Anda di halaman 1dari 18

A.

Sejarah penggunaan insektisida


Para pekerja kebun diketahui telah menggunakan sabun untuk mengontrol pertumbuhan
hama serangga sejak awal tahun 1800an. Di awal abag ke 19, sabun yang terbuat dari minyak
ikan paling banyak digunakan. Cara-cara tersebut cukup efektif, meski harus diberikan
berkali-kali dan kadang justru mematikan tanaman.Belakangan diketahui juga adanya
penggunaan campuran bawang putih, bawang merah, dan lada atau berbagai jenis makanan
lainnya, namun tidak cukup efektif membunuh serangga.
Penggunaan insektisida sintetik pertama dimulai pada tahun 1930an dan mulai meluas
setelah berakhirnya Perang Dunia II.Pada tahun 1945 hingga 1965, insektisida golongan
organoklorin dipakai secara luas baik untuk pertanian maupun kehutanan.Salah satu produk
yang paling terkenal adalah insektisida DDT yang dikomersialkan sejak tahun 1946.
Selanjutnya mulai bermunculan golongan insektisida sintetik lain seperti organofosfat,
karbamat, dan pirethroid pada tahun 1970an.Sejak tahun 1995, tanaman transgenik yang
membawa gen resistensi terhadap serangga mulai digunakan.

B. Definisi Insektisida
Insektisida adalah salah satu jenis pestisida berdasarkan organisme target yang digunakan
untuk membunuh serangga. Insektisida berasal dari kata "insecta" yang berarti serangga dan
"cida" yang berarti pembunuh. Insektisida dapat membunuh serangga dengan cara meracuni
tanaman atau meracuni serangga secara langsung.Insektisida dapat memengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon,
sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga
pengganggu tanaman.
Insektisida adalah jenis pestisida yang berfungsi sebagai racunserangga. Berdasarkan cara
masuknya ke dalam tubuh serangga (1) racunperut, yaitu insektisida yang bekerja melalui
sistem pencernaan (stomach poison), dan merupakan insektisida yang dicampurkan pada
bahan yang biasadimakan serangga; (2) racun kontak, yaitu insektisida yang meresap ke
dalamtubuh serangga melalui permukaan tubuh; dan (3) fumigan, yaitu insektisidayang
masuk ke dalam tubuh melalui alat pernafasan (spiraculum) (Ramulu,1979).
Metode kimia dengan insektisida sintetis termasuk cara paling umumyang digunakan
dalam praktek sehari-hari. Kelebihan penggunaan insektisidasintetis selama ini terletak pada
kemampuannya untuk mengendalikan seranganhama pasca panen secara cepat dan efektif.
Akan tetapi insektisida sintetis jugamempunyai beberapa kekurangan yaitu selain biaya yang
mahal jugamenimbulkan masalah lain. Akibat dari pemakaian insektisida sintetis antara lain:
1) adanya bahaya residu dalam lingkungan 2) timbulnya resitensi seranggaterhadap
insektisida sintetis; 3) adanya bahaya insektisida bagi organisme bukantarget; dan 4) adanya
dampak penurunan populasi biang pengendali hamaseperti parasit dan predator (Hascoet,
1988).

C. Jenis-jenis insektisida
1. Insektisida Sintetik
a. Senyawa Organofosfat
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan
fosfat.Insektisida sintetik yang masuk dalam golongan ini adalah Chlorpyrifos,
Chlorpyrifos-methyl, Diazinon, Dichlorvos, Pirimphos-methyl, Fenitrothion, dan
Malathion.
b. Senyawa Organoklorin
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan
klorin.Insektisida organoklorin bersifat sangat persisten, dimana senyawa ini mashi
tetap aktif hingga bertahun-tahun.Oleh karena itu, kini insektisida golongan
organoklorin sudah dilarang penggunaannya karena memberikan dampak buruk
terhadap lingkungan.Contoh-contoh insektisida golongan organoklorin adalah
Lindane, Chlordane, dan DDT.
c. Karbamat
Insektisida golongan karbamat diketahui sangat efektif mematikan banyak jenis
hama pada suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang. Namun,
insektisida karbamat akan terurai pada suasana yang terlalu basa. Salah satu contoh
karbamat yang sering dipakai adalah bendiokarbamat.
d. Pirethrin/ Pirethroid Sintetik
Insektisida golongan ini terdiri dari dua katergori, yaitu berisfat fotostabil serta
bersfiat tidak non fotostabil namun kemostabil. Produknya sering dicampur dengan
senyawa lain untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu contoh produk
insektisida ini adalah Permethrin.
e. Pengatur Tumbuh Serangga
Insektisida golongan ini merupakan hormon yang berperan dalam siklus
pertumbuhan serangga, misalnya menghambat perkembangan normal.Beberapa
contoh produknya adalah Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan
Flufenoxuron.
f. Fumigan
Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang dapat membunuh hama
serangga.Fumigan hanya boleh digunakan oleh personel terlatih karena tingkat
toksisitasnya yang tinggi. Contoh-contohnya adalah Metil Bromida (CH3Br),
Aluminium Fosfit, Magnesium Fosfit, Kalsium Sianida, dan Hidrogen Sianida.
2. Insektisida Hayati
a. Silica (SiO2) merupakan insektisida anorganik yang bekerja dengan menghilangkan
selubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mati lemas. Insektisida
jenis ini sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh, yang tersusun dari molekul
diatom Bacillariophyceae.
b. Asam Borat (H3BO3) adalah insektisida anorganik yang dipakai untuk menarik
perhatian semut.
c. Pirethrum adalah insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga tropis
krisan. Senyawa ini memiliki kemampuan penghambatan serangga yang baik pada
konsentrasi rendah. Namun berkaitan dengan proses ekstraksinya, senyawa ini sangat
mahal.
d. Rotenon adalah insektisida organik alami yang diperoleh dari pohon Derris. Senyawa
ini berfungsi sebagai insektisida yang menyerang permukaan tubuh hama.
e. Neem merupakan ekstrak dari pohon Neem (Azadirachta indica) Penggunaan Neem
sebagai insektisida hayati dimulai sejak 40 tahun lalu. Ekstrak neem mengganggu
aktivitas sistem pencernaan serangga, khususnya golongan Lepidoptera (ngengat dan
kupu-kupu beserta larvanya). Selain itu neem juga berperan sebagai pengatur tumbuh
dimana menyebabkan beberapa jenis serangga terus berada pada kondisi larva dan
tidak bisa tumbuh dewasa.
f. Bakteri Bacillus thuringiensis memproduksi toksin Bt yang dapat mematikan
serangga yang memakannya. Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran
pencernaan serangga berlubang sehingga berujung pada kematian. Para peneliti telah
berhasil memindahkan gen yang berperan dalam produksi toksin Bt dari B.
thuringiensis ke tanaman kapas sehingga serangga yang memakan tanaman kapas
tersebut akan mati. Kapas Bt merupakan salah satu organisme transgenik yang paling
banyak ditanam di dunia.

D. Efek penggunaan insektisida


Pada tahun 1960, Rachel Carson menerbitkan buku yang sangat berpengaruh dalam
sejarah penggunaan insektisida berjudul Silent Spring (Musim Sepi yang Sunyi). Buku
tersebut menyorot penggunaan DDT yang sangat marak di masa itu karena sangat efektif,
sekaligus menyadarkan manusia akan bahaya dari penggunaan pestisida
berlebihan.Insektisida yang dipakai seringkali menyerang organisme non target seperti
burung dan makhluk hidup lainnya.Oleh karena itu, penggunaan insektisida juga
dikhawatirkan berpotensi membahayakan kesehatan manusia.
Insektisida seringkali digunakan melebihi dosis yang seharusnya karena petani
beranggapan semakin banyak insektisida yang diaplikasikan maka akan semakin bagus
hasilnya. Beberapa petani bahkan mencampurkan perekat pada insektisidanya agar tidak
mudah larut terbawa air hujan. Namun, penggunaan perekat ini justru mengakibatkan
tingginya jumlah residu pestisida pada hasil panen yang nantinya akan menjadi bahan
konsumsi manusia. Menurut data WHO sekitar 500 ribu orang meninggal dunia setiap
tahunnya dan diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap 1 jam 45 menit akibat pestisida
dan/atau insektisida.
Penggunaan insektisida sintetik juga dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran
lingkungan.Hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah selama
bertahun-tahun, dapat merusak komposisi mikroba tanah, serta mengganggu ekosistem
perairan.
E. Contoh Produk
a. Organofosfat
Merek Perusahaan  
No Dagang ( Kategori)   Jenis Izin  
Cara Pemakaian
. Bahan Aktif   Tanggal Akhir Ijin  
Deskripsi Singkat Nomor Pendaftaran
1 FYFANON 440 Cabai besar : kutu daun Myzus CV Mentari (info)
EW (umum) persicae, hama Thrips sp., Izin: Tetap 
Bahan aktif malation tungau Tetranychus sp. 04 April 2019
(malathion):  440 g/l (Penyemprotan volume tinggi : RI. 01010120041970
Insektisida dan akarisida 1 - 2 ml/l)
racun kontak dan lambung Kakao : hama penggerek buah
berbentuk emulsi minyak Canopomorha cramerella
dalam air. (Penyemprotan volume tinggi :
2 - 3 ml/l)
Kakao : pengisap buahn
Helopeltis spp. (Penyemprotan
volume tinggi : 0,75 - 1,50 ml/l)
Kedelai : perusak daun
Phaedonia inclusa, Plusia
chalcites, penggulung daun
Lamprosema indicata, perusak
polong Etiella zinckenella,
pengisap polong Riptortus
linearis (Penyemprotan volume
tinggi : 1 - 1,5 l/ha)
Mangga : lalat buah Bactrocera
sp. (Penyemprotan volume
tinggi : 1 - 2 ml/l)
2 MOSCLEN 570 Di dalam dan di luar PT Dharma Guna
EC (umum) ruangan : nyamuk vektor Wibawa (info)
Bahan aktif malation malaria Anopheles aconitus, Izin: Tetap 
(malathion) : 570 g/l nyamuk vektor DBD Aedes 12 December 2018
Pestisida pengendalian aegypti (Penyemprotan RI. 06090120093553
vektor penyakit pada residual : 15 ml/50 ml/m2
manusia racun kontak, sampai dengan 12 minggu)
lambung dan pernafasan
berbentuk pekatan yang
dapat diemulsikan.
3 FENTRON 500 Beras di penyimpanan : hama PT Agrokimindo
EC (umum) gudang Tribolium castaneum, Kurniabuana (info)
Bahan aktif fenitrotion : Sitophilus spp., Rhyzoperta spp. Izin: Tetap 
500 g/l (Penyemprotan pada permukaan 01 January 2017
Insektisida racun kontak karung : 0,25 ml/30 ml RI. 05010120011613
dan lambung berbentuk larutan/m2)
pekatan yang dapat
diemulsikan. 
4 CAKRA 500 EC (umum) Beras di penyimpanan: hama PT Petrokimia
Bahan aktif fenitrotion : gudang Tribolium castaneum Kayaku(info)
500 g/l (Penyemprotan pada permukaan Izin: Tetap 
Insektisida racun kontak karung: 0,500 ml/30 ml air/m2) 04 April 2017
dan lambung berbentuk RI. 05010120021680
pekatan yang dapat
diemulsikan. 
5 BUKBASTIK 1 Di dalam dan di luar PT Kataya
GR (umum) ruangan : jentik nyamuk Aedes Abadi (info)
Bahan aktif temefos aegypti (Penaburan : 0,5 g/10 l Izin: Tetap 
(temephos) : 1 % air s/d 4 minggu) 04 April 2019
Pestisida pengendalian RI. 06090120083255
vektor penyakit pada
manusia racun lambung
berbentuk butiran.
6 ABATE 1 GR (umum) - PT BASF
Bahan aktif temefos : 1 % Indonesia(info)
Pestisida pengendalian Izin: Tetap 
vektor penyakit pada 10 October 2021
manusia non sistemik RI. 060901197496
berbentuk butiran.

b. Karbamat
No.  Merek Cara Pemakaian  Perusahaan  
Dagang ( Kategori)   Jenis Izin  
Bahan Aktif   Tanggal Akhir Ijin  
Deskripsi Singkat  Nomor
Pendaftaran 
1 KIRIKO 2 ST (umum) Di dalam ruangan : semut PT Unitama Sari
Bahan aktif propoksur : 2 Anoplolepis gracilipes Mas(info)
% (Penggoresan) Izin: Tetap 
Pestisida rumah tangga 01 January 2017
racun kontak dan lambung RI. 06080120114138
berbentuk padatan batang
(stik).
2 HIT 1,4 AE (ekspor) - PT Megasari
Bahan aktif d-aletrin (d- Makmur(info)
allethrin) : 0,22 % Izin: Tetap 
propoksur (propoxur) : 05 May 2020
1,11 % RI. 032015358
Pestisida rumah tangga
racun kontak dan lambung
berbentuk aerosol

3 BLITZ 1,2 AE (umum) Di dalam ruangan : nyamuk Culex PT Inti Everspring


Bahan aktif d-aletrin : 0,2 quinquefasciatus, lalat Musca Indonesia (info)
% domestica, kecoa Blatella Izin: Tetap 
propoksur : 1,0 % germanica (Penyemprotan terbatas 10 October 2017
Pestisida rumah tangga dan siap pakai) RI. 06080120072851
racun kontak dan
pernafasan berbentuk
aerosol.
4 BLITZ 6,7 AL (umum) Di dalam ruangan : nyamuk Culex PT Inti Everspring
Bahan aktif d-aletrin : 0,2 quinquefasciatus, kecoa Blatella Indonesia (info)
g/l germanica, lalat Musca domestica Izin: Tetap 
propoksur : 6,5 g/l (Penyemprotan terbatas dan siap 04 April 2017
Pestisida rumah tangga pakai) RI. 06080120072717
racun kontak, lambung dan
pernafasan berbentuk
larutan.
5 BASILIO 50 WP (umum) Kakao : pengisap buah Helopeltis PT Sinon
Bahan aktif propoksur antonii (Penyemprotan volume Indonesia(info)
(propoxur) : 50 % tinggi : 1 - 1,5 g/l) Izin: Tetap 
Insektisida racun kontak Padi : wereng batang coklat 01 January 2018
dan lambung berbentuk Nilaparvata lugens (Penyemprotan RI. 01010120124420
tepung yang dapat volume tinggi : 2 g/l)
disuspensikan.

6 POKSINDO 50 kopi : kutu putih Planocoocus citri PT Inti Everspring


WP (umum) (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 Indonesia (info)
Bahan aktif propoksur - 1 g/l) Izin: Tetap 
(propoxur) : 50 % Padi : wereng coklat Nilaparvata 12 December 2018
Insektisida racun kontak lugens (Penyemprotan volume RI. 01010119921032
dan lambung berbentuk tinggi : 0,75 - 1 g/l)
tepung yang dapat Padi : kepik hitam ramping
disuspensikan. Pachybarachlus pallicornis
(Penyemprotan volume tinggi : 0,5
- 1 kg/ha)
c. Organoklorin
No.  Merek Cara Pemakaian  Perusahaan  
Dagang ( Kategori)   Jenis Izin  
Bahan Aktif   Tanggal Akhir Ijin  
Deskripsi Singkat  Nomor Pendaftaran 
1 EVISET 50 SP (umum) Cabai : kutu daun Myzus PT Arysta
Bahan aktif tiosiklam persicae, kutu putih Bemisia LifeScience
hidrogen oksalat tabaci, hama trips Thrips Tirta(info)
(thiocyclam hydrogen parvispinus (Penyemprotan Izin: Tetap 
oxalate) : 50 % volume tinggi : 1 - 2 g/l) 04 April 2018
Insektisida racun kontak Padi sawah : wereng coklat RI. 01010120083040
dan lambung berbentuk Nilaparvata lugens, penggerek
tepung yang dapat larut batang padi kuning Scirpophaga
dalam air. incertulas (Penyemprotan
volume tinggi : 1 kg/ha)
Semangka : kutu daun Myzus
persicae, hama trips Thrips
palmi (Penyemprotan volume
tinggi : 0,75 - 1 g/l)
Tomat : kutu daun Myzus
persicae, hama trips Thrips
palmi, kutu kebul Bemisia
tabaci (Penyemprotan volume
tinggi : 1,5 - 2 g/l)

2 HARAD 200 EC (umum) Cabai : tungau Hemitarsonemus PT Deltagro Mulia


Bahan aktif dikofol latus, Polyphagotarsonemus Sejati(info)
(dicofol) : 200 g/l latus, hama trips Thrips palmi Izin: Tetap 
Akarisida racun kontak (Penyemprotan volume tinggi : 09 September 2018
dan lambung berbentuk 1,5 - 2 ml/l) RI. 01140120083270
pekatan yang dapat
diemulsikan. 
3 DICOFAN 460 Teh : tungau jingga Brevipalpus PT Royal Agro
EC (umum) phoenicis (Penyemprotan Indonesia(info)
Bahan aktif dikofol : 460 volume tinggi : 0,4 - 0,8 l/ha) Izin: Tetap 
g/l 01 January 2017
Akarisida racun kontak RI. 0114011989864
berbentuk pekatan yang
dapat diemulsikan.
4 Genitox - -
Bahan aktif DDT
5 Hexadrin - -
Bahan aktif: Endrin

d. Pirethrin
Nama Merek : Scabimite Cream
Bahan Aktif : Permethrin 5%
Perusahaan : PT Gelenium Pharmasi
Cara Pemakaian : Dioleskan
Cara kerja :
Obat ini bekerja dengan cara menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada hama
dengan menghambat masuknya ion natrium melalui saluran membran sel saraf yang
menyebabkan terjadinya penundaan repolarisasi.Permethrin dalam bentuk Cream 5% atau
lotion 1% adalah obat yang digunakan secara topikal (obat luar) untuk pengobatan
scabies (kudis). Scabies (kudis) adalah kulit gatal yang disebabkan oleh tungau kecil yang
disebut Sarcoptes scabiei.Serangan tungau/kutu ini menyebabkan rasa gatal di daerah
yang terkena terutama pada malam hari.Penyakit ini sangat menular melalui kontak fisik
terutama pada orang-orang yang tinggal di tempat-tempat padat.

e. Pengatur Tumbuh Serangga


Nama Merek : NEVWEB IGR 200
Bahan Aktif : Methoprene 200 gr / L
Perusahaan : PT. Biotek Saranatama
Cara Pemakaian : Penyemprotan
Cara kerja :
Nevweb IGR 200 mengandung Methoprene, adalah suatu larvasida yang termasuk
biorational control, yaitu pengendalian hama berdasarkan pengatur hormon pertumbuhan
dengan mengkopi hormon juvenil serangga. Dengan adanya hormon juvenil sintetik
tersebut akan menghambat perkembangan siklus hidup hama dengan menghalangi proses
metamorphosis. Dari hasil penelitian di beberapa negara (USA, Taiwan dan Turki), larva
hama yang kontak dengan methoprene terutama pada larva instar IV, kadar hormon
juvenil yang tetap tinggi akan menghambat maturasi dan defferensiasi seluler shingga
larva mengalami kematian. Untuk fase pupa dan serangga dewasa ternyata mengalami
demorfitas yang menyebabkan pupa tidaj terbuka, kaki dan abdomen melekat pada kulit
pupa dan ujung kaki serangga dewasa melengkung sehingga tidak bisa reproduksi lagi.
f. Fumigan
Nama Merek : Phostoxin
Bahan Aktif : AIP 65%
Perusahaan : PT Indo Global Trade
Cara Pemakaian : Racun pernafasan berbentuk tablet
Cara kerja :
Gas hydrogen fosfida sering disebut sebagai fosfin.Gas ini berasal darihasil reaksi
aluminium fosfida (AIP) dengan uap air di udara (H2O). Bentuk formulasi komersial dari
fumigant ini adalah tablet dengan nama dagangPhostoxin (bahan aktif AIP 65%) yang
sebenarnya ditunjukan untuk hamagudang dari golongan serangga. Namun dalam
kenyataanya, gas fosfin initidak hanya bersifat insektisida, tetapi juga sebagai biosida
sehingga dapatmembunuh tikus terutama yang berada di dalam gudang. Gas
fosfinmempunyai sifat tidak berwarna, abunya seperti bawang putih atau karbit,mudah
terbakar dan beracun pada konsentrasi lebih dai 0,8 ppm.

F. Cara Kerja Insektisida dalam tubuh serangga


1. Insektisida yang mempengaruhi sistem syaraf.
Kebanyakan insektisida seperti organofosfor, karbamat dan piretroid sintetik dan
lainnya bekerja dengan mengganggu sistem syaraf. Untuk dapat lebih memahami cara
kerja racun saraf berikut diuraikan sedikit tentang sistem saraf. Sistem saraf adalah suatu
organ yang digunakan untuk merespon rangsangan baik dari luar maupun dari
dalamsehingga serangga dapat hidup dan berkembang. Sistem saraf terdiri dari banyak
sel saraf (neuron) yang saling berhubungan yang menyebar ke seluruh tubuh. Secara
tipikal bentuk neuron di salah satu ujungnya berupa semacam serabut yang disebut
dendrit dan diujung lain memanjang dan ujungnya bercabang-cabang disebut akson.
Antar neuron berhubungan melalui aksonnya. Titik dimana dua neuron berhubungan
disebut sinap. Ujung akson yang berhubungan neuron lainnya disebut pre sinap
sedangkan bagian dari neuron yang berhubungan dengan presinap disebut postsinap.
Impul saraf berjalan dari satu neuron ke neuron berikutnya sepanjang akson melalui
sinap. Di daerah sinap impul saraf diteruskan oleh neurotransmitter yang banyak
jenisnya. Berjalannya impul saraf merupakan proses yang sangat kompleks. Prosses ini
dipengaruhi oleh keseimbangan ion-ion K+, Na+, CA++, Cl-, berbagai macam protein,
enzim, neurotransmitter, dan lain-lainnya yang saling mempengaruhi. Gangguan pada
salah satu faktor mengakibatkan impul saraf tidak dapat berjalan secara normal. Sehingga
serangga tidak mampu merespon rangsangan.
Insektisida organofosfor dan karbamat mengikat enzim asetilkolinesterase yang
berfungsi menghidrolisis asetilkolin. Dalam keadaan normal asetilkolin berfungsi
menghantar impul saraf, setelah itu segera mengalami hidrolisis dengan bantuan enzim
asetilkolinesterase menjadi kolin dan asam asetat. Dengan terikatnya enzim
asetilkolinesterase terjadi penumpukan asetilkolin, akibatnya impul saraf akan
terstimulasi secara terus menerus menerus menyebabkan gejala tremor/gemetar dan
gerakan tidak terkendali.
Piretroid sintetik adalah sintetik kimia yang menyerupai piretrin. Mulanya,
insektisida pyretrin diperoleh dari ekstrak bunga tanaman Chrysanthemum sp
(Compositae), namun sekarang manusia telah mampu membuat sintetiknya. Piretrin
memiliki knock down yang cepat namun tidak stabil, mudah mengalami degradasi.
Sebaliknya, sintetik piretroid memiliki sifat lebih stabil. Sintetik piretroid juga bekerja
mengganggu sistem syaraf dengan mengikat protein “voltage-gated sodium channel”
yang mengatur denyut impul syaraf. Efeknya sama seperti yang disebabkan oleh
organofosfor dan karbamat, impul saraf akan mengalami stimulasi secara terus menerus
dan mengakibatkan serangga menunjukkan gejala tremor/gemetar, gerakan tak terkendali.
Imidacloprid, insektisida golongan kloronikotinil juga insektisida yang bekerja
mengganggu sistem saraf. Didalam sistem saraf, imidacloprid memiliki sifat menyerupai
fungsi asetilkolin. Seperti telah diterangkan di atas bahwa setelah asetilkolin meneruskan
impul saraf pada reseptor akan segera terhidrolisa. Imidacloprid akan menempati reseptor
asetilkolin dan tetap terikat pada reseptor. Efek selanjutnya mirip dengan organofosfor
atau karbamat.
Avermektin, demikian juga abamektin juga bekerja sebagai racun saraf.
Avermektin adalah insektisida antibiotik yang berasal dari suatu jamur, secara kimia
digolongkan dalam makrolakton.   Avermektin mengikat suatu protein dalam sel saraf
yang yaitu gamma amino butyric acid (GABA)-gated chloride channel. Protein ini
berfungsi mengatur impul saraf. Avermektin menghambat fungsi protein ini, akibatnya
saraf akan mengalami overeksitasi. Gejala yang ditunjukkan tremor dan gerakan tak
terkendali. Demikian juga fipronil, insektisida dari golongan phenylpyrazole
menunjukkan efek yang mirip menghambat fungsi GABA-gated chloride channel.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar insektisida walaupun
memiliki struktur kimia yang berbeda, namun efeknya sama mengganggu sistem saraf
jasad sasaran.
2. Insektisida yang menghambat produksi enegi
Dibandingkan dengan insetisida yang bekerja mengganggu racun saraf,
insektisida golongan ini dapat dikatakan sangat sedikit. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan akan berkembang pada masa datang. Insektisida jenis ini yang telah
beredar di Indonesia adalah dengan merek dagang Amdro
Mekanisme kerja insektisida ini mengganggu proses respirasi, suatu proses yang
menghasilkan energi untuk proses metabolisme. Respirasi adalah suatu proses pemecahan
gula atau senyawa lain yang menghasilkan energi. Energi ini digunakan untuk proses
pertumbuhan. Proses respirasi adalah proses yang kompleks, yang melibatkan banyak
reaksi yang memerlukan enzim. Gangguan-gangguan dalam setiap tahap reaksi ini akan
menggaggu perolehan energi yang diperlukan yang akhirnya menghambat pertumbuhan
dan jasad akan mati di atas kakinya sendiri karena kehabisan tenaga untuk tumbuh dan
berkembang.
3. Insektisida yang mempengaruhi pertumbuhan serangga hama (IGR, Insect Growth
Regulator)
Insektisida ini dibagi menjadi dua yaitu yang mempengaruhi sistem endokrin dan
yang menghambat sintesis kitin.
Pertumbuhan serangga pada fase muda (larva), dikendalikan oleh hormon juvenile
(juvenile hormon) yang diproduksi di otak. Hormon juvenil mengatur kapan fase larva
berakhir kemudian dilanjutkan dengan molting kemudian menjadi dewasa. Insektisida
berbahan aktin hydroprene, methoprene, pyriproxypen dan fenoxycarb bekerja
menyerupai hormon juvenil, menyebabkan larva terganggu pertumbuhannya, tetap dalam
fase muda, tidak dapat bekepompong dan akhirnya mati
Iinsektisida yang menghambat pembentukan kitin adalah dari golongan
benzoylurea seperti lufenuron (Program), diflubenzuron (Dimilin), teflubenzuron
(Nomolt) dan hexaflumuron (Sentricon). Kitin adalah komponen utama eksoskeleton
serangga. Tergangguna proses pembentukan kitin larva tidak dapat melanjutkan
pertumbuhannya secara normal dan akhirnya mati.
4. Insektisida yang mempengaruhi keseimbangan air tubuh.
Tubuh serangga dilapisi oleh zat lilin/minyak untuk mencegah hilangnya air dari
tubuhnya.  Diatom, silica aerogels dan asam borat adalah bahan yang dapat menyerap
lilin/lemak, sehingga lapisan lilin akan hilang, serangga akan banyak kehilangan air dan
mengalami desikasi dan akhirnya mati.
5. Insektisida yang merusak jaringan pencernaan serangga
Insektisida golongan ini adalah yang berbahan aktif mikroorganisme Baccilus
thuringiensis (Bti). Bti membentuk endotoksin yang bila masuk ke dalam pencernaan
serangga (larva dari golongan lepidoptera) yang bersifat asam akan terlarut dan merusak
sel-sel jaringan pencernaan dan menyebabkan kematian.

G. Cara Pencegahan
1. Pencegahan pada Bahan Pembasmi Serangga (Insektisida)
Upaya-upaya untuk mencegah efek samping dari penggunaan insektisida antara lain adalah
sebagai berikut:
Menggunakan bahan pembasmi serangga (insektisida) yang lebih ramah lingkungan,
seperti insektisida biologis, pengembangan hama jantan mandul, dan memanfaatkan ekstrak
bunga atau daun tertentu sebagai pengusir nyamuk. Mengurangi pemakaian insektisida
secara berlebihan Selalu menjaga kebersihan lingkungan.
2. Dampak Penggunaan Pestisida pada Lingkungan
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran.
Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh
ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian.
Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired
Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Sa’id, 1994).
Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian
yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun produk pertanian tersebut di dapat
dengan harga yang lebih mahal dari produk pertanian yang menggunakan pestisida (Ton,
1991). Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam
kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan
yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena
senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai (Sa’id, 1994).
Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu
berdampingan dengan masalah pencemaran lingkungan sejak bahan-bahan kimia tersebut
dipergunakan di lingkungan. Sebagian besar bahan-bahan kimia pertanian yang disemprotkan
jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di
atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah
(Uehara, 1993). Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau yang
dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada
lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja
atau membuang bahan-bahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan
konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan
keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi
dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah. Berikut ini akan
diuraikan bebrapa dampak penggunaan pestisida yang berhubungan dengan lingkungan dan
ekosistem.
a. Punahnya Spesies
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan
dan kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang
peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap
bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan
pencemar dan ada pula yang tidak. Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus diketahui
bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut
akan mati.
b. Peledakan Hama
Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka
serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali.
c. Gangguan Keseimbangan lingkungan
Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem.
Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi berubah. Akibatnya
keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia menjadi terganggu.
H. Cara Membuat Pembasmi Serangga
1. Pembuatan Pembasmi Serangga Alami :
a. Serai
Serai dibuat dalam bentuk ekstrak. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat
dengan “menyari” simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar
pengaruh cahaya matahari. Ekstrak serai dapat membunuh nyamuk karena ekstrak serai
memiliki senyawa sitronela yang dapat menimbulkan efek desiscant atau kekurangan
cairan.
Bahan :

1. 1 ons batang dan daun serai dapur (kurang lebih 4-5 batang)
2. Gelas ukur (jika tidak ada gunakan gelas biasa)
3. Pisau dan talenan
4. Timbangan
5. Blender (jika ada)
6. 1 mangkuk
7. Saringan
8. 2 gelas (gunakan gelas ukur jika ada)
9. Penyemprot (sprayer)
10. Corong

Ekstrak kering harus mudah digerus atau campuran etanol dari air. Yang paling mudah
dengan menghaluskan bahan ekstrak (diblender atau dipotong kecil-kecil), kemudian
dicampur air sebagai pelarut.
1. Jika menggunakan blender, potong 1 ons daun dan batang serai. Dengan panjang
kurang lebih 5 cm, blender sampai halus. Jika tidak menggunakan blender, potong 1
ons daun dan batang serai sampai kecil-kecil .
2. Masukkan serai yang sudah halus ke mangkuk, lalu rendam dengan 25 ml Air ( 1/8
gelas )
3. Rendam selama 1 hari
4. Perat lalu saring hasil rendaman tadi
5. Tuangkan ke sprayer
6. Encerkan dengan air. Rasio air : ekstrak = 3:1
7. 100 ml obat nyamuk dan semut alamiah siap digunakan
Ket: 1 batang serai beratnya 25-40gr.
Penggunaan ; semprotkan ekstrak serai dapur ke ruangan yang ingin disterilkan dari
nyamuk. Atau semprotkan langsung pada sarang, jalan atau kerumunan

b. Bawang putih
Nyamuk pergi karena bau yang sangat menyengat karena di dalam bawang putih
terkandung zat allicin yang menimbulkan aroma yang sangat kuat. Disamping itu bawang
putih juga mengandung zat nicotinic acid yang membuat nyamuk pergi.

Bahan :

1. Bawang putih 500g


2. Air 250 ml
3. Minyak tanah 1 sdm
4. Sabun Cair 1 sdm

Cara Pembuatan :
Pembuatan larutan bawang putih 500g ditambah air 250ml kemudian diblender
ditambah minyak tanah 1 sendek makan dan diamkan 24 jam. Setelah 24 jam disaring
kemudian ditambah sabun cair 1 sendok makan larutan yang sudah jadi diencerkan
dengan air perbandingan 1 : 20. Kemudian dimasukkan pada botol semprotan dan
disemprotkan ke nyamuk.
c. Bunga Sukun

Serbuk bunga sukun (bisa diganti bunga kluweh) ternyata lebih tahan lama
dibandingkan dengan obat nyamuk elektrik merek terkenal. Sementara obat nyamuk
pabrik hanya bertahan 18 jam nonstop, bunga sukun efektif mengusir nyamuk sampai 48
jam. Bahannya murah dan mudah ditemukan. Cara pembuatannya juga amat sederhana,
cukup menumbuk bunga jantan kering, simpan dalam kertas tisu, tetesi air, dan dipasang
pada alat pembasmi nyamuk elektrik. Dijamin nyamuk bakal mati, paling tidak ngacir
dari tempat parkirnya selama dua hari. Tidak ada bau menyengat seperti obat nyamuk
dari bahan kimia.
Cara membuat:
1. Bunga jantan sukun dikeringkan.
2. Tumbuk bunga sukun sampai halus.
3. Serbuk bunga sukun diletakkan di atas kertas tisu. Kertas dilipat membungkus serbuk
sampai berbentuk empat persegi panjang se-besar isi ulang obat nyamuk elektrik .
4. Basahi lipatan kertas tisu berisi serbuk dengan beberapa millimeter air
5. Pasang kertas tisu itu pada alat pembasmi nyamuk elektrik. Nyalakan

d. Kulit buah Durian


Ternyata aroma buah durian yang khas dan menyengat dapat mengusir nyamuk
tidak lagi hanya sebuah mitos, tapi telah terbukti secara ilmiah.
Cara ini bertitik tolak dari asumsi bahwa nyamuk sangat takut dengan sumber bebauan
yang menyengat, seperti bau kulit jeruk, bunga lavender atau bunga rosemary. Buah
durian juga memiliki bau yang menyengat, disebabkan karena di dalam buah durian yang
dikenal lezat ini terdapat kandung minyak atsiri dan alkohol.
Cara Pembuatan:
1. Cincang kulit buah durian sehingga menjadi potongan-potongan kecil.
2. Potongan kulit ditimbang
3. 100 gram ditambah daging durian 50 gram, lalu dihaluskan dengan blender. Untuk
pelarutnya digunakan alcohol 70% sebanyak 25 mililiter, dan air 100 mililiter.
4. Larutan yang diperoleh itu kemudian diperas menggunakan kain ayakan. Proses
berikutnya, bekas obat nyamuk elektrik dicelupkan ke dalam larutan itu selama lebih
kurang 5 menit, lalu diangkat dan dijemur selama 1 sampai 3 jam, atau hingga tampak
kering. Dengan demikian, obat nyamuk ini sudah bisa digunakan.

Anda mungkin juga menyukai