Anda di halaman 1dari 26

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN
(Studi di Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar dan Syekh Manshur Pandeglang Banten Indonesia)

Nana Suryapermana
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Email: nsuryapermana@yahoo.co.id
Inni Nihayah
Univetrsitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
Email: inihayah@gmail.com.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui peranan kepemimpinan dan strategi yang dilakukan
kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan; serta faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar dan
Madrasah Aliyah Syekh Manshur Pandeglang. Adapun metode pengumpulan datanya
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan kepala
Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar dan Madrasahg Aliyah Syekh Manshur memiliki
kesamaan yaitu berperan sebagai manajer, leader, supervisor, edukator, administrator,
inovator, motivator; Kedua, strategi yang dilakukan kepala Madrasah Aliyah Mathla’ul
Anwar dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan menganalisis kebutuhan warga
madrasah, membuat visi misi, menentukan target dan tujuan madrasah, menyusun program,
melakukan evaluasi, melakukan pelatihan guru, melakukan supervisi, dan memfasilitasi
minat dan bakat siswa. Sedangkan strategi yang dilakukan kepala Madrasah Aliyah Syekh
Manshur lebih berfokus pada pelatihan guru untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalismenya.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Kepala Madrasah, Mutu Pendidikan

PENDAHULUAN

Kepala madrasah merupakan pimpinan tertinggi dalam lembaga pendidikan


madrasah. Gaya kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap
kinerja guru. Oleh karena itu dalam pendidikan modern, kepemimpinan kepala madrasah
perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini penting untuk diperhatikan agar kepala
madrasah dapat berperan dengan baik dalam mencapai tujuan madrasah yang telah
direncanakan. Kepala madrasah harus memiliki faktor pendukung terhadap
kepemimpinannya, yaitu: memiliki kepribadian yang kuat, memahami tujuan pendidikan
dengan baik, memiliki pengetahuan yang luas, dan memiliki keterampilan profesional.1

Kepala madrasah sebagai pemimpin di suatu madrasah dalam menjalankan tugasnya,


bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang ada di madrasah tersebut. Dengan
demikian kepala madrasah mempunyai peranan besar dalam meningkatkan kualitas guru dan
harus terus menerus membina moral kerja guru, sehingga setiap guru akan melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya. Pencapaian tujuan madrasah baik secara kuantitas maupun
kualitas tidak terlepas dari orang-orang yang tergabung dalam organisasi sekolah. 2 Baik
buruknya madrasah ditentukan oleh orang-orang yang melaksanakannya. 3 Oleh karena itu
kemampuan setiap pemimpin dalam mempengaruhi bawahan sangat berpengaruh dalam
mengembangkan pola perilaku, baik berupa tingkah laku, tindakan, maupun cara-cara dalam
seluruh kegiatan yang digunakan untuk mencapai tujuan madrasah. Upaya mempengaruhi
bawahan ini, biasanya tampak dalam pola perilaku tertentu, yang disebut dengan perilaku
kepemimpinan.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di MA Syekh Manshur dan MA


Mathla’ul Anwar Pandeglang menunjukkan bahwa rata-rata kepala madrasah kurang
memiliki kemampuan akademik, kurang memiliki motivasi diri, kurang tegas dalam menjadi
pemimpin, kurang dapat mempengaruhi dan mengajak bawahannya untuk memperbaiki etos
kerja. Fenomena ini disebabkan karena faktor proses penyaringan kurang memenuhi
kompetensi, kurang prosedural, kurang transparan, banyak nuansa/muatan, tidak kompetitif
serta faktor-faktor internal dan eksternal kepala madrasah dapat menjadi penghambat tumbuh
kembangnya menjadi kepala madrasah yang professional. Rendahnya profesionalitas
berdampak rendahnya produktivitas kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.

Kerangka Teori

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian penelitian ini lebih terfokus pada
peranan kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan secara
langsung.

1
Segiovanni, T. J, The Principals: A Reflective Practice Perspective 2rd Ed, (Boston : Allyn and Bacon,
1991), 282.
2
Richard A. Gorton, School Administration, (The American: Brown Company Publisher, 1976), 14.
3
Richard A. Gorton, School Administration, (The American: Brown Company Publisher, 1976), 14.
1. Teori Kepemimpinan

Menurut Siagian dalam Basri, Teori kepemimpinan yang berkembang adalah sebagai berikut:

a. Teori Genetic,yaitu kepemimpinan diartikan sebagai traits within the individual


leader: seseorang dapat menjadi pemimpin karena memang dilahirkan sebagai
pemimpinndan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu. Teori ini banyak
ditentang oleh para ahli karena bakat seseorang sangat tipis jika berkaitan
dengan kepemimpinan. Menurut C. Bird, bakat kepemimpinan berkisar hanya
sekitar 5% sehingga yang paling menentukan adalah pendidikan dan pelatihan.
b. Teori sosial, yaitu teori yang memandang kepemimpinan sebagai fungsi
kelompok. Menurut teori ini, sukses tidaknya suatu kepemimpinan tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi
yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok
yang dipimpinnya.
c. Teori Situasional, yaitu teori yang berpandangan bahwa kepemimpinan
bergantung pada situasinya. Teori ini tidak hanya melihat kepemimpinan dari
sudut pandang yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga atas ekonomi
dan politik. Menurut konsep ini, kepemimpinan dipandang sebagai fungsi dari
situasi.4
2. Gaya Kepemimpinan

Wahjosumidjo mengemukakan empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim


disebut gaya kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif.5
Glikman membagi gaya kepemimpinannya menggunakan empat pendekatan yakni;
pertama, non directive yakni dengan sedikit tingkat partisipasinya dan sedikit pula control
serta tertutup kepada orang lain, Kedua, collaborative, meski dengan sedikit pertisipatif tetapi
lumayan dapat memuaskan para guru karena keputusan didasarkan atas suara bersama,
Ketiga, direktive informasional, Pemimpin cenderung mau melakukan pendekatan
interpersonal dalam memberikan kebebasan untuk memilih kemudian memunculkan
alternative terbatas, dan keempat, direvtive control, Pemimpim memberikan kebebasan pada

4
Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2014), 27-29.
5
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: Raja Grafika Persada, 2002), 449-450.
pilihan-pilihan guru akan tindakannya dan selanjutnya ia membantu mendukung dan
bertanggungjawab akan konsekuensinya.6
Selajutnya, menurut Muslihah bahwa gaya kepemimpinan dapat dianggap sebagai
‘modalitas’ dalam kepemimpinan, dalam arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan
oleh seseorang sebagai wahana untuk menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain.7

3. Teori Mutu

Prinsip-prinsip yang perlu dipegang dalam menerapkan program mutu pendidikan di


antaranya sebagai berikut :

a. Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional dalam bidang


pendidikan. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat yang dapat digunakan
oleh para professional pendidikan dalam memperbaiki sistem pendidikan bangsa
kita.
b. Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalah ketidak mampuan
mereka dalam menghadapi “kegagalan sistem” yang mencegah mereka dari
pengembangan atau penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu
pendidikan yang ada.
c. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan. Norma dan
kepercayaan lama harus diubah. Sekolah harus belajar bekerja sama dengan
sumber-sumber yang terbatas.
d. Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas dan
pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada
kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi.
e. Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan. Jika
semua guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen pada perubahan, pimpinan
dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk
memperbaiki efisiensi, produktivitas dan kualitas layanan pendidikan. Guru akan

6
Carl D. Glickman, Leadership for Learning: How to Help Teachers Succeed, (Virginia USA: Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data, 2002), 43-45.
7
Eneng Muslihah, Kinerja Kepala Sekolah, (Tangerang: Haja Mandiri, 2014), 100.
menggunakan pendekatan yang baru atau model-model mengajar, membimbing
dan melatih dalam membantu perkembangan siswa.
f. Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan
keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar kerja yang bersifat
global.8
g. Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai secara
langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaian-penyesuaian dan
penyempurnaan.
h. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah system pengukuran.
Dengan menggunakan system pengukuran memungkinkan para professional
pendidikan dapat memperlihatkan dan mendokumentasikan nilai tambah dari
pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan, baik terhadap siswa, orang
tua, maupun masyarakat.
i. Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan
menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui
perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-program singkat.9

Mutu merupakan gagasan dinamis yang sulit untuk dapat disamakan. Di suatu
sisi mutu data dipahami sebagai konsep absolut dan pada sisi lain dapat dipahami
sebagai konsep yang bersifat relatif.

a. Konsep absolut. Dalam konsep ini mutu sebagai konsep absolut memungkinkan
kepala madrasah untuk merumuskan standar maksimal, yang pada kenyataannya
akan sulit untuk direalisasikan.
b. Konsep Relatif. Dalam konsep ini, mutu sebagai konsep relatif, sangat mengikuti
keinginan pelanggan. Mutu ditentukan oleh spesifikasi standar yang telah
ditetapkan dan selalu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.10

8
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. (Bandung:
PT Refika Aditama, 2006), 10.
9
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. (Bandung:
PT Refika Aditama, 2006), 11.
10
Widodo, Suparno Eko, Manajemen Mutu Pendidikan (untuk guru dan kepala sekolah), (Jakarta:
Ardadizya Jaya, 2011), 203.
Penelitian yang Relevan

1. Penelitian oleh Sardiyono, tahun 2013 yang meneliti kontribusi kepemimpinan kepala
sekolah terhadap etos kerja guru. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa:
Kualifikasi kepemimpinan yang dila kukan kepala sekolah cukup baik; Kualifikasi etos
kerja para guru tinggi; Terdapat hubungan yang berarti antara kepemimpinan yang
dilakukan kepala sekolah dengan etos kerja guru; Kontribusi kepemimpinan kepala
sekolah terhadap etos kerja para guru sebanyak 19,6%.
2. Penelitian Pratiwi Indah Sari dan Yunia Wardi tahun 2014 yang berjudul Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru Bidang
produktif Jurusan Manajemen Bisnis di SMK Kota Jambi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan kepemimpinan kepala sekolah dan
kompetensi guru terhadap kinerja guru bidang produktif jurusan manajemen bisnis di
SMK Kota Jambi.
3. Penelitian Hoer Appandi pada tahun 2013 yang berjudul Peran Kepala Sekolah Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Di
SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2012/2013. Hasil penelitian ini
menunjukkan peran kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam
melalui manajemen berbasis sekolah, adalah kepala sekolah sebagai pemimpin
(leader), motivator, inovator, edukator, dan supervisor.

Statement of the problem

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana Peranan
Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di MA Mathla’ul
Anwar Pandeglang Dan MA Syekh Manshur Pandeglang.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis mengajukan rumusan pertanyaan


penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan kepemimpinan kepala madrasah di MA Mathla’ul Anwar


Pandeglang dan MA Syekh Manshur Pandeglang dalam peningkatan mutu pendidikan
madrasah?
2. Bagaimana strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang Dan MA Syekh Manshur
Pandeglang?
3. Apa faktor pendukung, penghambat, dan upaya yang dilakukan kepala madrasah
dalam meningkatkan mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang Dan MA
Syekh Manshur Pandeglang?
4. Apa hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan
mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang Dan MA Syekh Manshur
Pandeglang?

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih
mendalam mengenai peranan kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan
mutu pendidikan
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk memperbaiki etos
kerjanya.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk merubah gaya
kepemimpinan kepala sekolah, sehingga akan berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.

Definitions of concepts ltems (Kepemimpinan, Kepala Madrasah, Mutu Pendidikan)


Beberapa istilah penting dalam kajian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau


kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya,
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2. Kepala madrasah dapat diartikan pemimpin madrasah atau suatu lembaga di mana
tempat menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo mengartikan bahwa kepala
sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.11
3. Meskipun banyak definisi mutu yang berbeda-beda, semua sepakat bahwa mutu
ditentukan oleh pelanggan. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa:
mutu sangat ditentukan oleh pelanggan atau pemakai suatu produk; mutu mencakup
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan; mutu merupakan kondisi yang selalu
berubah, artinya penilaian suatu mutu sangat tergantung pada kondisi, hari ini
dianggap bermutu mungkin dimasa mendatang menjadi kurang bermutu.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan

kualitatif terhadap perilaku kepemimpinan kepala madrasah dalam pengembangan mutu

pendidikan. Data-data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan atau perilaku yang dapat

diamati melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Menurut Sugiyono, pendekatan

penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama,

dinamakan metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. 12

Sedangkan Moleong mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

tidak mengadakan perhitungan.13

Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan tempat penelitian yaitu di MA Mathla’ul

Anwar dan di MA Syekh Manshur Pandeglang Provinsi Banten Indonesia yang diharapkan

akan memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.

11
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 83.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2013), 14.
13
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet.30, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), 3.
Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah 6 orang yaitu: 1

orang kepala madrasah, 1 orang wakil kepala madrasah, dan 1 orang guru dari MA Mathla’ul

Anwar Pandeglang dari jumlah total guru sebanyak 31 orang, dan 1 orang kepala madrasah, 1

orang wakil kepala madrasah, dan 1 orang guru dari MA Syekh Manshur dari jumlah total

guru sebanyak 20 orang.

Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tiga cara
yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan sebagai awal dalam upaya peneliti melakukan pendekatan-


pendekatan kepada obyek yang diharapkan nantinya akan terungkap data-data secara
mendetail dan valid. Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung.14 Peneliti tidak ikut serta
dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan yang sedang berlangsung dan
mengambil data yang diperlukan untuk kelengkapan data.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan


oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.15 Metode wawancara atau metode interview
dipergunakan seseorang untuk mendapatkan keterangan secara lisan dan langsung bertatap
muka dengan informan, hal itu dilakukan agar peneliti dapat memperoleh data yang jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan.

3. Dokumentasi

14
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 220.
15
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet.30, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), 135.
Peneliti melakukan studi dokumentasi untuk dimanfaatkan sebagai bahan triangulasi
(gabungan) untuk pengecekan kesesuaian data. Dokumentasi digunakan untuk mengadakan
pencatatan secara cermat berdasarkan catatan dan dokumentasi tertulis yang ada..16.

4. Triangulasi

Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Triangulasi ini dilakukan dengan cara membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan
isi suatu dokumen yang saling berkaitan, dan mengadakan perbincangan dengan banyak
pihak untuk mencapai pemahaman tentang suatu atau berbagai hal.17

5. Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi
data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.18

6. Catatan Lapangan

Catatan lapangan menggunakan bahan referensi yaitu adanya pendukung untuk


membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya, data hasil wawancara perlu
didukung dengan adanya rekaman wawancara.19

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model Miles and
Huberman. Miles and Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Data yang telah diperoleh dari lapangan, kemudian diolah agar
lebih sederhana. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:

16
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 86.
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 87.
18
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 88.
19
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 89.
Gambar 1 Komponen dalam analisis data (interactive model)

Temuan Penelitian

1. MA Mathla’ul Anwar Pandeglang

a. Peranan kepemimpinan kepala madrasah di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang

Peranan kepemimpinan kepala madrasah cukup penting dalam peningkatan mutu


pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang, karena kepala madrasah berperan sebagai
manajer yaitu menyusun secara sistematis, priodik dan kemampuan melaksanakan program
yang dibuatnya secara skala prioriotas, menyusun organisasi personal dengan uraian tugas
sesuai dengan standar yang ada, menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada
serta lebih lanjut memberikan acuan yang dinamis.

b. Strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di


MA Mathla’ul Anwar Pandeglang

Strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di


MA Mathla’ul Anwar Pandeglang yaitu dengan cara menganalisa kebutuhan warga
madrasah, membuat visi misi, menentukan target dan tujuan madrasah, menyusun program
(program tahunan, program semester, RPP, agenda bulanan), melaksanakan program yang
telah disusun, dan melakukan evaluasi seperti evaluasi kemampuan guru mengajar di kelas
dan evaluasi administrasi guru.20

c. Faktor pendukung, faktor penghambat, dan upaya yang dilakukan kepala madrasah
dalam meningkatkan mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang

Faktor pendukung kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu


sumber daya manusia yang berkualitas yaitu guru-guru yang mengajar di MA Mathla’ul
Anwar mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidangnya masing-masing (linear dengan
ijazah lulusannya) dari jumlah 37 orang guru hanya 3 orang guru yang mengajar tidak linear
tetapi itu pun sudah mengikuti sertifikasi pada bidang ajarnya, adanya semangat jihad yang
tinggi pada guru dalam mengajar.21 Manajemen sumber daya manusia (Human Resource
Management) dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan adalah sangat penting, hal ini
mengingat bahwa dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan, dapat maju dan
berkembang dengan dukungan dari sumber daya manusia.

Sedangkan untuk faktor penghambatnya adalah ada beberapa fasilitas atau sarana
prasarana yang sudah usang dan belum mengalami pembaruan dan penambahan, adanya
beberapa kebijakan dari yayasan yang terkadang mengikat dan membatasi madrasah untuk
berinovasi, dan sumber dana yang minim yang otomatis akan membatasi pada segala
kebutuhan madrasah.22 Seperti yang telah diketahui bersama bahwa sarana dan prasarana
merupakan salah satu faktor pendukung peningkatan mutu pendidikan, jika sarana dan
parasarananya tidak memadai maka otomatis proses KBM dan pengembangan kualitas siswa
pun akan terhambat.

d. Hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang

Hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang adalah 112 orang dari 153 orang lulusan
dapat melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta; dapat bersaing di arena
lomba baik ditingkat daerah bahkan tingkat nasional; meraih prestasi yang baik dalam lomab-

20
Wawancara dengan Bapak Muhajirin S.Pd, Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang, tanggal 07
November 2017, jam 09:14
21
Wawancara dengan Bapak Muhajirin S.Pd, Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang, tanggal 07
November 2017, jam 09:14
22
Wawancara dengan Ibu Neneng Elyati, M.Pd, Wakil Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang,
tanggal 07 November 2017, jam 16:45
lomba yang diikuti seperti juara terbaik puteri tingkat nasional pada lomba kemah riset
nasional yang diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun 2013, juara 3 putera tingkat
nasional dalam lomba kemah riset nasional yang diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun
2015, juara 2 karya tulis ilmiah pramuka se-propinsi Banten yang diselenggrakan oleh IAIN
SMH Banten pada tahun 2014, juara 1 lomba karya tulis ilmiah se-propinsi Banten yang
diselenggarakan oleh UNTIRTA pada tahun 2014, juara 2 matematika KSM se kabupaten
Pandeglang tahun 2014, juara 1 fisika KSM se kabupaten Pandeglang, dan masih banyak lagi
peraihan juara pada lomba-lomba yang lain. Selain dari hal tersebut, pencapaian saat ini
dalam bidang sarana prasarana yaitu sedang dibangunnya pondok pesantren untuk
memfasilitasi para siswa yang ingin fokus menghafal Al-Qur’an.23

Pencapaian lain MA Mathla’ul Anwar adalah siswa-siswinya dapat bersaing di arena


lomba baik itu tingkat daerah dan tingkat nasional seperti juara terbaik puteri tingkat nasional
pada lomba kemah riset nasional yang diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun 2013,
juara 3 putera tingkat nasional dalam lomba kemah riset nasional yang diselenggarakan oleh
IPB Bogor pada tahun 2015, juara 2 karya tulis ilmiah pramuka se-propinsi Banten yang
diselenggrakan oleh IAIN SMH Banten pada tahun 2014, juara 1 lomba karya tulis ilmiah se-
propinsi Banten yang diselenggarakan oleh UNTIRTA pada tahun 2014, juara 2 matematika
KSM se kabupaten Pandeglang tahun 2014, juara 1 fisika KSM se kabupaten Pandeglang,
dan masih banyak lagi peraihan juara pada lomba-lomba yang lain. Kompetisi-kompetisi ini
dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta didik
dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan pengetahuan.untuk membantu
proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata bagi siswa. Hasil dari
perlombaan yang diikuti siswa-siswi disini cukup memuaskan karena selalu dimotivasi oleh
kepala madrasah dan guru.

Dengan pola komunikasi kekeluargaan yang dimiliki oleh kepala madrasah, maka
terjalin komunikasi yang baik diantara stakeholder dan juga terciptanya iklim kerja yang
nyaman.24

2. MA Syekh Manshur
23
Wawancara dengan Bapak Muhajirin S.Pd, Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang, tanggal 07
November 2017, jam 09:14
24
Wawancara dengan Ibu Neneng Elyati, M.Pd, Wakil Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang,
tanggal 07 November 2017, jam 16:45
a. Peranan kepemimpinan kepala madrasah di MA Syekh Manshur Pandeglang

Peranan kepemimpinan kepala madrasah di MA Syekh Manshur sangat berpengaruh


karena kepala madrasah memonitoring langsung kewajiban-kewajiban guru diantaranya
tentang kewajiban membuat perangkat pembelajaran, dimana dalam perangkat tersebut
terdapat delapan standar pendidikan yang semuanya itu harus diisi dan direalisasikan.
Selanjutnya adalah kepala madrasah melakukan supervisi terhadap metode pengajaran dan
penguasaan materi ajar bagi seluruh guru yang dilaksanakan satu tahun dua kali untuk
memperbaiki kinerja guru sehingga berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di
madrasah.25 Supervisi dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar yang dilakukan oleh
seorang guru, kepala madrasah mempunyai peran sebagai supervisor. Dalam hal ini kepala
madrasah dapat menyelenggarakan kegiatan supervis mengenai : proses kegiatan belajar
mengajar, bimbingan dan konseling siswa, kegiatan ekstrakurikuler dan hubungan antara
madrasah, guru, dan masyarakat.

Peran kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MA Syekh Manshur


adalah sangat besar dengan cara kepala madrasah berusaha menciptakan iklim kerja yang
nyaman dan menyenangkan bagi seluruh warga madrasah. 26 Dalam upaya menciptakan iklim
kerja yang nyaman salah satunya kepala madrasah membangun komunikasi yang baik
diantara seluruh elemen madrasah, mengadakan musyawarah dalam mengambil beberapa
keputusan agar seluruh aspirasi warga madrasah dapat ditampung dan bersinergi satu sama
lain.

b. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di MA Syekh


Manshur

Strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan


adalah dengan cara melakukan perbaikan kualitas guru yaitu dengan cara mengayomi guru-
guru untuk selalu aktif mengikuti kegiatan MGMP, seminar, workshop, dan pelatihan. 27

25
Wawancara dengan Ibu Imas Rosita, S.Pd, Wakil Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal 11
November 2017, jam 15:43
26
Wawancara dengan Ibu Rina Hasnida, S.Pd, Guru MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal 11
November 2017, jam 11:45
27
Wawancara dengan Ibu Sri Yulyastuti, SE.I, M.AK, Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal
11 November 2017, jam 09:20
Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi agar
proses yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam artian hasil (output) harus
dirumuskan lebih dahulu oleh madrasah, dan harus jelas target yang akan dicapai untuk setiap
kurun waktu lainnya. Beberapa input dan proses harus selalu mengacu pada mutu hasil
(output) yang ingin dicapai. Dengan kata lain, tanggung jawab madrasah dalam
meningkatkan mutu bukan hanya pada proses, tetapi tanggung jawab akhirnya adalah pada
hasil yang dicapai. Untuk mengetahui hasil/prestasi yang dicapai oleh sekolah terutama yang
menyangkut aspek kemampuan akademik (kognitif) dapat dilakukan benchmarking
(menggunakan titik acuan standar nilai). Maka dari itu kualitas dan kemampuan seorang guru
begitu penting dalam mencapai mutu pendidikan madrasah agar terciptanya prestasi peserta
didiknya. Kegiatan-kegiatan seperti pelatihan, pembekalan, dan pemberdayaan guru tentu
sangat penting untuk meningkatkan kualitas mereka. Dengan meningkatkan kualitas guru di
madrasah, kualitas pendidikan pun akan meningkat secara signifikan. Bagaimana pun,
pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting.

c. Faktor pendukung, faktor penghambat, dan upaya yang dilakukan kepala


madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MA Syekh Manshur
Pandeglang

Yang menjadi faktor pendukung dalam peningkatan pendidikan di madrasah ini


adalah motivasi guru-guru untuk menjadikan siswanya maju dan berprestasi, guru-guru di
MA Syekh Manshur senantiasa aktif dalam kegiatan pengembangan kualitas diri dan
profesionalisme kerjanya seperti mengikuti bimtek, workshop, lokakarya, dan MGMP yang
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya
motivasi. Motivasi berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa. Seorang guru memerankan
diri sebagai motivator untuk murid-muridnya. Guru sebagai penyemangat dan pendorong
siswa dalam pengembangan kegiatan belajar siswa. Keberadaan siswa yang kurang
berprestasi, bukan hanya disebabkan karena kemampuannya yang rendah, tetapi dapat juga
disebabkan karena tidak adanya motivasi belajar dari siswa sehingga ia tidak berusaha untuk
mengerahkan segala kemampuannya. Dalam hal seperti ini, guru harus dapat mengetahui hal-
hal yang menyebabkan daya belajar siswa yang rendah yang dapat menyebabkan
menurunnya prestasi belajar. Guru harus merangsang dan memberikan dorongan untuk
membangkitkan kembali semangat belajar siswa. Proses pembelajaran akan lebih berhasil
jika siswa memiliki motivasi dalam belajar, maka guru dituntut kreatif membangkitkan
motivasi belajar siswa.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah keadaan budaya masyakat desa yang masih
kurang paham betul pentingnya arti pendidikan untuk anak-anaknya28, sehingga terkadang
keinginan besar anak untuk sekolah tidak serta merta didukung oleh orangtuanya yang
dilatarbelakangi oleh keterbatasan finansial, dan orangtua siswa di daerah pedesaan seperti ini
memandang tidak usah sekolah tinggi-tinggi yang penting bisa hidup. Namun pihak madrasah
berupaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar akan pentingnya
pendidikan bagi anak-anak dengan cara mengadakan pendekatan kepada tokoh masyarakat
yang dilakukan oleh humas madrasah, dan mengadakan promosi ke sekolah-sekolah dasar
terdekat dengan lingkungan MA Syekh Manshur ini. Fasilitas madrasah yang belum memadai
seperti masih banyak kekurangan dalam hal sarana dan prasarana, hal ini juga menjadi faktor
penghambat dalam meningkatkann mutu pendidikan di MA Syekh Manshur Pandeglang.
Upaya pihak madrasah dalam menghadapi keterbatasan sarana prasarana ini adalah dengan
melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah setempat dan mengajukan proposal
pembangunan gedung. Selain itu, faktor penghambat lain adalah terdapat beberapa guru yang
masih belum bisa mengembangkan potensinya, tentu hal ini menjadi salah satu penghalang
madrasah untuk dapat mencapai peningkatan mutu. Untuk hal ini, madrasah berupaya untuk
terus meningkatkan potensi yang dimiliki oleh guru dengan cara mengikutkan guru pada
program bimtek, workshop, lokakarya, MGMP dan sebagainya.29

d. Hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan


mutu pendidikan di MA Syekh Manshur Pandeglang

Dengan sering diikutsertakannya para guru dalam berbagai program pelatihan dan
pengembangan diri seperti bimtek, workshop, lokakarya, MGMP dan sebagainya, maka
kualitas dan profesionalisme guru pun sedikit demi sedikit menunjukkan suatu peningkatan,
baik itu dalam melengkapi perangkat pembelajaran seperti dalam pembuatan RPP, kreativitas
dalam mengajar, bahkan terkadang guru memberikan inovasi pembelajaran sesuai dengan apa
yang mereka dapatkan dari program pengembangan diri tersebut. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan kepala madrasah yaitu “karena guru sering mengikuti diklat, jadi efeknya
administrasi guru jadi lebih tertata.”30

28
Wawancara dengan Ibu Sri Yulyastuti, SE.I, M.AK, Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal
11 November 2017, jam 09:20
29
Wawancara dengan Ibu Imas Rosita, S.Pd, Wakil Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal 11
November 2017, jam 15:43
30
Wawancara dengan Ibu Sri Yulyastuti, SE.I, M.AK, Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal
11 November 2017, jam 09:20
Discussion (PEMBAHASAN)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan pengamatan yang dilakukan


peneliti yang terkait dengan peranan kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan
mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar dan MA Syekh Manshur maka peneliti selanjutnya
akan mengungkapkan hasil temuan di lapangan dan menganalisisnya berdasarkan fokus
penelitian sebagai berikut:

1. Peranan Kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan


di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang dan MA Syekh Manshur Pandeglang

Untuk mencapai keberhasilan suatu tujuan kepala madrasah baik di MA Mathla’ul


Anwar atau pun di MA Syekh Manshur mempunyai peran yang sangat penting dalam
mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menselaraskan sumber daya pendidikan yang
tersedia. Kepala madrasah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong madrasah
untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program madrasah yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap.

Menjadi kepala madrasah harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang harus
dipenuhi. Sebab kepala madrasah memiliki tugas yang harus dilaksanakan dengan baik demi
kemajuan pendidikan di madrasah khususnya dan pendidikan nasional umumnya. Dalam
perannya sebagai kepala madrasah, kepala madrasah memiliki tugas dan fungsinya yang
harus diemban.

Menurut Mulyasa dikatakan bahwa tugas dan fungsi kepala madrasah meliputi kepala
madrasah sebagai educator, kepala madrasah sebagai manajer, kepala madrasah sebagai
administrator, kepala madrasah sebagai supervisor, kepala madrasah sebagai leader, kepala
madrasah sebagai innovator, dan kepala madrasah sebagai motivator.31

Temuan penelitian menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan kepala madrasah


dalam peningkatan mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar peranannya sangat penting
dalam peningkatan mutu pendidikan karena kepala madrasah dinilai sebagai atasan yang
menjadi elemen sentral penentu arah keberhasilan madrasah tersebut dan sekaligus menjadi
inovator dalam hal membangun boarding school sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas
siswa. Dengan sifat kepemimpinan yang demokratis, maka kepala sekolah mengakomodir
31
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK,
(Bandung: Remaja Rosrakarya, 2004), 101.
seluruh masukan yang membangun demi tercapainya suatu kemajuan bagi madrasah dari
seluruh anggotanya tak terkecuali dari siswa sekalipun. Sedangkan peranan kepemimpinan
kepala madrasah di MA Syekh Manshur dalam peningkatan mutu pendidikan memiliki
peranan yang sangat besar dalam peningkatan mutu pendidikan di madrasah tersebut. Hal ini
dapat dilihat dari kepala madrasah yang melakukan tugasnya sebagai motivator, leader,
manajer, dan supervisor bagi seluruh anggotanya.

Dari uraian diatas, peneliti melihat bahwa peranan kepemimpinan kepala madrasah
dalam peningkatan mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar dan MA Syekh Manshur
memang sangat penting. Hal itu terkait dengan fungsi kepemimpinan kepala madrasah
sebagai pemegang kekuasaan dan pengambil keputusan. Dalam beberapa keputusan yang
diputuskan oleh kepala madrasah yang dilakukan secara demokratis, karena dengan
mempertimbangkan masukan dari warga madrasah, maka keinginan warga madrasah pun
akan terakomodir dengan baik. Dan sudah tentu bahwa keinginan dan masukan warga
madrasah tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu madrasah itu sendiri.

2. Strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu


pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang dan MA Syekh Manshur
Pandeglang

Ketercapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan


kepala madrasah sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Strategi kepala madrasah
merupakan faktor yang penting dalam menentukan peningkatan mutu di MA Mathla’ul
Anwar dan MA Syekh Manshur. Hal ini karena kepala madrasah merupakan seorang pejabat
yang professional dalam organisasi madrasah yang bertugas mengatur semua sumber
organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kepemimpinan menjadi strategi dan krusial dalam tugas dan wewenang yang
melekat pada jabatan kepala madrasah.

Menurut David strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan
lintasfungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.32 Seorang
pimpinan dalam menerapkan suatu strategi harus menganalisis yang tepat tentang kekuatan
yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan yang mungkin melekat pada dirinya, berbagai
peluang yang mungkin timbul dan harus dimanfatkan serta ancaman yang diperkirakan akan

32
David, Fred., Manajemen Strategi, ( Jakarta:Salemba Empat, 2009), 5.
dihadapi. Selanjutnya seorang pimpinan harus memperhatikan pentingnya operasionalisasi
keputusan dasar yang dibuat dengan memperhitungan kemampuan organisasi di bidang
anggaran, sarana, prasarana dan waktu, terakhir menciptakan umpan balik sebagai instrument
ampuh bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan itu
untuk mengetahui apakah sasaran terlampaui, hanya sekedar tercapai atau mungkin bahkan
tidak tercapai. Kesemuanya itu diperlukan sebagai bahan dan dasar untuk mengambil
keputusan di masa depan.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan kepala madrasah
dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan berbagai cara mulai dari menganalisa
kebutuhan warga madrasah, membuat visi misi, menentukan target dan tujuan madrasah,
menyusun program (program tahunan, program semester, RKM), melaksanakan program
yang telah disusun, dan melakukan evaluasi. Selain itu juga dengan melakukan pelatihan guru
untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru, melakukan supervisi guru secara
berkala yaitu supervisi dalam hal penguasaan materi ajar dan metode pengajaran, dan
mendukung minat dan bakat siswa dengan kegiatan-kegiatan co-kurikuler dan ekstrakurikuler
seperti pramuka, PASKIBRA, PMR, seni bela diri, seni teater dan lain-lain; mendukung
siswa dalam ajang perlombaan baik lomba tingkat kecamatan, kabupaten, dan nasional
seperti lomba karya tulis ilmiah, lomba sains, lomba keterampilan pramuka dan lain-lain.

Menurut Mulyasa sedikitnya terdapat sepuluh strategi kepemimpinan kepala


madrasah agar sukses dalam memajukan sebuah madrasah yang mencakup: visi yang utuh,
tanggung jawab, keteladanan, memberdayakan staf, mendengar orang lain, memberikan
layanan terbaik, mengembangkan orang, fokus kepada peserta didik, memberdayakan
madrasah, manajemen yang mengutamakan praktik, menyesuaiakan gaya kepemimpinan dan
memanfaatkan kekuasaan keahlian.33

Strategi Kepala Madrasah di MA Mathla’ul Anwar dan MA Syekh Manshur dalam


Melaksanakan Evaluasi Madrasah yaitu dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi yang
terdiri dari monitoring dan evaluasi internal dan monitoring dan evaluasi eksternal. Strategi
kepala madrasah dalam monitoring dan evaluasi selama ini, dilakukan melalui refleksi
kegiatan dan proses pendidikan dalam periode tertentu, yang hasilnya dikomunikasikan
kepada pengurus komite dan orang tua siswa. Keadaan tersebut ditindak lanjuti kepala
madrasah dengan mengadakan berbagai bentuk perbaikan dan peningkatan dalam

33
E. Mulyasa, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Jakarta: BumiAksara, 2013), 22.
kepemimpinannya, seperti mengoptimalkan partisipasi warga madrasah dan dukungan
instansi atau pihak terkait dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan madrasah yang lebih
efektif.

Sumber daya manusia di MA Mathla’ul Anwar dan MA Syekh Manshur berupa


tenaga pendidik dan kependidikan yang mempunyai pengaruh dominan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Strategi yang diterapkan kapala madrasah dalam
memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan adalah membangun motivasi kerja dan
mengoptimalkan partisipasi mereka. Sementara aspek yang menjadi prioritas kepala
madrasah dalam hal ini adalah tenaga pendidik dan kependidikan agar dapat mengembangkan
kemampuan diri dan profesionalisme kerjanya meningkat dengan cara mengikuti berbagai
kegiatan pengembangan diri seperti seminar, workshop, dan bimtek.

Supervisi merupakan bagian penting yang tidak dapat diabaikan untuk mengetahui
proses kegiatan organisasi itu berjalan. Supervisi yang dilakukan di MA Mathla’ul Anwar
dan MA Syekh Manshur dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu
program organisasi memberikan dampak positif terhadap keberhasilan tujuan organisasi.

3. Faktor pendukung dan penghambat kepala madrasah dalam meningkatkan


mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang dan MA Syekh Manshur
Pandeglang
Kepemimpinan kepala madrasah dalam dalam meningkatkan mutu pendidikan di MA
Mathla’ul Anwar Pandeglang Dan MA Syekh Manshur Pandeglang tidak terlepas dari adanya
faktor-faktor pendukung dan penghambat. Suatu program yang dicanangkan tidak akan
berjalan dan berhasil secara maksimal apabila tidak tersedia berbagai faktor pendukung.
Faktor pendukung bisa berasal dari intern maupun ekstern. Dalam pelaksanaan peningkatan
mutu madrasah, secara luas dan mendasar yang amat diperlukan adalah dukungan dari
berbagai pihak. Dukungan tersebut dapat berupa solidaritas, finansial, dukungan sumber daya
manusia beserta pemikirannya, sarana dan prasarana lainnya juga menjadi faktor pendukung
yang penting.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar dan MA Syekh Manshur yaitu:

a. adanya semangat jihad guru dalam mengajar


b. kekompakan warga madrasah;
c. adanya SDM yang berkualitas;
d. dukungan sarana dan prasarana;
e. siswa-siswi yang baik dan mudah diarahkan;
f. adanya guru yang sudah sesuai linearitas mata pelajaran.

Menurut Umaedi ada beberapa faktor pendukung yang menjadikan upaya peningkatan
mutu madrasah berhasil, yaitu:

1. Lingkungan madrasah yang aman dan tertib


2. Madrasah memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai
3. Adanya Madrasah memiliki kepemimpinan yang kuat
4. harapan yang tinggi dari personel madrasah (kepala madrasah, guru,
dan staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi
5. Adanya pengembangan staf madrasah yang terus menerus sesuai
tuntutan IPTEK
6. Adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai
aspek akademik dan administratif, dan pemanfaatan hasilnya untuk
penyempurnaan/perbaikan mutu
7. Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua
murid/masyarakat.34

Faktor penghambat dalam peningkatan mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar


adalah adanya beberapa fasilitas atau sarana prasarana yang sudah usang dan belum
mengalami pembaruan dan penambahan, adanya beberapa kebijakan dari yayasan yang
terkadang mengikat dan membatasi madrasah untuk berinovasi, dan sumber dana yang minim
yang otomatis akan membatasi pada segala kebutuhan madrasah. Untuk menyelesaikan
permasalahan ini maka pihak madrasah terus berupaya untuk sedikit demi sedikit memenuhi
sarana dan prasarana dengan cara mengajukan dana bantuan kepada pemerintah dan juga
mengutip dana dari siswanya berupa SPP setiap bulannya dan juga uang sarana pendidikan
yang dikutip tiap satu tahun sekali demi tercapainya kelengkapan dan juga kelayakan dari
sarana dan prasarana di madrasah Mathla’ul Anwar. Faktor penghambat lainnya adalah
minimnya biaya menjadi halangan besar dalam penyelenggaraan yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di madrasah swasta, jangankan untuk mengadakan kegiatan
pengembangan siswa, terkadang untuk sekedar menggaji guru dan karyawan pun pihak
madrasah mengalami kesulitan dalam pembiayaannya karena sumber keuangan madrasah
34
Umaedi, MPMBS, (http://www.geocities. Com/pengembangan madrasah diakses 18 November 2017,
jam 09:12.
tidak sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah, maka dari itu pihak madrasah pun
menggunakan uang kutipan dari siswa sebesar Rp.150.000 per bulan untuk menunjang dan
memenuhi kebutuhan madrasah yang penting.

4. Hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan


mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang dan MA Syekh Manshur
Pandeglang

Hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang dan MA Syekh Manshur adalah: sebagian
besar lulusan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi; siswa MA Mathla’ul Anwar pun dapat
bersaing di arena lomba baik ditingkat daerah bahkan tingkat nasional dengan meraih prestasi
seperti juara terbaik puteri tingkat nasional pada lomba kemah riset nasional yang
diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun 2013, juara 3 putera tingkat nasional dalam
lomba kemah riset nasional yang diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun 2015, juara 2
karya tulis ilmiah pramuka se-propinsi Banten yang diselenggrakan oleh IAIN SMH Banten
pada tahun 2014, juara 1 lomba karya tulis ilmiah se-propinsi Banten yang diselenggarakan
oleh UNTIRTA pada tahun 2014, juara 2 matematika KSM se kabupaten Pandeglang tahun
2014, juara 1 fisika KSM se kabupaten Pandeglang, dan masih banyak lagi peraihan juara
pada lomba-lomba yang lain. Sedangkan pencapaian yang diraih oleh MA Syekh Manshur
adalah dengan sering diikutsertakannya para guru dalam berbagai program pelatihan dan
pengembangan diri seperti bimtek, workshop, lokakarya, MGMP dan sebagainya, maka
kualitas dan profesionalisme guru pun sedikit demi sedikit menunjukkan suatu peningkatan,
baik itu dalam melengkapi perangkat pembelajaran seperti dalam pembuatan RPP, kreativitas
dalam mengajar, bahkan terkadang guru memberikan inovasi pembelajaran sesuai dengan apa
yang mereka dapatkan dari program pengembangan diri tersebut. Peningkatan kompetensi
guru menjadi lebih baik lagi dalam hal administrasi, guru-guru menjadi lebih lengkap seperti
dalam kelengkapan perangkat pembelajaran.

Conclusions and recommendations


Berdasarkan hasil penelitian, pengkajian dan pembahasan, baik secara teoritis maupun
empiris, mengenai peranan kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang dan MA Syekh Manshur Pandeglang, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala madrasah di MA Mathla’ul Anwar dalam peningkatan
mutu pendidikan memiliki peranan yang sangat penting terutama berperan sebagai
manajer, leader, supervisor, edukator, administrator, inovator, motivator. Kepala
madrasah menjadi penentu dalam mengambil kebijakan dan keputusan di madrasah.
Sedangkan peranan kepemimpinan kepala madrasah di MA Syekh Manshur dalam
peningkatan mutu pendidikan yaitu berperan sebagai salah satu faktor terpenting
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari tugasnya sebagai
motivator, leader, manajer, dan supervisor bagi seluruh anggotanya.
2. Strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang adalah dengan berbagai cara mulai
dari menganalisa kebutuhan warga madrasah, membuat visi misi, menentukan target
dan tuajuan madrasah, menyusun program (prota, promes), melaksanakan program
yang telah disusun, dan melakukan evaluasi, melakukan pelatihan untuk
meningkatkan profesionalitas guru, melakukan supervisi guru secara berkala, dan
memfasilitasi minat dan bakat siswa dalam kegiatan-kegiatan co-kurikuler dan
ekstrakurikuler. Sedangkan strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di MA Syekh Manshur lebih menekankan pada
perbaikan kualitas guru dengan cara mengayomi guru-guru untuk selalu aktif
mengikuti kegiatan MGMP, seminar, workshop, dan pelatihan.
Bardasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti merekomendasikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Kepala madrasah agar mempertahankan gaya kepemimpinannya saat ini yang
sudah baik, dan apabila diperlukan kepala madrasah dapat menerapkan gaya
kepemimpinan lain yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan madrasah demi
peningkatan mutu pendidikan.
2. Guru-guru dan kepala madrasah agar tetap aktif dalam mengikuti diklat,
workshop, bimtek, dan sebagainya sehingga mampu mendorong komponen madrasah
dalam mewujudkan visi dan misi madrasah.
.

REFERENCES
Bass, BM, A New Paradigm of Leadership, An inquiry to Transformational Leadership,
Alexandria: VA Army Research Institute for The Behavioral and Social Sciences, 1996.

Crosby, Philip B, Quality is Free, New York: Mentor Books, 1979.

David, Fred, Manajemen Strategi, Jakarta:Salemba Empat, 2009

Glickman, Carl D, Leadership for Learning: How to Help Teachers Succeed, Virginia
USA: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data, 2002

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, cet.30, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014.

Muhaimin, H, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana


Pengembangan Sekolah/ Madrasah Ed. 1 Cet. 2, Jakarta: Kencana, 2010.

Mujiono, Imam, Kepemimpinan dan Keorganisasian, Yogyakarta: UII Press, 2002.

Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, Malang:


UIN Maliki Press, 2010.

Mulyasa, E, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Madrasah, Jakarta: BumiAksara, 2013.

Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK, Bandung: Remaja Rosrakarya, 2004.

Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Muslihah, Eneng, Kinerja Kepala sekolah, Tangerang: Haja Mandiri, 2014.

Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Grasindo, 2003.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.

Rahman (et. all), Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
Jatinangor: Alqaprint, 2006.

Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2012.

Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,


2003.

Rohiat, Kecerdasan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: PT Refika Aditama, 2008.

Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan, Yogyakarta: Lentera Buku, 2010.

Sallis, Edward, Total Quality Management, London : Kogam Page, 1993.

Samsudin, Sadili, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006.
Segiovanni, T. J, The Principals: A Reflective Practice Perspective 2rd Ed, Boston : Allyn
and Bacon, 1991.

Sudiran, Florentinus, Manajemen Mutu Terpadu di Bidang Pendidikan ( Teori, implementasi,


dan Tata Langkah), Yogayakarta: LaksBang Pressindo, 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta, 2013.

Suharsaputra, Uhar, Administrasi Pendidikan, Bandung: PT. Refika Aditama, 2013.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi


Aksara, 2005.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2007.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, Bandung:


PT. Refika Aditama, 2006.

Umaedi, MPMBS, (http://www.geocities. Com/pengembangan madrasah diakses 18


November 2017, jam 09:12.

Undang-Undang R.I Nomor 14 tahun 2005 dan Peraturan menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 11 tahun 2011 Tentang Guru dan Dosen. Bandung:Citra Umbara, 2012.

Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,


(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Wawancara dengan Bapak Iman Mulyadi, M.Ag, Guru MA Mathla’ul Anwar Pandeglang,
tanggal 07 November 2017.

Wawancara dengan Bapak Muhajirin, S.Pd, Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang,


tanggal 07 November 2017.

Wawancara dengan Ibu Imas Rosita, S.Pd, Wakil Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang,
tanggal 11 November 2017.

Wawancara dengan Ibu Neneng Elyati, M.Pd, Wakil Kepala MA Mathla’ul Anwar
Pandeglang, tanggal 07 November 2017.

Wawancara dengan Ibu Rina Hasnida, S.Pd, Guru MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal
11 November 2017.

Wawancara dengan Ibu Sri Yulyastuti, SE.I, M.AK, Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang,
tanggal 11 November 2017.

Zamroni, Dinamika Peningkatan Mutu, Yogyakarta: Gavin Kalam Utama, 2011.

Anda mungkin juga menyukai