Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang dinamis di dalam lingkungan sosialnya. Agar dapat
berkembang, manusia melakukan interaksi dengan sesamanya. Hubungan yang baik
diperoleh dari komunikasi yang baik pula. Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif
yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.

Menggerakan organisasi merupakan bagian penting berjalan tidaknya aktivitas


organisasi. Sebaik dan selengkap apapun fasilitas, sarana prasarana yang dimiliki organisasi,
tersedianya sumber daya organisasi (man, money, material, machine and method) apabila
pemimpin organisasi tidak dapat menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya, maka semua
itu tidak akan berarti. Ada sejumlah aspek yang harus diperhatikan dan didayagunakan oleh
seorang pemimpin untuk dapat berhasil menggerakkan organisasi agar semua orang yang
dipimpinnya bergerak menuju pencapaian tujuan organisasi, salah satunya adalah aspek
komunikasi. Menciptakan komunikasi efektif bagi pimpinan merupakan keterampilan penting
karena perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengendalian dapat berjalan hanya melalui
aktivitas komunikasi. Komunikasi juga merupakan factor penting dalam menggerakkan
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi turut berperan dalam sebuah organisasi termasuk lembaga pendidikan.


Dengan komunikasi yang baik, suatu lembaga pendidikan dapat berjalan lancar dan berhasil,
sebaliknya kurang atau tidak adanya komunikasi maka roda lembaga pendidikan tidak akan
berjalan lancar sebagaimana mestinya. Pada makalah ini akan di paparkan mengenai Persepsi
dan Komunikasi Dalam Organisai : Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Lembaga
Pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu :


1. Apa yang dimaksud dengan Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi?
2. Bagaimana Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Di Lembaga Pendidikan Islam ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persepsi Dan Komunikasi Dalam Organisasi

Di dalam sebuah organisasi komunikasi pasti akan terjadi, baik itu dari atas ke
bawahan, dari bawahan ke atasan, maupun sesama bawahan. Komunikasi juga tergantung
pada persepsi sebaliknya, Persepsi sangat tergantung kepada komunikasi. Persepsi timbul
karena adanya dua factor baik internal maupun eksternal. Factor internal tergantung pada
proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya system nilai, tujuan, kepercayaan, dan
tanggapannya terhadap hasil yang dicapai, sedangkan factor eksternal berupa lingkungan.
Kedua factor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh sesuatu proses yang dikenal
dengan komunikasi.1Komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran
informasi dari pengirim kepada penerima, baik secara lisan, tertulis maupun menggunakan
alat komunikasi.2

Betapa pentingnya memahami persepsi dan melakukan komunikasi, sebagaiman


firman Allah SWT dalam surah al-hujurat ayat 13 yang artinya Hai manusia, Sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda yang artinya: barangsiapa yang beriman


kepada Allah dan hari kemudian, maka sambungkanlah tali silaturahim. (al-hadits). Frase
supaya kamu saling kenal mengenal, dalam firman Allah di atas dan Hadits Nabi yang
menyatakan maka sambunglah tali silaturahmi, itu semua hanya dapat dilakukan melalui
komunikasi dan dalam proses komunikasi terjadinya persepsi yang berbeda sangat sulit untuk
dihindari, karena persepsi merupakan salah satu variabel psikologi individu.3

1 Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Ketiga, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), h. 325.

2 Sopiah, Perilaku Organisasi, ( Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2008), h. 141.

2
1. Persepsi

Sebelum memahami dan mengulas mengenai persepsi, berikut ini ada salah satu firman
Allah SWT dalam surah Al-Mumin ayat 19 sebagai dasar untuk memahami persepsi adalah
sebagai berikut: Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang
disembunyikan oleh hati.

Yang dimaksud dengan pandangan mata yang khianat adalah pandangan yang dilarang,
seperti memandang kepada wanita yang bukan muhrimnya. Persepsi diartikan sebagai
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal
melalui penginderaan nya.

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam
memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan dan penciuman. Dalam psikologi komunikasi, bagaimana persepsi orang terhadap
kita, atau bagaimana persepsi kita tentang orang lain dinamakan sebagai system komunikasi
interpersonal.4

a. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Persepsi

Ada beberapa factor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang yaitu :

1) Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu yang terjadi di alam dunia ini sangat
dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Contoh, terbenamnya matahari diwaktu senja yang indah
bagi seseorang akan dirasakan sebagai bayang-bayang kelabu bagi orang yang buta warna.

2) Famili

Pengaruh yang besar terhadap anak-anak adalah familinya, orang tua yang telah
mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan didunia
ini, banyaak sikap dan persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya.

3) Kebudayaan

3 Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Ketiga, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2012), h. 326.

4 Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), h. 128.

3
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu factor
yang kuat di dalam mempengaruhi sikap nilai dan cara sesorang memandang dan memahami
keadaan di dunia ini.5

2. Komunikasi

Komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari


pengirim kepada penerima, baik secara lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi.6

Komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi. Tanpa komunikasi,


organisasi akan mandek (berhenti), karena tidak ada dinamika yang berjalan dalam
organisasi itu. Organisasi yang di dalamnya terdapat orang-orang dan bagian-bagian serta
fungsi-fungsi tida dapat melaksanakan fungsinya dengan baik tanpa adanya komunikasi satu
sama lain.

Komunikasi adalah proses menghasilkan, menyalurkan, dan menerima pesan-pesan


dalam keseluruhan proses organisasi. Dalam komunikasi, kemampuan komunikator,
keakuratan pesan, proses penyandian, ketepatan saluran dan penerima pesan merupakan
komponen yang sangat penting. Terganggunya semia komponen itu akan membawa
komunikasi tidak dapat berjalan dengan semestinya.

Komunikasi bertujuan untuk memberi dan menerima informasi, untuk mempengaruhi


orang lain, membantu orang lain (misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah,
membuat keputusan, dan mengevaluasi perilaku secara efektif.7

Komunikasi suatu factor yang penting bagi perkembangan hidup manusia sebagai
makhluk social. Tanpa mengadakan komunikasi, individu manusia tidak mungkin dapat
berkembang dengan normal dalam lingkungan socialnya oleh karena tak adainvidu manusia
yang hidup berkembang dengan tanpa berkomunikasi dengan manusia lainnya.8

5 Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Ketiga, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2012), h. 326.

6 Sopiah, Perilaku Organisasi, ( Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2008), h. 141.

7 Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi Teori Dan Praktik Di Bidang Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2010), h. 189.

8 Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 199), h. 11.

4
a. Fungsi Komunikasi

Ada empat fungsi komunikasi, yaitu:

1) Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku anggota. Fungsi ini berjalan jika
karyawan diwajibkan untuk menyampaikan keluhan terkait dengan pelaksanaan tugas
kewajiban karyawan itu didalam perusahaan.

2) Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan. Fungsi ini berjalan


ketika manajer ingin meningkatkan kinerja karyawan, misalnya manajer menjelaskan atau
menginformasikan seberapa baik karyawan telah bekerja dan dengan cara bagaimana
karyawan dapat meningkatkan kinerjanya.

3) Komunikasi berperan sebagai pengungkapan emosi. Fungsi ini berperan ketika


kelompok kerja karyawan menjadi sumber pertama dalam interaksi social. Komunikasi yang
terjadi di dalam kelompok ini merupakan mekanisme fundamental di mana masing-masing
anggota dapat menunjukkan kekecewaan ataupun rasa puas mereka.

4) Komunikasi berperan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan di mana


kounikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil
keputusan dengan penyajian data guna mengenali dan menilai berbagai alternative
keputusan.9

b. Proses Dan Unsur-Unsur Komunikasi

Proses komunikasi terdiri dari delapan unsur utama, yaitu:

1) Pengirim

Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk


menyampaikannya kepada orang lain. Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa
karyawan dan bisa juga pemimpin.

2) Penyandian (encoding)

Penyandian merupakan proses mengubah informasi ke dalam isyarat-isyarat atau


symbol-simbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim.

9 Sopiah, Perilaku Organisasi, ( Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2008), h. 142.

5
3) Pesan

Pesan adalah informasi yang hendak disampiakan pengirim kepada penerima.


Sebagian besar pesan dalam bentuk kata, baik berupa uucapan maupun tulisan. Akan tetapi
beraneka ragam perilaku non-verbal dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan,
seperti gerakan tubuh, raut muka dan lain sebagainya.

4) Saluran

Saluran atau sering juga disebut dengan media adalah alat dengan mana pesan
berpindah dari pengirim ke penerima. Saluran merupakan jalan yang dilalui infoormasi secara
fisik. Saluran yang paling mendasar dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi
berhadapan muka secara langsung. Beberapa saluran media utama seperti televise, radio,
jaringan computer, surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya.

5) Penerima

Penerima adalah orangg yang menerima informasi dari pengirim. Penerima


melakukan proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim.

6) Penafsiran

Penafsiran (decoding) adalah proses menerjemahkan (menguraikan sandi-sandi) pesan


dari pengirim, seperti mengartikan huruf morse dan sejenisnya. Sebagian besar proses
decoding dilakukan dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh pengirim.

7) Noice (Gangguan)

Adalah faktor yang menimbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi.

8) Umpan balik

Umpan balik (feedback) pada dasarnya merupakan tanggapan penerima atas informasi
yang disampaikan pengirim. Umpan balik hanya terjadi pada komunikasi.10

c. Komunikasi Keorganisasian

Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam pengintegrasian dan


pengkordinasian semua bagian dan aktivitas dalam organisasi.

10 Sopiah, Perilaku Organisasi, ( Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2008), h. 144.

6
d. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antar pribadi berorientasi pada perilaku hingga penekanananya sampai


kepada proses informasi, dari satu orang kepada orang lain. Komunikasi antarpribadi bisa
efektif bila memerhatikan:

1) Keterbukaan bagi setiap orang untuk berinteraksi

2) Empaty, mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan orang lain

3) Ada dukungan dengan orang lain

4) Perhatian positif dikomunikasikan

5) Ada kesamaan di antara orang yang berkomunikasi

Dari uraian di atas, maka komunikasi merupakan proses penting dalam wadah
organisasi atau lembaga. Jika seorang pemimpin berhasil dalam berkomunikasi, merupakan
jaminan kesuksesan dalam usaha pencapaian.11

e. Aliran Komunikasi Formal Dalam Organisasi

Aliran komunikasi dalam organisasi merupakan pedoman ke mana seseorang dapat


berkomunikasi. Aliran komunikasi formal dalam organisasi dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, horizontal dan diagonal.

1) Komunikasi dari atas ke bawah

Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke
tingkat bawah melalui hierarki organisasi. Bentuk aliran komunikasi dari atas ke bawah
berupa prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana melakukan tugas, umpan balik
terhadapa prestasi bawahan, penjelasan tentang tujuan organisasi.12

Pada lembaga pendidikan komunikasi ini terjadi antara pimpinan dengan bawahan
yakni antara kepala sekolah dan guru. Sebagai contoh seorang kepala sekolah yang yang
kembali mengintruksikan kepada para dewan guru untuk meningkatkan kinerja demi tercapai

11 Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Ketiga, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), h. 338.

12 Sopiah, Perilaku Organisasi, ( Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2008), h. 149.

7
nya visi dan misi sekolah. Karena lembaga pendidikan yang baik adalah pendidikan yang
mampu mengimplementasikan visi dan misi pendidikan secara nyata (riil).13

2) Komunikasi dari bawah ke atas

Komunkasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan umpan balik tentang
seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan member informasi tentang
prestasinya, praktik serta kebijakan organisasi. Komunikasi dari bawah keatas dapat
berbentuk laporan tertulis maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok, dsb.14

3) Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal merupakan aliran komunikasi kepada orang-orang yang


memiliki hirarki yang sama dalam suatu organisasi, misalnya dalam dunia pendidikan adaah
komunikasi yang terjadi antara wakasek kurikulum dengan wakasek kesiswaan. Mereka
sama-sama wakasek.

4) Komunikasi diagonal

Komunikasi diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang-orang yang memiliki


hierarki yang berbeda dan tidak memiliki hubungan kewenangan secara langsung.15

B. Komunikasi yang Efektif di Lembaga Pendidikan

Komunikasi efektif bagi pimpinan merupakan keterampilan penting karena perencanaan,


pengorganisasian, dan fungsi pengendalian dapat berjalan hanya melalui aktivitas
komunikasi. Komunikasi bagi pimpinan merupakan aspek pekerjaan yang penting sebagai
bagian dari fungsi organisasi. Masalah bisa berkembang serius manakala pengarahan menjadi
salah dimengerti; gurauan yang membangun dalam kelompok kerja malah menyulut
kemarahan; atau pembicaraan informal oleh pimpinan terjadi distorsi (penyimpangan).
Dengan kata lain bahwa masalah komunikasi dalam organisasi adalah apakah anggota
organisasi dapat berkomunikasi dengan baik atau tidak.

13 Aminatul Zahroh, Total Quality Management Teori dan Praktik Manajemen Untuk Mendongkra Mutu
Pendidikan, (Yogyakarta : Arruz Media, 2013), h. 51.

14 Sopiah, Perilaku Organisasi, ( Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2008), h. 149.

15 Sopiah, Perilaku Organisasi, ( Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2008), h. 150.

8
1. Komunikasi Efektif

Secara terminologi efektivitas berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu
usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya.16 Dengan kata lain, sesuatu
disebut efektif apabila proses kegiatan itu waktunya singkat, tenaga sedikit, hemat biaya,
tetapi hasilnya sesuai dengan target.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang memberikan pengaruh (efek) kepada
orang yang menerima (komunikan). Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan sikap
(attitude), pengetahuan (knowledge), dan prilaku (behavior). Ketiga hal ini sangat
berpengaruh dalam upaya pemimpin (manajer) untuk menggerakan orang-orang yang
dipimpinnya dalam suatu organisasi. Semua perubahan yang dihasilkan oleh proses
komunikasi yang efektif ini akan bermuara pada peningkatan kinerja karyawan yang
bersangkutan, dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan kinerja organisasi secara
keseluruhan.17

Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran
akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dan ke
samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau
anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.
Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya
bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.

Tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila
proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka
komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang
menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antara satu individu dengan


individu yang lain, untuk itu dari masing-masing individu diharapkan memiliki kamampuan
serta keterampilan yang dibutuhkan dalam proses komunikasi. Umpan balik sangat penting
dalam komunikasi, umpan balik adalah informasi tentang keberhasilan penerima dalam
menangkap pesan yang disampaikan oleh sumber sebagai kontrol efektivitas tindakan

16 Hasan Syadily, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baruvan Hocve, hal. 883

17 M. Maruf Abdullah, op cit, hal. 234

9
komunikator dan untuk pedoman bagi tindakan selanjutnya. Dengan demikian ukuran dari
efektivitas komunikasi adalah dengan adanya umpan balik, yakni pemberian tanggapan
terhadap komunikator.

Jika pimpinan ingin mengetahui perilaku bawahannya setelah menerima informasi atau
instruksi yang diberikan olehnya, maka umpan balik perlu disediakan. Sarana umpan balik
yang efektif adalah dimulai dari kesediaan atasan untuk mau menerima semua saran,
kritik, masukan, usul, tuntutan, anjuran, dan sejenisnya dari bawahan. Jika kesediaan atasan
telah ada, maka umpan balik otomatis akan tercipta. Setiap informasi yang berupa perintah,
instruksi, atau keputusan dari pimpinan, maka dengan sendirinya bawahan akan
memberikan masukan sebagai umpan balik kepadanya.

Kesediaan atasan untuk menciptakan umpan balik ini termasuk kesediaan untuk
memperhatikan masukan dari bawahan tersebut. Kalau sarana umpan balik disediakan, tetapi
setiap masukan dari bawahan dibiarkan berlalu tanpa kesan, atau diterima tanpa ada
tindak lanjutan maka lama-kelamaan umpan balik itu tidak akan efektif lagi. Suatu
iklim yang menganggap bawahan adalah manusia yang bisa berperanan dan merupakan
suatu potensi yang amat bermanfaat bagi pimpinan, perlu diciptakan agar umpan balik benar-
benar sebagai sarana yang efektif.18

2.Prinsip Dasar Komunikasi Efektif

Suksesnya komunikasi efektif dalam lembaga pendidikan berangkat dari lima prinsif
dasar atau hukum komunikasi yang efektif (The Five Inevitable Laws of Effective
Communication) meliputi Respect, Empathy, Audible, Clarity dan Humble disingkat dengan
REACH, yang berarti merengkuh atau meraih.

a. Hukum Respect,

yaitu sikap hormat dan menghargai lawan bicara. Dengan sikap ini kita belajar agar
lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dengan informasi yang telah disampaikan
kita berusaha untuk memahami orang lain dan menjaga sikap bahwa kita memang butuh
akan informasi tersebut. Jika ini terbangun maka kerjasama yang menghasilkan sinergi
akan meningkatkan kualitas hubungan antar manusia.

18 Thoha, Miftah. 2010. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Pers, Jakarta.
Hal.181

10
b. Hukum Empathy,

yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi
oleh orang lain. Dalam hal ini kita berusaha untuk memahami sikap seseorang serta ikut
dalam kondisi yang sedang dialami oleh seseorang tersebut, sehingga hubungan emosional
pun akan lebih mudah terjalin. Biasanya orang akan lebih senang berkomunikasi
dengan orang yang bisa membuat perasannya nyaman. Arti nyaman di sini adalah lebih
pada perhatian dan pengertian seseorang dalam memahami sikap orang lain.

c. Hukum Audible,

yaitu dapat didengar atau dapat dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk dapat
menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah: (1) Buat pesan mudah untuk
dimengerti, (2) Fokus pada informasi yang penting, (3) Gunakan ilustrasi untuk membantu
memperjelas isi dari pesan tersebut, (4) Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan
lingkungan sekitar, (5) Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul, (6) Selalu
menyiapkan rencana atau pesan cadangan (back up).

d. Hukum Clarity,

yaitu kejelasan dari pesan yang disampaikan. Sejatinya menentukan goal yang jelas
dari suatu pesan, dan tidak menyampaikan pesan yang dapat menimbulkan interpretasi
atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kejelasan dari pesan dibutuhkan adanya simbol
atau isyarat, bahasa yang baik, penegasan kata, dan istilah-istilah yang familiar. Ketika
menyampaikan sebuah pesan diusahakan jelas, tepat, meyakinkan, dan semenarik
mungkin, sehingga kesan dari pesan tersebut mampu bertahan lama.

e. Hukum Humble,

yaitu sikap rendah hati. Sikap rendah hati yang ditampilkan tidak menurunkan
kewibawaan di hadapan komunikan, bahkan sebaliknya semakin terhormat dan secara
otomatis ini dapat memuluskan tugas. Sikap seperti ini berarti juga tidak sombong, karena
dengan kerendahan hati, seseorang akan lebih dihargai.19

19 Nurdin, Komunikasi Antar Personal Pendidik Mengajar Matematika Terhadap Peningkatan


Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten Sidenreng Rappang
(Penelitian Tesis), Makassar: Ilmu Komunikasi Pendidikan Universitas Satria Makassar, 2011. Lihat
juga Lihat Ibrahim Nasution, Komunikasi Efektif Supervisi Pendidikan, Medan: IAIN SU, 2013

11
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif memerlukan
kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan, menganalisis, serta cepat tanggap
tehadap situasi dan kondisi yang ada. Komunikasi efektif menuntut kepekaan seseorang
dalam situasi dan kondisi yang ada, bahkan telah banyak kegagalan organisasi dikaitkan
dengan komunikasi yang buruk. Masalah yang paling sulit dalam komunikasi adalah
bagaimana cara mendapatkan perhatian dari para pendengar untuk memastikan bahwa
mereka mendengarkan. Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kontak mata, ekspresi
wajah, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal.

3.Teknik dan Strategi Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah keinginan semua orang dan untuk menghasilkan


komunikasi efektif dibutuhkan teknik dan strategi komuniasi. Setidaknya ada lima hal yang
harus diperhatikan dalam teknik dan strategi komunikasi efektif, yaitu:

a. Cara Penyampaian Pesan

Seorang komunikator harus memahami betul bagaimana teknik dan strategi


menyampaikan pesan sehingga sampai dan berterima di hati komunikan. Selami
kepribadian komunikan kita, terima komunikan kita sebagai pribadi yang utuh yang
memiliki latar belakang budaya, agama, pendidikan dan lingkungan yang berbeda antara
satu dengan lainnya.

b. Peran Bahasa

Bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasa dapat menjadi ciri atau identitas suatu
bangsa. Idealnya memahami bahasa orang lain dalam berkomunikasi. Dengan memahami
bahasa orang lain, berarti berusaha untuk menghargai orang lain. Untuk memperjelas
pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakan kalimat-kalimat
sederhana yang mudah dipahami hindari penggunaan jargon-jargon atau istilah-istilah
yang tidak dipahami komunikan, kalimat yang panjang apalagi bertele-tele sering
mengaburkan makna. Kepiawaian dalam menggunakan kalimat sederhana dan tepat dalam
berbahasa sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi.

c. Cara Berbicara

Berbicara sebagai salah satu teknik berkomunikasi sangat membutuhkan


keterampilan, apalagi jika kita hendak mencapai komunikasi yang efektif dengan orang

12
lain. Diantaranya harus percaya diri, tidak gugup, mengucapkan kata-kata dengan perlahan
tetapi jelas, bicara dengan wajar, atur irama dan tekanan suara, jangan monoton, atur
pernapasan secara baik (menarik napas dalam-dalam dan hindari sindrom seperti
ungkapan eh, ah, anu).

d. Menciptakan Hubungan Baik

Komunikasi yang efektif juga bergantung pada kemampuan menciptakan hubungan


baik. Hubungan yang dijalin tidak sekedar hubungan struktural, namun sebagai mitra
sejajar dalam rangka menjalin interaksi dan mencapai tujuan bersama.

e. Mendengar dengan Baik

Untuk melahirkan komunikasi yang efektif, komunikator tidak mesti monoton


menjadi pembicara namun juga mesti memiliki teknik untuk menjadi pendengar yang baik
untuk kelancaran komunikasinya.20

4. Indikator Komunikasi Efektif

Menurut Suranto, ada beberapa indikator komunikasi efektif yaitu sebagai berikut:

a. Pemahaman

Kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh


komunikator. Tujuan dari komunikasi adalah terjadinya pengertian bersama, penerimaan
pesan oleh komunikan sesuai dengan pesan yang dikirim oleh komunikator. Umpan balik
dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan penerima dalam menangkap pesan yang
disampaikan oleh komunikator.

b.Kesenangan

Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat
berlangsung dalam suasana yang menyenangkan ke dua belah pihak. Suasana yang lebih
rileks dan menyenangkan akan lebih enak untuk berinteraksi dan akan timbul kesan yang
menarik.

c. Pengaruh pada Sikap,

20Ibrahim Nasution, Komunikasi Efektif Supervisi Pendidikan, Medan: IAIN SU, 2013

13
Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Jika dengan berkomunikasi
dengan orang lain, kemudian terjadi perubahan pada perilakunya, maka komunikasi yang
terjadi adalah efektif, dan sebaliknya.

d. Hubungan Makin Baik

Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar
hubungan interpersonal. Seringkali jika orang telah memiliki persepsi yang sama,
kemiripan karakter, dan cocok, dengan sendirinya hubungan akan terjalin dengan baik.21

21 Suranto, Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja Perkantoran, Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta, 2007

14
BAB III

KESIMPULAN

Persepsi sangat tergantung kepada komunikasi, sebaliknya komunikasi juga


tergantung pada persepsi. Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Faktor yang mempengaruhi
pengembangan persepsi ada tiga yaitu psikologi, family dan kebudayaan. Komunikasi
didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima,
baik secara lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi. Ada empat fungsi
komunikasi, yaitu: Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku anggota, Komunikasi
berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan, Komunikasi berperan sebagai
pengungkapan emosi dan Komunikasi berperan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Proses komunikasi terdiri dari delapan unsur utama, yaitu: pengirim, penyandian,
pesan, saluran, penerima, penafsiran, gangguan dan umpan balik. Aliran komunikasi dalam
organisasi merupakan pedoman ke mana seseorang dapat berkomunikasi. Aliran komunikasi
formal dalam organisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu komunikasi dari atas ke
bawah, dari bawah ke atas, horizontal dan diagonal.

Untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam lembaga pendidikan berangkat


dari lima prinsif dasar atau hukum komunikasi yang efektif (The Five Inevitable Laws of
Effective Communication) meliputi Respect, Empathy, Audible, Clarity dan Humble
disingkat dengan REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Komunikasi yang efektif
memerlukan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan, menganalisis, serta cepat
tanggap tehadap situasi dan kondisi yang ada. Komunikasi efektif menuntut kepekaan
seseorang dalam situasi dan kondisi yang ada.

15
16

Anda mungkin juga menyukai