Anda di halaman 1dari 27

PESTISIDA

.
KELOKPOK 2
● Alfinurin khulaidah (201310030)
● Septi Dwi Andini (201310050)
● Vanesa Aditia P (201310025)
● Vela Nur Hidayah (201310054)
● Lilis Yuliana (201310059)
● Betharia alfitri (201310004)
● Wafiq Ainur Riza (201310026)
DEFINISI
Pestisidia merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh
hama, baik insekta, jamur maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan
untuk tujuan membrantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian.
Pestisida juga digunakan dirumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa dan
berbagai serangga penggangu lainnya. Dilain pihak pestisida ini secara nyata
banyak menimbulkan keracunan pada orang (Runia Y, 2008).

Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh


atau mengendalikan berbagai hama. Pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu
pest berarti hama dan cida berarti pembunuhan. Yang dimaksud hama bagi petani
sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing yang
merusak akar), siput, tikus, burung, dan hewan lain yang dianggap merugikan
(Subiakto sudamo, 1991).
Penggolongan pestisida
01 02 03
Insektisida Fungisida Herbisida
. . .

04 05 06
Bakterisida Nematisida Akarisida &
. . .
Rodentisida
Macam macam pestisida
Insektidisa Fungsida
Insektisida merupakan Fungisida merupakan bahan
bahan yang mengandung yang mengandung senyawa
senyawa kimia beracun kimia beracun
yang bisa mematikan semua dan bisa digunakan untuk
jenis serangga. memberantas dan mencegah
fungi/cendawan.

Bakterisida Herbisida
Herbisida merupakan
Bakterisida pestisida yang digunakan
mengandung bahan untuk mengandalikan
aktif yang bisa gulma atau tumbuhan
membunuh bakteri. pengganggu yang tidak
dikehendaki.
Lanjutan..

Nematisd
Racun yangadapat Rodentisi
mengendalikan nematoda atau
cacing kecil yang panjangnya 1 da
Rodentisida adalah bahan yang
mengandung senyawa kimia
cm yang hidup pada lapisan beracun yang
tanah bagian atas digunakan untu mematikan
berbagai jenis binatang
pengerat isalnya tikus.
Akasida
Bahan yang mengandung
senyawa kimia beracun
yang digunakan untuk
membunuh tungau, caplak,
laba-laba
Stuktur kimia
pestisida
1. Golongan Organochlorin
Pestisida organoklorin adalah senyawa organik
dengan lima atau lebih atom
klorin. Organoklorin merupakan pestisida
sintetis pertama organik untuk digunakan
dalam pertanian dan di kesehatan masyarakat.
Golongan Organochlorin misalnya DDT, Dieldrin,
Endrin dan lain-lain.
Umumnya golongan ini mempunyai sifat:
merupakan racun yang universal,
degradasinya berlangsung sangat lambat larut
dalam lemak (Suroso et al., 2012).
.
2. Golongan organophosfat
Golongan Organofosfor di sisi lain
mengandung gugus fosfat sebagai
kerangka struktural dasar seperti yang
didefinisikan oleh rumus Schrader
(Tano,2012)
Contoh golongan organofosfor misalnya
diazonin dan basudin Golongan ini

.
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
merupakan racun yang tidak selektif
degradasinya berlangsung lebih cepat atau
kurang persisten di lingkungan,
menimbulkan resisten pada berbagai
serangga dan memusnahkan populasi
predator
dan serangga parasit, lebih toksik terhadap
manusia dari pada organokhlor (Suroso
etal., 2012).
3. Golongan Carbamat
Karbamat adalah pestisida organik yang berasal dari asam
karbamat dengan
rumus umum (Tano, 2012)
Golongan ini termasuk baygon, bayrusil, dan lain-lain
Golongan ini
mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat
pestisida organophosfat, tidak
terakumulasi dalam sistem kehidupan, degradasi tetap
cepat diturunkan dan
dieliminasi namun pestisida ini aman untuk hewan, tetapi
toksik yang kuat untuk
tawon (Suroso et al., 2012).
4. Pyretroid
Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester
yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus Chrysanthemum. Jenis
pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah : deltametrin, permetrin,
fenvalerate. Sedangkan jenis pyretroid yang sintetis yang stabil terhadap sinar
matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate,
siflutrin, fenpropatrin, tralometrin, sihalometrin, flusitrinate (Suroso et al., 2012). Komponen
insektisida bunga pyrethrum adalah ester optik aktif yang berasal dari (+) - asam trans-
chrysanthemic dan (+) - asam trans-pyrethroic (Tano, 2012). Piretroid dikenal dengan nocking down
effect nya yang cepat karena golongan ini tahan terhadap hama serangga, toksisitas mamalia
rendah dan biodegradasi lancar. Meskipun pyrethrins alami adalah insektisida efektif, degradasi
fotokimianya begitu cepat sehingga untuk menggunakan insektisida ini sebagai insektisida
pertanian menjadi tidak praktis. Analog sintetis dari pyrethrins alami (piretroid) dikembangkan
melalui modifikasi struktur piretrin dengan menggunakan sebuah gugus biphenoxy dan mengganti
beberapa hidrogen dengan halogen dalam rangka untuk memberikan stabilitas, pada saat yang
sama mempertahankan sifat-sifat dasar pyrethrins. Piretroid sintetis yang paling banyak
digunakan termasuk permethrin, cypermethrin dan deltametrin (Tano, 2012).
5. Fumigant
Fumigant adalah senyawa atau campuran yang
menghasilkan gas atau uap atau asap untuk membunuh
serangg , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya fumigant
merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap
atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang
radikal (Cl, Br, F), misalnya chlorofikrin, ethylendibromide,
naftalene, metylbromide, formaldehid, fostin (Suroso et
al., 2012). Fungisida adalah pestisida yang digunakan
untuk pengendalian infeksi jamur pada tanaman. Ada
fungisida organik dan anorganik. fungisida anorganik
meliputi campuran Bordeaux, Cu (OH)2.CaSO4 dan
malasit, Cu (HO)2.CuCO3. Fungisida organik di sisi
lainantara lain, benomyl dan oxine tembaga (Manahan,
2001 dalam Tano, 2012).
Analisa

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel
transfulthrin 21,3% dalam merek dagang one push vape, larutan
standar transfulthrin 1000 ppm, dan aseton
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
GC-FID syringe 10 µL, pipet ukur 1 mL, pipet ukur 5 mL, labu
ukur 10 mL, labu ukur 50 mL, gelas beker 50 mL, kain, pipet
tetes, kertas seka, tisu dan pro pipet.
Prosedur Kerja
Uji Kesesuaian Sistem
Instrumen Gas chromatography- Flame ionization detector(GC-
FID) dilakukan optimasi terlebih dahulu sebelum digunakan
seperti Tabel 3.1.
Lanjutan
Tabel 3.1 Optimasi Instrumen GC-FID

Komponen Kondisi
Alat GC – FID

Detektor FID suhu 250°C

Suhu oven 100°C - 250°C

Suhu Ion 250°C

Arus Konstan 1 mL/min

Split 10:1

Mode Front Inlet Splitless

Volume Injeksi 1 µL
Lanjutan
Nilai Lempeng Teoritis
Larutan standar transfulthrin 10 ppm diinjek 1 µL sebanyak 3 kali
(Triplo) ke
dalam sistem GC-FID. Hasil dicatat waktu retensi (Rt), luas area dan
selisih waktu
retensi akhir dengan awal puncak (W=lebar alas puncak). Perhitungan
lempeng
teoritis menggunakan rumus :
N =( )2
Keterangan :
Rt : Waktu retensi Area puncak (menit)
W : Lebar Area puncak (menit)
Preparasi Sampel
Sampel yang digunakan yaitu transfultrin 21,3% dari merek dagang One
push
vape. Sampel transfulthrin yang berupa aerosol disemprotkan pada kain
bersih dan
kemudian direndam dalam pelarut aseton dan dimasukan dalam labu
ukur 10 mL
hingga tanda batas, diseka dan dihomogenkan.
Lanjutan

Validasi Metode Analisis


Larutan standar transfulthrin 1000 ppm dan pelarut aseton disiapkan
dengan
menggunakan pelarut aseton. Alat-alat yang akan digunakan dibilas
menggunakan
pelarut aseton sepeti pipet ukur 1 mL, pipet ukur 5 mL, pipet tetes, labu
ukur 10
mL dan labu ukur 50 mL.
Larutan standar transfulthrin 1000 ppm diambil sebanyak 5 mL dan
dimasukan ke dalam labu ukur 50 mL, kemudian ditambahkan pelarut
aseton
hingga tanda tera dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan standar
transfulthrin 100 ppm. Larutan standar transfulthrin 100 ppm diambil
sebanyak 1
mL, dan 2 mL masing-masing dimasukan kedalam labu ukur 10 mL dan
ditambahkan pelarut aseton hingga tanda tera dan dihomogenkan, sehingga
diperoleh larutan standar transfulthrin 10 ppm dan 20 ppm.
Lanjutan

Presisi Instrumentasi
Larutan standar transfulthrin 20 ppm diinjek 1 µL sebanyak 6 kali ke dalam
sistem GC-FID. Perhitungan SD dan %RSD menggunakan persamaan :
= √∑( − )2
−2
% = 100%
Linearitas
Larutan standar transfulthrin 1000 ppm disiapkan menggunakan pelarut aseton.
Alat-alat yang digunakan dibilas menggunakan pelarut aseton sepeti pipet ukur 1
mL, pipet ukur 5 mL, pipet tetes, labu ukur 10 mL dan labu ukur 50 mL.
Larutan standar transfulthrin 1000 ppm diambil sebanyak 5 mL dan
dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Pelarut aseton ditambahkan hingga tanda
batas dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan standar transfulthrin 100
ppm. Larutan standar transfulthrin 100 ppm diambil yang telah diperoleh
sebanyak 0; 1; 2; 3; dan 4 mL dan masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur
10 mL dan ditambahkan pelarut aseton ke dalam masing-masing labu ukur 10 mL
tersebut hingga tanda batas sehingga diperoleh larutan standar transfulthrin
dengan konsentrasi 0; 10; 20; 30; dan 40 ppm.
Lanjutan

larutan standar transfulthrin diinjek 1 µL yaitu larutan standar transfulthrin


dengan konsentrasi 0; 10; 20; 30; dan 40 ppm sebanyak 3 kali (triplo) ke
dalam
sistem GC-FID. Hitung rerata area puncak untuk memperoleh kurva
kalibrasi
dengan persamaan = + , dan dihitung nilai regresi linear (R2
) serta nilai LOD dan
LOQ. Rumus LOD dan LOQ sebagai berikut:
LOQ =10×
LOD=3×
Thanks!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, infographics & images by
Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai