Ilmu penegtahuan fisika memiliki daya dorong tinggi
selama abad 17 dan 18 khususnya dalam bidang optik. 1. Mikroskop Pemikiran bagus mikroskop sederhana van Leeuwenhock, berbagai perbesaran tinggi diperoleh dengan menggunakan penyusunan mikroskop berisi minimal 2 lensa. Galileo dikatakan ikut dengan percobaan mereka, dan pada 1665 Robert Hooke mempublikasikan teks deskriptif yang hebat, “The Micrographia” dimana mencakup tidak hanya penjelasan tentang mikroskop tetapi merinci penjelasan subjek yang dia periksa. Bagaimanapun penyusunan mikroskop masih terkendala oleh kesalahan optik, yaitu penyimpangan kromatik, artinya bahwa seluruh gambar dikelilingi oleh jari warna yang membuat bagian- bagian kecil sulit diamati. 2. Pembiasan Cahaya Sekitar tahun 1621 Wilebrord Snel (Snellius) of Leiden menemukan hubungan, dengan menggunakan trigonometri sinus sudut, yang dikenal dengan hukum sinus. Kemudian Christina Huygens dan Rene Descrates mempublikasikan penemuan tersebut. Jika hukum Snellius menyatakan bahwa ketika cahaya berjalan dari medium transparan (air, udara, kaca, dll) ke yang lain. Descrates mengusulkan bahwa meskipun cahaya berjalan dengan lambat melewati bahan seperti air dan masih lebih lambat melewati udara, karena kecepatannya lebih rendah dan juga menyebabkan getaran sedikit lebih efisien. Hal ini didukung oleh Robert Hooke dan Christian Huygens, namun pandangan ini pada sekarang ini tidak dibenarkan. 3. Teori Cahaya Menurut Huygens cahaya adalah sebuah rangkaian gelombang kejut yang mendorong melewati zat tak terlihat . Huygens juga menjelaskan tentang dualism gelombang yang digunakan untuk menjelaskan pemantulan dan pembiasan. Tapi Huygens tidak dapat menggunakannya untuk menjelakan warna dan dia dipaksa untuk mengabaikan pernyataan ini. Penegasan bahwa cahaya memang sebuah gelombang acak yang bebrapa datang dari eksperimen Francesco Grimaldi yang hasilnya dipublikasikan tahun 1665. Grimaldi menunjukkan jari-jari warna pada tepinya, tetapi eksperimenya dipertanyakan Newton namun tidak dapat mengulangi semua eksperimennya dengan sukses, sehingga masih menunggu waktu lama untuk diakui. Pandangan Newton, cahaya adalah suatu aliran sel, dan ia menyumbang fakta bahwa sebagian cahaya dipantulkan dan sebagian lainnya dibiaskan oleh sistem terang dari kecocokannya mudah mengalami refleksi dan refraksi yang mana partikelnya mengalami ketika melewati satu substansi transparan. Newton melakukan eksperimen dimana menggunakan satu prisma kaca untuk membagi sinar matahari dan sinar kedua untuk menggabungkan berkas warna yang tersebar (sprektum) kembali ke cahaya putih lagi. Pengembangan refleksi teleskop Newton bertujuan untuk menyebarkan warna sinar matahari menjadi komponen warnanya dan memunculkan 2 kesimpulan, yaitu : 1. Warna yang berbeda masing-masing dibiaskan ke tingkat yang berbeda, biru dan ungu paling kuat dan merah sedikit kuat ,itu sebabnya prisma digunakan untuk menyebarkan cahaya putih menjadi spektrum dan tetesan air hujan menjadi pelangi 2. Setiap warna dibiaskan dalam proporsi yang sama • Pada 1750an Newton terbukti keliru dala point terakhir, tetapi kesalahannya menjadi dorongan untuk merancang teleskop refleksi praktis pertama (Teleskop yang lensa dapat diganti dengan cermin melengkung dibagian belakang tabung). Teleskop refleksi bukan temuannya bahkan telah ada pada Abad 16 oleh James Gregory