Anda di halaman 1dari 22

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Lingkungan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar artinya bagi
mahluk hidup. Lingkungan merupakan karunia Tuhan yang tak ternilai. Tanpa
lingkungan tidak ada kehidupan.Dengan demikian kita perlu menjaga lingkungan
dengan baik.Dan salah satu cara menjaga lingkungan itu dengan baik yaitu dengan cara
menjaga lingkungan dari bahan-bahan kimia yang mencemari lingkungan. Sering kali
kita temukan di lingkungan masyarakat penggunaan-penggunaan bahan
makanan,minuman,sisa-sisa pembuangan,bahkan di dalam penggunaan pestisida pada
pertanian yang berfungsi untuk melindungi tanaman dari hama pun terdapat bahan-
bahan kimia yang dapat mencemari komponen lingkungan terutama tanah. Dan akibat
dari pencemaran pestisida kimia tersebut kesuburan tanah menjadi berkurang dan
kondisi tanah memburuk. karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahan kimia
yang berbahaya tersebut, pemakaian pestisida berbahan kimia tersebut tetap dan terus
saja dilakukan. Sehingga memperburuk kondisi tanah dan tanpa disadari mengurangi
keuntungan atau hasil-hasil dari tanah tersebut. Karena dengan penggunaan pestisida
kimia, tanah hanya dapat digunakan beberapa kali saja karna kehilangan kesuburannya.
Untuk itu masyarakat terutama para petani tentunya memerlukan pestisida dengan
bahan yang ramah lingkungan dan mengandung sedikit atau bahkan tidak ada bahan
kimianya demi tercapainya lingkungan yang sehat untuk menunjang kehidupan di
dalam atau sekitar lingkungan tersebut. Pestisida yang ramah lingkungan itu yaitu
pestisida organik. Salah satu pestisida organik yang mudah dibuat dan bahannya mudah
dijumpai di masyarakat yaitu pestisida yang berbahan dasar dari bawang putih. Maka
dari itu pestisida alami dari bawang putih sangat penting untuk dibahas, agar
masyarakat lebih tahu dan mengerti menggunakan pestisida alami demi kelestarian
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, timbul lah permasalahan-permasalahan sebagai
berikut:
1.2.1 Apa saja kandungan dari bawang putih dan bahan-bahan lain sebagai pestisida
organik berbahan dasar bawang putih ?
1.2.2 Bagaimana pembuatan pestisida organik berbahan dasar bawang putih?
1.2.3 Apa kelebihan dan kekurangan pestisida organik berbahan dasar bawang putih?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penuisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah tersebut
adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui kandungan dari bawang putih dan bahan-bahan lain dalam
pestisida organic berbahan dasar bawang putih.
1.3.2 Untuk mengetahui pembuatan pestisida alami berbahan dasar bawang putih.
1.3.3 Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan pestisida organik berbahan dasar
bawang putih.

1.4. Manfaat
Karya tulis ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1.4.1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pestisida organik.
1.4.2. Alternatif bagi masyarakat untuk tidak menggunakan lagi pestisida yang
berbahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

1.5. Metode penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.5.3. Observasi yaitu cara pengamatan langsung pada waktu dan tempat tertentu.
1.5.4. Eksperimen yaitu penelitian atau pembuatan secara langsung.
1.5.5. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem survey
secara online ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review).

2
BAB II
Landasan Teori
2.1 Pengertian Pestisida
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan,
menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama")
yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti
serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap
mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.

2.2 Jenis-Jenis Pestisida


2.2.1 Berdasarkan Fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi 6 jenis
yaitu:
1. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti
belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas
serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap,
dan semut. Contoh: basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat,
diazinon,dll.
2. Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan
jamur/cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun.
Contoh: tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan
natrium dikromat.
3. Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh
bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang
menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman
sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya
yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu.
4. Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman
berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang
sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-
hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya. Contohnya:
Warangan.
5. Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman
berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan

3
umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada.
Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu
sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat
memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam, dan
Dazomet.
6. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu
(gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh: ammonium
sulfonat dan pentaklorofenol.

2.2.2 Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:


– Pestisida organik (Organic pesticide): pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan
organik yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal: neem oil yang
berasal dari pohon mimba (neem).
– Pestisida elemen (Elemental pesticide): pestisida yang bahan aktifnya berasal dari
alam seperti: sulfur.
– Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide): pestisida yang berasal dari campuran
bahan-bahan kimia.
2.2.3 Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
– Pestisida sistemik (Systemic Pesticide): adalah pestisida yang diserap dan
dialirkan ke seluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama
yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya,
ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini
untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh: Neem oil.
– Pestisida kontak langsung (Contact pesticide): adalah pestisida yang reaksinya
akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun
sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis
pestisida ini. Contoh: Sebagian besar pestisida kimia.

2.3 Pestisida Organik


2.3.1     PENGERTIAN
Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal
dari alam. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan penggunaan bahan-
bahan yang ada disekitar kita. Oleh karena terbuat dari bahan organik maka
pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak

4
mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena
residunya akan terurai dan mudah hilang.
Pestisida organik dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan
penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai
cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida organik sangat spesifik, yaitu :

1. merusak perkembangan telur, larva dan pupa.


2. menghambat pergantian kulit.
3. mengganggu komunikasi serangga/hama.
4. menyebabkan serangga/hama menolak makan.
5. menghambat reproduksi serangga/hama betina.
6. memblokir kemampuan makan serangga/hama.
7. mengusir serangga/hama.
8. menghambat perkembangan patogen penyakit.

Fungsi dari penggunaan pestisida organik, antara lain :

1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat.
2. Antifidan, mencegah serangga/hama memakan tanaman yang telah disemprot.
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.
4. Menghambat reproduksi serangga/hama betina.
5. Racun syaraf.
6. Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga.
7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga/hama yang dapat dipakai pada perangkap
serangga/hama.
8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri.

Pestisida organik mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida


organik adalah :

1. murah dan mudah dibuat sendiri.

5
2. relatif aman terhadap lingkungan.

3. tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.

4. sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.

5. kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.

6. menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.

Kelemahannya adalah :

1. daya kerjanya relatif lambat.

2. tidak tahan terhadap sinar matahari.

3. kurang praktis.

4. kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

2.2.3.   Contoh Tanaman Pestisida


Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida
alami.

Tuba, Jenu (Derriseleptica)


Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk
bahan tersebut sampai betul-betul hancur.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit,lengkuas)


Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur
urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan
1 : 2 - 6 liter.  Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang
tanaman.

Kucai (Allium schonaoresum)


Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang
kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk
memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

Bawang Putih (Allium sativum)


Bawang putih secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar
pohon buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah

6
serangga. 

Tomat (Lycopersicum eskulentum)


Daun tomat bagus sebagai insektisida dan fungisida alami. Dapat digunakan untuk
membasmi kutu daun, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, lalat putih,
jamur, dan bakteri pembusuk.

Gamal (Gliricidia sepium)


Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak
daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan
berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Bunga Mentega (Nerium indicum)


Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama
kurang lebih 1 jam, kemudian disaring.  Dari hasil saringan tadi dapat digunakan
untuk mengusir semut.

Minyak Cengkeh
Cengkeh merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di tingkat
petani. Tanaman ini banyak mengandung minyak atsiri yang mempunyai nilai jual
tinggi. Minyak atsiri diperoleh melalui proses ekstraksi maupun penyulingan
bagian daun atau bunga cengkeh. Minyak tersebut diketahui mengandung sampai
dengan 80% eugenol dan berdasarkan uji laboratorium dan rumah kaca diketahui
sangat efektif membunuh nematode puru akar, M. incognita.

2.4. Pengertian dan kandungan Bawang Putih


Bawang putih (Allium sativum) merupakan sejenis tumbuhan dari keluarga Alliaceae
sama seperti lain-lain jenis bawang iaitu bawang besar, bawang merah, lik , dan kucai.
Bawang putih telah ditanam dan digunakan manusia semenjak beribu tahun dulu dalam
perobatan dan masakan.  Bawang putih seperti juga bawang merah dan bawang besar
mempunyai daun dan bebawang yang berada dalam tanah yang dangkal. Berbeda
dengan bawang besar yang mempunyai satu bebawang, bawang putih dibentuk dari
berbagai bebawang yang membentuk satu rumpun bebawang.
Bawang Putih digunakan dalam bentuk segar (Untuk masakan dan perubaatan),
dikeringkan dan juga diproses dalam bentuk serbuk . Penyimpanan yang sempurna
membolehkan bawang putih tahan lama sehinga beberapa bulan. Di Malaysia semua
bangsa menggunakan bawang putih dalam masakan harian terutamanya
masyarakat Cinadan menjadi satu kemestian.
Khasiat bawang putih memang diketahui sangat berguna untuk kesihatan manusia
kerana membantu dalam membunuh parasit, membantu dalam sistem pernafasan,
perbaiki sistem penghadaman dan kandungan tenaga yang rendah. Ia telah digunakan

7
semenjak 510 sSM di China sebagai tumbuhan sihat untuk kesihatan manusia. Kajian
saintis menunjukkan setiap 100 gram bawang putih mengandungi 623 kJ
kalori, karbohidrat (33 g), gula (1 g), serat (2.1 g), lemak (0.5 g), protein (6.39 g), beta
karotin ( 5 microgram),thiamine (vitamin B1) (0.2 microgram), riboflavin (vitamin B2)
(0.11 microgram), niacin (0.7 mucrogram), asid panthitenik (0.59 microgram), Vitamin
B6 (1.2535 micragram), folate (3 microgram), vitamin C (31.2 mg), kalsium (181 mg),
 zat besi (1.7 mg), magnesium (25 mg), fosforus (153 mg), kalium (401
mg), natrium (17 mg) dan zink (1.16 mg). Kandungan zat lain ialah
seperti mangan (1.672 mg) dan selenium (14 micrograms). Kandungan nutrien ini
memberikan bawang putih sebagai sumber mineral utama untuk kesihatan manusia.

Selain berfungsi sebagai anti bakteria, bawang putih di dapati sangat baik untuk
mengelakkan penyakit serangan jantung dan mengurangkan tekanan darah tinggi dan
penyakit kanser. Menjadi satu budaya di Korea dimana orang-orang tua memakan
bawang putih mentah di kebun dan kuil. Kajian saintis juga mendapati bawang putih
mampu mengurangkan penyempitan kolesterol pada saluran darah
dalam kardiovaskular manusia.
Dr Khairan Yusuf MSc, peneliti dan dosen pada Program Studi Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala (FMIPA Unsyiah)
menemukan suatu formula yang efektif sebagai pestisida alami untuk membasmi cacing
Aphelenchoides sacchari dan Aphelenchoides grayi pada tanaman jamur. Formula itu
berupa ekstrak bawang putih.
Di samping itu, ekstrak metanol bawang putih juga efektif membunuh cacing pada
tanaman wortel, membunuh cacing C elegens maupun cacing root knot dalam waktu 40
menit.
Sementara itu, minyak bawang putih (garlic oil) dilaporkan efektif membunuh cacing
pada tanaman kentang dan pada usus kambing Haemonchus concortus. Ekstrak bawang
putih juga efektif digunakan sebagai repellent untuk mengusir hama ular, dan
kalajengking, karena aroma yang dikeluarkannya sangat menyengat.
Hasil riset Dr Khairan itu disampaikan Ketua Tim Focal Research Area (FRA) FMIPA
Unsyiah, Dr Zulkarnain Jalil MSi kepada Serambi di Banda Aceh, Senin (10/3) sore
setelah lebih dulu dipaparkan Dr rer nat Khairan Yusuf MSc untuk kalangan internal

8
pada Forum SDM Focal Research Area FMIPA Unsyiah di balai senat fakultas itu,
Jumat (7/3).Peneliti merekomendasikan bahwa bawang putih yang sebagian besar
merupakan produk impor, dapat dikembangkan secara luas di Aceh untuk aplikasi
sebagai pestisida alami.

2.5. Kandungan Bahan Pendukung


-Bubuk cengkeh
Cengkeh merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di tingkat
petani. Tanaman ini banyak mengandung minyak atsiri yang mempunyai nilai jual
tinggi. Minyak atsiri diperoleh melalui proses ekstraksi maupun penyulingan bagian
daun atau bunga cengkeh. Minyak tersebut diketahui mengandung sampai dengan 80%
eugenol dan berdasarkan uji laboratorium dan rumah kaca diketahui sangat efektif
membunuh nematode puru akar, M. incognita.

-Bubuk Lengkuas

Lengkuas memiliki beberapa sebutan di berbagai daerah. Ada yang menamakannya


sebagai laja (Sunda), dan laos (Jawa). Senyawa kimia yang terdapat pada Lengkuas
galanga antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen,
pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning.

-Spiritus/Metanol

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa


kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana.
Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak
berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan
daripada etanol). metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku,
pelarut,pengawet bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri. Dalam
proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam campuran,
termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu.

BAB III

9
PEMBAHASAN

3.1. CaraMembuat Pestisida Organik Berbahan Dasar Bawang Putih


Bahan :

1. Bawang Putih :     1 bulb

2. Lengkuas bubuk :     1 sendok teh

3. Cengkeh bubuk :     1 sendok teh (opsional)

4. Spiritus :     0,25 liter

5. Air Tawar :     1 liter

6. Sabun Cair/shampoo:    secukupnya

Cara membuat :

1. Kupas bawang putih, kemudian parut atau dapat juga di blender (parut lebih baik).

2. Setelah selesai, taruh dalam wadah dan campurkan dengan air tawar + lengkuas
bubuk + cengkeh bubuk.

3. Aduk rata, simpan selama ± 24 jam atau hingga semua ampas mengendap.

4. Hasil larutan disaring dengan menggunakan kain halus, campur dengan spiritus dan
aduk rata.

5. Diamkan sebentar, simpan dalam botol yang berpenutup rapat.

Cara pengaplikasian :

10
1. 0.25 liter larutan dicampur dengan 1 sendok makan sabun cair, aduk rata masukkan
ke dalam sprayer.

2. Semprotkan ke pangkal tanaman yang terkena hama setiap sore/malam hari.

3. Untuk pencegahan atau perawatan, cukup semprotkan sekali per 2 hari sekali atau
seminggu sekali.

Hama yang dapat ditanggulangi :

- Hampir 90% hama tanaman dapat ditanggulangi dengan menggunakan ramuan


ini, baik hama pada daun maupun media tanam.
- Mematikan bagi siput bercangkang berukuran maksimal berukuran sebesar
kelereng.
- Dapat mematikan bagi siput telanjang, namun dengan dosis yang lebih besar
(tergantung ukuran).

Keterangan :

- Fungsi utama spiritus, lebih ditujukan agar larutan lebih tahan lama (tidak basi).
Selain itu, spiritus dapat meningkatkan efek kualitas larutan.

- Fungsi sabun cair, mirip dengan spiritus dalam hal meningkatkan efek kualitas
larutan. Jangan mengganti dengan bubuk detergen, terdapat kandungan zat kimia
yang cukup keras di dalamnya.

- Bahan bubuk cengkeh merupakan bahan dasar opsi yang digunakan untuk
menghadapi serangan hama cukup parah. Dalam masa perawatan, bahan tersebut
nyaris tidak diperlukan. Cukup dengan menggunakan bahan dasar bawang putih dan
bubuk lengkuas saja.

- Mengganti bawang putih mentah dengan produk yang sudah dikeringkan berbentuk
bubuk, tidak pernah dilakukan. Apakah akan menghasilkan efek yang sama, tidak
pernah diketahui. Penggunaan bawang putih mentah dikarenakan, cairan yang
terdapat didalamnya yang diperlukan sebagai anti hama.

11
- Mengganti produk bubuk dengan bahan mentah (lengkuas & cengkeh) belum pernah
dilakukan. Secara perbandingan kualitas, lebih tinggi produk yang sudah
dikeringkan. Belum diketahui kemungkinan zat pada bahan mentah yang tidak dapat
dikeringkan dapat menambah kualitas pestisida atau tidak.

3.2. Hasil Pengamatan Pada Percobaan


Berikut ini hasil pengamatan pada percobaan yang dilakukan penulis pada hari senin –
rabu disemprot 2 kali sehari pagi sore pada 4 tanaman dan 5 jenis hama yang berbeda.
Demikian Hasil Pengamatan :

Tanaman Jenis Hama Hari Pertama

Mangga Ulat Berkantung -Ulat Berkantung Masih Menggantung di daun


-Masih ada gerakan pada ulat
-daun masih hijau

Jambu Ulat berkantung-Ulat Berkantung Masih Menggantung di daun


-Masih ada gerakan pada ulat
-daun masih hijau
Belimbing Ulat Bulu -ulat masih hidup
-ulat menggeliat saat di semprot(tanda respon
terhadap Pestisida)
-daun masih hijau
Jeruk Nipis Hama Kutu Putih -Masih terdapat kutu putih
-daun masih hijau
Mangga Kepik -setelah stengah jam kepik mati
-daun masih hijau
Mangga Semut rangrang -setelah 15 menit semut rangrang mati
-daun masih hijau

12
Tanaman Jenis Hama Hari Kedua

Mangga Ulat Berkantung -Ulat Berkantung Masih Menggantung di daun


-Tidak ada gerakan pada ulat
-Setelah di cek ternyata kosong (ulat telah mati)

Jambu Ulat berkantung -Ulat Berkantung Masih Menggantung di daun


-Tidak ada gerakan pada ulat
-Setelah di cek ternyata kosong (ulat telah mati)
Belimbing Ulat Bulu -ulat telah mati
-daun mulai menguning

Jeruk Nipis Hama Kutu Putih -kutu putih berubah menjadi agak menghitam
-daun tetap hijau

Mangga Kepik -daun tetap hijau

Mangga Semut rangrang -bintil bekas gigitan semut rangrang menguning dan
menimbulkan bekas pada daun

Tanaman Jenis Hama Hari Ketiga

Mangga Ulat Berkantung -Ulat Berkantung dibersihkan


-Ulat berkantung baru tidak ditemukan lagi
-bekas gigitan ulat menguning
Jambu Ulat berkantung -Ulat Berkantung baru tidak ditemukan lagi
-daun tetap hijau

Belimbing Ulat Bulu -ulat telah mati


-daun menguning kecoklatan
Jeruk Nipis Hama Kutu Putih -kutu putih berubah menjadi agak menghitam
-daun bekas kutu menguning
Mangga Kepik -daun tetap hijau
Mangga Semut rangrang -bintil bekas gigitan semut rangrang menguning dan
menimbulkan bekas pada daun

13
3.3 Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Organik Berbahan Dasar
Bawang Putih
Berdasarkan pengamatan diperoleh Kelebihan dan kekurangan pestisida organik
berbahan dasar bawang putih :
Kelebihan :
1. Bahan-bahan lebih murah dan mudah didapatkan dibandingkan pestisida kimia.
2. Cepat bereaksi dengan hama serangga.
3. Tidak mencemari tanah.
4. Menyebabkan serangga tidak datang lagi atau sebagai refelan atau antifidan.
5. Membunuh lebih banyak jenis hama.
Kekurangan :
1. Menyebabkan warna kuning pada daun yang terkena gigitan.
2. Pada dosis tertentu tanaman tidak dapat menerima pestisida / memerlukan dosis
yang tepat.
3. Pembuatan sedikit rumit dan membutuhkan waktu.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai pestisida organik berbahan dasar bawang putih yang telah
dibahas sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bawang putih mengandung ekstrak methanol dan bau yang tidak sedap untuk
mengusir hama atau serangga, spiritus atau metanol digunakan sebagai pengawet
bahan organiknya, bubuk lengkuas mengandung minyak atsiri sebagai racun bagi
serangga ,dan bubuk cengkeh mengandung sampai dengan 80% eugenol yang efektif
membasmi hama,dan bahan lain yang digunakan yaitu sabun cair atau sampo yaitu
sebagai pemecah pertahanan lapisan lilin dan lender pada serangga.

2.Pembuatan dilakukan dengan langkah-langkah : pemarutan bawang putih,lalu


dicampurkan dengan air tawar lengkuas bubuk cengkeh bubuk diaduk rata,disimpan
selama ± 24 jam atau hingga semua ampas mengendap. Hasil larutan disaring dengan
menggunakan kain halus, campur dengan spiritus dan aduk rata. Disimpan dalam
botol yang berpenutup rapat.
3. Kelebihan dari pestisida organik berbahan dasar bawang putih yaitu, bahan-bahan
lebih murah dan mudah didapatkan dibandingkan pestisida kimia,cepat bereaksi
dengan hama serangga,tidak mencemari tanaman,menyebabkan serangga tidak datang
lagi atau sebagai refelan atau antifidan,membunuh lebih banyak jenis
hama.Sedangkan kekurangan dari pestisida organic berbahan dasar bawang putih
yaitu,Menyebabkan warna kuning pada daun yang terkena gigitan, pada dosis tertentu
tanaman tidak dapat menerima pestisida / memerlukan dosis yang tepat,pembuatan
sedikit rumit dan membutuhkan waktu.

4.2 Saran
Setelah membaca karya ilmiah ini penulis mengharapkan kepada pembaca untuk lebih
peduli dengan kelestarian lingkungan dengan mengurangi pemakaian pestisida kimia dan
beralih kepada penggunaan pestisida organik. Jika pembaca tertarik untuk menggunakan
pestisida organik berbahan dasar bawang putih sebaiknya mengetahui dosis tumbuhan
yang lebih tepat terlebih dahulu. Dan pembaca berharap agar ada pembaca yang
menyempurnakan produk peptisida organik berbahan dasar bawang putih ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://indoagraris.wordpress.com/2013/05/06/macam-macam-pestisida-tanaman/ (01-02-2015)

http://azzarahmawati.blogspot.com/2013/10/pestisida-organik_9248.html (01-02-2015)

http://ms.wikipedia.org/wiki/Bawang_putih (01-02-2015)

http://kebundirumah.com/bawang-putih-dan-hama-siput-snails/ (01-02-2015)

http://id.wikipedia.org/wiki/Cengkih (01-02-2015)

http://manfaatbuahdaun.blogspot.com/2013/11/manfaat-lengkuas-merah-laos-laja-untuk.html (01-02-
2015)

http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol (01-02-2015)

16
LAMPIRAN

17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai