Anda di halaman 1dari 24

RINGKASAN UUD 1945

UUD 1945 terdiri atas : 20 BAB, 73 PASAL, 194 AYAT, 3 PASAL ATURAN
PERALIHAN DAN 2 PASAL ATURAN TAMBAHAN
UUD 1945 di amandement sebanyak 4 kali

 BAB I BENTUK NEGARA DAN KEDAULATAN 


(Bab 1 hanya ada satu pasal saja) 
Pasal 1 
ayat 1 => Indonesia itu negara Kesatuan bentuknya Republik
ayat 2 => Kedaulatan ditangan rakyat diatur Undang2
ayat 3 => Indonesia adalah negara hukum 
BAB II MPR (Pasal 2,3)
(Bab 2 isinya tentang MPR (pasal 2 & 3)) 
Pasal 2 
ayat 1 => MPR itu terdiri dari DPR & DPD dipilih melalui pemilu
ayat 2 => MPR bersidang minimal 1 kali dalam 5 tahun
ayat 3 => keputusan MPR ditetapkan dengan suara terbanya
Pasal 3 
ayat 1 => MPR berwenang merubah dan mengatur Undang2
ayat 2 => MPR melantik presiden & Wapres
ayat 3 => MPR dapat memberhentikan Presiden & Wapres 

BAB III KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA


(PRESIDEN) 
(terdiri pasal 4, 5, 6A,7A-B-C,8,9,10,11,12,13,14,15,16 ) 
Pasal 4
ayat 1 => Presiden memegang kekuasaan pemerintah di atur UUD
ayat 2 => Presiden dibantu oleh Wapres
Pasal 5
 ayat 1 => Presiden berhak mengajukan RUU kepada DPR
ayat 2 => Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan UU
Pasal 6
ayat 1 => Persyaratan presiden (WNI,sehat, dsb)
ayat 2 => next diatur Undang2
Pasal 6A
ayat 1 => Presiden & Wapres dipilih langsung oleh rakyat
ayat 2 => Di usung oleh parpol/gabungan parpol 
ayat 3 => Meraih suara >50% dgn minimal 20% ditiap provinsi 
ayat 4 => Jika tidak ada pasangan calon
ayat 5 => Ketentuan lebih lanjut
Pasal 7 
=> Masa jabatan presiden 5 tahun
Pasal 7A
=> MPR dapat memberhentikan Presiden atas usul DPR
Pasal 7B
 ayat 1 => Cara Memberhentikan presiden
 DPR mengajukan ke MPR terlebih dulu meminta MK untuk memeriksa
ayat 2  => Pengawasan Presiden adalah fungsi DPR
ayat 3 => Syarat pengajuan ke MK 
sekurangnya 2/3 jumlah hadir dari 2/3 dari 2/3 jumlah anggota DPR 
ayat 4 => Jangka Pemeriksaan MK maximal 90 hari 
ayat 5 => Jika terbukti, DPR meneruskan usul ke MPR
ayat 6 => MPR wajib sidang maksimal 30 setelah menerima permintaan
ayat 7 => Keputusan MPR harus dihadiri 3/4 jumlah anggota dan disetujui min 2/3 jumlah
hadir
Pasal 7C => Presiden tidak bisa membubarkan DPR
Pasal 8 => Setelah Presiden berhenti
Pasal 9 => Sumpah dan janji Presiden
Pasal 10
=> Presiden memegang kekusaaan tertinggi AD,AL,AU
Pasal 11
ayat 1=> Presiden menyatakan perang, perdamaian, dan perjanjian dengan persetujuan DPR
ayat 2 => Presiden membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR
ayat 3 => lebih lanjut diatur UU
Pasal 12
=> Presiden menyatakan keadaan bahaya
Pasal 13 (Duta & Konsul) 
 ayat 1 => Presiden mengangkat DUTA & KONSUL
 ayat2 => dengan pertimbangan DPR
ayat 3 => menerima duta negara lain 
Pasal 14
 ayat 1 => Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi dgn pertimbangan MA
ayat 2 => Presiden memberikan amnesti & abolisi dgn pertimbangan DPR
Pasal 15
=> Presiden memberikan gelar, tanda jasa dll
Pasal 16
=> Presiden membentuk Dewan Pertimbangan

BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG


**sudah dihapus bro** 
BAB V KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 17 
ayat 1 => Presiden dibantu menteri
ayat 2 => Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
ayat 3 => menteri membidangi urusan tertentu
ayat 4=> lebih lanjut diatur UU

BAB VI PEMDA (Pasal 18, 18 A,B)


Pasal 18
ayat 1 => NKRI dibagi atas kabupaten & kota
ayat 2 => asas otonomi & tugas pembantuan
ayat 3 => DPRD dipilih melalui pemilu
ayat 4 => Kepala daerah dipilih secara demokratis
ayat 5 => otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
ayat 6 => menetapkan peraturan daerah
ayat 7 => lebih lanjut diatur UU
Pasal 18A => Hubungan pemerintah pusat & daerah
Pasal 18B => Negara mengakui daerah khusus/istimewa (1), hukum (2)

BAB VII DPR (Pasal 19-22B)


Pasal 19 
ayat 1 => DPR dipiluh melalui pemilu
ayat 2 => susunan DPR
ayat 3 => Bersidang min 1x setahun
Pasal 20
ayat 1 => kekuasaan membuat Undang2
ayat 2 => RUU dibahas antara Presiden dan DPR
ayat 3 => Jika ditolak, tidak bisa diajukan lagi pada masa itu
ayat 4 => Presiden mengesahkan RUU yang disetujui
ayat 5 => Jika Presiden tidak mengesahkan, dalam 30 hari RUU sah menjadi UU
Pasal 20A
ayat 1 => DPR memiliki fungsi anggaran, legislasi, dan pengawasan
ayat 2 => Hak DPR Interpelasi, angket, menanyakan pendapat
ayat 3 => Hak anggota DPR mengajukan pertanyaan, pendapat, hak imunitas
ayat 4 => lebih lanjut diatur UU
Pasal 21 => Anggota DPR berhak mengajukan RUU
Pasal 22 
ayat 1 => Ihwal memaksa Perpu
ayat 2 => Perpu persetujuan DPR
ayat 3 => tidak disetujui Perpu dicabut
Pasal 22A => lebih lanjut
Pasal 22B =>Anggota DPR dapat diberhentikan, syarat diatur UU

BAB VIIA DPD ( Pasal 22C-22D)


Pasal 22C
ayat 1 => DPD dipilih melalui Pemilu
ayat 2 => jumlah tiap daerah sama, jumlah seluruh tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR
ayat 3 => Bersidang min 1X setahun
ayat 4 => next UU
Pasal 22D
ayat 1 => Mengajukan RUU tentang daerah
ayat 2 => DPD ikut membahas RUU
ayat 3 => DPD mengawasi pelaksanaan uu daerah
ayat 4 => DPD dapat diberhentikan

BAB VIIB PEMILU


Pasal 22E
ayat 1 =>Asas Pemilu Luber & Jurdil
ayat 2 => Pemilu untuk untuk pilih siapa??
ayat 3 => DPR & DPD dilakukan oleh parpol
ayat 4 => Peserta anggota DPD = perseorangan
ayat 5 => Pemilu diselenggarakan KPU
ayat 6 => next UU

BAB VIII HAL KEUANGAN( Pasal 23, A, B, C, D)


Pasal 23
ayat 1 => APBN ditetapkan tiap tahun untuk rakyat
ayat 2 => RAPBN diajukan Presiden, dibahas DPR dengan pertimbangan DPD
ayat 3 => Jika RAPBN tidak disetujui DPR, menggunakan RAPBN tahun lalu
Pasal 23A => Pajak & pungutan diatur Undang2
Pasal 23B => Mata uang & harga ditetapkan UU
Pasal 23C => Hal lain diatur UU
Pasal 23D => Negara punya bank sentral diatur UU

BAB VIII A BPK (Pasal 23 E, F, G)


Pasal 23 E
ayat 1 => BPK pengelola keuangan
ayat 2 => hasil pemeriksaan keuangan diserahkan DPR,DPD
ayat 3 => hasil ditinjak lanjuti badan/lembaga negara
Pasal 23F
ayat 1 => Anggota BPK dipilih DPR
ayat 2 => Pimpinan BPK dipilih anggota
Pasal 23G 
ayat 1 => Berkedudukan di Ibukota, memiliki perwakilan setiap provinsi
ayat 2 => next diatur UU

BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMAN (Pasal 24-25)


Pasal 24
ayat 1 => Kekuasaan kehakiman untuk menegakkan hukum
ayat 2 => Kekuasaan dilakukan oleh MA & badan dibawahnya
ayat 3 => Badan lain di atur UU
Pasal 24A
ayat 1 =>MA  mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
bawah undang-undang terhadap undang-undang.
ayat 2 => Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian baik & pengalaman
ayat 3 => Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPRD
ayat 4 => Ketua dan wakil ketua MA dipilih dari/oleh hakim agung
ayat 5 => Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum diatur UU
Pasal 24 B 
ayat 1 => Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan hakim agung 
ayat 2 => Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan & tdk tercela
ayat 3 => Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden disetujui DPRD
ayat 4 => Susunan & keanggotaan Komisi Yudisial diatur UU 
***Pasal 24C***
ayat 1 => MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat
final untuk menguji UU terhadap Undang-Undang Dasar
ayat 2 => MK wajib memutuskan pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden. 
ayat 3 => MK mempunyai 9 orng hakim konstitusi diajukan 3 orang oleh MA, 3 orang oleh
DPR dan 3 orang oleh Presiden.
ayat 4 => Ketua & wakil MK dipilih dari/oleh hakim konstitusi.
ayat 5 => Hakim konstitusi harus pengalaman
ayat 6 => Pengangkatan dan berhenti hakim konstitusi di atur UU
Pasal 25 =>Syarat2 hakim ditetapkan UU

BAB IXA**) WILAYAH NEGARA


Pasal 25****) =>NKRI adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara (batas &
wilayah)

BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK


Pasal 26
ayat 1 => Warga Indonesia adalah penduduk asli yang sah
ayat 2 => Penduduk WNI dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
ayat 3 => hal lain diatur UU
Pasal 27
ayat 1 => Semua warga negara kedudukannya sama di dalam hukum
ayat 2 => Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
ayat 3 => Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
diatur UU

BAB XA**) HAM


Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.** )
Pasal 28 B
ayat 1 => Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.** )
ayat 2 => Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.** )
Pasal 28C
ayat 1 => Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmupengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.** )
ayat 2 => Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untukmembangun masyarakat, bangsa dan negaranya.**)
Pasal 28D
ayat 1 => Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.**)
ayat 2 => Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.**)
ayat 3 => Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.**)
(1) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.** ) 
Pasal 28E 
ayat 1 => Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat pendidikan & pengajaran
ayat 2 => Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)
ayat 3 => (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.**)
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.** )
Pasal 28G
ayat 1 => Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman
ayat 2 => Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.** )
Pasal 28H
ayat 1 => Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.**)
ayat 2 => Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.** )
(1) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat.**)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.** )
Pasal 28I
ayat 1 => Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hakberagama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.** )
ayat 2 => Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.**)
ayat 3 => Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.**)
ayat 4 => Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab
negara, terutama pemerintah.** )
ayat 5 => Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan HAM dijamin, diatur, dan dituangkan dalam UU
Pasal 28J
ayat 1 =>  Setiap orang wajib menghormati HAM dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.** )
ayat 2 => Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan UU dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.** )

BAB XI A G A M A
Pasal 29
ayat 1 => Negara berdasar atas Ketuhanan YME
ayat 2 => Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

BAB XII PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA**)


Pasal 30ayat 1 => Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
HANKAM
ayat 2 => HANKAM dilaksanakan TNI dan Polisiayat 3 => TNI terdiri atas Angkatan Darat,
Angkatan laut dan Angkatan Udara ayat 4 => Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.**)ayat 5 => Susunan TNI &
Polisi, keikutsertaan rakyat diatur UU

BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Pasal 31
ayat 1 => Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan****)
ayat 2 => Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.****)
ayat 3 => Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang.****)
ayat 4 => Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.****)
ayat 5 => Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.****)
Pasal 32
ayat 1 =>
Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.**** )
ayat 2 => 
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.**** )
BAB XIV
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL****)
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak
dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.****)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****)
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.**** )
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.**** )
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan
umum yang layak.****)
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****)

BAB XV
BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
**)
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah sang merah Putih.
Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.**
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.**)
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan diatur dengan undang-undang.**)

BAB XVI PERUBAHAN UUD


Pasal 37
(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang
Majelis
Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
Majelis
Permusyawaratan Rakyat.****)
(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.****)
(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.**** )
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurangkurangnya
lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.****)
(5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.**** )

ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan
yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini.****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
ketentuan
Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar
ini.**** )
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.**** )
 
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan
status hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
untuk diambil putusan pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003.**** )
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal****) 

RINGKASAN UUD, PANCASILA, DAN BHINEKA TUNGGAL


IKA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


    

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD


1945 atau UUD ’45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan
negara Republik Indonesia saat ini.

UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada


tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi
RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5
Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi
oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan


(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia.

Naskah Undang-Undang Dasar 1945


      

Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh
(16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49
ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2
ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.

Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat,
3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.

Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah
Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.

Sejarah Awal
      

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang


dibentuk pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945.
Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945,
Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang “Dasar Negara” yang diberi nama Pancasila.
Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri
dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD
1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariah Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD
1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945
Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPKI). Nama Badan ini tanpa kata “Indonesia” karena hanya diperuntukkan untuk tanah
Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17
Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia.

Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)


      

Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan
bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk.
Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensial (“Semi-Parlementer”) yang
pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap
lebih demokratis.

Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
      

Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.


bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya
terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan
sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.

Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)


      

Pada periode UUDS 50 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering
disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti, akibatnya
pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan
partai atau golongannya. Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi
Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar
bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai
dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan
ketatanegaraan Indonesia membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta
merintangi pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur;
sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit mengenai pembubaran Konstituante
dan berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950

Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 – 1966)


      

Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik
ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5
Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-
Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:

§    Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil
Ketua DPA menjadi Menteri Negara
§    MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
§    Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis
Indonesia
      Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD


1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat “sakral”, di
antara melalui sejumlah peraturan:

ü  Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
ü  Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan
bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat
rakyat melalui referendum.
ü  Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP
MPR Nomor IV/MPR/1983.
      Periode 21 Mei 1998 – 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan
oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

Periode Perubahan UUD 1945


      

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)


terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada
masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di
tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu
“luwes” (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945
tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar
seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi
dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat
structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensial.

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan


(amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

§     Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945


§     Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945
§     Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945
§     Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 194

RANGKUMAN MATERI PEND PANCASILA

Sejarah Pancasila

Lahirnya pancasila dilatar belakangi oleh sejarah masuknya agama besar di


nusantara ( islam, hindu, budha ) menjadi landasan hidup beragama dan bermasyarakat.
Selain itu juga didasari atas pergerakan Indonesia yang dimulai sejak masa hindu budha
yakni pada masa kerajaan majapahit. Perumusan pancasila sendiri dimulai saat jepang
menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 29 april 1945, karena hal itu dengan
berdirinya sebuah negara maka harus memiliki landasan atau dasar bagi negara itu sendiri
maka dirumuskanlah Pancasila. 

Isi dari pancasila itu sendiri tertuang dalam isi pidato Mr. Muh Yamin pada tanggal
29 mei 1945 yakni :
1.      pri kebangsaan,
2.      pri kemanusiaan,
3.      pri ketuhanan,
4.      pri kerakyatan
5.      pri kesejahteraan.

Proklamasi juga memiliki hubungan yang erat dengan lahirnya pancasila karena
proklamasi merupakan titik kuliminasi dari perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh
kemerdekaanselain itu proklamassi juga dianggap sebagai konsekuensi bangsa Indonesia
yang telah merdeka dan menyamakan kedudukannya dengan bangsa lain selain itu juga
merupakan konsekuensi keluar yakni menyebarkan pemberitaan tentang kedaulatan atau
kemerdekaan terhadap bangsa lain. 

Pancasila sebagai sistem nilai 


Sistem secara sederhana yang dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berkaitan
satu dengan yang lain. Sedangkan nilai yaitu salah satu cara atau tolak ukur dalam suatu
objek yang bersifat abstrak. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem nilai adalah konsep
atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang hidup dalam pikiran seseorang atau
sebagian besar anggota masyarakat.

Pancasila juga dapat bersifat objektif dan subjektif. bersifat objektif artinya nilai –
nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara – negara lain, tentunya tidak dengan nama
pancasila. Sedangkan bersifat subjektif artinya bahwa nilai – nilai pancasila itu terletak pada
pembawa dan pendukung nilai pancasila itu sendiri yaitu masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai pancasila itu sendiri merupakan ideologi bagi
bangsa Indonesia menjadi landasan , dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam
kehidupan sehari – hari dan dalam kehidupan kenegaraan. 

Makna sila – sila pancasila  :


      

1. Arti dan makna sila ketuhanan yang maha Esa 


Dalam konteks bernegara pancasila mengatur kebebasan masyarakat Indonesia untuk
memluk agama sesuai dengan keyakinannya. Dengan sila ketuhanan yang Maha Esa itu maka
bangsa Indonesia mempunyai satu asas yang dipegang teguh yaitu bebas untuk memeluk
agama dan beribadah menurut agama masing – masing. 
2. Arti dan makna sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Dengan adanya sila ini dengan sendirinya jika dalam kelompok terdapat ras, tidak boleh
berbuat eksklusif atau menyendiri satu sama lain. Hal ini berarti bahwa setiap mannusia
mempunyai derajat yang sama dihadapan hukum. 

3. Arti dan makna sila persatuan indonesia 


Makna dalam sila ini adalah nasionalisme, nasionalisme dalam hal ini adalah perasaan satu
sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh bangsa yang ada dalam masyarakat. Oleh karena
itu hal – hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan kesatuan harus diusahakan agar
tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat indonesia. 

4. Arti dan makna sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwaakilan. 
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan – keputusan yang diambil
secara bulat. 

5. Arti dan makna sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
Keadilan berarti adanya persamaaan dan salin menghargai karya orang lain. Kemkmuran
yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat. Dinamis dalam arti
diupayakan lebih tinggi dan lebih baik.

Liberalisme : adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan


      

individu dalam segala bidang. Menurut paham ini titik pusat dalam hidup
ini adalah individu. Karena ada individu maka masyarakat dapat tersusun
dan karena individu pula negara dapat terbentuk. Oleh karena itu, masyarakat
atau negara harus selalu menghormati dan melindungi kebebasankemerdekaan
individu. Setiap individu harus memiliki kebebasan kemerdekaan,
seperti dalam bidang politik, ekonomi, dan agama.

Nasionalisme : nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan


      

kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa
“kebenaran politik”. 

Sosialisme : (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti
      

kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya
sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujutkan masyarakat yang
berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi
tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya
memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti
tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme yaitu sosial demokrat,
komunisme, anarkhisme, dan sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-
kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak
pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme
itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.

Terorisme : adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan


      

teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk
pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban
jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.
Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan “teroris” dan “terorisme”, para
teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan
perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism :
“Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang
menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang”. Padahal Terorisme sendiri
sering tampak dengan mengatasnamakan agama.

v  Amandemen UUD’45 

Undang – undang di indonesia telah mengalami beberapa kali amandemen (perubahan


– perubahan ). Sejak mei 1998 bangsa indonesia bertekad mereformasi berbagai bidang
kehidupan kenegaraan dengan catatn :

1.      Amandemen tidak merubah negara kesatuan republik Indonesia

2.      Amandemen tidak merubah pembukaan UUD’ 45 

3.      Amandemen tetap mempertahankan sistem presidensial 

Sejak tahun 1999 sampai tahun 2002 majelis permusyawaratan rakyat RI telah empat
kali menetapkan perubahan pasal – pasal yang di ubah dan ada pula pasal – pasal yang
ditambah. 
I. Perubahan pertama terhadap pasal UUD’45 ditetapkan pada tanggal 19 oktober 1999.
II. Perubahan Kedua ini dilakukan pada sidang MPR, tepatnya pada tanggal 18 agstus 2000. 
III. Perubahan ketiga ditetapkan oleh MPR pada tanggal 9 november 2001. 
IV. Perubahan keempat dilakukan pada sidang tahunan MPR bulan agustus 2002.

a)      Pelaksanaan UUD’45 pada masa awal kemerdekaan ( 18 agustus 1945 – 27 desmber 1949 )

Dengan ditetapkannya pancasila dan UUD ’45 oleh PPKI mmerupakan modal
berharga untuk mendapatkan pemerintahan RI yang bisa berjalan dengan baik. Namun
sebelum cita – cita itu terwujud bangsa Indonesia harus dihadapkan pada masalah baru yaitu
kehadiran tentara sekutu dan nica ke wilayah Indonesia. Hal itu membuat pemerintah dan
rakyat Indonesia memusatkan perhatian dan upaya mempertahankan negara kesatuan RI dan
sistem pemerintahan berdasarkan UUD’45 belum dapat dilaksanakan. 
Pada awal berdirinya negara ini banyak lembaga tinggi negara belum terbentuk. Hal
ini kemudian diantisipasi dengan aturan peralihan pasal 4. Untuk memperkuat kedudukan
komite nasional Indonesia pusat, maka pada tanggal 16 oktober 1945 dikeluarkannya
maklumat wakil presiden nomor X yang isinyaa KNIP sebagai pembantu presiden menjadi
badan yang diberi tugas legislativ dan ikut menetapkan GBHN. 

Pada tanggal 3 november 1945 diumumkan lagi maklumat wakil presiden tentang
pembentukan partai – partai politik. Selanjutnya atas usul KNIP keluarlah maklumat pada
tanggal 14 november 1945 yang isinya merubah kabinet presidensial menjadi kabinet
parlementer. 

Maka seejak tanggal 14 november 1945 itu kekuasaan eksekutif dipegangkan oleh
perdana mentri dan mentri – mentri yang bertanggung jawab kepada KNIP bukan kepada
presiden. Di lain pihak perundingan dengan belanda dan sekutu memenangkan Indonesia
sebagai sebuah negara merdeka dan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh belanda pada
tanggal 27 desember 1945 dengan syarat : 

                                  I.            Negara RI dipecah – pecah menjadi negara – negara bagian (RIS) 

                               II.            UUD’45 diganti menjadi UUD KRIS 

              Maka sejak saat itu Indonesia menjadi negara serikat dengan UUD yang ditentukan
oleh sekkutu dengan paham liberalisme. 

b)      Masa UUDS 1945 ( 17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI 1959 ) 

              Sejak diberlakukannya UUD kris maka Indonesia menjadi negara federal. Tetapi
semangat dan perjuangan bangsa Indonesia untuk mempersatukan republik Indonesia
kembali menjadikan negara RI utuh kembali. Pada tanggal 17 gustus 1950 negara KRIS
sudah sepenuhnya menjadi negara RI dengan UUDS 1950 dan system pemerintahan bersifat
perlementer. 

              Bentuk pemerintahan dan bentuk negara Indonesia menurut pasal 1 UUDS RI 1950
menyatakan : 

        I.            RI yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk
kesatuan. 

    II.            Kedaulatan RI adalah di tangan dan dilakukan oleh pemerintah bersama – sama DPR. 
              Sistem pemerintahan nyang dianut oleh UUDS 1950 adalah parlementer dengan
menggunakan kabinet parlementer yang dipimpin oleh seorang perdana mentri. Pada saat
mulai berlakunya UUDS 1950 badan legislatif yang ada adalah DPR ssementara yang terdiri
dari gabungan DPR RIS ditambah dengan anggota dan ketua BPKNIP ditambah dengan
anggota atas penunjukan presoden. 

              Pada sistim parlementer fungsi presiden sebagai kepala pemerintahan digantikan
oleh perdana mentri sehingga presiden hanya sebagai kepala negara atau simbol negara.
Presiden sebagai kepala negara memilik tugas – tugas sebagai berikut : 

ü  Mewakili negara di acara – acara negara 

ü  Mengangkat duta dan konsult 

ü  Menerima tamu negara 

ü  Menyatakan perang

              Sedangkan dalam sistim presidensial presiden memiliki fungsi sebagai kepala
pemerintahan yaitu bertugas menjalankan semua sistim pemerintahan dalam satu negara. 
Pada perkembangannya dengan adanya UUDS 1950 ini menyebabkan munculnya banyak
masalah dalam pemerintahan negara sehingga presiden soekarno memutuskan untuk kembali
mengguanakan uud 1945 sebagai dasar negara Indonesia dan setelah itu pada tanggal 5 juli
1959 presiden soekarno mengeluarkan dekrit presiden yang berisi:

i.
                      Pembubaran konstituante 

       ii.            Berlakunya kembali UUD’45 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950 

iii.            Pembentukan MPR sementara dan DPA sementara. 


    

              Dengan adanya dekrit inilah yang menjadi sumber hukum dan penyelenggaraaan
pemerintahan. 

c)      Pelaksaan UUD 1945 Pada Masa Orde Lama dan Orde Baru

              Orde Lama (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)


Masa orde lama di mulai sejak adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan mulai berlakunya
kembali Undang – Undang Dasar 1945 bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Dengan
demikian, Dekrit Presiden 5 juli 1959 itu merupakan sumber hukum dan ketatanegaraan yang
sangat penting di Negara Republik Indonesia.
              Pada masa orde lama, seharusnya segala sistem pemerintahan dan pelaksanaannya
sesuai yang di atur dalam UUD 1945. Akan tetapi, dalam kenyataannya terdapat berbagai
penyimpangan.Seperti pengangkatan presiden soekarno sebagai presiden seumur hidup yang
jelas – jelas bertentangan dengan UUD 1945.

d)     Masa orde baru ( 11 maret 1966 – 21 mei 1998 )

  orde baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali pada kemurnian pelaksanaan pancasila dan UUD’45. Tekat orde baru
ialah melaksanakan pancasila dan UUD’45 dengan murni dan konsekuen. Namun pada masa
ini juga terjadi banyak penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru.
Kebijakan – kebijakan yang diambil pemerintah juga cenderung untuk kepentingan golongan.

Selain itu juga terjadi banyak teror fisik maupun psikologis.


Dalam pelaksanaan Orde Baru berusaha melaksanakan demokrasi dengan sebaik – baiknya
anatara lain dengan menyelenggarakan pemilihan umum guna mewujudkan adanya MPR. 
Pembukaan UUD 1945 ( arti dan makna ) Arti dan Makna Alinea – alinea pembukaan UUD
1945

Ø  Alinea pertama 

                  Pada alinea pertama terdapat dua asas pikiran yaitu perikemanusiaan dan
perikeadilan. 

Ø  Alinea kedua 

                  Bangsa Indonesia dari dalam terpaksa berjuang untuk merealisir hak kodrat dan
hak morilnya ke merdekaan atas kedauatan sendiri, berhasil membentuk negara indonesia
yang dicita – citakan dan mempunyai sifat – sifat tertentu. 

Ø  Alenia ketiga 

                  Bangsa indonesia menyatakan kemerdekaan indonesia itu atas kekuatan bangsa
indonesia sendiri , didukung oleh seluruh rakyat.

Ø  Alenia keempat

                  Berisi pokok kaidah negara yang fundamental yaitu : fungsi dan tujuan negara ,
keharusan adanya undang – undang dasar, adanya asas politik negara yaitu republik yang
berkedaulatan dan adanya asas kerohanian negara. 

ü  Tujuan pembukaan UUD 1945


                                  I.            Mempertanggungjawabkan 

                               II.            Menetapkan cita – cita bangsa 

                            III.            Proklamasi kemerdekaan menjadi permulaan dan dasar hidup kebangsaan.

                            IV.            Sebagai ketentuan pedoman dan pegangan.

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan UUD 


Aline – alinea dalam pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan sendiri dengan UUD. Alinea
pertama sampai ketiga memiliki hubungan dengan peristiwa yang mendahului terbentuknya
negara Indoonesia, tidak mempunyai hubungan yang organis dengan UUD. 
Sedangkan alinea keempat memiliki hubungan dengan terbentuknya UUD itu sendiri selain
itu juga memiliki hubungan dengan pembentukan pemerintahan negara akan diatur di dalam
UUD. Kemudian negara Indonesia berbentuk republik yang berkedaulatan rakyat. Dan
sebagai ditetapkannya dasar pancasila.

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan proklamasi 17 agustus 1945 


letak dan sifat hubungan antara pembukaan dengan proklamasi 

Proklamasi dan pembukaan adalah satu kesatuan.


      

Ditetapkannya pembukaan pada 18 agustus 1945 bersama – sama dengan ditetapkannya


      

UUD 

Pembukaan pada hakikatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih rinci.


      

Pancasila sebagai orientasi dan kerangka acuan pembangunan 


pancasila sebagai orientasi pembangunan. 
Pada saat ini pancasila lebih banyak dihadapkan pada tantangan berbagai varian kapitalisme
dari pada komunisme atau sosialisme. Ini disebabkan perkembangan kapitalisme yamg
bersifat global. Fungsi pancasila ialah memberi orientasi terbentuknya struktur kehidupan
sosial politik dan ekonomi yang manusiawi, demokratis dan adil bagi seluruh rakyat. 
Pancasila sebagai kerangka acuan pembangunan

Pancasila diharapkan dapat menjadi kerangka referensi untuk membangun suatu


model masyarakat atau untuk memperbaharui tatanan sosial budaya. ada dua fungsi dari
pancasila sebagai kerangka acuan:

1.      Pancasila menjadi dasar visi yang memeberi inspirasi untuk membangun suatu corak tatanan
sosial budaya yang akan datang.

2.      Pancasila sebagai nilai – nilai dasar menjadi refrensi kritik sosial budaya.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa 
Pancasila sebagai paradigma artinya nilai – nilai dasar pancasila secara normativ menjadi
dasar, keranga acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan
di Indonsia. 

1.      Sebagai paradigma pembangunan pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya adalah pemanusiaan, dan ini memuat hominiasi dan
humanisasi. Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan
berbangsa kita adalah melalui pendidikan . 

2.      Sebagai paradigma pembangunan ideologi.

Ideologi merupakan prinsiip dunamika, karena merupakan pedoman yang berbentuk


cita – cita 

3.      Sebagai paradigma pembangunan politik. 

Dengan kelima prinsipnya pancasila menjadi dasar yang cukup integratif bagi
kelompok – kelompok politik yang cukup heterogen dalam sejarah Indonesia modern. 

4.      Sebagai paradigma pembangunan ekonomi 

Dalam penyusunan sistem ekonomi nasional yang tangguh untuk mewujudkan


masyarakat yang adil dan makmur, pancasila lah yang menjadi landasan filos0fisnya. 

5.      Sebagai paradigma pengembangan sosial

Karena indonesia memiliki keberagaman budaya maka untuk mempersatukannya


tetap menggunakan pancasila sebagai landasannya.

6.      Sebagai paradigma pembangun ketahanan nasional

7.      Kaitan pancasila dengan ketahanan nasional adalah kaitan antara ide yang mengakui
pluralitas yang membutuhkan kebersamaan. 

8.      Sebagai paradigma pembangun hukum

Hukum di indonesia bersumber pada pancasila

9.      Sebagai paradigma pembangun beragama

Untuk mewujudkan kesatuan dan menghargai pluralitas dalam masyarakat.

10.  Sebagai paradigma perkembangan iptek

Ilmu teknologi yang berkembang harus dapat dipertanggung jawabkan tentang hak
dan kewajiban dalam mengembangkan iptek diatur dalam pancasila.
BHINEKA TUNGGAL IKA

 Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh burung Garuda dan
pemakaiannya diresmikan sebagai Lambang Negara Indonesia pertama kali pada Sidang
Kabinet Republik Indonesia Serikat pada tanggal 11 Februari 1950.
Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuna dan diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat tersebut merupakan kutipan dari
sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu : Kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam Kakawin Sutasoma (Purudasanta), pengertian
Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga
keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit.
Bila diterjemahkan secara per kata, Bhinneka Tunggal Ika adalah :
 Bhinneka artinya beraneka ragam atau berbeda-beda menjadi pembentuk kata
“aneka”
 Tunggal artinya satu
 Ika artinya itu

Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang
bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu
kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kutipan ini berasal dari Pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah
ini:
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa. Bhinnêki rakwa ring apan kena
parwanosen? Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal Bhinnêka tunggal ika tan
hana dharma mangrwa.
Terjemahan :
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang
berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah
tunggal Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
ü  Sejarah Bhineka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva dilontarkan pada masa
Majapahit. Sesungguhnya Bhineka Tunggal Ika telah dimulai sejak masa Wisnuwarddhana,
ketika aliran Tantrayana mencapai puncak tertinggi perkembangannya. Oleh karena itulah
Nararyya Wisnuwarddhana didharmakan pada dua loka di Waleri bersifat Siwa dan di
Jajaghu (Candi Jago) bersifat Buddha. Juga putra mahkota Kertanagara (Nararyya
Murddhaja) ditahbiskan sebagai JINA (Jnyanabajreswara atau Jnyaneswarabajra). Inilah
fakta bahwa Singasari merupakan embrio yang menjiwai keberadaan dan keberlangsungan
kerajaan Majapahit.
Narayya Wijaya sebagai pendiri kerajaan tak lain merupakan kerabat sekaligus
menantu Sang Nararyya Murddhaja (Sri Kertanagara : Raja Singasari terakhir). Sehubungan
bahwa semboyan tersebut embrio dari Singasari yakni pada masa Wisnuwarddhana sang
dhinarmmeng Ring Jajaghu (Candi Jago), maka baik semboyan Bhinneka Tunggal Ika
maupun bangunan Candi Jago kemudian disempurnakan pada masa Majapahit. Oleh sebab
itu kedua simbol (wijaksara dan bangunan) tersebut lebih dikenal sebagai hasil peradaban era
Majapahit. Padahal sesungguhnya merupakan hasil proses perjalanan sejarah sejak awal.
Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva oleh Mpu
Tantular pada dasarnya pernyataan daya kreatif dalam upaya mengatasi keanekaragaman
kepercayaan dan keagamaan, sehubungan dengan usaha bina negara kerajaan Majapahit kala
itu, telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa
kemerdekaan, dimana telah menyadari bahwa menumbuhkan rasa dan semangat persatuan
itulah Bhinneka Tunggal Ika yang akhirnya diangkat menjadi semboyan yang diabadikan
dalam lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, Garuda Pancasila.
Dalam lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pengertian Garuda
Pancasila diperluas menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak hanya pada perbedaan
kepercayaan dan keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan suku, bahasa, adat istiadat
(budaya) dan beda kepulauan (antara nusa) dalam kesatuan Republik Indonesia tercinta.
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi pada
hakekatnya satu. Memberi makna secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada
hakekatnya satu, satu bangsa dan satu Negara Republik Indonesia. Lambang Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada tanggal 17 Oktober dan
diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang Negara.
Bahwa usaha bina negara baik pada masa pemerintahan Majahapahit maupun
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pada pandangan yang sama
yaitu semangat rasa persatuan, kesatuan dan kebersamaan sebagai modal dasar dalam
tegaknya negara Indonesia.
Sementara semboyan “Tanhana Dharmma Mangrva” digunakan sebagai semboyan
Lambang Pertahanan Nasional (LemHamNas). Makna kalimat tersebut adalah “Tidak ada
kebenaran yang bermuka dua”.
Kemudian oleh LemHaNas semboyan kalimat tersebut diberi pengertian ringkas dan
praktis yakni “Bertahan karena benar” “Tidak ada kebenaran yang bermuka dua”
sesungguhnya memiliki pengertian agar hendaknya setiap manusia senantiasa berpegang dan
berlandaskan pada kebenaran yang satu. Sebagai bahan catatan, bahwa realitas kemajemukan
bangsa adalah warisan sejarah panjang perjalanan Indonesia selama berabad-abad sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa. Dengan luas wilayah Nusantara yang hampir 2 juta kilometer
persegi, terdiri dari sekitar 13.700 pulau besar dan kecil, lebih dari 300 ragam etnis, dengan
adat istiadat, budaya dan keyakinan agama yang berbeda-beda, menyimpan potensi keretakan
yang kapan saja bisa mengemuka apabila tidak ada alasan atau raison de’etre sebagai bangsa
untuk bersatu.
Bahwa raison de’etre  untuk menjadi satu bangsa, bukan sekedar perasaan subjektif
para pendiri bangsa menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945, melainkan mendapatkan pijakan
sejarah selama berabad-abad seperti yang telah dibuktikan.
Dan kesadaran sebagai putra-putri dari sebuah bangsa besar yang telah melahirkan
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, kiranya menjadi tugas sejarah untuk terus
memperjuangkan, menjaga dan mewujudkan kesatuan bangsa Indonesia dan menjadi obor
penyuluh, ketika sebagian anak-anak bangsa mulai dijangkiti penyakit sektarian sempit,
fanatisme agama dan egoisme kelompok serta golongan yang hanya akan mengorbankan
persatuan dan kesatuan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai