Anda di halaman 1dari 51

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344455979

GIZI PRAKONSEPSI: MENCEGAH STUNTING SEJAK MENJADI CALON


PENGANTIN

Book · December 2019

CITATIONS READS

0 3,381

1 author:

Mamik Sri Sumarmi


Airlangga University
99 PUBLICATIONS   339 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

CONCENTRATION OF SERUM HEPCIDIN ANd TNFα AMONG OBESE ADOLESCENT AS BIOMARKER OF IRON DEFICIENCY INDUCED BY HIGH FAT DIET View project

Penilaian Efektifitas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Pasal 9 Ayat 2 Tentang Tablet Tambah Darah Terhadap Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil di Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Mamik Sri Sumarmi on 02 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PIDATO PENGUKUHAN

GIZI PRAKONSEPSI:
MENCEGAH STUNTING SEJAK MENJADI CALON PENGANTIN

Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si.

UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with Morality

Disampaikan pada
Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Gizi Kesehatan
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga di Surabaya
pada Hari Sabtu, Tanggal 14 Desember 2019
GIZI PRAKONSEPSI:
MENCEGAH STUNTING SEJAK MENJADI
CALON PENGANTIN

Pidato

Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar


dalam Bidang Ilmu Gizi Kesehatan
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
di Surabaya pada hari Sabtu, tanggal 14 Desember 2019

Oleh

SRI SUMARMI
Printing by
Penerbitan dan Percetakan UNAIR (AUP)
OC 686/12.19/AUP-B7E
Bismillahirrohmannirrohim,

Yang terhormat,

Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga,


Ketua dan Anggota Senat Universitas Airlangga,
Rektor, dan para Wakil Rektor Universitas Airlangga dan Guru
Besar Tamu,
Sekretaris Universitas
Para Dekan dan Wakil Dekan di Lingkungan Universitas
Airlangga,
Para Direktur Direktorat Universitas Airlangga,
Para Pimpinan Lembaga, Badan, Pusat, dan Unit Kerja di
Lingkungan Universitas Airlangga,
Para sejawat Dosen dan segenap Civitas Academica Universitas
Airlangga, serta para Undangan serta Keluarga / Kerabat yang
saya cintai,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh,


A lh am dulill ahi r a b bil’a al amiin , w a sh - sh ol a at u
wassalaamu ‘ala asyrofil anbiyaa i walmursaliin, wa’alaa
alihi washohbihii ajma’iin ammaba’adu. Segala puji hanya
bagi-Mu ya Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam, karena hanya
Engkaulah yang pantas untuk dipuji di semesta ini. Dan semoga
sholawat dan keselamatan tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW sebanyak bilangan yang Engkau
miliki, serta tercurah pula kepada keluarga dan para sahabat”.

Pada hari yang penuh berkah ini, saya mengungkapkan rasa


syukur, karena kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan
sehat walafiat dan berbahagia menghadiri Sidang Terbuka
Universitas Airlangga dalam acara pengukuhan saya sebagai

1
Guru Besar Universitas Airlangga. Saya haturkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya disertai penghargaan yang setinggi-
tingginya atas kehadiran Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian pada
pagi hari ini.

Hadirin yang saya muliakan,

Melalui mimbar ini, perkenankan saya menyampaikan orasi


ilmiah terkait dengan bidang ilmu yang selama ini saya tekuni,
yaitu Ilmu Gizi Kesehatan, dengan judul:

GIZI PRAKONSEPSI:
MENCEGAH STUNTING SEJAK MENJADI
CALON PENGANTIN

Kata prakonsepsi mungkin masih menjadi kata yang asing


dan belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat, namun
kata stunting kini mulai akrab pada telinga masyarakat luas.
Pada kesempatan ini, saya akan mencoba mengaitkan keduanya
dengan calon pengantin. Prakonsepsi berasal dari kata pra dan
konsepsi. Pra artinya ‘sebelum’, sedangkan konsepsi artinya
‘peristiwa bersatunya sel sperma dan sel telur di saluran falopii
untuk membuahkan embrio sebagai calon mahkluk hidup baru,
yang mengawali terjadinya proses kehamilan’. Oleh karena itu, gizi
prakonsepsi membahas tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
zat gizi untuk mempersiapkan kehamilan.
Dalam konsep siklus daur kehidupan (life cycle), masih sangat
jarang literatur yang membahas tentang gizi prakonsepsi. Sejak
tahun 2007 saya mulai tertarik mempelajari gizi prakonsepsi, yang
kemudian menjadi bahan penelitian longitudinal yang didanai
oleh Indonesian Danone Institute Foundation pada tahun 2010,

2
serta dana pendamping dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
Sejak tahun 2013, organisasi kesehatan dunia (WHO) mulai
menekankan pentingnya intervensi gizi dan pelayanan kesehatan
pada periode prakonsepsi, yaitu dengan merekomendasikan adanya
pelayanan kesehatan prakonsepsi (preconception care) dalam
sistem pelayanan kesehatan (WHO, 2013).
Di sisi lain, masalah stunting kini menjadi salah saIndonesitu
fokus perhatian pemerintah dalam upaya penanganan masalah
gizi untuk menghasilkan sumberdaya manusia Indonesia yang
unggul dan maju. Arti kata stunting dalam bahasa Indonesia
saat ini masih diperdebatkan, ada yang menerjemahkan ‘pendek’,
ada pula yang menerjemahkan ‘kerdil’. Namun, kini masyarakat
luas mulai banyak yang mengetahui bahwa stunting adalah anak
yang pendek. Menurut WHO, pengertian stunting adalah kondisi
tubuh pendek, yang terjadi karena gagal tumbuh (growth failure),
sehingga anak tidak dapat mencapai potensi pertumbuhannya.
Mengidentifikasi anak stunting dapat dilakukan dengan mengukur
panjang badan atau tinggi badan seorang anak, lalu dibandingkan
dengan ukuran panjang badan atau tinggi badan standar pada
usianya. Kondisi stunting terjadi apabila panjang atau tinggi
badan di bawah ukuran standar tinggi badan menurut WHO
(< – 2 SD atau Z score < - 2 SD).
Upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah
stunting perlu mendapatkan apresiasi yang tinggi, karena dalam
kurun waktu 5 tahun prevalensi stunting turun dari 37,2%
di tahun 2013, menjadi 30,8% pada tahun 2018 atau terjadi
penurunan sekitar 7%. Tujuh provinsi di Indonesia memiliki
prevalensi sangat tinggi (40% atau lebih), sedangkan 17 provinsi
memiliki prevalensi tinggi yaitu antara 30-39% (Badan Litbang
Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2017, pemerintah memfokuskan
penuntasan masalah stunting 100 kabupaten di Indonesia, dan 11
kabupaten di antaranya berada di wilayah Provinsi Jawa Timur.

3
Pada tahun 2018, daerah prioritas penanganan stunting ditambah
60 kabupaten, sehingga saat ini ada 160 kabupaten di Indonesia
menjadi daerah prioritas pencegahan stunting atau yang dikenal
sebagai daerah lokus stunting. Provinsi Jawa Timur saat ini
memiliki 12 kabupaten lokus stunting (TNP2K, 2016; TP2AK,
2019). Keberhasilan pemerintah dalam menurunkan angka
stunting tidak lepas dari upaya menyeluruh dengan menggerakkan
seluruh komponen bangsa melalui aksi konvergensi intervensi
sensitif dan inrervensi spesifik.
Masalah stunting sesungguhnya dapat dicegah. Berbagai
program intervensi sensitif maupun spesifik dapat dilakukan
sebagai suatu program pencegahan stunting apabila diberikan
kepada sasaran yang tepat. Dalam upaya pencegahan stunting,
sasaran prioritas masih fokus pada kelompok ibu hamil dan
ibu menyusui serta pada anak usia kurang dari dua tahun
(baduta). Sasaran ini dimaksud sebagai sasaran yang tepat
bagi program percepatan perbaikan gizi pada 1000 (seribu) hari
pertama kehidupan. Indonesia merupakan salah satu negara
yang tergabung dalam gerakan global Scaling Up Nutrition (SUN
movement), dan implentasi gerakan global SUN movement di
Indonesia adalah gerakan nasional percepatan perbaikan gizi
dalam rangka menyelamatkan seribu hari pertama kehidupan
atau disingkat Gerakan 1000 HPK.
Ada catatan dalam implementasi gerakan penyelamatan 1000
HPK di Indonesia, yang mungkin menjadi salah satu pemikiran
kritis untuk menyempurnakan gerakan yang bertujuan mulia
ini. Mengacu definisi 1000 HPK, bahwa kehidupan dimulai dari
saat konsepsi, apabila sasaran prioritas adalah ibu hamil maka
akan ada periode yang terlewatkan dan belum menjadi bagian
yang dijabarkan dalam implementasi program penyelamatan
1000 HPK, yaitu periode awal kehamilan. Padahal masa awal
kehamilan adalah masa kritis untuk menentukan keberhasilan

4
kehamilan, karena proses pemrograman janin (fetal programming)
terutama terjadi pada awal kehamilan. Teori Barker, yang dikenal
dengan fetal origin hypothesisis menjelaskan bahwa kondisi yang
buruk saat dalam kandungan seperti membunuh anak secara
perlahan, killing me softly (Almod & Currie, 2011). Apabila
program intervensi tidak dapat menjangkau awal kehamilan,
maka bagaimana mungkin menyelamatkan 1000 hari pertama
kehidupan tanpa intervensi gizi prakonsepsi?

Mengapa Masa Prakonsepsi Penting?


Hadirin yang saya muliakan,

Masa pra konsepsi mer upa kan ta hap penting untuk


menentukan kehamilan yang sukses. Periode kritis untuk
menentukan kehamilan sehat serta kualitas bayi yang dilahirkan
adalah periode di seputar momen konsepsi atau disebut
perikonsepsi (periconceptional period). Periode perikonsepsi
terdiri atas masa sebelum konsepsi (prakonsepsi), momen konsepsi
(pembuahan), implantasi, plasentasi dan tahap embriogenesis
atau organogenesis, serta peristiwa selular spesifik yang terjadi
selama tahap embriogenesesis (Cetin et al., 2012; Hirschi & Keen,
2000). Beberapa peneliti sebelumnya telah mendefinisikan tentang
periode prakonsepsi. Vahratian, et.al. (2003), mendefiniskan
periode prakonsepsi sebagai durasi waktu kapan saja sebelum
hamil (anytime before pregnancy).
Untuk mendiskripsikan periode perikonsepsi dalam
penelitiannya, Vahratian dan koleganya, menetapkan periode 1
bulan 4 minggu sebelum konsepsi hingga 2-3 bulan kehamilan.
Peneliti lain mendefinisikan periode perikonsepsi sebagai periode
minimal 2 bulan sebelum konsepsi hingga 4 bulan masa kehamilan
(Bodnar, et.al., 2006). Sementara perikonsepsi pada penelitian
Catov, et.al. (2007) didefinisikan sebagai rentang waktu 6 bulan

5
sebelum hamil hingga kehamilan 16 minggu. Dari berbagai batasan
dan durasi waktu yang digunakan oleh para peneliti terdahulu
inilah kemudian saya menetapkan rentang waktu 2 bulan hingga
6 bulan sebelum hamil sebagai durasi waktu (timing) yang tepat
untuk memberikan intervensi gizi prakonsepsi (Sumarmi, et.al.,
2016).

Gambar 1. Proses ovulasi dan pembuahan sel telur (ovum) di dalam tuba
falopii (sumber: Guyton & Hall, 2006)

6
Proses konsepsi merupakan momen reproduksi sangat
penting yang mengawali terjadinya kehamilan. Probabilitas
terjadinya konsepsi dalam satu periode siklus menstruasi adalah
sebesar 30%, dan hanya 50-60% dari konsepsi yang dapat
melewati minggu ke-20. Jika dilihat dari kehamilan yang tidak
bertahan, sekitar 75% gagal pada tahap implantasi, sehingga
tidak dianggap sebagai kehamilan (Wilcox, et.al., 1988; Norwitz,
et.al., 2001). Pada awal kehamilan terjadi tahapan yang disebut
implantasi (peristiwa menempelnya calon janin ke dinding rahim)
dan peristiwa plasentasi atau terbentuknya plasenta (Gambar 1).
Keberhasilan dua peristiwa ini sangat menentukan perkembangan
janin selama dalam rahim ibu. Apabila kesuksesan kehamilan
ditentukan oleh tahap implantasi dan plasentasi maka intervensi
pada masa prakonsepsi dapat menjadi window of opportunity
bagi keberhasilan suatu program intervensi. Keberhasilan suatu
program intervensi perlu memperhatikan timing yang tepat.
Serangkaian peristiwa yang terjadi di dalam rahin ibu di awal
kehamilan, dimulai saat konsepsi hingga minggu ke-8 kehamilan
sangat sulit dijangkau oleh program yang ditujukan untuk ibu
hamil. Mengapa seperti itu? Apabila intervensi diberikan dengan
sasaran ibu hamil, maka paling cepat intervensi tersebut dierima
pada saat usia kehamilannya memasuki minggu ke-4 atau ke-5,
karena pada saat seseorang terdeteksi hamil, sesungguhnya usia
kehamilannya telah memasuki minggu ke-4 atau ke-5. Berbagai
laporan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan dan intervensi gizi sampai
usia kehamilan 5--6 bulan (Maternal and Child Nutrition Study
Group, 2008; Shah & Sachdev, 2004; Black, e. al., 2008). Dengan
demikian, periode kritis awal kehamilan saat pembentukan organ
penting terlewatkan begitu saja tanpa ada intervensi. Oleh karena
tidak ada yang tahu kapan seseorang akan hamil, maka intervensi
gizi seharusnya diberikan sejak sebelum hamil.

7
Calon pengantin wanita adalah sasaran yang paling tepat
untuk intervensi gizi prakonsepsi, karena mereka adalah calon
ibu hamil. Pencegahan adalah upaya yang dilakukan sebelum
peristiwa terjadi. Ambil payung sebelum hujan, intervensi gizi
sebelum hamil. Untuk itulah keberadaan gizi prakonsepsi sangat
penting sebagai upaya preventif dalam mengatasi masalah
kesehatan ibu dan anak, seperti masalah kematian ibu melahirkan
yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, serta masalah gizi,
termasuk untuk pencegahan stunting.

Hadirin yang berbahagia,

Kehamilan adalah kondisi “tidak biasa” (unusual state) yang


terjadi pada wanita, karena terjadi perubahan fisiologis secara
dramatis. Oleh karena itu, wanita hamil harus beradaptasi terhadap
perubahan tersebut. Ada banyak perubahan sistem spesifik yang
terjadi selama kehamilan, sehingga sulit menggambarkan kondisi
fisiologis total. Kondisi adaptasi fisiologis yang terjadi pada wanita
hamil digambarkan dengan beberapa kondisi patologis. Kehamilan
juga dianggap sebagai kondisi adaptasi panas (state of heat
adaptation), karena perbedaan temperatur antara ibu dan janin.
Atau dapat pula kehamilan dianggap sebagai hyperprogestational
state, karena adanya peningkatan konsentarasi progesteron
dalam darah (Barclay, 2009). Perubahan fisiologi yang terjadi
pada masa kehamilan ini terjadi untuk memberikan lingkungan
yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Regulasi
dari pertumbuhan janin di dalam kandungan merupakan suatu
mekanisme yang lebih kompleks dibandingkan pertumbuhan
setelah lahir. Janin diberi makan melalui suatu alur suplai yang
kompleks yang melibatkan banyak faktor seperti, kondisi gizi ibu,
termasuk apa yang di makan dan diserap, adaptasi kardiovaskular,
pertumbuhan plasenta serta fungsinya, faktor janin, termasuk

8
berbagai hormon yang dihasilkan oleh janin, serta faktor genetik
(Fall, e.al., 2003).
Faktor gizi ibu merupakan hal penting untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin. Status gizi sebelum dan
selama masa kehamilan akan menentukan ukuran bayi yang
dilahirkan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa status
gizi wanita sebelum konsepsi atau sebelum hamil berhubungan
dengan berat bayi yang dilahirkan. Berat badan sebelum hamil
merupakan prediktor yang baik untuk berat bayi yang dilahirkan.
Dengan mengkombinasikan berat badan sebelum hamil dan tinggi
badannya dapat meningkatkan predictive power dari indikator
ini (Galloway, 2008). Kombinasi berat badan dengan tinggi badan
menghasilkan indek yang disebut dengan body mass index (BMI),
yaitu rasio dari berat badan dalam kilo gram (kg) dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter (Gibson, 2005). Defisiensi energi serta zat
gizi mikro sebelum konsepsi dan atau pada awal kehamilan dapat
meningkatkan risiko lahir prematur dan hambatan pertumbuhan
dalam uterus (intra uterin growth restriction) disingkat IUGR,
sehingga menyebabkan bayi dilahirkan dengan berat badan
rendah (Neggers & Goldenberg, 2003). Oleh karena itu, pemenuhan
asupan zat gizi sejak sebelum hamil sangat penting diperhatikan
agar untuk mempersiapkan kehamilan yang sukses. Dengan
memperhatikan pemenuhan gizi prakonsepsi, sukses hamil tanpa
komplikasi.
Ilmu gizi yang saya pelajari memfokuskan pembahasan
mengenai peran zat gizi dalam menjamin pertumbuhan dan
perkembangan bagi makhluk mulia yang berada di dalam rahim
seorang ibu. Dalam perkembangannya, makhluk yang semula
berupa mudigah (zygote) ini, kemudian memperbanyak diri menjadi
morula, kemudian menjadi blastula, lalu melengkapi diri dengan
berbagai organ vital menjadi embrio, kemudian berkembang
menjadi lebih sempurna menjadi janin, dan akhirya lahir menjadi

9
bayi yang sehat. Bayi lahir yang sehat merupakan modal awal
untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang unggul di masa
depan serta terbebas dari masalah stunting. Stunting yang terjadi
pada masa balita merupakan kantong dari berbagai masalah
kesehatan, terutama timbulnya berbagai penyakit kronis yang
berkaitan dengan gizi (nutrition- related diseases) yang timbul
kelak ketika mereka dewasa, sehingga menjadi beban pembiayaan
bagi negara.
Bayi yang sehat pada umumnya lahir pada saatnya (at term)
dari ibu yang sehat pula. Bayi lahir yang sehat, secara fisik dapat
diketahui dari ukuran tubuhnya, yaitu berat badan, panjang badan,
lingkar kepala, lingkar dada atau dimensi tubuh lainnya. Berat
lahir adalah hasil dari perhitungan kasar dari proses dinamik
pertumbuhan janin di dalam kandungan. Hasil perhitungan
ini tidak mencerminkan komposisi tubuh dan perkembangan
jaringan tertentu. Apabila berat bayi lahir kurang dari 2500
gram, maka disebut berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi yang
dilahirkan dengan berat badan rendah dikategorikan dalam dua
kelompok yaitu lahir prematur (lahir sebelum 37 minggu) dan
hambatan pertumbuhan dalam uterus (IUGR). Sebagian besar
BBLR di negara sedang berkembang disebabkan karena IUGR,
terutama akibat asupan zat gizi kurang pada ibu sebelum dan
selama kehamilan.
Secara lebih jauh, IUGR dapat dibedakan menjadi 3 tipe: a)
tipe klasik atau hambatan pertumbuhan asimetris, dengan ciri
perkembangan skeletal dan kepala hampir normal tetapi jaringan
otot dan subcutan yang kurang atau disebut sebagai Clifford’s
syndrome; b) tipe kronis atau disebut retardasi pertumbuhan
simetris, dengan ciri terjadi penurunan perkembangan jaringan
lunak, skeletal dan kepala; dan c) kombinasi dari kedua tipe
(Pearse, 1989). Hambatan pertumbuhan simetris biasanya terjadi
pada awal kehamilan dengan penurunan panjang dan berat badan

10
serta lingkar kepala dengan parameter kurang dari persentil ke-
10 pada kartu pertumbuhan. Hambatan pertumbuhan asimetrik
terjadi penurunan berat badan dan panjang badan, akan tetapi
lingkar kepala masih sesuai dengan usia kehamilan (Das & Sysyn,
2004; Lawrence, 2007).
Bayi lahir dengan berat badan rendah, memiliki risiko
mengalami stunting sejak lahir atau yang dikenal sebagai neonatal
stunting, yaitu lahir dengan panjang badan kurang dari 48 cm.
Ibu yang pendek juga berisiko melahirkan bayi yang stunting
(Sumarmi, 2016). Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pendek,
akan memiliki risiko ganda untuk terjadinya stunting, jika ibu
kekurangan asupan zat gizi pada masa prakonsepsi dan selama
masa kehamilan. Kelahiran b yi pada waktunya berkaitan dengan
kematangan (maturitas) dari sel atau jaringan organ dalam seperti
jantung, paru, ginjal serta pancreas. Bayi yang lahir prematur
(lahir < 37 minggu) dikaitkan dengan kematangan organ dalam
yang belum sempurna. Jika bayi lahir prematur dan sekaligus
stunting sejak lahir, akan memiliki risiko terjadinya berbagai
penyakit kronik kelak ketika dewasa nanti.

Mengapa Manusia Membutuhkan Zat Gizi?


Hadirin yang saya hormati,

Marilah kita mencoba mengupas hal ini secara sederhana


dengan ilmu gizi secara filsafati atau filsafat ilmu gizi (the
philosophy of nutrition). Diskusi kita awali dari hakikat manusia
yang menjadi subyek ilmu gizi.
Ketika proses konsepsi di dalam rahim telah selesai dengan
baik, maka saat itulah dimulai adanya kehidupan baru yang
mempunyai genom baru pula, sebagai calon manusia. Saat itu
pula ada tugas untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Semua
mahkluk hidup di bumi secara implisit telah diberi tugas, yaitu

11
untuk survive secara biologis. Manusia sebagai makhluk yang
diberi kelebihan daya nalar maka tugas yang diembannya tentu
bukan hanya sekedar menjaga kelangsungan hidup di dunia, tetapi
juga tugas yang menunjukkan eksistensinya sebagai khalifah
di muka bumi dan tugas lainnya yang menunjukkan sebagai
makhluk mulia.
Da la m kont ek s pemba ha sa n i n i, k it a ha nya a k a n
memfokuskan bagaimana menjaga kelangsungan hidup secara
biologis, dalam arti menjaga agar seluruh jaringan yang menyusun
organ tubuh kita berfungsi dan berkembang dengan baik. Jika
dilihat komponen penyusun jaringan tubuh manusia yang terdiri
dari sel, sedangkan sel terbentuk dari senyawa dan unsur yang
terdapat di alam, maka secara logika untuk memelihara dan
memperbaiki sel dan jaringan bila terjadi kerusakan, tentunya
diperlukan unsur yang ada di alam tersebut. Sel adalah protein,
dan protein tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O) dan nitrogen (N). Semua unsur tersebut terdapat di alam, di
udara, di dalam air, dan di dalam tanah. Berjuta-juta sel akan
membentuk jaringan, dan jaringan terbesar dalam tubuh kita
adalah otot. Jadi, tubuh kita sebagian besar adalah protein.
Komponen tubuh terbesar lainnya adalah tulang (rangka),
dan sebagian besar komponennya adalah mineral kalsium (Ca),
fosfor (P). Mineral tersebut terdapat di dalam tanah dan batu-
batuan. Tulang rangka dan ototlah yang memberi bentuk struktur
tubuh kita. Untuk dapat berfungsi maka tubuh kita perlu hormon
dan enzim, yang semuanya tersusun atas protein. Agar enzim yang
berupa protein ini dapat menjalankan fungsinya perlu komponen
lain yaitu vitamin dan mineral seperti seng (Zn), besi (Fe), selenium
(Se) dan sebagainya, semuanya terdapat di dalam tanah, air dan
batu-batuan. Apa yang ada di dalam tubuh manusia ternyata
juga terdapat di alam, di udara, tanah, dan air. Itulah sebabnya
kenapa manusia dikatakan sebagai jagat raya kecil (micro cosmos),

12
sedangkan alam semesta adalah macro cosmos. Macro cosmos dan
micro cosmos selalu dalam keseimbangan. Hal ini mirip dengan
pemikiran Al Ghazali yang menganggap substansi jiwa sebagai
micro cosmos yang berfungsi untuk mengimbangi jiwa alam
yang besar (macro cosmos), karena penciptaan manusia pada
hakekatnya adalah sebagai penyeimbang terhadap macro cosmos
(Al Ghazali, diterjemahkan Fathur Rahman, 2005).
Mengapa tubuh kita tersusun dari senyawa dan unsur-unsur
yang ada di alam? Dengan pendekatan deduktif, kita mencoba
untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Sebagai
premis dari logika kita adalah bahwa manusia diciptakan dari
tanah. Marilah kita tengok sejarah penciptaan manusia yang
pertama. Adam diciptakan dari unsur alam, yaitu tanah, air, dan
unsur panas. Pada proses penciptaannya Allah SWT berfirman
bahwa Adam diciptakan dari tanah yang dicampur air hingga
menjadi lumpur hitam, kemudian diberi bentuk, lalu dibiarkan
kering seperti tembikar, setelah itu ditiupkan roh. (QS Al Hijr :
26 & 28; QS Al Rahman: 14). Bagaimana unsur alam ini berada
di dalam tubuh manusia? Unsur yang ada di dalam tanah dan
air masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan,
sedangkan unsur yang ada di dalam udara msuk ke tubuh
manusia melalui pernafasan. Tumbuhan hidup mengambil unsur
yang ada di dalam tanah, lalu tumbuhan dimakan oleh hewan,
selanjutnya tumbuhan dan hewan dimakan oleh manusia. Jika
demikian adanya, maka kita saling berhutang budi satu dengan
yang lainnya, kata Goethe: ”We owe others what we are..!” (Meyer-
Abich, 2005).
Mekanisme rantai makanan inilah yang menjadikan semua
unsur yang berasal dari tanah akan masuk ke dalam tubuh
manusia. Unsur yang berada di dalam tumbuhan dan hewan
itulah yang membentuk senyawa esensial yang disebut zat gizi
(nutrient) yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu tumbuhan

13
dan hewan menjadi sumber makanan bagi manusia. Jadi, untuk
mempertahankan hidup manusia harus mengkonsumsi makanan
yang tersedia di alam. Bersama makanan kita memasukkan unsur
alam ke dalam tubuh kita, karena tubuh kita pada hakekatnya
juga tersusun atas unsur yang ada di alam. Itulah hakikat ilmu
gizi yang saya pelajari.

Apa yang Terjadi pada Awal Kehamilan?


Apa yang terjadi pada awal kehamilan sesugguhnya merupakan
proses programming bagi kehidupan individu kelak dikemudian
hari. Setelah konsepsi berjalan dengan sukses, selanjutnya terjadi
beberapa tahap perkembangan janin di dalam kandungan. Tahap
pre-implantasi merupakan proses transisi dari morula menjadi
blastosit, disertai proses diferensiasi dimana lapisan dalam sel
(inner cell mass) berkembang menjadi embrio, dan permukaan
sel (outer cell mass) berkembang menjadi trophoblast yang
dibutuhkan untuk proses implantasi dan pembentukan plasenta
(Norwitz, et.al., 2001; Imakawa, et.al., 2004). Tahap implantasi
merupakan tahap kritis dimana calon janin dapat terhubung
secara intim dengan permukaan dinding rahim (endometrium)
untuk membentuk plasenta. Inilah yang disebut sebagai window
of implantation, terjadi sekitar 6-7 hari setelah konsepsi, dimulai
dari tahap adaptasi uterus, tahap pembentukan jaringan decidual,
hingga proses aposisi, adesi dan invasi. Implantasi terjadi akibat
aksi sel trofoblas yang berkembang di permukaan blastosit. Sel
trofoblas mengeluarkan enzim proteolitik yang mencerna sel
endometrium yang berdekatan, sehingga endometrium menjadi
lebih cair (Sharma & Khumar, 2012).
Tahap Plasentasi sangat ditentukan oleh adanya proses
remodeling arteri spiralis, suatu even yang sangat krusial dalam
keberhasilan proses plasentasi dan pengadaan suplai darah yang

14
cukup untuk perkembangan janin (Fraser, et.al., 2015). Bersamaan
dengan adanya janin yang berkembang akan terjadi peningkatan
kebutuhan oksigen dan zat gizi, sehingga kapasitas pembuluh
darah maternal harus berubah secara drastis. Jika peningkatan
kebutuhan oksigen dan zat gizi tidak disertai dengan peningkatan
kapasitas pembuluh darah maka akan memicu terjadinya
komplikasi kehamilan, terutama preeklampsia (Cartwright,
et.al., 2010). Tahap selanjutnya setelah implantasi adalah tahap
embriogenesis atau organogenesis. Pada periode embrionik inilah
dimulai proses pembentukan organ (organogensesis). Tahap ini
merupakan periode puncak rawan untuk terjadinya injurious
factors yang menyebabkan kelainan kongenital. Pada minggu
ke empat, mulai terjadi perluasan ujung cephalic, dan berlanjut
dengan proses pelipatan chepalocaudal. Sistem organ terbentuk
karena diferensiasi spesifik dari lapisan sel (germ layer). Ectoderm
akan berkembang menjadi sistem syaraf pusat dan saraf tepi, organ
sensori seperti mata, telinga dan hidung, serta kulit. Mesoderm
akan berkembang menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem
kardiovaskular, sel darah, sistem urogenital, dan kelenjar adrenal.
Endoderm akan menghasilkan epitel saluran pernafasan, saluran
pencernaan dan kantung kemih, tonsil, tiroid, paratiroid, liver,
pankreas dan thimus. Periode fetus (fetal period) dimulai pada
minggu ke-9 hingga saat lahir (Korones, 2008).

Bagaimana Pemenuhan Gizi Sejak Masa Prakonsepsi


Dapat Mencegah Stunting?
Hadirin yang saya muliakan,

Janin yang ada di dalam kandungan adalah makhluk yang


harus dijaga kelangsungan hidupnya, serta terjamin pertumbuhan
dan perkembangannya. Pemenuhan asupan zat gizi, termasuk zat
gizi makro (karbohidrat, lemak dan protein) serta zat gizi mikro

15
(vitamin dan mineral), selama masa kehamilan sangat penting
untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam
kandungan. Termasuk zat gizi mikro adalah berbagai vitamin
yang larut dalam air (vit B kompleks, vitamin C, asam folat)
dan vitamin yang larut lemak (ADEK) serta berbagai mineral,
terutama mineral mikro seperti zat besi (Fe), Seng (Zn), Iodium
(I), selenium (Se), tembaga (Cu) dan lainnya. Berbagai penelitian
tentang pentignya pemenuhan energi protein sejak dahulu telah
tersedia berlimpah menjadi literatur bagi kalangan akademis
dan telah diterjemahkan ke dalam pedoman umum gizi seimbang
(dietay guidelines) dengan 13 pesan dasar gizi seimbang telah di
kenal masyarakat. Sementara penelitian terkait dengan zat gizi
mikro, hingga saat ini masih menjadi bahan kajian yang menarik
dan tetap hangat untuk diperbincangkan.
Defisiensi zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral pada
awal kehamilan akan mengganggu proses implantasi. Kegagalan
implantasi akan menyebabkan terjadinya aborsi atau miscariage,
sedangkan gangguan pada proses plasentasi dan remodeling
pembuluh darah arteri spiralis akan memicu terjadinya eklampsia/
pre-eklampsia, serta prematuritas. Hal ini dibuktikan dengan
beberapa penelitian, dengan memberikan suplemen multi vitamin
mineral pada masa prakonsepsi atau masa perikonsepsi dapat
menurunkan risiko terjadinya prematuritas, pre-eklampsia, dan
cacat bawaan (Vahratian, et.al., 2003; Bodnar, et.al., 2006; Catove,
et.al., 2007; Werler, et.al., 1999), serta aborsi (Sumarmi, et.al.,
2015). Mekanisme pran zat gizi mikro dalam proses implantasi
dan tumbuh kembang janin di dalam kandungan dapat dilihat
pada Gambar 2.

16
Keterangan :
Cox2 : enzim cyclooxigenase 2 NK : natural killer
Hoxa10 : gen perkembangan janin PGs : prostaglandin
IFN J : interferon gama PKC : enzim protein kinase C
IL-1 : interleukin 1 STAT3 : signal transduction activating
Integrin : molekul adhesi transcription 3
LIF : leukimia inhibito factor T-bet : faktor transkripsi gen pada sel Th1
MMP : enzim matrix metalloproteinase ZIP8 : zinc transporter 8
NFкB : nuclear factor kappa B

Gambar 2. Peran zat gizi mikro dalam proses implantasi dan plasentasi
(Sumarmi, 2017)

Selenium berperan penting untuk merangsang produksi


hormon progesterone (Kamada et al., 2014). Vitamin D yang
disintesis oleh sel desidua plasenta berperan penting dalam
keberhasilan proses implantasi dan plasentasi (Evan, et.al.,
2006; Su, et.al., 2013). Vitamin D 1,25(OH)2D juga membantu
proses transformasi sel endometrium menjadi sel desidua serta
meningkatkan ekspresi gen HOXA10, suatu gen yang penting
untuk implantasi embrio pada awal kehamilan (Sin et al., 2010).
Seng (Zn) berperan dalam proses implantasi karena merupakan

17
bagian dari enzim matrix metallo proteinase (MMP) yang berperan
dalam proses remodeling pembuluh darah arteri (Kuzuta & Iguchi,
2001; Chen, et.al., 2013; Rundhaug, et.al., 2005). Selain itu Zn
merangsang ekspresi IFNJ (Aydemir, et.al., 2009), selanjutnya
IFNJ yang disekresi oleh sel uNK berperan untuk menginisiasi
modifikasi pembuluh darah uteri serta membentuk integritas
jaringan desidua (Murphy, et.al., 2009). Vitamin A dan Zn
berperan dalam intesis hormon IGF (Cossack, 1986) sedangkan
IGF-2 maternal berperan dalam meningkatkan stuktur dan
kapasitas plasenta dengan cara meingkatkan volume dan luas
area permukaan (Sferruzzi-Peri, et.al., 2006). Semua peristiwa
selular yang melibatkan peran penting mikro nutrien ini terjadi
mulai saat konsepsi hingga minggu kedua kehamilan.

Gambar 3. Pentingnya suplementasi multi mukronutrien dalam peningkatan


berat plasenta dan dan berat bayi lahir (Sumarmi, et.al, 2016)

Hasil penelitian longitudinal kami membuktikan bahwa


suplementasi zat gizi mikro ganda yang mengadung 15 macam
vitamin dan mineral (kandungan zat besi 30 mg) dapat
menghasilkan berat plasenta, berat bayi lahir yang lebih baik
dibandingkan pemberian tablet tambah darah yang mengandung

18
60 mg zat besi dan 250 mikro gram asam folat. Selain itu juga
memberikan efek yang lebih baik dalam produksi hormone
human placental lactogen (hPL) (Sumarmi et al., 2016). Gambar 3
menunjukkan mekanisme efek suplementasi zat gizi mikro dalam
meningkatkan berat plasenta dan berat bayi yang dilahirkan.
Plasenta adalah organ sebagai tempat dua sirkulasi, sirkulasi
darah maternal dan darah janin saling melintas. Berkebalikan
dengan pertumbuhan janin, plasenta tumbuh sangat cepat
pada awal kehamilan dan mencapai ukuran maksimum sekitar
minggu ke-12. Insulin-like growth factor 2 (IGF-2) adalah kunci
pengatur untuk perkembangan struktural dan fungsional plasenta
(Atkinson, et.al., 2006). Bermodal plasenta dengan ukuran yang
lebih besar, maka akan menjamin transfer zat gizi dari darah
maternal yang lebih baik, sehingga janin memiliki kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang lebih baik. Dengan pertumbuhan
dan perkembangan janin yang sempurna, maka dapat mencegah
terjadinya neonatal stunting (Sumarmi, et.al., 2018).

Cegah Stunting Sejak Catin


Catin singkatan dari calon pengantin. Calon pengantin wanita
(CPW) merupakan kelompok usia subur dapat menjadi sasaran
paling strategis untuk program intervensi gizi prakonsepsi, karena
mereka adalah kelompok yang siap untuk hamil. Oleh karena itu,
akan lebih efektif jika program intervensi untuk mencegah stunting
dilakukan pada kelompok ini. Program intervensi gizi prakonsepsi
sesungguhnya dapat dilakukan melalui layanan pranikah
(premarital services) atau preconception care. Di negara maj,
layanan pranikah bahkan telah mencakup layanan pemeriksaan
genetik untuk deteksi dini adanya penyakit keturunan.
Sejak tahun 2010 saya telah merintis layanan terpadu
pranikah yang melibatkan lintas sektor di Kabupaten Probolinggo

19
dengan dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
Layanan ini kemudian dikenal sebagai Laduni sebagai akronim dari
layanan terpadu pranikah. Laduni pada awalnya dikembangkan
di 4 kecamatan, kemudian mulai diterapkan di 9 kecamatan,
sejak tahun 2011, sekaligus sebagai mekanisme rekrutmen subjek
penelitain longitudinal kami yang didanai oleh Indonesian Danone
Institute Foundation. Penelitian berlangsung mulai tahin 2010 dan
berakhir tahun 2015.
Mulai tahun 2019 Bupati Probolinggo, Hj. Puput Tantriana
Sari, berkomitmen untuk re-aktivasi Laduni, bekerja sama
dengan Universitsa Airlangga dengan dukungan suplemen
multi micronutrient dari Vitamin Angels, Lembaga non provit
yang berkeduudkan di California USA. Bantuan suplemen telah
mendapatkan ijin Special Access Scheme dari Direktoral Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan nomor kode SAS
19.18.01.056 dan saat ini telah dimanfaatkan di 3 kabupaten, yaitu
Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Barito
Kuala, Kalimantan Selatan. Penerapan Laduni di 3 kabupaten
tentu saja dimodifikasi sesuai kondisi daerah masing-masing.
Saat ini pemerintah Indonesia sudah menjadikan calon
pengantin wanita sebagai sasaran penting dalam program
pencegahan stunting, akan tetapi belum sebagai prioritas. Dengan
mempertimbangkan berbagai bukti empiris, saya berharap tahun
yang akan datang pemerintah menggeser posisi calon pengantin
dari sasaran penting menjadi sasaran prioritas dalam upaya
pencegahan stunting. Oleh karena intervensi gizi prakonsepsi
adalah salah satu upaya strategis dalam memutus fenomena siklus
malnutrisi antar generasi (intergenartional cycle of malnutrition).
Lihat Gambar 4

20
Gambar 4. Intervensi gizi prakonsepsi sebagai cara strategis untuk memutus
fenomena stunting antar generasi

Dari pendekatan teoritis ini, maka kita berharap bahwa


masalah stuting dapat diatasi dengan upaya pencegahan stunting
sejak masa prakonsepsi. Saya akhiri pidato saya pagi ini dengan
taggar #Cegah Stuting Sejak Catin

Hadirin yang saya muliakan,

Akhirnya, perkenankanlah saya mengucapkan rasa syukur


kepada Allah SWT, karena berkah dan karunia-Nyalah saya
dapat berdiri disini dikukuhkan menjadi Guru besar Universitas
Airlangga.
Ayahanda (alm.) Bapak Hadi Maryono beserta Ibunda (alm)
Hj. Marinem, saya menyampaikan rasa hormat setinggi-tingginya,
serta terima kasih tak terhingga karena telah mendidik dan
membesarkan saya dengan penuh kesabaran dan tanpa pernah
merasa lelah. Ayah (alm.) telah mengajarkan tentang kesabaran,
ketulusan, tanggung jawab serta optimisme, bukan dengan kata-

21
kata, tetapi dengan tauladan nyata. Saya meneladani semangat
dan kegigihan ayahanda dan ibunda dalam menjalani kehidupan,
saat kami masih kecil. Ayah dan ibu mertua, Bapak Wagimin
(alm.) dan ibunda Hj. Sumarsih, saya menyampaikan rasa hormat
dan terimakasih tak terhingga atas kasih sayang dan dukungan
yang besar.
Terima kasih kepada suami tercinta Drs. Sigit Purwanto,
yang telah memberikan ijin dan kesempatan seluas-luasnya
untuk bekerja di luar rumah dan mengembangkan kapasitas
diri, selalu menemani dalam suka dan duka, menyertai setiap saat
dalam kesulitan, dan memberikan kasih sayang serta dukungan
moral spiritual. Dengan caranya, beliau telah menjadikan saya
sanggup bertahan dalam situasi sesulit apapun. Ananda Gora
Anadi Santika, putra tercinta yang selalu menjadi penghibur
dan sumber kekuatan saya untuk tetap bertahan dan semangat
mejalani hari-hari sibuk. Tanpa Kuasa Allah SWT yang telah
meneguhkan hati dan menegakkan langkah kaki serta dukungan
keluarga yang solid, bagaimana saya mampu bertahan dan
mencapai jenjang tertinggi dalam dunia akademik? Kini Ananda
Gora telah menjadi manusia dewasa yang mandiri, bekerja
jauh dari orang tua. Semoga perlindungan Allah SWT selalu
menyertai Ananda di manapun ananda berada. Semoga Allah
SWT berkenan memberikan petunjuk munuju jalan keselamatan
dan kemuliaan dalam kehdiupa di dunia dan akhirat. Aamiin Ya
Rabbal Alamin.
Rasa terimakasih yang tak terhingga pada guru guru saya
mulai saya bersekolah di Sekolah Dasar Kagokan 1, sebuah SD di
desa wilayah Sukoharjo, SMPN IV Gatak dan SMAN Kartasura,
Fakultas Kedokteran PS S1 IKM Universitas Airlangga Surabaya,
yang kini menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Program
Pasca Sarjana IPB, serta Program Doktor Ilmu Kesehatan FKM

22
Universitas Airlangga, Yang telah telah membentuk pribadi saya
mulai dari masa anak, remaja hingga dewasa.
Ucapan terimaksih yang tulus dan rasa hormat saya kepada
Pemerintah Republik Indonesia melalui menteri Pendidikan
Nasional yang telah memberikan SK Pengangkatan Guru Besar
saya dalam bidang Ilmu Gizi Kesehatan.
Sebagai alumnus dan orang yang mengabdi sebagai pendidik
di lingkungan Universitas Airlangga, pertama-tama saya ingin
menyampaikan terima kasih kepada Rektor Unair Prof. Dr. Moh.
Nasih, SE, MT, Ak., CMA, Wakil Rektor I Prof. Djoko Santoso, dr,
Ph.D, K-GH, FINASIM, Wakil Rektor II Dr. Muhammad Madyan,
SE, M.Si, M.Fin, Wakil Rektor III, dan Prof. Ir. Moch. Amin
Alamsjah, M.Si, Ph.D atas semua dukungan dan kesempatan yang
telah diberikan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada para
Direktur di lingkungan Universitas Airlangga, dan teman lama
saya Drs. Koko Srimulyo, MM yang saat ini menjadi Sekretaris
Universitas Airlangga.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Ketua Senat
Akademik Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Amin, dr,
Sp. PK(K), Sekretaris Senat Akademik dan seluruh anggota Senat
Akademik atas kesempatan, bantuan dan persetujuannya untuk
mengusulkan pengangkatan saya sebagai Guru Besar.
Kepada yang terhormat, Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Prof.Dr. Hj Tri Martiana dr.MS, dan jajaran
pimpinan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair yang lain,
saya menyampaikan terimakasih atas dukungan dan bantuan
yang diberikan. Kepada seluruh staf akademik, BPF dan tim
penilai angka kredit dari Departemen Gizi Kesehatan serta di
tingkat Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, saya haturkan
terimakasih yang setulus-tulusnya atas kesediaannya meluangkan
waktu memproses usulan Guru Besar saya.

23
Terimakasih kepada Prof. Dr. Widji Soeratri, Apt. dan Prof.
Dr. Ririh Yudhastuti, drh., M.Kes yang dengan sabar dan tanpa
pamrih telah banyak membantu memverifikasi kelengkapan berkas
yang dibutuhkan, hingga usulan dan SK jabatan Guru Besar saya
dapat keluar. Kepada Prof. Widji, saya menyampaikan apresiasi
dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dedikasi beliau
yang tidak kenal lelah membantu percepatan proses para dosen di
lingkungan Universitas Airlangga dapat mencapai jabatan Guru
Besar. Kepada Prof. Dr. Stefanus Supriyanto, dr., MS. Prof. Dr.
Merryana Adriani, S.KM., M.Kes, Prof Dr. Abdul Razak Thaha.,
dr. M.Sc, serta ibu Anik Mulyo yang telah membantu mereview
berkas usulan Guru Besar.
Kepada Direktur Sumber Daya Manusia Dr. Purnawan
Basundoro beserta staf di jajaran Direktorat Sumber Daya Manusia,
khususnya Suko Yudo Aridito, SH, saya ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya yang telah banyak
membantu proses pemberkasan dan pengiriman usulan Guru
Besar saya ke Tim Penilai Angka Kredit di DIKTI.
Untuk kolega seluruh Civitas Academica Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga, khususnya teman-teman
di Departemen Gizi Kesehatan terimakasih atas dukungan,
bantuan dan kerja sama yang baik. Ketua Departemen Dr. Annis
Catur Adi, Ir.M.Si dan Sekertaris Departemen Saudara Trias
Mahmudiono, S.KM. MPH(Nutr), Ph.D., (GCAS), serta senior saya
Prof. Bambang Wirjatmadi, dr., MS., MCN, PhD, SpGK dan Dr. Sri
Adiningsih, dr., MS., MCN. Adik-adik junior saya di Departemen
Gizi, Saya berharap semoga teman-teman baik saya ini segera
menyusul menjadi Guru Besar. Beberapa senior di FKM Unair
yang selama ini membimbing dan mempengaruhi karir akademik
saya, (Alm) Prof Sabdoadi,dr. MPH., (Alm) Prof. Soemarto Danu
Sugondo, MPH.drPH., (Alm) Prof. Soeprapto. dr. DPH. Prof Dr.
Rika Subarniati, dr. SKM. Dan Prof DR. H.R. Soedibjo dr, DTM.

24
Ucapan terima kasih kepada beliau yang telah membina saya
dalam perjalanan karir sebagai dosen di Universitas Airlangga.
Perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada orang-orang besar yang
telah berkontribusi dalam perjalan karir saya sebagai peneliti
Prof. Bambang Wirjatmadi, dr., M.S., M.CN, Ph.D., Sp.GK., Prof.
Kuntoro, dr., MPH, Dr.PH, Prof. Dr. Erry Gumilar Dachlan,
dr., SpOG (K) dan Prof. Retno Handajani, dr., MS., Ph.D, Prof.
dr. Hamam Hadi, M.S., Sc.D., Prof. Dr. Wiryatun Lestariana,
M.S., Apt. and dr. Detty Nurdiaty, MPH, Ph.D., Sp.OG, dari FKM
UGM.
Rasa hormat dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan
kepada Prof. Dr. Achmad Syahrani, Drs., M.S., selaku Wakil Rektor
Bidang Akademi dan Kemahasiswaan, Universitas Airlangga
periode 2010-2015 yang telah berperan besar dalam perjalanan
studi saya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada
Pimpinan Indonesian Danone Institute Foundation Bapak Widjaja
Lukito, dr., Sp.GK., Ph.D serta pimpinan sebelumnya Prof. Dr.
Soekirman, dan Prof. Endang L. Achadi, dr., M.PH dan seluruh
Scientific Member Danone Institute.
Kepada Pemerintah K abupaten Probolinggo, Bupati
Probolinggo Ibu H. Puput Tantriana Sari, SE., Ketua Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan jajarannya,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan jajarannya,
serta pimpinan OPD lainnya, terima kasih telah menjadikan
Probolinggo sebagai tempat olah jiwa dan pikiran serta nalar saya
hingga saat ini.
Kepada Pimpinan Unicef Indonesia dan Manager Vitamin
Angels, saya sampaikan terima kasih yang besar atas dukungan
Multi-Micronutrient (MMN) untuk mendukung Program LADUNI,

25
sehingga Unair menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi
stunting di Jawa Timur serta wilayah lainnya di Indonesia.
Pada kesempatan ini pula saya sampaikan terimakasih
setulus tulusnya kepada Panitia Penyelenggaraan Pengukuhan
Guru Besar baik pada tingkat fakultas FKM, FST dan FKG serta
Universitas Airlangga , serta kelompok paduan suara Universitas,
sehingga penyelenggaraan acara ini berjalan dengan yang kami
harapkan. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah
serta membalasbudi kebaikan semua pihak yang dengan suka rela
ikut ambil bagian demi kelancaran acara ini.

Hadirin yang saya mulyakan,

Saya menyampaikan terimakasih kepada seluruh hadirin


dan undangan yang telah dengan sabar bersedia mendengarkan
apa yang saya sampaikan hingga detik ini. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan dan melimpahkan rahmat kepada
bapak/ibu sekalian. Saya berharap bimbingan, doa dan kritik
dari bapak/ibu sekalian, agar saya selalu ingat bahwa amanah
ini adalah titipan dari Allah SWT yang harus dijaga marwah dan
kehormatannya. Akhir kata, kami mohon maaf bila ada tutur kata
yang kurang berkenan.

Wabillahi taufiq Wal hidayah,


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

26
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Mi’raj al-Salikin, Terjemahan oleh Fathur Rahman,


(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005), hal. 28-47.
Almond D and Currie J. Killing Me Softly: The Fetal Origins
Hypothesis. J Econ Perspect. 2011; 25(3): 153–172. doi:10.1257/
jep.25.3.153.
Aydemir TB, Liuzzi JP, McClellan S and Cousins R J. Zinc
transporter ZIP8 (SLC39A8) and zinc inf luence IFN-J
expression in activated human T cells. J Leukoc Biol,
2009;86:337-48.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia.
Pedoma n Perenca na a n Prog ra m G era ka n Nasiona l
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari
Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). dokumen
di internet. 2013. http://kgm.bappenas.go.id/document/
datadokumen/41_DataDokumen. pdf. Disitasi tanggal 20
Oktober 2016.
Badan Litbang Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
2013. Bdan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan,
Jakarta
Badan Litbang Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
2013. Bdan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan,
Jakarta
Black RE, Victora CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, de
Onis M, et al. and the Maternal and Child Nutrition Study
Group. Maternal and child undernutrition and overweight
in low-income and middle-income countries. The Lancet.
2013. Published Online June 6, 2013. http://dx.doi.org/10.1016/
S0140-6736(13)60937-X 2013.
Bodnar LM, Gong Tang, Ness RB, Harger G, and Roberts JM.
Periconceptional multivitamin use reduces the risk of
preeclampsia. Am J Epidemiol, 2006; 164: 470-477.

27
Cartwright JE, Fraser R, Leslie K, Wallace A and James JL.
Remodelling at the maternal-fetal interface: relevence to
human pregnancy disorders. Reproduction, 2010;140:803-
813.
Catove JM, Bodnar LM, Ness RB, Markovic N, and Roberts JM.
Association of periconceptional multivitamin use and risk of
preterm or small-for-gestational-age births. Am J. Epidemiol,
2007; 166(3):296-303.
Cetin I, Berti C, and Calabrese S. Role of micronutrients in the
periconceptional period. Human Reproduction Update,
2010;16(1): 80-95.
Cossack ZT. Somatomedin-C and zinc status in rats as affected by
Zn, protein and food intake. Br. J. Nutr, 1986;56:163-69.
Das UG and Sysyn GD. (2004) Abnormal fetal growth: intrauterine
growth retardation, small for gestational age, large for
gestational age. Pediatr Clin North Am, 51(3):639-54, viii.
Evan KN, Nguyen L, Chan J, Innes BA, Bulmer JN, Kilby MD
and Hewison M. (2006) Effects of 25-hydroxyvitamin D3 and
1,25-dihydroxyvitamin D3 on cytokine production by human
decidual cells. Biol Reprod, 75:816-22.
Fall CHD, Yajnik CS, Rao S, Davies AA, Brown N and Farrant
HJW. Micronutrient and fetal growth. J. Nutr,2003;133:1747S-
56S.
Fraser R, Whitley GS, Thilaganathan B, and Cartwright JE.
Decidual natural killer cells regulate vessel stability:
implications for impaired spiral artery remodelling. J Reprod
Immunol, 2015;110:54-60.
Hirschi KK & Keen CL. Nutrition in embrionic and fetal
development. Nutrition, 2000;16(7):495-9.
Guyton AC and Hall JE. Textbook of Medical Physiology 11th
edition. Elsevier Saunders. Phyladephia, 2006; pp1011-1052.

28
Imakawa K, Chang KT and Christenson RK. Pre-implatation
conceptus and maternal uterine communications: molecular
events leading to successful implantation. J Reprod Deve,
2004;50(2):155-69.
Kamada & Hodate. Effectod dietary selenium supplementation on
plasma progesterone concentration in cows. J Vet Med Sci,
1998;60(1):133-135.
Meyer-Abich, KM. Human Health in Nature- toward a Holistic
Philosophy of Nutrition. Public Health Nutrition, 2005; 8 :
6A: 738-742.)
Korones BK. Anatomic aspects of fetal development. Glob. Libr.
Women’s med, (ISSN: 1756-2228), 2008; DOI 10.3843/GLOWM
10102. Available at www.glowm.com sitasi tgl 23 November
2014.
Kuzuya M and Iguchi A. Role of matrix metalloproteinases in
vascular remodeling. J Atheros and Throm, 2003;10(5): 275-
282.
Lawrence E. (2006) Part 1: A matter of size: Evaluating the growth-
restricted neonate. Adv Neonatal Care, 6(6):313-322.
Maternal and Child Nutrition Study Group. Maternal and child
nutrition: building momentum for impact. The Lancet.
Publish Online June 6, 2013. http://dx.doi:10.1016/S0140-
6736(13)60988-5.
Norwitz ER, Schust DJ, and Fisher SJ. Implantation and the
survival of early pregnancy. Nengl J Med, 2001;345(19):1400-
08.
Pearse RG. (1989) Definition: Problems and limitations of
intrauterine growth curves in Sentere J (Ed). Intra Uterine
Growth Retardation. Nestlé Nutrition Workshop series Vol
18. Raven Press. New York. pp 65-78.
Rundhaug JE. Matrix metalloproteinases and angiogenesis. J Cell
Mol Med, 2005;9(2): 27-285.

29
Secretariat of the Scaling Up Nutrition Movement [document on
internet]. SUN Movement: Revised Road Map. 2012. http://
scalingupnutrition.org/wp-content/uploads/2012/10/SUN-
Movement-Road-Map- Septemeber-2012_en.pdf. Disitasi
tanggal 3 Januari 2016.
Sferruzzi-Perri AN, Owens JA, Pringle KG, Robinson JS, and
Robert CT. Maternal insulin-like growth factors-I and –II act
via different pathways to promote fetal growth. Endocrinology,
2006;147:3344-3355.
Sharma A and Kumar P. Understanding implantation window, a
crucial phenomenon. J Hum Reprod Sci, 2012;5(1):2-6.
Shin JS, Choi MY, Longtine MS and Nelson DM. Vitamin D effects
on pregnancy and the placenta. Placenta, 2010;31:1027-34.
Sumarmi S, Wirjatmadi B, Kuntoro, Dachlan EG, Adriana
M, Retnowati E. Micronutrients supplementation during
preconception period improves fetal survival and cord blood
insulin-like growth factor 1. Asian J Nutr, 2015;7(2):33-44.
Sumarmi S, Mekanisme efek suplementasi multi-mikronutrien
terhadap berat bayi lahir dan fetal viability kaitannya
dengan interleukin 12 dan hormon human placental lactogen.
[Disertasi]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2016.
Sumarmi, S. Maternal shorth stature and neonatal stunting: An
intergenerational cycle of malnutrition. Dalam Proceeding
of International Conference on Health and Well being, 2016.
(ICHWB), 265–272.
Sumarmi, S. Tinjauan kritis intervesni multi mikronutrien pada
1000 hari pertama kehidupan. Jurnal Penelitian Pangan dan
Gizi.2017;40(1):17-18.
Sumarmi S., B Wirjatmadi, Kuntoro, Thaha AR, and Soekirman.
Intervensi multi-micronutrients masa prakonsepsi pada calon
pengantin untuk mencegah neonatal-stunting di Kabupaten

30
Probolinggo, Jawa Timur. Proceeding Widya karya Nasional
Pangan dan Gizi XI. LIPI; 2019: hal 47-55.
Sun J, Zhong W, Gu Y, Groone LJ and Wang Y. 1,25(OH)2D3
suppress COX-2 up-regulation and thomboxane production in
placental trophoblast cells in response to hypoxic stimulation.
Placenta,2013; 35:143-5.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak
Kerdil (Stunting). Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
2018. Panduan Konvergensi Program/Kegiatan Percepatan
Pencegahan Stunting. Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta.
Vahratian A, Siega-Riz AM, Savitz DA, and Thorp Jr. JM.
Multivitamin use and the risk of preterm birth. Am J
Epidemiol; 2003;160:886-892.
Werler MM, Hayes C, Louik C, Shapiro S, and Mithcell AA.
Multivitamin supplementation and risk of birth defect. Am
J Epidemiol, 1999;150
World Health Organization. Meeting to develop a global consensus
on preconception care to reduce maternal and childhood
mortality and morbidity Meeting report. 2013. WHO.
Geneva.

31
BIODATA

IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap (gelar) : Prof. Dr. Sri Sumarmi, SKM., M.Si.


Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan Fungsional : Guru Besar
NIP/NIK : 196806251992032002
NIDN : 0025066809
Tempat tanggal lahir : Sukoharjo, 25 Juni 1968
Email : msrisumarmi@gmail.com
No. Telepon : 081 331 319 460
Alamat kantor : FKM Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya - 60115
No telp/Fax : 031-5920948, Fax. 031-5924618
Lulusan yang dihasilkan : S1 = 56 S2 = 6 S3 = 4
Mata Kuliah yang diampu : 1. Dasar Ilmu Gizi
2. Metabolisme Zat Gizi Mikro
3. Program Gizi dan Evaluasi
4. Gizi Vegetarian
5. IPTEK Gizi Mutakhir

RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Unair IPB Unair
Tinggi
Bidang Ilmu Kesehatan Gizi Kesehatan
Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Tahun Masuk - 1987-1991 1994-1997 2013-2016
Lulus

33
S-1 S-2 S-3
Skripsi/Tesis/ Faktor yang Metode Mekanisme Efek
Disertasi Mempengaruhi Alternatif Suplementasi
Perilaku Identifikasi Micronutrient
Pederita Kelompok Prakonsepsi
Kusta di Penduduk Terhadap Berat
Kampung Rawan Bayi Lahir dan
Baru Mojosari Anemia Fetal Viability,
dengan dalam Kaitananya
Pendekatan dengan IL-12 dan
Konsumsi Hormon hPL.
Pembimbing Prof. Dr. Rika Prof. Dr. Prof. Bambang
Subarniati T., Suharjo, Ir, Wirjatmadi, dr.
dr., SKM. M.Phil. MCN, Ph.D.
Rimbawan, Prof. Kuntoro, dr.,
Drs, M.Sc. Dr.PH.
Ph.D.
Dr. Husaini
M.A.

PU BL I K ASI A RT I K EL I L M I A H DA L A M J U R NA L
NASIONAL DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No. Judul Artikel Nama Jurnal Vol/No
1. Pertumbuhan dan The Indonesian Vol 3. No. 3,
Perkembangan Anak Usia Journal of Public March 2007;
dibawah Dua Tahun dari Ibu Health 79-86.
Penderita Gondok
2. Food Consumption Pattern The Indonesian Vol 4. No. 1,
Based On Diet Diversity In Journal of Public July 2007;
Pacitan District East Java Health 14-20
Indonesia

34
No. Judul Artikel Nama Jurnal Vol/No
3. Konsumsi Vitamin A The Indonesian Vol 8. No. 1,
Berhubungan dengan Kadar Hb Journal of Public July 2011;
pada Pengantin Baru Di Kab. Health 17-22.
Probolinggo Probolinggo
4. Perbandingan Konsumsi Media Gizi Vol. 9, No.
Zat Besi, Status Gizi, dan Indonesia 1 Januari–
Kadar Hemoglobin Pengantin Juni 2013:
Wanita di Wilayah Pantai hlm. 72–77
dan Pertanian Kabupaten
Probolinggo
5. Analisis Risiko Kejadian Berat Media Gizi Vol. 10, No.
Bayi Lahir Rendah (BBLR) Indonesia 1 Januari–
pada Primigravida Juni 2015:
hlm. 57–63
6 Hubungan Jenis Suplemen Media Gizi Vol. 10, No.
yang Dikonsumsi dengan Usia Indonesia 1 Januari–
Kehamilan, Laman Persalinan Juni 2015:
dan Jenis Persalinan hlm. 32-37
7. The Body Size and Jurnal KESMAS Vol 13 No.1
Micronutrients Status among 2017
the Bride-to be in Probolinggo Pg. 50-58
District of East Java
8. A review on multi- Jurnal Vol 40 No 1
micronutrients intervention Penelitian Gizi Juni 2017
during the first 1000 days of dan Makanan Pg. 17-28
live
9. Differences of Born Body Jurnal Berkala Vol 6(2),
Length, History of Infectious Epidemiologi 2018: 182-
Diseases, and Development 191
between Stunting and Non-
Stunting Toddlers

35
PU BL I K ASI A RT I K EL I L M I A H DA L A M J U R NA L
INTERNASIONAL DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No. Judul Artikel Nama Jurnal Vol/No
1. Micronutrients Asian Journal Vol 7 No. 2: 33-44
supplementation of Clinical Tahun 2015
during preconception Nutrition
period improves fetal
survival and umbilical
cord IGF-1
2. Underweight is Malaysian Vol 22 No.2 : 219-232
a risk factor for Journal of Tahun 2015
iron depletion Nutrition
and iron-deficient
erythropoiesis
3. Household dietary Asia Pacific Vol 26 No.2:317-325
diversity and child Journal Tahun 2017
stunting in East Java, of Clinical
Indonesia Nutrition
4. Relationship Dama Vol 2, No 9
Between Mother’s International
Age Gestational Journal of
Weight Gain and Pre Researchers
Pregnancy Body Mass
Index among Low
Birth Weight
5. Correlation Between Advance Vol 24, No. 9 Hal:
Pregnant Women’s Science Letter 6469-6471
Knowledge of the
First 1000 Days of
Life, Family Support
and Compliance
of Iron Tablet
Consumption

36
No. Judul Artikel Nama Jurnal Vol/No
6. Consumption of Advance Vol 24, No. 9 Hal:
Vitamin A Rich Food Science Letter 6453-6455
and Iron Tablet
During Pregnancy
Reduce Risk of Low
Birth Weight
7 Effect of Vitamin D Indian Vol 9(11), 2018: 11-15
status associate with Journal of
age and obesity as risk Public Health
factors of vitamin D Research &
deficiency Development
8. Factors affecting the Indian Vol 9(11), 2018: 53-57
incidence of chronic Journal of
energy deficiency Public Health
among pregnant Research &
women attending the Development
pulubala community
health centre
9. Household food Malaysian Vol 24 (4), 2018: 529-
insecurity and Journal of 538
undernutrition in Nutrition
children below 5 years
living in different
geographical
areas in East Java,
Indonesia
10. Highlighting of Journal of Vol 2019 Article ID
Urinary Sodium Nutrition and 1028672, 9 pages
and Potassium Metabolism https://doi.
among Indonesian org/10.1155/2019/1028672
Schoolchildren Aged
9–12 Years: The
Contribution of School
Food

37
PENELITIAN
Sumber
No Tahun Judul Penelitian Besar
Dana
1. 2009 Pengembangan Sistem Bappeda 50 juta
Pelayanan Pranikah Terpadu Kabupaten
(LADUNI) di Kkaupaten Probolinggo
Probolinggo, Jawa Timur
2. 2010 Pemetaan Sumber daya dan Bappeda 50 juta
Pengembangan Kegiatan Kabupaten
Inovatif di Posyandu Probolinggo
Kabupaten Probolinggo,
Jatim
3. 2010 Kebijakan Penanganan BKP 150 juta
Rawan Pangan di Kabupaten Kabupaten
Probolinggo Probolinggo
4. 2011 Preconceptional Indonesian 531 juta
Supplementation of Multiple Danone
Micronutrient to improve Institute
maternal iron status and Foundation
pregnancy outcomes
5. 2012 Preconceptional Danone 462 juta
Supplementation of Multiple Institute
Micronutrient to improve Foundation
maternal iron status and
pregnancy outcomes
6. 2013 Dampak Kependudukan BKKBN 50 juta
terhadap Ketahanan Pangan Propinsi Jawa
di Kab. Sidoarjo Timur
7. 2014 Hormon Pertumbuhan RKAT 20 juta
Insuline-like Growth Factor Universitas
1 (IGF-1) Neonatus dari Ibu Airlangga
yang Diberi Suplemen Multi
Micronutrien dan yang Diberi
Suplemen Zat Besi Program

38
Sumber
No Tahun Judul Penelitian Besar
Dana
8. 2015 Identifikasi adverse pregnancy RKAT 15 juta
outcomes: Follow up study Universitas
Airlangga
9. 2015 Analisis Kadar IL-12 Pada RKAT 15 juta
Ibu Hamil Trimester Tiga Universitas
Airlangga
10. 2016 Kadar Serum Hepcidin dan RKAT 50 juta
TNF pada Remaja Obese Universitas
Sebagai Biomarker Defisiensi Airlangga
Zat Besi yang Dipicu oleh Diet
Tinggi Lemak
11. 2017 The role of multi Fundamental 60 juta
micronutrients on umbilical Research
cord blood Hoxa10 Kemenristek
gene expression and its DIKTI
contribution to linear growth
of children
12. 2017 Kadar Serum Hepcidin pada RKAT 50 juta
Remaja Putri Overweight Universitas
dan Obes sebagai Biomarker Airlangga
Defisiensi Zat Besi
13. 2018 Intervensi Spesifik dengan Kemenkes 248 juta
Multi Mikronutrient pada
Calon Pengantin
14. 2019 Peran Perguruan Tinggi Direktorat 639 juta
dalam Pencegahan Stunting Gizi
melalui Konvergensi Masyarakat
Intervensi Sensitif dan Kemenkes
Spesifik di Kabpaten
Probolinggo

39
Sumber
No Tahun Judul Penelitian Besar
Dana
15. 2019 Intervensi Promosi Direktorat 239 juta
Keseehatan Melalui Promosi
Pendidikan Gizi bagi Ibu Kesehatan
Hamil dan Ibu Balita di Kemenkes
Kabupaten Jember

PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH (ORAL PRESENTATION)


DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Nama Pertemuan
No. Judul Artikel Waktu & tempat
Ilmiah
1. 44th Asia Pacific Correlation of Colombo,
Academic Anthropometric Srilanka, Oktober
Consortium for parameters and 14-17 2012.
Public Helath Selected Micronutrient
(APACPH) Status among
Conference, Indonesian Young
Newly Married
Women.
2. Widyakarya Pengembanan Sisten Jakarta,
Nasional Oangan Layanan Pranikah November 2012
dan Gizi X Terpadau (Laduni)
di Kabupaten
Probolinggo
3. Conference of Effect of Surakarta, 26
Nutrition and Halal Preconceptional April 2014
Food Supplementation of
Multi Micronutrients
on Hemoglobin Level
During Pregnancy

40
Nama Pertemuan
No. Judul Artikel Waktu & tempat
Ilmiah
4. 46th Asia Pacific Efficacy of Kuala Lumpur,
Academic Preconceptional Malaysia, Oktober
Consortium for Supplementation of 19-20 2014
Public Helath Multi Micronutrients
(APACPH) on Maternal Iron
Conference Status at Last
Pregnancy : A
Randomized double
blind community-
based trial.
5. Asian Congress of Prolonging Multi Yokohama, Japan,
Nutrition micronutriens Mei 16-19 2015
(ACN 2015) Supplementation
during Preconception
Period Significantly
Improve Pregnancy
Outcomes: A
randomized double
blind community-
based trial
6. International Micronutrients Jakarta, 3-5 Juni
Seminar on Food Supplementation 2015
and Nutrition during Preconception
(ISFAN) Period Improves Fetal
Survival and Cord
Blood Insulin-like
Growth Factor 1
7. 47th Asia Pacific Correlation of selected Bandung, Oktober
Academic anthropometric 19-22 2015
Consortium for parameters and blood
Public Helath pressure among young
(APACPH) women in reproductive
Conference age

41
Nama Pertemuan
No. Judul Artikel Waktu & tempat
Ilmiah
8. International Maternal short statur Surakarta, 27-28
Conference on and neonatal stunting: Mei 2016
Health and Well- an intergenerational
being cycle of malnutrition
9. 48th Asia Breaking the Inter- Tokyo, Japan.
Pacific Academic generational Cycle 16-20 September
Consortium for of Malnutrition 2016
Public Helath by Micronutrients
(APACPH) Intervention Prior to
Conference Pregnancy

10 48th Asia Concentration of Tokyo, Japan.


Pacific Academic Interleukin 12 in 16-20 September
Consortium for Last Trimester 2016
Public Helath of Pregnancy and
(APACPH) Its relationship
Conference eith Maternal
Anthropometic Indices
11 International Metabolism and Surabaya, 30
Symposium of cellular mechanisme November 2016
Public Health of iron balance
in human body

12. International Preconception Jakarta 14-16


Conference of Global Supplementation Agustus 2017
Health, of Micronutrients
among Women in
Reproductive Age
Reduces Miscarriage
and Preterm Delivery:
A Randomized Double
Blind Trial

42
Nama Pertemuan
No. Judul Artikel Waktu & tempat
Ilmiah
13 21th IUNS- Prolonging Argentina, 15-20
International Micronutrients October 2017
Conference of Supplementation
Nutrition 2-6 Months Prior
to Pregnancy
Significantly Improves
Birth Weight by
Increasing hPL
Production and
Controling IL-12
Concentration: A
Randomized Double
Blind Community-
based Trial
14 International The role of vitamin Colombo, Sri
Conference D on Embrionic Lanka, 6-7 Nov
on Nutrional Development 2017
and Genetic
Epidemiology

INVITED SPEAKER
Nama Pertemuan
Waktu &
No. Ilmiah / Judul Artikel
tempat
Penyelenggara
1. Temu Ilmiah Tenaga Pencegahan Probolinggo,
Kesehatan Kabupaten Stunting dan 5 November 2014
Probolinggo. Defisiensi Zat Gizi
(Dinkes Kabupaten Mikro pada Balita
Probolinggo Jawa
Timur)

43
Nama Pertemuan
Waktu &
No. Ilmiah / Judul Artikel
tempat
Penyelenggara
2. Seminar Sehari Gizi Awal Surabaya, 20
“Women’s Health & Kehidupan untuk Desember 2014
Nutrition Beauty” Masa Depan
(Prodi Gizi- FKM Unair) Optimal
3. Seminar Nasional & Peran SKM Surabaya ,
saresehan Kesehatan dalam Gerakan 16- 17 Oktober
Masyarakat Penyelamatan 2015
(PERSAKMI Jawa 1000 HPK untuk
Timur) Menurunkan
Stunting dan AKI
4. Public Health Leadership Strategi Tulungagung, 11
(PERSAKMI Jawa Pencegahan dan Februari 2016
Timur) Penanganan
Masalah Stunting
pada Balita
5. Seminar sehari Gizi Prakonsepsi: Situbondo, 30
“Women’s Health & Sukses Hamil April 2016
Nutrition Beauty” tanpa Komplikasi
(PERSAKMI Jawa
Timur)
6. Seminar Sehari: Preconception Makassar,
Preconception Care for Nutrition for 24 September
Reducing Maternal Preeclampsia 2016
Mortality Prevention
(Univeritas Indonesia
Timur)

44
Nama Pertemuan
Waktu &
No. Ilmiah / Judul Artikel
tempat
Penyelenggara
7. KONAS IAKMI ke-13 SUN Movement: Makassar,
Bagaimana 3-5 November
Ikatan Ahli Kesehatan Mungkin 2016
Masyarakat (IAKMI Menyelamatkan
Pusat) 1000 HPK Tanpa
Disertai Program
Gizi Prakonsepsi?
8. Workshop Penulisan Menulis Artikel Makassar, 11
Artikel di Jurnal Ilmiah Ilmiah pada Juni 2017
(Universitas Indonesia Jurnal
Timur)
9. Workshop Membangun Layanan Terpadu Probolinggo, 7
Sinergi Pemerintah Pranikah dan Desember 2017
Daerah dan Industri Pernikahan Dini
dalam Mengatasi
Masalah Sosial
10. Workshop Pencegahan Intervensi Banjarmasin,
Stunting Mikronutrient Maret 2018
Di Provinsi Kalimantan pada Masa
Selatan Praonsepsdi
untuk Mencegah
Stunting
11. Seminar Nasioanal Nutrition Healing Malang, 5 Mei
(Universitas Negeri 2018
Malang)

45
Nama Pertemuan
Waktu &
No. Ilmiah / Judul Artikel
tempat
Penyelenggara
12. Workshop Stunting Konvergensi Barito Kuala
intervensi gizi Kalsel
sensitive dan 26 November
spesifik dalam 2019
penanggulanagn
stunting di
Kalimantan
Selatan

46
PIDATO PENGUKUHAN

GIZI PRAKONSEPSI:
MENCEGAH STUNTING SEJAK MENJADI CALON PENGANTIN

Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si.

UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with Morality

Disampaikan pada
Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Gizi Kesehatan
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga di Surabaya
pada Hari Sabtu, Tanggal 14 Desember 2019

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai