Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Pestisida

Kata dari pestisida yaitu pesticide (Inggris) yang artinya membunuh hama yang berasal dari kata pest =
hama dan cide yang berarti membunuh. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
24/Permentan/SR. 140/4/2011, Persyaratan dan Proses pendaftaran Pestisida, pestisida disini yaitu suatu
zat kimia dan bahan lain serat jasad renik serta virus yang dipakai dengan tujua diantaranya:

1. Mencegah bahkan membasmi hama serta penyakit yang bisa merusak tanaman.

2. Membasmi rumput.

3. Menghambat pertumbuhan yang tidak diharapkan serta mematikan daunnya.

4. Mendorong pertumbuhan tanaman.

5. Membasmi hama luar yang ada di hewan piaraan dan ternak.

6. Membasmi hama air.

Membasmi binatang atau jasad renik yang ada di bangunan, rumah tangga,

ataupun peralatan pengangkut.

8. Mencegah adanya binatang buas yang bahaya bagi manusia.

Jenis-Jenis Pestisida

Jasad pengganggu yang bisa merugikan tanaman dan hasil pertanian banyak sekali jenisnya. Penggunaan
pestisida bisa tepat waktu pada sasaran, maka sebelum melakukan pemberantasan atau pencegahan kita
harus mengetahui lebih dulu jenis-jasad pengganggunya atau yang lebih dikenal dengan istilah Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) yang bisa dikendalikan dengan pestisida. Berdasarkan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis berikut:

1. Insektisida yaitu bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa mematikan jenis
serangga.

2. Herbisida yaitu bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa mematikan tanaman
pengganggu/gulma.

3. Fungisida yaitu bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk
memberantas dan mencegah fungi/cendawan penyakit tanaman.

4. Bakterisida yaitu sesuatu yang berisi senyawa kimia beracun dan dapat dipakai dalam hal
membasmi virus dan bakteri yang menyebabkan kerusakan ataupun penyakit terhadap tanaman.

5. Nematisida yaitu sesuatu yang berisi senyawa kimia beracun dan bisa dipakai membasmi
cacing perusak tanaman

6. Akarisida yaitu sesuatu yang berisi senyawa kimia beracun dan mampu dipakai membasmi
berbagai jenis tungau.
7. Rodentisida yaitu sesuatu yang berisi senyawa kimia beracun dan bisa dipakai membasmi jenis
binatang pengerat yang merusak tanaman contohnya tikus.

8. Larvasida yaitu sesuatu yang berisi senyawa kimia beracun dipakai membasmi berbagai larva
dan ulat penyebab rusaknya daun dan batang (Wudianto, 1997).

Masalah Utama Penggunaan pestisida yang tinggi atau berlebihan

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida yang berlebihan dan terus-menerus, yakni
berupa kerusakan pada lingkungan serta terjadinya ketidakseimbangan ekosistem dan paling fatal jika
sampai dapat menimbulkan keracunan bagi manusia yang berujung pada kematian.

Dampak Negatif Pestisida

Menurut Djojosumarto (2004) dampak pestisida yang sifatnya merugikan adalah sebagai berikut:

A. Lingkungan

Salah satu sebab pencemaran lingkungan oleh pestisida adalah adanya pengendapan pestisida yang
digunakan dalam pertanian di alam ini. Pada lingkungan sekitar tanaman konsumen sekitar lingkungan
akan menyerap pestisida sehingga terangkat atau berpindah lingkungan lainnya oleh bantuan berbagai
jasad renik, angin, dan air.Pestisida yang digunakan untuk memberantas hama, gulma dan jamur pada
pertanian umumnya diarahkan pada tanaman, tetapi sebagian akan jatuh ke tanah dan lama-kelamaan
akan terjadi penumpukan di tanah dan dampaknya dapat menyebabkan tanah kurang subur.Faktor yang
mempengaruhi pengendapan pestisida dalam tanah adalah:

a. Kemungkinan absorbsi pestisida oleh partikel-partikel tanah dan bahan organic, akibat air
hujan sehingga pestisida tergabung dengan air dan atau menguap karena panas matahari serta
kegiatan jasad renik.

b. Sifat pestisida itu sendiri, seperti daya larut dalam air dan daya menguap.Air merupakan media
utama bagi transportasi pestisida untuk menyebar di tanah. Pestisida bisa bergerak ke daerah lain
dengan adanya debu ataupun air. Dan bisa terjadi penguapan karena tingginya suhu. Pestisida
yang ada di udara dan di dalam debu sebagai uap dapat kembali ke tanah bersama
hujan/pengendapan debu. Penguapan pestisida biasanya bersama-sama dengan penguapan debu.

B. Kesehatan manusia

Kesehatan sangat berpengaruh terhadap cara pemakaian pestisida secara berlebih atau tidak sesuai dengan
aturan, seperti gangguan kesehatan. Mengalami yang namanya keluhan kesehatan itu ketika seorang
manusia mengalami sakit akut, kronis, criminal, kecelakaan, bahkan gangguan pada kejiwaan serta
lainnya. Gejala keracunan yang kronis pestisida sulit untuk diketahui akibatnya karena gejala tidak
langsung terasa, sedangkan gejala keracunan akut pestisida yang segera dapat dirasakan sebagai berikut:

a. Sakit kepala

Merupakan penyakit yang menimbulkan sensasi nyeri di kepala serta dapat menjalar ke organ
sekitarnya. Sakit kepala dapat terjadi dalam hitungan menit ataupun hari. Sakit kepala juga dapat
terjadi pada segala usia dan segala kalangan. Gejala sakit kepala juga hanya timbul ketika
kondisi tubuh kurang baik selama beberapa waktu secara berulang.

b. Pusing

Pusing sendiri merupakan sakit pada bagian kepala yang membuat penderita merasa berputar-
putar bahkan dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Bahkan dalam keadaan tertentu, pusing
juga dapat membuat penderita jatuh pingsan.

c. Sesak Nafas

Sesak nafas merupakan kejadian penyakit yang ketika terjadi menyebabkan penderita sulit
bernapas akibat dari saluran napas bagian bawah mengalami penyempitan dan mengeluarkan
bunyi ngik saat bernapas dan biasanya disebut penyakit bengek ataupun mengi, napas jadi harus
cepat dan terengap engap (bayi > 50 kali/menit; 1 - 4 tahun > 40 kali/menit; 5 tahun ke atas > 30
kali/menit), akibatnya oksigen yang masuk kepernapasan berkurang dan membuat bibir serta
kuku menjadi warna kebiruan.

d. Diare/buang-buang Air

Jika ketika buang air besar tinja yang keluar cair/encer dan biasanya ada darah ataupun lender,
dan mengalami buang air besar sangat sering sampai 3 kali dalamsehari ini biasanya disebut
penyakit diare. Bahkan bisa menyebabkan muntah berlebih dan kesadaran menurun dan biasa
disebut mencret.

e. Mata Berair

Mata berair merupakan kondisi dimana mata berair secara terus menerus/ berlebihan. Mata berair
nisa disebabkan oleh berbagai hal mulai dari alergi hingga infeksi bakteri. Meskipun tidak
berbahaya namun bisamenimbulkan iritasi dan mengganggu daya lihat bila dibiarkan terjadi terus
menerus.

f. Muntah

Muntah merupakan keluarnya makanan secara paksa dari perutmelalui tenggorokan. Makanan
keluar dari mulut, atau kadang melalui hidung. Muntah dapat terjadi dengan sengaja atau tidak,
dan lebih dilihat sebagai gejala daripada sebuah kondisi.

g. Mual

Mual adalah sensasi ingin muntah dan selalu mendahului, sebelumseseorang muntah, namun
tidak semua rasa mual membuat makanan keluar secara paksa. Sebaliknya, muntah juga tidak
selalu dibarengi dengan mual.
Penggolongan Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) penggolongan pestisida berdasarkan rumus kimia :

Organofosfat. Insektisida dari beberapa perkelompok organofosfat biasanya sangat beracun, namun
perubahannya sangat gampang di proses bagi alam dan sifatnya tidak tetap. Organofosfat terdiri dari
ikatan karbon dan fosfatida. Ini berperan menjadi racun kontak, racun perut, serta ada yang racun inhalasi
(pernafasan). Jenis ini adalah racun pada saraf yang mampu menghambat kolin esterase (ChE) yang
menyebabkan serangga sasaran menjadi lumpuh dan mati.

Organoklorin. Golongan ini terdiri atas ikatan karbon, klorin, dan hidrogen, Insektisida ini sedikit
digunakan di negara berkembang karena secara kimia bahwa insektisida organoklor adalah senyawa yang
tidak reaktif, memiliki sifat yang tahan atau persisten, baik dalam tubuh maupun dalam lingkungan
memiliki kelarutan sangat tinggi dalam lemak dan memiliki kemampuan terdegradasi yang lambat.
Piretroid. Insektisida dari kelompok ini piretroid yaitu insektisida jenis sintetik yaitu analog/tiruan dari
piretrum. Efikasi biologinya beranekaragam sesuai dengan bahan aktifnya masing-masing. Banyak
piretroid yang menyebabkan racun kontak kuat sekali. Beberapa diantaranya adalah tetrametrin yang
memiliki sifat knock down effect sangat kuat. Senyawa-senyawa yang fotostabil, misalnya sipermetrin
dan tau-pluvinat juga bertindak sebagai racun perut. Oleh karena sifat senyawanya yang kuat, insektisida
piretroid tidak bisa menembus jaringan tanaman sehingga tidak memiliki sifat sistemik.Karbamat. Racun
saraf yang menghalangi kolin esterase (ChE).Karbamat hambatannya dapat dikembalikan atau pulih.
Jenis pestisida ini bisa di urai serta tidak terakumulasi karena jaringan dari lemak hewan (Djojosumarto,

2008).

Cara atau metode aplikasi

Secara umum, metode aplikasi mempelajari cara agar pestisida yang kita aplikasikan sampai ke sasaran
dan tetap berada di bidang sasarannya (tanah, daun, gulma). Kalangan pertanian, pestisida diaplikasikan
dengan berbagai cara atau metode yaitu :

1. Penyemprotan/spraying. Penyemprotan yaitu cara yang sering dipakai oleh pengguna pestisida,
dengan sekitar 75% dengan penyemprotan baik di udara ataupun darat. Ketika menyemprotkan
pestisida dicampur dengan air dan dipecah dari cerat/spuyer dan jadi butir
semprot/doplet.Formulasi yang digunakan dengan cara disemprotkan terdiri dari WSC, FW, WP,
EC, EW, WDG, dan SP yang selanjutnya didistribusikan ke bidang sasaran penyemprotan. Dan
yang memakai volume ultra rendah memakai formulasi ULV. Metode spraying juga dilakukan
dengan cara pengabutan (mistblowing). Penyemprotan menggunakan berbagai macam alat
penyemprot(sprayer), sedangkan pengabutan (mist blowing) menggunakan alat pengabut (mist
blower).
2. Pengasapan/fogging. Fogging yaitu butiran semprot yang halus karena dengan penyemprotan
volume ultra rendah. Yang membedakan dengan penyemprotan lainnya pengasapan (thermal
fogging, hot fog) dicampur pestisida dengan solvent yang biasanya minyak di panaskan sampai
jadi seperti kabut asap yang halus. Ini biasanya digunakan untuk mencegah hama tanaman/hama
gudang/penyakit yang ada di sekitar tanaman.
3. Penghembusan/dusting. Dusting salah satu cara penggunaan pestisida dengan bentuk seperti
tepung dan dihembuskan memakai alat khusus hembus atau disebut duster. Penaburan pestisida
butiran/granule distibution,broadcasting Penaburan pestisida butiran yaitu pestisida yang
berbentuk butir butir dan ditaburkan menggunakan tangan ataupun alat khususnya.
4. Fumigasi/fumingation. Fumigasi yaitu cara menggunakan pestisida fumigant ada yang cair, pada,
ataupun gas jika dalam ruang tertutup. Cara ini biasanya dilakukan agar menjaga hasil panen
seperti biji bijian dari gangguan hama serta penyakit yang bisa merusak. Cara ini dengan
memasukkan pestisida di dalam ruang gedung baik cair dan padat menjad gas beracun supaya
membasmi OPT target dalam ruang gedung itu.
5. Injeksi/injection. Injeksi yaitu cara menggunakan pestisida dengan pestisidanya diinjeksi ke
dalam bagian batang menggunakan alat ataupun member batangnya. Cara ini akan menghambat
atau membasmi OPT target dengan aliran cairan tanaman dan digunakan dalam sterilisasi
tanah.Penyiraman/drenching, pouring on.
6. Penyiraman yaitu cara pengaplikasian pestisida disiramkan pada sekitaran akan agar membasmi
penyakit dan hama sekitaran akar dan bisa juga di sarang semut Aerosol. Aerosol mirip dengan
fogging, tetapi tidak menggunakan pemanasan. Aerosol banyak digunakan pada aplikasi pestisida
(insektisida) rumah tangga dan pengendalian vektor penyakit.Perawatan benih (seed treatment).
Perawatan benih dengan segala modifikasinya yaitu bentuk pengaplikasian pestisida agar
melindungi benih supaya bebas dari organisme pengganggu.

Waktu Aplikasi Pestisida

Berdasarkan rentang waktu insektisida dan fungisida digunakan, terdapat beberapa terminology yang
perlu diketahui sebagai berikut:

a. Penggunaan secara preventif

Aplikasi preventif adalah aplikasi insektisida dan fungisida sebelum ada serangan hama dana tau
penyakit, dengan tujuan untuk melindungi pertanaman dari kemungkinan serangan hama.

b. Penggunaan secara kuratif

Berbeda dengan cara preventif, kuratif dilaksanakan keika serangan hama sudah ada dan
membasminya.

c. Penggunaan dengan Jadwal Tetap atau Sistem Kalender

Dalam hal ini insektisida dan fungisida diaplikasikan dengan jadwal tetap, misalnya seminggu
sekali. Penyemprotan cara ini juga merupakan bagian dari cara preventif, namun dilakukan ketika
hama dan penyakit yang belum pasti ada, lebih boros dan berbahaya untuk konsumen, pengguna,
bahkan lingkungan.

Dosis Pestisida

Jumlah pestisida yang digunakan untuk setiap satuan luas lahan disebut dosis (kg/ha, liter/ha, ml/pohon).
Aplikasi penyemprotan lebih sering menggunakan takaran lain, yaitu konsentrasi. Konsentrasi merupakan
banyaknya pestisida yang harus dicampur ke dalam setiap liter air (ml/liter, gram/liter). Jika konsentrasi
aplikasi digunakan, kita harus selalu mempertimbangkan volume semprot (banyaknya pestisida yang
digunakan untuk menyemprot setiap satuan luas lahan, liter/ha) agar terdapat imbangan yang baik antara
dosis dan konsentrasi. Volume penyemprotan yaitu volume cairan pestisida untuk luas area
penyemprotan. Apabila pada bungkus pestisida menunjukkan menggunakan dosis 0,5 l/ha bersama
volume larutan 400 l air/ha, jadi konsentrasi formulasinya yaitu 500/400 = 1,25 ml/l.

Mempertimbangkan Keadaan Cuaca

Ketika Menentukan Waktu Pengaplikasian Hal hal yang harus diperhatikan yaitu (Djojosumarto, 2004):

1. Gerakan udara. Gerakan udara yang dimaksud yaitu gerakan udara kesamping atau disebut
horizontal yang biasa dikatakan angin, serta gerakan udara keatas atau disebut gerakan vertical
ataupun termal. Sangat penting adanya angin yang pelan ketika melakukan pengaplikasian
pestisida karena bisa menjangkau bagian tanaman yang sulit.
2. Presipitasi. Lihat kondisi apakah akan hujan, jika kondisi tampak akan hujan, jangan melakukan
penyemprotan karena bisa menyebabkan pestisida hilang dan terjadi efikasi yang menurun, dan
lingkungan akan tercemar.
3. Kelembaban udara. Di Negara Indonesia, kelembaban udara sangat baik sehingga tidak jadi
penghalang bagi pengguna untuk mengaplikasikan pestisida, namun tetap harus diperhatikan
cuaca yang sangat ekstrim kering tidak baik untuk penggunaan pestisida.
4. Suhu udara. Suhu udara bisa meyebabkan penguapan dimana udara menguap ke atas dan
penyebaran droplet tidak baik karena sangat halus serta terus bertambah. Bagi pengguna juga
akan mengalami gangguan dimana merasa tidak nyaman karena berkeringat sampai membuat
tangan reflek mengusap keringat dari wajah dan berisiko wajah terkontaminasi pestisida yang
berbahaya bagi manusia.

Anda mungkin juga menyukai