BILANGAN
Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang akan memberikan
keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Lambang bilangan biasa
dinotasikan dalam bentuk tulisan sebagai angka, lalu apa beda bilngan dengan
angka dan nomor ?
A. Bilangan Asli
Contoh: 1,2,3,4,5,6,7,8,….
B. BIlangan Cacah
Contoh: 0,1,2,3,4,5,6,7
C. Bilangan Bulat.
Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan baik
negatif, nol dan positif atau bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan bilangan
negatif. Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,….
D. Bilangan Prima
Contoh: ,3,5,7,11,13,17,….
Page | 1
E. Bilangan Rasional
Contoh: -2,2/7,5,2/11,….
F. Bilangan Irasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai: p/q
atau tidak dapat dinyatakan sebagai suatu decimal berulang. Contoh: log 2, e, √7, i
G. Bilangan Rill
Bilangan rill adalah bilangan yang bisa dituliskan dalam bentuk decimal.
Contoh: log 10, 5/8, -3, 0, 3
H. Bilangan Imajiner
I. Bilangan Komplek
Page | 2
BAB II
HIMPUNAN
Tahap pertama yang harus kamu kuasai dalam materi ini adalah irisan dua
himpunan. Irisan akan dilambangkan dengan lambang (∩). Seperti namanya, kamu
akan mencari irisan dari sebuah kumpulan, yaitu mencari sebuah kumpulan yang
sama-sama menjadi anggota kumpulan A dan anggota kumpulan B. Irisan memiliki
bentuk umum:
A ∩ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Setelah kamu mahir dalam mencari irisan, kamu akan langsung melaju pada materi
gabungan dua himpunan. Gabungan akan dilambangkan dengan lambang (∪). Pada
materi ini, kamu diminta untuk mencari objek yang merupakan anggota A dan
anggota B. Bentuk umum dari gabungan, yaitu:
A ∪ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}
Page | 3
Walaupun terlihat sederhana, nyatanya materi ini merupakan salah satu ilmu
matematika yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam matematika, materi
ini memiliki korelasi yang cukup kuat dengan materi statistika. Dalam kehidupan
sehari-hari, materi ini membantu kamu dalam membuat analisis dari sebuah
kejadian atau kumpulan.
Terdapat beberapa operasi himpunan yang harus kita ketahui, yaitu irisan,
gabungan, komplemen, selisih serta beda setangkup. Untuk lebih jelasnya, mari kita
simak bersama penjelasan dari setiap operasi himpunan berikut ini.
A. IRISAN (INTERSECTION)
Notasi dari irisan dua buah himpunan adalah tanda “∩”. Kita ambil contoh,
misalnya A dan B merupakan himpunan yang tidak saling lepas, sehingga A∩B =
{x|x∈A dan x∈B}. Pernyataan irisan tersebut jika kita nyatakan dalam diagram
Venn yaitu sebagai berikut.
adversitemens
Page | 4
Misalkan A merupakan himpunan mahasiswi Matematika UI dan B merupakan
himpunan wanita lanjut usia (60 tahun keatas), maka A∩B=Ø. Hal ini menunjukan
bahwa A dan B saling lepas atau A ⁄ ⁄B.
B. GABUNGAN (UNION)
Notasi untuk gabungan dua buah himpunan yaitu “∪”. Misalnya A dan B
merupakan sebuah himpunan, maka A∪B={x|x∈A atau x∈B}. Yang jika
dinyatakan dalam diagram venn sebagai berikut.
C. KOMPLEMEN (COMPLEMENT)
Page | 5
atau
Misalkan U={1,2,3,4,…,9}
Jika A={1,2,4}, maka Ac ={3,5,6,7,8,9}
Jika A={x∈U|x habis dibagi dua}, maka Ac ={1,3,5,7,9}
a. Pernyataan
(A∩C)∩E
b. Pernyataan
c. Pernyataan
“Semua mahasiswa angkatan 2005 yang tidak tinggal diasrama atau tidak
membawa motor untuk pergi kekampus” dapat dinyatakan dalam operasi himpunan
sebagai berikut:
C∩(B∪E)
D. SELISIH (DIFFERENCE)
Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan dengan tanda “-“. Misalnya
A dan B merupakan himpunan maka A-B={x|x∈A dan x∉B} = A∩B. Jika
dinyatakan dalam diagram venn yaitu sebagai berikut.
Page | 7
E. BEDA SETANGKUP (SYMMETRIC DIFFERENT)
Notasi beda setangkup antara dua buah himpunan yaitu “⊕”. Misalkan A
dan B merupakan himpunan, maka beda setangkup antara A dan B dinotasikan
sebagai berikut.
A⊕B = (A∪B)-(A∩B)
A⊕B = (A-B)∪(B-A)
Yang jika kita nyatakan dalam diagram venn yaitu sebagai berikut.
Page | 8
F. PERKALIAN KARTESIAN (CARTESIAN PRODUCT)
Notasi untuk perkalian kartesian dua buah himpunan yaitu “×”. Misalnya A
dan B merupakan himpunan maka perkalian antara A dan B dinotasikan sebagai
berikut.
Misalnya C={1,2,3} serta D={a,b} maka C×D={(1,a), (1,b), (2,a), (2,b), (3,a),
(3,b)}.
|A×B|=|A|.|B|
Pasangan terurut (a,b) berbeda dengan (b,a) dengan perkataan lain (a,b) ≠ (b,a).
Berdasarkan argumen ini berarti perkalian kartesian tidak komutatif yaitu
A×B ≠ B×A
dimana A atau B bukan himpunan kosong, Jika A=∅ atau B=∅ maka
A×B = B×A = ∅
Adapun hukum – hukum yang berlaku untuk operasi himpunan yaitu sebagai
berikut :
Page | 9
a. Hukum Identitas
A∪∅=A
A∩U=A
b. Hukum null/dominasi
A∩∅=A
A∪U=U
c. Hukum komplemen
A∪A=U
A∩A=∅
d. Hukum idempoten
A∪A=A
A∩A=A
e. Hukum involusi
(Ac)c = A
A∪(A∩B)=A
A∩(A∪B)=A
g. Hukum komutatif
A∪B=B∪A
A∩B=B∩A
h. Hukum asosiatif
A∪(B∪C)=(A∪B)∪C
A∩(B∩C)=(A∩B)∩C
i. Hukum distributif
A∪(B∩C)=(A∪B)∩(A∪C)
Page | 10
A∩(B∪C)=(A∩B)∪(A∩C)
j. Hukum de morgan
k. Hukum komplemen
Page | 11
BAB III
FUNGSI
Anggota himpunan yang dipetakan dapat berupa apa saja (kata, orang, atau objek
lain), namun biasanya yang dibahas adalah besaran matematika seperti bilangan riil.
Contohnya adalah sebuah fungsi dengan domain dan kodomain himpunan bilangan
riil adalah , yang menghubungkan suatu bilangan riil dengan bilangan riil lain
yang dua kali lebih besar. Dalam hal ini kita dapat menulis .
Page | 12
Sekarang kita sudah paham dengan definisi fungsi dalam matematika. Mari kita
bahas lebih jauh mengenai topik fungsi ini, yang meliputi, sifat-sifat, jenis-jenis
serta contoh soal dan jawabannya.
Sekarang mari kita bahas apa saja sifat-sifat fungsi dalam matematika. Berikut ini
diantaranya:
1. Fungsi Injektif
Sifat fungsi yang pertama adalah injektif atau juga disebut fungsi satu-satu.
Secara harfiah mungkin belum bisa kita pahami secara gamblang. Nah, untuk lebih
mudah memahamkan sifat fungsi ini, kami contohkan kepada anda, misal fungsi f
menyatakan A ke B maka fungsi f disebut suatu fungsi satu-satu (injektif), apabila
setiap dua elemen yang berlainan di A akan dipetakan pada dua elemen yang
berbeda di B. Selanjutnya secara singkat dapat dikatakan bahwa f:A→B adalah
fungsi injektif apabila a ≠ b berakibat f(a) ≠ f(b) atau ekuivalen, jika f(a) = f(b)
maka akibatnya a = b.
2. Fungsi Surjektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan hanya jika
untuk sembarang b dalam kodomain Bterdapat paling tidak satu a dalam
domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi
surjektif sama dengan kisarannya (range).
Page | 13
3. Fungsi Bijektif
1. Fungsi Linear
Jenis pertama adalah fugsi linear. Fungsi pada bilangan real yang didefinisikan :
f(x) = ax + b, a dan b konstan dengan a ≠ 0 disebut fungsi linear
2. Fungsi Konstan
Untuk lebih memudahkan anda untuk memahami jenis fungsi yang kedua ini, kami
berikan contoh. Misal f:A→B adalah fungsi di dalam A maka fungsi f disebut fugsi
konstan jika dan hanya jika jangkauan dari f hanya terdiri dari satu anggota.
3. Fungsi Identitas
Jenis fungsi berikutnya adalah fungsi identitas. Contoh: f:A→B adalah fungsi dari
A ke B maka f disebut fungsi identitas jika dan hanya jika range f = kodomain atau
f(A)=B.
4. Fungsi Kuadrat
Jenis fungsi matematika yang terakhir adalah fungsi kuadrat. Fungsi f: R→R yang
ditentukan oleh rumus f(x) = ax2 + bx + c dengan a,b,c ∈ R dan a ≠ 0 disebut fungsi
kuadrat.
Page | 14
Contoh Soal Fungsi dan Pembahasannya
Materi di atas sudah cukup jelas bukan? Sekarang mari kita lebih perjelas lagi
dengan mengerjakan contoh soal fungsi berikut ini:
A = {(1, 1), (2, 3), (3, 5), (4, 7), (5, 8)}
B ={(1, 6), (1, 7), (2, 8), (3, 9), (4, 10)}
Jawab:
Yang merupakan pemetaan atau fungsi adalah himpunan A dan C. B bukan fungsi
sebab pada himpunan B domain 1 muncul dua kali (berelasi dengan nilai 6 dan 7
pada
kodomain).
Jawab:
f(x) = ax + b
f(-4 ) = a(-4) + b = -3
Page | 15
f( 2 ) = a . 2 + b = 9
2a + b = 9 ……. (2)
-4a + b = -3
2a + b = 9 –
-6a = – 12
a = 2,
substitusi nilai a = 2 ke 2a + b = 9
2.(2) + b = 9
4+b=9
b=5
Diketahui, jika :
A = {2, 3, 6}
jawab :
Page | 16
Domain = {2, 4, 6}
Range = { 2, 4, 6, 8, 10}
(i). Dikatakan sebuah fungsi jika setiap anggota A memiliki satu pasangan terhadap
anggota B
(ii). Dikatakan bukan sebuah fungsi jika ada salah satu anggota A tidak memiliki
pasangan terhadap anggota B
(iii). Dikatakan bukan sebuah fungsi jika ada anggota A tidak memiliki pasangan
anggota B serta ada salah satu dari anggota A yang mempunya pasangan anggota
B lebih dari satu
(iv). Dan dikatakan bukan sebuah fungsi jika adalah satu satu dari anggota A
memiliki lebih dari satu pasangan anggota B
Page | 17
Dari contoh soal di atas, apa kalian sudah bisa membedakan yang mana relasi dan
yang mana fungsi? Ok sampai disini perjumpaan kita. Semoga bisa berguna bagi
sobat semua.
Penyelesaian:
f(1) = 2 ⋅ 2 – 2 = 2
f(2) = 2 ⋅ 3 – 2 = 4
f(3) = 2 ⋅ 4 – 2 = 6
Page | 18
3. Berikut gambar fungsi f ke dalam diagram Cartesius.
Tentukan daerah asal dan range fungsi f(x) = x2 + 3 bila x ∈ B dan B = {x | –3 < x
≤ 2}.
Penyelesaian:
Page | 19
Daerah asal (domain) dari fungsi tersebut adalah {–2, –1, 0, 1, 2}. Sedangkan
daerah range (hasil) dapat dicari dengan memasukan nilai domain ke fungsi f(x) =
x2 + 3, maka:
f(–2) = (–2)2 + 3 = 7
f(–1) = (–1)2 + 3 = 4
f(0) = (0)2 + 3 = 3
f(1) = (1)2 + 3 = 4
f(2) = (2)2 + 3 = 7
Page | 20
BAB IV
MATRIKS
A. MATRIKS
Matriks adalah kumpulan bilangan yang disusun dalam bentuk baris dan
kolom. Bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom disebut elemen matriks.
Nama matriks ditulis dengan menggunakan huruf kapital. Banyaknya baris dan
kolom matriks disebut ordo matriks.
Bentuk umum :
Page | 21
B. JENIS-JENIS MATRIKS
1. Matriks baris
Contoh : A = [ 2 3 0 7 ]
2. Matriks kolom
3. Matriks persegi
adalah matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama.
4. Matriks Identitas
Contoh :
Page | 22
5. Matriks segitiga atas
Contoh :
Page | 23
C. TRANSPOSE MATRIKS
adalah perubahan bentuk matriks dimana elemen pada baris menjadi elemen
pada kolom atau sebaliknya.
Contoh :
D. KESAMAAN MATRIKS
Dua matriks dikatakan sama jika, keduanya mempunyai ordo yang sama
dan elemen-elemen yang seletak juga sama.
Contoh :
Page | 24
untuk contohnya, silahkan simak penjelasan berikut ini..
Page | 25
Page | 26
Page | 27
Page | 28
Determinan
Page | 29
contoh soal dari determinan ditunjukkan sebagai berikut .
jawabannya...
nah..untuk beberapa soal dan pembahasan UN, disajikan sebagai berikut ini...
Page | 30
Page | 31
Page | 32
Page | 33
BAB V
LIMIT
A. Limit
suatu fungsi f(x) untuk x mendekati suatu bilangan a adalah nilai pendekatan fungsi
f(x) bilamana x mendekati a
Misalnya
ini berarti bahwa nilai dari fungsi f(x) mendekati M jika nilai x mendekati a biar
lebih paham kita simak contoh berikut
Contoh 1
Tentukan limit dari
Jawab :
Untuk nilai x mendekati 1 maka (4x2+1) akan mendekati 4.12 + 1 = 5 sehingga
nilai dari
Contoh 2
Tentukan nilai dari limit
Jawab
Misal sobat langsung memasukkan nili x = 1 ke dalam persamaan hasilnya tidak
Page | 34
akan terdefinisi karena bilangan pembagi ketemu 0 (x-1). Akan tetapi bentuk di atas
masih bisa disederhakan guna menghilangkan komponen pembagi yang bernilai nol
yaitu
Adakalanya penggantian niali x oleh a dalam lim f(x) x→a membuat f(x) punya
nilai yang tidak terdefinisi, atau f(a) menghasilkan bentuk 0/0, ∞/∞ atau 0.∞. Jika
terjadi hal tersebut solusinya adalah bentuk f(x) coba sobat sederhanakan agar nilai
limitnya dapat ditenntukan.
Bentuk limit ∞/∞ terjadi pada fungsi suku banyak (polinom) seperti
Contoh Soal
Coba sobat tentukan
Page | 35
Jawab
Page | 36
tidak jauh-jauh dari penyederhanaan. Be creative, out of the box.
Berikut contoh soal yang kami ambil dari ujian nasional 2013.
Tentukan Limit
Page | 37