Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 JUDUL

Efektivitas Limbah Puntung Rokok Sebagai Insektisida Alami


Yang Ramah Lingkungan.

1.2 LATAR BELAKANG

Dunia pertanian merupakan dunia yang tak pernah lepas dari


kehidupan manusia karena menghasilkan kebutuhan pokok terutama
kebutuhan pangan. Indonesia sejak zaman kolonial sampai sekaang
tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena
sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan
pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat
diberbagai wilayah Indonesia. Keberhasilan dunia pertanian
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya penggunaan
insektisida dalam mengatasi hama atau OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman). Pada dasarnya, insektisida adalah bahan yang digunakan
untuk mengendalikan, menolak, mengikat, atau membasmi organisme
pengganggu. Meskipun insektisida seringkali disebut sebagi racun
namun insektisida tidak selalu beracun.

Hal ini membuktikan betapa bahayanya dampak insektisida jika


digunakan secara sembarangan. Kurangnya pengetahuan petani
tentang insektisida semakin menambah jumlah resiko terkena penyakit
akibat insektisida. Insektisida ini merupakan bahan aktifnya berasal
dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperi akar,daun,batang,dan
buah. Pada umumnya, insektisida bersifat sebagai racun perut yang
tidak membahayakan terhadap musuh alami atau serangga.

Sebenarnya, alam telah menyediakan bahan-bahan alami yang


dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi serangan hama dan
penyakit pada tanaman. Indonesia merupakan negara agraris dimana
sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, salah satu
komoditi yang dimiliki Indonesia adalah tembakau. Menurut FAO
Indonesia merupakan Negara dengan produksi tembakau terbesar ke 4
di dunia setelah China, Brazil, dan India. Banyaknya tembakau yang
dihasilkan ini sebagian besar di gunakan untuk produksi rokok, yang
limbahnya berupa puntung rokok dapat mencemari lingkungan.
Produksi rokok di Indonesia mencapai 231 milyar batang pada tahun

1
2007 sedangkan sebagai gambaran produksi rokok dunia pada tahun
2004 mencapai 5,5 triliun rokok atau kira-kira 10,5 juta rokok per
menit. Menurut Wikipedia, rokok adalah silinder dari kertas yang
memiliki ukuran panjang sekitar 70 mm – 120 mm (bervariasi
tergantung Negara) dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang dicacah.

Limbah puntung rokok yang kita anggap sampah tak berguna


ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku insektisida alami.
Sayangnya limbah puntung rokok ini belum dimanfaatkan secara
optimal oleh masyarakat. Permasalahan itu dapat diatasi dengan
memanfaatkan limbah puntung rokok sebagai bahan baku pembuatan
insektisida ramah lingkungan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang pemanfaatan limbah putung rokok
sebagai insektisida yang ramah lingkugan.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektifitas limbah rokok sebagai insektisida alami


yang ramah lingkungan sebagai pengusir hama tanaman?
2. Bagaimana pembuatan insektisida alami yang ramah
lingkungan dari limbah puntung rokok?

1.4 TUJUAN

Dalam penulisan tentang limbah rokok sebagai insektisida alami


mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui tentang efektifitas limbah rokok sebagai
insektisida alami.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat limbah rokok sebagai
insektisida alami.

1.5 MANFAAT

Dalam penulisan ini manfaat yang dapat diambil adalah dapat


membuat insektisida alami yang mempunyai dampak yang tidak
terlalu berbahaya daripada insektisida sinsentis, dapat mengolah
limbah rokok yang banyak ditemukan sebagai insektisida alami

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 ROKOK DAN PUNTUNG ROKOK


Puntung rokok merupakan salah satu limbah yang sulit terdaur.
pada puntung rokok masih terdapat sisa-sisa zat yang terkandung
dalam rokok seperti nikotin. Definisi rokok sendiri adalah gulungan
tembakau yang disalut dengan dauh nipah (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002). Rokok berbentuk silinder dari kertas berukuran
panjang antara 70 hingga 120mm (bervariasi tergantung negara)
dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

1.2 TEMBAKAU
Tembakau adalah tumbuhan herba semusim yang ditanam untuk
mendapatkan daunnya dengan genus tanaman yang berdaun lebar
yang berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Daun
dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik
dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau
cerutu (Wikipedia,2011).
Tanaman tembakau termasuk dalam famili Solanaceae dengan
genus yang banyak dibudidayakan nicotiana dan species komersial
Nicotiana tabaccum dan Nicotiana rustica. Keberadaan tanaman
tembakau (Nicotiana tabaccum) sebagian besar untuk bahan industri
rokok, yang dikelola perusahaan besar dan kecil dengan berbagai
nama, baik untuk produk ekspor ataupun produk domestik. Untuk
selanjutnya, tanaman tembakau (Nicotiana tabaccum) dengan

3
kandungan bahan beracun (nikotin), selain berdampak negatif bagi
kesehatan manusia juga berdampak positip bagi lingkungan. Dalam
hal ini, tembakau (Nicotiana tabaccum) melalui teknik pengolahan
tertentu sebagai salah satu bentuk perwujudan biopestisida, yang
pemanfaatannya bersifat insektisida, fungisida, dan akarisida, yang
bekerja secara sistemik melalui racun kontak, perut, dan pernapasan.
Pohon tembakau dideskripsikan sebagai Semak, semusim, tinggi
± 2 m. Batang berkayu, bulat, berbulu, diameter ± 2 cm, hijau. Daun
tunggal, berbulu, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul,
panjang 20-50 cm, lebar 5-30 cm, tangkai panjang 1-2 cm, hijau
keputih-putihan. Bunga majemuk, tumbuh di ujung batang. kelopak
bunga berbulu, pangkal berlekatan. ujung terbagi lima, tangkai bunga
berbulu, hijau. benang sari lima, kepala sari abu-abu, putik panjang 3-
3,5 cm, kepala putik satu, putih, mahkota bentuk terompet, merah
muda. Buah kotak, bulat telur, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji kecil, coklat. Akar tunggang, putih. Tanaman tembakau
(Nicotiana tabaccum) umumnya memiliki batang yang tegak dengan
tinggi sekitar 2,5 meter. Bagian terpenting dalam tanaman tembakau
yaitu daun, karena bagian inilah yang nantinya akan dipanen. Daun
tembakau bentuknya bulat panjang, ujungnya meruncing, tepinya
(pinggirnya) licin dan bertulang sirip. Setiap tanaman biasanya
memiliki daun sekitar 24 helai. Ukuran daun tembakau cukup
bervariasi menurut keadaan tempat tumbuh dan jenis tembakau yang
ditanam. Sedangkan ketebalan dan kehalusan daun antara lain
dipengaruhi oleh keadaan kering dan banyaknya curah hujan.
Di dalam tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) terdapat
nikotin. Nikotin adalah suatu jenis senyawa kimia yang termasuk ke
dalam golongan alkaloid karena mempunyai sifat dan ciri alkaloid.
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung
satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis.

4
Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada
umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung
dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari
hewan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh–
tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein.
Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari
serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon.
Alkaloid mempunyai efek fisiologis. Sumber alkaloid adalah tanaman
berbunga, angiospermae, hewan, serangga, organisme laut dan
mikroorganisme. Famili tanaman yang mengandung alkaloid adalah
Liliaceae, solanaceae, rubiaceae, dan papaveraceae (Tobing, 1989).
Karena tanaman Tembakau (Nicotiana tabaccum) mengandung
nikotin yang merupakan alkaloid yang dapat membunuh nyamuk dan
mengendalikan hama serangga baik di luar ruangan maupun di dalam
ruangan, maka tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) dapat
dimanfaatkan sebagai insektisida. Nikotin sebagai insektisida untuk
insektisida kontak (fumigan atau racun perut) serta mampu
mengendalikan serangga kecil misalnya aphids.

2.1 LIMBAH PUNTUNG ROKOK SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI


YANG RAMAH LINGKUNGAN
Sejauh ini pemakaian insektisida aman bagi manusia, hewan,
dan lingkungan. Inilah keunggulan insektisida yang sifatnya hit and run
(pukul dan lari), yaitu bila diaplikasikan akan membunuh hama pada
saat itu juga dan setelah itu residunya akan cepat menghilang/ terurai di
alam. Karena sifatnya yang mudah terdegradasi, maka pemakaian
insektisida harus sering disemprotkan di tanaman. Berbagai penelitian
membuktikan beberapa tanaman mampu membasmi atau mengusir
hama dan penyakit tanaman, bahan-bahan alamiah tersebut hadir dalam
jaringan tumbuhan seperti daun, bunga, buah, kulit dan kayunya.

5
Tercatat ada 2.400 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 234 famili
dilaporkan mengandung bahan pestisida (Agus Kardiman, 1999).

Sebagai gambaran adalah tanaman Tembakau (Nicotiana


tabacum) mengandung bahan aktif alkoloid seperti anabarine,
anatobine, myosinine, nikotinoid, nikotelline, nikotin, nikotyrin,
norkotin, piperidin. Secara umum tumbuhan ini dikenal karena
kandungan nikotinnya. Konsentrasi nikotin tertinggi terdapat pada
ranting dan tulang daun. Kombinasi bahan aktif ini disinyalir mampu
mengurangi serangan ulat tanah agrotis epsilon, belalang, aphids, dan
ulat.
Ramah lingkungan didefinisikan sebagai suatu benda atau aksi
yang dianggap menimbulkan kerusakan minimal terhadap lingkungan.
Sampai dengan saat ini tidak ada standar internasional mengenai benda
atau aksi yang ramah lingkungan, akan tetapi segala upaya yang tidak
berdampak merugikan bagi lingkungan hidup pada umumnya disebut
sebagai produk atau teknologi ramah lingkungan.
Produk-produk pertanian yang dianggap ramah lingkungan
antara lain adalah pupuk organik yang terbuat dari kompos, insektisida
yang berbahan aktif bahan organik (misalnya ekstrak tembakau) atau
mikroorganisme (misalnya, virus, bakteri, atau jamur).
Dengan demikian, penggunaan insektisida dari bahan tanaman
tembakau (Nicotiana tabaccum) yang berbasis lingkungan merupakan
sistem yang tepat untuk tetap melestarikan lingkungan.
Untuk menghasilkan bahan insektisida siap pakai dapat
dilakukan secara sederhana. Pertama, dengan teknik penggerusan,
penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk menghasilkan
produk berupa tepung, abu, atau pasta. Kedua, dengan teknik rendaman
untuk menghasilkan produk ekstrak. Ketiga, dengan cara ekstraksi
menggunakan bahan kimia. Insektisida dapat dibuat secara sederhana

6
dan mudah dengan biaya murah sehingga dapat menekan biaya
produksi pertanian, selain itu tidak menimbulkan kekebalan terhadap
hama dan penyakit serta OPT yang lain.

Fungsi insektisida limbah tembakau:


1. Repelan : menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang
menyengat
2. Antifidan : mencegah serangga memakan tanaman yang telah
disemprot
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4. Menghambat reproduksi serangga betina
5. Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
6. Atraktan : pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada
perangkap serangga
7. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri (Barret 2007).

Keunggulan insektisida limbah tembakau:


1. Murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
2. Relatif aman terhadap lingkungan
3. Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
4. Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
5. Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
6. Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu
pestisida kimia. (Barret 2007).

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Percobaan ini akan dilaksanakan di Laboratorium Fakultas
Pertanian, Universitas Siliwangi.

3.2 METODE PENELITIAN

Umumnya yang digunakan adalah daunnya. Tembakau


mengandung bahan aktif alkoloid seperti anabarine, anatobine,
myosinine, nikotinoid, nikotelline, nikotin, nikotyrin, norkotin,
piperidin. Secara umum tumbuhan ini dikenal karena kandungan
nikotinnya. Konsentrasi nikotin tertinggi terdapat pada ranting dan
tulang daun.
Cara pembuatannya, pada konsentrasi 1-2 % atau sekitar 10-20
g daun tembakau yang ditambah sekitar 0,1 % deterjen (1 – 2 cc
deterjen cair atau 1- 2 g deterjen padat) diaduk dalam 1 liter air atau
direbus, diendapkan semalam, dan ampas atau daun tembakau yang
sudah diendapkan ditumbuk kemudian diekstraksi dengan aquades.
Etanol dapat digunakan sebagai pelarut organik. Aplikasi dilakukan
dengan penyemprotan atau penghembusan.

Limbah Puntung Rokok

nambahan Air Pembersihan

Perebusan Pengendapan

Penumbukan Ampas
BAB IV

Ekstraks Penyemprotan/ Penghembusan


i
8
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Lampiran Anggaran Kegiatan

4.1.1 Peralatan Penunjang


Justifikasi
Material Kuantitas Harga Satuan( Rp ) Keterangan
Pemakaian
Menakar bahan
Timbangan 1 unit 300.000,- 300.000,-
Pestisida
Jaring Menyaring Ampas
2 m2 35.000,- 70.000,-
strimin Pestisiada
Memotong tali dan
Gunting 3 buah 15.000,- 45.000,-
plastik
Sewa lahan Tempat melakukan
1 set 500.000,- 500.000,-
percobaan percubaan
SUB TOTAL (Rp) 915.000,-

4.1.2 Perjalanan
Harga Satuan
Justifikasi
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian
( Rp )
Transportasi 1 Perjalanan ke
pasar 3 kali 60.000,- 180.000,-
(pembelian alat) cikurubuk
Transportasi 2 Perjalanan ke
pasar atau 2 kali 63.000,- 126.000,-
(Pembelian bahan) toko
Transportasi 3
Perjalanan ke
lokasi 4 kali 55.000,- 220.000,-
(Pelaksanaan
penelitian
penelitian)
SUB TOTAL (Rp) 526.000,-

9
4.1.3 Bahan Habis Pakai
Harga Satuan
Justifikasi
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian
( Rp )
Ditergen 2 kali 3 set 8.000,- 16.000,-

SUB TOTAL (Rp) 16.000,-

4.1.4 Lain-lain
Harga
Justifikasi Satuan
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian
( Rp )
Pembuatan
Laporan 4 80.000,- 320.000,-
laporan+salinan
Sewa kamera+cetak
Dokumentasi 2 200.000,- 400.000,-
foto
SUB TOTAL (Rp) 720.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan


NO AGENDA KEGIATAN BULAN
1 2 3 4
1. Persiapan bahan dan peralatan
penelitian
2. Mengecek ulang peralatan dan
bahan
3. Pembuatan insektisida alami

4. Melakukan Penelitian

10
5. Melihat dan mendapatkan hasil
akhir penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ahmad dan Soedarmanto. 1982. Budidaya Tembakau. Jakarta:


CV Yasaguna.

Agus Kardiman, 1999. Insektisida, Rumusan dan Aplikasi. Penebar


Swadaya. Jakarta II. Ramuan dan Aplikasi Insektisida.
http://www.softwarelabs.com (diakses pada tanggal 21 April 2016)

Anonim. 2009. Informasi Spesies. http://www.plantamor.com (diakses


pada tanggal 21 April 2016)

Djojosumarto, Panut. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. AgroMedia Pustaka.

Nurindah. 2009. Konsep dan Implementasi Teknologi Budi Daya Ramah


Lingkungan pada Tanaman Tembakau, Serat, dan Minyak Industri.
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri.

Nurwardani, Paristiyanti. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi


Benih. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Departeman Pendidikan Nasional.

Plantus. 2008. Insektisida Sebagai Pengendali Hama dan Penyakit


Tanaman Hias. http://anekaplanta.wordpress.com (diakses pada
tanggal 21 April 2016)

Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.

Supriyatin dan Marwoto. 2000. Efektivitas Beberapa Bahan Nabati


terhadap Hama Perusak Daun Kedelai. Pengelolaan Sumber Daya
Lahan dan Hayati Pada Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-
Umbian. PPTP. Malang.

Tobing, Rangke. 1989. Kimia Bahan Alam. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan.

Yulifianti, Rahmi. Insektisida. http://bioindustri.blogspot.com (diakses


pada tanggal 21 April 2016)

11
LAMPIRAN

Daftar Biodata Anggota

a. Nama Lengkap N : Indra Muhammad Naufal


b. P M : 155001129
c. TTL : Tasikmalaya, 18 Agustus 1997
d. Angkatan : 2015
e. Fak/Jurusan : Pertanian/Agroteknologi
f. Perguruan Tinggi : Universitas Siliwangi
g. E-mail : indramuhammadnaufal@gmail.com
h. No HP : 082295176808

Anggota 1

(Indra Muhammad Naufal)

12
NPM. 155001129

13
a. Nama Lengkap : Rifan Nurfikri
b. NPM : 155001104
c. TTL : Tasikmalaya, 18 Desember 1995
d. Angkatan : 2015
e. Jurusan : Petanian/Agroteknologi
f. Perguruan Tinggi : Universitas Siliwangi
g. E-mail : boynurfikri93@gmail.com
h. No HP : 085318184324

Anggota 2

(Rifan Nurfikri)
NPM. 155001104

14
Anggota 3 :

a. Nama Lengkap : Riskyia Amalia Muhyidin


b. NPM : 155001106
c. TTL : Manado, 16 September 1997
d. Angkatan : 2015
e. Jurusan : Petanian/Agroteknologi
f. Perguruan Tinggi : Universitas Siliwangi
g. E-mail : riskyiaamalia@gmail.com
h. No HP : 083824352322

Anggota 3

(Riskyia Amalia Muhyidin)

15
NPM.155001106

16
17

Anda mungkin juga menyukai