Oleh:
RITA RAHMAWATI
NIM: 107101001522
2014 M/1435 H
GAMBARAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA KURANG
DARI 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh:
RITA RAHMAWATI
NIM: 107101001522
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
Rita Rahmawati
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, Juli 2014
Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
ABSTRAK
i
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH
MAJOR OF PUBLIC NUTRITION
Undergraduated Thesis, July 2014
Description of Giving Weaning Food (MP-ASI) on Age Infants less than 6 months
in the Work Area of Hospital Health Center District Pesanggrahan in 2014
ABSTRACT
This study was conducted in May 2014 at the Regional District of Pesanggrahan
South Jakarta. This study is a descriptive study with a quantitative approach and using
cross sectional study research design. With a sample of 64 mothers of infants aged 6-12
months.
The results of this study concluded that the provision of giving weaning food in
infants aged less than 6 months is still very high at 67.3%. The picture of the provision
of giving weaning food by Modifying Factor (age, education, occupation, knowledge,
ethnicity, experience, custom / habit), Perception mother (susceptibility, severity,
threats, benefits, bariers, cues to action, and self-efficacy) shows the percentage diverse.
Therefore, further research needs to be done similar studies with different designs and
number of samples representing the more, so that it can better describe the state of
society in the District Houses with more accuracy.
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
MBARAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014
disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Skripsi ini dengan judul GAMBARAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA KURANG DARI
PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 telah diujikan dalam sidang skripsi Fakulta
Kesehatan Masyarakat.
Ketua
Anggota,
DATA PRIBADI
Status : Menikah
Agama : Islam
Hp : 083897040079
Email : rita_rahmawati10913@yahoo.co.id
RIWAYAT PENDIDIKAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat
dan hidayah−Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi
berjudul “Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2014”.
Shalawat dan salam semoga tercurah Nabiyullah panutan dan junjungan kita, Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayah dan Ummi tercinta yang selalu menjadi semangat dan selalu menaburkan doa-
doa di setiap langkah putra-putrinya.
2. Bapak Prof. Dr. dr. Hc. M. K. Tadjudin Spd. Md. selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
3. Ibu Febrianti, SP, M.Si, selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat dan
dosen pembimbing pertama saya yang senantiasa memberikan waktu dan
bimbingannya kepada penulis selama penyusunan laporan skripsi ini. Terima kasih
ibu telah memberikan waktu dan membimbing saya dengan sabar hingga proses
pembuatan skripsi saya selesai.
4. Ibu Minsarnawati, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing satu saya, yang juga
senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya serta ilmu dan nasehat-nasehat
yang berguna kepada saya selama penyusunan laporan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, yang telah memberikan
ilmu yang sangat berguna khususnya bagi penulis dan mahasiswa Kesehatan
Masyarakat pada umumnya.
6. Bapak dan ibu guru saya dari SDN Kasturi 2, SMPN 1 Kuningan, dan SMAN 2
Kuningan, yang telah membimbing saya hingga akhirnya saya bisa melanjutkan
pendidikan di Perguruan Tinggi.
vii
7. Orang tua ku tercinta, bapak dan mamah. Rita mengucapkan beribu-ribu maaf
karena sudah banyak merepotkan bapak dan mamah. Rita juga mengucapkan
banyak terima kasih atas semua dukungan dan motivasi dari bapak dan mamah,
hingga akhirnya Rita bisa menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
8. Suamiku tercinta yang sudah sabar dan terus memberikan semangat pada saat Rita
down serta turut membantu Rita hingga bisa menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakakku tercinta, the Asri dan suaminya a’yusuf yang tidak pernah lelah
mengingatkan saat kakaknya lalai dan malas.
10. Keluarga besar tercinta yang selalu menjadi bara dan pemanas agar skripsi ini
segera terwujud.
11. Sahabat-sahabat OPUS yang senantiasa memberi samangat, khusus para “veteran”
yang berjuang hingga titik penghabisan bersama-sama, dan Ami yang selalu kita
bebani menjadi pembimbing ketiga kita.
12. Sahabatku dan teman-temanku tersayang, adit, sri, hani-kun, dan sri, terimakasih
atas dukungan dan dorongann kalian selama ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua khususnya penulis.
Rita Rahmawati
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
viii
2.2. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)................. ............... 18
ix
MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan.................. ... 73
x
Pesanggrahan Tahun 2014.................. .................. .............. 86
Memberikan
xi
dari 6 Bulan Berdasarkan Kepercayaan Diri108
BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN110
7.2.Saran112
DAFTAR PUSTAKA114
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan 65
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.2 Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan 65
Berdasarkan Usia Pertama Kali Pemberian MP-ASI di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.3 Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan 66
Berdasarkan Jenis MP-ASI yang Diberikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.4 Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan 67
Berdasarkan Alasan Ibu dalam Pemberian MP-ASI di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.5 Distribusi Ibu Berdasarkan Usia Ibu yang Memiliki Bayi Berusia 6 67
– 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
Tahun 2014
Tabel 5.6 Distribusi Ibu Berdasarkan Suku Ibu yang Memiliki Bayi Berusia 6 68
– 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
Tahun 2014
Tabel 5.7 Distribusi Ibu Berdasarkan Pendidikan Ibu yang Memiliki Bayi 69
Berusia 6 – 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2014
xiii
Tabel 5.8 Distribusi Ibu Berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Memiliki Bayi 69
Berusia 6 – 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.9 Distribusi Ibu Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu yang Memiliki Bayi 70
Berusia 6 – 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.11 Distribusi Ibu Berdasarkan Pengalaman Ibu tentang Pemberian MP- 71
ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.13 Distribusi Ibu Berdasarkan Jenis Makanan yang di Berikan dalam 72
Adat/ Kebiasaan Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6
Bulan
Tabel 5.16 Distribusi Ibu Berdasarkan Jenis Keparahan dalam Pemberian MP- 74
ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.17 Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Ancaman dari 75
Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.18 Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Manfaat dari 76
Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
xiv
Tabel 5.19 Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Jenis Manfaat dari 76
Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.20 Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Kendala dari 77
Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.21 Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Kendala dari 78
Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.26 Distribusi Ibu Berdasarkan Riwayat ANC Ibu dalam Pemberian 81
MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.27 Distribusi Ibu Berdasarkan Kepercayaan Ibu dalam Pemberian MP- 82
ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.28 Distribusi Ibu Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Percaya Diri dalam 82
Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.29 Distribusi Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan 83
Berdasarkan Modifying Factors di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
xv
Tabel 5.30 Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan 85
Berdasarkan Persepsi Kerentanan, Keparahan, Ancaman, Manfaat,
dan Kendala di Wilayah Kerja Puskesms Kecamatan
Pesanggrahan
Tahun 2014
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok bayi usia 0-12 bulan menjadi salah satu fase yang sangat
sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini,
bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang
optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh
makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi
periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada
penting yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan yang tepat untuk bayi
dan anak dibawah usia dua tahun yaitu : pertama, memberikan air susu ibu kepada
bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Kedua, memberikan hanya
air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi
1
2
tepat dan adekuat sejak 6 bulan sampai 24 bulan. Dan keempat, melanjutkan
pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes, 2006).
status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat
menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai (Depkes RI,
berusia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia dibawah lima
sulit untuk dilaksanakan. Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada
bahwa bayi berumur di bawah lima tahun yang mendapatkan ASI eksklusif selama
6 bulan adalah sebesar 32%. Padahal hasil SDKI tahun 2002-2003 sebelumnya
sebesar 40%. Selain itu, hasil survei terbaru dari data Riset Kesehatan Dasar
adalah praktek pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia
Seperti yang dilansir dalam penelitian Fikawati dan Syafiq (2003) dalam Nelvi
hari pertama kelahiran yaitu, lebih dari 80% responden yang tidak ASI ekslusif 4
kepada bayinya. Hal ini diperkuat dengan data Litbangkes yang menemukan
pemberian makanan bayi di Indonesia masih banyak yang belum sesuai dengan
Irawati (2007) menunjukkan bahwa lebih dari 50% bayi di Indonesia mendapat
yang mengandung gizi diberikan pada bayi atau anak yang berumur 6-24 bulan
prelakrteal adalah makanan yang diberikan kepada bayi sebelum ASI keluar yang
biasanya diberikan. Makanan prelakteal ini menjadi salah satu masalah dalam
Kebiasaan pemberian makan yang tidak tepat, salah satunya pemberian makanan
terlalu dini pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Hal ini dapat berdampak pada
gangguan sistem pencernaan bayi, seperti diare, muntah, sulit buang air besar,
menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan berlebih, dan alergi terhadap
salah satu zat gizi makanan (Cott, 2003; Pudjiadi, 2003). Oleh karena itu, pada saat
bayi berusia 0 – 6 bulan pemberian ASI saja sudah cukup, dimana komposisi ASI
4
ibu masih bisa mencukupi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI
masyarakat juga menjadi salah satu masalah dalam pemberian MP-ASI. Hasil
penelitian Irawati tahun 2004 menyatakan bahwa, jenis makanan pendamping ASI
dini yang dikonsumsi bayi antara lain pisang, susu formula (bubuk dan kental
manis), biskuit, bubur beras, makanan bayi produk industri (SUN, Promina dan
Milna), dan nasi lumat. Sedangkan untuk jenis makanan prelakteal yang diberikan
kepada bayi baru lahir meliputi: susu formula, susu non-formula, air putih, air gula
(gula pasir/gula kelapa/gula aren), air tajin, air kelapa, sari buah, teh manis, madu,
pisang, nasi/bubur. Dan jenis makanan prelakteal yang paling banyak diberikan
berdasarkan hasil survei Riskesdas (2010) yaitu susu formula (71,3%), madu
(19,8%) dan air putih (14,6%). Jenis yang termasuk kategori lainnya meliputi air
kopi, santan, biskuit, kelapa muda, air daun pare, dan kurma (Riskesdas, 2010).
Kemudahan ini menjadi salah satu alasan ibu untuk memberikan MP-ASI
pada bayinya. Sedangkan alasan lain yang mendorong ibu untuk memberikan MP-
ASI diantaranya, produksi ASI sedikit, supaya bayi cepat besar, adanya anjuran
dari keluarga, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan diluar rumah dan
pengasuhan anak diserahkan kepada orang lain, bayi rewel dan menangis terus,
nutrisi bayi tidak cukup hanya dengan ASI, anak orang tua dulu yang diberi
makanan pada umur 2 bulan sampai sekarang dapat hidup sehat, serta gencarnya
promosi makanan bayi yang belum mengindahkan ASI eksklusif sampai 6 bulan
faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI adalah pengetahuan ibu
(Wahyu, 2007; Martini, 2009), sosial budaya (Kirana et.al, 2006; Wahyu, 2007),
promosi susu formula (Wahyu, 2007; Widiyati et.al, 2009), umur, pendidikan,
ASI (MP-ASI) tidak bisa terlepas dari emik yang ada di suatu masyarakat.
Menurut Mead (Gidden, 1995 dalam Jompa 2003) perilaku individu itu ditentukan
dari internalisasi perilaku-perilaku sebelumnya yang dilihat dan atau dialami oleh
individu dari orang tuanya (significant other) dan dari masyarakatnya (generalized
Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2009,
diketahui bahwa jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di Provinsi DKI Jakarta
sebesar 34%. Angka ini belum sesuai dengan target ASI eksklusif nasional yaitu
sebesar 80%. Data per-wilayah Kota Provinsi DKI Jakarta menunjukkan cakupan
ASI eksklusif tertinggi yaitu Jakarta Utara 60%. Kemudian tertinggi kedua Jakarta
tahun 2012 hanya sebesar 8,9% dan sebesar 91,1% perilaku ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif. Angka ini sangat jauh dari angka cakupan Nasional
yang sebesar 80%. Dalam penelitian ini diketahui bahwa penyebab kegagalan
adanya praktek pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan.
dini dengan pendekatan teori Health Belief Model, menunjukkan ada beberapa
alasan yang mendasari ibu memberikan makanan tambahan pada bayi usia kurang
dari 6 bulan, diantaranya : 1) Pemberian ASI saja tidak bisa mencukupi kebutuhan
gizi bayinya, 2) ASI belum keluar, 3) Meningkatkan berat badan bayi, 3) Agar
7
anak tidak rewel, anteng dan kenyang, 4) Putting sakit atau lecet, 5) Ibu mengidap
ataupun anak saudaranya), 7) Adanya dukungan orang terdekat (Suami, Ibu, Ibu
mertua, dan tetangga), dan 8) Sudah menjadi kebiasaan turun temurun dalam
keluarga.
ASI dini melalui pendekatan teori health belief model, dipengaruhi adanya
ASI ekslusif dan bahayanya pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan
untuk melakukan penelitian lanjutan dari Chairani (2013), yaitu untuk melihat
gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja
Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2012 hanya sebesar 8,9% dan
sebesar 91,1% perilaku ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Penelitian yang
sama yang dilakukan oleh Chairani (2013) dengan sampel yang sama menemukan
bahwa dari seluruh ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif, sudah mulai
memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan disertai dengan beragam
alasan.
tepat, seperti pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan, justru
pada bayi usia kurang dari 6 bulan organ pencernaan bayi belum siap untuk
mencerna makanan yang bentuknya lebih padat. Akibatnya jika MP-ASI diberikan
pada masa ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare, alergi,
mengenai gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan di
1.3.1 Bagaimana gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
1.3.2 Bagaimana gambaran frekuensi pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang
1.3.3 Bagaimana gambaran Modifiying Factor Ibu (Umur Ibu, Suku, Pendidikan,
oleh pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulang di di Wilayah
1.3.6 Bagaimana gambaran persepsi ibu tentang ancaman dari pemberian MP-
ASI kepada bayi usia kurang dari 6 bulan di di Wilayah Kerja Puskesmas
1.3.7 Bagaimana gambaran persepsi ibu tentang manfaat dari pemberian MP-ASI
pada bayi usia kurang dari 6 bilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
1.3.11 Bagaimana gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
2014.
2014
terjadi dilingkungan sekitar dan sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah
Hidayatullah Jakarta
tepat.
13
melihat gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan di
crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk melihat
gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan dengan
TINJAUAN PUSTAKA
ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik dan paling sempurna
untuk bayi karena didalamnya terkandung zat gizi yang sesuai dengan
WHO, 2003). Sedangkan menurut Roesli (2005), definisi ASI adalah air
susu yang keluar dari seorang ibu pasca melahirkan bukan sekedar sebagai
makanan, tetapi juga sebagai salah satu cairan yang terdiri dari sel-sel yang
seperti susu formula, madu, jeruk, air teh, air putih dan tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim, sampai
makanan lain dan tetap diberi ASI sampai berumur dua tahun (Purwanti,
2004).
14
15
ASI dari ibu atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpoa
penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi
tidak memberikan makanan atau minuman (seperti air kelapa, air tajin, air
the, madu, pisang) kepada bayi sebelum diberikan ASI. c) ASI diberikan
sesuai kemauan bayi tanpa perlu dibatasi waktu dan frekuensinya (pagi,
siang dan malam hari) dan memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6
2009).
plasenta, namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera
setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan
berusia sekitar Sembilan sampai dua belas bulan. Pada saat itu zat
tidak terdapat atau hanya sedikit sekali terdapat pada susu sapi,
memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin ketimbang bayi yang tidak
17
keopandaian anak yang diberi ASI pada usia 9,5 tahun mencapai
12,9 poin lebih tinggi daripada anak yang minum susu formula
(Prasetyono, 2009).
2009).
a. Menjarangkan kehamilan.
lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per
2009).
Semakin meningkat umur bayi atau anak, maka kebutuhan akan zat gizi pun
ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. Selanjutnya bayi perlu
makanan tambahan yang gizinya setara dengan ASI atau lebih dikenal dengan
istilah MP-ASI
19
yang mengandung gizi diberikan pada bayi atau anak yang berumur 6-24
jerman yang berarti makanan selain dari susu yang diberikan kepada bayi).
pendamping ASI adalah untuk menambah energy dan zat-zat gizi yang
diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara
gizi, defesiensi zat gizi mikro (zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C
20
baru.
pertumbuhan bayi dan anak usia 6-24 bulan. Kebutuhan energi dari
makanan adalah sekitar 200 kkal per hari untuk bayi usia 6-8 bulan, 300
kkal per hari untuk bayi usia 9- 11 bulan, dan 550 kkal per hari untuk anak
pisang dan alpukat matang dan yang harus diingat adalah jangan berikan
buah atau sayuran mentah. Setelah bayi dapat menerima beras atau sereal,
sayur dan buah dengan baik, berikan sumber protein (tahu, tempe, daging
ayam, hati ayam dan daging sapi) yang dikukus dan dihaluskan. Setelah
bubur dibuat lebih kental (kurangi campuran air), kemudian menjadi lebih
kasar), dan akhirnya bayi siap menerima makanan pada yang dikonsumsi
Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit (Depkes RI, 2000).
relatif murah, dan dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara
lokal. Makanan pendamping bagi bayi hendaknya bersifat padat gizi, dan
tidak banyak mengandung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna
positif, antara lain ibu lebih memahami dan terampil dalam membuat
adalah makanan yang disediakan dengan olahan dan bersifat instan dan
pada bayi.
onstan atau biskuiy yang dapat dimakan secara langsung atau dapat
dimasak lagi dan dapat diberikan pada bayi setelah ditambah air matang
maizena, terigu ditambah susu dan gula, dan bahan perasa lainnya.
Makanan tambahan pabikan yang lain seperti nasi tim yakni bubur
beras dengan tambahan daging, ikan atau hati serta sayuran wortel dan
bayam, dimana untuk bayi kurang dari 10 bulan nasi tim harus disaring
susu dan nasi tim) beredar pula berbagai macam tepung baik tepung
dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk satu
pertama, adalah masa yang sangat kritis dalam kehidupan bayi. Bukan
ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan (ASI Eksklusif) (Depkes, 2000).
yang tidak teratur, bayi bisa makan sebanyak 6-12 kali atau lebih dalam 24
jam tanpa jadwal yang teratur. Menyusui bayi dapat dilakukan setiap 3 jam
alasannya karena lambung bayi akan kosong dalam waktu 3 jam sehabis
bertambah umur dan berat badannya. sehingga asupan makanan dari ASI
saja tidak bisa mencukupi kebutuhan zat gizi bayi. Oleh karena itu, mulai
sebagai tahap awal, perkenalkan dengan bubur dan sari buah dua kali sehari
sebanyak 1-2 sendok makan penuh. Frekuensi pemberian bubur ini, lambat
dapat ditingkatkan lagi yaitu sebanyak 3-6 sendok penuh tiap kali makan,
paling tidak empat kali sehari keadaan bubur harus tetap disaring, apabila
bayi masih tampak lapar dapat diberi makanan kecil misalnya roti kering,
25
pisang. Pada umur 9 bulan berikan bubur yang tidak disaring atau nasi tim
Menginjak usia 10-12 bulan bayi sudah dapat diberi bubur yang
Tabel 2.1
Pedoman Pemberian Makanan Sehat
Jenis Makanan
Umur
Makanan Makanan Makanan
(bulan) ASI
Lunak Lembek/lunak Keluarga
0-6 √
6-8 √ √
8-12 √ √ √
12-24 √ √ √ √
>24 √
Sumber : Depkes RI (2003)
2) Kolostrum dibuang
pertumbuhan anak.
kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak
ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. seharusnya
diperhatikan.
8) Kebersihan kurang
2.2.6 Alasan – alasan ibu memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
bulan
Menurut Gibney tahun 2009 dalam buku “Gizi Kesehatan
mendasar terhadap makna pemberian ASI yang membuat para ibu tidak
1) Rasa takut bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan atau
harus dibuang.
3) Teknik pemberian ASI yang salah. Jika bayi tidak digendong dan
bayi tidak mampu meminum ASI secara efektif. Hal ini akan
Pemberian cairan seperti ait teh dan air putih dapat meningkatkan
risiko diare pada bayi. Bayi akan mendapat ASI yang lebih rendah
cairan lain.
ibu akan lebih tertarik dengan iklan PASI dan memberikan MP-ASI
secara dini.
yang terlalu dini. Dalam jangka pendek, pemberian MP-ASI terlalu dini
oleh bayi. Hal ini akan menjadi resiko untuk terjadinya penurunan produksi
nilai gizi yang lebih rendah dari ASI, maka hal ini akan merugikan bayi
karena bayi dapat menderita defisiennsi zat gizi, missal zat besi (fe). Pada
bayi-bayi muda, keseimbangan zat besinya masih rawan dan hanya zat besi
yang terdapat pada ASI yang lebih mudah diserap (Ebrahim, 1986 dalam
Hernawati, 2008).
strukturnya liat dan tidak bisa dicerna yang disebut phyto bezoar yang
dini.
1) Gangguan Penyusuan
makanan tambahan pada umur yang lebih dan dalam jumlah yang
pada masa kanak-kanak. Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak
seperti jeruk, tomat, ikan, telur dan serealia, bahkan mungkin lebih
sering terjadi.
gigi, dan telah dikemukakan bahwa penggunaan gula pada umur yang
dini dapat membuat anak terbiasa akan makanan yang rasanya manis.
Bila bayi tidak dilatih pada umur 6 bulan biasanya tidak mau
makanan lain selain ASI, susu formula atau minuman cair sesudah berumur
Teori health belief model merupakan teori yang mengarahkan pada proses
berfikir yang dialami seseorang sebelum melakukan suatu tindakan yang berkaitan
dengan kesehatan. Meskipun teori ini diarahkan pada apa yang terjadi pada
tidak melakukan suatu tindakan didasarkan pada petunjuk, rujukan dan informasi
yang berasal dari lingkungan, baik fisik, sosial, maupun budaya seseorang tersebut
(Edberg, 2009).
Konsep dasar health belief model yaitu menjelaskan faktor determinan dari
perilaku kesehatan yang berorientasi pada personal belief atau persepsi dan
keyakinan mengenai suatu penyakit atau kejadian tertentu dan cara yang akan
dilakukan untuk mengurangi kejadian tersebut. Proses kognitif dari health belief
kesehatan yaitu ancaman yang dirasakan individu dari sakit dan pertimbangan
Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan
muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seorang berfikir penyakit atau
bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan
juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan
membiarkan penyakitnya tidak ditangani. Penilaian yang kedua yang dibuat adalah
perbandingan antara keuntungan dengan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk
(Glanz, 2008).
35
mencegah bayi terserang penyakit infeksi, dan akan berpotensi berisiko terkena
berat. Bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif dapat menurunkan
didapat dari suatu tindakan pencegahan maka akan semakin besar peluang
manfaat yang dirasakan kecil dari suatu tindakan yang akan dilakukan untuk
optimal.
Adanya kendala dalam pemberian ASI eksklusif seperti puting susu yang
kurang, dan ibu bekerja, membuat ibu langsung menganggap bahwa hilangnya
peluang untuk menyusui secara eksklusif sehingga dengan alasan kendala ini,
dan Becker tahun 1988 untuk menyempurnakan teori health belief model agar
sesuai dengan tantangan perubahan perilaku atau kebiasaan yang tidak sehat
(Glanz, 2008).
pada kenyataannya banyak ibu merasa khawatir pemberian ASI saja selama 6
bulan tidak cukup ini disebabkan oleh bayi masih rewel setelah diberikan ASI,
37
masaa seperti majalah, televisi, dan radio dalam melakukan tindakan pemberian
persepsi)
tindakan pencegahan.
a. Variabel demografi, dimana pada variabel ini meliputi (usia, suku keturunan,
seseorang. Usia yang lebih dewasa umumnya memiliki emosi yang lebih
stabil dibandingkan usia yang lebih muda. Usia ibu akan mempengaruhi
kesiapan emosi ibu. Misalnya pada ibu yang usianya terlalu muda ketika
menjadi ibu. Hal ini dapat mempengaruhi kehamilan dan pengasuhan anak
dalam berpikir dan bekerja. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan
dewasa, barulah rasa menjadi orang tua tercapai. Kematangan jiwa ini
pemberian MP-ASI pada bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
umur ibu dengan pemberian makanan pada bayi. Namun, hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian Padang (2007) yang melaporkan bahwa
2.4.2 Pengetahuan
baru dalam diri orang tersebut sehingga terjadi suatu proses berurutan
stimulus.
makanan tambahan pada bayi karena dengan pengetahuan yang baik, ibu
ketegorik yaitu kurang baik dan baik, dikatakan kurang baik apabila
mendapat skor jawaban yang benar < 70%. Sedangkan responden dikatakan
seperti suku Jawa. dalam penelitian ini garis keturunan informan (ibu)
nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya lebih dahulu dan
didiamkan selama satu malam) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat
dan kuat. Mereka percaya bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan
Barat, pada usia sebulan bayi sudah diberi bubur tepung, bubur nasi nasi,
pisang dan lain-lain. Ada pula kebiasaan memberi roti, pisang, nasi yang
sudah dilumatkan ataupun madu, teh manis kepada bayi baru lahir sebelum
sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan
waktu atau agama yang sama dan adanya informasi yang diteruskan dari
yang menentukan apa yang dapat dimakan dan apa yang tidak. Sering kali
tradisi mengenai apa yang boleh dan yang tidak boleh dimakan, apa yang
baik dan apa yang tidak baik secara sosial. Semua itu diperoleh melalui
42
proses pewarisan dari generasi tua kepada generasi muda secara terus
membiasakan diri dalam apa yang patut dimakan (Puslitbang Gizi Depkes
2010). Dan jenis makanan tambahan lain yang biasa diberikan adalah buah
pisang lumat, bubur bayi, dan nasi yang dilumatkan bersama pisang
kepada orang untuk membuka jalan fikiran dalam menerima ide-ide atau
(72,4 %) diantaranya telah memberikan MP-ASI dini kepada bayi usia <6
kepada bayinya. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,360 (p>0,05) maka
pendidikan ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi usia <6 bulan.
tingkat pendidikan ibu terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi usia <6
dini kepada bayinya. Hal ini didukung oleh pernyataan Suradi (2004),
bahwa pada ibu yang berpendidikan tinggi ia lebih sadar akan keunggulan
ASI dan dampak dari pemberian MP-ASI secara dini dan menimbulkan
MP-ASI dini kepada bayi usia <6 bulan. Sedangkan ibu yang tidak bekerja,
44
bayinya. Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,001 maka dapat
ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi usia <6 bulan. Hasil analisis
diperoleh pula nilai RP=1,91, artinya ibu yang bekerja mempunyai risiko
sebesar 1,91 kali untuk memberikan MP-ASI dini pada bayi usia <6 bulan.
dkk. di Perth Australia; Kok Leong Tan di Peninsular Malaysia; dan juga
ibu terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi usia <6 bulan.
pada bayi (Roesli, 2005 dalam Afifah, 2007). Hal ini sejalan dengan
memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan dipengaruhi oleh
guna mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
Care (ANC) atau dengan sebutan lain kunjungan ibu hamil. Menurut
Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas
tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya d
Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu
2.5Kerangka Teori
Berdasarkan teori-teori yang sudah dipaparkan maka kerangka teori pada penelitian ini adalah seb
Persepsi ibu mengenai manfaat pemberian ASI
dini
eksklusif
48
Bagan 2.1
Faktor eksternal
Kerangka Teori
Dukungan keluarga
Dukungan tenaga kesehata
Acti Umur
Suku Pemberi
Persepsi ibu mengenai kendala pemberian ASI
eksklusif an ASI
keturunan
Eksklusi
Adat/
istiadat Kepercayaan diri ibu dalam pemberian ASI eksklusif
Pendidika
n
Pekerjaan
konsep dari teori dasar Health Belief Model yang dirumuskan oleh Rosenstock.
Penelitian ini mengenai gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari
tahun 2014. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Modifying factor
(Umur ibu, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, suku ibu,
kepercayaan diri ibu, dan petunjuk untuk bertindak (dukungan orang terdekat,
variabel yang diteliti sama dengan variabel sebelumnya namun ada beberapa
redaksinya yang dirubah. Pada penelitian ini variabel dukungan tenaga kesehatan
ANC itu sendiri ada kontak langsung dengan tenaga kesehatan, sehingga
ibu.Selain itu variabel dukungan orang terdekat disini terbagi dalam tiga bentuk,
yaitu dukungan dalam bentuk anjuran, dukungan dalam bentuk permintaan, dan
49
50
dukungan dalam bentuk suruhan. Pembagian bentuk dukungan ini karena makna
Variabel lain yang digunakan dalam peneliti ini adalah variabel persepsi
Ibu. Variabel persepsi ibu terdiri atas 6 variabel, yaitu persepsi kerentanan,
keadaan atau kondisi yang rentan setelah pemberian MP-ASI pada bayi usia
efek dari pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang. Persepsi Ancaman adalah
anggapan ibu tentang keadaal yang timbul dari pemberian MP-ASI dapat
diperoleh dari pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan, seperti
bisa membantu pemenuhan zat gizi bayi, dapat menambah berat badan bayi, dll.
Persepsi Kendala/ hambatan adalah anggapan dimana ibu merasa ada kendala
yang menghalangi ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif. Dan terakhir
dukungan tenaga kesehatan, serta media masaa seperti majalah, televisi, dan
digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.1 sebagai berikut.
51
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Pemberian
MP-ASI pada
Modifying Factors :
bayi usia
- umur kurang dari 6
- suku bulan
- pendidikan Persepsi Ancaman
- pekerjaan
- pengetahuan
- pengalaman
- adat/ kebiasaan
Tabel 3.1
Variabel Definisi Oprtasional Definisi
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pemberian MP-ASI Ibu yang memberikan MP-ASI Wawancara Kuesioner 0. Memberi MP-ASI Ordinal
pada bayi usia kurang dari 6 bulan 1. Tidak memberi
MP-ASI
Umur Ibu Lama waktu hidup ibu sejak Wawancara Kuesioner 0. <20 atau > 30 Ordinal
dilahirkan sampai dengan saat tahun
pengisian kuesioner 1. 20-30 tahun
Suku Ibu Suku asal ibu Wawancara Kuesioner Suku asal ibu Nominal
Adat/Kebiasaan Adat/ Kebiasaan keluarga terkait Wawancara Kuesioner 0. ada kebiasaan Ordinal
pemberian MP-ASI pada bayi usia 1. jika tidak ada adat/
kurang dari 6 bulan kebiasaan
52
Tabel 3.1
Definisi Operasional
(Lanjutan)
Variabel Definisi Oprtasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pendidikan Pengalaman mengikuti pendidikan Wawancara Kuesioner 0. Tidak Sekolah Ordinal
formal dinilai berdasarkan ijazah 1. SD
terakhir 2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinngi
Pengetahuan Kemapuan ibu menjawab Wawancara Kuesioner 0. Kurang baik, jika Ordinal
pertanyaan yang menggambarkan jawaban yang
apa yang ibu ketahui mengenai benar <70%
pemberian MP-ASI 1. Baik, jika jawaban
yang benar ≥70%
52
Tabel 3.1
Definisi Operasional
(Lanjutan)
Variabel Definisi Oprtasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pengalaman Ibu Pengalaman ibu sebelumnya terkait Wawancara Kuesioner 0. Ya, jika Ordinal
pemberian MP-ASI pada bayi usia sebelumnya ada
kurang dari 6 bulan baik pada anak pengalaman
kandung, maupun pada anak 1. Tidak, jika
saudaranya. sebelumnya tidak
ada pengalaman
Riwayat ANC Jumlah pemeriksaan kehamilan ibu Wawancara Kuesioner 0. Kurang, jika < 4 Ordinal
sejak mulai hamis sampai kali
melahirkan 1. Baik, jika ≥ 4 kali
Tabel 3.1
Definisi Operasional
(Lanjutan)
Variabel Definisi Oprtasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Persepsi Kerentanan Anggapan ibu tentang keadaan atau Wawancara Kuesioner 0. Ada kerentanan Ordinal
kondisi yang rentan setelah 1. Tidak ada
pemberian MP-ASI pada bayi usia kerentanan
kurang dari 6 bulan
Persepsi Keparahan Merupakan keyakinan ibu mengenai Wawancara Kuesioner 0. Ada keparahan Ordinal
efek dari pemberian MP-ASI pada 1. Tidak ada
bayi usia kurang keparahan
Persepsi Ancaman Anggapan ibu tentang ancaman yang Wawancara Kuesioner 0. Ada ancaman Ordinal
timbul dari pemberian MP-ASI pada 1. Tidak ada
bayi usia kurang dari 6 bulan ancaman
Perspsi Manfaat Merupakan keyakinan ibu terhadap Wawancara Kuesioner 0. Ada manfaat Ordinal
manfaat yang diperoleh dari 1. Tidak ada
pemberian MP-ASI pada bayi usia manfaat
kurang dari 6 bulan
52
Tabel 3.1
Definisi Operasional
(Lanjutan)
Variabel Definisi Oprtasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Persepsi Kendala Anggapan dimana ibu merasa ada Wawancara Kuesioner 0. Ada kendala Ordinal
kendala yang menghalangi ibu 1. Tidak ada kendala
untuk memberikan ASI secara
Eksklusif
Sumber informasi Sumber informasi yang didapatkan Wawancara Kuesioner 0. Ada dukungan Ordinal
ibu terkait pemberian MP-ASI pada orang terdekat
bayi usia kurang dari 6 bulan 1. Tidak ada
dukungan orang
terdekat
Kepercayaan diri Kepercayaan ibu terhadap diri Wawancara Kuesioner 0. Ya, Ibu merasa Ordinal
sendiri terhadap kemampuan ibu yakin
memberikan ASI eksklusif 1. Tidak, ibu merasa
kurang rapih
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan pe
Pesanggrahan Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014.
4.3.1Populasi
Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu yang pada bulan Mei
4.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 6- 12
57
58
Dengan asumsi dari penelitian sebelumnya yaitu proporsi ibu yang memberikan MP-ASI
kemaknaan 5%.
Keterangan :
Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- α/2 = 1,96 atau Z2 1- α/2 = 1,962
jumlahnya kurang dari jumlah perhitungan sampel, maka semua ibu yang
59
Cluster Samplng dan Simple Random Sampling. Karena daerah penelitian ini
cukup luas yaitu mencakup tingkat kecamatan. Maka langkah pertama peneliti
dengan cara memilih tiga kelurahan yang dianggap bisa mewakili kelurahan lain
kelurahan terpilih dengan cara simple random sampling, sehingga bisa diambil
digunakan untuk melihat gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari
6 bulan, umur, paritas/jumlah anak, suku keturunan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
terdekat, serta gambaran persepsi ibu. Masing – masing variable diukur dengan
secara langsung.
2. Data sekunder diperoleh dari penelusuran dokumen serta catatan berupa jumlah
profil dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Sudin Jakarta Selatan.
61
Tabel 4.1
Gambaran Rincian Variabel Penelitian dalam Kuesioner
Uji
Jumlah
Validitas
No Variabel Pertanyaan Penelitian Sebelumnya
&
Kuesioner Reabilitas
1 Umur Ibu 1 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan √
Pemberian Makanan Prelateal pada Bayi Baru
Lahir di Desa Supat Timur Kabupaten Musi
Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2011
2 Pendidikan 1 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan √
Ibu Pemberian Makanan Prelateal pada Bayi Baru
Lahir di Desa Supat Timur Kabupaten Musi
Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2011
3 Pekerjaan Ibu 2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan √
Pemberian Makanan Prelateal pada Bayi Baru
Lahir di Desa Supat Timur Kabupaten Musi
Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2011
4 Pengetahuan 9 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan √
Ibu Pemberian Makanan Prelateal pada Bayi Baru
Lahir di Desa Supat Timur Kabupaten Musi
Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2011
5 Pengalaman 3 Faktor ibu yang berhubungan dengan pemberian √
Ibu ASI Eksklusif di Indonesia Tahun 2007
6 Suku Ibu 1 Analisa faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu √
dalam Pemberian MP-ASI Dini di Kecamatan
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007
7 Adat/ 3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan √
Kebiasaan Pemberian Makanan Prelateal pada Bayi Baru
Lahir di Desa Supat Timur Kabupaten Musi
Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2011
8 Dukungan 6 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan √
Orang Pemberian Makanan Prelateal pada Bayi Baru
terdekat Lahir di Desa Supat Timur Kabupaten Musi
Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2011
9 Riwayat 4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian √
ANC ASI Eksklusif pada Ibu yang Melahirkan di
Rumah Bersalin Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2012
62
berikut:
analisi data dan mempermudah pada saat entry data. Dalam kuesioner
MP-ASI (A), umur (C), jumlah anak (D), suku keturunan (E),
tersebut ada data yang salah atau data yang tidak terisi, maka akan
pemasukan data (entry data) tidak ada lagi data yang missing atau
yang lainnya.
SPSS.
64
sudah selesai, maka tinggal dilakukan analisis data sesuai tujuan dari
penelitian
frekuensi dan presentase dari alasan pemberian MP-ASI pada bayi usia
orang terdekat.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Frekuensi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Tabel 5.1
Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
N Frekuensi %
Pemberian MP-ASI
Ya 43 67.2
Tidak 21 32.8
Total 64 100
Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukan bahwa 43 ibu (67,2%) memberikan MP-ASI pada bayi usia
Tabel 5.2
Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan Berdasarkan Usia Pertam
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
pada bayi oleh ibu, sebanyak 9 ibu (20,9%) mulai memberikan MP-ASI untuk saat
bayi berusia 0 bulan, 8 ibu (18,6%) saat bayi berusia 1 bulan, 6 ibu (14%) saat bayi
65
66
berusia 2 bulan, 6 ibu (14%) saat bayi berusia 3 bulan, 8 ibu (19%) saat bayi berusia 4 bulan, dan 6
Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan Berdasarkan Jenis MP-
Jenis MP-ASIFrekuensi
N %
Pisang 11 25.6
Madu 4 9.3
Bubur 10 23.3
Susu Formula 5 11.6
Pisang, bubur 8 18.6
Susu Formula, bubur 3 7
Pisang, Susu Formula 1 2.3
Sayuran, buah-buahan 1 2.3
Total 43 100
MP-ASI, sebesar 25,6% ibu memberikan pisang, madu 9,3%, bubur 23,3%, susu
formula 11,6%, pisang dan bubur 18,6%, susu formula dan bubur 7%, pisang dan
Pemberian bermacam jenis MP-ASI oleh ibu disertai dengan beragam alasan
yang diungkapkan ibu pada tabel 5.4. Berdasarkan tabel 5.4, alasan ibu
memberikan MP-ASI untuk menambah berat badan (14%), agar anak tidak
kekurangan gizi (9,3%), karena ASI saja tidak akan cukup (4,7%), anak rewel/
menangis (27,9%), ibu dalam kondisi sakit (2,3%), supaya anak lebih sehat (4,7%),
putting terluka (2,3%), tradisi keluarga (2,3%), agar anak cepat besar 4,7%, ASI
67
yang keluar sedikit (2,3 %), agar bibir tidak kering dan sariawan (4,7%), untuk menambah BB dan
Tabel 5.4
Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan Berdasarkan Alasan Ibu
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Alasan MP-ASIFrekuensi
n %
Menambah BB 6 14
Agar tidak kekuranga gizi 11 25.6
Asi saja tidak cukup 2 4.7
Anak rewel/ menangis 12 27.9
Ibu dalam Kondisi sakit 1 2.3
agar anak sehat 2 4.7
Puting Luka 1 2.3
Sudah tradisi Keluarga 1 2.3
Cepat Besar 2 4.7
Asi keluar sedikit 1 2.3
Agar bibir tidak kering, sariawan 2 4.7
Menambah BB dan ibu bekerja 2 4.7
Total 43 100
5.2. Gambaran Modifiying Factor Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang
dari 6 Bulan
5.2.1. Gambaran Usia ibu
Tabel 5.5
Distribusi Ibu Berdasarkan Usia Ibu yang Memiliki Bayi Berusia 6 –
12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
Tahun 2014
Frekuensi
Usia Ibu (Thn)
n %
<20 atau >30 43 67.2
20 – 30 21 9.3
Total 64 100
68
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 64 ibu, sebanyak 43 ibu (67,2%) berusia <
20 – 30 tahun.
Tabel 5.6
tribusi Ibu Berdasarkan Suku Ibu yang Memiliki Bayi Berusia 6 – 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pe
n Frekuensi %
Suku Ibu
Betawi 26 40.6
Jawa 24 37.5
Sunda 11 17.2
Minang 2 3.1
Batak 1 1.6
Total 64 100
suku betawi, jawa 37,5%, sunda 17,2%, minang 3,1 % dan 1,6% dari
minang.
kategori, tidak sekolah, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan tamat
Tabel 5.7
busi Ibu Berdasarkan Pendidikan Ibu yang Memiliki Bayi Berusia 6 – 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
n Frekuensi %
Pendidikan Ibu
Tamat SD 10 15.6
Tamata SMP 19 29.7
Tamat SMA 27 42.2
Tamat PT 8 12.5
Total 64 100
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 64 ibu, 9% diantaranya tamat SD, 38% tamat SMP
5.2.4. Gambaran Pekerjaan Ibu
Tabel 5.8
Distribusi Ibu Berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Memiliki Bayi Berusia 6 – 12 Bulan di Wilay
Tahun 2014
n Frekuensi %
Pekerjaan Ibu
Ya 10 15.6
Tidak 54 84.4
Total 64 100
besar ibu tidak bekerja 84,4%, dan 15,6% ibu bekerja. Rincian jenis
Tabel 5.9
si Ibu Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu yang Memiliki Bayi Berusia 6 – 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamat
PNS 9 56.2
Karyawan swasta 3 18.8
Pedagang 1 6.2
PRT 3 18.8
Total 16 100
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 10 orang ibu yang bekerja, ibu yang bekerja sebag
5.2.5. Gambaran Pengetahuan Ibu
Tabel 5.10
Distribusi Ibu Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Pemberian MP- ASI pada Bay
Kecamatan Pesanggrahan Tahun
Pengetahuan N Frekuensi %
Kurang 15 23.4
Baik 49 76.6
Total 64 100
apakah sebelumnya ibu pernah memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang
Pengalaman ibu terkait pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
Tabel 5.11
Distribusi Ibu Berdasarkan Pengalaman Ibu tentang Pemberian MP-
ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Pengalaman N Frekuensi %
Ya 38 59.4
Tidak 26 40.6
Total 64 100
kebiasaan dari ibudalam memberikan MP-ASI pada bayi baru usia kurang
kebiasaan ibu dalam penelitian ini dikategorikkan menjadi dua yaitu ada
72
Tabel 5.12
Distribusi Ibu Berdasarkan Adat/ Kebiasaan Pemberian MP-ASI
pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Ada 43 67.2
Tidak Ada 21 32.8
Total 64 100
Tabel 5.13
Distribusi Ibu Berdasarkan Jenis Makanan yang di Berikan dalam
Adat/ Kebiasaan Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6
Bulan
Pisang 24 55.8
Madu 8 18.6
Bubur 6 14
Pisang, bubur 3 7
Pisang, Susu Formula 1 2.3
Madu, Pisang 1 2.3
Total 43 100
(55,8%), madu (18,6%), bubur (14%), pisang dan bubur (7%), pisang dan
5.3 Gambaran Persepsi Ibu tentang Kerentanan Pemberian MP-ASI pada bayi
Usia Kurang dari 6 bulan
ibu tentang adanya peluang atau kemungkinan terkena suatu penyakit karena
pemberian MP-ASI yang diberikan pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Persepsi
tidak.Adapun gambaran persepsi kerentanan ibu dapat dililihat pada tabel 5.14 di
bawah ini.
Tabel 5.14
Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Kerentanan Pemberian MP-
ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
n Frekuensi %
Persepsi Kerentanan
Ya 37 57.8
Tidak 27 42.2
Total 64 100
ada kerentanan pada bayi yang diberi MP-ASI dan 42 ibu (65,6%) menyatakan
5.4. Gambaran Persepsi Ibu tentang Keparahan Pemberian MP-ASI pada bayi
Usia Kurang dari 6 bulan
ibu tentang keparahan dari suatu penyakit yang ditimbulkan dari pemberian MP-
ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Persepsi keparahan pada penelitian ini
Tabel 5.15
Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Keparahan Pemberian MP-
ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
n Frekuensi %
Persepsi Keparahan
Ya 20 34.4
Tidak 44 65.6
Total 64 100
gangguan pencernaan (25%), radang usus (5%), rentan terkena penyakit (10%),
dan muntah (10%). Gambaran jenis keparahan ditunjukka pada tabel 5.16 di
bawah ini.
Tabel 5.16
Distribusi Ibu Berdasarkan Jenis Keparahan dalam Pemberian MP-ASI
pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2014
N Frekuensi %
Jenis Keparahan
Diare 10 50
gangguan pencernaan 5 25
Radang usus 1 5
Rentan terkena penyakit 2 10
Muntah 2 10
Total 64 100
75
5.5. Gambaran Persepsi Ibu tentang Ancaman Pemberian MP-ASI pada bayi Usia
Kurang dari 6 bulan
ibu melihat akibat/penyakit yang ditimbulkan dari pemberian MP-ASI pada bayi
usia kurang dari 6 bulan bisa menjadi sebuah ancaman bagi bayi atau tidak.
Tabel 5.17
Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Ancaman dari Pemberian
MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
n Frekuensi %
Persepsi Ancaman
Ya 20 34.4
Tidak 44 65.6
Total 64 100
menyatakan bisa menjadi ancaman untuk bayi dan 44 ibu (65,6%) menyatakan
5.6. Gambaran Persepsi Ibu tentang Manfaat Pemberian MP-ASI pada bayi Usia
Kurang dari 6 bulan
Persepsi manfaat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anggapan ibu
bahwa ada manfaat yang didapatkan dari pemberian MP-ASI pada bayi usia
kategori, ya, jika ibu beranggapan ada manfaat dari pemberian MP-ASI dan tidak,
jika ibu menganggap tidak ada manfaat dari pemberian MP-ASI. Gambaran
Tabel 5.18
Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Manfaat dari Pemberian
MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
n Frekuensi %
Persepsi Manfaat
Ya 45 70.3
Tidak 19 29.7
Total 64 100
menyatakan ada manfaat dari pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
bulan, dan 19 ibu (29,7%) menyatakan tidak ada manfaat dari pemberian MP-ASI.
pada bayi usi kurang dari 6 bulan, menyebutkan bahwa manfaatnya adalah
menambah BB, memenuhi kebutuhan gizi, bayi menjadi sehat, bayi lebih kenyang,
tidak rewel/ menangis, bayi cepat besar dan bayi tidak mudah terserang penyakit.
Tabel 5.19
Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Jenis Manfaat dari
Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Menambah BB 3 6.5
Memenuhi kebutuhan gizi 12 26.1
Bayi menjadi sehat 18 39.1
Bayi lebih kenyang 2 4.3
Bayi tidak rewel 2 4.3
Bayi cepat besar 6 13
Bayi tidak terserang penyakit 2 4.3
Total 45 100
77
5.7. Gambaran Persepsi Ibu tentang Kendala Pemberian MP-ASI pada bayi Usia
Kurang dari 6 bulan
Persepsi kendala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anggapan ibu
ASI eksklusif sehingga pada akhirnya ibu memutuskan untuk memberikan MP-
ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Persepsi kendala dibagi dalam dua
kategori. Jawaban ya, jika ibu merasa ada hambatan dalam meberikan ASI
eksklusif dan tidak, jika ibu merasa tidak ada hambatan atau kendala dalam
memberikan ASI eksklusif. Gambaran persepsi kendala dapat dilihat pada gambar
Tabel 5.20
Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Kendala dari Pemberian
ASI Eksklusif pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
n Frekuensi %
Persepsi Manfaat
Ya 15 23.8
Tidak 49 76.2
Total 64 100
menyatakan ada kendala dan 49 ibu (76,6) menyatakan tidak ada kendala.
kendala yang dihadapinya.Jenis kendala yang dimaksud dapat dilihat pada gambar
Tabel 5.21
Distribusi Ibu Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Kendala dari Pemberian ASI
Eksklusif pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
n Frekuensi %
Jenis Kendala
Puting Luka 4 26.7
Ibu dalam keadaan sakit 1 6.7
Ibu bekerja 2 13.3
Asi sedikit 8 53.3
Total 15 100
dihadapi ibu, Puting luka (26%), ibu dalam keadaan sakit (6,7%), ibu bekerja
5.8. Gambaran Petunjuk untuk Bertindak bagi Ibu dalam Pemberian MP-ASI
pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
ini Petunjuk untuk bertindak di gambarkan dengan dukungan orang terdekat dan
riwayat ANC (sebagi salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk ibu hamil).
bayi usia kurang dari 6 bulan dalam bentuk anjuran, permintaan, dan
menjadi dua kategori. Ya, jika ada dukungan dari orang terdekat dan tidak,
79
dalam bentuk anjuran, permintaan, dan suruhan dapat dilihat pada tabel
Tabel 5.22
Distribusi Ibu Berdasarkan Dukungan Orang Terdekat Pemberian
MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Ya 41 64.1
Menganjurkan
Tidak 23 35.9
Ya 16 25
Meminta
Tidak 48 75
Ya 37 57.8
Menyuruh
Tidak 27 42.2
(64,1%) menyatakan ada anjuran dari orang terdekat dan 23 ibu (35,9%)
Tabel 5.23
Distribusi Ibu Berdasarkan Dukungan Orang Terdekat yang
Menganjurkan Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
Tahun 2014
Frekuensi
Orang yang Menganjurkan
N %
Ibu kandung 23 56.1
Ibu Mertua 7 17.1
Suami 2 4.9
Saudara 1 2.4
Teman 4 9.8
Ibu Kandung, Ibu Mertua 3 7.3
Ibu Kandung, Suami 1 2.4
Total 41 100
80
anjuran dari ibu kandung, 7 ibu (17,1%) dari ibu mertua, 2 ibu (4,9%) dari
suami, saudara 1 ibu (2,4%), teman 4 ibu (9,8%), ibu kandung dan ibu
mertua 3 ibu (7,3%), 1 ibu (2,4%) dari ibu kandung dan suami.
permintaan dari orang terdekat dan 48 ibu (75%) menyatakan tidak ada
Tabel 5.24
Distribusi Ibu Berdasarkan Dukungan Orang Terdekat yang Meminta
Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Ibu kandung 12 75
Ibu Mertua 1 6.2
Suami 2 12.5
Teman 1 6.2
Total 16 100
(75%) menyatakan yang meminta itu adalah ibu kandung, 1 ibu (6,2%) ibu
Tabel 5.25
Distribusi Ibu Berdasarkan Dukungan Orang Terdekat yang
Menyuruh Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Tabel 5.26
Distribusi Ibu Berdasarkan Riwayat ANC Ibu dalam Pemberian MP-
ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
N Frekuensi %
Riwayat ANC
Kurang 15 23.4
Baik 49 76.6
Total 64 100
5.9. Gambaran Kepercayaan Diri Ibu dalam Pemberian ASI secara Eksklusif
Tabel 5.27
Distribusi Ibu Berdasarkan Kepercayaan Ibu dalam Pemberian MP-ASI
pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2014
N Frekuensi %
Kepercayaan Diri
Ya 42 65.6
Tidak 22 34.4
Total 64 100
kepercayaan diri bisa berhasil menyusui ASI secara ekskslusif dan 22 ibu (34,4%)
Tabel 5.28
Distribusi Ibu Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Percaya Diri dalam Pemberian
MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
digambarkan pada table 5.28. dari 22 ibu yang tidak percaya diri, 12 ibu (55,4%)
berasalasan karena ASI dari hari ke hari semakin sedikit, ASI saja tidak cukup 8
5.10. Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Berdasarkan Modifyi
Tabel 5.29
Distribusi Pemberian MP-ASI pada bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Modifying Factors di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun
Pemberian MP-ASI
Modifying Factors Ya Tidak
n % n %
Usia Ibu <20 atau >30 17 65.4 9 34.6
20 – 30 26 68.4 12 31.6
Suku Betawi 17 65.4 9 34.6
Jawa 16 66.7 8 33.3
Sunda 8 72.7 3 27.3
Minang 1 50 1 50
Batak 1 100 0 0
Pendidikan Tamat SD 9 90 1 10
Tamat SMP 15 78.9 4 21.1
Tamat SMA 18 66.7 9 33.3
Tamat PT 1 12.5 7 87.5
Pekerjaan Ya 6 60 4 40
Tidak 37 68.5 17 31.5
Pengetahuan Kurang Baik 12 80 3 20
Baik 31 63.3 18 36.7
Pengalaman Ya 31 81.6 7 18.4
Tidak 12 46.2 14 53.8
Adat/ Kebiasaan Ya 33 76.7 10 23.3
Tidak 10 47.6 11 52.4
pada variabel usia ibu, pada kelompok usia ibu <20 atau >30 tahun sebanyak 17
yang berasal dari suku betawi dari sebanyak 26 ibu, 17 ibu (65,4%), suku jawa 16
84
ibu (66,7%), suku sunda 8 ibu (72,7%), suku minang 1 ibu (50%), suku batak 1 ibu
(100%).
Berdasarkan variabel pendidikan ibu pada tabel 5.29, ibu yang memberikan
MP-ASI pada kelompok ibu dengan pendidikan tamat SD (90%), tamat SMP
memiliki pengetahuan baik (80%) dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang
baik (63,3%).
yang memiliki pengalaman (81,6%) dan ibu yang tidak memiliki pengalaman
(46,2%).
ibu yang menyatakan ada adat/kebiasaan (76,7%) dan ibu yang menyatakan tidak
5.11 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Persepsi Ibu
(88,1%) memberikan MP-ASI. Untuk variabel keparahan dan pada tabel 5.30
menunjukan angka yang sama. sebanyak 20 ibu yang menyatakan ada keparahan
85
dan ancaman, 6 ibu (30%) memberikan MP-ASI dan sebanyak 44 ibu yang
menyatakan tidak ada keparahan dan ancaman, 37 ibu (84,1%) memberikan MP-
ASI. Pada variabel persepsi manfaat, Sebanyak 45 ibu yang menyatakan ada
sedangkan sebanyak 19 ibu yang menyatakan tidak ada manfaat dari pemberian
kendala ibu, dari 15 ibu yang menyatakan ada kendala dalam membrikan ASI
Tabel 5.30
Distribusi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Persepsi Kerentanan, Keparahan, Ancaman, Manfaat, dan
Kendala di Wilayah Kerja Puskesms Kecamatan Pesanggrahan Tahun
2014
Pemberian MP-ASI
Persepsi Ibu Ya Tidak Total
N % n % n %
Persepsi Ya 6 27.3 16 72.7 22 100
Kerentanan Tidak 37 88.1 5 11.9 42 100
Persepsi Ya 6 30 14 70 20 100
Keparahan Tidak 37 84.1 7 15.9 44 100
Persepsi Ya 6 30 14 70 20 100
Ancaman Tidak 37 84.1 7 15.9 44 100
Persepsi Ya 38 84.4 7 15.6 45 100
Manfaat Tidak 5 26.3 14 73.7 19 100
Persepsi Ya 13 86.7 2 13.3 15 100
Kendala/
Hambatan Tidak 30 61.2 19 38.8 49 100
BAB VI
PEMBAHASAN
yang tidak bisa peneliti wawancara langsung, apabila ada pertanyaan dalam
kepada peneliti.
6.2 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
hasil, bahwa dari 64 ibu, sebanyak 43 ibu (67,2%) memberikan MP-ASI pada
bayi Usia kurang dari 6 bulan. Sedangkan 21 ibu (32,8%) mulai memberikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anggraeni (2012) dan
bahwa kegagalan pemberian ASI eksklusif pada ibu adalah karena masih
86
87
tingginya praktek pemberian MP-ASI yang tidak tepat atau pemberian MP-ASI
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang masih
belum memahami betapa pentingnya memberikan ASI eksklusif saja hingga bayi
berusia 6 bulan. Dan betapa berbahayanya memberikan MP-ASI pada bayi usia
kurang dari 6 bulan. Pada saat bayi masih berusia 0 – 6 bulan, pemberian ASI
saja sudah cukup. karena dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih
secara tepat dan benar sampai bayi berusia enam bulan, sehingga pemberian
makanan dan mi numan selain ASI akan memungkinkan protein maupun kuman
Hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa rata-rata rata-rata ibu mulai
memberikan MP-ASI untuk pertama kali pada bayinya adalah saat bayi berusia 2
bulan, dengan usia termuda 0 bulan dan usia tertinggi 5 bulan. Hasil ini sejalan
makanan diberikan pada umur bayi yang bervariasi yaitu pada umur 1 bulan, 2
bulan, 3 bulan dan 5 bulan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
kegagalan pelaksanaan ASI Ekslusif telah dimulai sejak 3 hari pertama kelahiran,
yaitu lebih dari 80% responden yang tidak ASI ekslusif 4 bulan, telah
bayinya. Bahkan hasil penelitian yang dilakukan Irawati (2007) diperoleh bahwa
88
lebih dari 50% bayi di Indonesia mendapat makanan pendamping ASI dengan
gangguan pada pencernaan sepeti diare, muntah, dan sulit buang air besar,
mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare dan 3 kali lebih besar
yang hanya mendapat ASI eksklusif dan mendapatkan MP ASI dengan tepat
waktu.
ibu pada bayi usia kurang dari 6 bulan pada penelitian ini yaitu, pisang 25,6%,
madu 9,3%, bubur 23,3%, susu formula 11,6%, pisang dan bubur 18,6%, susu
formula dan bubur 7%, pisang dan susu formula 2,3%, sayuran dan buah-buahan
2,3%. Dan ternyata hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian
Irawati tahun 2004, dimana jenis makanan pendamping ASI dini yang
dikonsumsi bayi antara lain pisang, susu formula (bubuk dan kental manis),
biskuit, bubur beras, makanan bayi produk industri (SUN, Promina dan Milna),
oleh ibu menjadi salah satu alasan ibu mmberikan MP-ASI. Alasan lain ibu
dalam memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan pada penelitian
ini yaitu, ibu memberikan MP-ASI untuk menambah berat badan (14%), agar
anak tidak kekurangan gizi (25,6%), karena ASI saja tidak akan cukup (4,7%),
anak rewel/ menangis (27,9%), Ibu dalam kondisi sakit (2,3%), supaya anak
lebih sehat (4,7%), puting luka (2,3%), tradisi keluarga (2,3%), agar anak cepat
besar (4,7%), ASI yang keluar sedikit (2,3 %), agar bibir tidak kering dan
bahwa ada anggapan yang masih keliru tentang manfaat dari pemberian MP-ASI
bayi usia kurang 6 bulan masih sangat melekat pada sebagian besar masyarakat.
Sehingga disini perlu ada pelurusan lagi mengenai anggapan ibu yang salah
6.3 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Usia Ibu
bertindak, dan emosi seseorang. Usia yang lebih dewasa umumnya memiliki
emosi yang lebih stabil dibandingkan usia yang lebih muda. Usia ibu akan
mempengaruhi kesiapan emosi ibu, misalnya usia ibu yang terlalu muda ketika
90
menjadi ibu. Hal ini dapat mempengaruhi kehamilan dan pengasuhan anak.
menunjukkan bahwa ibu yang memberikan MP-ASI pada kelompok usia antara
20 – 30 tahun sebanyak 68,4% dan pada ibu dengan usia > 31 tahun sebanyak
65.4%. Jika kita melihat antara 2 kelompok usia ibu di atas, tidak ditemukan
penelitian kualitatif juga menyatakan tidak ada hubungannya antara faktor usia
ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Hasil
besar untuk dapat menyusui bayinya secara eksklusif, mengingat pada rentang
usia 20-30 tahun tersebut ibu mempunyai peluang dan keadaan biologis yang
baik untuk menyusui. Seperti yang diungkapkan oleh Nuryanto (2002) dalam
91
Wulandari (2011) yang menyatakan bahwa kurun waktu 20-30 tahun secara
Namun demikian dalam penelitian ini ada faktor-faktor lain yang turut
bayi usia kurang dari 6 bulan. Seperti adat/ kebiasaan, pengalaman ibu terkait
pemberian MP-ASI dan faktor dukungan orang terdekat yang sepertinya cukup
6.4 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Suku Ibu
keturunan ayah (patrilinial) seperti suku bangsa Batak, menurut garis keturunan
ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa
(Chairani, 2013).
persiapan serta penyajian makanan. Selain itu, budaya juga menentukan individu
yang boleh dan tidak boleh makan makanan tersebut (Wulandari, 2011).
suku lainnya. Di Jawa Timur, ada sebagian ibu-ibu yang memberikan susu sapi
sebagai makanan prelakteal, di Nusa Tenggara barat ibu-ibu Suku Sasak juga
92
memberikan nasi papak, nasi masam, bubur tepung dan teh kepada bayi baru
lahir, selain itu sebagian ibu-ibu Suku Bali memberikan susu bubuk sebelum
bayi berhenti menangis, karena bayi belum bisa menghisap ASI, bayi
Berdasarkan tabel 5.29 menunjukkan bahwa ibu dari suku betawi sebesar
65.4% memebrikan MP-ASI, suku jawa 66,7%, sunda 72,7% minang 50% dan
batak 100%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir dari semua suku
ibu, persentase pemberian MP-ASI masih cukup tinggi dan hampir merata dan
disini belum bisa dilihat bagaimana kaitannya pemberian MP-ASI dengan suku
ibu
yang menyatakan tidak terdapat hubungan bermakna antara suku ibu dengan
pemberian MP-ASI pada bayi. Adapun penelitian lain terkait pengaruh suku ibu
dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan, peneliti belum
menemukannya.
MP-ASI. Apabila ibu sudah memiliki pengetahuan yang benar, serta persepsi
yang benar, pengalaman sebelumnya yang mendukung serta ada dukungan dari
6.5 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Pendidikan Ibu
Pesanggrahan tahun 2014, yang dapat dilihat dalam tabel 5.29 menunjukkan
bahwa 90% ibu dengan pendidikan tamat SD memberikan MP-ASI, ibu dengan
pendidikan tamat SMP sebesar 78,9% beri MP-ASI, ibu dengan pendidikan
tamat SMA sebesar 66,7% beri MP-ASI, dan terakhir ibu dengan pendidikan
Nigeria, yang menyatakan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap
pemberian MP-ASI dini pada bayi usia < 6 bulan. Kingsley E. Agho,
mengatakan bahwa ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki risiko
lebih besar untuk memberikan MP-ASI dini kepada bayinya. Hal ini didukung
oleh pernyataan Suradi (2004), bahwa pada ibu yang berpendidikan tinggi ia
lebih sadar akan keunggulan ASI dan dampak dari pemberian MP-ASI secara
Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Padang (2007)
yang menyatakan pendidikan ibu tidak ada hubungannya dengan pemberian MP-
ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Penelitian padang sejalan dengan hasil
Pendidikan pada satu sisi mempunyai dampak positif yaitu ibu semakin
eksklusif, tetapi di sisi lain, pendidikan yang semakin tinggi juga akan
menyusui bayi dianggap tidak modern dan dapat menpengaruhi bentuk payudara
ibu (Roesli, 2001). Selain itu menurut Suhardjo (1992), semakin tinggi
Dalam penelitian ini kita akan melihat kecenderungan hasil penelitian ini
berkurang jumlah ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
bulan. Sebaliknya semakin rendah pendidikan ibu, semakin banyak ibu yang
6.6 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
kelompok ibu yang bekerja (60%) dan ibu yang tidak bekerja (68,5%)..
95
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Dari hasil
penelitian Ginting (2012), menurut status pekerjaan, dari 71 orang ibu yang
bayi usia <6 bulan. Sedangkan ibu yang tidak bekerja, hanya 12 orang (41,4%)
yang telah memberikan MP-ASI dini kepada bayinya. Hasil uji statistik diperoleh
nilai p < 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara bermakna
antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi usia<6
bulan. Hasil analisis diperoleh pula nilai RP=1,91, artinya ibu yang bekerja
mempunyai risiko sebesar 1,91 kali untuk memberikan MP-ASI dini pada bayi
bayi usia kurang dari 6 bulan lebih banyak diberikan oleh ibu yang tidak bekerja
dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Jika kita melihat dari hasil penelitian
Ginting (2012), kita bisa menyimpulkan bahwa ibu yang tidak bekerja
mempunyai peluang jauh lebih besar untuk bisa memberikan ASI secara
eksklusif, karena ibu yang bekerja memiliki resiko jauh lebih besar untuk
Akan tetapi, terrnyata tidak demikian dengan hasil peneilitian ini, dimana
pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan sebagian besar dilakukan
oleh ibu yang tidak bekerja, yaitu sebesar 70,4%. Hal ini menunjukan, bahwa
meskipun sebagian ibu yang tidak bekerja dan memiliki waktu luang lebih
banyak untuk mengasuh anaknya dengan baik, terutama dalam pemberian ASI
96
menyebabkan ibu untuk tetap memberikan MP-ASI pada bayinya dan tidak
6.7 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Pengetahuan
tambahan pada bayi karena dengan pengetahuan yang baik, ibu tahu kapan waktu
pemberian makanan yang tepat. Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi yang
penyuluhan.
dan cara pemberian nya serta kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara
langsung maupun tidak langsung menjadi penyebab masalah gizi kurang pada
dikelompokkan dulu menjadi dua kategorik, ibu dengan pengetahuan baik dan
kurang baik. Dari 49 ibu yang berpengetahuan baik, sebanyak 31 ibu (63,3%)
memberikan MP-ASI dan dari 15 ibu yang pengetahuannya kurang baik, 12 ibu
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wulandari (2011), bahwa terdapat
bayi baru lahir. Semakin baik pengetahuan ibu maka semakin sedikt bayi yang
prelakteal.
pemberian MP-ASI lebih banyak dilakukan oleh ibu dengan pengetahuan kurang
baik, namun angka dari jumlah ibu yang memberikan MP-ASI dengan
tindakan seseorang. Perilaku akan lebih bertahan lama bila didasari oleh
masih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat kompleks untuk sampai
6.8 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Pengalaman Ibu Memberikan MP-ASI Sebelumnya
lalu (Sudijono, 2012). Pengalaman ibu saat memberi makanan pendamping ASI
98
pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Sedangkan ibu yang tidak memiliki
memebrikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan baik pada anak
MP-ASI pada anaknya atau pada anak yang diasuh berikutnya. Grant (1989)
orang tua tentang pentingnya pemberian ASI dan pemberian makananpada usia
6.9 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Adat Kebiasaan
telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
agama yang sama dan adanya informasi yang diteruskan dari generasi baik
yangmenentukan apa yang dapat dimakan dan apa yang tida. Sering kali inipun
apayang boleh dan yang tidak boleh dimakan, apa yang baik dan apa yang tidak
baiksecara sosial. Semua itu diperoleh melalui proses pewarisan dari generasi
tuakepada generasi muda secara terus menerus. Lewat proses enkulturasi dan
adat/kebiasaan dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan
77% ibu memebrikan MP-ASI pada bayinya. Sedangkan ibu yang tidak
memiliki adat/ kebiasaan dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
Mardiyana (2003) juga menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
masyarakat yang turun temurun. Adapun untuk penelitian yang tidak sejalan
Dari hasil penelitian ini terlihat, bahwa ibu yang meiliki adat/ kebiasaan
dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan dikeluarganya
cenderung akan membuat ibu untuk turut mengikuti adat/ kebiasaan tersebut.
lainnya adalah pemberian buah pisang lumat, bubur bayi, dan nasi yang
6.10 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Persepsi Kerentanan, Keparahan, Ancaman, Manfaat,
Kendala.
menyatakan ada kerentanan jika ibu memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang
dari 6 bulan, sebesar 27.3% memberikam MP-ASI pada bayinya. Dan ibu yang
menyatakan tidak ada kerentanan jika ibu memberikan MP-ASI pada bayi USIA
bahwa kerentanan belum cukup membuat ibu tergerak untuk melakukan sebuah
tindakan pencegahan, yaitu tidak memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang
dari 6 bulan. Bahkan sebagian besar ibu beranggapan bahwa memberikan MP-
ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan tidak akan menimbulkan kondisi yang
rentan pada bayinya. Sehingga ibu tidak khawatir jika kondisi anaknya akan
Untuk persepsi keparahan pada table 5.30 menunjukkan dari 20 ibu yang
menyatakan akibat dari pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan
bisa menyebabkan kondisi yang lebih parah, sebesar 30% masih meberikan MP-
ASI pada bayinya. Jenis keparahan yang mungkin timbul menurut ibu adalah
keparahan jika ibu memberikan MP-ASI pada bayinya, masih saja pada
MP-ASI. Dari hasil penelitian ini dapat kita simpulkan bahwa keparahan belum
yaitu tidak memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Bahkan
sebagian besar ibu beranggapan bahwa memberikan MP-ASI pada bayi usia
kurang dari 6 bulan tidak akan menimbulkan kondisi yang lebih parah pada
bayinya. Sehingga ibu tidak khawatir jika kondisi anaknya akan semakin
meburuk jika terus diberikan MP-ASI pada waktu yang tidak tepat, dll.
dari 64 ibu, sebesar 45 ibu (70,3%) menyatakan ada manfaat yang didapatkan
dari pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Dari ibu yang
MP-ASI pada anaknya. Sedangkan dari 19 ibu (29,7%) yang menyatakan tidak
102
ada manfaat dari pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan, hanya
menurut sebagian ibu bisa didapatkan dari pemberian MP-ASI pada bayi usia
kurang dari 6 bulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menambah
berat badan, memenuhi kebutuhan gizi, bayi menjadi lebih sehat, bayi lebih
kenyang, bayi tidak rewel, bayi cepat besar, dan bayi tidak terserang penyakit.
pada bayi usia kurang dari 6 bulan termasuk anggapan yang salah. Dalam usia ini
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Kontak fisik dan hisapan bayi akan
merangsang produksi ASI terutama 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode
ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi (Depkes, 2000). Justru
pemberian MP-ASI pada bayi usia tersebut malah akan menimbulkan keriguan
pada bayi itu sendiri. Disamping saluran cerna yang belum siap untuk mencerna
makanan pendamping ASI sebelum berusia enam bulan akan mempunyai resiko
17 kali lebih besar mengalami diare dan 3 kali lebih besar kemungkinan terkena
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dibandingkan bayi yang hanya mendapat
makanan prelakteal seperti madu juga berbahaya karena di dalam madu terdapat
mematikan.
103
bahwa dari 64 ibu yang menyatakan adanya kendala dalam memberikan ASI
secara eksklusif hanya sebanyak 15 ibu (23,4%). Dan dari 15 ibu yang
bayinya. Kendala-kendala yang dihadapi ibu dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : putting luka, ibu dalam kondisi sakit, ibu bekerja, dan ASI yang
diproduksi sedikit. Kemudian dari 49 ibu (76,6%) yang menyatakan tidak ada
Dari hasil penelitian ini dapat kita lihat bahwa hanya sebagian kecil saja
ibu yang menyatakan adanya kendala dalam memberikan ASI, dan kendala ini
membuat hampir semua ibu pada akhirnya memutuskan untuk memberikan MP-
ASI pada bayinya.Akan tetapi sebenarnya, apapun jenis kendala yang dihadapi
ibu untuk dapat memberikan ASI secara eksklusif masih bisa di atasi ada baiknya
ibu berusaha untuk mengatasinya sehingga ibu tetap bisa memberika ASI secara
Namun, lain halnya dengan ibu yang menyatakan tidak ada kendala
dalam pemberian ASI eksklusif akan tetapi malah sebagian besar ibu (61,2%)
memberikan MP-ASI pada bayinya. Dari hasil penelitian ini peneliti menduga
ada faktor-faktor lain, atau hal-hal lain yang jadi pertimbangan ibu sehingga
akhirnya meskipun tidak ada kendala dalam memberikan ASI eksklusif, ibu tetap
6.11 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Petunjuk untuk Bertindak
serta media masaa seperti majalah, televisi, dan radio dalam melakukan tindakan
(WHO,2004).
(Soetjiningsih,1997).
105
anggota keluarga lainnya juga dapat membantu merawat ibu yang baru
melahirkan.
terdekat yang dieroleh oleh ibu untuk memebrikan MP-ASI pada bayi
usia kurang dari 6 bulan, baik itu berupa anjuran, permintaan ataupun
ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan, cenderung akan memberikan
MP-ASI. Hal ini sejalan dengan penelitian Roesli (2005) dalam Afifah
ASI dini pada bayi. Hal ini sejalan dengan penelitian Chairani (2013),
bayi usia kurang dari 6 bulan dipengaruhi oleh dukungan suami, ibu,
kesehatan.
Dari sini dapat diketahui bahwa ada kontak langsung antara ibu dengan
masalah ini. Karena pada satu kali kunjungan tidak mungkin semua
untuk menyampaikannya.
ANC masih cukup tinggi. Pada ibu yang kunjungannya 1 kali (50%),
kali atau lebih (63,3%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar, tenaga kesehatan
seseorang.
108
teman, dan tetangga. Lalu dari ke 25 ibu tersebut ibu yang memberikan
MP-ASI sebanyak 21 ibu atau sebesar 84,0%. Dari sini dapat dilihat
ibu yang mengetahui suatu informasi dimana, sang ibu awalnya tidak
6.12 Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Berdasarkan Kepercayaan Diri
tindakan dengan berhasil. Kurangnya rasa percaya diri ibu bisa menyebabkan
diri untuk bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, sebanyak 24 ibu
Sebagian ibu yang menyatakan tidak memiliki rasa pecaya diri dalam penelitian
ini merasa Asi yang diproduksi semakin sedikit dari hari ke hari, ASI saja tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, dan putting payudara ibu luka.
Dari hasil analisis tersebut memang terdapat perbedaan antara ibu yang
memberikan MP-ASI pada ibu yang memiliki kepercayaan diri dan ibu yang
tidak. Namun ternyata ibu memiliki kepercayaan diri dalam memberikan ASI
banyak ibu merasa khawatir pemberian ASI saja selama 6 bulan tidak cukup ini
disebabkan oleh bayi masih rewel setelah diberikan ASI, maka ibu mulai
7.1 Simpulan
Tahun 2014, tentang gambaran pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
1. Frekuensi pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan oleh ibu
2. Pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan oleh ibu paling
3. Pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan berdasarkan suku ibu,
(90%).
110
111
dilakukan oleh ibu yang menyatakan tidak ada keparahan akibat dari
oleh ibu yang menyatakan tidak ada ancaman akibat dari pemberian MP-ASI
(84,1%).
oleh ibu yang menyatakan ada manfaat dari pemberian MP-ASI pada bayi
13. Berdasarkan dukungan orang terdekat, baik dukungan dalam bentuk anjuran,
tinggi. Pada ibu yang kunjungannya 1 kali (50%), kunjungan 2 kali (100%),
7.2 Saran
berikut :
1. Bagi Ibu
didapatkan dari orang-orang sekitar ibu tanpa ibu tahu apakah itu akan
kepada ibu agar memberikan memberikan ASI saja pada bayi hingga bayi
dan menyusui.
113
praktek pemberian ASI Eksklusif dan pemberian MP-ASI yang benar, hal
Eksklusif dan pemberian MP-ASI dari orang terdekat ibu juga sangat
mengenai praktek pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan.
Asdan, Padang. 2008. Analisa Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ibu dalam Pemberian
MP ASI dini di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
Chairani, kiki. 2013. Alasan ibu memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini
dengan pendekatan teori Health Belief Model di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2013. FKIK UIN. Jakarta
Cott, P.W. 2003.Seri Budaya Anak, Makanan Sehat Untuk Bayi dan Balita. Dian
Rakyat, Jakarta.
114
115
DepKes RI, (2007), Buku Kesehatan Ibudan Anak, Jakarta :Departemen Kesehatan
Husaini, Y. K. dan Husaini M.N. 1998.Makanan Bayi Bergizi. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press. Yogyakarta
Martini. 2009. Tingkat Pengetahuan ibu Terhadap Pelaksanaan Dan Pemberian MP-
ASI,
Muchtadi, D. 2004. Gizi untuk Bayi, ASI, Susu formula dan Makanan
Tambahan.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta: Rineka Cipta.
Oryz, 2008.Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi 6-
11 Bulan Di Kelurahan Pa’baeng-Baeng Makassar Tahun 2007. from :http://lkpk-
indonesia.blogspot.com/2007/03diaksespadatanggal 14 Juli 2013
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Eksklusif. Jakarta :Pustaka Bunda.
Sandjaja dan Heriyanto, Albertus. 2006. Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustaka.
Solihin, Pudjiadi. 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI.
117
Wahyu. 2007. Gambaran Krakteristik Ibu Yang Memberikan MP-ASI Pada Bayi
Kurang dari 6 Bulan Di posyandu Cirumpak Tengah.
Identitas Responden
1. Nama Ibu :
2. Nomor Telepon/ HP :
3. Alamat/ Kelurahan :
4. Usia Bayi : bulan DIIISI
VARIABEL YANG DIUKUR OLEH
PENELITI
A. Pemberian MP-ASI
A.1. Apakah ibu memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan?
0. Ya [ ] A1
1. Tidak
A.2. Jika ya, pada saat bayi berusia berapa ibu memberikannya?
[ ] A2
Sebutkan …………………….
A.3. Makanan apa yang ibu berikan?
[ ] A3
Sebutkan ………………………
B. Alasan pemberian MP-ASI
B.1. Jika ibu memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan, Apa alasan
ibu memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan? [ ] B1
Sebutkan …………………………………………
C. UMUR IBU
E. SUKU KETURUNAN
E.1. Dari keturunan suku apa ibu berasal?
[ ] E1
Sebutkan ………………
F. PENDIDIKAN IBU
F.1. Apa pendidikan terakhir ibu?
a. Tidak sekolah
b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD [ ] F1
d. Tamat SMP/ Sederajat
e. Tamat SMA/ Sederajat
f. Tamat Perguruan Tinggi
G. PEKERJAAN IBU
G.1. Apakah ibu bekerja?
0. Bekerja [ ] G1
1. Tidak Bekerja
G.2. Jika bekerja, apa pekerjaan ibu?
[ ] G2
Sebutkan, ……………………..
H. PENGETAHUAN
H.1. Apakah pengertian dari makanan pendamping ASI (MP ASI) itu?
a. Makanan yang diberikan kepada bayi/anak disamping ASI untuk memenuhi
kebutuhan gizi.
[ ] H1
b. Makanan yang diberikan kepada bayi segera setelah lahir
c. Makanan pengganti ASI
d. Tidak tahu
H.2. Apakah ibu tahu kapan waktu yang tepat untuk pemberian MP-ASI?
a. 6 – 24 bulan
b. Kurang dari 6 bulan
[ ] H2
c. Sewaktu-waktu bila anak membutuhkan
d. Tidak tahu
f. Lainnya, sebutkan …………..
H.3. Apa saja jenis-jenis MP-ASI?
a. MP-ASI lokal dan MP-ASI pabrikan
b. MP-ASI lokal [ ] H3
c. MP-ASI pabrikan
d. Tidak tahu
H.4. Apa ibu tahu manfaat dari pemberian MP-ASI?
a. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak
[ ] H4
b. Supaya anak cepat besar
c. Tidak tahu
H.5. Apakah ibu tahu tujuan dari pemberian MP-ASI?
a. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
[ ] H5
b. Agar anak cepat kenyang
c. Tidak tahu
H.6. Apakah ibu tahu dampak MP-ASI yang diberikan terlalu dini kepada bayi?
a. Menyebabkan sistem pencernaan bayi terlalu berisiko terserang infeksi
sehigga bayi mudah terserang penyakit [ ] H6
b. Bayi menjadi gemuk dan sehat
c. Tidak tahu
H.7. Apakah ibu tahu dampak MP-ASI yang diberikan terlalu lambat kepada bayi?
a. Bayi menjadi sering rewel
[ ] H7
b. Bisa menyebabkan bayi kekurangan gizi
c. Tidak tahu
H.8. Apakah ibu tahu cara yang tepat pemberian makanan yang berkala pada bayi?
a. Dimulai dari makanan cair(murni), makanan lunak(bubur susu), makanan
lembek(tim saring), makanan agak kasar dan makanan padat.
[ ] H8
b. Dimulai dari pemberian nasi pisang, nasi tim dan nasi biasa
c. Disesuaikan dengan selera anak
d. Tidak tahu
H.9. Pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih?
a. Pada usia kurang dari 24 bulan
b. Pada usia lebih dari 24 bulan
[ ] I9
c. Pada usia kurang dari 12 bulan
d. Pada usia lebih dari 12 bulan
e. Tidak tahu
I. PENGALAMAN
I.1. Apakah ibu sebelumnya pernah memberikan makanan tambahan lain selain
ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan ?
[ ] I1
0. Ya
1. Tidak
I.2. Jika ya, kepada siapa ibu pernah memberikannya?
a..Anak ibu sebelumnya
[ ] I2
b. Anak saudara
c. Lainnya, sebutkan ……………..
J. ADAT/ KEBIASAAN
J.1. Apakah orang tua/ mertua (keluarga) ibu biasa memberikan makanan tambaha
lain selain ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan?
[ ] J1
0. Ya
1. Tidak
J.2. Jika ya, makanan apa yang biasanya dianjurkan untuk diberikan?
[ ] J2
Sebutkan, …………..
J.3. Apakah pemberian makanan seperti itu telah dilakukan/ ada secara turun
temurun (nenek, orang tua)?
[ ] J3
0. Ya
1. Tidak
K. RIWAYAT ANC (Antenatal Care)
K.1. Selama kehamilan, apakah ibu pernah memeriksakan kandungan?
0. Ya [ ] K1
1. Tidak
K.2. Jika ya, kemana ibu memeriksakan kandungan ibu?
a. Bidan
b. Dokter
[ ] K2
c. Puskesmas
d. Rumah Sakit
e. Lainnya (sebutkan) …………………..
K.3. Jika ya, kapan pertamakali ibu memeriksakan kehamilan?
a. Trimester 1 (usia kandungan 1 – 3 bulan)
[ ] K3
b. Trimester 2 (usia kandungan 4 – 6 bulan)
c. Trimester 3 (usia kandungan 7 – 9 bulan)
K.4. Berapakali ibu memeriksakan kandungan selama kehamilan?
[ ] K4
a. 1 kali b. 2 – 3 kali c. ≥ 4 kali
M.2. Menurut ibu apakah dengan memberikan MP-ASI tersebut dapat menimbulkan
penyakit atau dampak yang serius? [ ] M2
0. Ya
1. Tidak
M.3. Jika Ya, penyakit atau dampak apa itu? [ ] M3
Sebutkan …………………………………………….
M.6.Apakah ada kendala yang menyebabkan ibu memberikan MP-ASI pada bayi
[ ] M6
usia kurang dari 6 bulan?
0. Ya
1. Tidak
M.7. Jika Ya, apa kendalanya?
[ ] M7
Sebutkan …………………………………………………………..
Cues to action (isyarat tindakan)
M.10.Apakah ibu memiliki kepercayaan diri untuk dapat menyusui ASI secara
[ ] M10
Eksklusif pada bayi ibu?
1. Ya
0. Tidak
M.11.Jika Tidak kenapa?
[ ] M11
Sebutkan …………………………………………….
OUTPUT SPSS
Pemberian MP-ASI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
BeriMPASI
Ya Tidak Total
PengalamanberiMPASI Ya Count 31 7 38
% within
81.6% 18.4% 100.0%
PengalamanberiMPASI
Tidak Count 12 14 26
% within
46.2% 53.8% 100.0%
PengalamanberiMPASI
Total Count 43 21 64
% within
67.2% 32.8% 100.0%
PengalamanberiMPASI
BeriMPASI
Ya Tidak Total
DukunganMenganjurkan Ya Count 30 11 41
% within
73.2% 26.8% 100.0%
DukunganMenganjurkan
Tidak Count 13 10 23
% within
56.5% 43.5% 100.0%
DukunganMenganjurkan
Total Count 43 21 64
% within
67.2% 32.8% 100.0%
DukunganMenganjurkan
KlpUmur * BeriMPASI Crosstabulation
BeriMPASI
Ya Tidak Total
20 – 30 tahun Count 17 9 26
Total Count 43 21 64