PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jajanan kaki lima di Indonesia yang mencakup segala jenis makanan olahan asli Indonesia,
termasuk makanan utama, kudapan maupun yang dikenal dan lazim dikonsumsi oleh masyarakat
di daerah, sangat penting artinya dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui perbaikan gizi. Akan tetapi terdapat indikasi bahwa makanan kaki lima sulit untuk dapat
disandingkan dengan makanan modern sehingga relatif kurang memiliki peluang untuk
memasuki pasar modern, seperti fast food, hotel, dan restoran. Hingga kini jajanan kaki lima
cenderung tergeser oleh makanan modern yang justru berpeluang menimbulkan berbagai macam
penyakit. Oleh karena itu jajanan kaki lima memerlukan pengembangan kearah inovasi agar
memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga mampu disandingkan dengan makanan modern.
Indonesia sangat kaya sekali dengan berbagai jenis pangan yang perlu diupayakan untuk
diperkenalkan secara luas dengan memperhatikan komposisi gizi. Jajanan kaki lima unggulan
merupakan jenis komoditas yang mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan.
Peningkatan atau pengembangan jajanan kaki lima unggulan itu diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat secara umum dan pengusaha jajanan kaki lima itu sendiri secara khusus.
Menurut Hisrich-Peter (1995) dalam Yanisa (2012), Business Plan adalah sebuah dokumen
tertulis yang dipersiapkan oleh pengusaha yang isinya menjelaskan faktor-faktor internal dan
eksternal yang relevan untuk memulai sebuah usaha. Isinya seringkali berupa rencana yang
terpadu meliputi pemasaran, keuangan, produksi dan sumber daya manusia.
B. Tujuan
1. Melatih keterampilan dan menumbuhkan mental berwirausaha.
2. Memahami dunia bisnis dengan mempelajari bussines plan.
3. Memperoleh keuntungan (laba).
4. Memenuhi tugas terstrukstur mata kuliah Kewirausahaan.
BAB II
PRODUK GORENGAN RISOL
A. Diskripsi Produk
Gerengan risol adalah suatu jenis makanan yang berisi sayur dan digulung dengan lapisan
tepung terigu yang disajikan dengan cara digoreng, yang sebelumnya dilumuri dengan tepung
panir. Gorengan risol merupakan jajanan yang digemari oleh sebagian besar kalangan
masyarakat sehingga dapat dikatakan penerimaan atau akseptabilitas masyarakat terhadap risol
cukup tinggi. Akseptabilitas adalah salah satu indikator yang digunakan untuk melihat peluang
usaha.
Faktor rasa makanan atau jajanan sangat penting bagi konsumen. Hal ini karena, bagi nilai
suatu makanan ditentukan oleh isi atau rasa apa yang dikandungnya, apakah sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh konsumen atau tidak. Apabila bahan pangan tersebut mengandung rasa yang
berfariasi dan digemari oleh konsumen, maka bahan makanan tersebut dikategorikan sebagai
makanan yang diterima masyarakat. Variasi rasa inilah yang nantinya dapat mendongkrak nilai
jual makanan atau jajanan kaki lima dimana di Indonesia notabene sangat unik dan beragam.
Varian rasa dari risol ini yaitu rasa ayam, sosis, jagung keju, bakso dan jamur.
Selain nilai rasanya, terdapat faktor lain yang membuat produk atau jajanan menjadi tinggi
nilai jualnya yaitu tampilan makanan yang menarik. Hal tersebut dikarenakan nilai (harga)
pangan dari luar ditentukan oleh indera manusia/konsumen. Pertama konsumen akan melihat
apakah rupa dan warnanya menarik, rasanya enak, kekerasannya memenuhi selera dan
sebagainya. Variasi warna dari risol yang dibuat disesuaikan dengan rasa. Untuk warna hijau
adalah jagung keju, warna merah rasa sosis, warna kuning rasa ayam, warna biru rasa bakso dan
warna netral rasa jamur.
2. Media Promosi
Promosi merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan usaha. Dengan adanya
promosi maka konsumen/masyarakat dapat secara cepat mengetahui produk yang dijual serta
dapat meningkatkan hasil penjualan.
Kami berencana mempromosikan usaha kami secara langsung, media cetak dan jejaring
sosial (facebook dan twitter). Namun pada pelaksanannya media promosi yang tidak sempat
kami laksankan yaitu pada media cetak dimana leaflet yang kami percayakan kepada salah
satu patner tidak terealisasi. Hal ini terjadi karena kurangnya komunikasi dan kerja tanggap
dari salah satu partner kami. Untuk promosi secara langsung dilakukan dengan promosi dari
konsumen ke konsumen. Sedangkan untuk media jejaring sosial dilakukan promosi secara
online yaitu di facebook. Untuk setiap kali penjualan, kami tidak selalu mempromosikan
produk kami di jejaring sosial, hal ini terjadi karena minimnya fasilitas sehingga kami
menggantinya dengan menyebarkan SMS ke semua contact person yang kami punya.
D. Laporan Keuangan
Modal kami berasal dari iuran kelompok sesuai dengan jumlah harga bahan baku yang
kami beli setiap produksi. Modal awal yang kami gunakan untuk produksi awal yaitu Rp.
75.000,- yang kami gunakan untuk produksi gorengan risol pelangi rasa ayam, jamur, bakso
dan sosis. Dimana modal tersebut didapatkan dari iuran kelompok (Rp. 15.000,-/orang). Hasil
yang kami peroleh setelah penjualan akan dikurangi modal awal sehingga sisa laba akan kami
gunakan kembali untuk produksi selanjutnya. Apabila modal kurang, maka kami melakukan
iuran kelompok kembali dan dikembalikan setelah penjualan, begitu seterusnya. Berikut
adalah pendapatan hasil penjualan kami:
Tabel 1. Pendapatan Dari Hasil Penjualan
Tanggal Produk Jumlah Harga Pendapatan
Gorila
(ayam,
31 Mei 2014 sosis, 26 Rp. 2.000,00/buah Rp. 52.000,00
bakso,
jamur)
Gorila
1 Juni 2014 (semua 51 Rp. 2.000,00/buah Rp. 102.000,00
rasa)
Gorila
3 Juni 2014 (semua 34 Rp. 2.000,00/buah Rp. 68.000,00
rasa)
Gorila
7 Juni 2014 (semua 41 Rp. 1.500,00/buah Rp. 61.500,00
rasa)
Gorila
8 Juni 2014
(semua 25 Rp. 1.500,00/buah Rp. 37.500,00
(pagi)
rasa)
8 Juni 2014 Gorila 40 Rp. 1.500,00/buah Rp. 60.000,00
(sore) (semua
rasa)
Gorila
9 Juni 2014 (semua 40 Rp. 1.500,00/buah Rp. 60.000,00
rasa)
Gorila
14 Juni 2014 (semua 32 Rp. 1.500,00/buah Rp. 48.000,00
rasa)
Gorila
(ayam,
jagung
22 Juni 2014 10 Rp. 1.500,00/buah Rp. 15.000,00
keju,
bakso,
sosis)
Jumlah Rp. 504.000,00
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan berwirausaha akan muncul ketika terjadi pengembangan ide dan niat awal
melakukan wirausaha.
2. Diperlukan mental yang kuat dalam berwirausaha agar usaha yang dikembangkan dapat
berjalan lancar.
3. Bussines plan diperlukan dalam berwirausaha agar tercapai target yang diinginkan serta
mengetahui peluang-peluang yang ada dalam bisnis.
B. Saran
Sebaiknya dalam perkuliahan Kewirausahaan selanjutnya kegiatan Praktek Lapangan ini
tetap bisa dilaksanakan dan ditingkatkan lebih lagi, seperti disediakannya stand untuk jualan
ataupun modal awal. Karena sangat bermanfaat bagi para mahasiswa yang ingin menjadi seorang
wirausaha yang handal. Kegiatan ini dapat menjadi proses awal bagi mahasiswa sebelum terjun
langsung di dunia bisnis.
Lampiran 1. Dokumentasi.