Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Islam masuk ke Andalusia diperkirakan pada tahun 711 M pada masa pemerintahan

khalifah Al-Walid bin Abdul Malik. Setelah orang Islam bisa menjatuhkan Andalusia ke
tangannya, maka mereka memperluas daerah kekuasaannya dan mendirikan dinasti yang pertama
kali ada di Andalusia yaitu dinasti bani Umayyah yang didirikan oleh Abdul Aziz bin Musa
Nusair (95-97 H/ 715-717 M), sehingga negara-negara Islam sangatlah luas dan mencapai
kemajuan.
Setelah masa keemasan bani Umayyah semakin surut, maka kekuasaan Islam di
Andalusia diteruskan oleh dinasti Murabithun, Muwahhidun dan Bani Ahmar. Pada masa ini
Islam maju dan berkembang serta terus memperluas wilayah kekuasaannya hingga akhirnya
umat Islam mengalami masa kehancuran, Andalusia hanya tinggal sejarah pada waktu itu.
Pada pembahasan kali ini kami akan membahas dinasti Murahbithun dan Muwahhidun.
Dinasti tersebut mempunyai wilayah yang luas dan memberikan sumbangan yang tak sedikit
bagi pengetahuan dan perkembangan Islam serta kelak mampu menguasai Andalusia di mana
saat itu Andalusia sedang dalam perpecahan dan dikuasai oleh raja-raja kecil (Muluk al-Tawaif)
yang beragama Islam tapi membayar upeti kepada kerajaan Kristen yang didukung oleh
Romawi. Meskipun nanti pada akhirnya Andalusia lepas dari kekuasaan pemerintahan Islam dan
diporak-porandakan oleh pasukan Kristen.

B.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita dapat menentukan rumusan masalahnya, yaitu:
1. Bagaimana sejarah berdirinya dinasti Murabithun dan Muwahhidun?
2. Bagaimana kejayaan yang dicapai oleh dinasti Murabithun dan Muwahhidun?
3. Bagaimana keruntuhan yang dialami oleh dinasti Murabithun dan Muwahhidun?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Murabithun dan Muwahhidun


1. Dinasti Murabithun
Murabithun atau Al-Murawiyah (448-541/1056-1147), merupakan salah satu Dinasti
Islam yang berkuasa di Maghrib. Nama Al-Murabithun berkaitan dengan nama tempat tinggal
mereka (ribath).1 Murabithun (ribath) sejenis benteng pertahanan Islam yang berada di sekitar
masjid. Masjid mempunyai multifungsi sebagai tempat ibadah, penyebaran dakwah sekaligus
sebagai benteng pertahanan. Anggota pertamanya berasal dari Lamtuna bagian dari suku Sanhaja
yang suka mengembara di padang Sahara.2 Salah satu kebiasaan mereka menggunakan cadar
yang menutupi wajah di bawah mata, kebiasaan ini dinamakan Mulatstsamun (para pemakai
cadar) yang kadang-kadang menjadi sebutan lain bagi kaum Murabithun.
Ibu kota al-Murabithun ialah Marakesy yang didirikan oleh pemimpin mereka yang
kedua, Yusuf ibn Tasyfin, 454/ 1062. Mereka juga berjasa mengIslamkan penduduk pantai barat
Afrika, dan melintasi Sahara hingga ke Sudan di timur benua Afrika itu. Mereka mengakui
khilafah Abbasiyah dan menganut mazhab Maliki yang tersebar luas di Afrika Utara. Akhirnya,
al-Murabithun ditundukkan oleh al-Muwahhidun yang telah menguat di Afrika Utara.3
Pada abad ke sebelas pemimpin Sanhaja, Yahya bin Ibrahim, melaksanakan ibadah haji
ke Makkah. Dan sekembalinya dari Arabia, ia mengundang Abdullah bin Yasin seorang alim
1 Musyrifah Sunanto. Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Kencana, 2011) cet. Ke-4, h. 129.
2 Philip K. Hitti, History of The Arab, terj R. Cecep Lukman Yasin dkk (Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta 2006 ), h. 688.
3 Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997). h. 66.

terkenal di Maroko, untuk membina kaumnya dengan keagamaan yang baik, kemudian beliau
dibantu oleh Yahya bin Umar dan saudaranya Abu Bakar bin Umar. Perkumpulan ini
berkembang dengan cepat, sehingga dapat menghimpun sekitar 1000 orang pengikut.
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin dan komando militer Yahya bin Umar mereka
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Wadi Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang
dikuasai oleh Masud bin Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal dunia, jabatannya
diganti oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko.
Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan selanjutnya menyerang suku
Barghawata yang menganut paham bidah. Dalam penyerangan ini Abdullah bin Yasin wafat
(1059 M). Sejak saat itu Abu Bakar memegang kekuasaan secara penuh dan ia berhasil
mengembangkannya.
Abu Bakar berhasil menaklukkan daerah Utara Atlas Tinggi dan akhirnya dapat
menduduki daerah Marakesy (Maroko). Kemudian ia mendapat berita bahwa Buluguan, Raja
Kala dari Bani Hammad mengadakan penyerangan ke Maghrib dengan melibatkan kaum
Sanhaja. Mendengar berita itu ia kembali ke Sanhaja untuk menegakkan perdamaian. Setelah
berhasil memadamkan, ia menyerahkan kekuasaanya kepada Yusuf bin Tasyfin pada tahun 1061.
Pada tahun 1062 M, Yusuf bin Tasyfin mendirikan ibu kota di Maroko. Dia berhasil
menaklukkan Fez (1070 M) dan Tangier (1078 M). Pada tahun 1080-1082 M, ia berhasil
meluaskan wilayah sampai ke Al-Jazair. Dia mengangkat para pejabat Al-Murabithun untuk
menduduki jabatan Gubernur pada wilayah taklukannya, sementara ia memerintah di Maroko.
Yusuf bin Tasfin meninggalkan Afrika pada tahun 1086 M dan memperoleh kemenangan besar
atas Alfonso VI (Raja Castile Leon), dan Yusuf bin Tasfin mendapat dukungan dari Muluk AtThawaif dalam pertempuran di Zallaqah. Ketika Yusuf bin Tasfin meninggal dunia, ia

mewariskan kepada anaknya, Abu Yusuf bin Tasyfin. Warisan itu berupa kerajaan yang luas dan
besar terdiri dari negeri-negeri Maghrib, bagian Afrika dan Spanyol. Ali ibn Yusuf melanjutkan
politik pendahulunya dan berhasil mengalahkan anak Alfonso VI (1108 M). Kemudian ia ke
Andalusia merampas Talavera Dela Rein.
Lambat laun Dinasti Al- Murabithun mengalami kemunduran dalam memperluas
wilayah. Kemudian Ali mengalami kekalahan pertempuran di Cuhera (1129 M). kemudian ia
mengangkat anaknya Tasyfin bin Ali menjadi Gubernur Granada dan Almeria. Hal ini dilakukan
sebagai upaya untuk menguatkan moral kaum Murabithun untuk mempertahankan serangan dari
raja Alfonso VII. Masa terakhir Dinasti Al-Murabithun tatkala dikalahkan oleh Dinasti
Muwahhidun yang dipimpin oleh Abdul Munim. Dinasti Muwahhidun menaklukkan Maroko
pada tahun 1146-1147 M yang ditandai dengan terbunuhnya penguasa Al-Murabithun yang
terakhir, Ishak bin Ali.
Dinasti Al- Murabithun memegang kekuasan selama 90 tahun, dengan enam orang
penguasa yaitu:
- Abu Bakar bin Umar memerintah dari tahun 1056-1061
- Yusuf bin Tasfin (1061-1107)
- Ali bib Yusuf (1107-1143)
- Tasfin bin Ali (1143-1145)
-

Ibrahim bin Tasfin (1145-1147)

Ishak bin Ali (1147)

Penguasa-penguasa di Afrika Utara ini menjadi pendukung para penulis, filosofis, para
penyair, dan arsitektur bangsa Spanyol. Masjid agung di Themsen dibangun tahun 1136.
Memperbaiki masjid Qairuwan menurut desain Spanyol, dan membangun kota Maroko menjadi

ibu kota kerajaan dan pusat keagamaan. Daulah Murabithun inilah yang pertama membuat dinar
memakai huruf Arab dengan tulisan Amirul Mukminin dibagian depan mencontoh uang
Abbasiyah dan bertuliskan kalimat iman dibagian belakang. Pembuatan uang ini dicontoh oleh
Alfonso VIII dengan kalimat Amir al-Qatuliqun(Pemimpin Katolik) di bagian depan dan Amam
al-Biah Almasihiyah (pemimpin gereja Kristen) pada bagian belakang.4
2.

Dinasti Muwahhidun
Sama halnya dengan dinasti Murabithun yang memulai propagandanya dibidang

keagamaan. Atau setidak-tidaknya menjadikan agama sebagai dasar gerakan tersebut. Pelopor
dan sekaligus sebagai pendiri adalah Muhammad ibn Tumart yang lahir di Atlas tahun 1082
M.5 Dia berasal dari suku Masmudah pegunungan Atlas Maroko. Dia merupakan seorang
pengelana yang haus ilmu pengetahuan. Dia belajar dari satu tempat ke tempat lain, mulai dari
Cordoba, Alexandaria, Mekkah dan akhirnya di Baghdad.
Setelah kembali dari perantauannya di Maroko, Ibn Tumart mulai mengadakan
propaganda pembaruan terhadap tradisi Islam yang dogmatis kepada pentauhidan yang murni
dan tegas. Sebutan yang diberikan kepada pengikutnya adalah al-Muwahhidun yang berarti
Penegak KeEsaan Tuhan. Dalam bidang teologi ia berpaham al Asyariyah, sedangkan dalam
bidang tasawuf ia memilih paham yang dikembangkan oleh imam al-Ghazali, dan bidang Fiqh
dia menganut madzhab Maliki. Ibn Tumart sangat keras dan terkadang kasar dalam menanamkan
moral dan kepercayaan agama, ia pernah memukul saudara perempuan dari gubernur dinasti
Murabithun di kota Fez karena tidak mengenakan kerudung.

4 Musyrifah Sunanto. Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Kencana, 2011) cet. Ke-4, h. 134-135.
5 Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradapan Islam ( Jogja, LESFI 2004 ), h. 228.

Gerakan Muwahhidun semakin lama semakin banyak pengikutnya di Aghmat. Ibn


Tumart berhasil memikat suku Barber Atlas. Suku itu sebelumya sudah memeluk agama Islam
tapi sangat minim pengetahuan terhadap Islam. Dari gerakan keagamaan kemudian berubah
menjadi gerakan politik, dan para pengikutnya menyebutnya sebagai Imam Mahdi. Gerakan ini
semakin sukses karena dibantu oleh Abdul Muin, orang yang ahli dalam hal strategi dan militer.
Di kota Tin Malal (Tinmal) mendirikan masjid sebagai pusat pengajaran dan propagannya, dan di
kota ini pada tahun 1121 M dijadikan sebagai ibu kota pertama al Muwahhidun.6
Setelah Ibn Tumart meninggal dunia tahun 1130 gerakan ini dipimpin oleh Abdul
Mumin yang kemudian menggunakan gelar khalifah bagi dirinya. Dia berhasil menaklukan,
mengusai

kerajaan Hammiyah di

Bejaya, Ziridiyah di

Ifriqiyah, Teluk

Sidra,

dinasti Murabithun dan ibu kotanya Marrakesh (Maroko) Afrika Utara pada tahun 1147, Padang
Pasir Libya 1149. Pada tahun 1170 dia melakukan ekspansi ke Spanyol dan berhasil
menguasainya. Kemudian dia menjadikan Sevillle sebagai ibu kota Dinasti Muwahhidun.
Dari uraian diatas kalau kita urutkan para pemimpin- pemimpin Muwahidun, dapat kita
rangkumkan sebagai-berikut:
- Ibnu Tumart sebagai pelopor awal
- Abdul Mu min sebagai khalipah I
- Abu Ya kub Yusuf
- Abu Yusuf Ya kub Al Mansur
- Muhammad Al-Nasir
- Abu Ya kub Yusuf II dengan gelar Al-Muntasir
B. Kejayaan Dinasti Murabithun dan Muwahhidun
1. Kejayaan Dinasti Murabithun
Masa kejayaan Dinasti Murabithun berlangsung hanya pada dua kepemimpinan, yakni
Yusuf bin Tasyfin dan Ali bin Yusuf. Keduanya merupakan pemimpin dinasti Murabithun yang
cukup lama, Yusuf bin Tasyfin berkuasa pada tahun 1061-1107 M atau selama 46 tahun.
6 Ibid, h. 229.

Sementara Ali bin Yusuf, putra Yusuf bin Tasyfin juga berkuasa cukup lama yakni antara tahun
1107-1143 M atau sekitar 36 tahun. Yusuf Bin Tasyfin tergolong pemimpin yang konsisten dalam
perjuangan politiknya, kebijakan-kebijakannya banyak diterima oleh masyarakat dinasti
Murabithun saat itu. Yusuf bin Tasyfin merupakan satu-satunya pemimpin Dinasti Murabithun
yang mampu menguasai sebagian besar daratan Afika Utara bagian barat. Tetapi pada yang sama,
di Spanyol juga sedang terjadi reconguista7 Kristen.
Yusuf bin Tasyfin pernah diminta oleh Al-Mutamid Ibnu Abbad, raja Sevilla saat itu
untuk membantunya menghadapi serangan Alfonso VI yang telah menguasai Toledo dan hendak
merebut kembali wilayah kekuasaan yang ada ditangan umat Islam di Spanyol. 8 Tahun 1086,
Yusuf bin Tasyfin berangkat ke Spanyol untuk memerangi Alfonso VI, setelah ia berunding
dengan para ulama dan pembesar dinasti Murabithun. Ia berangkat bersama pasukannya menelusuri Spanyol bagian selatan dan bertempur dengan Alfonso VI di Zallaga. Dalam pertempuran
tersebut Yusuf bin Tasyfin memenanginya dan Alfonso VI tewas. Namun demikian, Yusuf bin
Tasyfin tetap belum mampu menguasai Badajoz dan Toledo karean masih dikuasai oleh orangorang Kristen.
Hal terpenting dalam catatan kemenangan perang ini adalah titik awal penaklukan
Spanyol oleh Dinasti Murabithun pada masa kekuasaan Yusuf bin Tasyfin. Meskipun Spanyol
masih dalam kekuasaan Daulah Abassiyah, Yusuf bin Tasyfin berani memakai gelar amirul
mukminin. Yusuf bin Tasfyin kembali ke Afrika Utara dan menempatkan tidak kurang dari 300
tentaranya untuk mengawasi dan menjaga kawasan tersebut.
7 Reconguista adalah penaklukkan kembali. Spanyol dan Portugal pada abad pertengahan dilakukan serangkaian kampanye oleh
Negara-negara Kristen untuk mendapatkan kembali wilayah-wilayah mereka dari kaum muslimin yang telah mendudukinya
hampir di semua jazirah pada awal abad VIII M. lihat, Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban, hal. 97. baca juga Ira M Lapidus,
Sejarah Sosial, hlm. 590-591.

8 Ibid.

Tetapi 300 tentara yang ditinggalkan oleh Yusuf, pada akhirnya tidak dapat berkutik saat
tentara-tentara Kristen menyerbunya. Kekuatan Kristen ternyata masih berjumlah sangat besar,
mulai dari Valensia sampai Lorca dan Murcia serta Aledo. Al-Mutamid kembali mengundang
Yusuf bin Tasyfin kembali ke Spanyol untuk membantu menahan serangkan kelompok Kristen.
Yusuf bin Tasyfin kembali ke Spanyol pada tahun 1090 M dan berhasil menaklukkan tentara
Kristen. Aledo menjadi daerah yang ditaklukkan pertama semenjak kembali ke Spanyol.

Undangan Al-Mutamid untuk meminta kembali bantuan Yusuf bin Tasyfin menunjukkan
kelemahan politik dan melunturkan kepercayaan rakyat al-Mutamid. Yusuf bin Tasyfin
menganggap Al-Mutamid tidak lagi cakap memimpin negara. Yusuf kemudian meminta kepada
ulama-ulama Granada untuk mengeluarkan fatwa bahwa pemimpin para pemimpin di Spanyol
(Andalusia) termasuk Al-Mutamid tidak lagi cakap memimpin dan telah menyimpang Al-Quran.
Fatwa ini ternyata mendapat dukungan ulama Timur, termasuk di antaranya adalah Al-Ghazali.
Fatwa tersebut dijadikan dasar oleh Yusuf bin Tasyfin menguasai Spanyol dan menaklukkan
tentara-tentara Kristen yang masih tersisa. Yusuf bin Tasyfin kemudian menghapuskan raja-raja
kecil muslim di Spanyol dan menggabungkannya dalam kekuasaan Dinasti Murabithun di Afrika
Utara.

Semenjak keberhasilan menguasai beberapa daerah Spanyol, kota-kota penting di Spanyol


di kuasai oleh Murabithun di bawah pimpinan Yusuf bin Tasyfin. Kota Granada takluk tanpa
peperangan pada tahun 1090 M, berlanjut Cordova. Kota Badajoz Spanyol bagian utara dikuasai

tahun 1094 M, Sevilla dikuasai pada tahun 1095 M. Saragosa juga takluk pada tahun 1102 M,
dan Saragosa pada tahun 1107 M.9
2. Kejayaan Dinasti Muwahidun
Berbeda dengan pemerintahan Dinasti Murabithun di mana Yusuf bin Tasyfin dan putranya
Ali bin Yusuf sangat dominan dan menonjol keberhasilan-nya dibandingkan dengan pemimpin
yang lain, kepemimpinan Dinasti Muwahhidun cukup merata. Kepemimpana Ibnu Tumart
menjadi catatan sejaran yang paling penting dalam perkembangan Dinasti Muwahhidun.
Keberhasilan-nya menggulingkan Dinasti Murabithun dan membangun imperium kekuasaan AlMuwahhidun dikenang sepanjang masa. Hal ini dapat dimaklumi karena Ibnu Tumart lah sang
al-Mahdi.
Kejayaan Dinasti Muwahhidun lebih kentara dalam segi jajahan geografisnya. Jika Dinasti
Murabithun hanya menguasai Maroko dan Spanyol, Dinasti Muwahhidun merambah ke Aljazair,
Tunisia, dan Spanyol. Secara de facto kekuasaan Murabithun dan Muwahhidun berimbang.
Dinasti Murabthun bertahan tidak kurang dari 134 tahun, sementara Dinasti Muwahhidun selama
139 tahun dan secara de jure selama 122 tahun.10
Bahkan dalam catatan sejarah, dinasti Muwahhidun tergolong cukup sukses dalam
ekspansinya di Andalusia (Spanyol). Beberapa catatan penting dalam peradaban Islam dicapai
oleh dinasti Muwahhidun selama di Andalusia. Ira M Lapidus mencatat banyak peradaban Islam
yang dibangun oleh dinasti Muwahhidun selama di Andalusia.11
9 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam; Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. hlm. 99-100.

10 C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, Jakarta: Mizan, 1980. hlm. 51-52.


11 Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam; Bagian ke Satu dan Dua, cet I. Terj. oleh Gufron A Masadi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1999), hlm. 562-581.

10

Sementara kemajuan Dinasti Muwahhidun meliputi berbagai bidang di antaranya adalah:

1. Bidang politik

Dinasti Muwahhidun tidak hanya menguasai Maroko namun juga mampu menguasai
wilayah kepualauan Atlantik sampai ke daerah teluk Gebes di Mesir dan Andalusia (Spanyol).
Kekuasaan Muwahhidun di Spanyol bahkan boleh jadi cukup sukses. Pada masa dinasti
Muwahhidun model kepemerintahan dan tata hukum berjalan cukup baik. Persinggungan dengan
peradaban Eropa membuat sistem pemeritahan, hukum, dan berbagai kemajuan politik menjadi
cukup berarti. Dinasti Muwahhidun cukup di segani oleh masyarakat Eropa yang sebagian besar
Kristen.

2. Bidang ekonomi

Kesuksesan di bidang politik juga diikuti kesuksesan dalam bidang ekonomi. Dinasti
Muwahhidun berhasil menjalin hubungan perdagangan dengan beberapa daerah di Itali, seperti
perjanjian dengan Pisa pada tahun 1154 M, Marseie, Voince, dan Sycilia pada tahun 1157 M
yang berisi ketentuan tentang perdagangan, izin mendirikan gedung, kantor, loji dan bentukbentuk pungutan pajak.

3. Bidang Arsitektur

11

Karya-karya dalam bentuk monument juga banyak dihasilkan, seperti Granada, menara
pada masjid jami Sevilla, Bab Aguwnaou dan Al-Kutubiyah, menara yang sangat megah di
Marakiyah serta Hasan di Rabbath.
Semasa Dinasti Murabithun, penguasa banyak membangun masjid-masjid bergaya
arsitektur Andalusia di Afrika Utara, seperti Masjid Agung di Tlemsem yang dibangun pada
tahun 1136 dan masjid Qarrawiyin di Fez, yang dipugar dan dibangun ala arsitektur Andalusia.12

4. Bidang ilmu pengetahuan dan filsafat

Pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan Filsafat banyak terjadi pada saat
kekuasaan Muwahiddun mulai menguasai daratan Andalusia (Spanyol). Persinggungan dengan
budaya kosmopolit (urban) yang ada di Spanyol membuat para ilmuwan Maroko mulai
mempelajari filsafat. Buku Filsafat Yunani, khususnya karangan Ariestoteles, banyak
diterjemahkan ulang dan di ringkas sehingga mudah dipahami oleh umat Islam.

Abu Yusuf Al-Manshur mencabut larangan mempelajari Filsafat yang pernah diberlakukan
pada masa pemerirahan Al-Murabithun. Al-Manshur bahkan meminta Abu Al Walid Ibnu Rusyd
atau lebih dikelan dengan Ibnu Rusdy untuk meringkas buku-buku filsafat Ariestoteles dan
memberinya komentar.13 Tidak mengherankan jika Ibnu Rusyd terkenal sebagai filosof. Ciri
pemikiran filsafat Ibnu Rusyd adalah perhatiannya terhadap keserasian antara filsafat dan agama.

12 Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 574-575.


13Baca Jurnal Religiusta, Kronika Budaya Dalam Perjalanan Ideologi Politik Di Andalusia
http://religiusta.multiply.com/journal/item/73. di akses 30 Maret 2016.

12

Ibnu Rusyd Juga terkenal sebagai faqih (ahli hukum Islam), salah satu karyanya yang di baca
umat Islam hingga kini adalah Bidayatul Mujahid wa Nihayatul Muqtasid. Ibnu Rusyd pernah di
angkat sebagai qadhi (hakim).

Selain Ibnu Rusyd banyak para ilmuan yang muncul pada masa Dinasti Muwahhidun,
seperti Ibrahim bin Malik bin Mulkun, seorang pakar Al-Quran dan ilmu Nahwu. Al-Hafidz Abu
Bakar bin Al-Jad, seorang ahli Fiqh. Ibnu Al-Zuhr, seorang ahli kedokteran. Ibnu Thufail dan
Ibnu Rusyd, dua orang faqih dan filosof yang sangat terkenal.14

Dinasti Murabithun juga pernah memerintahkan para pakar Ilmuan Andalusia untuk
menerjemah beberapa karya Filsafat ke dalam bahasa Arab. Bahkan para elit politik Dinasti
Murabithun kemudian banyak yang menjadi ahli dalam bahasa Spanyol serta banyak menguasai
Filsafat dan Arsitektur.15

5. Pemikiran Islam yang Berkembang

Pada masa dinasti Murabithun pemikiran Islam yang berkembang cenderung bersorak
Islam sufi. Selain itu pemerintah juga berusaha keras untuk mengembalikan nilai-nilai Islam
yang selama ini dianggap luntur dalam kehidupan masyarakat. Penerapan hukum syariat
diberlakukan dengan faham utama Negara Sunni dengan Madzab utama Maliki.16
14 Ibid, hlm. 110.
15 Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 574.
16 ibid.

13

Beberapa ulama Maliki menduduki posisi penting dalam pemerintahan Dinasti


Murabithun. Tugas ulama-ulama ini adalah memberikan fatwa dan nasihat-nasihat hukum baik
pada pemerintah maupun masyarakat. pemerintahan juga cenderung keras dalam menerapakan
Syariat Islam. Abdullah Ibn Yasin, penguasa Dinasi Murabithun di Andalusia, menutup kedaikedai muniman keras, menghancurkan berbagai instrument musik menghapuskan pajak yang
illegal, dan menerapkan hukum muslim dalam distribusi harta rampasan.17

Demikian halnya dengan Dinasti Muwahhidun juga memiliki pandangan yang serupa
dalam pemikiran Islam. Bedanya Dinasti Muwahhidun menolak secara tegas praktik-praktik
Sufiesme sebagaimana diterapkan oleh Dinasti Murabithun. Semasa kekuasaan Ibn Tumart, ia
membentuk struktur pemerintahan yang memiliki tugas khusus menjaga moralitas Islam,
diantaranya seorang mizwar atau penjaga moral, muazzin, dan instruktur Al-Quran. Tugas
mizwar adalah penghancuran instrumen musik dan pelarangan alkohol.18
Meskipun bertentangan dengan faham keagamaan dengan dinasti sebelumnya, Dinasti
Murabithun, beberapa ekspresi Islam yang berkembang saat itu masih ditolelir. Penganut
madzhab Malikiyah juga masih banyak, pemuja makam-makam wali dan tempat keramat masih
banyak, serta filsafat ala Ibnu Rusyd masih tetap berkembang.19
C. Keruntuhan Dinasti Murabithun dan Muwahhidun
1. Keruntuhan Dinasti Murabithun

17 Ibid.
18 Ibid, hlm. 576.
19 Ibid.

14

Dinasti Murabithun mengalami kemunduran dan kehancuran pada tahun 541 H/ 1147 M.
Sebab-sebab kehancuran mulai terasa ketika Ali, anak Yusuf menduduki jabatan Amir, karena
tidak secakap ayahnya ia banyak menggunakan waktunya untuk beribadah, didominasi istrinya.
Hal ini membuat masyarakat tidak bergembira, bangsawan berebut kekuasaan, tentaranya
ceroboh, orang kaya Barber mengikuti jalan setan.20
Adapun secara terperinci, diantara faktor-faktor penyebab runtuhnya pemerintahan dinasti
Murabithun adalah:
1)

Lemahnya disiplin tentara dan merajalelanya korupsi yang melahirkan disintegrasi.

2)

Berubahnya watak keras pembawaan Barber menjadi lemah ketika memasuki


kehidupan Maroko di Andalusia yang mewah.

3)

Mereka memasuki Andalusia ketika kecemerlangan intelektual kalangan Arab telah


mengganti kesenangan berperang.

4)

Kontak dengan peradaban sedang menurun dan tidak siap mengadakan asimilasi.

5)

Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluarganya sendiri, yaitu al-Muwahhidun.

Sedangkan menurut Abdul Hamid, sebagaimana yang dikutip oleh Taufiqurrahman,


kehancuran Murabithun disebabkan juga diantaranya karena: 1) Ketidaksukaan sekelompok
kalangan terdidik dari Andalusia terhadap pemerintahan Murabithun yang dianggap keras,
bodoh, tidak bisa memahami sastra budaya, menolak filsafat dan kalam dan hanya
mengagungkan fiqih dan tafsir. Sifat inilah yang menyulut kebencian orang-orang Andalusia; 2)
Murabithun tidak bisa mempertahankan sikap keberanian, kekuatan, dan kefanatikan pada
agama. Hal ini dapat dilihat setelah 20 tahun menguasai Andalusia mereka menjadi pemalas,

20 Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam (Surabaya: Pustaka Islamika, 2003), h. 171.

15

pemabuk, pemuas hawa nafsu, perampok dan pencuri dan penguasanya bergelimang dengan
kecantikan wanita.21
2. Keruntuhan Dinasti Muwahidun
Setelah mengalami kekalahan selama satu abad (113-1169 M), Dinasti Muwahhidun
mengalami kemunduran dan akhirnya hancur. Kemunduran ini terasa setelah an-Nashir wafat
yang selanjutnya dipimpin oleh pimpinan yang lemah. Adapun faktor kemunduran dinasti
Muwahhidun ini disebabkan oleh:22
1)

Perebutan tahta dikalangan keluarga.

2)

Melemahnya kontrol terhadap penguasa daerah.

3)

Mengendurnya tradisi disiplin.

4)

Memudarnya keyakinan akan keagungan misi al-Mahdi bin Tumart, bahkan namanya tidak
disebut lagi dalam dokumen Negara.

21 Ibid.
22 Musyrifah Sunanto. Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Kencana, 2011) cet. Ke-4, h. 140.

16

BAB III
KESIMPULAN

Dinasti Murabithun dan Muwahhidun memiliki catatan penting dalam peradaban Islam di
Afrika Utara, khusunya Maroko, Aljazair, Tunisia, dan sekitarnya. Keunikan dari dua dinasti
tersebut muncul bersadarkan gerakan keagamaan dan menjelma menjadi gerakan politik yang
cukup tangguh.

Dinasti Murabithun dibentuk oleh Abdullah Ibn Yasin yang beraliran sufistik. Sementara
dinasti Muwahhidun dibentuk oleh Muhammad Ibn Tumart.

Kedua dinasti tersebut hidup pada masa yang berbeda, Murabithun muncul lebih awal dan
disusul kemudian oleh kelompok Muwahhidun yang akhirnya menjadi Dinasti Muwahhidun.
Kedua Dinasti pernah memiliki masa kejayaannya dengan berbagai perkembangan ekonomi,
sosial, pilitik, arsitektur, dan sastra.
Dinasti Murabithun mengalami kejayaan pada masa Yusuf bin Tasyfin dan Ali bin Yusuf.
Keduanya merupakan pemimpin dinasti Murabithun yang cukup lama, Yusuf bin Tasyfin
berkuasa pada tahun 1061-1107 M atau selama 46 tahun. Sementara Ali bin Yusuf, putra Yusuf
bin Tasyfin juga berkuasa cukup lama yakni antara tahun 1107-1143 M atau sekitar 36 tahun.
Sementara kejayaan Dinasti Muwahhidun cukup merata, artinya tidak banyak yang menonjol

17

dari dari masing-masing penguasa pada dinasti tersebut. Ibn Tumart lah yang mewarnai dalam
sejarah dinasti tersebut.
Berbagai kemajuan peradaban juga terjadi pada dua dinasti tersebut. Peradaban politik,
ekonomi, sosial, arsitektur, ilmu pengetahuan dan sastra cukup mewarnai pada dua dinasti baik,
Murabthun atau Muwahhidun. Dari dua peradaban tersebut lahirlah pula tokoh-tokoh dunia baik
dibidang agama; Filsafat, Fiqh, dan Falaq, di bidang kesehatan seperti; kedokteran, dll.

Perebutan kekuasaan dan ketiakpedualian pemerintahan terhadap masyarakatnya membuat


dua dinasti tersebut diancam kehancuran. Murabithun takluk karena terjadinya kejumudan
berfikir kalangan ulama, sementara ulama juga memanfaatkan situasi tersebut untuk
memperkaya diri. Sementara Dinasti Muwahhidun, hancur sebagai akibat ketidakcakapan
pimpinan mereka dan saling berebut kekuasaan di antara pembesar-pembesarnya. Dinasti ini
kemudian pecah-pecah dalam daulah kecil-kecil menduduki beberapa kawasan.

18

Anda mungkin juga menyukai