MUTU PENDIDIKAN
(Studi di Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar dan Syekh Manshur Pandeglang Banten Indonesia)
Nana Suryapermana
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Email: nsuryapermana@yahoo.co.id
Inni Nihayah
Univetrsitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
Email: inihayah@gmail.com.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui peranan kepemimpinan dan strategi yang dilakukan
kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan; serta faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar dan
Madrasah Aliyah Syekh Manshur Pandeglang. Adapun metode pengumpulan datanya
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan kepala
Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar dan Madrasahg Aliyah Syekh Manshur memiliki
kesamaan yaitu berperan sebagai manajer, leader, supervisor, edukator, administrator,
inovator, motivator; Kedua, strategi yang dilakukan kepala Madrasah Aliyah Mathla’ul
Anwar dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan menganalisis kebutuhan warga
madrasah, membuat visi misi, menentukan target dan tujuan madrasah, menyusun program,
melakukan evaluasi, melakukan pelatihan guru, melakukan supervisi, dan memfasilitasi
minat dan bakat siswa. Sedangkan strategi yang dilakukan kepala Madrasah Aliyah Syekh
Manshur lebih berfokus pada pelatihan guru untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalismenya.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Kepala Madrasah, Mutu Pendidikan
PENDAHULUAN
Kerangka Teori
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian penelitian ini lebih terfokus pada
peranan kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan secara
langsung.
1
Segiovanni, T. J, The Principals: A Reflective Practice Perspective 2rd Ed, (Boston : Allyn and Bacon,
1991), 282.
2
Richard A. Gorton, School Administration, (The American: Brown Company Publisher, 1976), 14.
3
Richard A. Gorton, School Administration, (The American: Brown Company Publisher, 1976), 14.
1. Teori Kepemimpinan
Menurut Siagian dalam Basri, Teori kepemimpinan yang berkembang adalah sebagai berikut:
4
Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2014), 27-29.
5
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: Raja Grafika Persada, 2002), 449-450.
pilihan-pilihan guru akan tindakannya dan selanjutnya ia membantu mendukung dan
bertanggungjawab akan konsekuensinya.6
Selajutnya, menurut Muslihah bahwa gaya kepemimpinan dapat dianggap sebagai
‘modalitas’ dalam kepemimpinan, dalam arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan
oleh seseorang sebagai wahana untuk menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain.7
3. Teori Mutu
6
Carl D. Glickman, Leadership for Learning: How to Help Teachers Succeed, (Virginia USA: Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data, 2002), 43-45.
7
Eneng Muslihah, Kinerja Kepala Sekolah, (Tangerang: Haja Mandiri, 2014), 100.
menggunakan pendekatan yang baru atau model-model mengajar, membimbing
dan melatih dalam membantu perkembangan siswa.
f. Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan
keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar kerja yang bersifat
global.8
g. Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai secara
langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaian-penyesuaian dan
penyempurnaan.
h. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah system pengukuran.
Dengan menggunakan system pengukuran memungkinkan para professional
pendidikan dapat memperlihatkan dan mendokumentasikan nilai tambah dari
pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan, baik terhadap siswa, orang
tua, maupun masyarakat.
i. Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan
menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui
perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-program singkat.9
Mutu merupakan gagasan dinamis yang sulit untuk dapat disamakan. Di suatu
sisi mutu data dipahami sebagai konsep absolut dan pada sisi lain dapat dipahami
sebagai konsep yang bersifat relatif.
a. Konsep absolut. Dalam konsep ini mutu sebagai konsep absolut memungkinkan
kepala madrasah untuk merumuskan standar maksimal, yang pada kenyataannya
akan sulit untuk direalisasikan.
b. Konsep Relatif. Dalam konsep ini, mutu sebagai konsep relatif, sangat mengikuti
keinginan pelanggan. Mutu ditentukan oleh spesifikasi standar yang telah
ditetapkan dan selalu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.10
8
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. (Bandung:
PT Refika Aditama, 2006), 10.
9
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. (Bandung:
PT Refika Aditama, 2006), 11.
10
Widodo, Suparno Eko, Manajemen Mutu Pendidikan (untuk guru dan kepala sekolah), (Jakarta:
Ardadizya Jaya, 2011), 203.
Penelitian yang Relevan
1. Penelitian oleh Sardiyono, tahun 2013 yang meneliti kontribusi kepemimpinan kepala
sekolah terhadap etos kerja guru. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa:
Kualifikasi kepemimpinan yang dila kukan kepala sekolah cukup baik; Kualifikasi etos
kerja para guru tinggi; Terdapat hubungan yang berarti antara kepemimpinan yang
dilakukan kepala sekolah dengan etos kerja guru; Kontribusi kepemimpinan kepala
sekolah terhadap etos kerja para guru sebanyak 19,6%.
2. Penelitian Pratiwi Indah Sari dan Yunia Wardi tahun 2014 yang berjudul Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru Bidang
produktif Jurusan Manajemen Bisnis di SMK Kota Jambi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan kepemimpinan kepala sekolah dan
kompetensi guru terhadap kinerja guru bidang produktif jurusan manajemen bisnis di
SMK Kota Jambi.
3. Penelitian Hoer Appandi pada tahun 2013 yang berjudul Peran Kepala Sekolah Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Di
SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2012/2013. Hasil penelitian ini
menunjukkan peran kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam
melalui manajemen berbasis sekolah, adalah kepala sekolah sebagai pemimpin
(leader), motivator, inovator, edukator, dan supervisor.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana Peranan
Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di MA Mathla’ul
Anwar Pandeglang Dan MA Syekh Manshur Pandeglang.
Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih
mendalam mengenai peranan kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan
mutu pendidikan
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk memperbaiki etos
kerjanya.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk merubah gaya
kepemimpinan kepala sekolah, sehingga akan berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
pendidikan. Data-data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan atau perilaku yang dapat
penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama,
Lokasi Penelitian
Anwar dan di MA Syekh Manshur Pandeglang Provinsi Banten Indonesia yang diharapkan
11
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 83.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2013), 14.
13
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet.30, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), 3.
Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah 6 orang yaitu: 1
orang kepala madrasah, 1 orang wakil kepala madrasah, dan 1 orang guru dari MA Mathla’ul
Anwar Pandeglang dari jumlah total guru sebanyak 31 orang, dan 1 orang kepala madrasah, 1
orang wakil kepala madrasah, dan 1 orang guru dari MA Syekh Manshur dari jumlah total
Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tiga cara
yaitu:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
14
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 220.
15
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet.30, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), 135.
Peneliti melakukan studi dokumentasi untuk dimanfaatkan sebagai bahan triangulasi
(gabungan) untuk pengecekan kesesuaian data. Dokumentasi digunakan untuk mengadakan
pencatatan secara cermat berdasarkan catatan dan dokumentasi tertulis yang ada..16.
4. Triangulasi
Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Triangulasi ini dilakukan dengan cara membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan
isi suatu dokumen yang saling berkaitan, dan mengadakan perbincangan dengan banyak
pihak untuk mencapai pemahaman tentang suatu atau berbagai hal.17
5. Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi
data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.18
6. Catatan Lapangan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model Miles and
Huberman. Miles and Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Data yang telah diperoleh dari lapangan, kemudian diolah agar
lebih sederhana. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:
16
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 86.
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 87.
18
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 88.
19
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 89.
Gambar 1 Komponen dalam analisis data (interactive model)
Temuan Penelitian
c. Faktor pendukung, faktor penghambat, dan upaya yang dilakukan kepala madrasah
dalam meningkatkan mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang
Sedangkan untuk faktor penghambatnya adalah ada beberapa fasilitas atau sarana
prasarana yang sudah usang dan belum mengalami pembaruan dan penambahan, adanya
beberapa kebijakan dari yayasan yang terkadang mengikat dan membatasi madrasah untuk
berinovasi, dan sumber dana yang minim yang otomatis akan membatasi pada segala
kebutuhan madrasah.22 Seperti yang telah diketahui bersama bahwa sarana dan prasarana
merupakan salah satu faktor pendukung peningkatan mutu pendidikan, jika sarana dan
parasarananya tidak memadai maka otomatis proses KBM dan pengembangan kualitas siswa
pun akan terhambat.
d. Hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang
Hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang adalah 112 orang dari 153 orang lulusan
dapat melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta; dapat bersaing di arena
lomba baik ditingkat daerah bahkan tingkat nasional; meraih prestasi yang baik dalam lomab-
20
Wawancara dengan Bapak Muhajirin S.Pd, Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang, tanggal 07
November 2017, jam 09:14
21
Wawancara dengan Bapak Muhajirin S.Pd, Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang, tanggal 07
November 2017, jam 09:14
22
Wawancara dengan Ibu Neneng Elyati, M.Pd, Wakil Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang,
tanggal 07 November 2017, jam 16:45
lomba yang diikuti seperti juara terbaik puteri tingkat nasional pada lomba kemah riset
nasional yang diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun 2013, juara 3 putera tingkat
nasional dalam lomba kemah riset nasional yang diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun
2015, juara 2 karya tulis ilmiah pramuka se-propinsi Banten yang diselenggrakan oleh IAIN
SMH Banten pada tahun 2014, juara 1 lomba karya tulis ilmiah se-propinsi Banten yang
diselenggarakan oleh UNTIRTA pada tahun 2014, juara 2 matematika KSM se kabupaten
Pandeglang tahun 2014, juara 1 fisika KSM se kabupaten Pandeglang, dan masih banyak lagi
peraihan juara pada lomba-lomba yang lain. Selain dari hal tersebut, pencapaian saat ini
dalam bidang sarana prasarana yaitu sedang dibangunnya pondok pesantren untuk
memfasilitasi para siswa yang ingin fokus menghafal Al-Qur’an.23
Dengan pola komunikasi kekeluargaan yang dimiliki oleh kepala madrasah, maka
terjalin komunikasi yang baik diantara stakeholder dan juga terciptanya iklim kerja yang
nyaman.24
2. MA Syekh Manshur
23
Wawancara dengan Bapak Muhajirin S.Pd, Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang, tanggal 07
November 2017, jam 09:14
24
Wawancara dengan Ibu Neneng Elyati, M.Pd, Wakil Kepala MA Mathla’ul Anwar Pandeglang,
tanggal 07 November 2017, jam 16:45
a. Peranan kepemimpinan kepala madrasah di MA Syekh Manshur Pandeglang
25
Wawancara dengan Ibu Imas Rosita, S.Pd, Wakil Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal 11
November 2017, jam 15:43
26
Wawancara dengan Ibu Rina Hasnida, S.Pd, Guru MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal 11
November 2017, jam 11:45
27
Wawancara dengan Ibu Sri Yulyastuti, SE.I, M.AK, Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal
11 November 2017, jam 09:20
Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi agar
proses yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam artian hasil (output) harus
dirumuskan lebih dahulu oleh madrasah, dan harus jelas target yang akan dicapai untuk setiap
kurun waktu lainnya. Beberapa input dan proses harus selalu mengacu pada mutu hasil
(output) yang ingin dicapai. Dengan kata lain, tanggung jawab madrasah dalam
meningkatkan mutu bukan hanya pada proses, tetapi tanggung jawab akhirnya adalah pada
hasil yang dicapai. Untuk mengetahui hasil/prestasi yang dicapai oleh sekolah terutama yang
menyangkut aspek kemampuan akademik (kognitif) dapat dilakukan benchmarking
(menggunakan titik acuan standar nilai). Maka dari itu kualitas dan kemampuan seorang guru
begitu penting dalam mencapai mutu pendidikan madrasah agar terciptanya prestasi peserta
didiknya. Kegiatan-kegiatan seperti pelatihan, pembekalan, dan pemberdayaan guru tentu
sangat penting untuk meningkatkan kualitas mereka. Dengan meningkatkan kualitas guru di
madrasah, kualitas pendidikan pun akan meningkat secara signifikan. Bagaimana pun,
pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting.
Dengan sering diikutsertakannya para guru dalam berbagai program pelatihan dan
pengembangan diri seperti bimtek, workshop, lokakarya, MGMP dan sebagainya, maka
kualitas dan profesionalisme guru pun sedikit demi sedikit menunjukkan suatu peningkatan,
baik itu dalam melengkapi perangkat pembelajaran seperti dalam pembuatan RPP, kreativitas
dalam mengajar, bahkan terkadang guru memberikan inovasi pembelajaran sesuai dengan apa
yang mereka dapatkan dari program pengembangan diri tersebut. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan kepala madrasah yaitu “karena guru sering mengikuti diklat, jadi efeknya
administrasi guru jadi lebih tertata.”30
28
Wawancara dengan Ibu Sri Yulyastuti, SE.I, M.AK, Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal
11 November 2017, jam 09:20
29
Wawancara dengan Ibu Imas Rosita, S.Pd, Wakil Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal 11
November 2017, jam 15:43
30
Wawancara dengan Ibu Sri Yulyastuti, SE.I, M.AK, Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal
11 November 2017, jam 09:20
Discussion (PEMBAHASAN)
Menjadi kepala madrasah harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang harus
dipenuhi. Sebab kepala madrasah memiliki tugas yang harus dilaksanakan dengan baik demi
kemajuan pendidikan di madrasah khususnya dan pendidikan nasional umumnya. Dalam
perannya sebagai kepala madrasah, kepala madrasah memiliki tugas dan fungsinya yang
harus diemban.
Menurut Mulyasa dikatakan bahwa tugas dan fungsi kepala madrasah meliputi kepala
madrasah sebagai educator, kepala madrasah sebagai manajer, kepala madrasah sebagai
administrator, kepala madrasah sebagai supervisor, kepala madrasah sebagai leader, kepala
madrasah sebagai innovator, dan kepala madrasah sebagai motivator.31
Dari uraian diatas, peneliti melihat bahwa peranan kepemimpinan kepala madrasah
dalam peningkatan mutu pendidikan di MA Mathla’ul Anwar dan MA Syekh Manshur
memang sangat penting. Hal itu terkait dengan fungsi kepemimpinan kepala madrasah
sebagai pemegang kekuasaan dan pengambil keputusan. Dalam beberapa keputusan yang
diputuskan oleh kepala madrasah yang dilakukan secara demokratis, karena dengan
mempertimbangkan masukan dari warga madrasah, maka keinginan warga madrasah pun
akan terakomodir dengan baik. Dan sudah tentu bahwa keinginan dan masukan warga
madrasah tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu madrasah itu sendiri.
Menurut David strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan
lintasfungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.32 Seorang
pimpinan dalam menerapkan suatu strategi harus menganalisis yang tepat tentang kekuatan
yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan yang mungkin melekat pada dirinya, berbagai
peluang yang mungkin timbul dan harus dimanfatkan serta ancaman yang diperkirakan akan
32
David, Fred., Manajemen Strategi, ( Jakarta:Salemba Empat, 2009), 5.
dihadapi. Selanjutnya seorang pimpinan harus memperhatikan pentingnya operasionalisasi
keputusan dasar yang dibuat dengan memperhitungan kemampuan organisasi di bidang
anggaran, sarana, prasarana dan waktu, terakhir menciptakan umpan balik sebagai instrument
ampuh bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan itu
untuk mengetahui apakah sasaran terlampaui, hanya sekedar tercapai atau mungkin bahkan
tidak tercapai. Kesemuanya itu diperlukan sebagai bahan dan dasar untuk mengambil
keputusan di masa depan.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan kepala madrasah
dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan berbagai cara mulai dari menganalisa
kebutuhan warga madrasah, membuat visi misi, menentukan target dan tujuan madrasah,
menyusun program (program tahunan, program semester, RKM), melaksanakan program
yang telah disusun, dan melakukan evaluasi. Selain itu juga dengan melakukan pelatihan guru
untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru, melakukan supervisi guru secara
berkala yaitu supervisi dalam hal penguasaan materi ajar dan metode pengajaran, dan
mendukung minat dan bakat siswa dengan kegiatan-kegiatan co-kurikuler dan ekstrakurikuler
seperti pramuka, PASKIBRA, PMR, seni bela diri, seni teater dan lain-lain; mendukung
siswa dalam ajang perlombaan baik lomba tingkat kecamatan, kabupaten, dan nasional
seperti lomba karya tulis ilmiah, lomba sains, lomba keterampilan pramuka dan lain-lain.
33
E. Mulyasa, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Jakarta: BumiAksara, 2013), 22.
kepemimpinannya, seperti mengoptimalkan partisipasi warga madrasah dan dukungan
instansi atau pihak terkait dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan madrasah yang lebih
efektif.
Supervisi merupakan bagian penting yang tidak dapat diabaikan untuk mengetahui
proses kegiatan organisasi itu berjalan. Supervisi yang dilakukan di MA Mathla’ul Anwar
dan MA Syekh Manshur dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu
program organisasi memberikan dampak positif terhadap keberhasilan tujuan organisasi.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar dan MA Syekh Manshur yaitu:
Menurut Umaedi ada beberapa faktor pendukung yang menjadikan upaya peningkatan
mutu madrasah berhasil, yaitu:
Hasil yang dicapai dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu
pendidikan di MA Mathla’ul Anwar Pandeglang dan MA Syekh Manshur adalah: sebagian
besar lulusan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi; siswa MA Mathla’ul Anwar pun dapat
bersaing di arena lomba baik ditingkat daerah bahkan tingkat nasional dengan meraih prestasi
seperti juara terbaik puteri tingkat nasional pada lomba kemah riset nasional yang
diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun 2013, juara 3 putera tingkat nasional dalam
lomba kemah riset nasional yang diselenggarakan oleh IPB Bogor pada tahun 2015, juara 2
karya tulis ilmiah pramuka se-propinsi Banten yang diselenggrakan oleh IAIN SMH Banten
pada tahun 2014, juara 1 lomba karya tulis ilmiah se-propinsi Banten yang diselenggarakan
oleh UNTIRTA pada tahun 2014, juara 2 matematika KSM se kabupaten Pandeglang tahun
2014, juara 1 fisika KSM se kabupaten Pandeglang, dan masih banyak lagi peraihan juara
pada lomba-lomba yang lain. Sedangkan pencapaian yang diraih oleh MA Syekh Manshur
adalah dengan sering diikutsertakannya para guru dalam berbagai program pelatihan dan
pengembangan diri seperti bimtek, workshop, lokakarya, MGMP dan sebagainya, maka
kualitas dan profesionalisme guru pun sedikit demi sedikit menunjukkan suatu peningkatan,
baik itu dalam melengkapi perangkat pembelajaran seperti dalam pembuatan RPP, kreativitas
dalam mengajar, bahkan terkadang guru memberikan inovasi pembelajaran sesuai dengan apa
yang mereka dapatkan dari program pengembangan diri tersebut. Peningkatan kompetensi
guru menjadi lebih baik lagi dalam hal administrasi, guru-guru menjadi lebih lengkap seperti
dalam kelengkapan perangkat pembelajaran.
REFERENCES
Bass, BM, A New Paradigm of Leadership, An inquiry to Transformational Leadership,
Alexandria: VA Army Research Institute for The Behavioral and Social Sciences, 1996.
Glickman, Carl D, Leadership for Learning: How to Help Teachers Succeed, Virginia
USA: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data, 2002
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, cet.30, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014.
Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK, Bandung: Remaja Rosrakarya, 2004.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Rahman (et. all), Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
Jatinangor: Alqaprint, 2006.
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2012.
Samsudin, Sadili, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006.
Segiovanni, T. J, The Principals: A Reflective Practice Perspective 2rd Ed, Boston : Allyn
and Bacon, 1991.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014.
Undang-Undang R.I Nomor 14 tahun 2005 dan Peraturan menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 11 tahun 2011 Tentang Guru dan Dosen. Bandung:Citra Umbara, 2012.
Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010.
Wawancara dengan Bapak Iman Mulyadi, M.Ag, Guru MA Mathla’ul Anwar Pandeglang,
tanggal 07 November 2017.
Wawancara dengan Ibu Imas Rosita, S.Pd, Wakil Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang,
tanggal 11 November 2017.
Wawancara dengan Ibu Neneng Elyati, M.Pd, Wakil Kepala MA Mathla’ul Anwar
Pandeglang, tanggal 07 November 2017.
Wawancara dengan Ibu Rina Hasnida, S.Pd, Guru MA Syekh Manshur Pandeglang, tanggal
11 November 2017.
Wawancara dengan Ibu Sri Yulyastuti, SE.I, M.AK, Kepala MA Syekh Manshur Pandeglang,
tanggal 11 November 2017.