Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Data yang

dipaparkan sesuai dengan pertanyaan penelitian, yaitu tentang Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri 56 Kota Banda

Aceh. Hasil penelitian dibahas secara sangat mendalam dan konseptual berdasarkan

teori-teori dan konsep-konsep kepemimpinan, gaya kepemimpinan dan kinerja guru.

Berikut ini diuraikan secara rinci tentang hasil penelitian dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dikelompokkan bedasarkan pertanyaan penelitian dan tujuan

dari pada peneliti itu sendiri, yaitu tentang Gaya kepemimpinan dalam meningkatkan

kinerja guru di SD Negeri 56 Kota Banda Aceh, Pelaksanaan program gaya

kepemimpinan terhadap peningkatan terhadap kinerja guru, dan Hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam pelaksanaan kepemimpinan dan peningkatan terhadap kinerja.

Adapun hasil dari ke dua penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Gaya Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri 56


Kota Banda Aceh

Sebelum kita masuk kepada gaya kepemimpipinan yang akan diuraikan

terlebih dahulu penulis ingin membahas kembali arti dari pada kepemimpinan itu yang

dipahami oleh kepala sekolah. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi

seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu, bawahan

dipimpin dari bukan dengan jalan menyuruh atau mondorong dari belakang. Antara

pemimpin dengan yang dipimpin menurut rules of the game yang telah disepakati

bersama. Seseorang pemimpin selalu melayani bawahannya lebih baik dari

55
56

bawahannya tersebut melayani dia. Pemimpin memadukan kebutuhan dari

bawahannya dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat secara

keseluruhannya.

Kepemimpinan adalah merupakan seni dan keterampilan seseorang dalam

memanfaatkan kekuasaannya untuk mempengaruhi orang lain agar melaksanakan

aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan”. Dalam

kehidupan modern, kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada situasi,

karakteristik situasional organisasi, waktu dan besar kecilnya organisasi. Dalam

sebuah organisasi birokrasi misalnya tidak membutuhkan pemimpin yang kharismatik,

tetapi yang cakap, pintar dan pandai mengimplementasikan kebijakan yang ada serta

mampu memelihara kondisi kerja sama antara bagian dalam organisasi.

Kepala Sekolah SD Negeri 56 Banda Aceh menyusun program dengan apa

yang telah tertuang pada kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dan apa

yang diperintahkan oleh KEMENDIKBUD dan peraturan-peraturan yang berlaku.

Gaya kepemimpinan kepala sekolah berawal dari pada latar belakang keluarga,

pendidikan, dan sosial. Sehingga lahirlah pola fikir yang tertuang dalam jiwa dan

tingkah laku di dalam memimpin. Namun kepala sekolah itu harus memimpi sesuai

dengan keadaan yang berlaku pada masa saat ini. Kepala sekolah SD Negeri 56

mengatakan beliau memimpin dengan menggunakan keterbukaan, hal ini sesuai

dengan apa yang dikatakan:

Kepimimpinan yang saya terapkan disini adalah kepimimpinan yang


berlandaskan atas dasar keterbukaan dan musyawarah atau dengan bahasa
pendidikana sekarang ini adalah kepemimpinanyang demokrasi, dan Adapun
gaya kepemimpinan yang digunakan dalam meningkatkan kinerja guru adalah,
sebisa mungkin kita melakukan pendekatan kepada guru agar terjalinnya
komunikasi yang begitu baik, bagaimana saya menjadikan kepala sekolah itu
57

adalah yang ditunggu oleh guru-guru yang ada di sekolah, kemuadian barulah
kita masuk kepada program, kita lakukan musyawarah setelah saya mencari
dan menilai kekurangan yang dialami oleh guru sekarang ini.

Daripernyataan di atas maka dapat kita tarik pula kesimpulan bahwa menjadi

kepala sekolah itu harus menjadi kepala sekolah yang di rindukan oleh para guru-

guru, murid-murid dan lain sebagainya. Hal ini akan tercapai apabila gaya

kepemimpinan kepala sekolah itu mampu mengayaumi seluruh anggota dari pada

suatu organisasi tersebut.

Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang

pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia

lihat. Miftah (2007:49) menyatakan: “Usaha menyelaraskan persepsi diantara orang

yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi

menjadi amat penting kedudukannya”. Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku

atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,

perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya Nawawi. (2003: 113) menyatakan: “Gaya

kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar

mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi”.

2. Pelaksanaan Program Gaya Kepemimpinan terhadap Peningkatan Kinerja


Guru di SD Negeri 56 Kota Banda Aceh

Kepala Sekolah SD Negeri 56 Banda Aceh melaksanakan program

meningkatkat kinerja guru melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah

dengan memberikan contoh terlebih dahulu kepada bawahan atau memberikan suri

tauladan yang bagus, hal ini sesuai dengan apa yang peneliti dapatkan denga hasil

wawancara dengan kepala sekolah:


58

Adapun gaya kepemimpinan yang digunakan dalam meningkatkan kinerja


guru adalah, sebisa mungkin kita elakukan pendekatan kepada guru agar
terjalinnya komunikasi yang begitu baik, bagaimana saya menjadikan
kepala sekolah itu adalah yang ditunggu oleh guru-guru yang ada di
sekolah, kemuadian barulah kita masuk kepada program, kita lakukan
musyawarah setelah saya mencari dan menilai kekurangan yang dialami
oleh guru sekarang ini.

Dari pernyataan diatas bahwa kepala sekolah memberikan suri tauladan

terlebih dahulu kepada bawahan dengan harapan seluruh bawahan mampu mengikuti

apa yang terbaik dari pada kepribadian seorang kepala sekolah. Hal ini juga sesuai

dengan apa yang peneliti temukan hasil wawancara dengan pengawas:

Pendekatannya pertama sekali kinerja Kepala sekolah, tingkah laku dia dan
dia menampakkan tingkahlaku baik terhadap orang lain, dengan baiknya
tingkah laku itu dengan sendirinya guru itu akan mengkutinya.

Dari pernyataan di atas maka apa yang dikatakan oleh kepala sekolah.

Selanjutnya ketika gaya kepemimpinan ataupun teori, maka kita akan pada

pelaksanaan program apa yang sudah dilakukan. Di sini peneliti menemukan dari pada

hasil wawan cara dengan pengawas terhadapa pelaksanaan program:

Ini sebenarnya ini gaya sebagaimana yang telah diatur, dia menjalankan
tugas sebagaimana yang telah ditentukan misalnya disiplin datang, pergi
dan pulang. Dan di sini dari pengamatan kami kierja kepala sekolah yang
ada disini bagus, dan inerjik karna beliau juga masih muda, Selalu
mengadakan rapat, memberi tahu, memberikan pelatihan-pelatihan,
membuat KKG dan melakukan evaluasi setiap 3 bulan 1 kali.

Dari pernyataan di atas bahwa kepala sekolah ini sangat masih muda jadi

kerjanya masih semangata sekali, dan kepala sekolah juga selalu mencari tahu inforasi

terbaru tentang pendidikan dan diberitahukan kepada guru dan rekan kerja yang ada di

sekolah tentang bagaimana dunia pendidikan terkini dan bagian mana saja yang harus

ditingkatkan, kepala sekolah melakukan ini dengan mengadakan rapat rutin seperti

tiga bulan satu kali guna mengevaluasi kinerja dan pemahaman guru, sehinggajika ada
59

guru yang perlu dibina maka akan di lakukan pembinaan dengan mengikut sertakan di

dalam pelatihan ataupun mengundang nara sumber datang kesekolah untuk

memberikan pelatihan. Ini sesuai dengan apa yang peneliti temukan dari hasil

wawancara dengan guru di sekolah:

Itu biasanya diadakan digugus kami selalu diadakan acara di KKG biasanya
menyusun program, RPP dan silabus, dan juga pertemuan-pertemuan untuk
peningkatan guru dalam proses PBM. Kemudian, Yang sudah jelas sebagai
seorang guru harus memperbaiki diri mencari ilmu yang terkini,terbaru
dengan mengikuti berbagai pelatihan, dan Biasanya kami dibimbing atau
dipanggil narasumber dari luar.

Dari penjelasan diatas jelas apa yang dilakuakan kepala sekolah mampu

meningkatkan kinerja guru yang ada disekolah tersebut ditambah lagi kepala sekolah

sangatmenyarankan kepada semua guru untuk meningkatkan kinerja melalui

pendidikan yang lebih tinggi, sebagaimana yang di katakan oleh pengawas: “Selalu

kita anjurkan guru-guru mencari informasi-informasi tentang apa yang berjalan

sekarang ini, dan kepala sekolah datang memberikan pelatihan kepada guru.

Mengadakan KKG dan rapat-rapat rutin,serta melanjutkan pendidikan yang lebih

tinggi misalnya S2 kalau perlu S3”.

Disamping itu pula kepala sekolah meningkatkan kinerja guru dengan apa

yang telah diatur dari atasan. Kepalasekolah melakukan peningktan terhadap kinerja

guru karena guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan oleh karenanya guru

dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Untuk dapat memberikan kinerja yang baik

maka seorang guru harus menunjukkan keprofesionalan dalam menjalankan bidang

pekerjaannya. Seorang guru yang profesional harus memenuhi beberapa persyaratan

diantaranya memilki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
60

nasional (Undang-Undang Nomer 14 Tahun 2005 tentang Guru Dosen pasal 8).

Kesemua persyaratan tersebut menjadi dasar bagi guru untuk menjalankan tugas dan

tanggung jawab yang diembannya. Sebagai seorang yang dianggap menjadi sosok

yang penting dalam pendidikan, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang begitu

besar baik di lingkup sekolah maupun dalam masyarakat.

Manajemen tenaga kependidikan di sekolah bertujuan untuk

mendayagunakan tenaga-tenaga guru-guru secara efektif dan efesien untuk mencapai

hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan

dengan itu fungsi manajemen guru sebagai tenaga kependidikan disekolah yang harus

dileksanakan kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan, mengkaji, dan

memotivasi tenaga kependidikan dalam hal ini guru-guru sekolah guna tercapainya

tujuan pendidikan secara optimal, membantu tenaga kependidikan mencapai posisi

dan standar perilaku, memaksimalakan perkembangan karir serta menyelaraskan

tujuan individu, kelompok, dan organisasi. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan

manajemen tenaga kependidikan.

Mulyasa (2013: 45) menyatakan: “Manajemen kependidikan di Indonesia

dalam hal ini guru setidaknya memiliki 7 kegiatan utama yang diberikan oleh kepala

sekolah kepada guru, yaitu perencanaan tenaga kependidikan, pengadaan tenaga

kependidikan, pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan, promosi dan

mutasi, pemberhentian tenaga kependidikan, kompensasi, dan penilaian tenaga

kependidikan”.

Yang sangat penting sekali adalah dalam upaya meningkatkan kinerja

guruseorang kepala sekolah harus mampu meningkatan kemampuannya sebagaimana

yang tertuang di dalam kompetensi kepala sekolah. Menurut Karwati dan Priansa,
61

(2013: 244), Berikut unsur-unsur selengkapnya tentang 5 kompetensi yang harus

dimiliki oleh kepala sekolah ataupun kepala sekolah :

a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian kepala sekolah dapat dilihat dari kepribadian kepala

sekolah menyangkut akhlaknya yang mulia, mengembangkan budaya dan tradisi

akhlak mulia, menjadi teladan bagi komunitas di sekolah, memiliki integritas

kepribadian sebagai pemimpin, memiliki keinginan yang kuat dalam mengembangkan

diri sebagai kepala sekolah, bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi, mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai

kepala sekolah serta memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

b. Kompetensi Manajerial

Kompetensi manajerial kepala sekolah dapat dilihat dari kemampuan dalam

menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat perencanaan, pengembangan

organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, kepemimpinan sekolah dalam rangka

pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal, mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif, menciptakan

budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik,

c. Kompetensi Kewirausahaan

Kewirausahaan atau sering disebut wiraswasta, merupakan terjemahan dari

istilah entrepreneuship. Istilah tesebut pertama kali dikemukakan oleh Ricard

Cartillon, pada tahun 1755. Dengan demikian dapat disimpukan Kompetensi

Kewirausahaan merupakan kepala sekolah dalam meuwujudkan aspirasi kehidupan

mandiri yang dicirikan dengan kepribadiaan yang kuat, bermental wirausahaan.


62

d. Kompetensi Supervisi

Kompetensi supervisi kepala sekolah dapat dilihat dari merencanakan

program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,

melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan

dan teknik supervisi yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik

terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

e. Kompetensi Sosial

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk individu sekaligus sosial, dari

sejak lahir hingga meninggal manusa perlu dibantu atau kerjasama dengan manusia

lain, segala kebahagiaan yang dirasakan manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan

dan kerjasama dengan manusia lain. Kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang

dalam berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan memberi kepada orang lain.

Kompetensi kepala sekolah yang telah dijelaskan diatas tentunya akan sangat

menunjang dalam pelaksanaan tugas kepala sekolah. Dengan demikian, kepala

sekolah harus mampu memberdayakan dan mengelola sumber daya yang dimiliki

sekolah secara optimal yang utamanya yaitu tenaga pendidik/guru. Kepala sekolah

harus mampu menggerakkan guru agar guru tersebut secara sukarela tanpa ada

paksaan sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

3. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Kepemimpinan


dan terhadap Peningkatan Kinerja Guru di SD Negeri 56 Kota Banda Aceh

Setiap pekerjaan yang berhubungan dengan banyak orang pasti pasti memiliki

kendala dan hambatan,setiap sekolah pasti berbeda kendalanya yang dihadapi karna

berbeda lingkungan maka kendalanya pun berbeda,Adapun Hambata-hambatan yang

dihadapi oleh kepala sekolah tentunya pasti ada, karena setiap pekerjaan harus
63

memiliki hambatan, dan setiap pekerjaan pasti juga memiliki ujian-ujian tujunnya

secara tidak langung adalah untuk meningkatkan kedewasaan terhadap pola fikir

seseorang, dan bagaimana setiap dari kita dalam menyikapi dari itu semua. Kepala

Sekolah SD Negeri 56 Banda Aceh mengatakan hambatan itu terutama dari:

Selama ini hambatan yang saya alami tidakbegitu berat alhamdulillah,


mungkin masalahnya kita hanya perlu memberikan pelatihan terhaap guru-
guru saja untuk meningkatkan pengetahuan mereka baik secara ilmiah maupun
teknologi.
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa hambatan yang ada adalah

terhadap perkembangan kecanggihan yang ada pada dunia pendidikan saat ini, salah

satu di antaranya adalah menggunakan teknologi terkini yang mana pada dasarya

sangatlah membantu dan sangat menguntungkan terhadap semua pihak. Pengawas

sekolah juga mengatakan hala yang sama: “Hambatan-hambatan kecil itu ada namun

tugas kita adalah untuk menyelesaikan ini,dan mudah-mudahan sampai saat ini belum

ada yang fatal”.

B. Pembahasan

Pembahasan diuraikan berdasarkan pertanyaan penelitian dan dibahas

berdasarkan hasil penelitian. Adapun pembahasan yang dibahas tentang Gaya

kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri 56 Kota Banda Aceh,

Pelaksanaan program gaya kepemimpinan terhadap peningkatan terhadap kinerja

guru, dan Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kepemimpinan dan

peningkatan terhadap kinerja. Adapun masing-masing focus pembahasan secara rinci

dibahas sebagai berikut:

1. Gaya Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri 56


Kota Banda Aceh
64

Kepala sekolah SD Negeri 56 Banda Aceh menyusun program dengan apa

yang telah tertuang padakompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dan apa

yang diperintahkan oleh KEMENDIKBUD dan peraturan-peraturan yang berlaku.

Gaya kepemimpinan kepala sekolah berawal dari pada latar belakang keluarga,

pendidikan, dan sosial. Sehingga lahirlah pola fikir yang tertuang dalam jiwa dan

tingkah laku di dalam memimpin. Namun kepala sekolah itu harus memimpi sesuai

dengan keadaan yang berlaku pada masa saat ini.

Kepalasekolah SD Negeri 56 mengatakan beliau memimpin dengan

menggunakan keterbukaan. Kepemim yang gunakan adalah kepemimpinan dengan

keterbukaan antara bawahan dan atasan seperti yang dikatakan, Kepimimpinan yang

saya terapkan disini adalah kepimimpinan yang berlandaskan atas dasar keterbukaan

dan musyawarah atau dengan bahasa pendidikana sekarang ini adalah

kepemimpinanyang demokrasi, dan Adapun gaya kepemimpinan yang digunakan

dalam meningkatkan kinerja guru adalah, sebisa mungkin kita melakukan pendekatan

kepada guru agar terjalinnya komunikasi yang begitu baik, bagaimana saya

menjadikan kepala sekolah itu adalah yang ditunggu oleh guru-guru yang ada di

sekolah, kemuadian barulah kita masuk kepada program, kita lakukan musyawarah

setelah saya mencari dan menilai kekurangan yang dialami oleh guru sekarang ini.

Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang

pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia

lihat. Miftah (2007: 49) menyatakan: “Usaha menyelaraskan persepsi diantara orang

yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi

menjadi amat penting kedudukannya”. Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku

atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,
65

perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya Nawawi. (2003: 113) menyatakan: “Gaya

kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar

mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi”.

2. Pelaksanaan Program Gaya Kepemimpinan terhadap Peningkatan Kinerja


Guru di SD Negeri 56 Kota Banda Aceh

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

peningkatan kierja guru melalui gaya kepemimpinan sudah mulai dilakukan dan sudah

mulai berjalan. Kepala sekolah dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala

sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan manajemen guru-

guru disekolah yang dipimpin. Mulyasa (2013:29) menyatakan: “Menciptakan iklim

sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan

dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model

pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan

program akselerasi (acceleration) bagi peserta didik yang cerdas diatas normal”.

Manajemen tenaga kependidikan di sekolah bertujuan untuk

mendayagunakan tenaga-tenaga guru-guru secara efektif dan efesien untuk mencapai

hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan

dengan itu fungsi manajemen guru sebagai tenaga kependidikan disekolah yang harus

dileksanakan kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan, mengkaji, dan

memotivasi tenaga kependidikan dalam hal ini guru-guru sekolah guna tercapainya

tujuan pendidikan secara optimal, membantu tenaga kependidikan mencapai posisi

dan standar perilaku, memaksimalakan perkembangan karir serta menyelaraskan

tujuan individu, kelompok, dan organisasi. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan

manajemen tenaga kependidikan, Mulyasa (2013: 45) menyatakan: “Manajemen

kependidikan di Indonesia dalam hal ini guru setidaknya memiliki 7 kegiatan utama
66

yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru, yaitu perencanaan tenaga

kependidikan, pengadaan tenaga kependidikan, pembinaan dan pengembangan tenaga

kependidikan, promosi dan mutasi, pemberhentian tenaga kependidikan, kompensasi,

dan penilaian tenaga kependidikan”.

Susanto (2016: 21) menyatakan: “Sebagai seorang pemimpin dalam

organisasi sekolah, maka kepala sekolah memegang peran penting dalam memimpin,

mengatur, mengarahkan, dan membina segala kativitas yang berhubungan dengan

organisasi sekolah”. Sudah jelas suatu kemajuan dan kemunduran suatu proses

pengajaran merupakan tanggung jawab kepala sekolah sebagai educator, manajer,

administrator, supervisior, dan leader. Jelas bahwa dari fungsi kepala sekolah tersebut

sangat menentukan membawa sekolah yang dipimpi untuk mewujudkan proses

pembelajaran yang bermutu dan tentu juga terlebih dahulu mutu gurunya harus

ditingkatkan.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah baik itu prestasi

akademis dan non akademis, dibutuhkan kompetensi kepala sekolah yang sangat

mumpuni. Dengan kompetensi tersebut apa yang diinginkan oleh masyarakat dan

orang tua murid yaitu tercapainya keberhasilan pendidikan di sekolah dapat terwujud.

Setelah meningkatnya kinerja guru barulah guru yang ada disekolah

dikatakan kepada guru yang profesional. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan

yang dilakukan oleh seorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang sangat

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru yang dikatan sebagai

tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh

seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat


67

pendidikan sesuai denga persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan

tertentu.

Irawati (2016: 55) menyatakan: “Guru sebagai pendidik profesional

mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada

masyarakat bahwa dia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya”.

Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-

hari, apakah ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana seorang guru dapat

meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan

dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara

serta cara bergaul baik dengan siswa, temantemannya serta anggota masyarakat, dan

guru juga sering menjadi perhatian masyarakat luas.

Guru profesional bukanlah hanya untuk satu kompetensi profesional, tetapi

guru profesional semestinya harus memiliki semua kompetensi. Terlepas setuju atau

tidak setuju terhadap empat kompetensi guru tersebut, karena secara resmi mereka

telah menjadi legilasi dan regulasi yang harus ditaati. Sebagaimana yang telah

diamanatkan Undang-Uundang 14/2005 dan PP 19/2005 agar Guru dan Dosen

memahami, menguasai, dan terampil menggunakan sumber-sumber belajar baru dan

menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepripadian, kompetensi profesional

dan kompetensi sosial sebagai bagian dari kemampuan profesional guru. Oleh karena

itu salah satu indikator guru yang profesional bisa kita lihat dari guru yang sudah

disertifikasi.

Profesionalisme guru sering sekali dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup

penting, yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru. Ketiga

faktor tersebut disinyalir berkaitan erat dengan maju-mundurnya kualitas pendidikan


68

di Indonesia. Terkait dengan beberapa permasalahan dalam profesi pendidikan, Anwar

(Sagala, 2013: 65) menyatakan: “Terdapat empat hal yang harus di pahami; (1)

profesionalisme profesi keguruan; (2) otoritas profesional guru; (3) kebebasan

akademik; dan (4) tanggung jawab moral serta pertanggung jawaban jabatan”. Untuk

menjadikan guru itu profesional haruslah dengan pelatihan-pelatihan dan tentunya

didukung dengan kebijakkan dari pada kepala sekolah.

Priansa (2015: 2) menyatakan: “Profesionalisme profesi keguruan pada

dasarnya adalah pengajaran yang merupakan bagian profesi yang memiliki ilmu

maupun teoritikal, keterampilan, dan mengharapkan ideologi profesional tersendiri”.

Oleh karena itu seseorang yang bekerja di institusi pendidikan dengan tugas mengajar

jika diukur dari teori dan praktik tentang suatu pengetahuan yang mendasarinya, maka

guru juga merupakan profesi sebagai profesi lain.

Priansa (2015: 3) menyatakan: “Otoritas profesional guru yaitu disiplin profesi

guru yang memiliki hubungan baik dengan peserta didik, para guru melaksanakan

tugasnya dengan penuh gairah, keriangan, kecekatan, dan metode yang bervariasi

dalam mendidik anak-anak”. Dari penjelasan di atas jelas bahwa sesungguhnya

pendidik yang profesional harus memberi bantuan sampai tuntas kepada peserta didik.

Jadi guru yang profesional tidak hanya terkosentrasi pada materi pelajaran, tetapi

mereka juga harus memperhatikan pada situasi-situasi tertentu.

3. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Kepemimpinan


dan terhadap Peningkatan Kinerja Guru di SD Negeri 56 Kota Banda Aceh

Berdsarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hambatan-hambatan

yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam menigkatan kinerja guru adalah masih

kurangnya atau lambatnya pengetahuan terkini, ini semua salah satu penyebabnya
69

adalah kurang mampunya seorang guru menggunakan atau memanfaatkan teknologi

yang ada.

Namun hambatan-hambatan di atas bukanlah sesuatu yang mampu

mematahkan semangat kepala sekolah dalam mengemban amanah yang telah

diberikan, hambatan-hambatan adalah salah satu proses untuk berkompetensi untuk

menjadi lebih baik pada dunia pendidikan pada saat ini, dan juga hambatan yang ada

itu adalah tantangan dalam proses pendewasaan dan pembelajaran kedepannya.

Kemudian kepala sekolah dalam menghadapi hambatan tersebut memberikan solusi

dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan membatu dalam memberikan informasi

terkini tentang dunia pendidikan dewasa ini.

Anda mungkin juga menyukai