MAKALAH
Oleh :
MIRWAN
NIM. 80100220018
DosenPemandu:
PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. yang telah melimpahkan
ilmiah (makalah) ini yang berjudul “Disintegrasi Dunia Islam Masa Khalifah Bani
Abbasiyah” ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada
junjungan Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita selaku ummatnya dari
zaman jahiliyyah menuju zaman yang penuh dengan nuansa Islami dan zaman yang
berbagai macam hambatan dan rintangan dan makalah ini dapat terselesaikan, namun
masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat
menyadari bahwa makalah masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman sangat penulis
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan wacana keilmuan kita semua,
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
B. Rumusan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Definisi Disintegrasi 4
Bani Abbasiyah 4
Bani Abbasiyah 10
A. Simpulan 14
B. Implikasi 16
DAFTAR PUSTAKA 17
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa pada masa itu terjadi masa keemasan bani Abbasiyah. Tetapi pada waktu
inilah terjadi benih-benih disintegrasi tepatnya saat penurunan tahta. Haru ar-Rasyid
telah mewariskan tahta-tahta kakhalifaan pada putranya yaitu Al-Amin dan putra
yang lebih muda yaitu al-ma’mun (saat itu menjabat sebagai gubernur khurasan).
Setelah wafatnya Harun al-Rasyid, Al-Amin berusaha menghianati hak adiknya dan
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Baghdad menjadi pusat
intelektual dan pusat aktivitas pengembangan ilmu. Sebagai pusat peradaban Islam,
khalifah Bani Abbasiyah sudah cukup puas dengan pengakuan nominal dari provinsi-
Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Namun semuanya dapat diatasi dengan baik.
Kekuasaan betul-betul berada ditangan khalifah. Keadaan ini sangat berbeda dengan
1
2
melemah, mereka berada dibawah pengaruh kekuasaan lain. Kondisi ini memberi
muncul tokoh-tokoh kuat yang kemudian memerdekakan diri dari kekuasaan pusat,
menimbulkan disintegrasi.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini
adalah:
Abbasiyah.
3
Bani Abbasiyah.
2. Kegunaan Makalah
pengetahuan dan referensi bagi penulis maupun pembaca yang nantinya mampu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi adalah keadaan tidak
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa disintegrasi merupakan suatu keadaan yang
dalam bentuk pemisahan diri dari pemerintah pusat dan memproklamirkan diri
sebagai khalifah sendiri, di masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai
1
https://matob.web.id/note/disintegrasi-penyebab-analisa-dan-contoh/ diakses pada tanggal
07 Desember 2020 pukul 20:16 WITA
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, diakses pada tanggal 07 Desember 2020,
pukul 20:17 WITA
3
"Definisi 'disintegrasi'". artikata.com. Diakses tanggal 07 Desember 2020, pukul 20:18
WITA
4
5
pecah, kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan
zaman Bani umayyah. Akan tetapi, berbicara tentang politik Islam dalam lintasan
sejarah, akan terlihat perbedaan antara pemerintah Bani umayyah dengan pemerintah
bani Abbas. Wilayah kekuasaan bani umayyah, mulai dari awal berdirinya sampai
masa keruntuhannya, sejajar dengan batas-batas wilayah kekuasaan Islam. Hal ini
tidak seluruhnya benar untuk diterapkan pada pemerintahan bani Abbas. Kekuasaan
dinasti ini tidak pernah diakui di Spanyol dan seluruh Afrika utara, kecuali Mesir
kalangan intern Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Namun, semuanya dapat diatasi
dengan baik. Keberhasilan penguasa Abbasiyah mengatasi gejolak dalam negeri ini
Kekuasaan betul-betul berada di tangan khalifah. Keadaan ini sangat berbeda dengan
periode sesudahnya. Setelah periode pertama berlalu para khalifah sangat lemah.
Turki. Dari tahun 247-334 H/861-945 M adalah masa dimana orang-orang militer
4
Muhaimin. Kawasan Dan Wawasan Studi Islam. (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 227
5
Sir William Muir, The Cliphat, (New York: AMS inc, 1975), h. 432
6
Yatim Badri. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 61
6
Turki memegang kendali atas khalifah yang lemah. Merekalah yang memilih khalifah
dan mereka pula yang memecatnya. Mereka membunuh para khalifah semau mereka
terutama dilatarbelakangi oleh adanya persaingan antara golongan Arab dan Persia
pada masa Al-Ma’mun dan sebelumnya. Bahkan, perebutan kekuasaan antara Al-
Amin dan Al-Ma’mun dilatarbelakangi oleh persaingan antara golongan Arab yang
kemunduran politik Bani Abbas adalah orang yang lemah. Pada masa
sejak awal abad kesembilan. Fenomena ini mungkin bersamaan dengan datangnya
Turki dengan sistem perbudakan baru seperti diuraikan di atas. Pengankatan anggota
7
Ahmad Al-‘Usairy. Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX). (Jakarta:
Akbar Media. 2013), h. 239
8
Yatim Badri. Sejarah Peradaban Islam., h. 62
7
militer Turki ini, dalam perkembangan selanjutnya ternyata, menjadi ancaman besar
(kebangsaan anti arab). Gerakan inilah yang banyak memberikan inspirasi terhadap
tidak sadar akan bahaya politik dari fanatisme kebangsaan dan aliran keagamaan itu,
sehingga, meskipun dirasakan dalam hampir semua segi kehidupan, seperti dalam
fanatisme tersebut, bahkan ada diantara mereka yang justru melibatkan diri dalam
Pemerintahan Bani Abbasiyah telah berusaha untuk menumpas mereka pada awalnya.
Namun, kemudian membiarkannya. Jika diteliti secara seksama, maka akan kita
dapatkan bahwa negeri-negeri yang memisahkan diri pada saat itu hanyalah di
Menurut Samsul Munir Amin,kekuasaan dinasti dinasti ini tidak pernah diakui
oleh Islam di wilayah Spanyol dan Afrika Utara, kecuali Mesir. Bahkan dalam
kenyataannya, banyak wilayah yang tidak dikuasai khalifah. Secara riil, daerah-
9
Yatim Badri. Sejarah Peradaban Islam., h. 64-65
10
Ahmad Al-‘Usairy. Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX), h. 238
11
Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: AMZAH, 2009), h. 153
8
Ada kemungkinan para khalifah Bani Abbasiyah sudah cukup puas dengan
Alasannya, pertama, mungkin para khalifah tidak cukup kuat untuk membuat mereka
mulai lepas dari genggaman penguasa bani Abbas. Ini bisa terjadi dalam salah satu
dari dua cara: pertama, seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontak dan
idrisyiah di maroko. Kedua, seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah
itu pada mulaya tetap patuh membayar upeti selama mereka menyaksikan Baghdad
pada saat wibawa khalifah sudah memudar, mereka melepaskan diri dari kekuasaan
diantaranya bahkan berusaha menguasai khalifah itu sendiri. Adapun dinasti yang
lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa khalifah Abbasiyah,
1) Seljuk besar, atau seljuk Agung, didirikan oleh Rukn al-Din Abu Thalib
Tuqhrul Bek ibn Mikail ibn Seljuk ibn Tuqaq. Seljuk ini menguasai
M).
5) Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia Kecil, (470-700 H/1077-1299 M).
b. Fathimiyah di Mesir.
kemerosotan khalifah dalam bidang politik dan ekonomi. Para khalifah ini kemudian
lampau yaitu adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad. Adapun
penyebab lain terjadinya disintegrasi pada masa khalifah Bani Abbasiyah, yaitu:
Faktor lain yang menyebabkan peran politik Bani Abbas menurun adalah
perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan. Hal ini terjadi bahkan sejak masa
12
http://khamr28.blogspot.com/2016/01/masa-disintegrasi.html diakses pada tanggal 07
Desember 2020 pukul 21:47 WITA
11
sebelumnya. Tapi yang terjadi pada masa Bani Abbas berbeda dengan
sebelumnya.
setelah ditinggalkannya. Dimulai dengan pemberontakan pada masa Ali bin Abi
sering terjadi. Namun pada masa periode kedua, para khalifah semakin tidak
berhasil merebut kekuasaan Bani Abbas, secara tidak langsung daulat Abbasiyah
berada di bawah kekuasaan Bani Buwaih. Pada masa ini khalifah Abbasiyah
akibat perebutan kekuasaan, akibat perebutan kekuasaan oleh ketiga anak pendiri
Bani Buwaih (Izz Al-Daulah Bakhtiar dengan Adhad Al-Daulah). Dan kemudian
Kemudian Bani Buwaih digantikan oleh Seljuk dan sebagai tanda awal
Thugrul Bek. Dinasti Seljuk menggantikan posisi Bani Buwaih. Dalam hal
Dengan penguasaan wilayah yang luas kembali dan banyak negara yang pada
Manzikert sebagai titik awal perang salib dan awal dari Turkification (penyatuan
Turki).
Namun, pada akhirnya dinasti Seljuk yang menguasai Bani Abbasiyah ini
ditaklukan oleh Khawarim dari Persia. Jadi setidaknya ada empat penguasa
(dinasti) yang menguasai Bani Abbasiyah. Yaitu Bani Abbasiyah itu sendiri,
2. Pemberontakan Zinj
rasa takut dan ancaman terhadap pemerintahan Abbasiyah selama empat belas
tahun. Dipimpin seorang Persia bernama Ali bin Muhammad yang mengaku
mengetahui yang batin ini kecuali Imam dari anak keturunan Ali. Mazhab
batiniah ini berakar pada pemikiran Persia yang sesat. Menyeru pada syiah
Irak, Suriah dan terakhir di Bahrain. Namun tahun 317 H gerakan ini menyerang
dimasukkan kedalam sumur Zamzam. Dan Hajar Aswad dibawa ke kota Ihsa’
Masa ini memiliki ciri utama yakni dominasi kalangan Syiah terhadap
kawasan yang demikian luas, permerintahan Buwaihidis (Irak, Persia, Ray, Karj
Tengah).13
13
Galih Yoga Wahyu Kuncoro, Penyebab Disintegrasi Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah.
Universitas Negeri Malang, 2015
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Islam dalam bidang politik mulai pecah, kekuasaan khalifah menurun dan
Alasannya, pertama, mungkin para khalifah tidak cukup kuat untuk membuat
14
15
kemerosotan khalifah dalam bidang politik dan ekonomi. Para khalifah ini
B. Implikasi
masa Khalifah Bani Abbasiyah, mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi kita,
dan umumnya yang membaca makalah ini. Masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, tentunya kritik dan saran yang sifatnya membangun dibutuhkan untuk
memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
20:18 WITA
Al-‘Usairy, Ahmad. Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX).
Badri, Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, diakses pada tanggal 07 Desember
Kuncoro, Galih Yoga Wahyu. Penyebab Disintegrasi Islam Pada Masa Dinasti
Muhaimin. Kawasan Dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Prenada Media, 2005
Muir, Sir William. The Cliphat. New York: AMS inc, 1975