Anda di halaman 1dari 2

Insektisida Sintetik

Insektisida organik sintetik yang banyak dipakai dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan
besar
Senyawa Organofosfat
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan fosfat. Insektisida
sintetik yang masuk dalam golongan ini adalah Chlorpyrifos, Chlorpyrifos-methyl, Diazinon,
Dichlorvos, Pirimphos-methyl, Fenitrothion, dan Malathion.
Senyawa Organoklorin
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan klorin. Insektisida
organoklorin bersifat sangat persisten, di mana senyawa ini mashi tetap aktif hingga bertahun-
tahun. Oleh karena itu, kini insektisida golongan organoklorin sudah dilarang penggunaannya
karena memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Contoh-contoh insektisida golongan
organoklorin adalah Lindane, Chlordane, dan DDT.
Karbamat
Insektisida golongan karbamat diketahui sangat efektif mematikan banyak jenis hama pada
suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang. Namun, insektisida karbamat akan
terurai pada suasana yang terlalu basa. Salah satu contoh karbamat yang sering dipakai adalah
bendiokarbamat
Pirethrin/ Pirethroid Sintetik
Insektisida golongan ini terdiri dari dua katergori, yaitu berisfat fotostabil serta bersfiat tidak non
fotostabil namun kemostabil. Produknya sering dicampur dengan senyawa lain untuk
menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu contoh produk insektisida ini adalah Permetrin.
Pengatur Tumbuh Serangga
Insektisida golongan ini merupakan hormon yang berperan dalam siklus pertumbuhan
serangga, misalnya menghambat perkembangan normal. Beberapa contoh produknya adalah
Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron.
Fumigan
Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang dapat membunuh hama serangga. Fumigan
hanya boleh digunakan oleh personel terlatih karena tingkat toksisitasnya yang tinggi. Contoh-
contohnya adalah Metil Bromida (CH3Br), Aluminium Fosfit, Magnesium Fosfit, Kalsium Sianida,
dan Hidrogen Sianida.
Insektisida Hayati
Meskipun insektisida lebih dikenal merupakan senyawa sintetik, tetapi terdapat juga insektisida
alami yang berasal dari bakteri, pohon, maupun bunga.

 Silica (SiO2) merupakan insektisida anorganik yang bekerja dengan menghilangkan


selubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mati lemas. Insektisida jenis
ini sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh, yang tersusun dari molekul diatom
Bacillariophyceae
 Asam Borat (H3BO3) adalah insektisida anorganik yang dipakai untuk menarik perhatian
semut. Pirethrum adalah insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga
tropis krisan Senyawa ini memiliki kemampuan penghambatan serangga yang baik pada
konsentrasi rendah.Namun berkaitan dengan proses ekstraksinya, senyawa ini sangat
mahal. Rotenon adalah insektisida organik alami yang diperoleh dari pohon
Derris. Senyawa ini berfungsi sebagai insektisida yang menyerang permukaan tubuh
hama. Salah satu tanaman yang mengandung rotenon adalah daun kacang babi Tephrosia
vogelii. Daun kacang babi efektif dalam mengendalikan hama Crocidolomia pavonana,
Nilaparvata lugens, Myzus persicae. Neem merupakan ekstrak dari pohon Neem
(Azadirachta indica). Penggunaan Neem sebagai insektisida hayati dimulai sejak 40 tahun
lalu. Ekstrak neem mengganggu aktivitas sistem pencernaan serangga, khususnya
golongan Lepidoptera (ngengat dan kupu-kupu beserta larvanya). Selain itu neem juga
berperan sebagai pengatur tumbuh di mana menyebabkan beberapa jenis serangga terus
berada pada kondisi larva dan tidak bisa tumbuh dewasa.
 Bakteri Bacillus thuringiensis memproduksi toksin Bt yang dapat mematikan serangga yang
memakannya Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran pencernaan
serangga berlubang sehingga berujung pada kematian. Para peneliti telah berhasil
memindahkan gen yang berperan dalam produksi toksin Bt dari B. thuringiensis ke
tanaman kapas sehingga serangga yang memakan tanaman kapas tersebut akan mati
Kapas Bt merupakan salah satu organisme transgenik yang paling banyak ditanam di
dunia.

Anda mungkin juga menyukai