Anda di halaman 1dari 12

Topik : Dampak Pengunaan Pestisida yang Salah terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Tanggal : 19 Agustus 2020

Tempat : Prodi D3 Kebidanan Bojonegoro

Pemateri : Dr. Mamik, M.Kes

Pengertian

Pembasmi hama atau Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan,
menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama")
yang diberi akhiran cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus,
gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya,
tapi tak selalu, beracun. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun"
tergantung dari sasarannya.
Penggunaan pestisida dalam pembangunan di berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan
masyarakat, perdagangan dan industri semakin meningkat. Pestisida terbukti mempunyaiperanan
yang penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Pada bidang pertanian termasuk pertanian
rakyat maupun perkebunan yang dikelola secara profesional dalam skala besar menggunakan
pestisida yang sebagian besar adalah golongan organofosfat.
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk
mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah
peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan dan
bidang pertanian.
Manfaat Pestisida

Dalam PP No.7 Tahun 1973 yang dimaksud dengan pestisida yaitu semua zat kimia atau bahan
lain serta jazad renik atau virus.

Adapun dari zat kimia ini memiliki banyak manfaat untuk tumbuhan diantaranya yaitu.

1. Untuk memberantas dan mencegah hama penyakit yang merusak tumbuhan pada bagian
tumbuhan atau hasil pertanian
2. Untuk memberantas rerumputan yang ada di sekitar tanaman
3. Untuk mematikan daun serta mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
4. Untuk mengatur dan merangsang pertumbuhan pada bagian-bagian tanaman. Bukan
termasuk dengan pupuk
5. Untuk mencegah serta memberantas hama luar pada hewan peliharaan
6. Untuk mencegah hama air
7. Untuk memberantas binatang atau jasad renik yang ada di lingkungan sekitar kita baik itu
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkut
8. Untuk memberantas binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia

Jenis-Jenis Pestisida

Pestisida digunakan untuk membasmi hama, baik yang berupa tumbuhan, serangga, maupun
hewan lain di lingkungan kita. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestısida
digolongkan menjadi  7 macam yaitu insektisida untuk membasmi serangga, herbisida untuk
membasmi gulma, nematısida untuk membasmi nematoda (cacing), fungisida untuk
membasmi jamur atau cendawan, rodentisida untuk membasmi binatang pengerat , bakterisida
untuk membasmi bakteri, dan akarisida untuk membasmi tungau atau kutu.

1. Insektisida

Insektisida adalah pestisida untuk memberantas serangga, seperti nyamuk, kecoak, kutu
busuk, rayap, semut, belalang, wereng, ulat, dan sebagainya. Pestisida jenis ini sering kita jumpai
di lingkungan sekitar. Contoh insektisida antara lain diazinon, tiodan, basmion, basudin,
propoksur, diklorovinil dimetil fosfat, timbel arsenat, dan magnesıum fluorosilikat

2. Herbisida

Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma atau tumbuhan
pengganggu, seperti eceng gondok, rumput teki, dan alang-alang. Alang-alang dapat dikatakan
sebagai hama tanaman karena alang-alang menyerap semua zat makanan yang ada dalam tanah.
Contoh herbisida antara lain gramoxone, totacol, pentaklorofenol, dan amonium sulfonat

3. Nematisida

Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama cacing. Hama ini sering merusak
akar atau umbi tanaman. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya
sebaiknya tiga minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas cacing, pestisida ini juga
dapat memberantas serangga dan jamur. Contoh nematisida adalah oksamil dan natrium metam

4. Fungisida

Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur atau


cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh fungisida yaitu
timbel (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, tembaga oksiklorida, dan natrium dikromat.

5. Rodentisida

Rodentisida adalah pestisida untuk memberantas hama berupa binatang pengerat


misalnya tikus. Umumnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras
atau jagung. Penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan hewan ternak yang
memakannya. Contoh rodentisida adalah warangan (senyawa arsen) dan thalium sulfat.

6. Bakterisida

Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh
bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang meyerang
tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas.
Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai
dengan dosis..tertentu.

7. Akarisida

Akarisida atau disebut juga mitisida adalah pestisida yang digunakan untuk membunuh
tungau atau kutu dan laba-laba. Tungau adalah binatang kecil yang besarnya kurang dari 0,5 mm
berkaki 8 dan berkulit lunak. Warnanya ada yang merah, kuning, ada pula yang hijau. Dengan
tubuhnya yang sangat kecil, tungau mudah tersebar melalui angina, terbawa manusia, binatang,
alat pertanian, biji dan lainnya. Bagian tanaman yang diserang adalah daun, batang, dan buah.
Bagian tanaman yang diserangnya akan mengalami perubahan warna, bentuk, timbul bisul-bisul,
atau buah rontok sebelum waktunya.

Dampak Pemberian Pestisida

Memang dapat diakui , pestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan. Diantaranya,
cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih
panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta
mudah diangkut dan disimpan. Manfaat yang lain,  secara ekonomi  penggunaan pestisida relatif
menguntungkan. Namun, bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk.
Akhir-akhir ini disadari bahwa pemakaian pestisida, khususnya pestisida sintetis ibarat
pisau bermata dua. Dibalik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian,
terselubung bahaya yang mengerikan. Tak bisa dipungkiri, bahaya  pestisida semakin nyata
dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Kerugian
berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokkan atas 3 bagian : (1).
Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, (2). Pestisida berpengaruh buruk
terhadap kualitas lingkungan, dan (3). Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad
penganggu tanaman.
1. Pestisida Berpengaruh Terhadap Kesehatan Manusia

Jika digunakan dalam jangka panjang, paparan pestisida berisiko menimbulkan beberapa

masalah kesehatan bagi manusia, seperti di bawah ini. (Oka 1995)

a. Gangguan Kesehatan Reproduksi

Setiap pestisida bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi. Endosulfan misalnya,

menghasilkan tertundanya masa pubertas pada anak laki-laki, sementara atrazin

menyebabkan masalah menstruasi, jumlah sperma rendah, dan bayi dengan berat badan

saat lahir rendah. Pestisida lain, seperti alachlor dan diazinon dapat mengakibatkan

penyimpangan sperma. Selain masalah reproduksi ini, paparan pestisida juga telah

dikaitkan dengan keguguran dan masalah kesuburan.

b. Kesehatan Otak

Ada pestisida tertentu yang mempengaruhi perkembangan neuron dan struktur otak,

yang dapat berdampak pada proses pembelajaran dan memori. Neonicotinoids,

organofosfat, dan karbamat adalah beberapa pestisida yang berbahaya bagi otak.

Pestisida ini juga mengganggu transmisi sinyal saraf dan menyebabkan kebingungan.

Pestisida ini merupakan masalah bagi semua orang, terutama bagi wanita hamil karena

bayi yang belum lahir bisa terkena bahan kimia ini ketika otak mereka berkembang.

Karena penggunaan pestisida tersebar begitu luas, satu-satunya cara untuk mencegah
paparan pestisida dan masalah perkembangan otak adalah dengan membeli produk

organik.

c. Paru-paru dan sistem pernafasan

Efek jangka panjang terutama disebabkan iritasi (menyebabkan bronkhitis atau

pneumonitis). Pada kejadian luka bakar, bahan kimia dalam paru-paru yang dapat

menyebabkan udema pulmoner (paru-paru berisi air), dan dapat berakibat fatal.

Sebagian bahan kimia dapat mensensitisasi atau menimbulkan reaksi alergik dalam

saluran nafas yang selanjutnya dapat menimbulkan bunyi sewaktu menarik nafas, dan

nafas pendek. Kondisi jangka panjang (kronis) akan terjadi penimbunan debu bahan

kimia pada jaringan paru-paru sehingga akan terjadi fibrosis atau pneumokoniosis.

d. Hati

Bahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut hipotoksik. Kebanyakan

bahan kimia menggalami metabolisme dalam hati dan oleh karenanya maka banyak

bahan kimia yang berpotensi merusak sel-sel hati. Efek bahan kimia jangka pendek

terhadap hati dapat menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis

(kematian sel), dan penyakit kuning. Sedangkan efek jangka panjang berupa sirosis

hati dari kanker hati.

e. Sistem syaraf

Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin. Pemaparan

terhadap bahan kimia tertentu dapat memperlambat fungsi otak. Gejala-gejala yang

diperoleh adalah mengantuk dari hilangnya kewaspadaan yang akhirnya diikuti oleh
hilangnya kesadaran karena bahan kimia tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan

kimia yang dapat meracuni sistem enzim yang menuju ke syaraf adalah pestisida.

Akibat dari efek toksik pestisida ini dapat menimbulkan kejang otot dan paralisis

(lurnpuh). Di samping itu ada bahan kimia lain yang dapat secara perlahan meracuni

syaraf yang menuju tangan dan kaki serta mengakibatkan mati rasa dan kelelahan.

f. Darah dan sumsum tulang

Sejumlah bahan kimia seperti arsin, benzen dapat merusak sel-sel darah merah

yang menyebabkan anemia hemolitik. Bahan kima lain dapat merusak sumsum tulang

dan organ lain tempat pembuatan sel-sel darah atau dapat menimbulkan kanker darah.

g. Jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)

Sejumlah pelarut seperti trikloroetilena dan gas yang dapat menyebabkan

gangguan fatal terhadap ritme jantung. Bahan kimia lain seperti karbon disulfida

dapat menyebabkan peningkatan penyakit pembuluh darah yang dapat menimbulkan

serangan jantung.

h. Kulit

Banyak bahan kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis atau dapat

menyebabkan sensitisasi kulit dan alergi. Bahan kimia lain dapat menimbulkan

jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo), mengakibatkan kepekaan terhadap sinar

matahari atau kanker kulit.

i. Kanker Payudara

Penelitian dari Boada dkk (2012) di Spanyol, mendapatkan kandungan

organoklorin pada wanita sehat dibandingkan dengan pasien kanker payudara


menunjukan hasil yang sangat berbeda. Ini menunjukkan bahwa campuran pestisida

organoklorin dapat memainkan peran yang penting terhadap risiko kanker payudara.

2. Pestisida Berpengaruh Buruk Terhadap Kualitas Lingkungan

Masalah yang banyak diprihatinkan dalam pelaksanaan program pembangunan yang


berwawasan lingkungan adalah masalah pencemaran yang diakibatkan penggunaan
pestisida di bidang pertanian, kehutanan,  pemukiman, maupun di sektor kesehatan.
Pencemaran pestisida terjadi karena adanya residu yang tertinggal di lingkungan fisik dan
biotis disekitar kita. Sehingga akan menyebabkan kualitas lingkungan hidup manusia
semakin menurun.
Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi
lingkungan dan kesehatan manusia. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar
melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya.
Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis
pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun. Dari beberapa hasil monitoring
residu  yang dilaksanakan, diketahui bahwa saat ini residu pestisida hampir ditemukan di
setiap tempat lingkungan sekitar kita. Kondisi ini secara tidak langsung dapat
menyebabkan pengaruh negatif terhadap  organisma bukan sasaran. Oleh karena sifatnya
yang beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada
lingkungan menjadi masalah.
Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air
sumur, maupun di udara. Dan yang paling berbahaya racun pestisida kemungkinan
terdapat di dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, seperti sayuran dan buah-
buahan.
Aplikasi pestisida dari udara jauh memperbesar resiko pencemaran, dengan adanya
hembusan angin. Pencemaran pestisida di udara tidak terhindarkan pada setiap aplikasi
pestisida. Sebab hamparan yang disemprot sangat luas. Sudah pasti, sebagian besar
pestisida yang disemprotkan akan terbawa oleh hembusan angin ke tempat lain yang
bukan target aplikasi, dan mencemari tanah, air dan biota  bukan sasaran.
Pencemaran pestisida yang diaplikasikan di sawah beririgasi sebahagian besar
menyebar di dalam air pengairan, dan terus ke sungai dan akhirnya ke laut. Memang di
dalam air terjadi pengenceran, sebahagian ada  yang terurai dan sebahagian lagi tetap
persisten. Meskipun konsentrasi residu mengecil, tetapi masih tetap mengandung resiko
mencemarkan lingkungan. Sebagian besar pestisida yang jatuh ke tanah yang dituju akan
terbawa oleh aliran air irigasi.
Di dalam air, partikel pestisida tersebut akan diserap oleh mikroplankton-
mikroplankton. Oleh karena pestisida itu persisten, maka konsentrasinya di dalam tubuh
mikroplankton  akan meningkat sampai puluhan kali dibanding dengan pestisida yang
mengambang di dalam air. Mikroplankton-mikroplankton tersebut kelak akan dimakan
zooplankton. Dengan demikian pestisida tadi ikut termakan. Karena sifat persistensi yang
dimiliki pestisida, menyebabkan konsentrasi di dalam tubuh zooplankton meningkat lagi
hingga puluhan mungkin ratusan kali dibanding dengan yang ada di dalam air. Bila
zooplankton zooplankton tersebut dimakan oleh ikan-ikan kecil, konsentarsi pestisida di
dalam tubuh ikan-ikan tersebut lebih meningkat lagi. Demikian pula  konsentrasi
pestisida di dalam tubuh ikan besar yang memakan ikan kecil tersebut. Rantai konsumen
yang terakhir yaitu manusia yang mengkonsumsi ikan  besar, akan menerima konsentrasi
tertinggi dari pestisida tersebut.
Model pencemaran seperti yang dikemukakan, terjadi melalaui rantai makanan,
yang bergerak dari aras tropi yang terendah menuju aras tropi yang tinggi. Mekanisme
seperti yang dikemukakan, diduga terjadi pada kasus pencemaran Teluk Buyat di
Sulawesi, yang menghebohkan sejak tahun lalu. Diduga logam-logam berat limbah
sebuah industri PMA telah terakumulasi di perairan Teluk Buyat. Sekaligus
mempengaruhi secara negatif biota perairan, termasuk ikan-ikan yang dikonsumsi
masyarakat setempat.
Kasus pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida dampaknya tidak
segera dapat dilihat. Sehingga sering kali diabaikan dan terkadang dianggap sebagai
akibat sampingan yang tak dapat dihindari. Akibat pencemaran lingkungan terhadap
organisma biosfer, dapat mengakibatkan kematian dan menciptakan hilangnya spesies
tertentu yang bukan jasad sasaran. Sedangkan kehilangan satu spesies dari muka bumi
dapat menimbulkan akibat negatif jangka panjang yang tidak dapat diperbaharui.
Seringkali yang langsung terbunuh oleh penggunaan pestisida adalah spesies serangga
yang menguntungkan seperti lebah, musuh alami hama, invertebrata, dan bangsa burung.
(Mulyani 1982)
Di daerah Simalungun, diketahui paling tidak dua jenis spesies burung yang
dikenal sebagai pengendali alami hama serangga, saat ini sulit diketemukan dan mungkin
saja sedang menuju kepunahan.  Penyebabnya, salah satu adalah akibat pengaruh buruk
pestisida terhadap lingkungan, yang tercemar melalui rantai makanan.
Spesies burung Anduhur Bolon, disamping pemakan biji-bijian, juga dikenal
sebagai predator serangga, khususnya hama Belalang (famili Locustidae) dan hama
serangga Anjing Tanah (famili Gryllotalpidae). Untuk mencegah gangguan serangga
Gryllotalpidae yang menyerang kecambah padi yang baru tumbuh, pada saat bertanam
petani biasanya mencampur benih padi dengan pestisida organoklor seperti Endrin dan
Diendrin yang terkenal sangat ampuh mematikan hama serangga. Jenis pestisida ini
hingga tahun 60-an masih diperjual-belikan secara bebas, dan belum dilarang
penggunaaanya untuk kepentingan pertanian.
Akibat efek racun pestisida, biasanya 2 – 3 hari setelah bertanam serangga-
serangga Gryllotalpidae  yang bermaksud memakan kecambah dari dalam tanah, 
mengalami mati massal  dan  menggeletak diatas permukaan tanah.  Bangkai serangga ini
tentu saja menjadi makanan yang empuk bagi burung-burung  Anduhur Bolon, tetapi
sekaligus mematikan spesies burung pengendali alami tersebut.
Satu lagi, spesies burung Tullik. Burung berukuran tubuh kecil ini diketahui
sebagai predator ulat penggerek batang padi (Tryporiza sp). Bangsa burung Tullik sangat
aktif mencari ulat-ulat yang menggerek batang padi, sehingga dalam kondisi normal
perkembangan serangga hama penggerek batang padi dapat terkontrol secara alamiah
berkat jasa burung tersebut. Tetapi seiring dengan pesatnya pemakaian pestisida,
terutama penggunaan pestisida sistemik, populasi burung tersebut menurun drastis.
Bahkan belakangan ini, spesies tersebut sulit diketemukan. Hilangnya spesies burung ini,
akibat  efek racun yang terkontaminasi dalam tubuh ulat padi, yang dijadikan burung
Tullik sebagai makanan utamanya

Belakangan ini, penggunaan  pestisida memang sudah diatur dan dikendalikan.


Bahkan pemerintah melarang peredaran jenis pestisida tertentu yang berpotensi
menimbulkan dampak buruk. Tetapi sebahagian sudah terlanjur. Telah banyak terjadi
degradasi lingkungan berupa kerusakan ekosistem, akibat penggunaan pestisida yang
tidak bijaksana. Salah satu contohnya adalah hilangnya populasi spesies predator hama,
seperti yang dikemukakan diatas. (Hidayat 1981)
Daftar Pustaka
Hidayat Natawigena dan G. Satari. 1981. Kecenderungan Penggunaan Pupuk dan Pestisida

dalam Intensifikasi Pertanian dan Dampak Potensialnya Terhadap Lingkungan . Seminar

terbatas  19 Maret 1981 Lembaga Ekologi Unpad Bandung.

Mulyani, S. dan M. Sumatera. 1982. Masalah Residu Pestisida pada Produk

Hortikultura. Simposium Entomologi, Bandung 25 – 27 September 1982.

Oka, Ida Nyoman. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di

Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai