Anda di halaman 1dari 17

Pestisida & Aplikasi

2. Kelebihan-kekurangan Pestisida &


Penggolongannya
Kelebihan dan Kekurangan
Pestisida Sintetik
Kelebihan Kekurangan
-Hasil dan dampak pada -Efek samping (munculnya
sasaran yang cepat. resistensi, resurjensi, hama
sekunder).
-Fleksibel, praktis, & formulasi -Sangat dipengruhi oleh suhu,
yang beragam. sinar matahari, dan hujan.
-Mudah diperoleh dgn jaringan -Umumnya berspektrum luas,
pemasaran yang luas. membunuh byk jenis OPT.
-Relatif lebih praktis dlm -Persisten sehingga dpt
pemakaian. menyebabkan polusi.
Syarat Pestisida ideal
 1. mempunyai toksisitas oral yang rendah.
 2. mempunyai toksisitas dermal yang rendah.
 3. tidak persisten.
 4. tidak meninggalkan residu.
 5. tidak berakumulasi.
 6. efektif terhadap organisme sasaran.
 7. mempunyai spektrum yang sempit.
 8. tidak mematikan organisme bukan sasaran.
 9. tidak fitotoksik.
 10. tidak mudah menimbulkan resistensi pada organisme sasaran.
 11. mudah didapat.
 12. murah.
 13. tidak mudah terbakar.
Gunakanlah secara bijak
Prinsip pemakaian pestisida
Penggunaan pestisida yang rasional perlu mengetahui sifat kimia dan sifat
fisik pestisida, biologi dan ekologi jazat pengganggu, serta musuh alami.
Untuk menghindari dampak negatif penggunaan pestisida, maka perlu
memperhatikan prinsip-prinsip:

1. Pestisida digunakan bila populasi atau tingkat kerusakan


telah mencapai ambang ekonomi.
2. Menggunakan pestisida yang berspektrum sempit,
mempunyai selektivitas yang tinggi dan konsentrasi dosis
yang tepat.
3. Memilih jenis pestisida yang residunya pendek dan mudah
terdekomposisi oleh faktor lingkungan.
4. Menggunakan Pestisida pada saat hama berada pada titik
terlemah sasaran.
5. Pestisida digunakan hanya apabila cara pengendalian lain
sudah tidak efektif dan efisien lagi.
Pemberian nama pestisida
Pemberian nama pestisida mengunakan
kebiasaan internasional, misalnya nama
umum selalu ditulis dengan huruf kecil,
sedang nama dagang ditulis dengan huruf
besar.

Di samping itu perlu dilengkapi dengan


nama kimia, struktur formula dan
formulasinya
Contoh:
 Nama umum : propenil (huruf kecil)
 Nama dagang : DPCA, Tripion, Satunil, dll
 Nama kimia : 3,4-dikloro propionanilida
 Struktur formula
H O
II
I

Cl-
N
C C2H5

I
Cl
 Formulasi : EC (emulsifiable Concentrate)
Penggolongan
 Pestisida dapat digolongkan berdasarkan
sasarannya, cara masuknya ke dalam tubuh
sasaran, cara bekerjanya, susunan bahan
kimianya maupun penggunaannya.

 Pestisida perlu digolongkan agar lebih


mudah dipelajari dan lebih mudah
menggunakannya secara tepat dan benar.
Berdasarkan sasarannya, pestisida
dibedakan menjadi :
a. Insektisida (racun serangga): yaitu pestisida yang
digunakan untuk mengendalikan serangga (Insekta)
b. Rodensida (racun binatang mengerat) : yaitu pestisida
yang digunakan untuk mengendalikan Rodentia (binatang
Pengerat)
c. Acarisida (racun acarina) : yaitu pestisida yang digunakan
untuk mengendalikan Acarina
d. Aphisida (racun kutu aphid) : yaitu pestisida yang
digunakan untuk mengendalikan Aphids
e. Nematisida (racun nematoda) : yaitu pestisida yang
digunakan untuk mengendalikan Nematoda
Berdasarkan sasarannya, lanjutan...

f. Fungisida (racun jamur) : yaitu pestisida yang digunakan


untuk mengendalikan jamur atau cendawan (Fungi)
g. Bakterisida (racun bakteri) : yaitu pestisida yang
digunakan untuk mengendalikan Bakteri
h. Herbisida (racun rerumputan) : yaitu pestisida yang
digunakan untuk mengendalikan rerumputan atau Gulma
i. Avisida (racun burung) : yaitu pestisida yang digunakan
untuk mengendalikan burung hama.
j. Silvisida (racun pohon hutan) yaitu pestisida yang
digunakan untuk mengendalikan pohon berkayu yang
akan ditebang.
k. Piscisida (racun predator)
l. Ovisida (racun telur)
Berdasarkan cara masuk racun
a. Racun perut (stomach poison), yaitu pestisida yang masuk dan efektif
melalui alat pencernakan. Pestisida ini cocok untuk pengendalian
hama bertipe alat mulut penggigit pengunyah. Oleh karena itu,
pestisida ini akan meracun jika termakan atau terminum. Contoh :
Parathion, Nicotine, Coper arsenat.
b. Racun kontak (contact poison), yaitu pestisida yang masuk dan efektif
melalui permukaan pengganggu yang mengalami kontak langsung
dengan pestisida. Oleh karena itu, pestisida ini akan meracun jika
terjadi kontak dengan kulit atau kutikula hama. Contoh : DDT
(Dichloro Diphenyl Trichloetan), Monokrotofos
c. Racun pernafasan/fumigan, yaitu pestisida yang masuk ke dalam
tubuh melalui alat pernafasan dan efektif meracun dengan cara
menghambat aktivitas ensim pernafasan. Contoh : HCN, H2S, CH3Br
d. Racun protoplasma, yaitu pestisida yang efektif meracun dengan cara
mengendapkan protein sel. Contoh : Sodium arsenat.
Berdasarkan cara kerja atau cara
meracun, dibedakan menjadi :
a. Racun dinding sel dan pembelahan sel, yaitu pestisida yang meracun
dengan cara merusak dinding sel atau mengganggu pembelahan sel.
b. Racun permeabilitas membran sel, yaitu pestisida yang meracun
dengan cara merusak permeabilitas membran sel.
c. Racun sistem ensim, yaitu pestisida yang meracun dengan cara
mengganggu kinerja ensim tertentu.
d. Racun chelat atau pengendapan, yaitu pestisida yang meracun
dengan cara mengendapkan bahan kimia tertentu, bisanya protein.
e. Racun sintesis protein dan asam nukleat, yaitu pestisida yang
meracun dengan cara mengganggu pembentukan protein dan asam
nukleat.
f. Racun antimetabolisme, yaitu pestisida yang meracun dengan cara
mengganggu aktivitas metabolisme
Organel sel: target racun pestisida
Berdasarkan susunan senyawa yang beracun,
pestisida dibedakan menjadi :
a. Pestisida senyawa organik, yaitu pestisida yang senyawa
beracunnya berupa senyawa organik. Contoh : Benomil, Bavistin, dan
Benlate dengan senyawa beracun butil karbamat yang menguap
sebagai butil isotiosianat, Diazenon, Malation, dan Parathion
mempunyai senyawa beracun berupa senyawa organofosfat,
Furadan, Temik, dan Sevin mempunyai senyawa beracun berupa
senyawa karbamat.
b. Pestisida senyawa anorganik yaitu pestisida yang senyawa
beracunnya berupa senyawa anorganik. Contoh : Bubur Bordeaux
mempunyai senyawa yang meracun jamur berupa belerang, Pb-
arsenat, tembaga, dan Ca-arsenat.
c. Antibiotik yaitu pestisida yang senyawa beracunnya berupa
senyawa hasil metabolisme sekunder mikroorganisme tertentu.
Contoh : Agrimycin, Phytomycine, dan Streptocykcline dengan
senyawa antibiotik campuran tetrasiklin dan streptomycin.
Berdasarkan aplikasinya
a. Pestisida semprot (spraying), yaitu pestisida yang
penggunaannya dengan cara disemprotkan ke tanaman.
Alat aplikasinya disebut sprayer (penyemprot).
b. Pestisida serbuk (dusting) , yaitu pestisida yang
penggunaannya dengan cara diserbukkan ke tanaman.
Alat aplikasinya disebut duster (penyerbuk).
c. Pestisida perawat benih (seed treatment), yaitu pestisida
yang penggunaannya dengan cara dicampurkan ke benih
atau biji-bijian
d. Pestisida untuk aplikasi tanah (soil treatment), yaitu
pestisida yang penggunaannya dengan cara dicampurkan
ke tanah.
Berdasarkan sebaran bahan aktif thd
tanaman
 Racun sistemik: diserap tanaman dan
ditranslokaikan ke seluruh bagian
tanaman.
 Racun semi sistemik: senyawa diserap
oleh tanaman secara lokal (seluruh bagian
tanaman yg kena bahan aktif).
 Racun non sistemik: hanya berada
dipermukaan tanaman yg diaplikasikan.
Yang termasuk pestisida tetapi tidak berakhiran -sida
 Atraktan (penarik serangga) misalnya: Metil-euganol.
 Feromon; kemosterllan (pemandul serangga atau ivertebrata)
misalnya Ornitrol, Molate.
 Defolian (penggugur daun) misalnya Folex,OEF.
 Desikan (pengering bagian tanaman) misalnya asam Arsenik;
 Desinfektan (pembasmi mikroorganisme) misalnya Triklorofenol,
Sodium bisulfat, alkohol
 Zat pengatur tumbuh (growth regulator -pengatur pertumbuhan
tanaman) misalnya Gibberelin, Ethrel, Phosphon.
 Repellant (penolak hama) misalnya: kamper, minyak sereh, Avitrol.
 Sterilan tanah (pensterilisasi tanah dari mikroorganisme dan biJi
gulma misalnya Amonium tiosianat, Metil Bromida;
 Pengawet kayu misalnya: Penta Kloro Phenol (PCP).
 Stikker (perekat) misalnya teepol, gom arab, tween;
 Surfaktan (perata) misalnya Triton, surfinol;
 Inhibitor (penghambat) misalnya phosphon
 Stimulan (perangsang) misalnya Atonik, Ethrel.

Anda mungkin juga menyukai