Institusi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Hp : 085645229180
Email : adila.rahana-2015@fkm.unair.ac.id

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


102
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 3

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN


UNTUK WALI MURID KADER UKS DAN KADER TIWISADA SLBN
PEMBINA TINGKAT NASIONAL KEC.LAWANG, KAB. MALANG

1. Penjelasan Singkat Penelitian


Penelitian ini berjudul “Kajian Strategi Promosi Kesehatan di Sekolah pada
SLBN Pembina Tingkat Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang”. Penelitian ini
merupakan penelitian yang akan menganalisis strategi promosi kesehatan di
sekolah pada SLB
2. Perlakuan Terhadap Responden
Putra/Putri dari Bapak/Ibu sekalian akan diwawancarai mengenai promosi
kesehatan di sekolah yang diterapkan melalui program UKS. Peneliti
membutuhkan sekitar 45 menit untuk melakukan wawancara tersebut.
3. Manfaat
Putra/Putri dari Bapak/Ibu yang terlibat dalam penelitian ini akan mendapatkan
informasi mengenai PHBS di sekolah dalam bentuk leaflet.
4. Insentif
Putra/Putri dari Bapak/Ibu akan mendapatkan makan siang dan souvenir
berupa alat tulis sebagai ucapan terima kasih atas partisipasinya.
5. Bahaya Potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan Putra/Putri dari
Bapak/Ibu sebagai subjek penelitian.
6. Kerahasiaan Data
Data yang diambil akan dipublikasikan secara terbatas tanpa menyebutkan
nama, alamat, nomor telepon, atau identitas penting lainnya yang dianggap
rahasia. Data yang diambil akan disimpan selama satu tahun, setelah itu data
akan dimusnahkan.
7. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2017.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


103
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

8. Hak Undur Diri


Keikutsertaan Putra/Putri dari Bapak/Ibu sebagai subjek penelitian ini bersifat
sukarela dan berhak untuk mengundurkan diri kapan pun, tanpa menimbulkan
konsekuensi merugikan.
9. Kontak Person Peneliti
Nama : Adila Rahana
Institusi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Hp : 085645229180
Email : adila.rahana-2015@fkm.unair.ac.id

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


104
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 4

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN


UNTUK WARGA DI SEKITAR SLBN PEMBINA TINGKAT NASIONAL
KEC.LAWANG, KAB. MALANG

1. Penjelasan Singkat Penelitian


Penelitian ini berjudul “Kajian Strategi Promosi Kesehatan di Sekolah pada
SLBN Pembina Tingkat Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang”. Penelitian ini
merupakan penelitian yang akan menganalisis strategi promosi kesehatan di
sekolah pada SLB.
2. Perlakuan Terhadap Responden
Bapak/Ibu akan diwawancarai mengenai promosi kesehatan di sekolah yang
diterapkan melalui program UKS. Peneliti membutuhkan sekitar 30-45 menit
untuk melakukan wawancara tersebut.
3. Manfaat
Bapak/Ibu yang terlibat dalam penelitian ini akan mendapatkan informasi
mengenai PHBS dalam bentuk leaflet.
4. Insentif
Bapak/Ibu yang berpartisipasi akan mendapatkan makan siang dan souvenir
berupa handuk sebagai ucapan terima kasih atas partisipasinya.
5. Bahaya Potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan Bapak/Ibu
sebagai subjek penelitian.
6. Kerahasiaan Data
Data yang diambil akan dipublikasikan secara terbatas tanpa menyebutkan
nama, alamat, nomor telepon, atau identitas penting lainnya yang dianggap
rahasia. Data yang diambil akan disimpan selama satu tahun, setelah itu data
akan dimusnahkan.
7. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2017.

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


105
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

8. Hak Undur Diri


Keikutsertaan Bapak/Ibu sebagai subjek penelitian ini bersifat sukarela dan
berhak untuk mengundurkan diri kapan pun, tanpa menimbulkan konsekuensi
merugikan.
9. Kontak Person Peneliti
Nama : Adila Rahana
Institusi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Hp : 085645229180
Email : adila.rahana-2015@fkm.unair.ac.id

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


106
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 5

INFORMED CONSENT
(KESEDIAAN SETELAH PENJELASAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :
Alamat :
No HP :
menyatakan telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian dengan judul
“Kajian Strategi Promosi Kesehatan di Sekolah pada SLBN Pembina Tingkat
Nasional Kec. Lawang, Kab. Malang”. Penjelasan tersebut meliputi :
1. Keterangan ringkas penelitian
2. Perlakuan terhadap responden
3. Manfaat
4. Insentif
5. Bahaya potensial
6. Kerahasiaan data
7. Waktu pelaksanaan
8. Hak undur diri
9. Kontak person peneliti
Dan setelah mendapat waktu yang cukup untuk berpikir dan bertanya maka saya
secara sukarela menyatakan bahwa *saya/putra/putri saya (bersedia/tidak
bersedia*) menjadi subjek penelitian ini.
*) coret salah satu

Surabaya,...Oktober 2017

Peneliti, Informan,

(Adila Rahana) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
Saksi,

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


107
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 6

PANDUAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH, GURU UKS, TIM


PEMBINA, KOMITE SLBN PEMBINA TINGKAT NASIONAL
KEC. LAWANG, KAB. MALANG

IDENTITAS INFORMAN
Nama :.................................
Umur :.................................
Jabatan :.................................
Pendidikan :.................................

A. PERTANYAAN TENTANG HEALTHY PUBLIC POLICY


1. Bagaimana penerapan peraturan yang ada di sekolah?
2. Apakah ada sanksi bagi yang melanggar peraturan yang sudah ada?
3. Bagaimana pengawasan terhadap pelaksanaan 7K (ketaqwaan, keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan)?

B. PERTANYAAN TENTANG SUPPORTIVE ENVIRONTMENT


1. Bagaimana perilaku siswa dalam dalam berperilaku hidup bersih dan sehat
di sekolah?

C. PERTANYAAN TENTANG REORIENT HEALTH SERVICES


1. Menurut Anda, apakah warga sekolah perlu dilibatkan dalam pihak
pemberi pelayanan kesehatan atau hanya penerima pelayanan saja?
2. Bagaimana peran siswa selama ini dalam hal sebagai pihak pemberi
pelayanan kesehatan?

D. PERTANYAAN TENTANG PERSONAL SKILL


1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan yang sudah
diajarkan?
2. Apakah siswa mampu menerapkan beberapa keterampilan tertentu dalam
kehidupan sehari-hari? (misalnya cuci tangan, pemilihan makanan sehat)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


108
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Keterampilan kesehatan apa saja yang sudah diberikan kepada siswa?

E. PERTANYAAN TENTANG COMMUNITY ACTION


1. Kegiatan kesehatan apa saja yang sudah pernah dilaksanakan di SLBN ini?
2. Kelompok kerja apa saja yang sudah terbentuk di SLB ini?
3. Siapa saja unsur yang terlibat di masing-masing kelompok kerja?
4. Adakah kegiatan pemberantasan jentik nyamuk yang dilakukan oleh warga
sekolah secara rutin?

F. PERTANYAAN TENTANG STRATEGI PEMBERDAYAAN


1. Penyuluhan apa saja yang sudah pernah didapatkan oleh siswa selama ini?
2. Bagaimana keaktifan siswa dalam kegiatan penyuluhan tersebut?
3. Keterampilan apa saja yang sudah diberikan kepada siswa selama ini?
4. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti keterampilan tersebut?
5. Sejauh mana siswa dapat mengikuti keterampilan tersebut?
6. Apakah ada lembar evaluasi yang digunakan untuk pelaporan mengenai
perkembangan keterampilan yang sudah dipelajari oleh siswa?

G. PERTANYAAN TENTANG STRATEGI BINA SUASANA


1. Apakah warga juga dilibatkan dalam kegiatan program UKS ini?
2. Dalam kegiatan apa saja warga dilibatkan?
3. Apakah Pak RT, Pak RW, dan tokoh agama setempat juga memberikan
dukungan dalam program UKS ini?
4. Dalam hal apa saja dukungan yang diberikan oleh Pak RT, Pak RW, dan
tokoh agama setempat dalam program UKS ini?
5. Apakah ada kegiatan bersama warga yang dilakukan secara rutin?
6. Kegiatan apa saja yang dilakukan bersana warga ?
7. Apakah kegiatan ini hanya berlangsung ketika lomba saja atau tetap
berjalan sampai sekarang?

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


109
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

H. PERTANYAAN TENTANG STRATEGI ADVOKASI


1. Apakah ada rapat pembentukan Tim Pelaksana UKS?
2. Apakah ada rapat penyusunan program kerja kegiatan UKS di sekolah?
3. Apakah ada rapat kerja koordinasi dalam pelaksanaan program kerja?
4. Apakah ada rapat rutin koordinasi dalam pelaksanaan program kerja?
5. Apakah ada kegiatan seperti seminar atau presentasi yang dihadiri oleh
beberapa pejabat mulai tingkat RT/RW sampai Nasional untuk mendukung
pelaksanaan program UKS?

I. PERTANYAAN TENTANG STRATEGI KEMITRAAN


1. Siapa saja yang dilibatkan dalam rapat pembentukan tim pelaksana UKS
tersebut?
2. Apakah ada Komite sekolah/orang tua siswa yang dilibatkan dalam
pembentukan tim pelaksana ini?
3. Apakah pihak kecamatan dilibatkan dalam rapat mengenai program UKS
ini?
4. Apakah Puskesmas rutin melaksanakan kunjungan ke SLBN ? Berapa kali
dalam setahun?
5. Saat Puskesmas melakuakn kunjungan ke sekolah, kegiatan yang dilakukan
berupa apa saja?
6. Bagaimana kerja sama yang terjalin oleh sekolah dengan Tim Pembina UKS
Tingkat Kecamatan
7. Apakah kerja sama ini tetap terjalin meskipun LLSS sudah selesai
dilaksanakan?
8. Dalam bentuk apa kerja sama yang dilakukan selama ini?

J. UMUM
1. Hambatan apa saja yang ditemui sejauh ini pada program UKS ini?
2. Bagaimana sekolah mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi
tersebut?
3. Apa harapan Anda untuk meningkatkan program UKS di SLB?

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


110
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 7

PANDUAN WAWANCARA UNTUK KADER TIWISADA DAN KADER


UKS SLBN PEMBINA TINGKAT NASIONAL KEC.LAWANG,
KAB.MALANG

Nama Peserta :.....................................


Kelas :.....................................
Umur :.....................................

1. Menurut Adik-Adik, kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan oleh sekolah
untuk mendukung keberhasilan program UKS ?
2. Bagaimana penerapan peraturan yang sudah dibuat oleh sekolah selama ini?
3. Bagaimana peran Adik-Adik sebagai kader Tiwisada dalam program UKS ini?
4. Kegiatan apa saja yang sudah Adik laksanakan untuk mendukung keberhasilan
program UKS ini?
5. Apakah ada kegiatan pembinaan rutin yang diberikan sekolah atau puskesmas
kepada Adik-Adik selama ini? Kegiatan seperti apa?
6. Keterampilan seperti apa yang sudah diberikan oleh sekolah kepada Adik-Adik
untuk mendukung keberhasilan program UKS?

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


111
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 8

PANDUAN OBSERVASI KAJIAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN


DI SEKOLAH PADA SLBN PEMBINA TINGKAT NASIONAL KEC.
LAWANG, KAB. MALANG

Substandar Keberadaan Keadaan


Keterangan
No.A. Healthy Public Policy Ada Tidak Baik Buruk
Terdapat kebijakan mengenai
1. pemeliharaan ruang dan
bangunan sekolah
Terdapat peraturan dalam
2. penggunaan fasilitas di taman
sekolah
Terdapat kebijakan dalam
3. pemeliharaan fasilitas yang
ada di area taman
Terdapat SOP cara cuci tangan
4. di setiap wastafel yang ada di
area sekolah
Terdapat peraturan mengenai
5. penggunaan fasilitas toilet di
sekolah
Terdapat kebijakan mengenai
6.
pemeliharaan toilet di sekolah
Terdapat peraturan mengenai
7. pengolahan makanan di kantin
sekolah
Terdapat peraturan mengenai
8. penyajian makanan di kantin
sekolah
Terdapat peraturan mengenai
9. penyimpanan makanan di
kantin sekolah
Terdapat kebijakan mengenai
10. pengelola atau pengurus
kantin sekolah
Terdapat peraturan larangan
11.
merokok di sekolah
Terdapat peraturan larangan
12.
menggunakan NAPZA
Terdapat peraturan
13. pembuangan sampah di
sekolah

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


112
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Terdapat peraturan pemisahan


14.
sampah di sekolah
Terdapat kebijakan mengenai
15.
pengolahan sampah di sekolah

Substandar Keberadaan Keadaan Keterangan


No.
B. Supportive Environment Ada Tidak Baik Buruk
1. Tersedia toilet sehat di sekolah
Tersedia pemisahan toilet laki-
2.
laki dan perempuan
Tersedia sarana cuci tangan di
3.
toilet
Tersedia sabun cuci tangan di
4.
toilet
Tersedia sarana cuci tangan di
5.
area sekolah selain di toilet
Tersedia tempat sampah di
6.
setiap ruangan
Tersedia tempat pembuangan
7.
sampah sementara
Tersedia tempat pembuangan
8.
sampah akhir
Terdapat sarana pembuangan
9.
air limbah
10. Tersedia kantin sekolah
11. Tersedia air bersih
Tersedia larangan untuk tidak
12.
merokok di sekolah
Tersedia himbauan untuk
13. membuang sampah pada
tempatnya
Terdapat kegiatan untuk
14.
pemberantasan jentik nyamuk
Tersedia tempat ibadah di
15.
sekolah
Tersedia area penghijauan di
16.
taman sekolah
17. Tersedia halaman sekolah

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


113
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LINGKUNGAN NONFISIK
Perilaku warga sekolah dalam
menjaga kebersihan dan
kerapihan lingkungan
d. Membuang sampah pada
tempatnya
18.
e. Cuci tangan pakai sabun
sebelum dan setelah
melakukan aktivitas
f. Memilih makanan dan
minuman yang sehat, dll.
(.........................................)

Substandar Jawaban Keadaan Keterangan


No.
C. Community Action Ya Tidak Baik Buruk
Terdapat kerja bakti bersama
1.
di sekolah
Terdapat kerja bakti
2.
kebersihan kelas
Terdapat lomba kebersihan
3.
kelas
Pelaksanaan kegiatan majalah
4.
dinding
5. Pelaksanaan piket kelas
Terdapat organisasi bidang
6. kesehatan di sekolah seperti
PMR

Substandar Jawaban Keadaan Keterangan


No.
D. Personal skill Ya Tidak Baik Buruk
Setiap individu dapat
1. mematuhi peraturan yang ada
di sekolah
Setiap individu melakukan
2. cuci tangan sebelum dan
sesudah beraktivitas
Pelaksanaan pendidikan
kesehatan melalui kegiatan
3. kurikuler (Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan)

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


114
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Memberikan pelatihan suatu


4.
keterampilan pada siswa
Memberikan ceramah tentang
5. kesehatan dan kebersihan
pribadi
Memberikan penyuluhan
6. mengenai makanan dan
minuman sehat

Substandar Jawaban Keadaan Keterangan


No.
E. Community Action Ya Tidak Baik Buruk
Terdapat kerja bakti bersama
1.
di sekolah
Terdapat kerja bakti
2.
kebersihan kelas
Terdapat lomba kebersihan
3.
kelas
Pelaksanaan kegiatan majalah
4.
dinding
5. Pelaksanaan piket kelas
Terdapat organisasi bidang
6. kesehatan di sekolah seperti
PMR

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


115
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 9

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


116
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 10

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


117
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 11

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


118
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 12

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


119
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 13

DOKUMENTASI HASIL UJI LABORATORIUM


NILAI GIZI BAKSO APEL

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA


120
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 14

DOKUMENTASI HASIL UJI LABORATORIUM SARI APEL

SKRIPSI KAJIAN STRATEGI PROMOSI ... ADILA RAHANA

Anda mungkin juga menyukai