Anda di halaman 1dari 6

INSEKTISIDA

LAPORAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI JASA
MAKANAN DAN GIZI
SEKOLAH VOKASI IPB
Oleh Kelompok 10 Kelas A2
Pembimbing : RosydaDianah, SKM, MKM

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Suatu bahaya kimia adalah jenis bahaya pekerjaan yang disebabkan oleh
paparan bahan kimia di tempat kerja. Paparan bahan kimia di tempat kerja
dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan baik akut maupun jangka
panjang. Terdapat banyak jenis bahan kimia berbahaya, seperti neurotoksin,
zat imun, zat dermatologi, karsinogen, racun reproduksi, racun sistemik,
asmagen, zat pneumokoniotik, dan pemeka. Bahaya ini dapat menyebabkan
risiko fisik dan/atau kesehatan. Berdasarkan bahan kimianya, bahaya yang
terlibat dapat bervariasi, sehingga penting untuk mengetahui dan menerapkan
APD terutama pada laboratorium.
Pestisida merupakan suatu zat yang dapat bersifat racun namun disisi lain
pestisida sangat dibutuhkan oleh petani untuk melindungi tanamannya.
Pestisida bisa digunakan untuk membunuh hama baik yang berupa tumbuhan,
serangga maupun hewan lain di lingkungan sekitar. Berdasarkan jenis hama
yang diberantas, pestisida digolongkan menjadi insektisida, herbisida,
nematisida, fungisida, dan rodentisida.
Kata Insektisida secara harfiah berarti pembunuh serangga, yang berasal
dari kata “insekta” = serangga dan kata latin “cida”= pembunuh. Insektisida
secara umum adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh
serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida merupakan salah satu
jenis dari pestisida (pembunuh hama) sedangkan kelompok pestisida lainnya
antara lain rodentisida (racun binatang pengerat), akarisida (racun tungau dan
caplak), fungisida (racun cendawan), herbisida (racun gulma / tumbuhan
pengganggu), dan lain-lain.
Fungisida meruapakan bahan yang mengandung senyawa kimia beracun
yang digunakan untu memberantas dan mencegah jamur (Wudianto, 2007).

1.2. Tujuan
1. Memahami definisi Insektisida dan Fungsida
2. Mengetahui macam-macam Insektisida
3. Mengetahui bahaya memakai Insektisida
4. Mengidentifikasi gejala klinik keracunan Insektisida
2. Pembahasan
2.1. Insektisida
a. Definisi Insektisida
Insektisida merupakan pestisida atau bagian dari pestisida yang
berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol hama serangga. Insektisida
dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku,
perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta
aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga
pengganggu tanaman. Insektisida merupakan kelompok pestisida yang
terbesar dan terdiri atas beberapa sub kelompok kimia yang berbeda

b. Sub Kelompok Kimia Insektisida


Insektisida merupakan pestisida yang terbesar dan terdiri atas
beberapa sub kelompok kimia yang berbeda yaitu:

1. Organoklorin. Merupakan insektisida chlorinated hydrocarbon secara


kimiawi tergolong insektisida yang relative stabil dan kurang relative
stabil dan kurang reaktif, ditandai dengan dampak residunya yang lama
terurai di lingkungan. Salah satu insektisida organoklorin yang terkenal
adalah DDT. Kelompok organoklorin merupakan racun terhadap susunan
saraf baik pada serangga maupun mamalia. Keracunan dapat bersifat akut
atau kronis. Keracunan bersifat karsinogenik (kanker).

2. Organofosfat. Insektisida ini merupakan ester asam fosfat atau asam


tiofosfat. Pestisida ini umumnya merupakan racun pembasmi serangga
yang paling toksik secara akut terhadap binatang bertulang belakang
seperti ikan, burung, cicak, dan mamalia.

3. Karbamat, kelompok ini merupakan ester asam N-metilkarbamat.


Bekerja menghambat asetilkolinesterase. Jika timbul gejala maka tidak
akan bertahan lama dan cepat kembali normal. Pada umumnya, pestisida
kelompok ini dapat bertahan dalam tubuh antara 1 sampai 24 jam sehingga
cepat diekskresikan.

c. Bahaya Insektisida

1. Hama menjadi kebal (resisten)


2. Peledakan hama baru (resurjensi)
Penggunaan insektisida yang berlebihan justru mengakibatkan hama kebal
terhadap insektisida sehingga terjadi resurjensi.
3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4. Terbunuhnya musuh alami
Musuh-musuh alami seperti tikus yang mampu membunuh serangga justru
mati karena insektisida buatan. Hal itu membuat eksistensi serangga
meningkat sedangkan jumlah musuh alami menurun.
5. Pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia
Residu yang tertinggal menyebabkan turunnya populasi hewan tanah. Hal
itu berakibat pada berkurangnya tingkat kesuburan tanah. Tak jauh
berbeda, lingkungan perairan yang tercemar menyebabkan satwa yang
hidup di dalam dan sekitarnya turut tercemar bahkan insektisida yang
dikonsumsi oleh ikan membuat manusia yang memakan ikan-ikan tersebut
terserang penyakit atau kematian.
6. Tidak ramah lingkungan
7. Harganya mahal
8. Membahayakan kesehatan manusia
Jika manusia mengkonsumsi makanan yang mengandung residu pestisida
dengan kadar 100 g setiap hari maka dalam setahun manusia
mengkonsumsi bahan aktif pestisida sekitar 5,5-12,75 g setara dengan ¾
liter atau ½ kaleng racun nyamuk yang jika diminum dapat menimbulkan
kematian.
9. Matinya organisme yang berguna
Insektisida dapat membunuh hewan-hewan tanah yang bermanfaat dalam
proses menyuburkan tanah.

d. Gejala dan Tanda Keracunan Insektisida


1. Insektisida organoklorin
Mual, muntah, gelisah, pusing, lemah, rasa geli atau menusuk pada
kulit, kejang otot, dan tidak sadar. Tidak ada antidote langsung untuk
mengatasi keracunan. Obat yang diberikan hanya mengurangi gejala
seperti anti konvulsi dan pernafasan buatan.

2. Insektisida Organofosfat dan Karbamat


Lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera makan, mual, kejang perut,
diare, penglihatan kabur, keluar air mata, keringat, tremor, dan denyut
jantung melambat. Gejala keracunan karbamat cepat muncul namun cepat
hilang jika dibandingkan dengan organofosfat. Antidot: atropine atau
pralidoksim.

2.2. Fungisida
a. Definisi
Fungisida adalah senyawa kmia beracun untuk memberantas dan
mencegah perkembangan fungi/jamur. Penggunaan fungisida adalah termasuk
dalam pengendalian chemis (kimia). Adapun keuntungan yang diperoleh adalah:
mudah diaplikasikan, memerlukan sedikit tenaga kerja, penggunaannya praktis,
jenis dan ragamnya bervariasi, hasil pengendalian tuntas.

b. Cara Kerja
1. Fungsida sistematik, yaitu fungisida yang diabsorpsi oleh organ-organ
tanaman dan ditranslokasikan kebagian tanaman lainnya lewat aliran
cairan tanaman.
2. Fungisida nonsistematik, yaitu fungisida ini hanya membentuk lapisan
penghalang dipermukaan daun tanaman sehingga perkecambahan spora
dan miselia jamur mmenjadi terhambat.
3. Fungisida system lokal, yaitu fungisida yang diabsorpsi oleh jaringan
tanaman tetapi tidak ditransformasikan kebagian tanaman lainnya.

c. Gejala dan Tanda Keracunan Fungisida


1. Iritasi pada membrane mukosa
2. Pengawet kayu Kreosol (coal tar) yaitu iritasi mata dan saluran pernafasan,
kerusakan hati parah, sakit kepala, pusing mua, muntah, timbul bercak biru
kehitaman-hijau kecoklatan pada kulit.
3. Arsenik, mual sakit kepala, diare, nyeri perut, pusing, kejang otot, dan
mengigau. Lalu ini berdampak pada system saraf pusat, paru-paru,
jantung, dan hati. Gejala muncul 1 sampai beberpa jam setelah paparan.
Kematian terjadi setelah 1-3 hari setelah paparan (tergantung dosis).

2.3. Keracunan Pestisida


Keracunan pestisida dapat melalui:
• Kulit.
Merupakan keracunan yang paling umum terjadi karena biasanya bagian
ini yang kurang dilindungi disamping bagian ini mempunyal luas
permukaan yang lebih luas dibanding bagian tubuh lain. Kurangnya alat
kelengkapan perlindungan diri merupakan penyebab keracunan yang
melalui kulit. Seringkali dilihat bahwa seseorang yang sedang
mengaplikasikan pestisida di lapangan hanya mengenakan kaos dalam dan
celana pendek. ini sangat berbahaya karena hingga saat ini belum ada
teknik yang sangat aman agar pestisida tidak mengenai tubuh pengguna.
• Pernapasan.
Aplikasi pestisida yang bekerja secara fumigan merupakan bahaya yang
sangat besar, namun demikian aplikasi dalam bentuk cairan pun tidak
menutup kemungkinan akan tetap berbahaya. Tidak digunakannya masker
akan sangat memungkinkan terjadinya keracunan lewat pemapasannya ini.
• Mulut.
Mungkin secara sengaja sanga! jarang terjadi kecuali dalam kondisi
tertentu. Namun demikian secara tidak sengaja atau boleh dikatakan akibat
kelalaian atau kecerobohan hal inl sering kali terjadi. Pengadukan dengan
tangan selain teljadi keracunan melalui kulit juga bisa sebagai penyebab
keracunan lewat mulut Seringkali dmhat ketika seseorang sedang bekerja
dengan pestisida melakukan aktivitas lain seperti makan, minum dan
merokok.
• Mata.
Penggunaan kaca mata sangat dianjurkan jika bekerja dengan pestisida
karena bahaya akibat perubahan arah angin dan sebagainya sangat
mungkin terjadi tiba-tiba di lapangan.

2.4. Petunjuk Pengguna Pestisida

1. Selalu menyimpan pestisida dalam wadah asli yang berlabel


2. Jangan menggunakan mulut untuk meniup lubang pada alat
semprot
3. Jangan makan, minum atau merokok pada tempat penyemprotan
dan sebelum mencuci tangan.

2.5. Penanganan Keracunan Pestisida

1. Kenali gejala dan tanda keracunan pestisida dari pestisida yang sering
digunakan
2. Jika diduga keracunan, korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter
terdekat
3. Identifikasi pestisida yang memapari korban, berikan informasi ini pada
rumah sakit atau dokter yang merawat
4. Bawa label kemasan pestisida tersebut. Pada label tertulis informasi
pertolongan pertama penanganan korban
5. Tindakan darurat dapat dilakukan sampai pertolongan dating atau korban
dibawa ke rumah sakit

3. Penutup
3.1. Simpulan
1. Insektisida merupakan pestisida atau bagian dari pestisida yang
berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol hama serangga.
2. Insektisida merupakan pestisida yang terbesar dan terdiri atas
beberapa sub kelompok kimia yang berbeda yaitu organoklorin,
organofosfat, karbamat,
3. Fungisida adalah senyawa kmia beracun untuk memberantas dan
mencegah perkembangan fungi/jamur.
4. Keracunan pestisida dapat melalui kulit, pernapasan, mulut, mata.

3.2. Saran
Setelah menggunakan peptisida cucilah tangan menggunakan sabun
sampai bersih. Letakkanlah peptisida ditempat yang aman jauhkan dari
jangkauan anak-anak.

Kelompok 10

Hasna Safira Hakim J3F218096


Amelia Dhana Herjanty J3F218098
Ainayya Nadya Firdausa J3F218100

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat Dan Makanan. 2006. Racun Alami Pada Tanaman
Pangan. Retrieved from
https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/157/RACUN-
ALAMI-PADA-TANAMAN-PANGAN.html [diunduh 11 Sep 2019]
Wikipedia. 2016. Bahaya Kimia. Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahaya_kimia [diunduh 11 Sep 2019]
Mahliga. 2011. Kajian Tentang Insektida. Retrieved from
https://www.scribd.com/doc/53610161/KAJIAN-TENTANG-
INSEKTISIDA [diunduh 11 Sep 2019]
Kriswandari Niken. 2013. Insektisida. Retrieved from
https://www.scribd.com/doc/134468637/INSEKTISIDA [diunduh 11 Sep
2019]
Jurnal USU. Pestisida . Retrieved from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24225/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y [diunduh 13 Sep 2019]

Dadang. 2006. Pengenalan Pestisida Dan Teknik Aplikasi. Retrieved from


https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/25654/1/worksh
op_hama_jarak_pagar-6.pdf [diunduh 13 Sep 2019]

Anda mungkin juga menyukai