Anda di halaman 1dari 203

Dasar Kesehatan Lingkungan

Pestisida dan Bahan


Kimia Organik
Tim Pengajar Dasar Kesehatan Lingkungan
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
UPN Veteran Jakarata
Latar Belakang
• Bahan kimia hadir di berbagai tempat dilingkungan kita, penting
bagi masyarakat sekaligus menjadi momok berbahaya bagi
semua organisme hidup.
• Penggunaan bahan kimia seperti dioksin, metal merkuri, PCB dan
lainnya semakin meningkat dimasyarakat.
• Data nasional Amerika mengungkapkan bahwa terdapat
penggunaan bahan kimia secara luas pada bahan penghambat
api, bisphenol A (BPA), palstik, dan pelapis anti lengekt yang
digunakan dalam peralatan masak.
Istilah-istilah dari Bahan Kimia Organik
Daftar Bahan Kimia Utama yang Berbahaya
berdasarkan ATSDR
• Polychlorinated biphenyls (PCBs)
• Benzene
• Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs)
• Chlorofrom
• DDT
• Aroclor 1254 dan Aroclor 1260
• Tricloroethylene
• Dieldrin
• Chlordane
Sejarah Penggunaan Pesrtisida
• Penggunaan pestisida yang berasal dari bahan kimia organik berkembang
pesat pada abad ke-20 seperti pestisida organofosfat.
• Sejarah puncak penemuan dari pestisida terjadi pada pertengahan tahu
1900-an, dengan penemuan bahan aktif neouroaktif seperti hidrokarbin
terklorinasi, organofosfat, metilkarbamat dan piretroid.
• Sekitar abad ke 20-an penemuan DDT menjadi keberhasilan penuh dalam
memberantas serangga berbahaya. Namun tahun 1970-an penggunaan DDT
dibatasi di Amerika karena kekawatiran tentang efek bahan kimia tersebut
terhadap kesehatan dan lingkungan.
Pengertian Pestisida

=
Pestisida Insektisida

Apakah istilah yang sama ?


Pengertian Pestisida
• Terkadang istilah pestisida sering disamakan dengan insektisida, tetapi
istilah tersebut mempunyai tujuan yang berbeda.
• Pestisida adalah zat atau campuran zat yang dimaksudkan untuk mencegah,
menghancurkan, mengusir, atau meredakan hama. Hama bisa berupa
serangga, hewan pengerat, gulma, dan organisme sejenis lainnya.
• Biasanya pestisida dibagi berdasarkan sasaran targetnya. Kelas-kelas utama
dari pestisida adalah insektisida, rodentisida, fungisida dan herbisida.
• Berbeda dengan pestisida, insektisida adalah senyawa pestisida yang khusus
digunakan khusus untuk mengendalikan serangga.
Klasifikasi Pestisida Berdasarkan Penggunaanya
Organophospat (OPs)

Jenis Pestisida Carbamat


Organik Organochlorin

Phyretroid
Pestisda Organophospate
(Antikolinesterase)
• Penggunaan OPs untuk pertanian adalah untuk mengendalikan
hama serangga pada tanaman di ladang, buah mapun sayuran.
• Penggunaan lain adalah untuk mengendalikan serangga dirumah,
kantor dan di luar rumah, contohnya adalah untuk membasmi
nyamuk dan rayap.
Pestisda Organophospate
(Antikolinesterase)
• OPs banyak digunakan masyarakat luas dan lebih popular dari
pada pestisida lain dikarenakan :
• Lebih murah
• Dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai macam serangga
sehingga tidak memerlukan pestisida yang berbeda untuk membunuh
jenis serangga yang berbeda (Lebih hemat)
• Belum ada serangga yang resisten terhadap jenis pestisida Ops
• Cenderung tidak bertahan lama di lingkungan
Pestisda Organophospate
(Antikolinesterase)
• Keracunan OPs dapat bersifat akut dan efek jangka Panjang.
• Efek anticholinesterase terjadi segera setelah terpapar dan
menyebabkan gangguan mekanisme transfer impuls saraf. Gejala
langsung lain adalah saraf otot tidak terkoordinasi; kelumpuhan
dan kelemahan pernafasan; gejala neurologis seperti kejang dan
kehilangan kesadaran; kram perut dan kematian
• Efek paparan jangka panjang adalah OPIDP dengan gejala mati
rasa, hilangnya kemampuan sensorik, dan kelemahan saraf
sensorik.
Pestisda
Organophospate
(Antikolinesterase)
Pestisida Karbamat
• Pestisida dari golongan karbamat merupakan kerabat dekat dari
pestisida organofosfat, sifatnya hampir sama yaitu dapat terurai
dengan cepat menjadi zat lain.
• Petani menggunakan pestisida karbamat sebagai insektisida,
fungisida, dan herbisida. Beberapa varietas lain juga digunakan
disekitar rumah yaitu untuk mengendalikan hama kebun (tawon,
lebah, dan siput), dan untuk mengendalikan kutu hewan.
Pestisida Karbamat
• Ada 30 jenis karbamat yang terdaftar di EPA diantaranya adalah
aldicarb, fenoxycarb, dan propoxur yang merupukan jenis
thiocarbamat terutama digunakan sebagai herbisida.
• Dithiocarbamate digunakan sebagai fungisida contohnya adalah
Metam sodium.
• Pembuatan pestisida karbamat menggunakan bahan kimia Methyl
isocyanate (MIC) yang sangat berbhaya bagi mahluk hidup.
• Kasus yang pernah terjadi akibat pelepasan MIC kelingkungan adalah
tragedy Bhopal di Inida.
Pestisida Organoklorin
• Organoklorin adalah senyawa yang mengandung klorin, karbon
dan hydrogen.
• Contohnya adalah DDT, bahan kimia industri seperti PCBs, dan
produk limbah klorin seperti dioksin dan furan.
• Paparan hidrokarbon terklorinerase berefek pada system
kekebalan dan kanker.
• Senyawa yang mengandung klorin bersifat stabil dilingkungan,
larut dalam lemak dan terakumulasi secara biologis.
Pestisda Organoklorin
• Contoh pestisida organoklorin adalah:
• DDT
• Lindane
• Chlordane
• Mirex
• Hexachlorobenzene
• Methoxychlor
Pestisda Organoklorin
• DDT digunakan di seluruh dunia untuk mengendalikan serangga
dan nyamuk berbahaya seperti malaria.
• DDT adalah bahan kimia yang sangat stabil di lingkungan,
sehingga dapat masuk ke rantai makanan (bioakumulasi).
• DDT mempunyai waktu paruh sekitar 10 tahun, sangat
persisten dan tersebar luas mengontaminasi lingkungan.
Pestisida Organoklorin
• Di negara bebrapa negara berkembang masih ada yang
menggunakan DDT untuk pertanian. Hal ini beresikao pada
kesehatan anak-anak .
• Efek kesehatan yang terjadi adalah kanker, gangguan reproduksi,
gangguan laktasi, jumlah sperma turun, dan gangguan fungsi
neurologis, ketidak normalan system saraf (mudah tersinggung,
pusing dan mati rasa, keabnormalan sel darah.
Pestisada Pyrethrin
• Piretrin adalah insektisada yang berasal dari bahan alami, yaitu
bunga krisan dengan jenis tertentu.
• Pestisida jenis ini memiliki kemampuan yang besar untuk
melumpuhkan dan membunuh serangga terbang.
• Bahan kimia buatan yang memiliki komposisi yang mirip dengan
piretrin adalah piretroid.
• Piretroid yang paling umum adalah permethrin (paling banyak
digunakan), bifenthrin, cyfluthrin, cypermenthrin, dan tefluthrin.
Pestisada Pyrethrin
• Penggunaan piretrin diantaranya adalah penghilang kutu hewan,
kutu masusia dan pengusir nyamuk.
• Peretrin dapat cepat menghilang jika terkena sinar matahari dan
tidak terlalu beracun jika dioleskan pada hewan, tetapi sangat
beracun untuk beberapa serangga yang bermanfaat seperti lebah
madu dan Sebagian ikan.
• Efek insektisida berbahan dasar piretrin berupa efek akut yaitu
mual, sakit kepala, pusing, dan gejala neurologis.
Bahan Kimia Organik Dioksin
• Dioksi adalah produk sampingan dari proses industri, non industri
dan alam biasanya dari hasil pembakaran tidak sempurna.
• Dioksin merupakan bahan kimia yang paling beracun yang
pernah digunakan dalam percobaan dengan hewan uji.
• Peristiwa alam seperti kebakaran hutan dan letusan gunung
berapi menyebabkan emisi dioksin kelingkungan.
• Kegiatan manusia yang menghasilkan dioksin adalah pembakaran
sampah dan pembakaran limbah industri, serta beberapa bahan
bakar.
Bahan Kimia Organik Dioksin
• Efek kesehatan akibat dioksin bergantung pada beberapa factor
yaitu:
• Durasi pemaparan
• Frekuensi paparan
• Konsentrasi agen
• Kapan paparan terjadi
• Rute masuk kedalam tubuh
Bahan Kimia Organik Dioksin
• Efek kesehatan akibat dioksin diantaranya adalah:
• Ruam kulit
• Perubahan warna kulit
• Pertumbuhan rambut yang berlebihan
• Kerusakan hati
• Kanker
• Efek endokrin
• Efek reproduksi
Bahan Kimia Organik PCBs
• Nama dagang arochlor, askarel, dan terminol.
• Penggunaan PCB adalah sebagai isolasi cair di tranformator dan
kapasitor, sebagai pelumas (penggunaanya sudah dihentikan). ‘
• PCB tinggal dilingkungan dalam waktu yang lama, cenderung
berbioakumulasi pada ikan dan hewal lain yang dapat dikonsumsi
sehingga berdampak pada manusia.
Bahan Kimia Organik PCBs
• PCB dapat menyebabkan kanker pada hewan dan
manusia, melanoma ganas, kaner usus, kanker
payudara, system kekebalan, system reproduksi, dan
perkembanagan intelektual anak.
Bahan Kimia Organik Solven
• Solven mengacu pada zat cair yang dapat melarutkan zat lain.
• Solven dapat tersebar melalui udara , masuk kedalam tanah dan air
tanah. Umumnya Sebagian besar pelarut tidak bertahan dilingkungan
hal ini bergantung volatilitasnya.
• Contoh jenis solvebt yang penting adalah:
• Tetrachloroethylene
• Trichloroethane
• Trichloroethylene (TCE)
• Toluene
• Acetone
• Benzene
Bahan Kimia Organik Solven

Metode paparan solven


kedalam tubuh dapat melalui Efeknya pada wanita hamil
inhalasi, ingesti, makanan dan adalah mempengaruhi
kosmetik yang dikemas dengan perkembangan janin dan dapat
jenis plastik tertentu dan menyebabkan aborsi spontan.
terkadang dari mengisap rokok.
Bahan Kimia yang digunakan untuk Produk Kebersihan dan Produk Rumah
Tangga
Dasar Kesehatan Lingkungan

Dipersiapkan oleh:
TIM PENGAJAR

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Pengertian Logam Berat
Connell (2005) dan Palar (1994)
Klasifikasi Logam Berat
• Logam berat di kelompokkan menjadi 2 jenis yaitu logam berat esensial dan
Non-esensial.
• Logam berat Esensial dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh
organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan
efek racun, sebagai contoh antara lain Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan Se.
• Logam Berat Non-esensial merupakan logam yang beracun (toxic metal) yang
keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, sebagai
contoh antara lain Hg, Cd, Pb, Sn, Cr(VI) dan As. Logam berat ini dapat
menimbulkan efek yang merugikan kesehatan manusia, sehingga sering
disebut sebagai logam beracun. Senyawa ini tidak dapat rusak di alam dan
tidak berubah menjadi bentuk lain.
Klasifikasi Logam Berat
Pengaruh Logam Berat terhadap Populasi Manusia.
Friis, 2019
• Logam berat (mis: timbal, merkuri, dan nikel) dan senyawa logam
lainnya (mis: alumunium,besi dan timah) tersebar luas dilingkungan
bisa berasal dari sumber alami (lapisan kerak bumi) maupun buatan
manusia (hasil aktifitas manusia).
• Seluruh populasi manusia dapat terpapar logam berat pada tingkat
yang rendah yang bearasal dari sumber alami dari unsur-unsur di kerak
bumi.
• Selain itu juga dapat terpapar dari sumber buatan seperti: emisi dari
peleburan dan pembangkit tenaga batu bara, limbah dari pengolahan
senjata, limbah pencucian emas dengan menggunakan merkuri dll.
Pengaruh Logam Berat terhadap Populasi Manusia.
Friis, 2019
• Paparan logam dapat terjadi melalui air dana makanan yang
terkontaminasi limbah logam berat atau pekerja yang bersinggungan
langsung dengan logam melalui kontak kulit.
• Contoh logam yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan
manusia
Perjalanan Logam Berat Dilingkungan

Picture From http://www.kelair.bppt.go.id/sib3pop/Iptek/LogamBerat/logamberat.htm


Daftar Utama Zat Berbahaya menurut CERCLA
Friis, 2019

• CERCLA (Comprehensive Environmental Response, Compensation, and


Liability Act) adalah hukum federal Amerika Seikat yang dirancang
untuk melindungi lingkungan dari zat berbahaya dan polutan.
• Penanggung jawab dari CERCLA adalah EPA (Environmental Protection
Agency) yaitu Badan Perlindungan Linkungan Hidup Amerika Serikat.
Daftar Zat Berbahaya Menurut CERCLA
Friis, 2019

• Daftar prioritas ini bukanlah daftar zat yang paling beracun, melainkan prioritas zat berdasarkan kombinasi
frekuensi, toksisitas, dan potensi paparan manusia di situs NPL (National Priorities List) Amerika Serikat .
Sumber Paparan Logam Berat
• Zat kimia logam berat dapat masuk kedalam tubuh dapat melalui beberapa
cara yang sering disebut sebagai portal of entry dan juga cara kontak logam
dengan manusia , diantaranya dapat masuk melalui paru-paru/hidung
(menghirup debu, asap logan, dan uap); kulit (melalui kontak langsung
dengan debu atau cairan logam); mulut (dengan menelan zat yang
mengandung logam).
Orang yang bersiko tinggi untuk terpapar logam adalah
para pekerja yang mengelola logam di tempat kerja dan
yang beresiko rendah adalah orang yang terpapar dengan
lingkungan sekitar mis: anak-anak dapat menelan logam
beracun yang ada dalam cat rumah.
Sumber Paparan logam berat banyak berasal dari Fasilitas
industri (cat dan pipa), peleburan logam, tambang emas,
pembangkit listrik dengan bahan bakar logam berat dan
pertanian.

Zat-zat tersebut masuk ke media lingkungan kemudian


memapar masyarakat.
• Arsenik : Cat, pewarna, sabun, dan obat-obatan yang mengandung
arsenik dan juga dari sumber alami letusan gunung vulkanik.
• Beryllium: melalui udara dari industri pengolahan logam dan
pembakaran batu bara.
• Kadmium : baterai dan semua tanah serta bantuan yang secara alami
mengandung senayawa tersebut.
• Merkuri : tambang emas pada proses pencucian, tambang sinabar
dan beberapa ikan dan kerang berpotensi mengandung merkuri
karena pencemaran limbah di laut.
• Timbal: pembakaran batu bara, peleburan bijih Pb, transfer bahan
bakar kendaraan bermotor, timbal juga secara alami ada dalam
jumlah kecil pada batu-batuan, penguapan lava, tanah dan
tumbuhan.
Ada 4 jenis media lingkungan
Mislanya: air adalah media
yang dapat mengandung logam
Beberapa media menjadi untuk untuk arsenic dan timbal
berat, diantaranya adalah
spesifik bagi logam berat yang ; makanan menjadi media
udara, tanah atau debu, air dan
terbawa didalamnya. untuk untuk mengadung
biota (kehidupan hewan dan
merkuri.
tumbuhan).
Dampak Paparan Logam
• Efek paparan logam berat dapat dibagi menjadi kelompok akut
(paparan tingkat tinggi) dan Kronis (paparan tingkat rendah).
• Gejala keracunan akut biasanya terjadi secara cepat dari mulai
beberapa menit hingga 1 jam tergantung pada portal of entry .
• Biasanya gejala yang muncul berupa efek gastrointestinal (muntah
dan sakit perut) dan efek neurologis (sakit kepala, gangguan
pernafasan, dan kejang), gejala fatal berupa kematian terjadi ketika
paparan sangat tinggi.
Dampak Paparan Logam
• Dampak kronis dari paparan logam biasanya terjadi jika paparan
dalam jumlah kecil dalam jangka panjang.
• Dampaknya diantaranya adalah kanker, penurunan fungsi kognitif,
penurunan IQ pada anak-anak, gangguan hormonal dan metabolisme
yang berhubungan menstruasi, kehamilan, hingga abortus.
Dampak Paparan
Logam
Singh R, Gautam N, Mishra A, Gupta
R (2011) Heavy metals and living
systems: an overview.Indian J
Pharmacol 43:246–253
Potensi Keracunan Logam Berat
1. Arsen

• Arsen (As) adalah suatu metaloid berkilau seperti perak, tidak berbau,
tidak emiliki rasa, jika dipanaskan akan menyublim tanpa meleleh. As
merupakan senyawa alami sebagai bagian dari tanah, air dan batuan,
terdapat dalam biji besi dan batubara, tersebar luas di alam dalam
jumlah sedikit.
• Arsen masuk kedalam tubuh melalui peranara oral dari makanan atau
minunan yang terkontaminasi As, dan lewat pernafasan yang berasal
dari debu atau asap, kontak dengan kulit, kontak dengan mata.
Kebanyakan kasus keracunan akut dan kronik disebabkan oleh Arsen
trioksida. Arsen juga potensial bersifat karsinogenik dan
kokarsinogenik.
1. Arsen (lanjutan)
• Arsen mudah diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pestisida, racu tikus,
racun semut, herbisida, dan obat-obatan homeopati.
• Pekerjaan yang berisiko terpajan Arsen antara lain Pekerja peleburan timah
hitam, tembaga, emas, dan logam non besi lainnya Pekerja yang terpajan dengan
debu dari pembakaran batubara, Pekerja industri pembuat pestisida, insektisida,
herbisida, rodentisida, pupuk Petani, peternak, tukang kebun, Pekerja pest
kontrol Industri mikro elektronik Industri gelas Industri pengawetan kayu, dll
• Pajanan Arsen anorganik melalui alat pernafasan dalam dosis tinggi
menyebabkan iritasi tenggorokan dan paru. Gambaran klasik keracunan gas Arsen
adanya masa laten 24 jam dilanjutkan adanya nyeri abdomen, hemolisis dan gagal
ginjal.
• Gejala klasik berupa sakit kepala, pusing, malaise dan lemah mungkin merupakan
gejala yang muncul pertama kali.Gejala gastrointestinal berupa mual, muntah,
nyeri abdomen.Pajanan berlanjut menyebabkan konfusion, disorientasi dan gagal
jantung
2. Cadmium (Cd)
• Cadmium (Cc) adalah logam lunak berwarna putih keperakan, mengkilap,
mudah dibentuk, tidak larut dalam basa.
• Terdapat pada kerak bumi bersama biji seng (Zn), timbal (Pb) dan tembaga.
Dalam industri digunakan untuk memberikan sifat tahan karat pada baja,
besi dan material lain. Juga digunakan sebagai pewarna dan stabilizer
plastik.
• Pekerjaan yang berisiko terpajan Cadmium antara lain Pekerja industri
baterai, Tukang las, Pekerja pertambangan Zn, Pb, Cu, Pekerja gaivanisasi,
Pekerja industri keramik, Pekerja penyepuhan Pembuat dan pemakai
pewarna (pigmen) kadmium Efek terhadap kesehatan Radang tenggorokan,
nyeri kepala, mialgia, mual dan rasa logam Bronkitis (ICD.10, J68.0),
emfisema (ICD.10, J68.4) Pneumonitis kimia pulminan (ICD.10, J68.3)
dengan gejala demam, batuk, sesak nafas. rasa penuh di dada, gagal nafas
sampai kematian Gagal ginjal akut (Acute Renal Failure) dan gangguan
fungsi hati
3. Merkuri (Hg)
• Merkuri (Hg) merupakan cairan yang berwarna putih keperakan,
mudah menguap pada suhu ruangan, tidak larut dalam air tetapi larut
dalam asam nitrat dan mudah larut dalam lemak.
• Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru-paru, 80% di ab
rbsi oleh tubuh dan larut dalam lemak. Selain itu logam air raksa jug
dapat tertelan melalui saluran cerna. Beberapa merkuri organik da
anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.
• Pada bidang industri, digunakan pada pertambangan emas dan perak,
produk kulit binatang, cat, pigmen, tatoo, pestisida, fungisida,
insektisida, baterai, kembang api, peralatan scientific, peralatan listrik
(hampir 50% penggunaan).
3. Merkuri (Lanjutan)
• Efek terhadap kesehatan antara lain keracunan akut terjadi akibat pajanan jangka
pendek uap/debu merkuri konsentrasi tinggi. :
• Keracunan akut Merkuri Elemental dapat menyebabkan penyakit Acute
Interstitial Pneumonitis, Bronchitis dan Broncholitis.
• Umumnya penyakit ini disertai gejala rasa sesak, nyeri pada dada, sulit bernafas
& batuk, rasa logam, nausea, nyeri abdomen, muntah, diare, sakit kepala,
kadang-kadang albuminuria dan dapat menyebabkan kematian.
• Biasanya setelah 3-4 hari, kelenjar saliva bengkak, ginggivitis dan timbul garis
merkuri, juga gejala gastroenteritis dan nephritis.
4. Timbal (Pb)
• Timbal (Pb) atau timah hitam adalah logam berbentuk padat halus,
warra biru kecoklatan dan resisten korosi. Timbal (Pb) dapat menguap
dan bereaksi dengan oksigen di udara. Sumber polusi Pb berasal dari
emisi otomotif, bahan dasar cat dan pembakaran batu bara.
• Timbal masuk kedalam tubuh melalui pernafasan dan tertelan
bersama ma nan atau minuman yang terkontaminasi timbal. Timbal
dalam tubuh tidak dibutuhkan, sebagian akan dikeluarkan lewat
kemih (75- 80°/) dan feses (sekitar 15%), sebagian akan terakumulasi
di dalam hati, ginjal, jaringan lemak, kuku dan rambut.
4. Timbal (Pb) Lanjutan
• Pekerjaan dengan risiko terpajan Timbal (Pb) antara lain Pekerja pada
Industri Baterai, Pekerja pembuatan Kabel, Pekerja pembuat Keramik,
Pekerja industr Peleburan logam, Pekerja industry bahan bakar,
Pekerja di jalan raya ( penjaga pintu tol, polisi lalu lintas, dll) Tukang
Cat, Penambang Timbal, dIl
• Efek terhadap kesehatan antara lain Efek timbal inorganic meliputi
Kolik abdomen, konstipasi, hepatitis, pankreatitis, anemia
haemolotik, encefalopati (kejang- kejang, sakit kepala, oedema pupil,
dll), akut renal failure, insomnia
5. Tembaga (Cu)

• Tembaga/Cuprum (Cu) adalah Logam berwarna jingga kemerahan yang


tahan terhadap suhu tinggi. Penggunaannya pada material bangunan,
kerajinan yang terbuat dari tembaga.
• Pekerjaan yang berisiko terpajan logam Cuprum atara lain Pekerja pada
pengrajin tembaga, Pekerja pada produksi material bangunan khususnya
peleburan tembaga, Pekerja yang membongkar/demolisi bangunan.
• Efek terhadap kesehatan antara lain Keracunan akut dapat menyebabkan
inhalasi uap tembaga dalam dosis tinggi atau kontak dengan mata atau
kulit. Gejalayang timbul dapat berupa: Iritasi mata, hidung dan tenggorok,
juga menyebabkan metal fume fever Rasa logam atau manis di mulut
Menyebabkan gastrointestinal distress dengan gejala mual, muntah, nyeri
abdomen, Menyebabkan destruksi sel darah merah (hemolisis) yang
diakhiri dengan anemia
Logam untuk Terapi Medis

• Kelompok logam berat yang digunakan untuk terapi medis


diantaranya adalah alumunium. Lithium dan platinum.
• Alumunium terkandung dalam obat-obatan misalnya obat antasida.
• Lithium digunakan untuk obat anti depresi.
• Cobalt (III) Oksida dan bleomycin secara efektif dapat menghambat
dan memberhentikan pertumbuhan sel tumor atau sel kanker.
• Gadalinium (III) Klorida, Besi(III) Klorida dan Mangan (II) Kloridapada
alat MRI dapat digunakan untuk diagnosis medis.
DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN AIR

Dipersiapkan oleh:
ARGA BUNTARA, SKM, MPH

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Daftar Konten
1. Jenis dan Sumber Air;
2. Siklus Hidrologi;
3. Pemanfaatan Air;
4. Parameter Kualitas Air;
5. Polutan Air;
6. Penyakit Terkait Pencemaran Air;
7. Penanggulangan Pencemaran Air;
8. Isu-isu Pencemaran Air.
9. Pencemaran Pantai dan Pesisir
Poin Penting
(Frumkin, 2010)

- Air penting bagi seluruh bentuk kehidupan dalam planet ini.

- Keberadaan manusia memengaruhi kualitas dan kuantitas sumber daya air.


Secara langsung atau tidak, punya efek terhadap planet dan kesmas.

- Tugas manusia saat ini adalah memikirkan masa depan sumber daya air dan
risiko terhadap sumber daya itu, baik di negara maju maupun berkembang.

- Manusia terdiri dari 60% air.


Profil Air
(PubChem, 2019)

- Rumus Kimia: H2O


- Nama Kimia: Dihydrogen Oxide,
- Nama IUPAC: Oxidane
- Massa Molekul: 18,015 g/mol;
- Deskripsi Fisik: Cairan jernih, tak berbau,
tak berasa, nontoksik, sebagai pelarut;
- Titik Didih: 100oC pada 760 mmHg;
- Titik Beku: 0oC; Gambar 1. Molekul air atau H2O (Saurer, 2013)
- Click

Gambar 2. Proporsi air dalam tubuh manusia (wanita dan pria) serta distribusinya di berbagai organ
(Sumber: skeptics.stackexchange.com)
Keberadaan Air Di Bumi

Gambar 2. Sumber Air Di Bumi


Siklus Hidrologi
(Physical Geography.net)

Gambar 3. Siklus hidrologi


Siklus Hidrologi
(Frumkin, 2010)

Gambar 4. Siklus hidrologi


Air dalam Regulasi
(PP No.121 Tahun 2015 tentang Sumber Daya Air)

- Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah.

- Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.

- Air tanah adalah air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah.

- Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kualitas baku mutu air minum dan dapat
langsung diminum.
Pemanfaatan Air
(Yassi, et al., 2001)

- Sebagai catatan, pemanfaatan air dipengaruhi atau dibatasi oleh kualitasnya:


a. Di perkotaan, air digunakan untuk minum serta memenuhi kebutuhan sehari-
hari di lingkungan rumah tangga dan fasilitas umum;
b. Untuk agrikultur, air dibutuhkan untuk irigasi, kebutuhan minum hewan ternak;
c. Untuk industri, air digunakan dalam industri makanan, pendinginan,
pertambangan;
d. Untuk rekreasi, air diperlukan untuk berenang, olahraga air, memancing, dan
kepentingan estetik;
e. Untuk kehidupan air, sebagai tempat hidup alami bagi makhluk hidup air
tawar, laut, rawa, danau, gambut, dan lain-lain.
Kualitas Air (1)
(Spellman & Stoudt, 2013)

“Water quality can be thought of as a


measure of the suitability of water for a
particular use based on selected physical,
chemical, and biological characteristics.”
Kualitas Air (2)
(Spellman & Stoudt, 2013)

- Parameter yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis karakteristik air


antara lain suhu, mineral terlarut, dan jumlah mikroorganisme yang terkandung.

- Standar dan panduan diperlukan sebagai pembanding parameter sehingga


dapat ditentukan apakah air tersebut dapat digunakan untuk keperluan
tertentu.

- Beberapa contoh parameter yang dapat diukur langsung di badan air antara
lain suhu, pH, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen atau DO), dan konduktivitas
listrik.
Kualitas Air Bersih (1)
(Permenkes RI No. 32 Tahun 2017)
Kualitas Air Bersih (2)
(Permenkes RI No. 32 Tahun 2017)
Kualitas Air Bersih (3)
(Permenkes RI No. 32 Tahun 2017)
Kualitas Air Minum (1)
(Permenkes RI No.492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum)

- Persyaratan kualitas air minum diatur dalam Permenkes RI No.492 Tahun 2010.

- Dalam Permenkes ini, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.

- Air minum dapat dikatakan aman bagi kesehatan apabila memenuhi


persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif yang dimuat dalam
parameter wajib dan parameter tambahan.
Kualitas Air Minum (2) – Parameter Wajib
(Permenkes RI No.492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum)
Kualitas Air Minum (3) – Parameter Wajib
(Permenkes RI No.492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum)
Kontaminan Air (1)
(Frumkin, 2010)

- Secara garis besar, bahan pencemar


air dapat dibagi menjadi:
1. Kontaminan Kimia;
2. Kontaminan Mikrobiologis.

- Kontaminan kimia terdiri dari


kontaminan alami dan kontaminan
kimia karena aktivitas manusia
(antropogenik).

Gambar 5. Sungai Cikapundung yang tercemar (Jayadiputra, 2013)


Kontaminan Air (2)
(Frumkin, 2010)

- Beberapa contoh kontaminan kimia alami:


1. Nitrate;
2. Fluoride;
3. Arsenic.

- Contoh kontaminan antropogenik adalah Persistent Organic Pollutants (POPs).


1. Organochlorine pesticides seperti Dichloro Diphenyl Trichlorethane (DDT);
2. Industrial chemicals seperti Polychlorinate biphenyls (PCB);
3. Unintentional by-products of industrial processes seperti polychlorinated
dibenzo-p-dioxins (PCDD) dan dibenzofurans (PCDF) atau Dioxin.
Kontaminan Air (3)
(Frumkin, 2010)
Kontaminan Air (4)
(Frumkin, 2010)
Penyakit Terkait Air (1)
(Yassi, et al., 2001)

- Mayoritas penyakit terkait dengan air disebabkan oleh patogen sehingga


diklasifikasikan berdasarkan dengan ciri-ciri patogen tersebut. Namun, cara ini
dianggap kurang berguna dalam merancang tindakan pencegahan.

- Kemudian, WHO mengklasifikasikannya menjadi:


1. Waterborne Diseases;
2. Water-Privation Diseases;
3. Water-Based Diseases;
4. Water-Related Diseases;
5. Water-Dispersed Infections.
Penyakit Terkait Air (2)
(Yassi, et al., 2001)

1. Waterborne Diseases
These arise from the contamination of water by human or animal faeces or
urine infected by pathogenic viruses or bacteria, which are directly
transmitted when the water is drunk or used in the preparation of food.
Cholera, typhoid, and cryptosporidiosis are typical examples of waterborne
diseases.
Penyakit Terkait Air (3)
(Yassi, et al., 2001)

2. Water-Privation Diseases
This category of diseases is affected more by the quantity of water rather
than by quality. These diseases spread through direct contact with infected
people or materials contaminated with the infectious agent. Infrequent
washing and inadequate personal hygiene are the main factors in these types
of diseases, such as certain types of diarrheal diseases, helminths, and skin
and eye infections.
Penyakit Terkait Air (4)
(Yassi, et al., 2001)

3. Water-Based Diseases
In these diseases, water provides the habitat for intermediate host organisms
in which some parasites pass part of their life cycle. These parasites are later
the cause of disease in people as their infective larval forms in fresh water
find their way back to humans, either by boring through wet skin or by being
ingested with water plants, minute water Crustacea, or raw or inadequately
cooked fish. Schistosomiasis is an example of a water-based disease.
Penyakit Terkait Air (5)
(Yassi, et al., 2001)

4. Water-Related Diseases
Water may provide a habitat for insect vectors of water-related diseases.
Mosquitoes breed in water and the adult mosquitoes may transmit parasite
diseases, such as malaria, and virus infections, such as dengue, yellow fever,
and Japanese Encephalitis (JE).
Penyakit Terkait Air (6)
(Yassi, et al., 2001)

5. Water-Dispersed Diseases
The disease categories listed above are primarily problems in developing
countries. A fifth category of diseases associated with water is emerging in
developed countries—infections whose pathogens can proliferate in
freshwater and enter the body through the respiratory tract. Some freshwater
amoebae that are not usually pathogenic can proliferate in warm water, and
if they enter the host in large numbers, they can invade the body along the
olfactory tracts and cause fatal meningitis. These bacteria can be dispersed
as aerosols from air conditioning systems. An example of this type of disease
is Legionella
(Perdana, 2019, https://regional.kompas.com/read/2019/03/14/17363231/mengunjungi-curug-dago-air-terjun-yang-tercemar-di-kota-bandung)
(Pin, 2019, http://www.radarbogor.id/2019/02/16/bau-busuk-di-sungai-ciliwung-
bogor-ini-penyebabnya/)
Pencemaran Pantai dan Pesisir (1)
• Bumi terdiri 70% lautan, yang mana mempunyai fungsi penting bagi kehidupan,
diantaranya adalah :
• Menghasilkan lebih dari 50% oksigen secara global dan pengaturan iklim
• Transportasi
• Rekreasi
• Sumber pendapatan, makanan dan obat-obatan
• Tapi keadaan laut semakin mengkhawatirkan karena banyaknya sampah dan
limbah yang masuk ke wilayah pesisir akibat dari limbah industry maupun limpasan
dari perkotaan.
• Sampah plastic (mis: kantong plastic, wadah minum sekali pakai, perangkat medis
dan microbeads) terdampar dipantai dan hanyut jauh kedalam lautan yang mana
membentuk massa raksasa yang mengancam makhlut hidup di dalam laut.
• Sumber polusi laut lainnya adalah adanya pengeboran minyak lepas pantai,
pelepasan minyak bumi, dan tumpahan minyak dari kapal tanker.
Pencemaran Pantai dan Pesisir (2)
Jenis Pencemaran pesisir:
1. Land-based pollution 2. Sea-based pollution
a. Penebangan hutan (deforestation) a. Pelayaran (shipping)
b. Buangan limbah industri (disposal of b. Dumping di laut (ocean dumping)
industrial wastes) c. Pertambangann (mining)
c. Buangan limbah pertanian (disposal of d. Eksplorasi dan eksploitasi minyak (oil
agricultural wastes)
exploration and exploitation)
d. Buangan limbah cair domestik (sewege
disposal) e. Budidaya laut (marine culture)
e. Buangan limbah padat (solid waste f. Perikanan (fishing)
disposal)
f. Konvensi lahan mangrove & lamun
(mangrove swamp conversion)
g. Reklamasi di kawasan pesisir (reclamation)
Kegiatan
Manusia yang
menyebabkan
degradasi
pesisir
Dampak
Pencemaran
Pesisir dan Laut
• Aktivitas manusia merupakan
penyumbang utama
terjadinya polusi laut didunia
dampaknya adalah hancurnya
terumbu karang,
Pengendalian Pencemaran Pesisir
• Pengendalian Pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir:
1. Konservasi keanekaragaman hayati
2. Pengembangan bioteknologi;
3. Pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan
• Pelaksanaan pengelolaan pesisir dan laut harus dilakukan secara
terpadu. Keterpaduan ini meliputi keterpaduan antar sektor
(permukiman, pariwisata, perhubungan, perikanan, kehutanan, industri
dll.), keterpaduan tugas dan kewajiban serta keterpaduan antara
aspek, yaitu sosial ekonomi, ekologi, teknologi dan kelembagaan
(institusi).
DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

PENGELOLAAN
LIMBAH

Prof. Dr Arif Sumantri, SKM.,M.Kes

JUNI - 2021
OUTLINE
1 PENGERTIAN DARI SAMPAH
2 LATAR BELAKANG SEJARAH PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
3 KOMPONEN ALIRAN LIMBAH PADA PERKOTAAN
PROGRES

4 MANAGEMEN LIMBAH PADAT


5 PEMBUANGAN ZAT BERBAHAYA DAN LIMBAH
6 PENGOLAHAN LIMBAH DAN PEMBUANGAN AKHIR

1 DEFINISI & KOMPOSISI LIMBAH


2 PERATURAN & KETENTUAN PENGELOLAAN LIMBAH
UPDATE

3 PENGELOLAAN LIMBAH PADAT 3R


4 PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 MEDIS
5 PENGELOLAAN LIMBAH CAIR & GAS
6 TOKSIKOLOGI LIMBAH B3
Definisi
Definisi Limbah
Limbah : hasil buangan suatu kegiatan yang tidak diperlukan lagi
Limbah : menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan ??
Dulu : dianggap tidak memiliki nilai ekonomis
Sekarang : sumberdaya Ekonomi, Sosial dan Lingkungan
Dampak negatif Dampak positif:
- Membahayakan kesehatan manusia- - Menyuburkan/menambah hara tanah
penyakit - Menyuburkan mikroflora
- Merugikan secara ekonomi: merusak Limbah Cair banyak
benda/bangunan, tanaman maupun ternak dibahas/didiskusikanmudah didaurulang.
- Mengganggu kehidupan makhluk air - Airnya dimanfaatkan kembali
(aquatik) : ikan dan mikroflora
- Merusak keindahan (estetika), bau busuk dan - Lumpur (sludge)  bila tidak dikelola dapat
merusak pemandangan menimbulkan masalah terutama bila
mengandung B3 atau gas
KOMPOSISI LIMBAH

SEWAGE

WATER SOLIDS
99,9% 0,1%

ORGANIC INORGANIC
70% 30%

PROTEIN CH FATS GRIT SALTS METALS


65% 25% 10%
PERATURAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
PERATURAN TENTANG

UU 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

UU 23/2014 Pemerintahan Daerah

Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah


PP 38/2007
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kab/Kota

PP 27/2012 Izin Lingkungan

PP 101/2014 Pengelolaan Limbah B3

PermenLH
Pemanfaatan Limbah B3
02/2008
PermenLH
Pengelolaan Limbah di Pelabuhan
05/2009
PermenLH
Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3
18/2009
PERATURAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
PERATURAN TENTANG
PermenLH NSPK (Norma, Standar, Prosedur, Kriteria) Pengelolaan
30/2009 Limbah B3

PermenLH
Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
33/2009
PermenLH
Simbol dan Label Limbah B3
14/2013
Kep. Ka. Bapedal Nomor : Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpanan & Pengumpulan
Kep- 01/BAPEDAL/09/1995 Limbah B3

Kep. Ka. Bapedal Nomor :


Dokumen Limbah B3
Kep- 02/BAPEDAL/09/1995

Kep. Ka. Bapedal Nomor :


Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3
Kep- 03/BAPEDAL/09/1995

Kep. Ka. Bapedal Nomor : Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi
Kep- 04/BAPEDAL/09/1995 Bekas Pengolahan dan Lokasi Penimbunan Limbah B3

Kep. Ka. Bapedal Nomor :


Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3
Kep-02/BAPEDAL/01/98
PERBANDINGAN...[1]
NO. PP LAMA (PP 18 JO. PP 85/1999) PP BARU (PP 101/2014)
1 Tidak ada pembagian LB3 Ada limbah B3 dengan kategori 1,
berdasarkan tingkat bahaya kategori 2
2 Tata cara penetapan limbah B3 Tata cara penetapan limbah B3
(Daftar, Uji karakteristik, TCLP, LD50, (Daftar, Uji karakteristik, TCLP, LD50,
491 senyawa, 11 kriteria) sub-kronis)
3 Tidak ada limbah B3 dari sumber Ada pengaturan limbah B3 kategori
spesifik khusus bahaya B dari sumber spesifik
khusus (slag, kapur, dll)
4 Penyimpanan limbah B3 <50 kg/hari Penyimpanan limbah B3 <50 kg/hari
 180 hari  365 hari
5 Tidak ada uji coba Ada uji coba (pemanfaatan &
pengolahan limbah B3)
6 Tidak ada kode karakteristik LB3 Ada kode karakteristik LB3
7 Pembangian Kewenangan Pengumpul Pembagian Kewenangan Pengumpul

1
0
PERBANDINGAN...[2]
NO. PP LAMA (PP 18 JO. PP 85/1999) PP BARU (PP 101/2014)
8 Tidak ada kodifikasi limbah B3 Ada kodifikasi dan nama setiap
limbah B3
9 Tidak ada pengaturan produk Ada pengaturan produk samping
samping (by-product) (by-product)
10 Tidak ada ketentuan dana jaminan Ada ketentuan mengenai dana
lingkungan jaminan lingkungan
11 Belum ada rincian perpindahan Ada rincian perpindahan lintas
lintas batas batas
12 Tidak ada pengaturan dumping Ada pengaturan dumping
13 Tidak ada rincian pemulihan Ada rincian & kriteria pemulihan
14 Belum ada rincian pengaturan Ada rincian pengaturan tanggap
tanggap darurat darurat

1
0
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013 TENTANG
SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

1
0
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013 TENTANG SIMBOL
DAN LABEL LIMBAH B3
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
Permasalahan yang berkaitan dengan limbah padat:
1. Menimbulkan kesan tidak estetik/indah
2. Pembuangannya membutuhkan lahan yang luas
3. Dapat menjadi sarang/ tempat berkumpulnya penyakit/penyebab
penyakit
4. Mencemari udara  abu, debu
5. Mencemari air
6. Adanya resiko kebakaran  mudah terbakar
7. Menimbulkan bencana banjir
8. Biaya pengolahan/penanganan cukup mahal
KLASIFIKASI LIMBAH PADAT MENURUT ISTILAH TEKNIS
1. GARBAGE,
merupakan bahan organik yang mudah membusuk, mudah terurai oleh mikroorganisme
(biodegradable)
2. RUBBISH,
merupakan bahan organik tidak mudah membusuk dan tidak mudah terurai oleh
mikroorganisme (non-biodegradablea).
Contoh : selulosa, kertas, plastik
3. ASHES /debu/abu,
merupakan hasil pembakaran dan mudah terbawa angin
4. DEADANIMAL,
memiliki sifat mudah membusuk dan bau yangsangat menusuk
5. STREET SWEEPING, contoh : daun, kertas,
plastik
6. INDUSTRIAL WASTE,
limbah-limbah yang berasal dari kegiatan industri
DIAGRAM ALIR 3 R

SAMPAH
+ 100 %

S.Organik S. Anorganik B3
+ 70 % + 28 % +2%

Pemanfaata n lain Pe ngo mp o s an Residu Residu DU


+2% + 38 % + 30 % +8% + 20 %

+ 20% + 5%
Residu P e mba ka ra n
+4% Sa mp a h
+ 25 %

Residu
+4%

TPA
DIAGRAM ALIR 3 R
S u m b e r S a m p a h

R 1, R 2

T i mb u l a n S a m p a h

Pemilahan di S u mb er
P en go m p o sa n
S am p a h d i O r g a n ik Anorganik
T emp a t S a mp a h P la s t ik K e rta s G e la s L oga m P a da t C a ir
ba sa h

P e w a d a h a n

R 2, R 3
I n d iv id u a l K o m u n a l

P e n g u m p u la n
R 2
G e ro b a k P emu l u n g
terpisah

Incinerator U D P K P emi n d a h a n

R e s id u R e s id u

P emi n d a h a n

P e m b u a n g a n A k h ir
S am p a h

M 2 , M 3
KONSEP 3R PADA SUMBER
PRODUSEN KONSUMEN
1. Menghasilkan produk berbahan daur ulang 1. Memilih produk berbahan daur ulang
2. Membeli barang yang benar diperlukan
2. Menghasilkan produk yg mudah didaur ulang 3. Membeli barang berdaya tahan lama
3. Menghasilkan produk berdaya tahan lama 4. Membatasi bungkus / kemasan
5. Melakukan pemilahan
4. Memberi keterangan bahan yg digunakan

PENJUAL
1. Melakukan pengemasan yg hemat sampah
2. Menyediakan tampungan bahan daur ulang

PEMERINTAH
1. Menyediakan fasilitas pendukung 3R
2. Melakukan promosi / penyuluhan
KONSEP 3R PADA SUMBER
PERMUKIMAN
1. Pemanfaatan botol aqua, soft drink, dll
2. Pemilihan produk “refill”
3. Pengomposan sampah organik
4. Pembatasan penggunaan pampers
5. Mengganti tissue dengan sapu tangan
6. Menolak tas / pembungkus yg berlebihan
7. Melakukan pemilahan sampah basah/kering
8. Membatasi konsumtivitas
9. Pemanfaatan barang layak pakai
10. Bazar barang bekas

PERKANTORAN
1. Double side copy untuk laporan
2. Kertas bekas untuk notes, disposisi, dll
3. Melakukan pemilahan sampah kertas
KONSEP 3R PADA SUMBER

PASAR
1. Membuang bagian tak perlu dari produk
2. Membatasi penggunaan tas plastik
3. Pemilahan sampah organik + pengomposan

PENDIDIKAN
1. Pengomposan setempat
2. Pelaksanaan daur ulang sampah
3. Double side copy

PERHOTELAN DAN RESTAURAN


1. Pemilahan sampah makanan u/pakan ternak
2. Pengomposan setempat (hotel)
POTENSI PELAKSANAAN KONSEP 3 R PENGELOLAAN SAMPAH
PLANT DAUR ULANG PENGOMPOSAN
SISTEM PERSAMPAHAN
• SANITARY LANDFILL DENGAN POTENSI GAS METHANE YANG
CUKUP TINGGI (ANALISIS MODEL
• RECYCLE DENGAN KARAKTERISTIK AN-ORGANIK 73%
BERPONTENSI UNTUK DAUR ULANG (KOMERSIAL)
• UNTUK MINIMASI SAMPAH ORGANIK DILAKUKAN KOMPOSTING
• INCENERASI (LISTRIK) BELUM MEMADAI DARI SEGI BATAS
MINIMAL PRODUKSI SAMPAH 1000 TON/HARI (BATAM 355,39
TON/HARI), DISAMPING KANDUNGAN ORGANIKNYA MASIH
BESAR
PENGERTIAN:
LIMBAHB3(PP101/2014, PERMENLHK56/2015)

LIMBAH
BAHAN
BAHAN
BERBAHAYA
LIMBAH BERBAHAYA
DAN
BERACUN DAN
BERACUN

… adalah sisa suatu … yang selanjutnya disingkat B3 adalah … yang selanjutnya disebut
usaha dan/atau zat, energi, dan/atau komponen lain yang limbah B3 adalah suatu
kegiatan karena sifat, konsentrasi dan/atau sisa usaha dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun kegiatan yang
tidak langsung dapat mencemarkan
mengandung B3
dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan mahluk hidup lain
KUANTITAS LIMBAH PADAT MEDIS
Faktor yang mempegaruhi kuntitas limbah:
• Tingkat Aktifitas (Bed Occupancy Rate, Jumlah pasien per hari, Dan/atau jumlah petugas)
• Lokasi (Rural atau Urban)
• Tingkat pengembangan layanan (Penambahan jenis pelayanan)
• Jenis ruangan (Ruang Rawat Inap-Rawat Jalan, Ruang Operasi –tindakan invasif lain)
• Regulasi
• Praktek pemilahan
• Jenis kelas perawatan (VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III)
• Variasi temporer

11
6
DOMESTIK limbah padat dari dapur,
perkantoran, taman, dan halaman
LIMBAH PADAT yang dapat dimanfaatkan kembali
FASYANKES apabila ada teknologinya

Sumber: PERMENKES NO 7/2019


Kategori/
limbah infeksius, Jenis LB3
limbah patologi,
CAIR limbah benda tajam,
GAS LIMBAH B3
. B3 MEDIS
Limbah farmasi,
. B3 NON MEDIS limbah sitotoksis,
limbah kimiawi,
limbah radioaktif,
limbah tabung gas/kontainer
semua limbah yang berbentuk semua air buangan termasuk bertekanan, dan
gas yang berasal dari kegiatan tinja yang berasal dari kegiatan limbah dari peralatan medis
pembakaran di rumah sakit rumah sakit yang kemungkinan dengan kandungan logam berat yang
seperti insinerator, dapur, mengandung mikroorganisme, tinggi
perlengkapan generator, bahan kimia beracun dan
anastesi, dan pembuatan obat radioaktif yang berbahaya bagi Limbah B3 dalam
citotoksik kesehatan PermenLHK No.56 Tahun 2015

11
7
KATEGORI/JENIS LIMBAH B3
MENURUT WHO/ORGANISASI
KESEHATAN DUNIA yaitu sebagai limbah infeksius,
berikut: limbah patologi dan Anatomi
limbah benda tajam,
Limbah farmasi berbahaya
limbah sitotoksis,
limbah kimia berbahaya
limbah dengan kandungan logam berat
yang tinggi
limbah kontainer bertekanan,
limbah yang sangat infeksius dan
limbah radioaktif,

11
8
JENIS DAN KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT B3 MEDIS
JENIS LIMBAH KARAKTERISTIK LIMBAH
limbah infeksius, Limbah yang mengandung Mikroorganisme
Patogen (bakteri,virus,parasit, jamur)
limbah patologi dan Anatomi Limbah yang berasal dari cairan/jaringan tubuh
limbah benda tajam, Contohnya jarum,peralatan infus, skatpel dll
Limbah yang mengandung bahan farmasi
Limbah farmasi berbahaya limbah yang mengandung bahan yang bersifat
limbah sitotoksis, genotoksik (obat-obatan yang dipakai kemo terapi)
limbah yang mengandung bahan kimia (bahan
reaget di laboratorium)
limbah kimia berbahaya
Baterai, termometer pecah, alat ukur tekanan
darah
limbah dengan kandungan logam berat yang Tabung gas, gas cartridge,kaleng aerosol
tinggi limbah yang mengandung bahan radioaktif, (cairan
limbah kontainer bertekanan, yang tidak di pakai dari terapi radioaktif

limbah radioaktif, 26
WadahLimbah MedisPadat
Dalam melaksanakan Pemilahan minimal ada 3
wadah yang di letakkan di sumber penghasil yaitu
untuk limbah:
1. Jarum suntik (wadah yang tahan tusukan /SAFETY
BOX)
2. Infeksius (wadah tertutup, punya pedal injakan, di
lapisi plastik warna kuning)
3. Botol infus/plastik kemasan (wadah tertutup,
punya pedal injakan, di lapisi plastik warna bening)

12
0
12
1
12
2
A. TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
B3 MEDIS (Permen LH No 56 Tahun 2015)
Identifikasi Langkah awal sebelum pengelolaan

1.Pengurangan dan pemilahan


2.Penyimpanan sementara
3.Pengangkutan
4.Pengolahan
5.Penguburan
6.Penimbunan 12
3
TahapanKegiatan Pengelolaan Limbah
• Identifikasi seluruh kegiatan (sumber)
• Identifikasi limbah dan cemaran yang dihasilkan;
• Identifikasi apakah limbah yang dihasilkan dikategorikan limbah B3;
• Kelompokkan jenis limbah B3 yang dihasilkan;
• Tentukan kodifikasi untuk seluruh limbah B3 yang dihasilkan;
• Identifikasikan rencana dan tata cara pengelolaan atau pengolahan
atas semua limbah B3 yang dihasilkan (sendiri atau pihak ketiga).

12
4
Identifikasi Limbah B3
NO LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN SUMBER DIHASILKAN
1 Infeksius dan Benda Tajam Sisa pelayanan medis
2 Sisa Kimia Kemoterapi dan antineoplastik Preparasi dan farmasi
3 formaldehid Patologi, otopsi, dialisis, unit keperawatan
4 Kimia fotografi (fixer dan developer) radiologi
5 Pelarut (solven) Patologi, histologi, laboratorium, engineering
6 Merkuri Seluruh area klinik (thermometer, pengukur tekanan
darah, tabung cantor, dll)
7 Gas Anastesi Ruang operasi
8 Etilen Oksida Pusat sterilisasi, terapi saluran pernafasan
9 Radio nuklida Onkologi radiasi
10 Larutan disinfektasi Seluruh rumah sakit, kantor, ruang operasi
11 Pelumas/olie bekas, pelarut pembersih, sisa cat, Bengkel Tekhnik
lampu TL, degreaser, dll 24
1. PENGURANGAN& PEMILAHAN
Menghindari penggunaan material yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun
apabila terdapat pilihan yang lain;
Melakukan tata kelola yang baik terhadap
setiap bahan atau material yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau
pencemaran terhadap lingkungan;
Melakukan tata kelola yang baik pengadaan
bahan kimia dan bahan farmasi untuk
menghindari terjadinya penumpukan dan
kedaluwarsa (First In First Out/FIFO);
Melakukan pencegahan dan perawatan berkala
terhadap peralatan.
12
6
Kegiatan yang tidak dapat di
pisahkan dari Tahapan Pemilahan
yaitu :
1.Pewadahan
2.Pengumpulan/Pengemasan
3.Pengangkutan Internal

12
7
PengangkutanInternal
1. Limbah yang telah dilakukan pemilahan dari sumber penghasil harus
segera di lakukan Pengangkutan Internal minimal 1x dalam sehari
atau jika limbah medis sudah memenuhi ¾ wadah
2. Petugas CS menyiapkan dokumen serah terima limbah medis
3. Petugas CS melaksanakanpengangkutan dari sumber penghasil ke TPS
dengan menggunakan troli berwarna kuning, simbol biohazard,
tertutup rapat dengan jalur yang telah di tetapkan
4. Troli yang di gunakan dibersihkan dan di desinfeksi setiap hari
5. Petugas cs menyerahkan limbah medis ke petugas TPS yang
sebelumnya di lakukan penimbangan dan pencatatan dalamdokumen
manifest

12
8
2. PENYIMPANANLIMBAHB3
Tempat
Penyimpanan
Dilakukan dengan cara antara lain: limbah Infeksius
a. menyimpan Limbah B3 di fasilitas
Penyimpanan Limbah B3/ Cool
Storage;
b. menggunakan wadah Limbah B3
sesuai kelompok Limbah B3;
c. penggunaan warna pada setiap
kemasan dan/atau wadah Limbah
sesuai karakteristik Limbah B3; dan
d. pemberian simbol dan label Limbah
B3 pada setiap kemasan dan/atau
wadah Limbah B3 sesuai
karakteristik Limbah B3.
12
9
13
0
3. PengangkutanLimbahPadatB3Medisdi FASYANKES
Dilakukan oleh:
a. Penghasil Limbah B3 terhadap
Limbah B3 yang dihasilkannya dari
lokasi Penghasil Limbah B3 ke:
1. tempat Penyimpanan Limbah B3
yang digunakan sebagai depo Apabila terjdi kecelakaan, hubungi
pemindahan; atau Telp. ..........................................
2. Pengolah Limbah B3 yang memiliki
izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Pengolahan Limbah B3;
atau
b. Pengangkut Limbah B3 yang memiliki
Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
Kegiatan Pengangkutan Limbah B3,
jika Pengangkutan Limbah B3
dilakukan di luar wilayah kerja
fasilitas pelayanan kesehatan. 35
Karakteristik air limbah yang berasal dari
perumahaan, menurut Winnerberger, 1969

• Greywater: Air cucian yang berasal dari dapur, kamar mandi, laundry,
dan lain-lain tanpa faeces dan urin
• Blackwater: Air yang berasal dari pembilasan toilet (faeces dan
urin dengan pembilasan/penyiraman
• Yellowwater: urin yang berasal dari pemisahan toilet dan urinals
(dengan atau tanpa air untuk pembilasan)
• Brownwater: Blackwater tanpa urin atau yellowwater
ASPEK PENGELOLAAN LIMBAH
• DEBIT DAN ALIRAN MERUPAKAN ASPEK PENTING
DALAM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
• KOMPONEN ALIRAN TERGANTUNG DARI JENIS DAN
TIPE SISTEM YANG DIGUNAKAN :
DOMESTIC (SANITARY) WASTEWATER
INDUSTRIAL WASTEWATER
INFILTRATION/INFLOW
STORM WATER
• DOMESTIC WASTEWATER
Air limbah yang berasal dari perumahan, perdagangan, dan
institusi serta fasilitas sejenis
• INDUSTRIAL WASTEWATER
Air limbah yang didominasi dari buangan industri
• INFILTRATION
Air yang berasal dari luapan yang masuk dalam sistem saluran
mis, talang, drainase
• STORM WATER
Air yang dihasilkan dari runoff
SUMBER AIR LIMBAH
L/unit.hari
Sumber Unit
Range Tipikal
Apartemen Orang 200 – 340 260
Hotel Hotel 150 – 220 190
Rumah biasa Orang 190 – 350 280
Rumah bagus Orang 250 – 400 310
Rumah mewah Orang 300 – 550 380

Rata-rata aliran air limbah yang bersumber dari permukiman


KIMIA ORGANIK
KARAKTERISTIK SUMBER
Karbo hidrat domestik, perdagangan, industri
Lemak, minyak, gemuk domestik, perdagangan, industri
Pestisida pertanian

Phenol industri

Protein domestik, perdagangan

Surfaktan domestik, industri

Lain-lain pelapukan bahan organik


BIOLOGI
KARAKTERISTIK SUMBER
binatang Pengolahan air terbuka
tanaman Pengolahan air terbuka
protista Domestik, unit pengolahan
virus Domestik
PENGOLAHAN
• DILUTION
• SEEPAGE PIT
• SUBSURFACE IRRIGATION
• TRENCHES FILTER
• SAND FILTER
• TRICKLING FILTER
TOKSIKOLOGI LIMBAH B3

KARENA EFEK TOKSIK SULIT


DIDETEKSI DALAM EKOSISTEM,
MAKA DIGUNAKAN PENDEKATAN
DENGAN BIOMARKER

RESPONS BIOMARKER DAPAT


BERUPA RESPONS BIOKIMIAWI
ATAUPUN FISIOLOGIK
Target Organs

Brain Lungs
CNS

Heart Kidney

Intestines

Liver Blood System


Bone Marrow
Skin
Contoh bahan kimia beracun

Jenis zat Jenis Akibat keracunan


beracun bahan dan gangguan

Logam / Pb (TEL, PbCO3) - Syaraf, ginjal, dan darah


metaloid Hg - Syaraf, ginjal
Cd - Hati, ginjal, darah
Cr - Kanker
As - Iritasi, kanker
P - Metabaolisme karbohidrat, lemak,
protein
Bahan Hidrokarbon alifatik Pusing dan koma
pelarut (bensin, kerosin)
Hidrokarbon terhalogenasi Hati dan ginjal
(CCl4, CHCl3)
Alkohol Syaraf pusat, leukeumia

4
Jenis zat Jenis Akibat keracunan
beracun bahan dan gangguan

Gas-gas Aspiksian sederhana Sesak napas, kekurangan oksigen


beracun (N2,Ar,He)
Aspiksian kimia
- HCN Pusing, sesak napas
- H2S Sesak napas, kejang, hilang
kesadaran
- CO Sesak napas, otak, jantung, syaraf,
hilang kesadaran
Karsinogen Benzene Leukeumia
Asbes Paru-paru
Bensidin Kandung kencing
Kroom Paru-paru
Naftilamin Paru-paru
Vinil khlorida Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah
DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

KEAMANAN MAKANAN DAN


KESEHATAN

Dipersiapkan oleh:
ARGA BUNTARA, SKM, MPH

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

PERTEMUAN : XI
HARI, TANGGAL : JUMAT, MEI 10 2019
WAKTU : 14.40—16.20 WIB
KELAS : 2B (KESMAS)
RUANG : FIKES 206

 In this photograph: Gudeg rice of Indonesia


What do you think about….
FOOD…???
Pengertian (1)
(UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan)

- “Pangan adalah segala sesuatu yang


berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau
minuman.”
What about….
FOOD SAFETY…???
Pengertian (2)
(UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan)

- “Keamanan Pangan adalah kondisi dan


upaya yang diperlukan untuk mencegah
Pangan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta
tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat
sehingga aman untuk dikonsumsi.”
Pengertian (3)
(Fontannaz, n.d.)

- Food hygiene are the conditions and


measures necessary to ensure the safety of
food from production to consumption.

- Food can become contaminated at any


point during slaughtering or harvesting,
processing, storage, distribution,
transportation and preparation. Lack of
adequate food hygiene can lead to
foodborne diseases and death of the
consumer.
Urgensi Makanan
(FAO, n.d.)

- Manusia membutuhkan makanan


untuk:
1. Tetap hidup, aktif, bergerak, dan
bekerja;
2. Membangun sel-sel dan jaringan
tubuh baru untuk pertumbuhan;
3. Tetap sehat dan penyembuhan diri;
4. Mencegah dan melawan infeksi.
Aspek Higiene dan Sanitasi
Makanan(Malango, 2012)

Aspek-aspek:
1. Makanan (sumber, cara pemilihan, pengangkutan,
penyimpanan bahan baku, penyimpanan makanan
matang, pengolahan, penyajian);
2. Higiene penjamah makanan;
3. Sanitasi peralatan dan fasilitas tempat makan.
Penyebab Kontaminasi (Christine Cowie, The University of Sydney)

• Daging dan Unggas Kontaminasi dapat terjadi saat proses


penjagalan apabila ada kontak dengan konten dalam usus;
• Sayuran dan buah Kontaminasi terjadi jika dicuci atau diirigasi
dengan air yang tidak bersih dari mikroba;
• Kerang, Tiram, Filter Feeders lainnya Mereka dapat
mengakumulasi patogen-patogen yang biasa ada di laut dalam
tubuh mereka, atau apabila laut tersebut tercemar oleh limbah
manusia;
• Patogen ditularkan oleh pengolah makanan itu sendiri;
• Adanya kontaminasi silang antara makanan mentah dan
makanan jadi.
Foodborne Disease/Illness
(Christine Cowie, The University of Sydney)

• Merujuk kepada penyakit-penyakit yang disebabkan


oleh konsumsi makanan/minuman yang
terkontaminasi;
• Penyebab kontaminasi meliputi pathogen atau kimia
beracun/toksin yang berada pada makanan/minuman;
• Setidaknya, terdapat lebih dari 250 foodborne
diseases berbeda telah diketahui sebagian besar
disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit;
• Berbeda penyakit, gejala bisa berbeda;
Gejala-gejala Foodborne Illness
(Dept. Kesling FKM UI, 2005)

• Gejala-gejala yang lazim ditemui:


a. Sakit perut;
b. Muntah;
c. Diare;
d. Demam;
e. Menggigil;
f. Sakit kepala;
g. Lemas;
h. Pusing;
i. Hilang koordinasi tubuh;
j. Kematian.
Mikroorganisme Kontaminan
(Dept. Kesling FKM UI, 2005)

• Ada 3 golongan mikroba berdasarkan sifat:


1. Mikroorganisme Patogen;
2. Mikroorganisme Pembusuk;
3. Mikroorganisme Berguna.
Mikroorganisme Patogen (Dept. Kesling FKM UI, 2005)

• Merujuk kepada semua mikroorganisme yang mampu


menyebabkan penyakit pada manusia atau dampak
buruk pada kesehatan.
a. Bakteria Bacillus cereus, Clostridium botulinum,
Escherichia coli, Salmonella spp., Staphylococcus
aureus (flora normal, hasilkan toxin bila ada
kesempatan), Vibrio cholerae;
b. Jamur Aspergillus, Fusarium, Penicilium;
c. Parasit Entamoeba hystolitica, Toxoplasma gondii,
Ascaris lumbricoides;
d. Virus Hepatitis A dan E.
Mikroorganisme Kontaminan
(Dept. Kesling FKM UI, 2005)

• Mikroorganisme Pembusuk  Jamur dari golongan


khamir, kapang;
• Mikroorganisme yang berguna:
a. Untuk fermentasi  Saccharomyces cerevisae,
Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus;
b. Bakteria probiotik  Lactobacillus casei Shirota
strain.
Fakta Kunci (1)
(WHO, 2017)

- Makanan yang mengandung bacteria, virus, parasit, atau substansi kimia


menyebabkan lebih dari 200 penyakit, mulai dari gejala diare hingga kanker;

- Diperkirakan sebanyak 600 juta orang (satu dari sepuluh orang) di dunia jatuh
sakit setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, 420 ribu orang di
antaranya meninggal setiap tahun;

- Balita turut terdampak oleh Food-Borne Diseases (FBDs) di mana setiap tahun,
terdapat 125.000 kematian balita;
Fakta Kunci (2)
(WHO, 2017)

- FBDs dengan diare adalah penyakit paling umum yang disebabakan oleh
konsumsi makanan yang terkontaminasi. Setidaknya 550 juta orang jatuh sakit
dan 230.000 jiwa menghilang setiap tahun.

- Keamanan pangan dan nutrisi terkait sama lain. Makanan yang tidak
memenuhi standar keamanan akan timbulkan siklus penyakit dan malnutrisi,
terutama bagi kelompok berisiko.
Fakta Kunci (3)
(WHO, 2017)

- FBDs mengganggu perkembangan sosioekonomi dengan mempersulit sistem


pelayanan kesehatan serta mengganggu perdagangan nasional dan industri
pariwisata.

- Perlu kerjasama antara pemerintah, produsen, dan konsumen untuk memastikan


keamanan pangan di sekitar kita.
Fakta Kunci (4)
(Silver & Butler, 2018)

- Kadar glukosa dalam darah akan menurun dalam 8—12 jam tanpa makan.
Tubuh mulai mengonversi glikogen menjadi glukosa.

- Setelah glukosa dan glikogen menipis, tubuh mulai gunakan asam amino. Hal ini
akan mempengaruhi massa otot.

- Untuk mencegah kehilangan massa otot berlebih, tubuh mengonversi lemak


sebagai sumber energi.
Fakta Kunci (5)
(Silver & Butler, 2018)

- Manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan dan minuman selama 8—21 hari.
Bahkan, bisa bertahan hingga dua bulan asalkan ada konsumsi air yang cukup.

- Beberapa efek samping dari kelaparan:


a. Kelelahan, pusing, tekanan darah menurun, detak jantung melemah;
b. Dehidrasi, malfungsi kelenjar tiroid, nyeri perut;
c. Serangan jantung, gagal organ;
d. Stress, depresi
Pola Konsumsi (1)
(FAO n.d.)
Pola Konsumsi (2)
(FAO n.d.)
Pola Konsumsi (3)
(FAO n.d.)
Pola Konsumsi (4)
(FAO n.d.)
HACCP (1)
(Mortimore & Wallace, 2015)

- HACCP is an acronym used to describe the Hazard Analysis and Critical


Control Point system. The HACCP concept is a systematic approach to food
safety management based on recognised principles that aim at identifying the
hazards that are likely to occur at any stage in the food supply chain and put
into place controls that will prevent them from happening.

- HACCP is very logical and covers all stages of food production from the
growing stage to the consumer, including all the intermediate processing and
distribution activities.
HACCP (2)
(Mortimore & Wallace, 2015)

- HACCP is a proven food safety management system that is based on


prevention. By identifying where in the process the hazards are likely to occur,
it is possible to put into place the control measures required.

- This ensures that food safety is managed effectively and reduces reliance on
the traditional methods of inspection and testing.
HACCP (3)
(Mortimore & Wallace, 2015)

- HACCP principles are:


• Principle 1: Conduct a hazard analysis
• Principle 2: Determine the critical control points (CCPs)
• Principle 3: Establish critical limit(s).
• Principle 4: Establish a system to monitor control of the CCP.
• Principle 5: Establish the corrective action to be taken when monitoring
indicates that a particular CCP is not under control.
• Principle 6: Establish procedures for verification to confirm that the HACCP
system is working effectively
• Principle 7: Establish documentation concerning all procedures and records
appropriate to these principles and their application.
Isu Apa tentang Makanan yang Anda Tahu?
DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
BERWAWASANLINGKUNGAN

Prof. Dr H Arif Sumantri, SKM.,M.Kes


OUTLINE

1. PEMBANGUNAN BERWASAWASAN
LINGKUNGAN

2. PEMBANGUNAN PEMUKIMAN

3. PERMASALAHANPEMBANGUNANDAN
PEMUKIMAN SERTA DAMPAK KESEHATAN
1. Tanpa Kemiskinan
2. Tanpa Kelaparan
Pilar 3. Kehidupan Sehat &
Sejahtera
Sosial
LINGKUN
4. Pendidikan
Berkualitas
5.Kesetaraan
Gender
6. Air Bersih & Sanitasi Layak GAN
Tujuan Pembangunan 11. Kota & Pemukiman yang
Berkelanjutan
Berkelanjutan 12.Konsumsi dan Produksi yang
Pilar Bertanggungjawab
Lingkungan 13. Penanganan Perubahan Iklim
EKONO
14. Ekosistem Lautan
15. Ekosistem Daratan
SOSIAL MI
7. Energi Bersih & Terjangkau
8. Pekerjaan Layak &
Pertumbuhan Ekonomi
Pilar 9. Industri, Inovasi, &
Ekonomi Infrastruktur
10. Berkurangnya Kesenjangan
17. Kemitraan untuk Mencapai
Tujuan
Pilar Hukum 16. Perdamaian, Keadilan dan
& Tata Kelola Kelembagaan yang Tangguh
DIAGRAM PERMASALAHAN PENCAPAIAN TPB

Kepedulian Terhadap
Lingkungan
Keberpihakan Keberlanjutan Didukung
pada
Masyarakat
Lingkungan Kolaborasi
Pendapatan (PDRB Kemiskinan
Pemerintah,
per kapita) Swasta dan
Ketidak merataan Masyarakat
pendapatan
Terganjal akibat pemenuhan
kebutuhan dasar
Tingkat Pendidikan
(APM, APK, RLS)

Sosial Budaya dan KB Kesehatan dan Sarpras


(Median usia kawin, Lingkugnan Kerawanan Bencana (IRBI,
Kemitraan dan ASFR) Destana)
Ketaaan
Layanan
terhadap Perda
Kesehatan
Kelembagaan Jaminan Sanitasi
Legitimasi Pemerintah Pemerintah kesehatan
(proporsi PAD thd PDRB,
realisasi APBD)
Pembangunan Berkelanjutan

Definisi: Pembangunan yang memberikan manfaat untuk saat ini


dan masa depan secara terus menerus dan diupayakan secara
sungguh-sungguh berdasarkan asas keberlanjutan dan
berwawasan lingkungan agar tidak habis dan diwariskan oleh
generasi mendatang.

Ekonomi

Manusia Teknologi

Lingkungan
Dasar Pembangunan Berkelanjutan

Manajemen Pendekatan Penggalian


ekologi pengetahuan
dan potensi lokal
Hak-hak
intelektual
Pembangunan yang berkelanjutan
Dimensi
Teknologi
Dimensi Ekonomi Dimensi Sosial Dimensi
manusia Lingkungan Pengetahuan
Tata nilai
Organisasi
Sistem Biologi
Teknologi
PEMBANGUNAN VS LINGKUNGAN

DAHULU SEKARANG
• Kelaparan • Keamanan pangan
• Penyakit menular • Penipisan lapisan ozon
• Kemiskinan • Pencemaran udara
• Keterbatasan sandang • Rekayasa genetik
pangan papan
PRINSIP PEMBANGUNAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN

1. DALAM RANGKA PEMBANGUNAN, SUMBERDAYA ALAM


HARUS DIGUNAKAN RASIONAL
2. PEMANFAATAN SUMBERDAYA HARUSDIUSAHAKAN UNTUK
TIDAK MERUSAK LINGKUNGAN HIDUP.
3. HARUS DILAKSANAKAN DENGAN KEBIJAKSANAAN
MENYELURUH DENGAN MEMPERHITUNGKAN KEBUTUHAN
GENERASI YANG AKAN DATANG.
4. MEMPERHITUNGKAN HUBUNGAN KAIT-MENGAIT DAN
KETERGANTUNGAN ANTARA BERBAGAI MASALAH.
PERKEMBANGAN KESEHATAN LINGKUNGAN GLOBAL

Laporan WECD
ttg sustainable
World development
Conference on dg judul “our KTT
human and common future” Johannesburg
environment 1972 1987 2002

World Commission on KTT bumi /


Environment and
Developmen1983 Earth Summit
1992
PEMBANGUNAN
BERWAWASAN
LINGKUNGAN

1. MENJAMIN PEMERATAAN DAN KEADILAN.


CIRI

2. MENGHARGAI KEANEKARAGAMAN HAYATI.


3. MENGGUNAKAN PENDEKATANINTEGERATIF.
4. MENGGUNAKAN PANDANGAN JANGKA PANJANG.
PERGESERAN PANDANGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Sebelum 1980 Sesudah 1980

• Pengelolaan lingkungan • Pengelolaan lingkungan


dipandang sbg biaya yg harus dipandang sbg investasimasa
dihindari dan mengurangi depan dan meningkatkan
competitive advantage competitive advantage
• ATTITUDE • ATTITUDE
• Defensif • Proaktif
• Menghindari berbagai klaim • Kreatif
lingkungan • Ecologically
BAGAN KEBIJAKAN & STRATEGI

Supremasi Hukum Lingkungan

Meningkatnya Nilai dan Fungsi


Lingkungan Hidup
Partisipasi Kota Berwawasan Lingkungan Posisi
Masyarakat Turunnya Beban Pencemar Internasional
Meningkatnya kualitas Sungai dan Danau
Pemulihan Hutan dan Lahan
Daya dukung Pesisir dan Laut

Energi ramah lingkungan & berkelanjutan


Manajemen Ekosistem SDA & Lingkungan
LINGKUNGAN

Pembinaan Tenaga Kerja DIKLAT


Konservasi M
Rehabilitasi
A

EKSPLOITASI PENGOLAHAN N
S
U
D
A
BAHAN BAKU PRODUKSI KONSUMSI S
MENTAH I
LIMBAH A

MANFAAT LAIN / WISATA

IPTEK
11 R PRODUKSI BERWAWASAN LINGKUNGAN
(SUSTAINABLE PRODUCTION)
1. REFINE(HALUSKAN/PERBAIKI MUTU/TINGKAT KUALITASNYA).
2. REDUCE(KURANGI PEMAKAIAN SUMBERDAYAALAM DAN PENGELUARAN
LIMBAH).
3. REUSE(GUNAKAN KEMBALI BAHAN-BAHAN SISA YANG MASIH
DAPAT DIMANFAATKAN).
4. RECYCLE(DAURULANG/PROSES KEMBALI BAHAN-BAHAN YANG MASIH
DAPAT DIDAUR ULANG).
5. RECOVERY(SEKURANG-KURANGNYA KEMBALIKAN KUALITASKEPADA
KEADAAN LEBIH BAIK)
6. RETRIEVE(TEMUKAN KEMBALI/ KUMPULKAN BAHAN- BAHAN TERBUANG
YANG MASIH DAPAT DIMANFAATKAN)
7. REPLACE(GANTI DENGAN BAHAN/ BARANG LAIN YANG LEBIH RAMAH
LINGKUNGAN).
8. REPLANT(TANAM KEMBALI LAHAN YANG MASIH
KOSONG/GUNDUL/GERSANG).
9. RELOCATE (PINDAHKAN KE TEMPAT LAIN YANG LEBIH SESUAI/SERASI).
10. REHABILITATE(PERBAIKIKEMBALI YANG RUSAK).
11. RESTOCK(NORMALKAN CADANGAN BIBIT-BIBIT DI ALAM).
PERTUMBUHAN PENDUDUK

Banyak kota di Indonesia


mengalami ‘diseconomies
of scale’, atau ‘skala
2 disekonomi’, seperti
kemacetan lalu lintas yang
0 60 %
Penduduk
parah, polusi, dan risiko
bencana yang
2 perkotaan mengakibatkan terjadinya
peningkatan biaya
5
Kesenjangan
2 67 %
Pertumbuhan Wilayah
akibat tidak optimalnya
Penduduk sistem Kota Nasional
0 perkotaan
3
Pertumbuhan Kawasan
5 Perkotaan tidak
diimbangi dengan
penyediaan layanan
dasar dan
Infrastruktur kelas
dunia

15
TANTANGAN
KAWASAN PERKOTAAN
1 Efisiensi sumber daya perkotaan;

Belum terpenuhinya Standar


2
Pelayanan Minimal (SPM);

3 Konservasi lingkungan hidup;

Keterlibatan multi-stakeholder
4
(inklusivitas);

5 Penyediaan perumahan (backlog);

6 Identitas/ karakter perkotaan;

Daya dukung dan daya tampung


7 (cariying capacity);

8 Keterkaitan fungsi dengan kawasan


perdesaan (perkotaan dalam fungsinya
sebagai market/pusat distribusi dan
pemasaran). 16
DIIKAT OLEH
KETERPADUAN RUMAH
LINGKUNGAN
INFRASTRUKTUR HUNIAN PERUMAHAN

PERMUKIMAN

KAWASAN
PERMUKIMAN

DIDUKUNG DENGAN
TEMPAT KEGIATAN
PENDUKUNG
ILUSTRASI
(PEMERINTAHAN,
SOSIAL BUDAYA DAN KONSTRUKSI
17
EKONOMI) RUANG
(KP) Kawasan (P) Permukiman (SP)
permukiman adalah adalah bagian dari
Perumahan/Satuan (R) Rumah adalah
bagian dari lingkungan hunian
Perumahan adalah
lingkungan hidup di yang terdiri atas bangunan gedung
(LH) Lingkungan lebih dari satu kumpulan rumah yang berfungsi
luar kawasan sebagai bagian dari
lindung, baik berupa hunian adalah satuan perumahan sebagai tempat
bagian dari kawasan yang mempunyai permukiman, baik tinggal yang layak
kawasan perkotaan perkotaan maupun
maupun perdesaan, permukiman yang prasarana, sarana, huni, sarana
terdiri atas lebih dari utilitas umum, serta perdesaan, yang pembinaan keluarga,
yang berfungsi dilengkapi dengan
sebagai lingkungan satu satuan mempunyai cerminan harkat dan
permukiman. penunjang kegiatan prasarana, sarana, martabat
tempat tinggal atau dan utilitas umum
lingkungan hunian fungsi lain di penghuninya, serta
kawasan perkotaan sebagai hasil upaya aset bagi pemiliknya
dan tempat kegiatan pemenuhanrumah
yang mendukung atau kawasan
perdesaan. yang layak huni
perikehidupan dan
penghidupan.

18
Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi
segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi
satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan.
(Sumaatmadja, 1988)

Teori Doxiadis(1971)
Permukiman (Human
Settlement) adalah tempat
(ruang) untuk hidup dan
berkehidupan bagi
kelompok manusia. Unsur
permukiman:

Perumahan (Housing) adalah tempat (ruang) 19


dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal
Sumber: Bappenas, 2019
Sumber: Bappenas, 2019
Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa mengabaikan kemampuan generasi yang akan
datang untuk memenuhi kebutuhan mereka
(Bruntland Comission, 1987)

Pertanyaan krusial dalam hal ini


adalah: apakah definisi tersebut
memadai ketika digunakan
dalam konteks pembangunan
kota/permukiman?
Konsep “kota berkelanjutan”
menurut Urban 21 (2000)
adalah bagaimana meningkatkan kualitas kehidupan di sebuah kota, termasuk di
dalamnya kualitas ekologi, budaya, politik, institusi, serta komponen sosial dan ekonomi
tanpa meninggalkan beban kepada generasi yang akan datang. Suatu beban yang
dihasilkan dari berkurangnya sumber daya alam dan banyaknya hutang lokal.
MASALAH POKOK PEMBANGUNAN
1. DISTRIBUSI PENDAPATAN
FAKTORPENYEBABKETIDAKMERATAANPENDAPATAN(IRMA ADELMAN DAN
CYNTHIA TAFT MORRIS, 1973):
 PERTAMBAHANPENDUDUKYANG TINGGI → PENDAPATAN/KAPITA↓
 INFLASI
 KETIDAKMERATAAN PEMBANGUNAN ANTARDAERAH
 INVESTASI YANG BESARPADA PROYEK PADAT MODAL →
PENGANGGURAN
 RENDAHNYA MOBILITAS SOSIAL
 PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI SUBSTITUSI IMPOR → MELINDUNGI
INDUSTRI KAPITALIS
 BURUKNYA NILAI TUKARBAGI NSBDALAM PERDAGANGAN
INTERNASIONALKRNKETIDAKELASTISANPERMINTAANNEGARA-NEGARA
THD BARANG EKSPOR NSB
 HANCURNYA INDUSTRI RAKYAT
KONDISI SESEORANG ATAU MASYARAKAT YANG TIDAK DAPAT MEMENUHI
2. KEMISKINAN
KEBUTUHAN DASARNYA.

MANIFESTASINYA : KEKURANGAN GIZI, AIR BERSIH, PERUMAHAN YANG SEHAT,


PERAWATANKESEHATAN,DAN PENDIDIKAN

JENIS-JENISKEMISKINAN
• A. PENYEBAB
• KEMISKINAN ALAMIAH : KONDISI ANGGOTA MASYARAKAT YANG TIDAK/BELUM MAMPU IKUT
SERTA DALAM PROSES PEMBANGUNAN KARENA TIDAK ADA KEMAMPUAN DALAM
KEPEMILIKAN FAKTOR

PRODUKSI DAN KUALITAS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMADAI


SEHINGGA TIDAK MENDAPATKAN MANFAAT DARI PROSES
PEMBANGUNAN
• KEMISKINAN STRUKTURAL : KEMISKINAN YANG DIDERITA
MASYARAKAT KARENA STRUKTUR MASYARAKAT TIDAK DAPAT IKUT
MENGGUNAKAN SUMBER-SUMBER PENDAPATAN YANG
SEBENARNYA TERSEDIA BAGI MEREKA
B. CAKUPAN
• KEMISKINAN ABSOLUT : SEJUMLAH PENDUDUK YANG HIDUP DI BAWAH ”GARIS
KEMISKINAN” (TINGKAT PENDAPATAN MINIMUM YANG CUKUP UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN FISIK, UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP)

KESULITAN : PENENTUAN GARIS KEMISKINAN; TIDAK ADA GARIS KEMISKINAN


YANG BERLAKU UMUM (DIPENGARUHI ADAT, IKLIM, TK KEMAJUAN SUATU
NEGARA)

• KEMISKINAN RELATIF : TINGKAT PENDAPATAN SESEORANG DIBANDINGKAN


KEADAAN MASYARAKAT SEKITARNYA

INDIKATORKEMISKINAN
A. GARIS KEMISKINAN BPS

TINGKAT PENDAPATAN PER ORANG PER BULAN YANG DIANGGAP MINIMAL


DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR

B. GARIS KEMISKINAN SAJOGYO

TINGKAT KONSUMSI PER KAPITA SETAHUN YANG SAMA DENGAN BERAS


TINGKAT KONSUMSI BERAS
(KG/ORANG/TAHUN) SAJOGYO (1979)

Kategori Perdesaan Perkotaan

Nyaris miskin 480 720

Miskin 320 480

Sangat Miskin 240 360


3. PENGANGGURAN
PERTUMBUHAN ANGKATAN KERJA LEBIH BESARDARIPADA PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA

A. PENGANGGURAN TERBUKA

• MENGANGGUR KARENATIDAK MAU BEKERJADAN TDK BERUSAHA MENCARI KERJA

• MAU BEKERJATETAPITIDAK MENDAPAT PEKERJAAN

B. SETENGAH MENGANGGUR

BEKERJADENGAN JANGKA WAKTU YANG KURANG DARI WAKTU YANG SEBENARNYABISA


DILAKUKAN

C. Pengangguran Terselubung
Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena alasan tertentu, misal : seorang
sarjana yang bekerja sebagai tukang parkir
TERIMA KASIH

KITA SEHATKAN LINGKUNGAN, LINGKUNGAN SEHATKAN KITA

Anda mungkin juga menyukai