0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
50 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pestisida alami dan kimia serta dampaknya. Pestisida alami yang dijelaskan antara lain ekstrak mimba, tembakau, babadotan, cengkeh, daun pepaya, mindi, dan jarak yang bermanfaat sebagai insektisida dan fungisida alami. Dokumen ini juga membahas dampak pestisida terhadap lingkungan dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pestisida alami dan kimia serta dampaknya. Pestisida alami yang dijelaskan antara lain ekstrak mimba, tembakau, babadotan, cengkeh, daun pepaya, mindi, dan jarak yang bermanfaat sebagai insektisida dan fungisida alami. Dokumen ini juga membahas dampak pestisida terhadap lingkungan dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pestisida alami dan kimia serta dampaknya. Pestisida alami yang dijelaskan antara lain ekstrak mimba, tembakau, babadotan, cengkeh, daun pepaya, mindi, dan jarak yang bermanfaat sebagai insektisida dan fungisida alami. Dokumen ini juga membahas dampak pestisida terhadap lingkungan dan kesehatan.
putri_anjarsari@uny.ac.id Jenis Pestisida (Dep.Kes RI Dirjen P2M dan PL 2000) 1. Golongan organochlorin misalnya DDT, Dieldrin, Endrin dan lain-lain Umumnya golongan ini mempunyai sifat: merupakan racun yang universal, degradasinya berlangsung sangat lambat larut dalam lemak. 2. Golongan organophosfat misalnya diazonin dan basudin. Golongan ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : merupakan racun yang tidak selektif degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan memusnahkan populasi predator dan serangga parasit, lebih toksik terhadap manusia dari pada organokhlor. 3. Golongan carbamat termasuk baygon, bayrusil, dan lain-lain. Golongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat pestisida organophosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan, degradasi tetap cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman untuk hewan, tetapi toksik yang kuat untuk tawon. 4. Senyawa dinitrofenol. Berperan memacu proses pernafasan sehingga energi berlebihan dari yang diperlukan akibatnya menimbulkan proses kerusakan jaringan. 5. Pyretroid. Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus Chrysanthemum. 6. Fumigant. Fumigant adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas atau uap atau asap untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya fumigant merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F), misalnya chlorofikrin, ethylendibromide, naftalene, metylbromide, formaldehid, fostin. 7. Petroleum. Minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida. Minyak tanah yang juga digunakan sebagai herbisida. 8. Antibiotik. Misanya senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari mikroorganisme ini mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida. Manfaat Pestisida 1. Dapat diaplikasi dengan mudah. Dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat. 2. Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat. (Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat). 3. Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi terutama jangka pendek. 4. Karena bahan yang mudah didapat di alam maka pestisida organik ini juga tidak memakan biaya yang mahal. 5. Pestisida organik bersifat ramah lingkungan karena sifatnya yang mudah terurai oleh tanah. 6. Sangat aman baik bagi tanaman, hasil tanaman ataupun bagi petani itu sendiri dan manusia sekitar yang terkenan polusi air atau udara dari pestisida organik. 7. Tidak membunuh hewan predator atau hewan pemangsa hama sehingga tidak salah sasaran terjadinya pembunuhan atau pembasmian. Pestisida Alami 1. Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan). 2. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang. 3. Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb. 4. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam. 5. Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri. 6. Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi. 7. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. 8. Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga. Dampak Pestisida • Dampak Pestisida Terhadap Hasil Pertanian • Risiko bagi konsumen adalah keracunan residu (sisa- sisa) pestisida yang terdapat dalam hasil pertanian. Risiko bagi konsumen dapat berupa keracunan langsung karena memakan produk pertanian yang tercemar pestisida atau lewat rantai makanan. Meskipun bukan tidak mungkin konsumen menderita keracunan akut, tetapi risiko konsumen umumnya dalam bentuk keracunan kronis, tidak segera terasa, dan dalam jangka panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan. • Dampak Pestisida Terhadap Lingkungan • Pestisida dapat merusak ekosistem air yang berada di sekitar lahan pertanian. Jika pestisida digunakan, akan menghasilkan sisa-sisa air yang mengandung pestisida. Aliran permukaan seperti sungai, danau dan waduk yang tercemar pestisida akan mengalami proses dekomposisi bahan pencemar. • Akumulasi pestisida yang terlalu berat di udara pada akhirnya akan menambah parah pencemaran udara. • Gangguan pestisida oleh residunya terhadap tanah biasanya terlihat pada tingkat kejenuhan karena tingginya kandungan pestisida persatuan volume tanah. Unsur-unsur hara alami pada tanah makin terdesak dan sulit melakukan regenerasi hingga mengakibatkan tanah-tanah masam dan tidak produktif. PESTISIDA ALAMI • Mimba (Azadirachta indica) • Empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen dan meliantriol. • Efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu- kupu putih, dll. • Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah. • Tembakau (Nicotiana tabacum) • Kandungan aktif : nikotin dengan kadar tertentu. • Kandungan nikotin antara 6%-18%, dan kandungan tertinggi terdapat di daun. Pemanfaatan : sebagai insektisida nabati, digunakan sebagai racun perut dan pernapasan. Hama yang dikendalikannya terutama serangga berukuran kecil dan bertubuh lunak, seperti ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida) • Babadotan (Ageratum conyzoides) • Kandungan kimia yang terkandung adalah saponin, flavonoid, polivenol, kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak atsiri. Ekstrak daun babadotan berfungsi sebagai penolak (repellent) dan penghambat perkembangan serangga hama. • Cengkeh (Syzygium aromaticum) • Kandungan aktif : minyak asiri dan komponennya, seperti eugenol dan eugenol asetat. Selain dalam bentuk ekstrak, tepung cengkih juga menghambat pertumbuhan patogen tanaman. Bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan adalah daun, bunga, dan tangkai bunga. Pemanfaatan : Sebagai fungisida nabati, mengendalikan jamur • Daun Pepaya (Carica papaya) • Kandungan bahan aktif : daun pepaya mengandung zat aktif enzim papain, alkaloid, dan glikosid. Papain adalah enzim hidrolase sistein protease yang ada pada getah tanaman papaya, baik di daun, batang maupun buahnya. Getah pepaya mengandung sedikitnya tiga jenis enzim yaitu papain (10%), khimopapain (45%), dan lisozim (20%). Ekstrak daun papaya efektif untuk mengendalikan hama ulat, hama penghisap, aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu. • Mindi (Melia Azedarach L.) • Kandungan bahan aktif mindi mirip seperti mimba, yaitu: azadirachtin, triol, dan salanin. Tanaman mindi banyak dimanfaatkan untuk pestisida nabati. Bagian tanaman mindi yang dapat digunakan untuk pengendalian hama adalah daunnya, biji/buahnya, dan kulitnya. Mindi dapat digunakan untuk pestisida nabati, untuk mengusir atau penolak hama, menghambat hama untuk bertelur, insektisida, dan menghambat perkembangan cendawan Mindi juga mengandung racun kontak dan racun perut bagi serangga sasaran. • Jarak (Ricinus communis) • Kandungan kimia biji jarak mengandung 40-50% minyak jarak (oleum ricini, kastrooli) yang mengandung bermacam-macam trigiliserida, asam palmitat, asam risinoleat, asam isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearate, alkaloida risinin, risin, dan lipase. Daun jarak mengandung saponin, senyawa- senyawa flavonoida, astragalin, reiniutrin, risinin dan vitamin C. Akar jarak memiliki kandungan kimia metiltrans-2-dekena-4,6,8-trinoat dan 1-tridekena- 3,5,7,9,11-pentin-beta-sitosterol. • Pemanfaatan : ekstrak biji jarak dapat mengendalikan hama secara umum. • Daun Sirsak (Annona muricata) • Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin dan beberapa kandungan kimia yaitu alkaloida, flavonoida, saponin, tanin,glikosida, gikosida atrakuinon, dan steroid/ triterpenoid. Pemanfaatan dapat digunakan untuk mengendalikan hama belalang karena memiliki senyawa- senyawa yang bersifat racun perut bagi hama belalang