Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari
Botol berisi diklorodifeniltrikloroetana (DDT). DDT adalah insektisida golongan organoklorin. Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. [1] Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman[2] Insektisida termasuk salah satu jenis pestisida.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah penggunaan insektisida 2 Jenis-jenis insektisida o 2.1 Insektisida Sintetik 2.1.1 Senyawa Organofosfat 2.1.2 Senyawa Organoklorin
2.1.3 Karbamat 2.1.4 Pirethrin/ Pirethroid Sintetik 2.1.5 Pengatur Tumbuh Serangga 2.1.6 Fumigan o 2.2 Insektisida Hayati 3 Efek penggunaan insektisida 4 Resistensi insektisida 5 Referensi
[sunting] Senyawa Organoklorin Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan klorin.[7] Insektisida organoklorin bersifat sangat persisten, dimana senyawa ini mashi tetap aktif hingga bertahuntahun.[7] Oleh karena itu, kini insektisida golongan organoklorin sudah dilarang penggunaannya karena memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Contoh-contoh insektisida golongan organoklorin adalah Lindane, Chlordane, dan DDT.[7] [sunting] Karbamat Insektisida golongan karbamat diketahui sangat efektif mematikan banyak jenis hama pada suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang.[7] Namun, insektisida karbamat akan terurai pada suasana yang terlalu basa. Salah satu contoh karbamat yang sering dipakai adalah bendiokarbamat.[7] [sunting] Pirethrin/ Pirethroid Sintetik Insektisida golongan ini terdiri dari dua katergori, yaitu berisfat fotostabil serta bersfiat tidak non fotostabil namun kemostabil.[7] Produknya sering dicampur dengan senyawa lain untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu contoh produk insektisida ini adalah Permethrin.[7] [sunting] Pengatur Tumbuh Serangga Insektisida golongan ini merupakan hormon yang berperan dalam siklus pertumbuhan serangga, misalnya menghambat perkembangan normal.[7] Beberapa contoh produknya adalah Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron.[7] [sunting] Fumigan Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang dapat membunuh hama serangga.[7] Fumigan hanya boleh digunakan oleh personel terlatih karena tingkat toksisitasnya yang tinggi.[7] Contohcontohnya adalah Metil Bromida (CH3Br), Aluminium Fosfit, Magnesium Fosfit, Kalsium Sianida, dan Hidrogen Sianida.[7]
Silica (SiO2) merupakan insektisida anorganik yang bekerja dengan menghilangkan selubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mati lemas. Insektisida jenis ini sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh, yang tersusun dari molekul diatom Bacillariophyceae. [7] Asam Borat (H3BO3) adalah insektisida anorganik yang dipakai untuk menarik perhatian semut.[7]
Pirethrum adalah insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga tropis krisan.[7] Senyawa ini memiliki kemampuan penghambatan serangga yang baik pada konsentrasi rendah.[7] Namun berkaitan dengan proses ekstraksinya, senyawa ini sangat mahal.[7] Rotenon adalah insektisida organik alami yang diperoleh dari pohon Derris.[7] Senyawa ini berfungsi sebagai insektisida yang menyerang permukaan tubuh hama.[7] Neem merupakan ekstrak dari pohon Neem (Azadirachta indica).[3] Penggunaan Neem sebagai insektisida hayati dimulai sejak 40 tahun lalu.[3] Ekstrak neem mengganggu aktivitas sistem pencernaan serangga, khususnya golongan Lepidoptera (ngengat dan kupu-kupu beserta larvanya).[3] Selain itu neem juga berperan sebagai pengatur tumbuh dimana menyebabkan beberapa jenis serangga terus berada pada kondisi larva dan tidak bisa tumbuh dewasa.[3] Bakteri Bacillus thuringiensis memproduksi toksin Bt yang dapat mematikan serangga yang memakannya.[6] Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran pencernaan serangga berlubang sehingga berujung pada kematian.[6] Para peneliti telah berhasil memindahkan gen yang berperan dalam produksi toksin Bt dari B. thuringiensis ke tanaman kapas sehingga serangga yang memakan tanaman kapas tersebut akan mati.[6] Kapas Bt merupakan salah satu organisme transgenik yang paling banyak ditanam di dunia.[6]