SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
1111101000070
PEMINATAN GIZI
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017/1438 H
ka n sa
ri N
ii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN GIZI
ABSTRAK
Kurang berfungsinya posyandu disebabkan karena kemampuan kader di
posyandu yang masih rendah. Maka dari itu, sering ditemukannya penurunan
kinerja posyandu, keterhambatan dalam proses penyampaian informasi dan pesan-
pesan gizi, penurunan jumlah balita yang datang serta ketidak akuratan data pada
proses pelaksanaan kegiatan. Di Puskesmas Rengas sendiri, sebanyak 46,7%
kader berpengetahuan rendah dan sebanyak 53,3% kader kurang terampil.
iii
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH
SPECIALISATION NUTRITION
ABSTRACT
Lack of a functioning Posyandu is because the ability of cadres in
Posyandu are still low. Therefore, often finding of decreased performance
posyandu, delays in the delivery of information and messages of nutrition,
decreased the number of children who come and inaccurate data in the process of
implementation. In Rengas Health Center's, as much as 46.7% lower cadre of
knowledgeable and 53.3% less skilled cadres.
The results of the analysis conducted it is known that there are significant
differences between before and after training in the treatment group. It is can
proved that the training can have an effect on increasing the knowledge and skills
of posyandu cadres. After the intervention, the researcher hopes that the public
health center can refresh and apply audiovisual media in the next training process.
iv
v
vi
a u¹' ç¸ u¹' ¸ ç¸ --------
˚
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI :
PENGALAMAN BEKERJA
vii
Bencana bersama ACT dan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Tahun 2014.
- Volunteer Kegiatan Pelatihan Tanggap Darurat
Bencana bersama ACT dan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Tahun 2014.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang atas limpahan Rahmat da
Nya.
Skripsi ini disusun dengan berbekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh selam
menyusun Skripsi yang berjudul “Efek Pelatihan Terhadap Peningkatan
2017”.
bahwa Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT dan Bapak, Ibu tercinta beserta Adik tersayang (Andini
x
2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM., MKM., Ph.D selaku ketua Program Studi
banyak meluangkan
UIN Syarif waktuJakarta
Hidayatullah dan memberikan masukan kepada penulis.
7.3. Ibu
Ibu Dela
Yuli Aristi,
Amran,MKM selaku
SKM., MKM dosen Penguji
selaku dosenIIpembimbing
yang telah banyak
I yang
meluangkan
telah banyakwaktu dan memberikan
membantu masukan
penulis dari kepada
mulai awal penulis. sampai
pembinaan
8. Ibu DR.
akhir Hera Nurlita,
penulisan M.Kes
Skripsi ini. selaku dosen Penguji III yang telah
4. banyak meluangkan
Ibu Ratri waktuSKM.,
Ciptaningtyas, dan memberikan masukan
MHS selaku dosen kepada penulis.II
pembimbing
9. Ibu Dra.
yang Hj.banyak
telah Nenengmembantu
Komariah penulis
selaku orang tua yang
dari mulai awaltelah banyak
pembinaan
membantu penulis
sampai akhir dari awal
penulisan hingga
Skripsi ini. akhir penulisan skripsi ini.
10.
5. Bapak Drs. Herry
Ibu Raihana Sumardih,
Nadra, MKM M.Si,
selakuDR.H.
dosen Ma’rifat, MA, dan
penguji pada saat DR. Dien
seminar
Samsudin,
proposal MA
yangyang telahbanyak
telah banyak memberikan
membantu penulis.
masukan pada saat
penulisan
xi
11. Bapak Drs. H. Amas Rachmadi (Om H. Gatot) dan Drs. H. Suhardy
15. Teman
(Papah– teman seperjuangan
Andien) yang telahGizi UIN 2011
banyak (PANCI) yang
memberikan senantiasa
dorongan dan
memberikan semangat yang berapi-api dan juga informasi kepada
membantu penulis.
12.penulis
Bapak dalam
KH. proses penulisan
Djamhari Skripsi LC
Abduljalal, ini. selaku pimpinan Ponpes
14.penuh kasih
Saudari Dwisayang.
Rahmawati, Renita Pertiwi, Alvina Yarra Putri dan
18. Kakak
LatanzaYunita
Shima Kurniawati, S.Pd, selalu
Dayyana yang Abangsabar
Abdul
dan Haris, Abang
memberikan
Hariyansyah,
semangat Abang Novi Hamdani, Amd dan Abang Rivqi yang
xii
senantiasa membantu penulis dalam penyediaan fasilitas pada proses
Terimakasih atas segala semangat serta bantuan baik yang tersirat maupun tersurat. Semoga Allah m
lagi.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN.......................................................................................................xviii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................11
3.2. Definisi Operasional.......................................................................................44
3.3. Hipotesis.........................................................................................................45
2.1. Pengetahuan....................................................................................................11
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN........................................................................46
2.2. Keterampilan..................................................................................................20
4.1. Desain Penelitian............................................................................................46
2.3. Pelatihan.........................................................................................................21
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................47
2.4. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pelatihan.....................................30
4.3. Populasi dan Sample Penelitian......................................................................48
2.5. Narasumber/Trainee.......................................................................................33
4.4. Intervensi/Perlakuan.......................................................................................51
2.6. Kader..............................................................................................................35
4.5. Jenis Data.......................................................................................................61
2.10. Kerangka Teori...............................................................................................41
4.6. Instrumen Penelitian.......................................................................................61
BAB III KERANGKA KONSEP....................................................................................42
4.7. Cara Pengukuran Variabel..............................................................................67
3.1. Kerangka Konsep...........................................................................................42
xv
4.8. Pengolahan Data.............................................................................................68
6.3.
5.2. Efek Pelatihan
Gambaran Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Keterampilan
Dan Keterampilan Kader..............................94
Kader Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Intervensi
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................105
..........................................................................................................................
7.1. Kesimpulan...................................................................................................105
75
7.2. Saran.............................................................................................................107
5.3. Karakteristik Individu Kader Posyandu............................................................77
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................109
5.4. Efek Pelatihan Kader Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan
LAMPIRAN...................................................................................................................119
Keterampilan Kader
..........................................................................................................................
78
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2. Gambaran Pengetahuan dan Keterampilan Kader Sebelum dan Sesudah
Pelatihan75
Tabel 5.4. Perubahan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Sebelum dan Sesudah
Keterampilan.............................................................................................82
xv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan sektor kesehatan di Indonesia diarahkan untuk memperluas jangkauan dan menin
masyarakat yang memiliki peran amat penting dalam mendekatkan upaya
peningkatan status gizi masyarakat serta kesehatan ibu dan anak. Salah
2007).
1
Kemudian mengerucut kembali pada daerah Tangerang Selatan pada
tahun 2012 tercatat sebanyak 3,1 % dari jumlah balita yang mengalami masalah gizi. Masal
tingkat masyarakat. (Kemenkes, 2013).
karena kemampuan kader di posyandu yang masih rendah. Maka dari itu,
balita yang datang serta ketidak akuratan data pada proses pelaksanaan
kegiatan.
2
Tingkat kemampuan, ketelitian dan akurasi data yang dikumpulkan
kaderKemudian
masih rendah,
padapada penelitian
tahun 2009 yang dilakukan
diperoleh dataoleh
68%Sukiarko
kader pada
tidak
tahun 2007 menggambarkan
melakukan bahwa sebanyak
penimbangan sesuai dengan 90% (31 Orang)
prosedur kader
pengukuran
membuat kesalahan.
antopometri Salahdan
pada bayi satu balita,
kesalahan kader yang
sehingga hasil paling sering
pengukuran
dijumpai adalah
antropometri teknikdiperoleh
yang penimbangan yang akurat.
kurang kurang tepat.
Hal Lebih jauh
ini dapat
lagi, hanya 40,7%
menggambarkan kader yang tahu
keterampilan kadermanfaat Kartu
posyandu di Menuju Sehat (KMS)
daerah tersebut dalam
yang sekarang
pengukuran berubah menjadi
antropometri masih buku KIAkarena
rendah (Kesehatan Ibu pengukuran
standar dan Anak)
untuk konseling
antropometri yanggizi. Serupa dilakukan
seharusnya dengan hasil studi
kader yangmencapai
yakni dilaksanakan
80%.
Bidan desa Brekat
Peningkatan jumlah pada
kadertahun
yang 2008, dari 25
melakukan kader yang
kesalahan dari menimbang
tahun 2008
bayi dan
sampai balita
tahun dapat
2009 dikatakan
juga menjadibahwa
salah sebagian besaryang
satu keadaan (60%)harus
kaderdi
tidak melakukan
perhatikan penimbangan sesuai dengan prosedur pengukuran
(Hida, 2011).
antropometri
3
Penelitian yang dilakukan oleh Hida pada tahun 2011 menyatakan
4
Berdasarkan hasil uji t tidak berpasangan yang dilakukan oleh
didapat mengelola
Puskesmas pembelajaran
Rengas dengan bahwa
yang mengatakan baik dalam
kaderberbagai aspeknya,
masih sangat butuh
antara lain
pelatihan darirutin
yang segiagar
pemilihan metode,
tetap atau media,
bahkan lebih pendekatan dan teknik
terampil. Dalam proses
mengajar. yang
wawancara Seiring dengankepada
dilakukan berkembangnya arus teknologi
kader dapat dikatakan dan
bahwa kader
komunikasi,
memang maka
masih perlupelatihan
butuh dilakukansebagai
inovasi bentuk
pendidikan agar teknologi
penyegaran terkait
dapat dimanfaatkan
pengetahuan dalaminiproses
yang selama mencetak
di dapat. sumber
Dari hasil daya manusia
wawancara tersebut,
dengan merasa
peneliti memperhatikan
penting untuk membahas tentang efek pelatihan kader
5
guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dilihat dari
Susanto (2010) mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah
dengar. Penggunaan media audio visual merupakan salah satu usaha
tidak begitu memuaskan. Alternatif lain dari metode serta media yang
6
1.2. Rumusan Masalah
Sebanyak 46,7% memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan sebanyak 53,3% memiiki k
pada tahun 2017.
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana gambaran pengetahuan dan keterampilan kader terhadap kegiatan pemantauan statu
Puskesmas Rengas pada tahun 2017 sebelum dan sesudah diberikan
pelatihan?
7
mengenai efek pelatihan kader guna meminimalisir terjadinya
Kesehatan
ketidak Kabupaten/Kota
akuratan setempat pada
data serta kesalahan dalam hal metode
proses untuk
penimbangan
kegiatan pelatihan kader posyandu dalam pengelolaan pelayanan
balita.
Posyandu.Praktis
1.5.2. Manfaat
-- Sebagai
Secara bagian dari tugasyang
praktis, pelatihan peneliti dalam
dilakukan kegiatan
pada di bidang
kader diharapkan
pendidikan serta pengabdian
mampu meningkatkan kepada masyarakat
pengetahuan dan dapat
serta keterampilan
menjadi informasi
khususnya pada dan masukan bagi
pemantauan penelitian
status lain yang ingin
gizi. Penelitian ini
melakukan
diharapkan penelitian tentang
pula dapat efek pelatihan
menjadi masukan kader posyandu
dan memberi
terhadap
gambaranpeningkatan pengetahuan
terhadap metode – metode dan keterampilan
promosi kesehatan dalam
yang
kegiatan pemantauan
bisa diterapkan status gizi untuk
di posyandu di Posyandu.
mengatasi keterhambatan
8
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan Khusus
9
Sungguhan (True Eksperimental), yakni dengan memberikan perlakuan
media visual saja. Penelitian ini dimulai sejak Februari sampai selesai
tahun 2017.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Krathwohl (2002) mengatakan bahwa, ada empat macam pengetahuan, yaitu: pengetahuan faktua
Pengetahuan Faktual (Factual knowledge): pengetahuan yang
11
terminologi: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan tentang
dan pengetahuan
semuanya berfungsi bersama-sama.
tentang kejadian, Pengetahuan
orang, waktu konseptual
dan informasi lain
mencakup skema, sangat
yang sifatnya model spesifik.
pemikiranBeberapa
dan teoricontoh
baik yang implisit
pengetahuan
maupun eksplisit.
tentang bagianAda tigadan
detail macam pengetahuan
unsur-unsur, konseptual,
misalnya yaitu
pengetahuan
pengetahaun tentang
tentang nama klasifikasi
tempat dan kejadian,
dan waktu kategori, pengetahuan
pengetahuantentang
tentang
12
berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang
dari sejumlah
klasifikasi dan fakta, kejadian
kategori dan pengetahuan
merupakan saling keterkaitan antara
yang sangat
sejumlah fakta.pengetahaun
penting sebab Prinsip dan ini
generalisasi biasanya
juga menjadi cenderung
dasar bagi siswa
sulit
dalamuntuk dipahami siswainformasi
mengklasifikasikan apabila siswa belum sepenuhnya
dan pengetahuan. Tanpa
menguasai
kemampuanfenomena-fenomena yang
melakukan klasifikasi danmerupakan
katagorisasibentuk yang
yang baik
“teramati”
siswa akandari kesulitan
suatu prinsip atau generalisasi.
dalam Beberapacontoh
belajar. Beberapa contoh
pengetahuan
pengetahuan tentang
tentang prinsip dandan
klasifikasi generalisasi: pengetahuan
kategori: pengetahuan
tentang
tentang hukum Mendel, kalimat,
bagian-bagian pengetahuan tentang seleksi
pengetahuan tentangalamiah
masa
dan pengetahuan
geologi tentang prinsip-prinsip
dan pengetahuan belajar. tumbuhan.
tentang pengelompokan
3.2. Pengetahuan
Pengetahuan tentang
tentang teori, model
prinsip dan dan struktur: mencakup
generalisasi: mencakup
pengetahuan
abstraksi hasiltentang prinsip
observasi dan yang
ke level generalisasi dan saling
lebih tinggi, yaitu
keterkaitan
prinsip antara keduanya yang menghasilkan kejelasan
13
terhadap suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang
teori, model dan struktur merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rum
model atom.
14
aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan
metode tertentu
tentang teknik dan yang
metode sebaiknya digunakanbagaimana
lebih mencerminkan dengan
mempertimbangkan situasitersebut
ilmuwan dalam bidang dan kondisi yangdan
berpikir dihadapi saat itu.
memecahkan
Beberapa contoh
masalah yang pengetahuan
dihadapi. jenis
Beberapa ini misalnya:
contoh pengetahuan
pengetahuan jenis ini
tentang
misalnya,kriteria untuk
pengetahuan menentukan
tentang jenis-jenis
metode penelitian yang tulisan,
sesuai
pengetahuan
untuk suatutentang kriteria pemilihan
permasalahan sosial danrumus yang sesuai
pengetahuan untuk
tentang
memecahkan
metode ilmiah.masalah, dan pengetahuan memilih metode
15
seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar
2. Pengetahuan
akan pikirannya tentang tugasbanyak
dan semakin kognitif, termasuk
tahu tentang di dalamnya
kognisi dan
pengetahuan
apabila siswa bisatentang
mencapaikonteks dan mereka
hal ini maka kondisiakan
yang
lebihsesuai:
baik
1. diperlukan untukstrategik:
Pengetahuan mengerjakan tugas tertentu
mencakup serta pemilihan
pengetahuan tentang
strategi
strategikognitif
umum yang sesuai
untuk dalamberpikir
belajar, situasi dan
dankondisi tertentu.
memecahkan
Beberapa
masalah. contoh pengetahaun
Pengetahuan jenis inijenis
dapatinidigunakan
misalnya:bukan
pengetahuan
hanya
bahwa
dalam buku
suatu pengetahuan lebih
bidang tertentu sulitjuga
tetapi dipahami
dalam dari pada buku
bidang-bidang
populer danBeberapa
yang lain. pengetahuan bahwa
contoh meringkas
pengetahuan jenisbisa digunakan
ini misalnya:
untuk meningkatkan
pengetahuan bahwapemahaman.
mengulang-ulang informasi merupakan
3. Pengetahuan
salah satu caratentang
untuk diri sendiri:danmencakup
mengingat pengetahuan
pengetahuan tentang
tentang
strategi kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar.
perencanaan
16
Salah satu syarat agar siswa dapat menjadi pembelajar yang
a. Pendidikan
mandiri adalah kemampuannya untuk mengetahui dimana
Pendidikan
kelebihan berarti bimbingan yang
dan kekurangan sertadiberikan seseorang
bagaimana kepada
mengatasi
orang lain terhadap
kekurangan tersebut.sesuatu hal agar
Beberapa mereka
contoh dapat memahami.
pengetahuan jenis ini
Tidak dapat
misalnya: dipungkiri
pengetahuan bahwa
bahwa semakin
seseorang yangtinggi pendidikan
ahli dalam suatu
seseorang makatentu
bidang belum semakin mudahbidang
ahli dalam pula lain,
mereka menerima
pengetahuan
informasi dan pada
tentang tujuan yangakhirnya semakindan
ingin dicapai banyak juga pengetahuan
pengetahuan tentang
yang dimilikinya.
kemampuan Sebaliknya,
yang dimiliki jika seseorang
dalam mengerjakan tingkat
suatu tugas.
pendidikannya
Menurut Mubarak,rendah, maka akan
dkk (2007) menghambat
pengukuran perkembangan
pengetahuan dapat
materi yang
yangdiperkenalkan.
ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
Adapun
17
b. Pekerjaan
dan dewasa.
Lingkungan pekerjaan dapat mejadikan seseorang
d. Minat
memperoleh pengalaman atau pengetahuan baik secara
Sebagai
langsungsuatu kecenderungan
ataupun tidak langsung.atau keinginan yang tinggi
c. terhadap
Umur sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba
dan menekuni
Dengan suatu hal
bertambahnya umurdan pada akhirnya
seseorang maka akandiperoleh
terjadi
pengetahuan yang lebih
perubahan aspek mendalam.
fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan
e. Pengalaman
pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan.
Pengalaman adalah ukuran,
Pertama, perubahan suatu kejadian yang
lalu kedua, pernah proporsi
perubahan dialami
seseorang
dan ketiga dalam berinteraksi
hilangnya dengan
ciri-ciri lama, lingkungannya.
keempat, Ada
timbulnya ciri-
kecenderungan pengalaman
ciri baru. Ini terjadi akibat yang kurang baik
pematangan fungsiseseorang akan
organ. Pada
berusaha
aspek untuk melupakan namun jika pengalaman terhadap
18
obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan
g. Informasi
timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam
Kemudahan untuk danmemperoleh
emosi kejiwaannya suatu
akhirnya dapat informasi sikap
pula membentuk dapat
membantu
positif dalammempercepat
kehidupannya. seseorang untuk memperoleh
f. pengetahuan
Kebudayaan yang baru. sekitar
lingkungan
Dari Kebudayaan
penelitian yang dilakukan
dimana Wahyutomo
kita hidup (2010) terbukti
dan dibesarkan bahwa
mempunyai
perilaku yang didasari
pengaruh oleh
besar pengetahuan
terhadap akan lebih
pembentukan langgeng
sikap kita. dari pada
Apabila
perilaku dalam
yang tidak
suatu didasari
wilayaholeh pengetahuan.
memiliki budayaPengetahuan dapat
untuk menjaga
diartikan kebersihan
tahu atau mengerti sesudah
lingkungan melihat
maka (menyaksikan,
sangat mengalami
mungkin masyarakat
atau diajar). Pengetahuan
sekitarnya kadersikap
mempunyai dapatuntuk
meningkat
selalu seiring
menjagadengan lama
kebersihan
manjadi lingkungan
kader, pengalaman di lapangan
karena lingkungan dalam
sangat menanganidalam
berpengaruh kasus dan
pelatihan-pelatihan
pembentukanyang telah
sikap diikuti.
pribadi atauDengan pengetahuan yang
sikap seseorang.
19
bertambah diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik
2.2. Keterampilan
Menurut
kepada Kamus Green
masyarakat. Besar (1956)
Bahasa
juga Indonesia
berpendapat (KBBI),
bahwa
keterampilan
pengetahuan adalah kecakapan
merupakan untuk
faktor menyelesaikan
predisposisi yangtugas. Menurut
menentukan
buku yangseseorang.
perilaku ditulis oleh Purnawanto
Penelitian (2008), keterampilan
yang dilakukan oleh Pertiwi,adalah
dkk
tugas mental
metode PBL, atau fisikmahasiswa
76,9% tertentu yang dapat diobservasi.
mempunyai pengetahuanSeringkali
tentang
keterampilan diasosiasikan
pre-eklampsia dengan
dan eklampsia kemampuan
dengan atau keterampilan
kategori cukup. fisik
Setelah peneliti
atau gerak
bersama (motorik). materi
tim memberikan Tommytentang(2009) mengatakan
pre-eklampsia bahwa
dan eklampsia
pengetahuan kedalam
NRA meningkat praktik
menjadi sehingga
kategori tercapai
baik 61,5% hasil kerjacukup
dan berkategori yang
diinginkan
38,5%. Variabel pengetahuan akan diukur dengan menggunakan
kuesioner.
20
Peningkatan keterampilan salah satunya yakni dengan
pelatihan di wilayah
melaksanakan kerja Puskesmas
pelatihan, Tarub, Kabupaten
dengan pelatihan diharapkanTegal. Variabel
pengetahuan
keterampilan akan yang
tentang kesehatan diukur dengan
lebih menggunakan
baik yang metode terhadap
dapat berpengaruh observasi
dengan indikator
perilakunya. kemampuan
Semakin banyaksecara motorik
pelatihan yangdalam menerapkan
diterima, hasil
diharapkan
pengaplikasian pengetahuan keterampilan
akan lebih meningkatkan dan pengalaman (Hida,
untuk 2011).
dapat di aplikasikan
21
yang merupakan aset penting dalam sebuah institusi. Pelatihan
Pelatihan Kesehatan,
tidak 2002).
dimiliki sebelumnya. Hasil penyelenggaraan program
Menurut Instruksi
pelatihan adalahPresiden No. kompetensi,
penguasaan 15 tahun 1974 yang ditulis
keterampilan,
oleh Sedarmayanti tahun
pengetahuan dan sikap2007, pelatihan adalah
yang sebelumnya bagian oleh
tidak dikuasai dari
pendidikan yang
peserta. menyangkut
(Pribadi, proses belajar untuk memperoleh
2014). Pelatihan dan
adalah proses
meningkatkanpembelajaran
keterampilan diluar sistem pendidikan
yang lebih yang berlaku,
menekankan
dalam waktu yang relatif
pada praktek singkat
dari pada teoridan
yangdengan metode
dilakukan yang lebih
seseorang atau
mengutamakan praktek menggunakan
kelompok dengan dari pada teoripelatihan
(Sedarmayanti,
orang 2007).
dewasa dan
2.3.2. Tujuan Pelatihan
bertujuan meningkatkan kemampuan dalam satu atau beberapa
Tujuan pelatihan adalah agar individu dalam situasi kerja
jenis keterampilan tertentu. Sedangkan pembelajaran
dapat memperoleh kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas
22
atau pekerjaan tertentu secara memuaskan. Sementara itu, Wexley
program kesehatan
dan Letham (2002)secara keseluruhan.
mengatakan bahwa Tujuan
programumum pelatihan
pelatihan dan
kader posyandu adalah
pengembangan meningkatkan
memiliki satu atau kemampuan kader posyandu
lebih tujuan-tujuan seperti
dalam
berikutmengelola
ini: dan menyampaikan pelayanan kepada masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan,
bidang keahlian atau lebih.keterampilan kader sebagai
pengelola posyandumotivasi
c. Meningkatkan berdasarkan
individukebutuhan sasaran di
untuk melaksanakan
wilayah pelayanannya.
tugas atau pekerjaannya secara memuaskan.
b. Meningkatkan pengetahuan,
Kemudian Notoatmodjo keterampilan bahwa
(2005) mengungkapkan dalam
berkomunikasi
pelatihan memiliki dengan
tujuanmasyarakat.
penting untuk
meningkatkan
23
c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan kader untuk
2.3.3. Metode Pelatihan
Wagonhurst
menggunakan(2002) mengatakan
metode bahwa
media diskusi yangsalah satu faktor
lebih partisipatif.
pemilihan metodemenggunakan
(2011) dengan pelatihan yangteknik
tepat. analisis
Pemilihan metode regresi
statistik belajar
perlu
melaluimemperhatikan besarnya
program komputer SPSS, kelompok peserta.
maka persamaan Pemilihan
regresi sesuai
metode
persamaanpelatihan
Y = a + b x.tergantung pada dapat
Persamaan tersebut tujuan, kemampuan
diartikan bahwa
mengenai metode
dengan nilai pelatihan
koefisien (r) =digunakan oleh manajer
0,93 menunjukkan untuk
tingkat meraih
hubungan
tujuan tertentu
yang sangat masih
tinggi antarajarang
kedua dilakukan. Dalam
variabel yang diteliti.penelitiannya
24
dipilih meliputi : studi kasus, video-tape, lecture, one-to-one, role
dikuasai.
play, games, computer simulations, paper and pencil, audio
pembelajaran
Dalam peserta. Setiap pelatihan
pelaksanaannya, ragam metode pembelajaran-
perlu memanfaatkan
presentasi,
metode dan diskusi simulasi, demonstrasi,
media pembelajaran bermain
yang tepat untuk peran,
memfasilitasi
pemecahan masalah
proses belajar siswadan permainan
sehingga memiliki
mampu keunggulan
mencapai tersendiri
kompetensi yang
yang dapat digunakan
diperlukan. Beragamuntuk menyampaikan
media isi atausuara
cetak (printed), materi(audio),
sebuah
program pelatihan.
gambar diam Tidak
(visual), semuabergerak
gambar metode (video),
dan media pembelajaran
multimedia dan
dapat digunakan
jaringan untuk
(internet dan memfasilitasi
web) memiliki pencapaian semua
karakteristik kompetensi
spesifik yang
program pelatihan. Setiap
dapat dimanfaatkan secara metode
optimal dan
untukmedia pembelajaran
membantu peseta
memiliki
program karakteristik tersendiri yang sesuai untuk digunakan
25
secara efektif dalam mengajarkan kompetensi yang spesifik.
Metode demonstrasi misalnya cocok untuk digunakan dalam aktivitas belajar yang me
Pemanfaatan media video juga dapat dikombinasikan untuk memperkaya pengalaman
program pelatihan oleh peserta. (Pribadi, 2014)
didengar, dibaca, dilihat atau diamati ada kalanya berhasil dan ada
26
(2011) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
Bentuk stimulusmanusia,
besar adalah ini tepat materi,
digunakan
ataubagi pesertayang
kejadian didikmembangun
yang sedang
mempelajari
kondisi yanghal-hal
membuatasing. Adapun
siswa mampuperan atau fungsi
memperoleh dari pada
pengetahuan,
media pembelajaran
keterampilan, atau itusikap.
sendiriBovee
diantaranya
(1997)adalah:
yang dikutip oleh
a. Memperjelas
Simamora pesan agar tidakbahwa
(2007) mengemukakan terlalumedia
verbalistis.
adalah alat yang
b. Mengatasi
berfungsi keterbatasan
menyampaikan pesanruang, waktu tenaga
pembelajaran. dan daya itu
Pembelajaran
sendiriindera.
merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta
c. Menimbulkan
didik, semangat
pendidik dan bahan ajar.belajar, interaksi
Komunikasi tidaklangsung antara
akan berjalan
peserta didik
tanpa bantuan saranadan sumber belajar.
penyampaian pesan atau media.
d. Memungkinkan peserta
Bentuk stimulus yangbelajar
dapatmandiri sesuai
digunakan denganmedia
sebagai bakat
dan kemampuan
adalah hubungan visual, auditori serta
atau interaksi kinestetiknya.
manusia, realita, gambar
yang
27
e. Memberi stimulus yang sama, membandingkan pengalaman
disebutmenyajikan
individu.bahan mencakup
AECT proyektorfor
(Assosiation OHP,Educational
slide, film
tape recorder.
Communication and Technology) membedakan enam jenis
e. Teknik.
sumber Merupakan
belajar yang cara (prosedur)
dapat digunakan yang
dalam proses digunakan
belajar, yaitu:
b. tujuan pembelajaran,
Individu. Mencakup seperti ceramah,
pendidik, permainan/simulasi,
orang tua, tenaga ahli
tanya jawab dan sosiodrama (roleplay).
dan sebagainya.
28
f. Latar (setting) atau lingkungan. Mencakup pengaturan
Media pembelajaran ini berupa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardw
dalam Simamora (2009):
29
2.4. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pelatihan
Donald dan James Kirkpatrick (2007) yang dikutip oleh Pribadi (2014) mengemukaka
dapat menciptakan sebuah program pelatihan yang efektif, yaitu:
Program pelatihan didasarkan kepada kebutuhan atau masalah yang dihadapi oleh organisa
Program pelatihan didasarkan pada tujuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh pes
Jadwal penyelenggaraan program pelatihan tersusun dengan baik.
Latar belakang peserta program sesuai dengan kompetensi program yang akan dilatihkan.
Instruktur memiliki kualifikasi baik dan kompeten dalam bidang
yang dilatihkan.
program.
30
1. Materi yang dibutuhkan
6. Peserta
Materi pelatihan
disusun dari estimasi kebutuhan tujuan latihan, kebutuhan
Sangat
dalam penting
bentuk untuk memperhitungkan
pengajaran keahlian tipe pekerjamenyajikan
khusus, dan jenis
3. tingkat belajar,instruktur
Kemampuan tingkat tingkah
pelatihanlaku kerja, tingkat organisasi dan
nilai akhir.sumber-sumber informasi yang lain yang mungkin
Mencari
Sedangkan, menurut
berguna dalam Depkes (2004),
mengidentifikasi suatu pelatihan.
kebutuhan keberhasilan pelatihan
31
1. Masukan (input) mencakup tiga kelompok yaitu: 1) perangkat
tujuan
keras pelatihan.
berupa sarana dan prasarana yang meliputi tempat
4. Dampak
belajar, adalah suatu laboratorium
alat bantu, perubahan yang
dan terjadi akibat adanya
perpustakaan yang
intervensi
dibutuhkanmelalui
dalampelatihan.
proses pembelajaran. 2) perangkat lunak
5. Evaluasi adalah penilaian
adalah rancangan proses dari seluruh komponen
pembelajaran dan dari
yang terdiri sub
komponen
kurikulum, masukan, proses, luaran jadwal
proses pembelajaran, dan dampak daribahan
kegiatan, suatu
kegiatan pelatihan.
belajar/modul; 3) sumber daya manusia diklat yang terdiri dari
6. Lingkungan yaitu hal-hal
peserta pelatihan, pelatih yang mempengaruhi pelatihan.
dan penyelenggaraan pelatihan.
Penelitian
2. Proses yang
adalahdilakukan oleh Zaciewski
proses pembelajaran yang pada tahunselama
berjalan 2011
mengatakan bahwadilakukan,
pelatihan faktor-faktor yang
yaitu dapat
dari mempengaruhi
awal pelatihan
sampai berakhirnya
yakni karakteristik dari individu itu sendiri seperti umur, jenis kelamin,
kegiatan pelatihan.
motivasi, sikap, yaitu
3. Luaran keterampilan (kemampuan
pencapaian dasar). Lain halnya
tingkat kompetensi sesuai dengan
dengan
32
penelitian yang dilakukan oleh Haslindan dan Mahyuddin (2009) yang
pelatihan,
mengatakan(3) Kemampuan peserta
bahwa motivasi, mempraktikkan
pegalaman materi
dan teknik pelatihan.
pelatihan yang
33
suatu keputusan atau tindakan yang tepat tentang hal tersebut (Pusat
kepada peserta
Pendidikan danadalah pengaruh
Pelatihan yang positif.Bencana, 2009).
Penanggulangan
Tugas – tugas pokok
Pelatih/instruktur adalah yang
orang harus dilakukan proses
yang menangani seorang pelatih/
pelatihan.
instruktur:
Selanjutnya ”pelatih adalah orang yang memberi latihan; orang yang
a. Mengadakan
melatih”. pemanduan
Maka dapat untuk
disimpulkan mewujudkan
bahwa pesertaadalah
pelatih/instruktur yang
unggul.
seseorang yang mengelola/melatih sekelompok/seseorang untuk
b. Menyusun
mencapai materi tertentu.
keberhasilan latihan untuk jangka panjang
Pelatih/instruktur maupun
yang jangka
profesional
pendek.
harus sadar akan kenyataan yang terjadi di lapangan kadang tidak
c. Menyusun
sesuai strategi
dengan yang dan pendekatan
dikehendaki sehinggadalam menyampaikan
ia harus materi
dapat benar-benar
latihan sehingga
mempengaruhi peserta dapat
dan membentuk watak dengan mudah memahami
dan kepribadian dan
peserta dalam
hal melakukan
tertentu, pembelajaran
sehingga yang diterima
hal-hal yangselama prosesdiinginkan
tidak pelatihan.
34
e. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori
2.6. Kader
Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat yang bersedia, mamp
menggerakkan masyarakat dalam penanganan berbagai penyakit. Kader
35
kesehatan yang diberikan adalah metode pendidikan kelompok (Rufiati,
sebagai
2011). seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, kader harus
dibina, dituntun serta
Tugas-tugas didukung
mereka oleh pembimbing
meliputi pelayanan yang terampil dan
kesehatan dan
mendesak
2.6.1. Umur untuk diselesaikan (Safrudin dan Hamidah, 2009).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, umur merupakan
Perlu diketahui bahwa para kader kesehatan masyarakat itu tidak
lama waktu hidup atau ada yang terhitung sejak dilahirkan atau
bekerja dalam sistem yang tertutup, tetapi mereka bekerja dan berperan
36
diadakan. Iqbal (2006) mengatakan bahwa semakin cukup umur,
pengambilan keputusan
tingkat kematangan (Iqbal
dan dkk, 2006).
kekuatan seseorang akan lebih matang
dengan
2.6.2. Jenis bertambahnya umur. Dalam suatu lembaga, karyawan
Kelamin
Menurut Siti Mutmainah (2006) yang dikutip oleh
yang sudah lama bekerja di sebuah sistem artinya sudah
Normadewi (2012) Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang
bertambah tua, bisa mengalami
37
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan
perempuan menghasilkan selnon-biologis,
dilihat dari sudut telur dan secara biologis
yaitu dari aspek mampu
sosial,
untuk menstruasi,
budaya, maupun hamil dan menyusui.
psikologis. Pengaruh Perbedaan biologisjenis
dari perbedaan dan
fungsi biologis
kelamin laki-laki
terhadap dan etis
penilaian perempuan tidak dapat
dapat dikatakan dipertukarkan
sangat kompleks
diantara
dan tidakkeduanya dan fungsinya
pasti. Beberapa penelitiantetap dengan laki-laki
sebelumnya dan
menunjukan
perempuan pada
bahwa tidak segala perbedaan
terdapat ras yang ada di muka
antara bumi. maupun laki-
perempuan
38
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
berperan
spiritual serta dalam pembangunan
keagamaan, pengendalian kesehatan. Makin tinggi
diri, kepribadian, tingkat
kecerdasan,
pendidikan seseorang,
akhlak mulia serta makin mudah menerima
keterampilan informasi sehingga
yang diperlukan dirinya,
makin banyak
masyarakat, puladanpengetahuan
bangsa yang dimiliki,
negara. Pendidikan sebaliknya
adalah suatu proses
pendidikan yang kurang
yang bertujuan akan menghambat
menambah perkembangannya
keterampilan, pengetahuan sikap
dan
seseorang terhadap
meningkatkan nilai-nilaimaupun
kemandirian yang baru diperkenalkan.
pembentukan Tingkat
kepribadian
pendidikan seseorang
seseorang (Arfida, akan berpengaruh dalam memberi respon
2003).
yang datang dari luar. (2010), mengungkapkan bahwa pendidikan
Wahyutomo
Orang
diperlukan yangmendapatkan
untuk berpendidikan tinggi misalnya
informasi akan memberi
hal-hal respon
yang
yang lebih rasional
menunjang terhadap
kesehatan, informasi
sehingga yang datang dan
dapat meningkatkan akan
kualitas
berfikir sejauh mana
hidup. Pendidikan keuntungan
dapat yang mungkin
mempengaruhi seseorangmereka peroleh
termasuk juga
dari gagasan tersebut. Variabel tingkat pendidikan akan diukur
perilaku
39
dengan menggunakan kuesioner dengan indikator yang
Lama pengabdian merupakan lamanya waktu seseorang mulai menjadi seorang kader hingga
menggunakan kuesioner, bila variabel lama bekerja menjadi kader
potong kategorinya.
40
2.10. Kerangka Teori
Karakteristik Individu
Pengetahuan
Keterampilan
Jenis kelamin
Umur
Pendidikan
Lama Mengabdi
Media
Kualitas Isi media dan Metode pelatihan
41
BAB III
KERANGKA KONSEP
Berdasarkan teori yang dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu teori yang diadopsi dari bebera
penelitian telah disesuaikan dengan kondisi setempat dan kebutuhan
penelitian.
ialah karakteristik peserta latih, pelatih, sarana dan prasarana serta teknis
menjadi dua kubu yakni faktor individu dan faktor lingkungan. Dimana
yang tidak diteliti dalam faktor individu adalah jenis kelamin. Alasan
42
Dari segi faktor lingkungan, yang termasuk didalamnya adalah
diteliti
saranaseperti dibawah ini:
dan prasarana yang ada dilokasi termasuk didalamnya adalah
tim pelatih. Pada penelitian ini, peneliti tidak meneliti seluruh variabel
- Pengetahuan
Pelatihan
yang termasuk kedalam faktor lingkungan. Alasan peneliti tidak
- Variabel
Keterampilan
Perancu
meneliti variabel tersebut antara lain: (1) sarana -danUmur
prasarana yang
Bagan 3.1 lokasi
Kerangka Konsep
- Pendidikan
tersedia sama pada setiap termasuk didalamnya alat dan bahan
- Lama Mengabdi
yang sudah memadai karena memang di subsidi oleh pemerintah
juga merupakan seorang yang ahli dalam bidang gizi yang sudah di
43
3.2. Definisi Operasional
N Variabel Definisi
Tabel. Alat
3.1 Definisi OperasionalCara Ukur Skala Hasil Ukur
o Operasional Ukur
1 Pengetahuan Pemahaman Pre-test Responden Rasio Skor nilai
responden dan Post- mengisi
terkait proses test lembar pre-
penimbangan test dan post-
dan test
pengukuran
status gizi
balita
2 Keterampilan Kegiatan Observasi Observasi Rasio Skor nilai
praktik yang langsung dan
dilakukan oleh pengisian
responden pre daftar tilik
dan pra
pemberian
intervensi
3 Umur Adalah masa Kuesioner Responden Ordinal 1 = < 50 tahun
hidup mengisi 2 = > 50 tahun
responden kuesioner
yang dihitung dan (Pratiwi, 2012)
sejak ia lahir menjawab
sampai dengan satu item
saat ia menjadi pertanyaan
responden yang
terdapat
pada
kuesioner
4 Pendidikan Lama Kuesioner Responden Ordinal 1 = Rendah <
pendidikan mengisi Tamat SMP
formal yang kuesioner 2 = Cukup >
ditempuh oleh dan Tamat SMP
responden. menjawab
satu item (Depkes RI, 1990)
pertanyaan
yang
terdapat
pada
kuesioner
44
kader dan
menjawab (Wahyutomo,
satu item 2010)
pertanyaan
yang
terdapat
pada
kuesioner
3.3. Hipotesis
45
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimental Sungguhan (True Ex
kelompok pembanding (kontrol). Data yang dikumpulkan pada sebelum
O1 (x) 02
O3 (-) 04
46
O3 = pre-test pada kelompok 2
O1 dan O3 merupakan pengukuran pengetahuan awal (pre-test) yang dilakukan sebelum int
pengetahuan akhir O2 dan O4 (post-test) yang dilakukan setelah adanya
proses intervensi. Setelah diketahui hasil skor pre-test dan post-test maka
dengan selesai.
47
4.3. Populasi dan Sample Penelitian
menjadi sampel dan diajak mengikuti pelatihan, bisa dihubungi dan
4.3.1. bisa
Populasi
membaca serta menulis.
Populasi besar
Estimasi dalam penelitian
sample ini adalahiniseluruh
untuk penelitian kader
menggunakan
posyandu
rumus yang
estimasi masih
untuk aktif danyakni
satu populasi yang berasal
sebagai dari seluruh
berikut:
posyandu
Rumus :yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Rengas, baik
bersedia
48
Ket :
49
kontrol/pembanding. Setelah peneliti melihat kondisi di
2.lapangan,
Kertas total
tersebut digulung
sampel kecil
yang akan kemudian
di pakai menjadidimasukkan
22 orang
kedalam
pada gelas intervensi
kelompok atau wadahdan
yang
22 atasnya
orang di tutup
pada dengan
kelompok
kertas kemudian
kontrol. diberi lubang
Namun, secara untuk jumlah
keseluruhan celah keluar gulungan
sampel yang
kertas ini
dipakai tersebut
masih(semacam seperti
mencukupi dari kocokan arisan).
total sampel minimal yang
3.dibutuhkan
Peneliti menyiapkan daftar
oleh peneliti. nama dari
Adapun cara responden
pembagiankemudian
sampel
peneliti
yang mulai mengeluarkan
mendapatkan perlakuan gulungan kertasyang
dan sampel tersebut. Bagi
menjadi
responden
kontrol yakniyang mendapatkan
dengan cara randomgulungan kertas
sampling. bertuliskan
Adapun langkah-0
maka responden
langkahnya yakni: tersebut mendapatkan pelatihan dengan
1. media video,
Peneliti sedangkan
membuat kertas bagi responden
undian yang0 mendapatkan
bertuliskan
kertas bertuliskan
(mendapatkan 1, berarti
pelatihan denganresponden tersebut
media video) dan 1menjadi
kelompok kontrol/pembanding. (menjadi
50
4.4. Intervensi/Perlakuan
The Health Communication Process Model merlibatkan tujuh fase dalam proses perencanaan ko
Fase 1: Melibatkan identifikasi masalah kesehatan dan mempertimbangkan pesan dan teknik me
pelatihan < 3 kali dengan metode konvensinal dalam setahun menjadi
rendah dan sebanyak 53,3% memiiki keterampilan yang rendah dan tidak
promkes dan ketua kader itu sendiri yang mengatakan bahwa kader
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kader posyandu yang mampu
membaca dan menulis dengan baik. Adapun yang dibutuhkan oleh para
51
responden ini antara lain sebuah pengulangan materi dengan output yang
disebarkan
diharapkan adalah poin-poin yang
ialah peningkatan disusunserta
pengetahuan berdasarkan kebutuhan
keterampilan yang
responden. PesanHal
sudah dimiliki. yang
iniakan disebarkanpun
bukan sudah diperhitungkan
hanya di putuskan secara sepihak sesuai
oleh
dengan
peneliti,karatkeristik
melainkan dari pesan
karena itu sendiri.
kerjasama Adapun
antara karakteristik
peneliti yang
dengan pihak
terdapat pada
puskesmas pesanwawancara
melalui tersebut yakni bermutu, pesan
dan pengumpulan yang mengungkap
pendapat.
fakta yang
Fase sebenarnya tentang proses masalah
3: setelah mengidentifikasi penimbangan balita yang
dan memilih masih
responden
banyak
dengan mengalami
tepat, maka kesalahan. Pesan yang
tahap yang dilakukan telah disusun
selanjutnya juga akan
yakni pemilihan
disebarkan melaluidalam
strategi. Strategi sumberpenelitian
yang terpercaya yakni
ini berupa pemegang
strategi primerprogram
yang
promosi
berfokuskesehatan dan petugas
kepada pemberian gizi di puskesmas
informasi tersebut. Selain
untuk memengaruhi dari
keputusan
pada itu, pesan
individu guna yang disusun juga
meningkatkan sudah memperhatikan
pengetahuan faktor internal
dan keterampilan yang
dan faktor
dimiliki eksternal dari responden, yang dimaksud dengan faktor
sebelumnya.
internalFase
yakni faktor yangpesan
4: penyusunan berhubungan dengan responden,
untuk responden, pesan yangseperti
akan
52
pengetahuan dan keterampilan awal, pesan dibuat dengan sesederhana
dari sebelumnya.
keterampilan kader dalam proses pemantauan status gizi balita maka
Fase 7:penyampaian
lingkungan penetapan pesan
metodeyang
dansekiranya
materi komunikasi,
sesuai yakni metode
antara
komunikasi kesehatan
tempat pelayanan yang digunakan
kesehatan yakni berupa
atau balai masyarakat. Halpelatihan dengan
ini disesuaikan
materi
denganpendukung berupa
metode serta audiovisual
materi (video). akan disampaikan kepada
yang nantinya
responden.
53
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara memberikan intervensi
kali yangpelatihan
berupa kemudianpada
akankader
langsung diukur yang
kesehatan hasilnya pada
akan saat itu jugadi .
dilaksanakan
Adapun
Wilayahmateri
Kerjayang digunakan
Puskesmas berupasebagai
Rengas modul pelatihan yangpartisipasi
bentuk dari mengacu
pada Kementerian
pelayanan kesehatanKesehatan Republik
terhadap masalah Indonesia
kesehatan dengantersebut.
di wilayah metode
pelatihan
Intervensiberupa pemberian
ini dilakukan penyuluhan
dengan didalam
menjalani ruangan
beberapa yang
tahap berisi
pada waktu24-
30 orang
yang setiap kelasnya
berbeda. Alat yangdengan durasipada
digunakan 1 x JPL
saat(Jam Pelajaran)intervensi
pelaksanaan (1 JPL =
45 Menit)
yakni untukalat-alat
berupa proses pengisian post-test untuk
yang digunakan dan ceramah/pemutaran
memantau status video
gizi
kemudian dilanjut adalah
balita diantaranya denganalat
praktik dan pengisian
ukur berat soalbadan
badan, tinggi post-test
serta yang
alat
berdurasi 2 x kepala.
ukur lingkar JPL (1 JPL = 45 Menit),
Sedangkan kader jugayang
untuk instrumen diizinkan untuk
digunakan
melontarkan pertanyaan
berupa kuesioner yang seputar kegiatan
merangkap yangpre-test
lembar sedangdan
berlangsung.
post-test serta
form Penanggung
pemantauan. jawab dari proses pelaksanaan pelatihan ini adalah
penelitiIntervensi
yang berkerja samadiberikan
yang akan dengan pihak
kepadaPuskesmas. Adapun
reponden yakni pelatih
hanya satu
54
serta pemantau kegiatan pada saat pelaksanaan intervensi yakni seorang
Perlakuan
ahli yang setelahnya
bergerak yaitu mengukur
dalam bidang pemantauantingkat pengetahuan
status gizi kader
balita yang di
tentang
sediakanpemantauan status yakni
oleh Puskesmas gizi pada
TPG balita (setelah
atau bagian pelatihan)
Promkes. dengan
Perlakuan
memberikan soal pada
yang digunakan post-test
tahap kepada
pertama kader.
yakni Kemudian perlakuan
melihat karakteristik
selanjutnya yakni
individu dan mengukur
mengukur keterampilan
pengetahuan kader
kader dengan pemantauan
mengenai memberikan
praktik
status pemantauan statusdigiziposyandu
gizi pada balita pada balita setelahdilakukan
sebelum dilakukanintervensi
pelatihan.
Berbeda halnya
(pelatihan) dengan
yaitu kelompok
dengan kontrol
memberikan yang
soal tidak kepada
pre-test diberikan perlakuan
kader serta
sama sekali keterampilan
mengukur tentang kegiatan pemantauan
awal satus gizi
dengan form balita. Adapun
pemantauan. Lalu
matriks pelatihan
perlakuan yang akan
selanjutnya dilaksanakan
yaitu yaknipelatihan
pelaksanaan sebagai berikut:
kader dengan
55
Tabel 4.1 Matriks Proses Pelatihan
56
pengukuran usia balita. mengukur berdasarkan
tinggi badan tinggi/panjang usia balita.
dan Lingkar badan balita
Kepala) dengan benar
berdasarkan
usia balita.
Adaptasi Wexley & Letham. Developing and Training Human Resources
in Organizations. 2002 dan
http://www.fao.org/docrep/006/ad424e/ad424e02.htm
57
Bagan 4.1 Diagram Proses Pelatihan
Pembukaan
Pre-test
Pembekalan Kemampuan
Pengukuran BB menggunakan dacin
Pengukuran BB menggunakan Timbangan digital Media: Audiovisual Metode:
Pengukuran BB menggunakan babyscale
Pengukuran TB Anak
Pengukuran Panjang Bayi
Pengukuran LK Bayi
58
Gambar 4.1
LAYAR
SOUND SYSTEM 1 SOUND SYSTEM 2
Pelatih
Keterangan:
SOU SOU
ND ND
SYSTE SYSTE
PINTU MASUK/KELUAR
59
Tabel 4.2 Pembagian Jumlah Sample
Jumlah Sampel
No Nama Posyandu
Intervensi Non Intervensi
6 Posyandu Apel I 1 2
7 Posyandu Apel II 2 2
8 Posyandu Kartini I 1 -
9 Posyandu Kartini II 1 2
11 Posyandu Kartini IV - 2
12 Posyandu Wortel I 2 2
13 Posyandu Wortel II 1 1
14 Posyandu Tomat I 1 2
15 Posyandu Tomat II 2 2
17 Posyandu Mandala 3 -
JUMLAH 22 22
60
4.5. Jenis Data
4.6. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan model data kuantitatif dimana yang
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sebagaimana yang
menjadi acuan adalah frekuensi dan persentasenya. Sedangkan
dikemukakan oleh Aziz pada tahun 2007 bahwa kuesioner merupakan
jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan
alat ukur berupa kuesioner dengan beberapa pertanyaan didalamnya
data sekunder. Untuk memperoleh data primer pada penelitian ini,
yang disusul dengan soal pre-test dan post-test. Alat ukur ini digunakan
digunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Kuesioner berisi
bila responden dalam jumlah besar dan dengan kriteria bisa membaca
pertanyaan tertutup tentang variabel-variabel yang akan diteliti.
atau mendengar dengan baik sehingga dapat mengungkapkan hal-hal
Sedangkan untuk data sekunder (gambaran umum Puskesmas, jumlah
yang bersifat rahasia. Kuesioner pada penelitian ini berupa pre-test dan
kader dan asal posyandu tiap-tiap kader) diperoleh dari UPT
post-test untuk melihat pengetahuan dengan mencantumkan beberapa
Puskesmas Rengas.
pertanyaan yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
61
Sedangkan untuk faktor selanjutnya yakni pengetahuan tercantum pada
Selain
nomor B1kuesioner, media audio-visual
dimana terdapat berupayang
35 pertanyaan videoada
dandidalamnya.
modul yang
berisi
Untuktentang tata atau
observasi cara pengukuran
penimbangan berat badanmenggunakan
keterampilan dan tinggi badan serta
lembar
pengukuran
observasi dilingkar
C yangkepala juga
meliputi menjadi
9 point instrumen
proses pada penelitian
penimbangan ini.
bayi dengan
Materi yang terkandung
menggunakan didalam
dacin, D yang modul7 juga
meliputi pointdiperoleh dari sumber
proses penimbangan
yang
balitaterpercaya
dengan serta di rancangtimbangan
menggunakan dengan menyesuaikan
injak, lalu faktor eksternal
kemudian E
responden
sebanyak seperti
6 pointtulisan
prosesyang dibuat lebih
penimbangan besardengan
balita agar responden tidak
menggunakan
kesulitan
timbanganuntuk
bayi membacanya
(baby scale),serta bahasa
setelah itu Fyang
yangdisederhanakan agar
meliputi 11 point
responden mudah untuk
untuk pengukuran menangkap
panjang materi
balita dengan tersebut. Adapun
menggunakan isi dari
infantometer,
pada
lalu modul
G yangpeatihan tersebut
meliputi yaknitata
10 point sebagai
cara berikut:
pengukuran tinggi badan
meliputi 8
62
Tabel 4.3 Materi pada Media Modul
Pelaksanaan:
63
2. Anak diminta naik ke alat timbang n peserta
dengan posisi kaki tepat di tengah alat untuk
tim-bang tetapi tidak menutupi jendela berusaha
baca. mengingat.
3. Perhatikan posisi kaki anak harus
tepat di tengah alat timbang, sikap
tenang (JANGAN BERGERAK-
GERAK) dan kepala tidak menunduk
(memandang lurus kedepan).
4. Angka di kaca jendela alat timbang
akan muncul dan tunggu sampai
angka tidak berubah (STATIS).
5. Catat angka hasil penimbangan.
3 Pokok Bahasan 3 PERSIAPAN: Modul
1. Letakan alat timbang pada lantai yang dilengkapi
Pengukuran BB datar, rata dan kuat. dengan
dengan 2. Beri Selimut tipis atau tisu lebar gambar
menggunakan sebagai alas. ilustrasi dan
timbangan bayi 3. Pastikan jarum timbang berada pada pertanyaan
angka NOL (0) terkait
Durasi Video: 4. Pengukur berdiri di depan skala dengan
00:01:43 timbangan materi yang
diberikan
PELAKSANAAN: agar
memudahak
1. Lepaskan alas kaki, baju, topi atau
n peserta
tutup kepala bayi (bayi sebaiknya
untuk
ditim-bang tanpa pakaian)
berusaha
2. Letakkan bayi di timbangan dan
mengingat.
tunggu sampai jarum timbangan tidak
bergerak-gerak lagi.
3. Hitung hasil ukur berat badan bayi
sampai 0,1 kg terdekat.
4. Catat berat badan sampai dengan 0,1
terdekat
4 Pokok Bahasan 4 PERSIAPAN: Modul
1. Letakan pengukur panjang badan pada dilengkapi
Pengukuran PB meja atau tempat yang rata. Bila tidak dengan
dengan ada meja, alat dapat diletakkan di atas gambar
menggunakan tempat yang datar (misalnya, lantai). ilustrasi dan
infantometer 2. Letakkan alat ukur dengan posisi pertanyaan
panel kepala di sebelah kiri dan panel terkait
Durasi Video: penggeser di sebelah kanan pengukur. dengan
00:03:57 Panel kepala adalah bagian yang tidak materi yang
bisa digeser. diberikan
3. Tarik/geser bagian panel yang dapat agar
digeser sampai diperkirakan cukup memudahak
64
panjang untuk menaruh bayi/anak. n peserta
untuk
PELAKSANAAN: berusaha
mengingat.
1. Baringkan bayi/anak dengan posisi
terlentang, diantara kedua siku dan
kepala bayi/anak menempel pada
bagian panel yang tidak dapat digeser.
2. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut
bayi/anak sampai lurus dan menempel
pada meja/tempat menaruh alat ukur.
Tekan telapak kaki bayi/anak sampai
membentuk siku, kemudian geser
bagian panel yang dapat digeser
sampai persis menempel pada telapak
kaki bayi/anak.
3. Setelah pengukuran selesai, kemudian
bayi/anak diangkat
4. Bacalah panjang badan bayi/anak
pada skala kearah angka yang lebih
besar. Misalkan: 67,5 cm.
5 Pokok Bahasan 5 PERSIAPAN: Modul
1. Minta anak melepaskan alas kaki dilengkapi
Pengukuran TB (sandal/sepatu), topi (penutup kepala). dengan
dengan 2. Pastikan alat ukur/microtoise berada gambar
menggunakan diposisi atas. ilustrasi dan
microtoise pertanyaan
PELAKSANAAN: terkait
Durasi Video: dengan
1. Anak diminta berdiri tegak, persis di
00:03:08 materi yang
bawah alat ukur
diberikan
2. Posisi kepala dan bahu bagian
agar
belakang, lengan, bokong (pantat) dan
memudahak
tumit menempel pada dinding tempat
microtoise di pasang. n peserta
untuk
3. Pandangan lurus ke depan dan tangan
berusaha
dalam posisi tergantung bebas.
mengingat.
4. Gerakan alat ukur/microtoise sampai
menyentuh bagian atas kepala anak.
Pasti-kan alat ukur/microtoise berada
tepat di tengah kepala anak. Dalam
keadaan ini bagian belakang alat
ukur/microtoise harus tetap menempel
pada dinding
5. Baca angka tinggi badan pada jendela
baca ke arah angka yang lebih besar
(ke bawah) Pembacaan dilakukan
65
tepat di depan angka (skala) pada
garis merah, se-jajar dengan mata
petugas.
6 Pokok Bahasan 6 PERSIAPAN: Modul
1. Lepaskan penutup kepala, topi atau dilengkapi
Pengukuran LP hiasan rambut karena dapat dengan
dengan mengganggu proses pengukuran dan gambar
menggunakan pita hasil ukur. ilustrasi dan
lingkar kepala 2. Letakkan bayi dekat dengan asisten pertanyaan
pengukur atau ibu bayi terkait
Durasi Video: 3. Pengukur berdiri di sisi ibu atau dengan
00:01:48 asisten pengukur yang memegang materi yang
bayi. diberikan
agar
PELAKSANAAN: memudahak
n peserta
1. Letakkan pita lingkar kepala di bagian
untuk
kepala bayi. Posisikan pita pada bagi-
berusaha
an tengkorak kepala bagian depan,
mengingat.
sedikit berada diatas alis, tegak lurus
dan sejajar dengan wajah, posisikan
pita diatas telinga, dan pada bagian
belakang diletakkan di bagian
tengkorak kepala bagian belakang
yang paling menonjol.
2. Asisten pengukur membantu dengan
memposisikan pita dengan benar di
sisi lain kepala.
3. Setelah pita diposisikan dengan benar,
tarik ketat untuk menekan rambut dan
kulit. Hati-hati! Jangan menarik pita
terlalu ketat dan menyebabkan cedera
pada bayi terutama pada bayi yang
baru lahir. Jauhkan sedikit tangan dan
jari untuk mempermudah pengukur
membaca hasil.
4. Baca hasil pengukuran 1mm terdekat
dan lepaskan pita dari kepala bayi.
5. Catat hasil pengukuran dengan ukuran
cm pada tempat yang telah disediakan.
Adaptasi Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu. 2002. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
66
4.7. Cara Pengukuran Variabel
- akan diukur
Variabel dengan
Umur, menggunakan
jika variabel kuesioner,
umur memiliki bila variabel
distribusi lama
data normal,
bekerja menjadi kader nilai
maka menggunakan memiilki
meandistribusi data tidak normal,
untuk penentuan maka
titik potong
nilai yangjika
kategori, digunakan
distribusiyakni nilai normal
data tidak median menggunakan
sebagai titik median
potong
67
0 (nol). Jika variabel pengetahuan memiliki distribusi data normal,
dipilih oleh
4.8. Pengolahan Dataresponden.
- Variabel Keterampilan diukur melalui observasi dengan
4.8.1. Menejemen Data
menggunakan daftar tilik dan responden diminta mempraktekkan
Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data yang pada
tata cara pengukuran yang sudah diajarkan. Dari hasil praktek
tahap selanjutnya akan mengalami proses analisis data. Proses
responden tersebut diperoleh total skornya adalah jika variabel
pengolahan data diantaranya adalah:
pemantauan status gizi balita memiliki distribusi data normal,
1. Editing
maka menggunakan nilai mean untuk penentuan titik potong
Proses penyuntingan data yang masuk atau yang diterima dari
kategori.
proses pengumpulan data melalui kuesioner, setelah
68
dikumpulkan kemudian peneliti melakukan pemeriksaan
terhadap jawaban yang telah diberikan dan memastikan bahwa tidak ada pertanyaan y
2.Coding
(> SMP)
(>5 tahun)
3. Entry Data
4. Cleaning
69
4.9.2. Analisis Data
kelompok
persentasedata yang
pada dependen
setiap yang
variabel memiliki
meliputi syarat;
usia, (1) Data
pendidikan
yang digunakan
terakhir, harus kader
pengetahuan berdistribusi normal (2) Kedua
serta keterampilan kader
kelompok data
sebelum dan dependen/pair
sesudah (3) Jenis Variabel yang
dilakukan intervensi.
dengan post-test
hubungan pengetahuan
antara variabel serta dan
dependen keterampilan
independen.kader
Uji
70
digunakan Uji Beda Dua Mean Dependen (Paired Sample)
dengan rumus:
𝑑
𝑇=
𝑆_𝑑/√𝑛
Ket:
sampel 2
sampel 2
3.Analisis Multivariat
Analisismultivariatdigunakanuntukmenghubungkan
71
untuk menganalisis hubungan satu variabel atau beberapa
72
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rengas Kota Tangerang Selatan. UPT Puske
tersebut adapun nama-nama posyandu yang terletak di Wilayah Kerja
Jumlah Kader
No Nama Posyandu
6 Posyandu Apel I 4
7 Posyandu Apel II 5
8 Posyandu Kartini I 5
73
9 Posyandu Kartini II 4
11 Posyandu Kartini IV 4
12 Posyandu Wortel I 5
13 Posyandu Wortel II 4
14 Posyandu Tomat I 4
15 Posyandu Tomat II 6
17 Posyandu Mandala 5
JUMLAH 77
dengan usia, tingkat pendidikan dan lama kerja yang bervariasi. Pada
ini, kader dalam satu posyandu menerima perlakuan yang berbeda, ada
yang mendapatkan perlakuan menjadi grup intervensi dan ada juga yang
panjang badan bayi (infantometer), alat ukur tinggi badan pada balita
(microtoise) dan alat pengukur lingkar kepala berupa pita ukur. Setiap
74
responden pada penelitian ini. Dengan jumlah total responden 44 orang,
5.2. Gambaran Pengetahuan Dan Keterampilan Kader Sebelum Dan Sesudah Diberikan In
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan serta keterampilan kader tentang tata car
diberikan pelatihan.
Sebelum Sesudah
Variabel Min- Min-
Mean SD Mean SD
max max
Pengetahuan
Intervensi 24,23 3,477 18-30 28,95 3,798 18-33
Kontrol 24,32 2,784 20-28 24,86 2,475 20-28
Keterampilan
Intervensi 26,68 3,872 20-32 46,82 2,822 39-50
Kontrol 28,32 8,571 16-48 29,27 8,730 16-48
75
untuk skor tertinggi yakni 30 sebanyak 1 orang juga. Sama halnya
Dari hasil pemantauan pada lembar observasi untuk menilai skor
dengan skor pada kelompok kontrol yang memiliki nilai rata-rata
keterampilan, diketahui bahwa kader pada kelompok intervensi memiliki
sebesar 24,32 dengan standar deviasi 2,784 dan skor tertinggi yakni 20
rata-rata skor keterampilan sebelum diberikan perlakuan adalah 26,68
sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 28 sebanyak 3 orang.
dengan standar deviasi 3,872 dan memiliki skor terendah yakni 20
Kemudian, setelah diberikan perlakuan pada kelompok
sebanyak 1 orang, untuk skor tertinggi yakni 32 sebanyak 1 orang juga.
intervensi, didapatkan rata-rata skor pengetahuan setelah diberikan
Tidak jauh berbeda dengan skor pada kelompok kontrol yang memiliki
perlakuan adalah 28,95 dengan standar deviasi 3,798 dan memiliki skor
nilai rata-rata sebesar 28,32 dengan standar deviasi 8,571 dan skor
terendah yakni 18 sebanyak 1 orang, untuk skor tertinggi yakni 33
tertinggi yakni 16 sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 48
sebanyak 4 orang. Lain halnya dengan skor pada kelompok kontrol
sebanyak 1 orang.
yang memiliki nilai rata-rata sebesar 24,86 dengan standar deviasi
2,475Selanjutnya setelahyakni
dan skor tertinggi diberikan perlakuan
20 sebanyak danserta
2 orang dipantau kembali
skor tertinggi
melalui
yakni 28lembar observasi,
sebanyak 3 orang.diketahui bahwa kader pada kelompok
76
intervensi memiliki rata-rata skor keterampilan setelah diberikan
perlakuan adalah 46,82 dengan standar deviasi 2,822 dan memiliki skor terendah yakni 39 s
sebanyak 1 orang.
INTERVENSI KONTROL
Variabel Mean
n=22 % n=22 %
Umur
≤ 50 Tahun 20 90,9 19 86,4 40,14
> 50 Tahun 2 9,1 3 13,6
Pendidikan
≤ SMP 13 59,1 9 40,9 2,52
> SMP 9 40,9 13 59,1
rata umur kader yang mengikuti pelatihan ini adalah 40,14 tahun. Umur
adalah 65 tahun. Dimana lebih dari separuh responden (83%) berusia <
77
Distribusi tingkat pendidikan kader posyandu di kelurahan Rengas
78
Tabel. 5.4 Perubahan Pengetahuan dan Keterampilan Kader
Intervensi Kontrol
Variabel P P
MeanSD NMean SD N
Value Value
Pengetahuan
Pretest24,233,477 0,0002224,32 2,784
24,86 2,475 0,090 22
Posttest28,953,798
Keterampilan
Sebelum26,683,872 0,0002228,32 8,571
0,125 22
Sesudah46,822,822 29,27 8,730
deviasi 3,798. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas (Pvalue)
sebesar 0,000 yang berarti bahwa pada alpha 5% dapat dikatakan bahwa
79
dilakukan intervensi pada kelompok kontrol adalah 24,32 dengan standar
deviasi 2,784. Sedangkan rata-rata skor pengetahuan sesudah dilakukan intervensi yakni 24,
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok non intervensi.
Selanjutnya untuk hasil keterampilan, dapat diketahui bahwa rata- rata hasil keterampilan se
rata hasil keterampilan sesudah dilakukan intervensi yakni 46,82 dengan
standar deviasi 2,822. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas
dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi. Hal ini juga
80
dilakukan intervensi yakni 29,27 dengan standar deviasi 8,730. Dari hasil
uji statistik diperoleh nilai probabilitas (P value) sebesar 0,125 yang berarti bahwa pada alph
intervensi.
Selain untuk melihat perubahan pengetahuan dan keterampilan antara sebelum dan sesud
menilaipengaruhdarivariabelperancuterhadappeningkatan
81
Tabel 5.5 Pemodelan Multivariat Variabel Perancu terhadap
Nilai R
Variabel Square Model I Model II Model III Model IV
Pengetahuan
Kelompok Pelatihan 0,000 0,000 0,000 0,000
Umur 0,452 0,354 - - -
Pendidikan 0,156 0,148 - -
Lama Jadi 0,291 0,144 0,076 -
Kader
Keterampilan
Kelompok Pelatihan 0,000 0,000 0,000 0,000
Umur 0,879 0,239 0,172 0,138 -
Pendidikan 0,239 0,206 - -
Lama Jadi 0,794 - - -
Kadertabel diatas didapatkan
Dari nilai R Square pada variabel
pengetahuan sebesar 0,452 yang artinya perlakuan yang diberikan dapat menjelaskan pros
nilai P> 0,05 didapatkan hasil bahwa tidak ada satupun variabel yang
memiliki nilai P>0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa ketiga variabel
82
BAB VI
PEMBAHASAN
Keterbatasan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Februari tahun 2017, pada bulan Februari merupakan m
responden yang berdiskusi kecil dengan responden lainnya. Tidak
83
dilakukan satu kali, hal ini yang dapat menyebabkan
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader lebih cepat namun yang dita
dilakukan pengukuran ulang atau penyegaran.
Krathwohl (2002) mengatakan bahwa, ada empat macam pengetahuan, yaitu: pengetahuan f
Pengetahuan juga merupakan komponen pembentuk suatu perilaku baru
84
berpendapat bahwa pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan sebelum dan sesudah
kuesioner (posttest).
adalah 24,23 dengan standar deviasi 3,477 dan memiliki skor terendah
sebesar 24,32 dengan standar deviasi 2,784 dan skor tertinggi yakni 20
85
kembang anak sampai usia 1 tahun. Kemudian sebanyak 80,6%
responden menjawab salah pada pertanyaan tentang “Setiap selesai penimbangan buku KIA
peneliti, yakni sama-sama banyak menjawab pertanyaan dengan salah.
sebesar 24,86 dengan standar deviasi 2,475 dan skor tertinggi yakni 20
86
bahwa emosi responden ikut terpengaruh dengan apa yang dilihat dan
didengarnya. Hal ini dibuktikan dengan seruan-seruan yang dilontarkan oleh para responden
video yang ditayangkan.
Kemudian setelah dilakukan uji statistik pada penelitian ini, dapat dikatakan bahwa terdapat
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor
dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok non intervensi. Hal ini
mengatakan bahwa dari hasil uji statistik menunjukan bahwa kader yang
87
dan mean posttest pengetahuan kader setelah diberikan pelatihan. Pada
penelitiannya Evita juga mengatakan bahwa dengan pelatihan standar pemantauan pertumbu
modul.
Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukiarko (2007) mengatakan bahw
dilakukan oleh Sulistyanto (2005) mengatakan bahwa telah terjadi
informasi dengan melibatkan banyak indera akan lebih cepat dan lebih
pemberian pengalaman baru dengan metode serta media yang baru untuk
diterima oleh responden. Pada salah satu sesi dalam pelatihan, kader
88
sudah diajarkan sesuai dengan prosedurnya, kader juga di minta untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan proses pengukuran tersebut. Hal ini, merupakan pengala
yang sudah dikerjakan sendiri.
Hal tersebut di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Krikpatrick dalam Khaidir
ada perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan setelah
oleh Sulistyanto (2005) yang mengatakan bahwa dari hasil uji regresi
89
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2012) menunjukkan
Seperti
bahwa yangpendidikan
intervensi kita ketahui, informasi
kesehatan atau
yang pesan penyuluhan
dilakukan yang
dengan singkat
disampaikan dengan
akan berdampak menggunakan
positif media atau alat
dalam meningkatkan bantu pendidikan
pengetahuan ini
seseorang.
membantu pendidik dalam
Tingkat pengetahuan menyampaikan
seseorang pesan tersebut
sangat berhubungan agar lebih
dengan pendidikan
terlihat menarik perhatian
atau pelatihan pada sasaranHal
yang diperolehnya. pendidikan (Notoatmojo,
ini karena 2003).
pada dasarnya
Dengan demikian
pendidikan atau fungsi dari media
pelatihan dapat berfungsi
merupakan untukupaya
salah satu mempertinggi
untuk
daya serap dan retensi
meningkatkan seseorangdan
pengetahuan terhadap materi pembelajaran
keterampilan (Sunaryo, (Usman,
2004).
2002). Padaskor
Kenaikan penelitian ini, media
yang terjadi audiovisualintervensi
pada kelompok dipilih sebagai salahhasil
merupakan satu
digunakan dalam
(video) dan juga proses penangkapan
sesi tanya informasi,
jawab yang maka semakin
memungkinkan mudah
responden
90
juga informasi yang akan diterima oleh kader dengan jangka waktu yang
lama.
Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang mengatakan bahwa alat peraga/a
dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh.
ada pengaruh variabel perancu pada pelatihan yang dilakukan, maka dilakukan analisis lanjutan dan
pada penelitian ini, setelah dilakukan analisis multivariat didapatkan nilai
pelatihan. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
diberikan intervensi.
antara umur dengan tingkat pengetahuan kader posyandu. Hal ini dapat
dikatakan bahwa semakin tua umur kader posyandu maka semakin baik
91
tingkat pengetahuannya, demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa saat semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
audiovisual.
Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) yang mengatakan bahwa
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik. Namun pada penelitian ini tidak demikian adanya, hal
ini bisa disebabkan oleh faktor luar yang mungkin dapat mempengaruhi
seperti adanya diskusi kecil yang dilakukan oleh kader pada saat
setelah diberikan intervensi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
92
pendidikan dengan tingkat pengetahuan kader posyandu yang berarti
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandang orang tersebut, semakin tinggi tingkat p
latar belakang pendidikan tinggi belum tentu mendapatkan skor
yang berlatar belakang tinggi memiliki frekuensi lama kerja yang baru,
tinggi.
93
berpengalaman, sehingga keterampilan dalam melakukan pekerjaan
kader akan semakin baik. Namun pada penelititan ini tidak demikian adanya, semakin lama
daya ingat responden juga ikut terpengaruh dalam menerima informasi.
Tommy (2009) mengatakan bahwa keterampilan/skill adalah suatu kemampuan untuk mene
dikatakan oleh Purnawanto (2008) yang berpendapat bahwa keterampilan
keterampilan fisik atau gerak (motorik). Tidak jauh beda dengan yang
diharapkan.
94
dirinya dan disebarkan untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya
penimbangan balita
(Kemenkes RI, dengan menggunakan dacin, sebanyak 80,8% kader
2008).
tidak memposisikan batang pada
Dari hasil pemantauan dacin lembar
sejajarobservasi,
dengan mata kader
diketahui dan
bahwa
sebanyak 85,2%
kader pada bandul intervensi
kelompok geser tidakmemiliki
berada pada angka skor
rata-rata nol pada saat akan
pengetahuan
dilakukan penimbangan.
sebelum diberikan Hampir
perlakuan adalah semua kader standar
26,68 dengan (95,7%) melakukan
deviasi 3,872
kesalahan yangskor
dan memiliki samaterendah
yakni tidak
yakni memasukkan
20 sebanyak balita kedalam
1 orang, untuk dacin
skor
dengan
tertinggipakaian
yakni 32seminimal
sebanyak 1mungkin, kebanyakan
orang juga. Tidak jauhbalita
berbedaditimbang
dengan
dengan menggunakan
skor pada pakaian
kelompok kontrol yang
yang cukup nilai
memiliki mempengaruhi berat 28,32
rata-rata sebesar badan
seperti
denganjaket, celana
standar berbahan
deviasi 8,571jeans
dan dan
skorsandal.
tertinggi yakni 16 sebanyak 2
orangSetelah proses
serta skor penimbangan
terendah selesaipun,
yakni 48 sebanyak sebanyak 81,3% kader
1 orang.
tidak mengembalikan bandulmendapatkan
Pada responden yang kembali keintervensi,
angka nol. Hal ini yang
kebanyakan kader
menyebabkan seringprosedur
tidak melakukan terjadinya kecelakaan
sebagai mana seperti kepala
mestinya, kader pada
seperti atau saat
95
orangtua dan bahkan balita terbentur bandul dacin yang masih berada di
menunduk kebawah
posisi ujung bahkan setelah
dacin. Namun ada juga yang jongkok.
diberikan pelatihan,Namun
semua setelah
kader
diberikan pelatihan,kesalahan-kesalahan
yang melakukan kader yang melakukan kesalahan
tersebut prosedur sesuai
melakukannya diatas
100% sudah
prosedur melakukan
yang prosedur
diharuskan denganmasih
walaupun baik. saja ada 1 orang (3,7%)
menggunakan timbanganpenimbangan
Pada prosedur bayi (baby balita
scale), dengan
sebanyak menggunakan
92,6% kader
melakukan
timbangan kesalahan padadidapatkan
injak juga saat penimbangan
beberapayakni tidak dilepaskannya
prosedur yang tidak
aksesoris bayi seperti,
dilaksanakan seperti topi/bando
melepaskandan sepatu
jaket, bayi. Para
penutup kader
kepala danjuga
alassedikit
kaki.
kesulitan dalam posisi
Lalu kemudian hal pembulatan
anak yangpada saat pembacaan
ditimbang, hasil
seharusnya akhir,
tegak lurus59,3%
dan
kader
tidak melakukan kesalahan
melihat kebawah. yakni
Hasil membaca
observasi hasil yangbahwa
menunjukan searusnya Ons
seluruh
menjadi Kg. melakukan
kader tidak Setelah dilakukan
prosedurpelatihan,
ini. Anakmengalami
ditimbangpeningkatan yang
dengan pakaian
lengkap
96
sangat baik yakni sebanyak 100% kader tidak melakukan kesalahan
menggunakan
diatas. microtoise. Kader juga melakukan beberapa kesalahan
yakni Berlanjut
sebanyak pada
100%prosedur
dari total keseluruhan
selanjutnya yakni yang mendapatkan
mengukur pajang
intervensi
badan bayitidakdengan
melepaskan hiasan kepala
menggunakan dan memposisikan
infantometer, kaki anak
kader melakukan
dengan benar
kesalahan pada
pada saat2,proses
poin pengukuran.
4, 7, dan 11 yakniSebanyak 96,3% kader
tidak melepaskan tidak
penutup
memposisikan badan
kepala/kaus kaki anak dengan
sebelum luruspengukuran
dilakukan sejajar dengan
padamicrotoise dan
bayi, posisi
tidak menempel
pengukur pada tempatnya,
tidak pada dinding. Namun, setelah
pengukur yang dilakukan
seharusnyapelatihan,
berdiri
terdapat perubahan,
diarea kepala yakni diarea
malah berdiri sebanyak
badan77,7% melakukan
bayi, lalu prosedur
tidak meluruskan
melepaskan
tungkai bayihiasan kepala
sebelum dengan
dilakukan benar dan
pegukuran, sebanyak
melainkan 66,6% kader
membiarkannya
memposisikan kaki anak
menekuk. Hampir dengan
seluruh benar.
kader (98,2%) tidak melakukan prosedur
Prosedur
tersebut pengukuran
dengan yang setelah
benar, namun terakhir dilakukan
adalah pengukuran
pelatihan, lingkar
kader
kepala bayi,peningkatan.
mengalami berdasarkan hasil observasi, sebanyak 85,2% kader tidak
97
melakukan prosedur dengan benar, yakni tidak memposisikan pita ukur
memiliki
mengalamiskorsedikit
terendahperubahan.
yakni 39 sebanyak 1 orang,
Ada yang untuk
sedikit skor tertinggi
menurun skor
yakni 50 sebanyak 3ada
keterampilannya, orang. Sedangkan
juga pada kelompok
yang sedikit kontrol
meningkat memiliki
hasil skor
nilai rata-rata sebesar
pengetahuannya. Hal29,27
ini dengan
diduga standar
karena deviasi
kondisi8,730
fisik dan skoryang
kader
98
tertinggi yakni 16 sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 48
signifikan
Dari terhadap hasildiatas,
pernyataan keterampilan sebelum dilakukan
setelah dilakukan uji statistikpelatihan
dapat
dengan setelah
dikatakan bahwadilakukan pelatihan.skor
terdapat perbedaan Sejalan dengan pada
keterampilan penelitian yang
responden
dilakukan oleh Pratiwi
yang mendapatkan (2012)
pelatihan ketikayang mengatakan
sebelum bahwa dengan
diberikan pelatihan terdapat
sesudah diberikanpelatihan
telah diberikan pelatihan.mengalami peningkatan skor keterampilan.
Sulastyawati
Berbeda (2011) mengatakan
halnya dengan bahwa pada
kelompok kontrol, darihasil
hasilpenelitian yang
uji statistik
dilakukan didapatkan
disimpulkan 73,3%
bahwa tidak memiliki
terdapat keterampilan
perbedaan penyuluhan
yang signifikan yang
pada rata-
cukup sebelum
rata skor dilakukan
keterampilan pelatihan,tentang
responden 20% adalah kurangstatus
pemantauan dan 6,7%
gizi adalah
balita
baik. Sedangkan
sebelum setelah dilakukan
dan sesudah dilakukan pelatihan
intervensi didapatkan hasil 53,3%
pada kelompok non
memiliki
intervensi.keterampilan yang cukup dan 46,7% memiliki keterampilan
99
yang baik. Lopez (2004) mengatakan pada penelitian yang telah ia
disesuaikan dengansecara
lakukan bahwa umur balita.
statistik hasil posttest menunjukkan ada
Hasil yang
perbedaan penelitian Sukiarko
bermakna, (2007)keterampilan
rerata nilai juga berpendapat bahwa
pada kelompok
berdasarkan hasilfolder
video, kelompok uji statistik menunjukkan
dan kelompok kontrol. adanya perbedaan yang
bermakna antara skor
Perubahan keduapengetahuan
kelompok. yang
Hal tersebut diatas
dialami oleh sejalan
kader dengan
merupakan
teori yang
sebuah dikemukakan
hasil oleh
dari apa yang Krikpatrick
diterima dalam Pada
sebelumnya. Khaidir (2005) yang
responden yang
mengatakan bahwa
masuk kedalam pelatihan
kelompok merupakan
intervensi upayaperlakuan
diberikan sebuah meningkatkan
yakni
pengetahuan, merubah
berupa ceramah dengan perilaku dan mengembangkan
media audio-visual (Video) yangketerampilan.
didalamnya
Peningkatan nilai
juga terdapat sesiketerampilan sesuai
tanya jawab. dengan
Setelah pendapat
diberikan Tjahjowati,
perlakuan dkk
berupa
dalam Lopezmateri,
pemberian (2004)kader
yangjuga
mengatakan bahwamempraktekkan
diminta untuk perubahan perilaku kader
apa yang
tergantung dari cara atau
telah didapatkannya darimetode yang digunakan
sesi sebelumnya dalam
yakni menyampaikan
pengukuran berat
pesan
badan,atau program.
10
Perubahan skor keterampilan pada kelompok intervensi diduga
Dengan adanyaterjadinya
karena telah praktek/simulasi ini, informasi
penyerapan kader akanyang
lebihdiakibatkan
mengingat oleh
apa
telah Selanjutnya,
di katakan guna melihat bahwa
sebelumnya apakah penyerapan
ada pengaruhinformasi
variabel dengan
perancu
pada pelatihan
melibatkan yangindera
banyak dilakukan,
akan maka dilakukan
lebih cepat analisis
dan lebih lanjutanlama.
bertahan dan
pada penelitianskor
Peningkatan ini, setelah dilakukan
keterampilan ini analisis multivariat
juga diduga untuk
karena pengaruh
pemberian
umur terhadap peningkatan
praktek/simulasi tingkat
pada salah satu keterampilan
sesi dalam pelatihan,didapatkan nilai
kader diminta
p=0,138, yang berartilangsung
untuk melakukan bahwa variabel
teknik umur bukanlah balita
penimbangan variabel yangsudah
yang dapat
mempengaruhi peningkatan
diajarkan sesuai tingkat keterampilan
dengan prosedurnya. Selain itu,kader
kadersetelah diberikan
juga diberikan
pelatihan. Hasil
sesi Trainee uji statistik
of Traineer yangdimana
(TOT) dilakukan oleh
kader Munfarida kedalam
dimasukkan (2012) antara
satu
umur denganyang
kelompok keterampilan menunjukkan
didalamnya memilikibahwakarakteristik
tidak ada hubungan
yang
yang bermakna
bervariasi, antarahasil
seperti umur dengan keterampilan kader, tetapi semakin
10
tua umur kader posyandu maka semakin baik tingkat keterampilan kader
lebihSedangkan untuk
matang dalam pengaruh
berfikir tingkat tetapi
dan bekerja pendidikan terhadap
ada faktor fisiktingkat
yang
keterampilan pada penelitian
dapat menghambat ini didapatkan
proses belajar pada orangnilai p=0,206
dewasa yang
sehingga berarti
membat
bahwa variabel
penurunan tingkat
pada suatu waktupendidikan tidakberfikir
dalam kekuatan mempengaruhi
dan bekerja. proses
peningkatan keterampilan
Hasil penelitian ini setelah diberikan
tidak sejalan intervensi.
dengan Hal ini serupa
yang dilakukan oleh
dengan penelitian
Fieraningtyas (2009)yang
dan dilakukan
Handayani oleh Sulistyanto
(2011), (2005) yang
Menurut Fieraningtyas
mengatakan bahwa tingkat
(2009), kelompok kaderpendidikan tidak mempengaruhi
yang berusia lebih muda,pengetahuan
memiliki
setelah dilakukan
keterampilan intervensi
yang dengan
lebih baik media audiovisual.
dibandingkan Namun berbeda
dengan kelompok kader
dengan yang dikatakan
yang lebih tua. Samaoleh Pratiwidengan
halnya (2012) hasil
hasil analisis statistik pada
uji statistik yang
dilakukan
penelitianmenunjukkan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
yang dilakukan
10
keterampilan kader setelah diberikan intervensi. Hal ini juga bisa
kader setelah
dikatakan diberikan
bahwa intervensi.
semakin tinggi tingkat pendidikan kader posyandu
makaAkan tetapi,
semakin baikmenurut
tingkat Lawrence Green
keterampilan dalam
kader Notoatmodjo
posyandu demikian(2007)
juga
semakin lama
sebaliknya menjadi kader
(Munfarida, 2012)posyandu diharapkan akan semakin banyak
pengalaman dan untuk
Sedangkan pengetahuannya sehingga
pengaruh lama akan terhadap
jadi kader dapat melayani
tingkat
masyarakat
keterampilanyang
pada datang ke ini
penelitian pelayanan posyandu
didapatkan dengan
nilai p=0,794 baik
yang dan
berarti
bermutu. Dari sisi tingkat
bahwa variabel lain dengan masa kerja
pendidikan yangmempengaruhi
tidak lama otomatisproses
umur
kader posyandu
peningkatan juga semakin
keterampilan menjadi
kader tua.diberikan
setelah Pada usiaintervensi.
tua terjadiHal
proses
ini
degeneratif yangyang
sejalan dengan berdampak pada
dilakukan kemampuan
oleh pemanfaatan
Pratiwi (2012) sarana di
yang mengatakan
posyandu juga menurun.
bahwa lama pengabdian tidak mempengaruhi tingkat keterampilan
10
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, namun kembali lagi
umur yang sedang ditempuh oleh kader pada saat itu. Hal tersebut
10
BAB VII
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai efek pelat
kesimpulan sebagai berikut:
sebesar 24,86.
10
mendapatkan pelatihan memiliki rata-rata skor keterampilan
0,000
26,68.pada kelompok
Setelah intervensipelatihan,
diberikan dan P= 0,090 pada kelompok
responden yang
kontrol yang berarti
mendapatkan bahwa
pelatihan pada rata-rata
memiliki alpha 5% dapat
skor dikatakan
keterampilan
bahwa
46,82. terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor
pengetahuan Kelompok
d. Keterampilan responden Kontrol:
sebelum Rata-rata
dan sesudah dilakukan
kelompok yang
intervensi pada kelompok
tidak medapatkan intervensi,
pelatihan (kontrol)sedangkan
memiliki pada kelompok
rata-rata skor
kontrol tidak terdapat
keterampilan perbedaan
sebesar 28,32 yang signifikan
dan setelah dilakukanpada rata-rata
pemantauan
skor
akhirpengetahuan responden
didapatkan rata-rata skorsebelum dan sebesar
keterampilan sesudah29,27.
dilakukan
a. kader.
Setelah dilakukan pelatihan, terdapat perubahan pada skor akhir
10
b. Sama halnya dengan pengetahuan, setelah dilakukan pelatihan,
lalu kemudian
intervensi tingkat
dan P=pendidikan
0,125 pada(p=0,148 dankontrol
kelompok p=0,206)
yangdan lama
berarti
jadi kader
bahwa(p=0,076 dan p=0,794).
pada alpha 5% dapatHal ini dapat mengartikan
dikatakan bahwa
bahwa terdapat
ketigaperbedaan
variabel yang
tersebut tidak mempengaruhi
signifikan pada rata-rata proses peningkatan
skor keterampilan
pengetahuan dan sebelum
responden keterampilan
dan setelah
sesudahdilakukan intervensi.
dilakukan intervensi pada
10
selanjutnya secara bertahap, guna meningkatkan kapasitas kader
posyandu.
balita.
metode dan media yang paling terbaru dan diberikan retensi waktu
pelatihan yang
10
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo, R.. A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta:
Medika
Efektivitas Pelatihan
Educational Penjualan 1dan
Goals. Handbook Kompetensi
Cognitive Relasional
Domain. New Untuk
York: David
Chumea,Manajemen
Cameron., Universitas Diponegorodkk.
Onyango, Adelheid., Semarang. Tesis
2012. Anthropometry Handbook
ArfidaThe
BR. International
2003. EkonomiFetal
sumber
anddaya manusia.
Newborn Ghalia
Growth Indonesia:Jakarta
Consortium; (b)
Intergrowth
Keahlian Auditor
Kementerian dalamRepublik
Kesehatan Bidang Indonesia.
Auditing. Falkultas Ekonomi
10
Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Panduan Pelatihan Kader Posyandu.
Indonesia.
Djamarah, Syaiful Bahri., Aswan, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Pertumbuhan Balita Di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Gizi dan Diet
Indonesia
11
Haslinda, A. and Mahyuddin, M.Y. (2009). “The Effectiveness of Training in the
39-51.
Universitas Indonesia
Heru S., Adi. 1995. World Health Organization; Kader Kesehatan Masyarakat
Hilal, N., 1998. Penggunaan Media Video Pada Metode Ceramah-Tanya Jawab
11
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Pemantauan Status
Republik Indonesia.
tidak dipublikasikan.
: 14411-1799
Mubarak, W.I., dkk. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar
11
Munfarida, Siti. Adi, Anis Catur. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Jakarta
Cipta
Cipta
11
Politeknik Kesehatan Surakarta. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Media Grup.
Pujangkoro, Sugih Arto. 2004. Analisis Jabatan (Job Analysis). Jurnal Jurusan
Purnawanto., 2008. Budi. Menejemen SDM Berbasis Proses: Pola Pikir Baru
Purniawan, Agitya Eka. 2016. Efektifitas Media Poster Dan Audio Visual (Video)
Semarang. Skripsi.
Pukul 03:15
11
Quesada, C., Pilar P.H. and Berta, E. (2011). “Evaluating the Efficiency of
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari
Roberts. Albert R., Greene. Gilbert J. 2009. Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 2.
Rufiat, AM., Bambang Budi Raharjo. Fitri Indrawati. 2011. Pengaruh metode
Sadiman, Arief S., dkk. 2006. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan Dan
Mandar Maju.
EGC
11
Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Kader Posyandu dalam Menemukan
Tesis.
Persada
Diponegoro. Tesis
UNS
11
Susilana, Rudi., Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran Hakikat,
Prima
Tjetjep Syarif Hidayat dan Abas Basuni Jahari. 2011. Perilaku Pemanfaatan
Kesehatan RI. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 40, No. 1, Maret, 2012:
1 – 10
Wahit Iqbal, Bambang Adi, Khoirul, Siti Patonah. 2006. Ilmu Keperawatan
11
Wahyutomo., Ahmad Hernowo. 2010. Hubungan Karakteristik dan Peran Kader
organizations. 3rd Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall
Penelitian
http://journal.unikal.ac.id/index.php/lppm/article/viewFile/110/47
11
LAMPIRAN
11
LAMPIRAN I
i
ii
ii
i
v
v
v
v
i
x
LAMPIRAN II
ANGKET PENILAIAN MEDIA
INFORMED CONSENT
Assalamualaikum Wr. Wb
Wassalamualaikum. Wr. Wb
vi
Angket penilaian Media “Modul Pelatihan”
Nama :
No. HP :
Status Kerja :
Email :
Isilah kolom keterangan dengan tanda silang (X) pada kolom YA atau TIDAK sesuai
dengan pengetahuan yang pernah anda ketahui sebelumnya.
Keterangan
No Pertanyaan Ya Tidak Saran
1 Apakah anda mengerti
informasi yang ada di dalam
media?
2 Apakah informasi yang ada
didalam media memberikan
pengetahuan bagi anda?
3 Apakah pertanyaan yang
dituliskan dalam media
memberikan
kesinambungan dengan
informasi?
4 Apakah ada kata-kata yang
sulit dipahami?
5 Apakah bahasa yang
digunakan didalam media
cukup jelas?
6 Apakah anda mengalami
kesulitan dalam membaca
informasi di media?
7 Apakah hurufnya membuat
anda nyaman?
8 Apakah gambar pada media
mudah terlihat?
9 Apakah gambar yang
ditampilkan terlalu banyak?
10 Apakah warna-warni dalam
media menarik bagi anda?
11 Apakah penempatan teks
dan gambar sudah sesuai?
12 Apakah pertanyaan setelah
uraian media membantu
anda mengingat?
vii
LAMPIRAN III
KUESIONER PENELITIAN
EFEK PELATIHAN KADER POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM KEGIATAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RENGAS KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017
Peneliti : Harum Aulia Rahmawati, Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi
Masyarakat
PENJELASAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pelatihan kader Posyandu terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan pemantauan status gizi balita di
wilayah kerja Puskesmas Rengas Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017. Bentuk kegiatan
yang akan dilaksanakan adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner untuk
mengetahui data karakteristik individu (umur, tingkat pendidikan, lama kerja) dan
pengetahuan serta keterampilan kader dalam pemantauan status gizi balita. Apabila saudari
bersedia menjadi responden, isi dan hasil jawaban akan kami rahasiakan.
FORMULIR PERSETUJUAN
Setelah mendengar dan membaca penjelasan tersebut diatas, maka saya yang bertanda tangan
dibawah in:
Nama :
Alamat :
Menyatakan “SETUJU” untuk menjadi responden pada penelitian ini:
Tangerang Selatan, 2017
Peneliti Responden
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Rengas
viii
KUESIONER PENELITIAN
ix
B PENGETAHUAN Benar Salah Skor
(diisi oleh
peneliti)
x
11. Pada anak kembar, maka ibu
akan tetap mendapatkan satu
buku KIA
12. Pada kegiatan Posyandu buku
KIA digunakan untuk
memantau status gizi dan
tumbuh kembang balita
13. Kader bisa memantau
kesehatan ibu sejak hamil,
bersalin dan nifas sampai anak
berumur lima tahun.
14. Buku KIA bermanfaat sebagai
KIE (Komunikasi, Informasi
dan edukasi) antara ibu,
keluarga, kader dan tenaga
kesehatan.
15. Kader tidak dapat memantau
status gizi dan tumbuh
kembang balita.
16. Sasaran harus membawa buku
KIA setiap datang ke posyandu
17. Pemantauan tumbuh kembang
sampai anak berusia 1 tahun
18. Kader posyandu harus
memahami hasil penimbangan
dan pemantauan tumbuh
kembang setiap selesai
pelayanan posyandu
19. Kader harus mengajak ibu
melaksanakan pesan-pesan
yang ada di dalam buku KIA
20. Yang perlu dicatat setelah
melakukan penimbangan
xi
adalah: identitas keluarga,
identitas anak
21. Setiap selesai penimbangan
buku KIA diserahkan dan
disimpan oleh kader.
22. Bandul geser berada pada
angka SATU dan posisi paku
tegak lurus.
23. Masukkan balita ke dalam
sarung timbang dengan
pakaian seminimal mungkin
dan geser bandul sampai paku
tegak lurus
24. Lepaskan Jaket, Sepatu dan
penutup kepala sebelum anak
ditimbang.
25. Memperhatikan posisi kaki
responden tepat di samping alat
timbang, sikap santai
(BERGERAK-GERAK) dan
kepala menunduk (memandang
kebawah).
26. Letakan alat timbang pada
lantai yang datar, rata dan kuat.
27. Beri Selimut tebal atau karpet
sebagai alas.
28. Catat berat badan bayi dalam
ukuran cm
29. Letakan pengukur panjang
badan pada kasur yang lembut
dan halus
30. Letakkan alat ukur dengan
posisi panel kepala di sebelah
kiri dan panel penggeser di
sebelah kanan pengukur. Panel
kepala adalah bagian yang
tidak bisa digeser.
31. Pastikan alat geser/microtoise
berada diposisi atas.
32. Posisi kepala dan bahu bagian
belakang, lengan, pantat dan
xii
tumit tidak harus menempel
pada dinding tempat microtoise
di pasang.
33. Letakkan pita lingkar kepala di
bagian kepala bayi.
34. Asisten pengukur mengajak
bayi bercanda agar tenang
35. Setelah pita diposisikan dengan
benar, tarik ketat untuk
menekan rambut dan kulit.
xiii
LAMPIRAN IV
FORM PEMANTAUAN
KETERAMPILAN KADER DALAM KEGIATAN PEMANTAUAN STATUS GIZI
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RENGAS KOTA TANGERANG
SELATAN TAHUN 2017
xiv
D. Mengukur Berat Badan Menggunakan Timbangan Dilakukan Tdk
Injak Dilakukan
1. Letakan alat timbang pada lantai yang datar
2. Aktifkan timbangan dengan cara menekan
timbangan. Mula-mula akan muncul angka 8,88 dan
tunggu sampai muncul angkan 0,00 berarti
timbangan sudah siap digunakan
3. Lepaskan Jaket, Sepatu dan penutup kepala
sebelum anak ditimbang
4. Anak diminta naik ke alat timbang dengan posisi
kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidak
menutupi jendela baca
5. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah
alat timbang, sikap tenang (JANGAN
BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak
menunduk (memandang lurus kedepan).
6. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul
dan tunggu sampai angka tidak berubah (STATIS)
7. Catat angka hasil penimbangan.
xv
E. Mengukur Berat Badan menggunakan Timbangan Dilakukan Tdk
Bayi Dilakukan
1. Mempersiapkan alat (letakkan timbangan pada alas
yg rata dan kuat, beri selimut tipis, pastikan jarum
ada pada angka nol)
2. Lepaskan alas kaki, baju dan topi bayi (bayi
sebaiknya ditimbang tanpa pakaian)
3. Pengukur berdiri di depan skala timbangan
4. Letakkan bayi di timbangan dan tunggu sampai
jarum timbangan tidak bergerak-gerak lagi.
5. Hitung ukuran bb bayi sampai 0,1 kg terdekat
6. Mencatat berat badan sampai dengan 0,1 kg
terdekat
xvi
F. Mengukur Panjang Bayi Dilakukan Tdk
Dilakukan
1. Mempersiapkan alat infantometer (bagian kepala
yg tidak bisa digerakkan, bagian kaki yang bisa
digerakkan), letakkan dibagian yang rata, beri
alas selimut
2. Lepaskan tutup kepala, kaus kaki bayi
3. Pengukur 1 berdiri di daerah skala pengukur
4. Pengukur 2 berdiri di daerah kepala
5. Letakkan bayi pada bagian kepala (headboard),
pastikan kepala lurus sejajar dengan infatometer
6. Luruskan tubuh hingga sejajar dengan
infantometer
7. Luruskan tungkai bayi dengan cara
menahan/menekan lutut bayi kebawah dengan
lembut
8. Tarik footboard untuk mengukur panjang badan
bayi hingga menempel pada kaki bayi (posisi jari
menghadap keatas)
9. Baca ukuran panjang badan anak sampai 0,1 cm
terdekat
10. Bisa dilakukan dengan satu kaki atau dua kaki
bayi
11. Usahakan ibu berdiri ditempat yang bisa dilihat
oleh anak agar anak lebih tenang
xvii
G. Mengukur Tinggi Badan Anak menggunakan Dilakukan Tdk
microtoise Dilakukan
1. Persiapkan alat (mikrotoise di gantung 2 m dr
bawah lantai)
2. Lepaskan tutup kepala (topi/hiasan rambut), sepatu
dan kaos kaki
3. Anak berdiri tegak dengan kaki agak sedikit
terbuka
4. Belakang kepala, punggung, pantat, betis dan tumit
harus menempel pada dinding
5. Hadapkan kepala anak lurus
6. Petugas 1 menggerakkan mikrotoise ke bawah
hingga menyentuh kepala bagian atas anak
7. Petugas 2 mempertahankan posisi anak
8. Dorong pelan perut anak agar anak berdiri tegak
9. Bila anak lebih besar mintalah untuk
mengempiskan perut atau tarik napas dalam
10. Baca hasil pengukuran hingga 0,1 cm terdekat
xviii
H. Mengukur Lingkar Kepala Bayi Dilakukan Tdk
Dilakukan
1. Lepaskan penutup kepala, topi atau hiasan rambut
karena dapat mengganggu proses pengukuran dan
hasil ukur
2. Letakkan bayi dekat dengan asisten pengukur atau
ibu bayi
3. Pengukur berdiri di sisi ibu atau asisten pengukur
yang memegang bayi
4. Letakkan pita lingkar kepala di bagian kepala bayi.
Posisikan pita pada bagian tengkorak kepala bagian
depan, sedikit berada diatas alis, tegak lurus dan
sejajar dengan wajah, posisikan pita diatas telinga,
dan pada bagian belakang diletakkan di bagian
oksipital yang paling menonjol
5. Asisten pengukur membantu dengan memposisikan
pita dengan benar di sisi lain kepala
6. Setelah pita diposisikan dengan benar, tarik ketat
untuk menekan rambut dan kulit. Hati-hati, jangan
menarik pita terlalu ketat dan menyebabkan cedera
pada bayi terutama pada bayi yang baru lahir.
Jauhkan sedikit tangan dan jari untuk mempermudah
pengukur membaca hasil
7. Baca hasil pengukuran 1mm terdekat dan lepaskan
pita dari kepala bayi
8. Catat hasil pengukuran pada tempat yang telah
disediakan
xix
LAMPIRAN V
FORM PENILAIAN PELATIH/INSTRUKTUR
PELATIHAN KADER POSYANDU
Nama Pelatih :
Jabatan :
1 Membuka presentasi
2 Memberi salam kepada peserta
3 Menjelaskan konteks dan maksud
presentasi
4 Menjelaskan sistematika dan
struktur presentasi
5 Menjelaskan tujuan presentasi
6 Menjelaskan isi presentasi
7 Menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta
8 Mengajukan pertanyaan untuk
memeriksa pemahaman peserta
terhadap materi yang
dipresentasikan
9 Memberi umpan balik terhadap
jawaban yang dikemukakan oleh
peserta
10 Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
11 Menyimpulkan presentasi
12 Mengucapkan terima kasih salam
kepada peserta
Pemeriksa
(………………………)
xx
LAMPIRAN VI
OUTPUT HASIL ANALISIS DATA
1. ANALISIS UNIVARIAT
Statistics
Hasil Pretest Responden Kelompok
Intervensi
N Valid 22
Missing 0
Mean 24,23
Std. Error of Mean ,741
Median 25,00
Std. Deviation 3,477
Minimum 18
Maximum 30
Hasil Pretest Responden Kelompok Intervensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Hasil Pretest Responden Kelompok
Kontrol
N Valid 22
Missing 0
Mean 24,32
Std. Error of Mean ,594
Median 25,00
xxi
Std. Deviation 2,784
Minimum 20
Maximum 28
Statistics
Hasil Posttest Responden Kelompok
Intervensi
N Valid 22
Missing 0
Mean 28,95
Std. Error of Mean ,810
Median 30,00
Std. Deviation 3,798
Minimum 18
Maximum 33
Hasil Posttest Responden Kelompok Intervensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
xxii
32 2 9,1 9,1 81,8
33 4 18,2 18,2 100,0
Total 22 100,0 100,0
Statistics
Hasil Posttest Responden Kelompok Kontrol
N Valid 22
Missing 0
Mean 24,86
Std. Error of Mean ,528
Median 25,00
Std. Deviation 2,475
Minimum 20
Maximum 28
Statistics
Hasil Keterampilan Sebelum
Intervensi (Kelompok Intervensi)
N Valid 22
Missing 0
Mean 26,68
Std. Error of Mean ,825
Median 27,00
Std. Deviation 3,872
Minimum 20
xxiii
Maximum 32
Statistics
Hasil Keterampilan Sebelum
Intervensi (Kelompok
N Valid 22
Missing 0
Mean 28,32
Std. Error of Mean 1,827
Median 28,50
Std. Deviation 8,571
Minimum 16
Maximum 48
xxiv
31 4 18,2 18,2 77,3
32 1 4,5 4,5 81,8
36 1 4,5 4,5 86,4
42 1 4,5 4,5 90,9
43 1 4,5 4,5 95,5
48 1 4,5 4,5 100,0
Total 22 100,0 100,0
Statistics
Hasil Keterampilan Sesudah
Intervensi (Kelompok Intervensi)
N Valid 22
Missing 0
Mean 46,82
Std. Error of Mean ,602
Median 47,00
Std. Deviation 2,822
Minimum 39
Maximum 50
Hasil Keterampilan Sesudah Intervensi (Kelompok Intervensi)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
xxv
Statistics
Hasil Keterampilan Sesudah
Intervensi (Kelompok Kontrol)
N Valid 22
Missing 0
Mean 29,27
Std. Error of Mean 1,861
Median 30,00
Std. Deviation 8,730
Minimum 16
Maximum 48
Statistics
Umur Responden
N Valid 44
Missing 0
Mean 40,14
Std. Error of Mean 1,269
xxvi
Median 38,00
Minimum 27
Maximum 65
Umur Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Umur Responden Kelompok
Intervensi
N Valid 22
Missing 0
Mean ,09
Std. Error of Mean ,063
Median ,00
xxvi
Minimum 0
Maximum 1
Statistics
Umur Responden Kelompok Kontrol
N Valid 22
Missing 0
Mean ,14
Std. Error of Mean ,075
Median ,00
Minimum 0
Maximum 1
Statistics
Status Pendidikan
N Valid 44
Missing 0
Mean ,50
Std. Error of Mean ,076
Median ,50
Minimum 0
Maximum 1
xxvi
Statistics
Pendidikan Kelompok Intervensi
N Valid 22
Missing 0
Mean ,41
Std. Error of Mean ,107
Median ,00
Minimum 0
Maximum 1
Statistics
Pendidikan Kelompok Kontrol
N Valid 22
Missing 0
Mean ,59
Std. Error of Mean ,107
Median 1,00
Minimum 0
Maximum 1
Statistics
Lama Menjadi Kader
N Valid 44
Missing 0
Mean 7,02
Std. Error of Mean ,814
Median 5,00
Minimum 1
xxix
Maximum 22
N Valid 22
Missing 0
Mean ,55
Std. Error of Mean ,109
Median 1,00
Minimum 0
Maximum 1
Lama Jadi Kader Kelompok Intervensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
xxx
Statistics
Lama Jadi Kader Kelompok Kontrol
N Valid 22
Missing 0
Mean ,77
Std. Error of Mean ,091
Median 1,00
Minimum 0
Maximum 1
2. ANALISIS BIVARIAT
xxxi
Paired Samples Test
Sig. (2-
Paired Differences tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
xxxi
C. Hasil Keterampilan Kelompok Intervensi
Sig. (2-
Paired Differences tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Pair Hasil
1 Keterampilan
Sebelum - -
Intervensi - Hasil 20,1 4,246 ,905 -22,019 -18,254 22,2 21 ,000
Keterampilan 3 4
Sesudah 6 4
Intervensi
xxxi
Hasil Keterampilan Sesudah
29,27 22 8,730 1,861
Intervensi
Sig. (2-
Paired Differences tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Pair Hasil
1 Keterampilan
Sebelum
Intervensi - Hasil -,955 2,803 ,598 -2,197 ,288 -1,597 21 ,125
Keterampilan
Sesudah
Intervensi
3. ANALISIS MULTIVARIAT
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
xxxi
Correlations
Pendidikan Lama
Delta_Penget Kelompok Umur Terakhir Menjadi
ahuan Studi Responden Responden Kader
Pendidikan Terakhir
-,036 ,230 -,095 1,000 -,139
Responden
N Delta_Pengetahuan 44 44 44 44 44
Kelompok Studi 44 44 44 44 44
Umur Responden 44 44 44 44 44
Pendidikan Terakhir
44 44 44 44 44
Responden
Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Lama Menjadi
Kader, Pendidikan
Terakhir Responden,
. Enter
Umur Responden,
Kelompok Studib
2 Backward (criterion:
Probability of F-to-
. Umur Responden
remove >= ,050).
xxx
3 Backward
Pendidikan
(criterion:
. Terakhir
Probability of F-to-
Responden
remove >= ,050).
4 Backward
Lama Menjadi (criterion:
.
Kader Probability of F-to-
remove >= ,050).
Model Summarye
Change Statistics
a. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok Studi
b. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Kelompok Studi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 223,781 4 55,945 11,459 ,000b
Residual 190,401 39 4,882
Total 414,182 43
2 Regression 219,494 3 73,165 15,032 ,000c
Residual 194,688 40 4,867
Total 414,182 43
3 Regression 208,921 2 104,461 20,866 ,000d
Residual 205,260 41 5,006
Total 414,182 43
4 Regression 192,364 1 192,364 36,423 ,000e
xxx
b. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden,
Kelompok Studi
c. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Kelompok Studi
d. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Kelompok Studi
e. Predictors: (Constant), Kelompok Studi
Standa Coefficient
rdized
Unstandardized Coeffic 95,0% Confidence Collinearity
Coefficients i Interval for B Correlations Statistics
ents
xxx
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Pendidikan
Condition Kelompok Umur Terakhir Lama Menjadi
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Studi Responden Responden Kader
Excluded Variablesa
Collinearity Statistics
Partial Minimum
Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance VIF Tolerance
Pendidikan Terakhir
-,204d -1,804 ,079 -,271 ,947 1,056 ,947
Responden
Lama Menjadi Kader ,207d 1,819 ,076 ,273 ,933 1,072 ,933
xxx
c. Predictors in the Model: (Constant), Lama Menjadi Kader, Kelompok Studi
d. Predictors in the Model: (Constant), Kelompok Studi
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Correlations
Pendidikan
Delta_Ketera Kelompok Umur Terakhir Lama Menjadi
mpilan Studi Responden Responden Kader
xxxi
Kelompok Studi 44 44 44 44 44
Umur Responden 44 44 44 44 44
Pendidikan Terakhir
44 44 44 44 44
Responden
Lama Menjadi Kader 44 44 44 44 44
Variables Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Lama Menjadi
Kader, Pendidikan
Terakhir
. Enter
Responden, Umur
Responden,
Kelompok Studib
2 Backward
Lama Menjadi (criterion:
.
Kader Probability of F-to-
remove >= ,050).
3 Backward
Pendidikan
(criterion:
. Terakhir
Probability of F-to-
Responden
remove >= ,050).
4 Backward
(criterion:
. Umur Responden
Probability of F-to-
remove >= ,050).
a. Dependent Variable: Delta_Keterampilan
b. All requested variables entered.
Model Summarye
Change Statistics
a. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok Studi
b. Predictors: (Constant), Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok Studi
x
c. Predictors: (Constant), Umur Responden, Kelompok Studi
d. Predictors: (Constant), Kelompok Studi
e. Dependent Variable: Delta_Keterampilan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie 95,0% Confidence Collinearity
Coefficients nts Interval for B Correlations Statistics
1 (Constant) -
-18,967 3,448 ,000 -25,943 -11,992
5,500
x
Pendidikan
Terakhir ,978 ,817 ,066 1,197 ,239 -,674 2,630 ,289 ,188 ,063 ,904 1,106
Responden
Lama Menjadi
-,030 ,114 -,016 -,264 ,794 -,260 ,200 ,193 -,042 -,014 ,783 1,277
Kader
2 (Constant) -
-18,979 3,408 ,000 -25,866 -12,091
5,569
3 (Constant) -
-16,243 2,682 ,000 -21,660 -10,826
6,056
Kelompok Studi 17,96
19,191 1,068 ,939 ,000 17,033 21,348 ,939 ,942 ,939 1,000 1,000
2
Umur -
-,097 ,064 -,079 ,138 -,227 ,033 -,074 -,230 -,079 1,000 1,000
Responden 1,513
4 (Constant) -
-20,136 ,767 26,25 ,000 -21,684 -18,589
4
Kelompok Studi 17,68
19,182 1,085 ,939 ,000 16,993 21,371 ,939 ,939 ,939 1,000 1,000
5
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Pendidikan
Condition Kelompok Umur Terakhir Lama Menjadi
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Studi Responden Responden Kader
x
4 ,016 15,009 ,99 ,00 ,74 ,33
3 1 2,594 1,000 ,01 ,05 ,01
2 ,385 2,595 ,01 ,94 ,02
3 ,021 11,216 ,98 ,01 ,98
4 1 1,707 1,000 ,15 ,15
2 ,293 2,414 ,85 ,85
Excluded Variablesa
Collinearity Statistics
Partial Minimum
Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance VIF Tolerance
2 Lama Menjadi Kader -,016b -,264 ,794 -,042 ,783 1,277 ,783
3 Lama Menjadi Kader -,029 c
-,497 ,622 -,078 ,812 1,231 ,812
Pendidikan Terakhir
,069c 1,285 ,206 ,199 ,938 1,067 ,938
Responden
4 Lama Menjadi Kader -,055d -,996 ,325 -,154 ,933 1,072 ,933
Pendidikan Terakhir
,076d 1,414 ,165 ,216 ,947 1,056 ,947
Responden
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
x
LAMPIRAN VII
DOKUMENTASI KEGIATAN
x
x
x