Anda di halaman 1dari 6

BAHAN KIMIA YANG ADA DI RUMAH TANGGA

Assalamu'alaikum Wr. Wb.  Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya
kali ini dapat kami bagikan artikel tentang Materi Biologi Kelas VIII Semester 2 : Bahan
Kimia Yang Ada di Rumah Tangga.

Sebelum kita membahas tentang apa saja bahan kimia yang ada di rumah, ada baiknya kita
ketahui dulu apa pengertian bahan kimia?? 

Pengertian Bahan Kimia


Bahan Kimia adalah  zat atau senyawa yang berasal dari alam maupun hasil olah tangan
manusia (produksi) yang komponen penyusunnya dapat berupa zat atau senyawa tunggal,
maupun hasil perpaduan dari beberapa zat atau senyawa.

Penggolongan Bahan Kimia


 berdasarkan asalnya di bagi menjadi 2 yaitu bahan kimia alami dan buatan, berikut
penjelasannya:

a. Bahan Kimia alami


Bahan kimia alami adalah bahan kimia yang telah terdapat di alam contohnya adalah air,
bawang merah, minyak dan cengkeh. Dalam pemakaiannya bahan kimia alami biasanya tidak
menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan.

b. Bahan kimia buatan (sintetis)


Bahan kimia buatan (sintetis) merupakan bahan kimia yang dibuat di pabrik dalam skala
besar. Contohnya adalah detergen, pemutih pakaian, sabun, plastik, asam sulfat dll. Bahan
kimia buatan ini biasanya menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia dan lingkungan
seperti bersifat racun atau sukar terurai sehingga mencemari lingkungan.

Jenis-jenis bahan kimia


Jenis bahan kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain yang
terdiri dari bahan pembersih, bahan pemutih, bahan pewangi dan bahan pembasmi serangga
(insektisida).
1) Bahan Pembersih

Pembersih adalah bahan yang berfungsi untuk membantu mengangkat dan melarutkan
kotoran yang melekat pada suatu benda. Kita dapat mengelompokkan bahan kimia sebagai
pembersih berdasarkan kemasannya masing-masing. Bahan kimia utama dalam pembersih
sering disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif ini berfungsi sebagai surfaktan. Selain bahan
kimia utama tersebut tentu saja masing-masing produk pembersih mendapatkan tambahan
bahan-bahan yang dapat mengoptimalkan fungsi produk tersebut sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Misalnya air, aroma, pengental, alkohol, garam dapur, minyak atsiri,
mineral, bahan pencemerlang, bahan untuk mempertahankan warna, penguat (builder),
pelembut, pewarna, pewangi, pengawet, dan sebagainya.

a) Sabun\
Lebih dari 2.000 tahun yang lalu orang sudah mengenal sabun. Orang pada saat itu mengenal
sebuah proses yang disebut saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi antara minyak atau
lemak, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) maupun yang berasal dari hewan
(hewani) dengan basa-basa tertentu yang dihasilkan dari abu (alkali) tumbuh-tumbuhan
(natrium hidoksida dan kalium hiodroksida). Reaksi ini ternyata dapat menghasilkan sebuah
senyawa yang dapat digunakan untuk membersihkan kotoran yang kemudian dikenal sebagai
sabun. Berdasarkan kandungan basa yang terdapat di dalamnya, sabun dapat digolongkan
menjadi dua macam, yaitu sabun lunak dan sabun keras.

b) Detergen
Komponen pembersih utama berikutnya adalah detergen. Dewasa ini hampir semua jenis
pembersih menggunakan detergen. pembersih yang memiliki daya pembersih efektif di dalam
semua jenis larutan. Bahan dasar detergen adalah alkil benzena sulfonat atau sering disingkat
ABS. Dibandingkan dengan sabun, detergen memiliki daya cuci lebih baik karena tetap
efektif untuk mencuci walaupun dengan menggunakan air sadah maupun air dingin. Supaya
kotoran yang terlepas tidak kembali menempel, biasanya ditambahkan zat kimia tertentu yang
disebut anti-redeposisi. Contoh zat anti-redeposisi adalah metil karboksi selulosa.

- Efek Samping Penggunaan Pembersih

a) Buih detergen yang menumpuk di permukaan sungai akan menghalangi penyerapan


oksigen dari udara ke dalam air sungai. Akibatnya, air sungai akan mengalami penurunan
kadar oksigen yang pada gilirannya akan menyebabkan satwa yang tinggal di dalamnya mati.

b) Pertumbuhan ganggang tertentu dan enceng gondok akan meningkat pesat akibat kadar
fosfat yang meningkat di dalam air karena kehadiran detergen. Jika permukaan air sampai
tertutup oleh pertumbuhan jenis tumbuhan air ini maka kesempatan fitoplankton yang
seharusnya mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk proses fotosintesis menjadi
terganggu dan akhirnya mati. Akibatnya, banyak satwa air yang ikut mati karena
kehidupannya hanya mengandalkan konsumsi terhadap fitoplankton yang ada.

c) Jika air yang tercemar oleh detergen digunakan untuk mandi, air tersebut dapat
mengakibatkan iritasi dan gatal-gatal pada kulit yang sensitif.

d) Jika air yang tercemar oleh detergen digunakan untuk memasak atau diminum, air tersebut
dapat mengakibatkan sakit perut, muntahmuntah, diare, dan sebagainya

2) Bahan Pemutih
Kita dapat mengetahui kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam pemutih dari
kemasannya. Dengan menggunakan pemutih yang biasanya mengandung bahan kimia utama
klorin dan natrium perborat, pakaian putih yang ternoda dapat menjadi lebih putih cemerlang
Meskipun demikian, kita harus berhati-hati dalam penggunaannya. Bahan kimia klorin dan
natrium perklorat adalah bahan aktif yang cukup berbahaya. Penggunaan pemutih yang
kurang berhati-hati akan menyebabkan lunturnya kain berwarna.

3) Bahan Pewangi
Produk pewangi ada yang alami dan ada yang buatan. Beberapa contoh pewangi alami adalah
berbagai macam bunga dan buah-buahan segar. Pada zaman dahulu pewangi dibuat dengan
penyulingan dari tumbuh-tumbuhan asli dan agak sulit didapatkan. Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pewangi menjadi sangat mudah diperoleh. Pewangi tidak
dibuat dengan tumbuh-tumbuhan alami, namun cukup dibuat dari sintesa senyawa-senyawa
kimia.

- Efek Samping Penggunaan Pewangi


 
Pada umumnya pewangi yang dikemas dengan bentuk semprot menggunakan bahan
pendorong (propelan) dari golongan kloro fluoro karbon (CFC). Bahan kimia inilah yang
dapat mengakibatkan kebocoran lapisan ozon. Selain itu, kebocoran lapisan ozon dapat
menyebabkan efek negatif bagi kesehatan manusia. Penyakit-penyakit yang dapat timbul
akibat kebocoran lapisan ozon antara lain penyakit kanker kulit dan katarak. Sampai saat ini
penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sulit disembuhkan.

4)  Pestisida

 
Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang
mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk
kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7 tahun 1973, yang dimaksud pestisida adalah
semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
 Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak
tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
 Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.
 Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
 Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak
termasuk pupuk.
 Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan
ternak.
 Memberantas atau mencegah hama-hama air.
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman,
tanah dan air.
Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida dipakai untuk
memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi pertanian. Pestisida
meliputi semua jenis obat (zat/bahan kimia) pembasmi hama yang ditujukan untuk
melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri, virus, tikus, bekicot, dan
nematoda (cacing). Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut
fungsi dan sasaran penggunaannya, yaitu:
1. Insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti
belalang, kepik, wereng, dan ulat. Beberapa jenis insektisida juga dipakai untuk
memberantas sejumlah serangga pengganggu yang ada di rumah, perkantoran, atau
gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh insektisida adalah
basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, dan diazinon. merupakan
contoh produk insektisida untuk memberantas nyamuk.
2. Fungisida, yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah
pertumbuhan jamur atau cendawan. Bercak yang ada pada daun, karat daun, busuk
daun, dan cacar daun disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh fungisida
adalah tembaga oksiklorida, tembaga(I) oksida, karbendazim, organomerkuri, dan
natrium dikromat.
3. Bakterisida, yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Pada umumnya,
tanaman yang sudah terserang bakteri sukar untuk disembuhkan. Oleh karena itu,
bakterisida biasanya diberikan kepada tanaman yang masih sehat. Salah satu contoh
dari bakterisida adalah tetramycin, sebagai pembunuh virus CVPD yang menyerang
tanaman jeruk.
4. Rodentisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman
berupa hewan pengerat, seperti tikus. Rodentisida dipakai dengan cara
mencampurkannya dengan makanan kesukaan tikus. Dalam meletakkan umpan
tersebut harus hati-hati, jangan sampai termakan oleh binatang lain. Contoh dari
pestisida jenis ini adalah warangan.
5. Nematisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman jenis
cacing (nematoda). Hama jenis cacing biasanya menyerang akar dan umbi tanaman.
Oleh karena pestisida jenis ini dapat merusak tanaman maka pestisida ini harus sudah
ditaburkan pada tanah tiga minggu sebelum musim tanam. Contoh dari pestisida jenis
ini adalah DD, vapam, dan dazomet.
6. Herbisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu
(gulma), seperti alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh dari herbisida
adalah ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.
Penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak yang negatif, baik itu bagi kesehatan
manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penggunaannya harus
dilakukan sesuai dengan aturan. Beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat
penggunaan pestisida, di antaranya:
1. Terjadinya pengumpulan pestisida (akumulasi) dalam tubuh manusia karena beberapa
jenis pestisida sukar terurai. Pestisida yang terserap tanaman akan terdistribusi ke
dalam akar, batang, daun, dan buah. Jika tanaman ini dimakan hewan atau manusia
maka pestisidanya akan terakumulasi dalam tubuh sehingga dapat memunculkan
berbagai risiko bagi kesehatan hewan maupun manusia.
2. Munculnya hama spesies baru yang lebih tahan terhadap takaran pestisida. Oleh
karena itu, diperlukan dosis pemakaian pestisida yang lebih tinggi atau pestisida lain
yang lebih kuat daya basminya. Jika sudah demikian maka risiko pencemaran akibat
pemakaian pestisida akan semakin besar baik terhadap hewan maupun lingkungan,
termasuk juga manusia sebagai pelakunya.

Ternyata, penggunaan pestisida selain memberikan keuntungan juga dapat memberikan


kerugian. Oleh karena itu, penyimpanan dan penggunaan pestisida apapun jenisnya harus
dilakukan secara hati-hati dan sesuai petunjuk. Untuk mengurangi dampak penggunaan
pestisida dapat dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang
dibuat dari bahan-bahan alami. Misalnya, air rebusan batang dan daun tomat dapat dipakai
dalam memberantas ulat dan lalat hijau. Selain contoh tersebut, masih banyak tumbuhan lain
yang dapat bertindak sebagai pestisida alami, seperti tanaman mindi, bunga mentega, rumput
mala, tuba, kunir, dan kucai.

Anda mungkin juga menyukai