Anda di halaman 1dari 3

3/16/23, 1:31 PM Teknologi Reproduksi Berbantu Untuk Kehamilan » MediaKom

Kolom Mei 2019

Memahami Teknologi Reproduksi


Berbantu Untuk Kehamilan
dr. Gita Pratama, SpOG(K), MRepSC 6 Juni 2019 0 1.932 telah dibaca 3 menit

Infertilitas atau gangguan kesuburan adalah kegagalan pasangan untuk mendapatkan


kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara  teratur 2-3 kali seminggu

Infertilitas atau gangguan kesuburan adalah kegagalan pasangan untuk


mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara  teratur
(2-3 kali seminggu) selama satu tahun tanpa memakai alat kontrasepsi. Klinik
Yasmin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana (RSCM Kencana)
memiliki beberapa program untuk pasangan yang merencanakan kehamilan,
seperti inseminasi, fertilitasi in vitro/in vitro fertilization (bayi tabung/IVF),
dan PGS (Pre-Implantation Genetic Screening).

https://mediakom.kemkes.go.id/2019/06/memahami-teknologi-reproduksi-berbantu-untuk-kehamilan/ 1/3
3/16/23, 1:31 PM Teknologi Reproduksi Berbantu Untuk Kehamilan » MediaKom

Inseminasi adalah teknik memasukkan sperma yang telah dipreparasi langsung


ke dalam rongga rahim menggunakan kateter khusus. Tujuan inseminasi
adalah meningkatkan jumlah sperma yang berkualitas baik mencapai saluran
telur, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan (fertilisasi).
Syarat inseminasi adalah jumlah sperma yang memadai (> 5 juta/ml) serta
terbukanya salah satu atau kedua saluran telur. 

Indikasi dilakukannya inseminasi adalah faktor sperma derajat ringan sampai


sedang, endometriosis derajat minimal sampai ringan, gangguan ovulasi yang
respons terhadap pengobatan, dan infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya
(unexplained).

Pada saat akan dilakukan inseminasi, suami dilarang berhubungan seksual


dan masturbasi 3-5 hari sebelumnya. Suami diminta mengeluarkan sperma
yang selanjutnya akan dicuci dan diproses di laboratorium untuk mendapatkan
sperma terbaik. Proses menyiapkan sperma ini berlangsung sekitar 2-3 jam.
Setelah sperma siap diproses, istri akan berbaring di meja ginekologi untuk
menerima sperma dan juga akan dilakukan induksi ovulasi agar sel telur betul-
betul matang dan pecah dari kantung sel telur. 

Sperma akan dimasukkan kedalam rahim dengan menggunakan kateter atau


selang steril yang lembut. Proses ini relatif tidak sakit dan hanya berlangsung
singkat. Setelah proses inseminasi, kita menunggu hasil sekitar 2 minggu untuk
mengetahui apakah proses inseminasi berhasil atau tidak.

Selain dari inseminasi, program hamil lain yang dapat dilakukan adalah bayi
tabung. Program bayi tabung adalah Teknik Reproduksi Berbantu (TRB) atau
teknik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan
sperma di luar tubuh manusia (in vitro fertilization/IVF). Kemudian setelah
terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim. 

Indikasi dilakukannya bayi tabung adalah faktor sperma derajat berat (< 5
juta/ml), adanya sumbatan pada kedua saluran telur, endometriosis derajat
sedang sampai berat, gangguan ovulasi yang gagal/tidak respons terhadap
pemberian obat-obatan penyubur, serta infertilitas yang tidak diketahui
penyebabnya. Program bayi tabung biasanya dilakukan setelah program hamil
alamiah dan inseminasi gagal menghasilkan kehamilan. Namun, bisa langsung

https://mediakom.kemkes.go.id/2019/06/memahami-teknologi-reproduksi-berbantu-untuk-kehamilan/ 2/3
3/16/23, 1:31 PM Teknologi Reproduksi Berbantu Untuk Kehamilan » MediaKom

dilakukan pada kasus-kasus tertentu seperti tersumbatnya kedua saluran telur


dan faktor sperma derajat berat. 

Secara umum proses bayi tabung terdiri dari beberapa tahapan, yaitu
pemeriksaan awal suami istri, penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur,
penyuntikan obat penekan hormon, pengambilan sel telur, pembuahan,
pengembangan embrio, penanaman embiro ke rahim dan selanjutnya
menunggu hasil. 

Keberhasilan bayi tabung sangat dipengaruhi oleh usia wanita, semakin muda
usia istri maka semakin besar kemungkinan berhasil. Keberhasilan program
bayi tabung kurang lebih 40%-50% pada usia pasien perempuan di bawah 35
tahun. Berdasarkan data perhimpunan bayi tabung Indonesia, keberhasilan
program ini secara umum mencapai 29,4%, di mana 1 dari 3 pasangan yang
menjalani program ini didapati hamil. 

PGS sendiri merupakan teknologi yang bertujuan mendeteksi kelainan jumlah


(kelebihan/kekurangan) kromosom pada embrio. Indikasi dilakukannya jika
terjadi kegagalan bayi tabung berulang, keguguran berulang, dan faktor usia
perempuan (>35 tahun). Embrio yang memiliki kelainan jumlah kromosom
dapat memicu terjadinya kegagalan penempelan pada dinding rahim
(implantasi), keguguran atau dapat berdampak pada bayi yang lahir dengan
cacat fisik atau mental. 

Biopsi pada embrio dilakukan pada embrio tahapan hari ke-5 (blastosis),
dilanjutkan dengan simpan beku embrio. Sel yang telah dibiopsi kemudian
diperiksa kromosomnya dengan menggunakan alat Next Generation
Sequencing (NGS) bekerja sama dengan IMERI-FKUI. Bila didapatkan embrio
yang normal, maka transfer embrio akan dilakukan pada siklus berikutnya. 

1 2 Laman berikutnya

#Inseminasi #Keguguran #Kolom

https://mediakom.kemkes.go.id/2019/06/memahami-teknologi-reproduksi-berbantu-untuk-kehamilan/ 3/3

Anda mungkin juga menyukai