Anda di halaman 1dari 15

RACUN DDT

(DICHLORO-DIPHENYLTRICHLOROETHANE)

Pengertian Pestisida
Pestisida adalah semua bahan racun
yang digunakan untuk membunuh
organisme hidup yang mengganggu
tumbuhan, ternak dan sebagainya yang
dibudidayakan manusia untuk
kesejahteraan hidupnya.

Jenis Pestisida

Berdasarkan jenis organisme yang menjadi sasaran penggunaan pestisida:

Rodentisida berfungsi untuk membunuh binatang pengerat.


Termisida berfungsi untuk membunuh rayap.
Bakterisida berfungsi untuk membunuh bakteri.
Fungsida berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
Herbisida berfungsi untuk membunuh gulma.
Insektisida keratan segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga.
Molluskisida berfungsi untuk membunuh siput.

Berdasarkan asal bahan aktif, pestisida dapat


digolongkan menjadi:
Sintetik Anorganik : garam-garam beracun seperti
arsenat, flourida, tembaga sulfat dan garam
merkuri
Organik Organo khlorin : DDT, SHC, endrin,
dieldrin, dll.
Heterosiklik : Kepone, mirexOrganofosfat :
klorpirifos, prefonofos, dll.
Karbamat : earbofuran, SPMC, dll.Dinitrofenol :
Dinex, dll

DDT
(DICHLORO-DIPHENYLTRICHLOROETHANE)

DDT
DDT senyawa merupakan kepanjangan dari
Dichoro Diphenyl Trichlorethane (DDT)
diproduksi dengan menyampurkan
chloralhydrate dengan chlorobenzene
(Tarumingkeng).

Sejarah penggunaan DDT


Ahli Kimia Swiss Paul Hermann Mller dalam
1948 mendapatkan penghargaan nobel atas
penemuan DDT yang ampuh melawan
serangga.
Penggunaan DDT berkembang pesat setelah
perang dunia kedua, tetapi konsekuensi ekologis
belum begitu dirasakan.
Tahun 1950, ilmuan telah mempelajari bahwa
DDT akan tetap bertahan dalam lingkungan dan
ditransportasi oleh air menuju area yang lebih
jauh dari tempat pemakaiannya.

Sifat kimiawi dan fisik DDT


tak terurai melalui penguraian cahaya, biologis
maupun secara kimia,
berhalogen (biasanya klor),
daya larut dalam air sangat rendah,
sangat larut dalam lemak,
mudah menguap,
di udara dapat dipindahkan oleh angin melalui
jarak jauh,
terakumulasi dalam tubuh,
daya racun meningkat sepanjang rantai
makanan

Bahaya Penggunaan DDT

Bahan racun DDT meracuni ekosistem tanpa dapat didegradasi secara fisik
maupun biologis.
Pengaruh buruk DDT terhadap lingkungan sudah mulai tampak sejak awal
penggunaannya pada tahun 1940-an, dengan menurunnya populasi burung
elang sampai hampir punah di Amerika Serikat.
Dua sifat buruk yang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap
lingkungan hidup adalah:
1. Sifat kelarutan DDT
2. Sifat DDT yang sangat stabil dan sangat sukar terurai

Mekanisme pencemaran DDT

Cara pestisida masuk kedalam tubuh


1. Kulit
2. Pernafasan
3. Mulut

Gejala keracunan
Gejala yang ditimbulkan antara lain:

Dampak Keracunan Bagi


Kesehatan

Keracunan Kronis
a. Pada syaraf
b. Pada Hati (Liver)
c. . Pada Perut
d. Pada Sistem Kekebalan
e. Pada Sistem Hormon.

Keracunan Akut.
1.Efek akut lokal.
Bila efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena kontak
langsung dengan pestisida.
2..Efek akut sistemik.
Terjadi apabila pestisida masuk kedalam tubuh manusia dan
mengganggu sistem tubuh

Contoh Kasus
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia
atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan.
Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut
masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan
rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan
keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan
kronis, ketahuan setelah selang waktu yang lama,
setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat
pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat
bersifat karsiogenic, mutagenic , dan teratogenic.

Cara Penanganan Keracunan

jika kulit korban terkena pestisida, buka pakaian dan segeralah cuci sampai bersih
dengan air dan sabun
Jika mata korban terkena pestisida, cuci dengan air yang banyak selama 15 menit
Jika pestisida tertelan dan korban masih sadar, buatlah korban muntah.
Jika korban tidak sadar, usahakan jalan pernapasan tidak terganggu. Bersihkan
mulut dari air liur, lendir, atau makanan. Kemudian letakkan korban pada posisi
tengkurap, dengan kepala menghadap ke samping dan bertumpu pada kedua
tangannya yang ditekuk.
Jika penderita mengalami kejang, maka usahakan tidak ada yang membuat korban
cidera. Taruh bantal di bawah kepala korban, lalu longgarkan pakaian di sekitar leher.
Ganjal mulut agar korban tidak menggigit bibir dan lidahnya.
Jangan memberikan susu atau makanan berlemak pada korban keracunan pestisida,
karena pemberian susu atau makanan berlemak justru akan menambah penyerapan
zat aktif pada pestisida (DDT) oleh organ pencernaan.
Setelah itu bawalah segera penderita ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Tunjukkan kemasan pestisida yang telah meracuninya kepada para medis agar dapat
ditentukan dengan cepat penanganan yang paling tepat.

Anda mungkin juga menyukai