Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zat kimia yang terkandung pada pembasmi rayap di pasaran adalah alfametrin,
sipermetrin, imidaciotrin, lamdasalotrin dan venfalarat. Ternyata zat kimia alfametrin,
sipermetrin, imidaciotrin, lamdasalotrin dan venfalarat mengandung racun yang terdapat
dalam tanaman piretrum. Dampak yang ditimbulkan yaitu racun pada zat kimia tersebut
bersifat kontak sehingga jika dalam aplikasi pestisida tidak mengenai hama dipastikan
hama tersebut tidak mati dan jika racunnya mengenai rayap maka akan mengakibatkan
ledakan pada rayap tersebut. Hal tersebut dimungkinkan karena zat kimia tersebut
bersifat memicu penetasan telur pada rayap dan memicu perkawinan rayap.
Bila dibandingkan dengan pestisida kimia, pestisida organik mempunyai
beberapa kelebihan. Pertama, lebih ramah terhadap alam, karena sifat material organik
mudah terurai menjadi bentuk lain. Sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam
waktu yang lama di alam bebas. Kedua, residu pestisida organik tidak bertahan lama
pada tanaman, sehingga tanaman yang disemprot lebih aman untuk dikonsumsi. Ketiga,
dilihat dari sisi ekonomi penggunaan pestisida organik memberikan nilai tambah pada
produk yang dihasilkan. Produk pangan non-pestisida harganya lebih baik dibanding
produk konvensional. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri
oleh petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi. Keempat, penggunaan
pestisida organik yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama terpadu tidak
akan menyebabkan resistensi pada hama.
Namun ada beberapa kelemahan dari pestisida organik, antara lain kurang
praktis. Pestisida organik tidak bisa disimpan dalam jangka lama. Setelah dibuat harus
segera diaplikasikan sehingga kita harus membuatnya setiapkali akan melakukan
penyemprotan. Selain itu, bahan-bahan pestisida organik lumayan sulit didapatkan
dalam jumlah dan kontinuitas yang cukup. Dari sisi efektifitas, hasil penyemprotan
pestisida organik tidak secepat pestisida kimia sintetis. Perlu waktu dan frekuensi
penyemprotan yang lebih sering untuk membuatnya efektif. Selain itu, pestisida organik
relatif tidak tahan terhadap sinar matahari dan hujan. Namun seiring perkembangan

1
teknologi pertanian organik akan banyak inovasi-inovasi yang ditemukan dalam
menanggulangi hambatan itu.
Daun Tembakau merupakan produk pertanian yang memiliki kandungan nikotin
yang terdapat di dalammya. Daun tembakau juga merupakan golongan alkoid yang
terdapat dalam famili solanaceae. Kadar nikotin yang terdapat pada daun tembakau
yaitu 0,6 – 3,0 dari berat daun tembakau yang sudah kering, yang proses biosentesisnya
terjadi pada akar dan diangkut dan disempurnakan di daun tembakau. Nikotin berasal
dari biosentetesis unsur N pada akar dan disempurnaan di daun tembakau. Bagian
tanaman tembakau yang baik digunakan sebagai pestisida adalah daun dan batangnya,
karena bagian ini mengandung nikotin yang tinggi terutama pada tangkai dan tulang
daun. Nikotin berfungsi sebagai bahan kimia antiherbivora dan memiliki kandungan
neurotoxin sangan sensitif bagi seranggga sehingga nikotin dapat digunakan sebagai
pestisida.
Brotowali mengandung senyawa kimia yaitu alkaloid, damar lunak, pati,
glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar),
kokulin (pikrotoksin). Zat aktif berberin dapat digunakan sebagai insektisida. Bagian
tanaman yang biasa dijadikan pestisda nabati adalah akar dan batang. Batang brotowali
dapat berperan sebagai antiserangga. Ekstrak brotowali bersifat sebagai insektisida.
Melihat banyaknya manfaat yang terdapat dalam brotowali disarankan agar sebaiknya
brotowali dimanfaatkan sebagai pestisida alami dan mengurangi pengguaan pestisida
kimiawi, karena pestisida alami lebih ramah lingkungan.
Buah mengkudu mengandung entraquinone yang berperan untuk menekan
pertumbuhan mikroorganisme. Mengkudu juga mengandung scopoletin aktig sebagai
antimikroba bagi pertumbuhan bakteri dan jamur pada manusia. Mengkudu juga berfugs
sebagai insektisida karena mengandung senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid,
steroid, astenogenin, fenil tropan dan tanin. Bagian tanaman yang biasanya digunakan
sebagai pestisida alami adalah buah, daun, dan akar. Ekstrak tanaman mengkudu
bersifat sebagai insektisida.
Senyawa kimia yang terdapat pada daun mimba adalah azadirachtin, meliantriol,
salannin, dan nimbin. Pada tanaman mimba terutama pada biji dan daun mengandung
beberapa komponen dari produksi metabolisme sekunder yang sangat bermanfaat di
bidang pertanian yaitu sebagai pupuk dan pestisida. Pada azadirachtin terdiri dari 17

2
komponen. Tanaman mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mimba
mengganggu hama pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi, dan lainnya. Ekstrak
biji mimba juga dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisid, fungirida, akarisida,
nematisida, dan virusida. Pestisida yang terbuat dari ekstak biji mimba dapat
memengaruhi reprodusi dan perilaku, berperan sebagai penolak, penarik anifeedant, dan
menghambat perkembangan serangga, baik sebagai racun perut maupun racun kontak.
Dengan penjelasan di atas maka penulis memilih pemanfaatan Mimbra Tengkudu
“Pestisida Pembasmi Rayap Pada Kayu” sebagai penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu mimbra tengkudu ?
2. Mengapa mimbra tengkudu dapat dibuat sebagai pestisida alami ?
3. Bagaimana cara membuat pestisida alami dari mimbra tengkudu ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah
tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mimbra tengkudu.
2. Untuk mengetahui alasan-alasan mengapa mimbra tengkudu bisa dibuat sebagai
pestisida alami.
3. Untuk mengetahui cara-cara membuat pestisida alami dari mimbra tengkudu.

1.4 Manfaat penulisan


1. Agar dapat menambah wawasan maksud dari mimbra tengkudu
2. Agar dapat membuka wawasan masyarakat dan pembaca tentang kandungan-
kandungan pada mimbra tengkudu sehingga bisa dijadikan sebagai pestisida
alami.
3. Agar dapat menambah wawasan kandungan mimbra tengkudu sehingga bisa
dijadikan pestisida alami.

BAB II
KERANGKA TEORI

3
2.1 Landasan Teori
Landasan teori yang menjadi landasan berpijak bagi penulis adalah sebagai
berikut.
1. Mimbra Tengkudu
Mimbra Tengkudu adalah akronim dari kata mimba, brotowali, tembakau,
mengkudu. Tanaman-tanaman tersebut tumbuh liar di lingkungan sekitar dan ada juga
yang dibudidayakan karena tanaman-tanaman tersebut memiliki banyak manfaat.
2. Pemanfaatan
Menurut Prof Dr. J. S. Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja,dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemanfaatan berarti pembuatan
memanfaatkan (memperoleh, guna, faedah, untung, dan baik).
3. Daun mimba
Mimba atau Daun Mimba atau Azadirachta indica A. Juss. adalah daun-daun
yang tergolong dalam tanaman perdu/terna yang pertama kali ditemukan didaerah
Hindustani, di Madhya Pradesh, India. Mimba datang atau tersebar ke Indonesia
diperkirakan sejak tahun 1.500 dengan daerah penanaman utama adalah di Pulau Jawa.
Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa
Barat, Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di
tempat kering berkala, sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang.
4. Daun tembakau
Daun tembakau adalah daun tanaman yang mengandung nikotin. Tanaman
tembakau terutama adalah Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica, meskipun beberapa
anggota Nicotiana lainnya juga dipakai dalam tingkat sangat terbatas.
5. Buah mengkudu
Mengkudu merupakan buah yang dapat ditemukan di daerah Asia Tenggara,
kepulauan Pasifik, India dan Australia. Dahulu, buah mengkudu digunakan sebagai
pewarna merah dan kuning untuk pakaian. Selain itu, buah mengkudu juga sering
digunakan sebagai pestisida, biasanya diaplikasikan dengan menyemprotkannya pada
tanaman. Buah mengkudu juga banyak digunakan sebagai obat-obatan, bahkan bagian
buah, daun, bunga, batang, serta akar juga dimanfaatkan.

4
6. Brotowali
Bratawali, brotowali, atau akar aliali adalah tanaman tradisional Indonesia yang
biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar di hutan. Karena tanamannya yang
terkenal dengan kepahitannya maka brotowali biasanya dijadikan sebagai pestisida
alami.
7. Pestisida
Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal
dari pest yang diberi akhiran -cide. Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga,
tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
8. Pestisida nabati
Biasanya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang
berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Sayuran dan TOGA sekitar
kita pula dapat dipergunakan sebagai pestisida nabati, serupa dari daun pepaya, sirsak,
dan bahkan tembakau.
9. Rayap
Rayap adalah serangga sosial anggota infraordo Isoptera, bagian dari ordo
Blattodea yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap bersarang
di dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak
kerugian secara ekonomi.
10. Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot, bahan bangunan, bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga
dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

2.2 Kerangka Berpikir


1. Pestisida buatan menyebabkan kematian dan kerusakan organise lainnya yang bukan
target karena terdapat bahan kimia yang berbahaya.

2. Tidak ramah lingkungan


Menimbulkan pencemaran lingkungan dan kematian organisme lainnya

5
Inovasi pestisida alami pembasmi rayap pada kayu
1. Sehat
2. Ramah lingkungan
3. Murah

BAB III
METODE PENELITIAN

6
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelirian di lakukan di Laboratorium SMA Negeri 1 Jakenan mulai 25 Januari
sampai 23 Febuari 2019.

3.2 Metode penelitian


Setelah melakukan penelitiaan, penulis mengumpulkan data melalui metode
eksperimen / percobaan, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi dengan pendekatan
kualitatif.
a. Eksperimen / percobaan
Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati
masyarakat secara aman dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu.
b. Observasi
Observasi adalah tekhnik pengumpulan data dimana peneliti melakuakn
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.
c. Studi pustaka
Studi pusaka adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan foto-foto kegiatan yang telah dilakukan.

BAB IV
PEMBAHASAN

7
4. Pengertian Mimbra Tengkudu Serta Uraiannya
1. Mimbra Tengkudu
Mimbra tengkudu adalah akronim dari daun mimba, brotowali, daun tembakau,
dan mengkudu. Tanaman-tanaman tersebut tumbuh liar di lingkungan sekitar. Meskipun
tanaman tersebut tumbuh liar namun ada beberapa tanaman yang sekarang sudah jarang
ditemukan karena faktor perkembangan zaman, seperti daun tembakau dan juga
brotowali. Masyarakat beranggapan bahwa tembakau sudak tidak terlalu diperlukan dan
begitu pula dengan brotowali sehingga mereka memilih untuk menumpas tanaman-
tanaman tersebut. Berikut uraian dari masing-masing tanaman.
a. Mimba
Mimba atau daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) adalah daun daun yang
tergolong dalam tanaman perdu/terna yang pertama kali ditemukan di derah Hindustani,
Madhya Pradesh, India. Mimba datang dan tersebar di indonesia sejak tahun 1.500
dengan daerah penanaman utama adalah Pulau Jawa. Tumbuh di daerah tropis, di
dataran rendah. Tanaman ini kebanyakan tumbuh di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Madura sampai pada ketinggian 300 m dpl, tumbuh tempat yang kering secara berkala,
sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang. Mimba merupakan tanaman tahunan
yang tumbuh baik di dataran rendah pada tanah miskin, dangkal, berpasir, berbatu dan
keringdengan suhu udara yang panas. Dan juga dapat tumbuh pada daerah yang
memiliki curah hujan di bawah 500 mm per tahun. Di daerah yang becurah hujan tinggi,
tanaman menghasilkan daun lebih banyak (vegetatif), namun ketika di dataran rendah
yang panas dengan curah hujan di bawah 500 mm/tahun, tanaman akan menghasilkan
biji (generatif).
Ciri-ciri daun mimba:
1. Memiliki daun seperti daun kedondong (kecil bergerigi)
2. Daun memiliki rasa yang pahit
3. Daun tipis
4. Daun berbentuk spiral dan mengumpul di ujung rantai
5. Anak daun memiliki jumlah genap pada ujung tangkai (8-16 helai)
6. Panjang anak daun antara 3 sampai 10,5 cm.
Manfaat dan kegunaan tanaman mimba :

8
Mimba adalah suatu tanaman yang dikenal memiliki sifat pestisida berspektrum
luas. Bagian tanaman yang biasa digunakan sebagai pestisida adalah bagian daun dan
biji, namun kandungan bahan aktifnya lebih banyak terdapat pada biji. Komponen
utama pada mimba tengkudu adalah azadirachtin, namun bahan lain yang terdapat
dalam mimba adalah meliantriol, nimbin, nimbidin, salanin dan komponen lainnya.
Azadirachtin terdiri dari 17 komponen yang bekerja dengan cara mengganggu hormon
eklosi dan juvenile.
Daun mimba juga mengandung senyawa-senyawa yaitu beta-sitosterol,
hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine.
Diantaranya diketahui memiliki aktivitas antikanker. Daun mimba mengandung nimbin,
nimbine, 6-desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin.
Tanaman mimba memiliki beberapa kegunaan yaitu, untuk penyembuhan
penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees, penyakit kardiovaskular,
dan insektisida. Daun mima juga bisa digunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit,
hipertensi, diabetes, anthelmitika, ulkus peptik dan antifungsi. Selain itu bersifat
antibakeri dan antiviral.
b. Brotowali
Tanaman brotowali adalah tanaman perdu yang sering dijumpai di lingkungan
sekitar kita. Bagi sebagian masyarakat tanaman brotowali digunakan sebagai tanaman
hias. Berdasarkan jenisnya tanaman brotowali terdapat 2 jenis. Tanaman brotowali ini
memiliki rasa yang sangat pahit. Kegunaan tanaman brotowali ternyata tidak hanya
digunakan sebagai tanaman hias saja namun brotowali juga bisa dijadikan sebagi obat.
Obat herbal dari tanaman brotowali ini bisa digunakan untuk mengobati berbagai
macam penyakit yang ada di dalam tubuh.
Ciri-ciri tanaman brotowali :
1. Pertumbuhannya memanjat
2. Tinggi batang mencapai 2,5 m
3. Batang sebesar jari kelingking
4. Berbintil-bintil rapat
5. Rasanya pahit
6. Daunnya merupakan daun tunggal
7. Bebentuk jantung dengan ujung meruncing

9
8. Tepi daun rata
9. Tulang daun menjari
10. Berwarna hijau muda
11. Panjang daun 7-12 cm da lebar 5-10 cm
12. Panjang tangkai daun 3-11 cm dengan pangkal bengkok dan membesar
13. Bunga brotowali berwarna hijau keputihan dan berbentuk tandan semu.
Manfaat dan khasiat tanaman brotowali bagi kesehatan:
1. Tanaman brotowali untuk obat diabetes mengurangi gula darah dan mengurangi
gejala kencing manis
2. Tanaman brotowali berkhasiat untuk antiseptik untuk pencuci luka
3. Tanaman brotowali berguna untuk mengobati penyakit rematik pada punggung
dan pinggang
4. Tanaman brotowali sebagai obat menurunkan panas (demam)
5. Tanaman brotowali bermanfaat untuk merangsang kerja urat saraf
6. Tanaman brotowali digunakan untuk penambah nafsu makan
7. Tanaman brotowali digunakan sebagai salep untuk dioleskan pada kulit untuk
luka luar
8. Tanaman brotowali sebagai obat herbal untuk mengobati penyakit malaria
9. Tanaman brotowali untuk mengobati penyakit kudis dan gatal-gatal pada kulit
10. Tanaman brotowali untuk mengobati sakit perut
c. Tembakau
Tembakau adalah produk pertanian semusim yang merupakan komoditas
perkebunan. Tembakau biasanya digunakan sebagai bahan baku rokok dan cerutu.
Tembakau juga dapat dikunyah. Kandungan metabolisme sekunder yang sangat banyak
terdapat pada tembakau dan membuatnya bermanfaat sebagai pestisida dan bahan baku
obat.
Ciri-ciri tembakau:
1. Akar Tembakau
Tanaman tembakau adalah tanaman yang berakar tunggang dan tumbuh tegak ke
pusat bumi. Akar tunggang tembakau ini mampu menembus tanah hingga kedalaman
50-70 cm, sedangkan akar serabutnya tumbuh secara horizontal.
d.Mengkudu

10
Mengkudu merupakan buah yang dapat ditemukan di daerah Asia Tenggara,
kepulauan Pasifik, India, dan Australia. Dahulu, buah mengkudu digunakan sebagai
pewarna merah dan kuning untuk pakaian. Selain itu, buah mengkudu juga sering
digunakan sebagai obat, biasanya diaplikasikan pada kulit. Sekarang ini buah mengkudu
juga banyak digunakan sebagai obat-obatan, bahkan bagian daun, buah, bunga, batang
dan akar juga bisa dimanfaatkan.
Ciri-ciri umum mengkudu:
1.Pohon
Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4–6 m. batang bengkok-
bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam.
Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal,
tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun.
Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk
penopang tanaman lada.
2..Daun
Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran
daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5–17
cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun
menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-
2,5 cm. Ukuran daun pun bervariasi, berbentuk segitiga lebar. Daun mengkudu dapat
dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A. yg
katanya bisa menyembuhkan ambein
3.Bunga
Bunga tersusun majemuk, perbungaan bertipe bongkol bulat, bertangkai 1–4 cm,
tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal.
Bunga banci, mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5
cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu
mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.
4.Buah
Buah majemuk, terbentuk dari bakal-bakal buah yang menyatu dan bongkol di
bagian dalamnya; perkembangan buah bertahap mengikuti proses pemekaran bunga
yang dimulai dari bagian ujung bongkol menuju ke pangkal; diameter 7,5–10 cm.

11
Permukaan buah majemuk seperti terbagi dalam sekat-sekat poligonal (segi banyak)
yang berbintik-bintik dan berkutil, yang berasal dari sisa bakal buah tunggalnya. Warna
hijau ketika mengkal, menjelang masak menjadi putih kekuningan, dan akhirnya putih
pucat ketika masak. Daging buah lunak, tersusun dari buah-buah batu berbentuk
piramida dengan daging buah berwarna putih, terbentuk dari mesokarp. Daging buah
banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk atau bau kambing yang
timbul karena pencampuran antara asam kaprat (asam lemak dengan sepuluh atom
karbon)am kaproat (C6), dan asam kaprilat (C8). Diduga kedua senyawa terakhir
bersifat antibiotik aktif.
Jenis – jenis mengkudu :
Jenis-jenis mengkudu bisa dibedakan berdasarkan penampilan fisiknya, yaitu
buah mengkudu yang memiliki biji dan buah mengkudu yang tak berbiji. Kedua jenis
buah mengkudu tersebut memiliki khasiat sebagai obat dan pestisida, namun buah
mengkudu tidak berbiji lebih jarang ditemui dan ditanam. Berdasarkan catatan
Ensiklopedia Nasional Indonesia, terdapat 2 macam spesies mengkudu dan yang
pertama dikenal sebagai Morinda Citrifolia , dengan ciri daun berwarna hujau
mengkilap dan bentuknya lonjong membesar. Yang lainnya diberi nama Morinda
Ellipticca dengan daun jorong meruncing.
Buah mengkudu dibawa karena memiliki banyak manfaat yaitu untuk mengobati
dan mengatasi berbagai macam penyakit seperti tumor, penyakit kulit gangguan
pernapasan seperti asma, demam, luka, dan penyakit yang disebabkan oleh lanjut
usia.Pengetahuan akan manfaat obat herbal dari buah mengkudu ini diwariskan kepada
keturunan atau generasi selanjutnya melalui sebuah cerita serta nyanyian rakyat. Buah
mengkudu juga dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal dalam mengatasi asma dan
gangguan pernapasan lainnya, sakit saat haid, peluruh kemih, melembutkan kulit,
radang selaput sendi.
Selain itu mengkudu juga bisa dibuat pestisida alami, karena buah mengkudu
mengandung asam kaproat dan asam kaprik yang menghasilkan aroma yang sangat
tajam, sehinggga sangat efektif dijadikan sebagai pestisida alami. Semakin tua buah
mengkudu tersebut maka semakin bagus bila digunakan sebagai pestisida alami. Selain
itu buah mengkudu dapat dapat menekan pertumbuhan bakteri serta dapat berfungsi
sebagai antibakteri. Mengkudu merupakan salah satu tanaman yang bersifat sebagai

12
insektisida nabati. Mengkudu mengandung antraquinon, asam amino, glikosida, dan
senyawa fenolik dan asam ursulat. Kandungan alkaloid, akcubin, alizarin, fenol,
glikosida, dan antraquinon ini merupakan suatu zat aktif yang bersifat antimikroba,
antibakteri dan antiinflamasi.
Selain hal diatas buah mengkudu juga dapat menekan pertumbuhan hama lain
seperti ulat. Senyawa dalam mengkudu dapat mengurangi nafsu makan dari ulat tersebut
yang memakan daun yang telah disemprot insektisida mengkudu. Perilaku larva setelah
memakan daun yang telah diaplikasikan dengan insektisida mengkudu, larva mengalami
penurunan nafsu makan karena mengkudu mengandung senyawa yang menyebabkan
menurunnya nafsyu makan (antifeedant). Karena menurun nafsu makan maka larva
menjadi lemas dan pasif bergerak. Larva juga mengalami perubahan warna menjadi
lebih pucat dari warna asalnya.
Mimbra Tengkudu dapat dibuat sebagai pestisida alami karena semuanya memiliki
bahan-bahan kimia yang mampu membunuh/melemahkan hama.
1. Mimba
Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari
produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang
pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa
diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin. Azadirachtin
sendiri terdiri dari sekitar 17 komponen dan komponen yang mana yang paling
bertanggung jawab sebagai pestisida atau obat. Mimba bekerja dengan cara
mengganggu hama pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya.
a. Azadirachtin
Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat
kerja hormon ecdyson, yaitu hormon yang berfungsi untuk metamorfosa serangga.saat
pergantian kulit serengga akan terganggu, atau saat perubaan telur menjadi larva atau
perubahan larva menjadi hewa yang sesungguhny atau hewan dewasa. Biasanya
kegagalan dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian.
b. Salanin
Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan yang mengakibatkan energi
serangga sangat menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Oleh karena itu,
dalam penggunaan pestisida nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak mati seketika

13
setelah disemprot, namun memerlukan beberapa hari untuk mati, biasanya 4-5 hari.
Namun demikian, hama yang (telah disemprot tersebut daya tahan tubuhnya sudah
sangat menurun, karena dalam keadaan sakit).
c. Meliantriol
Meliantriol berperan sebagai penghalau yang mengakibatkan serangga hama
enggan mendekati zat tersebut. Ketika belalang menyerang tanaman, semua jenis
tanaman terserang belalang, kecuali satu jenis tanaman, yaitu mimba . Mimbapun dapat
merubah tingkah laku serangga, khususnya belalang yang tadinya bersifat agresif,
bergerombol dan merusak menjadi bersifat lembek yang bersifat tidak merusak.
d. Nimbin
Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus,
bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk mengendalikan penyakit tanaman. Tidak
hanya itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat
tradisional yang mampu menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia.
Selain mengandung bahan-bahan tersebut di atas, di dalam tanaman mimba masih
terdapat banyak sekali jenis bahan aktif yang merupakan produksi metabolit sekunder
yang belum diketahui secara jelas manfaat dan jenisnya. Oleh karena itu,penelitian
mengenai penggalian potensi mimba masih banyak diperlukan.
2. Brotowali
Bahan yang terkandung dalam brotowali :
Selain itu brotowali juga mengandung damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid,
zat pahit pikroretin, harsa alkaloid, berberin dan kolumbin. Daun mengandung alkaloid,
saponin dan tannin, sedangkan batangnya mengandung flavanoid.
a. Berberin
Berberin digunakan untuk mengendalikan ulat daun, insectisida secara umum,
wereng, dan belalang. Metode pengaplikasian dari bioinsektisida ini dengan
mencampurkan hasil ekstraksi batang brotowali dengan air lalu bias dilakukan dengan
penyemprotan langsung ke tanaman atu dengan penyiraman. Batang brotowali dapat
berperan sebagai anti serangga. Senyawa antiserangga tersebut adalah minyak atsiri
yang terkandung dalam fraksi glikosida.
3. Tembakau

14
Bahan-bahan yang terkandung dalam tembakau yaitu memiliki kandungan
alkaloid nikotin, yang berbeda-beda kadarnya berdasarkan spesiesnya. Setiap bagian
tubuh tembakau (bunga, daun, batang, akar) mengandung nikotin, kecuali pada bijinya.
Alkaloid adalah istilah bagi senyawa kimia yang diambil dari kata alkali, dan sebagian
besar kandungannya adalah dari unsur Nitrogen, biasanya bersifat netral sampai basa.
a. Nikotin
Nikotin merupakan senyawa kimia dan termasuk dalam jenis alkaloid. Nikotin
bersifat stimulan, yang dapat mempengaruhi kerja saraf (menimbulkan perasaan tenang
dan rileks) pada mamalia, bersifat adiktif, serta bersifat antiherbivore, yang
membuatnya bisa dimanfaatkan sebagai insektisida.
Nikotin ada 2 macam yaitu :
Nicotiana rustica
N.rustica ini merupakan spesies tembakau yang memiliki kandungan nikotin
paling tinggi diantara jenis tembakau yang lain (kandungan nikotin-nya 9 kali lebih
tinggi dari rata-rata tembakau). Kandungan nikotin N.rustica pada daunnya adalah
sebesar 9 %. Karena kandungan nikotin yang tinggi inilah, N.rustica biasa dimanfaatkan
sebagai bahan baku rokok cerutu, komponen obat penenang dan insektisida.
Nicotiana tabacum, memiliki ciri-ciri daun mahkota bunganya berwarna merah
muda
Tembakau spesies ini memiliki kandungan nikotin sebesar 1 – 3 % pada bagian
daunnya. Karena kandungan nikotinnya yang relative rendah, tembakau spesies ini yang
paling sering dibudidayakan sebagai bahan utama rokok sigaret . Negara-negara yang
membudidayakannya antara lain adalah Brazil, Cuba, Colombia, Guatemala, Indonesia,
Iran, dan Meksiko.
4. Mengkudu
Zat kimia yang terkandung dalam mengkudu :
Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan yang
memiliki gizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan
mineral penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu.
Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan
yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant
sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines,

15
trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.Terpenoid zat ini membantu dalam
proses sintesis organic dan pemulihan pada sel-sel.
Zat anti bakteri zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu
dapat membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa,
Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat
anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella
montivideo, S. scotmuelleri, S. typhi, dan Shigella dusenteriae, S. flexnerii, S
pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam
buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine,
tetapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine
dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid
lainnya. Xeronine diserap sel-sel untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif,
mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
Selain itu juga ada zat-zat lain yang terdapat pada mengkudu yaitu: Antraquinon
berfungsi untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme sehingga pertumbuhannya
menjadi terhambat dan tidak akan bertahan lama. Scopoletin berfungsi sebagai
antimikroba terutama bakteri dan jamur pada manusia. Collentriochum capsici menekan
penyakit antraknosa pada tanaman cabai dengan begitu cabai dapat tumbuh sehat tanpa
ada penyakit.
Cara membuat pestisida alami dari mimbra tengkudu :
1. Siapkan alat dan bahan yaitu:
Alat
a. batu untuk menumbuk
b. Alu (kayu untuk menumbuk)
c. Botol 2 buah
d. Baskom 4 buah
e. Panci untuk merebus
f. Saringan teh
Bahan
a. Daun mimba
b. Brotowali

16
c. Daun tembakau
d. Mengkudu
e. Detergen
f. Air
2. Tumbuk daun mimba, daun tembakau, mengkudu satu persatu.
3. Letakkan tumbukan daun mimba, daun tembakau dan brotowali pada baskom yang
berbeda-beda.
4. Beri air secukupnya pada masing-masing baskom yang sudah diberi tumbukan
bahan-bahan tersebut.
5. Diamkan selama kurang lebih 5 jam.
6. Sambil menunggu, rebus brotowali terlebih dahulu dengan air mendidih kurang lebih
7. Menit sampai mendidih dan airnya berwana coklat.
8. Setelah itu dinginkan selama 5 menit.
9. Masukkan detergen sebanyak 2 sendok makan kedalam botol yang telah disiapkan
kemudian tambahkan air secukupnya agar detergen menjadi cair.
10. Setelah 5 jam campurkan semua bahan pada satu baskom dengan perbandingan
yang tepat.
11. Terakhir, masukkan pestisida pada botol yang sudah disiapkan menggunakan
saringan.
12. Pestisida siap digunakan

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

17
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa :
1. Mimbra Tengkudu adalah pestisida pembasmi rayap pada kayu yang terbuat dari
ekstrak daun mimba, brotowali, tembakau dan mengkudu.
2. Kandungan yang terdapat dalam mimbra tengkudu kaya akan zat-zat kimia yang
berguna utuk menangkal pertumbuhan rayap dan juga dapat membunuh rayap.
3. Cara pembuatan Mimbra Tengkudu Dimulai Dari Proses penyiapan alat dan
bahan, penyucian bahan, penghalusan bahan, perebusan bahan, penyaringan dan
pencampuran bahan pendukung dan yang terakhir adalah pengemasan untuk
pengaplikasian pada rayap.

5.2 Saran
1. Bagi peneliti yang ingin menganalisis kandungan pada mimbra tengkudu lebih
detail, diharapkan dilakuakn di laboratoriu sehingga hasil penelitiannya lebih
akurat.
2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat meminimalisir
penggunaan obat-obatan yang terbuat dari bahan kimia dan beralih ke bahan-
bahan alami salah satunya adalah mimbra tengkudu.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

18
http://www.tanobat.com/mengkudu-ciri-ciri-tanaman-serta-khasiat-dan-
manfaatnya.html
http://bahaya-efeksamping.blogspot.com/2016/03/manfaat-kandungan-dan-ciri-
ciri_7.html?m=1
https://brainly.co.id/tugas/2248145
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-tembakau/
https://maulanatheibra.blogspot.com/2015/09/contoh-bab-iv-hasil-dan-
pembahasan.html?m=1
http://www.moondoggiesmusic.com/contoh-rumusan-masalah/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mengkudu
http://www.kerjanya.net/faq/12323-manfaat-mengkudu.html
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/mimba-pestisida-nabati-ramah-
lingkungan/
http://prasko17.blogspot.com/2015/02/khasiat-brotowali.html?m=1
https://manfaat.co.id/manfaat-tembakau
https://www.kompasiana.com/ikpj/54ff4e03a33311ad4c50fb2f/pemanfaatan-ekstrak-
daun-pepaya-carica-papaya-sebagai-pestisida-alami-yang-ramah-lingkungan?page=all
http://journal.uii.ac.id/ajie/article/viewFile/7807/6786
https://bptsitubondo.wordpress.com/2008/06/05/mimba-azadirachta-indica-ajuss-bag-i/
https://www.borobudurherbal.com/artikel-kesehatan/kandungan-dalam-tanaman-
brotowali/
https://www.sampulpertanian.com/2017/08/pestisida-nabati-dari-bahan-
mengkudu.html?m=1
https://salamadian.com/contoh-biografi-diri-sendiri/

BAB VII
LAMPIRAN
ALAT DAN BAHAN

19
PROSES PEMBUATAN

20
HASIL PRODUKSI

BAB VIII
BIODATA

21
A. Data Pribadi
Nama : Wafirotul Afkar Erlina
Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 12 Juni 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
NIS :-
Sekolah : SMA Negeri 1 Jakenan
Alamat Rumah : Dk. Gandu RT. 07/RW.01
Kewarganegaraan : Indonesia

B. Pendidikan
2007 s/d 2008 TK Tunas Rimba
2008 s/d 2014 SDN 1 Pucakwangi
2014 s/d 2016 SMP N 1 Pucakwangi
2018 s/d 2019 SMA N 1 Jakenan Kelas XI MIPA 8

22

Anda mungkin juga menyukai