Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS

SISTEM KEPEMIMPINAN
MADRASAH
Oleh : Kelompok VI
Pengertian Kepemimpinan Madrasah
Kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan untuk
berlangsunnya kegiatan organisasi secara efektif. Fungsi kepemimpinan
pendidikan adalah penca- paian visi dan misi lembaga pendidikan termasuk
madrasah yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai. Para pimpinan
lembaga pendidikan memerlukan kemampuan berpikir
kreatif dalam menjalankan kepemimpinannya dan salah satu peranan utamanya
ialah peng- ambilan keputusan pendidikan secara efektif.18 Cara kerja kepala
madrasah dan cara memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya,
persiapan, dan pengala- man profesionalnya serta ketetapan yang dibuat oleh
madrasah mengenai peranan kepala madrasah di bidang pendidikan. Kepemimpinan
pendidikan bertugas meningkatkan kinerja yang tinggi
menjalankan kebijakan pemerintah.
Kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk memengaruhi dan
meng- gerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara terarah.20
Kepemimpinan pendidikan juga diartikan sebagai: Suatu kemampuan dan
proses memengaruhi, mengoordinir dan menggerakkan orang- orang lain yang
ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan
pendidikan serta pembelajaran agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan
dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan
dan pengajaran. Kepemimpinan pendidikan di madrasah harus dilandasi konsep
demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas,
dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan yang
berlangsung pada lembaga pendidikan berarti menjalankan proses
kepemimpinan yang sifatnya memengaruhi sumber daya personil pendidikan
(pendidik dan tenaga kependidikan) agar melaku- kan tindakan bersama guna
mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan pendidikan di madrasah itu
dijalankan oleh seorang kepala madrasah.
Prasyarat dan Prosedur Pemilihan Pimpinan
Madrasah
Pada hakekatnya kepala madrasah adalah pejabat formal, sebab
pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas
peraturan yang berlaku. Prosedur dan tata cara pengangkatan Kepala Madrasah
terbaru telah diatur melalui PMA Nomor 58 tahun 2017 tentang Kepala Madrasah.
Peraturan Menteri Agama yang diteken pada tanggal 16 November 2017 dan
masuk dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1627 Tahun 2017 ini
mengatur tentang kepala madrasah, mulai dari tugas, fungsi, dan tanggung
jawab, tata cara pengangkatan kamad (syarat menjadi kepala madrasah,
kompetensi, cara dan prosedur pengangkatan dan pemberhentian kepala
madrasah), hak dan beban kerja kepala madrasah, dan penilaian kinerja dan
pengembangan keprofesian kepala madrasah Untuk memberikan gambaran tentang
prosedur dan tata cara pengangkatan Kepala Madrasah, dalam artikel ini akan
diuraikan tentang syarat dan kompetensi untuk menjadi kepala madrasah dan
prosedur atau tata cara pengangkatan dan pemberhentian seorang kepala
madrasah.
A. Persyaratan
1) Beragama Islam
2) Memiliki kemampuan baca tulis Alqur’an
3) Berpendidikan paling rendah sarjana atau diploma empat
kependidikan
atau bukan kependidikan dari perguruan tinggi yang terakreditasi
memiliki pengalaman manajerial di Madrasah.
4) Memiliki sertifikat pendidik.
5) Berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat.
B. Kompetensi
1. mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
bagi komunitas Madrasah
2. memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin
3. memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
Kepala Madrasah
4. bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
5. mengendalik
6. memiliki bakat dan minat sebagai pemimpin Madrasah.
C. Pengangkatan dan Masa Tugas
Prosedur dan tata cara pengangkatan kepala madrasah dibedakan
menjadi tiga yaitu kepala madrasah PNS di madrasah negeri, kepala
madrasah PNS di madrasah swasta, dan kepala madrasah Non-PNS di
madrasah swasta. Madrasah negeri merupakan madrasah yang
diselenggarakan oleh pemerintah, sedang madrasah swasta adalah
madrasah yang dikelola masyarakat.
Pengangkatan Kepala Madrasah PNS pada madrasah negeri dilakukan
melalui proses seleksi yang dilakukan oleh tim yang terdiri atas unsur
Kantor Wilayah Kemenag Provinsi, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota,
dan pengawas. Penetapan pengangkatan dilakukan oleh Kepala Kanwil
Kemenag Provinsi, sedang untuk pelantikan dilakukan oleh Kepala Kanwil
atau didelegasikan kepada Kepala Kemenag Kabupaten/Kota.
Masa tugas Kamad PNS di madrasah negeri paling lama 4 tahun dan
dapat diangkat kembali di madrasah yang sama untuk satu kali masa tugas.
Setelah dua kali masa tugas, Kepala Madrasah ditugaskan pada satuan
pendidikan lainnya.Ketentuan dua kali masa tugas di tempat yang sama ini dapat
dikecualikan jika yang bersangkutan masih sangat dibutuhkan di tempat
tugasnya, bertugas di madrasah perintis yang membutuhkan penenganan
khusus, atau ada rekomendasi khusus dari tim penilai kinerja. Pengangkatan Kepala
Madrasah PNS maupun Non-PNS di madrasahswasta dilakukan oleh yayasan atau
organisasi penyelenggara madrasahtersebut dengan tetap melakukan koordinasi
dengan Kantor KementerianAgama Kabupaten/Kota.Masa tugas Kepala Madrasah
PNS maupun Non-PNS di madrasahswasta paling lama 4 tahun. Setelahnya dapat
diangkat kembali sesuaikebutuhan dan kebijakan yayasan atau penyelenggara
madrasah.
D. Pemberhentian
Kepala Madrasah PNS dapat diberhentikan, apabila:
1. Mengundurkan diri
2. Hasil penilaian kinerja di bawah predikat baik
3. Tugas belajar 6 (enam) bulan berturut-turut atau lebih
4. Tidak mampu melaksanakan kewajiban secara jasmani dan rohani
5. Diangkat pada jabatan lain
6. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap
7. Menjadi anggota partai politik
8. Mencapai usia pensiun guru
9. Meninggal dunia
Pendekatan Kepemimpinan Madrasah
Pendekatan kepemimpinan kepala madrasah dalam profesionalisme
guru termasuk ke dalam pendekatan personal dan instansi, hal ini dapat
dilihat dari beberapa karakteristik kepemimpinannya. Kepemimpinan tidak
dapat dilepaskan dari faktor orang yang dipimpin, keduanya saling
tergantung sehingga yang satu tidak mungkin ada tanpa yang lain.
Kepemimpinan merupakan proses interaksi antara kedua belah pihak yakni
pemimpin dan yang dipimpin dalam relasi manusia (human relationship).
Pendekatan kepemimpinan kepala madrasah dalam profesionalisme
guru termasuk ke dalam pendekatan personal dan instansi, hal ini dapat
dilihat dari beberapa karakteristik kepemimpinannya. Kepemimpinan tidak
dapat dilepaskan dari faktor orang yang dipimpin, keduanya saling
tergantung sehingga yang satu tidak mungkin ada tanpa yang lain.
Kepemimpinan merupakan proses interaksi antara kedua belah pihak yakni
pemimpin dan yang dipimpin dalam relasi manusia (human relationship).
1. Pendekatan sifat
Pendekatan sifat berpendapat bahwa keberhasilan atau kegagalan
seorang pemimpin dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh orang
karena pembawaan.5
2. Pendekatan situasional
Pendekatan situasional adalah pola perilaku yang diperlihatkan
seseorang pemimpin pada saat memimpin dan mampu mempengaruhi
aktivitas orang lain, baik sebagai individu maupun kelompok.6
3. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku adalah pendekatan yang mendasarkan pada
pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan
oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin
yang bersangkutan.
Konsep Kepemimpinan Madrasah
Model kepemimpinan adalah pendekatan yang mengacu pada hakikat
dari kepemimpinan berlandaskan keterampilan dan perilaku seseorang yang
berbaur, kemudian membentuk model kepemimpinan yang berbeda.8
Model kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang digunakan oleh
pemimpin secara konsisten dalam mengelola bawahannya, pola perilaku
pemimpin dapat berpengaruh dalam proses dan keberhasilannya mengelola
bawahannya.
Dari beberapa pengertian model kepemimpinan diatas, bisa dilihat
bahwa model kepemimpinan itu relevan dengan perwujudan tingkah laku
yang digunakan seorang pemimpin dalam mengelola bawahannya. Model
kepemimpinan ini juga berkaitan erat dengan perilaku, strategi, sikap,
keterampilan yang diterapkan oleh kepala madrasah dalam menjalankan
tuagsnya sebagai seorang pemimpin.
kesimpulan
Dari pemaparan materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa makna dari
kepemimpinan madrasah sama halnya dengan kepemimpinan pendidikan yaitu
Suatu kemampuan dan proses memengaruhi, mengoordinir dan menggerakkan
orang- orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan
dan pelaksanaan pendidikan serta pembelajaran agar supaya kegiatan-kegiatan
yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuantujuan
pendidikan dan pengajaran. Untuk memperoleh lembaga pendidikan
yang maju, tentulah harus mempunyai pimpinan yang baik juga, tidak
sembarangan dalam memilih pemimpin, setiap calon pemimpin harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin, memenuhi persyaratan dan prosedur
pemilihan pemimpin, mempunyai kompetensi yang bagus, dan memiliki
pengalaman yang baik juga tentang pendidikan. Untuk menjadi pemimpin yang
baik dan sukses, haruslah memiliki pendekatan yang baik pula, seperti
pendekatan sifat, pendekatan perilaku, dan pendekatan situasional.
a d a k a h pe ?
rtanyaan
“Barangsiapa yang mempersulit (orang
lain) maka Allah akan mempersulitnya di
hari kiamat”
hr Al Bukhari no 7152

Anda mungkin juga menyukai