Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Vadia

NIM : 2220203884206023

Program Studi : Tadris IPA

Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Muhammad Alwi, M.Pd

Kepala Sekolah Sebagai Leader dalam


Meningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah

Seorang pemimpin (leader) adalah seseorang yang memiliki kualitas kepemimpinan


dalam hal kepribadian atau kekuasaan. Ia menikmati rasa hormat dan otoritas atas
bawahannya karena keterampilan dan kemampuannya serta didukung oleh perilakunya yang
baik. Pemimpin juga harus mampu memimpin organisasi formal dan informal serta menjadi
teladan bagi bawahannya. Biasanya kepemimpinan bersifat partisipatif dan mempunyai
filosofi kepemimpinan bagi bawahannya. Secara harfiah, pemimpin berarti pemimpin.
Direktur adalah pimpinan lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Sebagai seorang
pemimpin, kemampuan yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah:

Pertama, kemampuan membangun visi, misi, dan strategi organisasi. Visi adalah visi
masa depan mengenai arah yang ingin diambil oleh lembaga pendidikan. Misi adalah alasan
keberadaan suatu organisasi, seringkali didasarkan pada nilai-nilai tertentu yang melekat pada
organisasi tersebut. Sedangkan strategi adalah bagaimana kepala sekolah dapat mengelola
sumber daya yang ada untuk mencapai visi dan misi yang telah ditentukan. Visi kepala
sekolah akan sangat menentukan arah lembaga pendidikan. Seorang kepala sekolah yang
tidak memiliki visi jangka panjang hanya akan bekerja sesuai kebiasaan dan tugas sehari-hari
tanpa mengetahui kemajuan apa yang perlu dicapainya dalam jangka waktu tertentu.
Barangkali, visi ini harus dibangun terlebih dahulu untuk dijadikan jalur dan pedoman
perjalanan organisasi ke depan.

Kedua, sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu berperan sebagai inovator,
yaitu orang yang terus menerus membangun dan mengembangkan berbagai inovasi untuk
memajukan lembaga pendidikan. Salah satu hal yang menandai gerak dan kemajuan suatu
lembaga pendidikan adalah skala dan jumlah inovasi yang dicapai setiap tahunnya. Jika
banyak inovasi dan pembaharuan yang dilakukan, berarti telah terjadi kemajuan yang cukup
signifikan. Namun, jika sedikit inovasi yang dilakukan maka lembaga pendidikan akan
stagnan dan tidak banyak mengalami kemajuan.

Ketiga, kepala sekolah harus mampu menciptakan motivasi kerja yang baik bagi
seluruh guru, staf dan pemangku kepentingan di sekolah. Kemampuan mengembangkan
motivasi yang baik akan meningkatkan produktivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi
kerja. Dengan motivasi yang kuat, didukung dengan kompetensi guru dan staf yang tepat,
maka akan mendongkrak kinerja seluruh lembaga. Oleh karena itu, kemampuan
mengembangkan motivasi menjadi salah satu kunci peningkatan prestasi dan produktivitas
kerja.

Keempat, kepala sekolah harus memiliki keterampilan dalam berkomunikasi,


manajemen konflik dan menciptakan lingkungan kerja yang positif di lembaga pendidikan.
Lingkungan kerja yang positif akan sangat mempengaruhi kesehatan di tempat kerja secara
keseluruhan. Misalnya saja jika komunikasi tidak terjalin dengan baik maka akan banyak
terjadi kesalahpahaman antar bawahan maupun antar bawahan itu sendiri. Akibatnya,
lembaga pendidikan tidak bisa lagi menjadi tempat bekerja yang nyaman. Masyarakat sudah
tidak lagi memperhatikan satu sama lain, masing-masing orang bekerja secara individu
sehingga membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman. Jika hal ini terjadi, sulit
mengharapkan mereka bekerja lebih keras atau lebih produktif. Lingkungan dan suasana
kerja yang baik akan mendorong guru dan karyawan untuk bekerja lebih bahagia dan
meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaannya dengan lebih baik.

Kelima, kepala sekolah harus mampu melaksanakan proses pengambilan keputusan


dengan baik dan melaksanakan proses desentralisasi dengan baik. Pengambilan keputusan
memerlukan keterampilan mulai dari proses mengumpulkan informasi, mencari alternatif
keputusan, memilih keputusan, hingga menghadapi akibat atau akibat dari keputusan yang
sudah diambil.

Selain pengambilan keputusan, kepala sekolah juga memiliki keterampilan


mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahannya. Di satu sisi, desentralisasi ini
akan memudahkan kerja kepala sekolah sehingga dapat fokus dalam menyelesaikan tugas-
tugas strategis dan memberikan tugas operasional sehari-hari kepada bawahannya. Di sisi
lain, pendelegasian akan membuat bawahan merasa dihargai dan juga akan menjadi proses
pembelajaran kemampuan kepemimpinannya. Sehingga proses operasional organisasi dapat
berjalan dengan lancar.

Dalam teori kepemimpinan, kita mengenal setidaknya dua gaya kepemimpinan:


kepemimpinan berorientasi tugas dan kepemimpinan berorientasi pada orang. Untuk
meningkatkan keterampilan guru, kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya
kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, menyesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan saat ini. Kemampuan kepemimpinan seseorang erat kaitannya dengan kepribadian
dan karakter manajer sebagai seorang pemimpin akan tercermin dalam ciri-ciri seperti
kejujuran, percaya diri, tanggung jawab, keberanian menerima resiko dan keputusan, hati
yang murah hati, kestabilan emosi dan teladan.

Meningkatkan mutu pendidikan Kepala sekolah, sebagai pemimpin (leader), harus


berupaya memaksimalkan rencana dan kemampuan menerapkan (implement) rencana
tersebut. Pemangku kepentingan pendidikan harus mencapai peningkatan kualitas
pendidikan. Kepala sekolah sebagai pengontrol utama di tingkat sekolah bertanggung jawab
secara mutlak mengendalikan dan melaksanakan peningkatan mutu pendidikan. Langkah-
langkah peningkatan mutu pendidikan upaya perbaikan institusi pendidikan tidaklah mudah
untuk dilakukan karena memerlukan perbaikan terus-menerus.

Anda mungkin juga menyukai