Anda di halaman 1dari 37

BAB I

BILANGAN

Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang akan memberikan
keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Lambang bilangan biasa
dinotasikan dalam bentuk tulisan sebagai angka, lalu apa beda bilngan dengan
angka dan nomor ?

A. Bilangan Asli

Bilangan Asli/Sail adalah bilangan bulat positif .

Contoh: 1,2,3,4,5,6,7,8,….

B. BIlangan Cacah

Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif digabung dengan nol.

Contoh: 0,1,2,3,4,5,6,7

C. Bilangan Bulat.

Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan baik
negatif, nol dan positif atau bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan bilangan
negatif. Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,….

D. Bilangan Prima

Bilangan prima adalah bilangan-bilangan sail/asli yang hanya bisa dibagi


dirinya sendiri dan satu, atau bilangan yang memiliki 2 faktor, dan angka satu bukan
bilangan prima \

Contoh: ,3,5,7,11,13,17,….

Page | 1
E. Bilangan Rasional

Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q


dimana p,q ϵ bulat dan q ≠ 0 atau dapat dinyatakan sebagai suatu bilangan desimal
secara berulang ulang.

Contoh: -2,2/7,5,2/11,….

F. Bilangan Irasional

Bilangan rasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai: p/q
atau tidak dapat dinyatakan sebagai suatu decimal berulang. Contoh: log 2, e, √7, i

G. Bilangan Rill

Bilangan rill adalah bilangan yang bisa dituliskan dalam bentuk decimal.
Contoh: log 10, 5/8, -3, 0, 3

H. Bilangan Imajiner

Bilangan imajiner adalah bilangan i (satuan imajiner) dimana i adalah


lambing bilangan baru yang bersifat i2 = -1. Contoh: i, 4i, 5i

I. Bilangan Komplek

Bilangan kompleks adalah bilangan yang anggota-anggotanya (a+bi)


dimana a, b ϵ R, i2 = -1, dengan a bagian riil dan b bagian imajiner.

Page | 2
BAB II

HIMPUNAN

Dalam teori matematika, materi himpunan matematika diartikan sebagai


sebuah gabungan beberapa benda ataupun objek yang memiliki keterangan dan ciri
yang jelas sehingga dapat dihitung secara matematis. Sebagai contoh, universitas
merupakan himpunan dari mahasiswa beberapa fakultas atau sebuah fakultas
merupakan himpunan dari mahasiswa dari beberapa jurusan.

Himpunan dihadirkan dengan menggunakan tanda kurung kurawal ({ }). Materi


himpunan matematika diartikan sebagai sebuah gabungan beberapa benda ataupun
objek yang memiliki keterangan dan ciri yang jelas sehingga dapat dihitung secara
matematis.

Tahap pertama yang harus kamu kuasai dalam materi ini adalah irisan dua
himpunan. Irisan akan dilambangkan dengan lambang (∩). Seperti namanya, kamu
akan mencari irisan dari sebuah kumpulan, yaitu mencari sebuah kumpulan yang
sama-sama menjadi anggota kumpulan A dan anggota kumpulan B. Irisan memiliki
bentuk umum:

A ∩ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}

Setelah kamu mahir dalam mencari irisan, kamu akan langsung melaju pada materi
gabungan dua himpunan. Gabungan akan dilambangkan dengan lambang (∪). Pada
materi ini, kamu diminta untuk mencari objek yang merupakan anggota A dan
anggota B. Bentuk umum dari gabungan, yaitu:

A ∪ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}

Selanjutnya, kamu akan mempelajari mengenai komplemen himpunan.


Komplemen didefinisikan sebagai kumpulan yang tidak menjadi anggota dari A
atau B. Komplemen biasa dituliskan dengan A’ (a aksen).

Page | 3
Walaupun terlihat sederhana, nyatanya materi ini merupakan salah satu ilmu
matematika yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam matematika, materi
ini memiliki korelasi yang cukup kuat dengan materi statistika. Dalam kehidupan
sehari-hari, materi ini membantu kamu dalam membuat analisis dari sebuah
kejadian atau kumpulan.

Terdapat beberapa operasi himpunan yang harus kita ketahui, yaitu irisan,
gabungan, komplemen, selisih serta beda setangkup. Untuk lebih jelasnya, mari kita
simak bersama penjelasan dari setiap operasi himpunan berikut ini.

A. IRISAN (INTERSECTION)

Notasi dari irisan dua buah himpunan adalah tanda “∩”. Kita ambil contoh,
misalnya A dan B merupakan himpunan yang tidak saling lepas, sehingga A∩B =
{x|x∈A dan x∈B}. Pernyataan irisan tersebut jika kita nyatakan dalam diagram
Venn yaitu sebagai berikut.

adversitemens

Perhatikan contoh berikut.

Misalkan A={1,4,6,8,9} dan B={2,4,6,7} maka A∩B={4,6}.

Page | 4
Misalkan A merupakan himpunan mahasiswi Matematika UI dan B merupakan
himpunan wanita lanjut usia (60 tahun keatas), maka A∩B=Ø. Hal ini menunjukan
bahwa A dan B saling lepas atau A ⁄ ⁄B.

B. GABUNGAN (UNION)

Notasi untuk gabungan dua buah himpunan yaitu “∪”. Misalnya A dan B
merupakan sebuah himpunan, maka A∪B={x|x∈A atau x∈B}. Yang jika
dinyatakan dalam diagram venn sebagai berikut.

Perhatikan contoh berikut.

1. Jika A={1,2,5,8,9} dan B={2,3,4,5} maka A∪B={1,2,3,4,5,8,9}


2. A∪Ø=A

C. KOMPLEMEN (COMPLEMENT)

Komplemen dari suatu himpunan adalah unsur-unsur yang ada pada


himpunan universal (semesta pembicaraan) kecuali anggota himpunan tersebut.
Misalnya A adalah himpunan yang berada pada semesta pembicaraan U, maka
komplemen dari himpunan A dinotasikan sebagai berikut.

Ac = {x|x∈U dan x∉A}

Page | 5
atau

Jika kita nyatakan dalam diagram venn yaitu sebagai berikut

Perhatikan contoh berikut.

 Misalkan U={1,2,3,4,…,9}
 Jika A={1,2,4}, maka Ac ={3,5,6,7,8,9}
 Jika A={x∈U|x habis dibagi dua}, maka Ac ={1,3,5,7,9}

Contoh komplemen yang lain:

A = Himpunan mahasiswa Matematika UI

B = Himpunan mahasiswa yang tinggal diasrama

C = Himpunan mahasiswa angkatan 2005

D = Himpunan mahasiwa yang mengambil statistik

E = Himpunan mahasiswa yang membawa motor untuk pergi kekampus

a. Pernyataan

“Semua mahasiswa Matematika UI angkatan 2005 yang membawa motor untuk


pergi kekampus” dapat dinyatakan dalam operasi himpunan sebagai berikut :

(A∩C)∩E

b. Pernyataan

“Semua mahasiswa Matematika UI yang tinggal diasrama dan tidak mengambil


statistik” dapat dinyatakan dalam operasi himpunan sebagai berikut :
Page | 6
A∩B∩D

c. Pernyataan

“Semua mahasiswa angkatan 2005 yang tidak tinggal diasrama atau tidak
membawa motor untuk pergi kekampus” dapat dinyatakan dalam operasi himpunan
sebagai berikut:

C∩(B∪E)

D. SELISIH (DIFFERENCE)

Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan dengan tanda “-“. Misalnya
A dan B merupakan himpunan maka A-B={x|x∈A dan x∉B} = A∩B. Jika
dinyatakan dalam diagram venn yaitu sebagai berikut.

Perhatikan contoh berikut ini.

Jika A={1,2,3,4,…10} dan B={3,5,7} maka A-B={1,2,4,6,8,9,10} dan B-A=Ø

Page | 7
E. BEDA SETANGKUP (SYMMETRIC DIFFERENT)

Notasi beda setangkup antara dua buah himpunan yaitu “⊕”. Misalkan A
dan B merupakan himpunan, maka beda setangkup antara A dan B dinotasikan
sebagai berikut.

A⊕B = (A∪B)-(A∩B)

A⊕B = (A-B)∪(B-A)

Yang jika kita nyatakan dalam diagram venn yaitu sebagai berikut.

Perhatikan contoh berikut.

Jika A={2,3,5,7} dan B={1,2,3,4,5} maka A⊕B={1,4,7}

Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut ini:

 Hukum komutatif yaitu A⊕B=B⊕A


 Hukum asosiatif yaitu (A⊕B)⊕C=A⊕(B⊕C)

Page | 8
F. PERKALIAN KARTESIAN (CARTESIAN PRODUCT)

Notasi untuk perkalian kartesian dua buah himpunan yaitu “×”. Misalnya A
dan B merupakan himpunan maka perkalian antara A dan B dinotasikan sebagai
berikut.

A×B={(a,b)|a∈A dan b∈B}

Perhatikan contoh berikut ini.

Misalnya C={1,2,3} serta D={a,b} maka C×D={(1,a), (1,b), (2,a), (2,b), (3,a),
(3,b)}.

Misalnya A = B = himpunan bilangan riil, maka A×B = himpunan semua titik


dibidang datar.

Misalnya terdapat dua himpunan dengan kardinalitas berhingga, maka kardinalitas


himpunan hasil dari suatu perkalian kartesian antara dua himpunan tersebut yaitu
perkalian antara kardinalitas masing-masing himpunan. Dengan demikian, jika A
dan B adalah himpunan berhingga, maka :

|A×B|=|A|.|B|

Pasangan terurut (a,b) berbeda dengan (b,a) dengan perkataan lain (a,b) ≠ (b,a).
Berdasarkan argumen ini berarti perkalian kartesian tidak komutatif yaitu

A×B ≠ B×A

dimana A atau B bukan himpunan kosong, Jika A=∅ atau B=∅ maka

A×B = B×A = ∅

Adapun hukum – hukum yang berlaku untuk operasi himpunan yaitu sebagai
berikut :

Page | 9
a. Hukum Identitas

 A∪∅=A
 A∩U=A

b. Hukum null/dominasi

 A∩∅=A
 A∪U=U

c. Hukum komplemen

 A∪A=U
 A∩A=∅

d. Hukum idempoten

 A∪A=A
 A∩A=A

e. Hukum involusi

(Ac)c = A

f. Hukum penyerapan (absorpsi)

 A∪(A∩B)=A
 A∩(A∪B)=A

g. Hukum komutatif

 A∪B=B∪A
 A∩B=B∩A

h. Hukum asosiatif

 A∪(B∪C)=(A∪B)∪C
 A∩(B∩C)=(A∩B)∩C

i. Hukum distributif

 A∪(B∩C)=(A∪B)∩(A∪C)
Page | 10
 A∩(B∪C)=(A∩B)∪(A∩C)

j. Hukum de morgan

k. Hukum komplemen

Page | 11
BAB III

FUNGSI

Dalam istilah matematika merupakan pemetaan setiap anggota sebuah


himpunan (dinamakan sebagai domain) kepada anggota himpunan yang lain
(dinamakan sebagai kodomain). Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang
sama yang dipakai sehari-hari, seperti “alatnya berfungsi dengan baik.” Konsep
fungsi adalah salah satu konsep dasar dari matematika dan setiap ilmu kuantitatif.
Istilah "fungsi", "pemetaan", "peta", "transformasi", dan "operator" biasanya
dipakai secara sinonim.

Anggota himpunan yang dipetakan dapat berupa apa saja (kata, orang, atau objek
lain), namun biasanya yang dibahas adalah besaran matematika seperti bilangan riil.
Contohnya adalah sebuah fungsi dengan domain dan kodomain himpunan bilangan

riil adalah , yang menghubungkan suatu bilangan riil dengan bilangan riil lain

yang dua kali lebih besar. Dalam hal ini kita dapat menulis .

Fungsi yang dimaksudkan dalam materi matematika ini berbeda dengan


definisi fungsi dalam artian secara umum. Fungsi dalam matematika adalah suatu
relasi yang menghubungkan setiap anggota x dalam suatu himpunan yang disebut
daerah asal (Domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua
yang disebut daerah kawan (Kodomain). Himpunan nilai yang diperoleh dari relasi
tersebut disebut daerah hasil ( Range).

Pada fungsi, terdapat beberapa istilah penting, di antaranya:

 Domain yaitu daerah asal fungsi f dilambangkan dengan Df.


 Kodomain yaitu daerah kawan fungsi f dilambangkan dengan Kf.
 Range yaitu daerah hasil yang merupakan himpunan bagian dari
kodomain. Range fungsi fdilambangkan dengan Rf.

Page | 12
Sekarang kita sudah paham dengan definisi fungsi dalam matematika. Mari kita
bahas lebih jauh mengenai topik fungsi ini, yang meliputi, sifat-sifat, jenis-jenis
serta contoh soal dan jawabannya.

A. Sifat Fungsi dalam Matematika

Sekarang mari kita bahas apa saja sifat-sifat fungsi dalam matematika. Berikut ini
diantaranya:

1. Fungsi Injektif

Sifat fungsi yang pertama adalah injektif atau juga disebut fungsi satu-satu.
Secara harfiah mungkin belum bisa kita pahami secara gamblang. Nah, untuk lebih
mudah memahamkan sifat fungsi ini, kami contohkan kepada anda, misal fungsi f
menyatakan A ke B maka fungsi f disebut suatu fungsi satu-satu (injektif), apabila
setiap dua elemen yang berlainan di A akan dipetakan pada dua elemen yang
berbeda di B. Selanjutnya secara singkat dapat dikatakan bahwa f:A→B adalah
fungsi injektif apabila a ≠ b berakibat f(a) ≠ f(b) atau ekuivalen, jika f(a) = f(b)
maka akibatnya a = b.

Bagaimana? Sudah cukup jelas belum?

2. Fungsi Surjektif

Sifat fungsi matematika selanjutnya adalah surjektif.

Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan hanya jika
untuk sembarang b dalam kodomain Bterdapat paling tidak satu a dalam
domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi
surjektif sama dengan kisarannya (range).

Page | 13
3. Fungsi Bijektif

Sifat fungsi matematika yang terakhir ada;ah bijektif. Suatu pemetaan f:


A→B sedemikian rupa sehingga f merupakan fungsi yang injektif dan surjektif
sekaligus, maka dikatakan “f adalah fungsi yang bijektif” atau “ A dan B berada
dalam korespondensi satu-satu.

B. Jenis-jenis Fungsi dalam Matematika

1. Fungsi Linear

Jenis pertama adalah fugsi linear. Fungsi pada bilangan real yang didefinisikan :
f(x) = ax + b, a dan b konstan dengan a ≠ 0 disebut fungsi linear

2. Fungsi Konstan

Untuk lebih memudahkan anda untuk memahami jenis fungsi yang kedua ini, kami
berikan contoh. Misal f:A→B adalah fungsi di dalam A maka fungsi f disebut fugsi
konstan jika dan hanya jika jangkauan dari f hanya terdiri dari satu anggota.

3. Fungsi Identitas

Jenis fungsi berikutnya adalah fungsi identitas. Contoh: f:A→B adalah fungsi dari
A ke B maka f disebut fungsi identitas jika dan hanya jika range f = kodomain atau
f(A)=B.

4. Fungsi Kuadrat

Jenis fungsi matematika yang terakhir adalah fungsi kuadrat. Fungsi f: R→R yang
ditentukan oleh rumus f(x) = ax2 + bx + c dengan a,b,c ∈ R dan a ≠ 0 disebut fungsi
kuadrat.

Page | 14
Contoh Soal Fungsi dan Pembahasannya

Materi di atas sudah cukup jelas bukan? Sekarang mari kita lebih perjelas lagi
dengan mengerjakan contoh soal fungsi berikut ini:

Contoh Soal Fungsi 1

Mana dari himpunan A, B dan C berikut ini yang merupakan fungsi ?

A = {(1, 1), (2, 3), (3, 5), (4, 7), (5, 8)}

B ={(1, 6), (1, 7), (2, 8), (3, 9), (4, 10)}

C ={(2, 5), (3, 6), (4, 7)}

Jawab:

Yang merupakan pemetaan atau fungsi adalah himpunan A dan C. B bukan fungsi
sebab pada himpunan B domain 1 muncul dua kali (berelasi dengan nilai 6 dan 7
pada
kodomain).

Contoh Soal Fungsi 2

Diketahui f(x) = ax + b. dengan f(-4 ) = -3 dan f(2) = 9 Tentukan nilai a dan b


kemudian tuliskan fungsinya.

Jawab:

f(x) = ax + b

f(-4 ) = a(-4) + b = -3

-4a + b = -3 ……. (1)

Page | 15
f( 2 ) = a . 2 + b = 9

2a + b = 9 ……. (2)

Eliminasikan 1 dan 2 diperoleh:

-4a + b = -3

2a + b = 9 –

-6a = – 12

a = 2,

substitusi nilai a = 2 ke 2a + b = 9

2.(2) + b = 9

4+b=9

b=5

Jadi fungsinya f(x) = 2x + 5

Contoh Soal Fungsi 3

Diketahui, jika :

A = {2, 3, 6}

B = {2, 4, 6, 8, 10, 11}

Tuliskan domain, kodomain, range dari relasi diatas?

jawab :

Page | 16
Domain = {2, 4, 6}

Kodomain = {2, 4, 6, 8, 10, 11}

Range = { 2, 4, 6, 8, 10}

Contoh Soal Fungsi 4

Coba kalian perhatikan gambar yang ada di bawah ini!

(i). Dikatakan sebuah fungsi jika setiap anggota A memiliki satu pasangan terhadap
anggota B

(ii). Dikatakan bukan sebuah fungsi jika ada salah satu anggota A tidak memiliki
pasangan terhadap anggota B

(iii). Dikatakan bukan sebuah fungsi jika ada anggota A tidak memiliki pasangan
anggota B serta ada salah satu dari anggota A yang mempunya pasangan anggota
B lebih dari satu

(iv). Dan dikatakan bukan sebuah fungsi jika adalah satu satu dari anggota A
memiliki lebih dari satu pasangan anggota B
Page | 17
Dari contoh soal di atas, apa kalian sudah bisa membedakan yang mana relasi dan
yang mana fungsi? Ok sampai disini perjumpaan kita. Semoga bisa berguna bagi
sobat semua.

Contoh Soal Fungsi 5

Diketahui himpunan A = {2, 3, 4} dan himpunan B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Suatu


fungsi f : A→B ditentukan oleh f(x) = 2x – 2.

1. Tentukan range fungsif.


2. Gambarlah fungsifdengan diagram panah.
3. Gambarlah ke dalam diagram cartesius fungsif.

Penyelesaian:

1. Dengan menggunakan fungsi f(x)= 2x – 2 maka:

f(1) = 2 ⋅ 2 – 2 = 2

f(2) = 2 ⋅ 3 – 2 = 4

f(3) = 2 ⋅ 4 – 2 = 6

Jadi, range fungsi f adalah {2, 4, 6}.

2. Berikut gambar fungsi f dengan dalam diagram panah

Page | 18
3. Berikut gambar fungsi f ke dalam diagram Cartesius.

Contoh Soal Fungsi 6

Tentukan daerah asal dan range fungsi f(x) = x2 + 3 bila x ∈ B dan B = {x | –3 < x
≤ 2}.

Penyelesaian:
Page | 19
Daerah asal (domain) dari fungsi tersebut adalah {–2, –1, 0, 1, 2}. Sedangkan
daerah range (hasil) dapat dicari dengan memasukan nilai domain ke fungsi f(x) =
x2 + 3, maka:

f(–2) = (–2)2 + 3 = 7

f(–1) = (–1)2 + 3 = 4

f(0) = (0)2 + 3 = 3

f(1) = (1)2 + 3 = 4

f(2) = (2)2 + 3 = 7

Jadi, range fungsi f(x) = x2 + 3 adalah {3, 4, 7}

Page | 20
BAB IV

MATRIKS

A. MATRIKS

Matriks adalah kumpulan bilangan yang disusun dalam bentuk baris dan
kolom. Bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom disebut elemen matriks.
Nama matriks ditulis dengan menggunakan huruf kapital. Banyaknya baris dan
kolom matriks disebut ordo matriks.

Bentuk umum :

Page | 21
B. JENIS-JENIS MATRIKS

1. Matriks baris

adalah matriks yang hanya memiliki satu baris

Contoh : A = [ 2 3 0 7 ]

2. Matriks kolom

adalah matriks yang hanya memiliki satu kolom

3. Matriks persegi
adalah matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama.

4. Matriks Identitas

adalah matriks persegi yang elemen-elemen pada diagonal utamanya 1,


sedangkan semua elemen yang lainnya nol.

Contoh :

Page | 22
5. Matriks segitiga atas

adalah matriks persegi yang elemen-elemen dibawah diagonal


utamanya nol.

6. Matriks segitga bawah

adalah matriks persegi yang elemen-elemen diatas diagonal utamanya


nol. Contoh :

7. Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya nol.

Contoh :

Page | 23
C. TRANSPOSE MATRIKS

adalah perubahan bentuk matriks dimana elemen pada baris menjadi elemen
pada kolom atau sebaliknya.

Contoh :

D. KESAMAAN MATRIKS

Dua matriks dikatakan sama jika, keduanya mempunyai ordo yang sama
dan elemen-elemen yang seletak juga sama.

Contoh :

Page | 24
untuk contohnya, silahkan simak penjelasan berikut ini..

adapun jawaban dari soal diatas adalah,,,

Page | 25
Page | 26
Page | 27
Page | 28
Determinan

untuk matriks 3x3 , maka determinannya....

Page | 29
contoh soal dari determinan ditunjukkan sebagai berikut .

jawabannya...

nah..untuk beberapa soal dan pembahasan UN, disajikan sebagai berikut ini...

Page | 30
Page | 31
Page | 32
Page | 33
BAB V

LIMIT

A. Limit

suatu fungsi f(x) untuk x mendekati suatu bilangan a adalah nilai pendekatan fungsi
f(x) bilamana x mendekati a

Misalnya

ini berarti bahwa nilai dari fungsi f(x) mendekati M jika nilai x mendekati a biar
lebih paham kita simak contoh berikut

Contoh 1
Tentukan limit dari

Jawab :
Untuk nilai x mendekati 1 maka (4x2+1) akan mendekati 4.12 + 1 = 5 sehingga
nilai dari

Contoh 2
Tentukan nilai dari limit

Jawab
Misal sobat langsung memasukkan nili x = 1 ke dalam persamaan hasilnya tidak

Page | 34
akan terdefinisi karena bilangan pembagi ketemu 0 (x-1). Akan tetapi bentuk di atas
masih bisa disederhakan guna menghilangkan komponen pembagi yang bernilai nol
yaitu

B. Cara Mengerjakan Limit Fungsi yang Tidak Terdefinisi

Adakalanya penggantian niali x oleh a dalam lim f(x) x→a membuat f(x) punya
nilai yang tidak terdefinisi, atau f(a) menghasilkan bentuk 0/0, ∞/∞ atau 0.∞. Jika
terjadi hal tersebut solusinya adalah bentuk f(x) coba sobat sederhanakan agar nilai
limitnya dapat ditenntukan.

Limit Bentuk 0/0

Bentuk 0/0 kemungkinan timbul dalam

Bentuk limit ∞/∞ terjadi pada fungsi suku banyak (polinom) seperti

Contoh Soal
Coba sobat tentukan

Page | 35
Jawab

Berikut rangkuman rumus cepat limit matematika bentuk ∞/∞

 Jika m<n maka L = 0


 Jika m=n maka L = a/p
 Jika m>n maka L = ∞

Bentuk Limit (∞-∞)

Bentuk (∞-∞) sering sekali muncul dalam ujian nasional. Bentuk


soalnya akan sangat beragam. Namun demikian, penyelesaiannya

Page | 36
tidak jauh-jauh dari penyederhanaan. Be creative, out of the box.
Berikut contoh soal yang kami ambil dari ujian nasional 2013.

Tentukan Limit

Jika sobat masukkan x -> 1 maka bentuknya akan mmenjadi (∞-


∞). Untuk menghilangkan bentuk ∞-∞ kita sederhanakan bentuk
tersebut menjadi

Page | 37

Anda mungkin juga menyukai