Anda di halaman 1dari 15

SOAL MID SEMESTER

Mata Kuliah Kepemimpinan dan Perilaku


Organisasi Pendidikan
Dosen : Dr. H. Syarwani Ahmad, M.M

Nama : Sri Suharni


NIM : 21961348
Kelas : MP Betung

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 219
1. Dalam berbagai literature maupun pengakuan praktisi menyatakan bahwa maju mundurnya
sekolah terletak kepada kepemimpinan kepala sekolahnya. Mengapa? Langkah – langkah apa
yang dilakukan kepala sekolah dalam memotivasi warga sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Jawaban :
Kepala sekolah memiliki peran yang sangat strategis untuk mengembangkan sekolah
dan meningkatkan mutu pembelajaran disekolah. Kepala sekolah juga sebagai penentu mutu
pendidikan yang dihasilkan sekolah yaitu penghasilan sumber daya yang diharapkan dapat
bersaing di pasar global.
Sekolah merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan memiliki
karyawan yang kinerjanya dipengaruhi oleh motivasi. Ada tiga faktor karakteristik yang
mempengaruhi timbulnya motivasi karyawan dalam mencapai tujuan yaitu : Karakteristik
individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja (Stoner dan
Freemand,1989:431). Karakteristik individu terdiri dari: minat, sikap dan kebutuhan yang
dibawa seseorang dalam situasi kerja. Karakteristik pekerjaan mencakup sifat tugas karyawan
yang meliputi: Jenis tugas, jumlah tanggung jawab dan tingkat kepuasan yang diperoleh.
Karakteristik situasi kerja merupakan kondisi dimana karyawan tersebut bekerja.
Tugas Kepala Sekolah Sebagai Motivator meliputi tiga hal yaitu  kemampuan
mengatur lingkungan kerja,  kemampuan mengatur  sarana kerja, dan kemampuan
menetapkan prinsip penghargaan dan hukuman (reward and punishment).
a)    Kemampuan Mengatur Lingkungan Kerja
Tugas Kepala Sekolah di dalam mengatur lingkungan kerja meliputi  mengatur ruang
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, dan TU  untuk bekerja;   mengatur ruang kelas,
Lab, OSIS, BK, perpus, halaman sekolah, dan UKS yang sejuk, nyaman, dan teratur.
Pengawasan: Baik pengawas dari Pengurus YBHK,  maupun pengawas dari Depdiknas akan
menilai kinereja Kepala Sekolah di dalam mengatur lingkungan kerja di sekolah melalui 
hal-hal berikut:
 Mampu mengatur ruang kantor dengan kondusif
 Dapat dilaksanakan dengan konsisten
 Melibatkan guru dan karyawan
 Mampu mengatur ruang kelas dengan kondusif untuk belajar / BK
 Dapat dilaksanakan dengan konsisten
 Melibatkan guru dan karyawan
 Mampu mengatur ruang laboratorium yang kondusif untuk praktikum
 Dapat dilaksanakan dengan konsisten
 Melibatkan guru dan karyawan
 Mampu mengatur halaman sekolah  dengan indah dan sejuk
 Dapat dilaksanakan dengan konsisten
 Melibatkan guru dan aryawan

b)   Kemampuan Mengatur Suasana Kerja


Tugas Kepala Sekolah di dalam mengatur suasana kerja meliputi  menciptakan hubungan
kerja sesama guru yang harmonis,   menciptakan hubungan kerja sesama karyawan yang
harmonis, menciptakan hubungan kerja antara guru dan karyawan yang harmonis,  dan
mampu menciptakan rasa aman di sekolah.
pengawasannya : Baik pengawas dari Pengurus YBHK,  maupun pengawas dari Depdiknas
akan menilai kinereja Kepala Sekolah di dalam mengatur suasana  kerja di sekolah melalui 
hal-hal berikut:
 Mampu menciptakan hubungan sesama guru yang harmonis
 Ada catatan mengatur suasana tersebut di atas
 Mampu menciptakan hubungan sesama karyawan yang harmonis
 Ada catatan mengatur suasana tersebut di atas
 Mampu menciptakan hubungan guru dan karyawan yang harmonis
 Ada catatan mengatur suasana tersebut di atas
 Mampu menciptakan hubungan  yang harmonis antara sekolah dengan lingkungan
 Ada catatan mengatur suasana tersebut di atas.

c)    Kemampuan Menetapkan Prinsip Penghargaan dan Hukuman (Reward and


Punishment)
Tugas Kepala Sekolah di dalam menetapkan prinsip reward and punishment meliputi 
kemampuan menerapkan penghargaan (reward),  kemampuan menerapkan hukuman
(punishment), dan  kemampuan mengembangkan motivasi eksternal dan internal  bagi
warga sekolah.
Pengawasan : Baik pengawas dari Pengurus YBHK,  maupun pengawas dari Depdiknas
akan menilai kinereja Kepala Sekolah di dalam menetapkan prinsip reward and punishment 
di sekolah melalui  hal-hal berikut:
 Ada bukti fisik berupa catatan yang membuktikan bahwa penghargaan pernah diberikan
kepada guru / karyawan (siapa, kapan, dan bentunya apa?)
 Ada bukti fisik berupa catatan yang membuktikan bahwa hukuman pernah diberikan
kepada guru / karyawan (siapa, kapan, dan bentunya apa?)
 Motivasi internal dapat dilihat dari tumbuhnya kesadaran dan semangat guru dalam
menjalankan tugas sehari-hari
 Motivasi internal juga dapat dilihat dari kesadaran siswa dalam mematuhi  tata tertib
sekolah dan usaha  mencapai prestasi
 Motivasi eksternal dapat dilihat melalui adanya reward  terhadap siswa yang
berprestasi,  dan terhadap guru dan karyawan yang berprestasi.

2. Kepala sekolah disebut – sebut memiliki multi peran sebagai Educator, Manajer,
Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMASLIM . peran ini
sesungguhnya dalam literature kepemimpinan cukup disebut sebagai pemimpin dan manajer.
Identifikasi peran-peran mana saja yang termasuk sebagai manajer dan mana sebagai leader
beserta alasannya?
Jawaban :

1. a.    Kepala sekolah sebagai leader

Seorang manajer adalah seorang yang mengelola sesuatu, entah manusia, waktu, mesin,
dana atau informasi serta network. Jadi ukuran keberhasilan seorang manajer adalah
seberapa baiknya ia mengelola apa yang dipercayakan kepadanya. Semakin rapih, teratur,
dan indah apa yang ditanganinya semakin dianggap baik dirinya. Bagi seorang manajer,
ia harus melakukan apa yang ditanganinya dengan benar.

Seorang leader adalah seorang yang melakukan sesuatu demi organisasi, kelompok, atau
komunitasnya. Ia diukur berdasarkan gerak apa yang dihasilkannya bersama mereka yang
mengikutinya atau yang terkait dengannya. Ia juga diukur dengan transformasi yang
dilakukannya, serta adanya kelanjutan dari pekerjaannya. Seorang pemimpin tidak harus
selalu rapih, teratur, atau indah dalam proses memimpin organisasinya. Namun yang
terpenting adalah bahwa ia melakukan hal-hal yang benar untuk kepentingan bersama.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah berfungsi menggerakkan semua potensi sekolah,


khususnya tenaga kependidikan bagi pencapaian tujuan sekolah. Dalam upaya
menggerakkan potensi tersebut, kepala sekolah  hendaknya memiliki pengetahuan yang
luas dan keterampilan kepemimpinan agar mampu mengendalikan, mempengaruhi dan
mendorong bawahannya dalam menjalankan tugas dengan jujur, tanggung jawab, efektif
dan efisien. Kepala sekolah juga harus memiliki sifat keteladanan, mampu
menumbuhkan kreativitas, memotivasi dan mengembangkan rasa tanggung jawab
terhadap sekolah.

Wahjosumidjo (1999:110) juga mengemukakan bahwa kepala sekolah yang dikehendaki


adalah pemimpin yang harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian,
keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, diklat dan keterampilan
profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.

Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari aspek kepribadian,
pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan
mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan kepribadian kepala
sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifatnya yang: jujur, percaya diri,
tanggung jawab, berani mengambil risiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang
stabil, dan teladan.

Dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari tiga gaya
kepemimpinan, yakni demokratis, otoriter dan bebas. Ketiga gaya tersebut sering dimiliki
secara bersamaan oleh seorang pemimpin sehingga dalam melaksanakan
kepemimpinannya gaya-gaya tersebut muncul secara situasional. Maka kepala sekolah
sebagai pemimpin mungkin bergaya dengan ketiganya. Meskipun kepala sekolah ingin
selalu bersifat demokratis, namun seringkali situasi dan kondisi menuntut untuk bersikap
lain, misalnya harus otoriter. Dalam hal tertentu gaya kepemimpinan otoriter lebih cepat
dan tepat digunakan dalam pengambilan suatu keputusan

Peran kepala sekolah sebagai leader harus dapat menggerakkan kepada:

1)   Guru karena sebagai bawahan yang langsung menangani produk (murid), untuk
menyusun program, menyajikan program dengan baik, melaksanakan evaluasi,
melakukan analisis hasil belajar dan melaksanakan perbaikan dan pengayaan secara tertib
dan bertanggung jawab.

2)   Karyawan (sebagai pendukung pendidikan), untuk mengerjakan tugas administrasi


dengan baik, melaksanakan kebersihan lingkungan secara rutin, melaksanakan tugas
pemeliharaan gedung dan perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab.

3)   Siswa (produk pendidikan), untuk rajin belajar secara tertib, terarah dan teratur
dengan penuh kesadaran yang berorientasi masa depan; dan
4)   Orang tua dan masyarakat (lingkungan sekitar pendidikan), agar mampu untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kemitraan yang lebih baik agar partisipasi mereka
terhadap usaha pengembangan sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu
kewajiban, bukan sesuatu yang membebani. kepemimpinan Kepala Sekolah harus dapat
memberikan kesejahteraan lahir batin, mengembangkan kekeluargaan yang lebih baik,
meningkatkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan dan menumbuhkan budaya
positif yang kuat di lingkungan sekolah.

5)   Komponen sekolah terdiri dari administrasi sekolah, kelembagaan, ketenagaan,


kurikulum, siswa, sarana, prasarana, dan situasi umum sekolah. Kepala Sekolah
merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam keberhasilan sekolah mencapai
tujuannya.

Kegiatan Kepala Sekolah tidak hanya berkaitan dengan pimpinan pengajaran saja,
melainkan meliputi seluruh kegiatan sekolah, seperti pengaturan, pengelolaan sekolah,
dan supervisi terhadap staf guru dan staf administrasi. Kepala Sekolah pada dasarnya
melakukan kegiatan yang beraneka macam dari kegiatan yang bersifat akademik,
administratif, kegiatan kemanusiaan dan kegiatan sosial.

Dengan demikian maka Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang
merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan menyelesaikan
seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan dan
pengajaran. Mulyasa (2004:98) menyimpulkan bahwa Kepala Sekolah memiliki tujuh
peran yaitu Kepala Sekolah selaku Edukator, Manajer, Advisor, Supervisor, Leader,
Inovator, dan Motivator (EMASLIM).

1. b.   Peran kepala sekolah sebagai manajer


Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai peran yang menentukan dalam pengelolaan
manajemen sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah dapat dipengaruhi bagaimana
kepala sekolah menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen
tersebut adalah  planning   (perencanaan),  organizing  (pengorganisasian),  actuating
(penggerakan), dan controlling (pengawasan) (Munir, 2008:16).

Sesuai Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi manajerial, di antaranya kepala


sekolah harus mampu dan terlihat kinerjanya dalam bidang-bidang garapan manajerial
sebagai berikut: menyusun perencanaan sekolah mengenai berbagai tingkatan
perencanaan; mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan; memimpin
sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal; mengelola
perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif;
menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
peserta didik; mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal; mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal; mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembianaan sekolah; mengelola
peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan serta
pengembangan kapasitas peserta didik; mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; mengelola
keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan
efisien; mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah;
mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah; mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan; memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah; melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
Menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh Wahjosumidjo (1991:97-99) menyatakan
ada delapan macam fungsi manajer dalam suatu organisasi, yaitu kepala sekolah: bekerja
dengan dan melalui orang lain; bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan;
mampu menghadapi berbagai persoalan dalam kondisi yang terbatas; berpikir   secara
analistik   dan konsepsional; sebagai juru penengah; sebagai politisi; sebagai diplomat;
dan berfungsi sebagai pengambil keputusan.
Beberapa peran manajerial kepala sekolah yang yang bertumpang tindih dengan
kepemimpinan:
 Perencanaan meliputi mencari semua informasi yang tersedia/dibutuhkan,
merumuskan tugas, maksud dan tujuan kelompok, menyusun rencana yang dapat
dikerjakan.
 Mengatur meliputi memberi penjelasan mengapa rencana itu perlu, menetapkan
standar kelompok, memformulasikan metode yang efektif untuk menyelesaikan tugas,
mengorganisasikan orang, material, waktu dan sumber sehingga sasaran dapat dicapai.
 Mencari orang-orang yang cocok untuk tugas tertentu termasuk mengalokasikan tugas
dan sumber kepada mereka sedemikian rupa, sehingga setiap orang tahu apa yang
diharapkan darinya dan memahami makna dari kontribusi yang ia lakukan.
 Memberi pengarahan meliputi menjelaskan tugas dan rencana dari awal supaya
memastikan tercapainya sasaran.
 Menuangkan dalam jadwal dan membuat pembagian tugas untuk memastikan
tindakan tang diambil sesuai dengan sasaran.
 Mengawasi meliputi pengawasan terhadap kerja bawahan untuk menjaga agar
segalanya berjalan sesuai dengan rencana, termasuk kemungkinan mengantisipasi
masalah atau mengatasi masalah dengan cepat.
 Mengevaluasi yaitu melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kerja kelompok,
membantu kelompok mengevaluasi pelaksanaan kerjanya sendiri, dan menyatakan
pendapat tentang apa yang sudah dikerjakan.

-
3. Jelasakan cirri –ciri utama yang membedakan antara kepala sekolah sebagai pemimpin dan
kepala sekolah sebagai manajer?
Jawaban :
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai usaha Kepala Sekolah dalam memimpin,
mempengaruhi dan memberikan bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai
bawahan agar tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai melalui serangkaian kegiatan
yang telah direncanakan (M.I. Anwar, 2003:70).
Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang mempunyai tugas untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan,
mengkoordinasikan, mengawasi dan menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah,
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran secara bersama-sama.
Seorang manajer adalah orang yang melakukan hal yang dipercayakannya dengan
benar, sedangkan seorang pemimpin melakukan hal yang benar. (Managers do things right
while leaders do the right thing).
Cirri-ciri kepala sekolah sebagai pemimpin :
- Membangun, membuat sekolah lebih baik
- Memiliki misi masa depan
- Inovatif pribadi yang dinamis dan kreatif
- Mencari cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan sekolah
- Memberikan kebebasan SDM yang berprestasi
- Fokus pada orang, memotivasi, melatih, mendengar, dan membangun tim
- Mendorong kualitas perbaikan terus menerus
- Bertanggung jawab, memecahkan masalah, memutuskan, tidak gampang
- Berorientasi keluar, kearah pencapaian tujuan sekolah
Ciri-ciri kepala sekolah sebagai manager :
- Memelihara
- Fokus pada
- Administrator
- Mengetahui kebijakan
- Kontrol
- Fokus pada jumlah (budjet, laporan
- Menekankan kuantitas, produktifitas
- Mengikuti perintah
- Melihat kedalam, fokus pada pekerjaan organisasi
- Memberikan perintah
- Bekerja berdasarkan pengalaman masa lalu

Jadi manajer lebih bersifat mekanistis (orientasi semata-mata pada memenuhi suatu ukuran
keberhasilan yang ditetapkan baginya) dan menekankan pada pengendalian kerja bawahan.
Dibandingkan dengan manajer, pemimpin memiliki kepekaan terhadap arah, kerja sama
kelompok, inspirasi, teladan dan penerimaan diri oleh orang lain.

4. Secara konseptual MPMBS sangat baik karena disatu sisi memberikan otonomi luas kepada
kepala sekolah, di sisi lain komite sekolah menjalankan fungsinya untuk memastikan
transparansi dan akuntabilitas kinerja kepala sekolah dapat dipertanggung jawabkan. Dalam
prakteknya hak ini tidak berjalan mulus, mengapa?
Jawaban :

Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang ditandai dengan adanya
otonomi sekolah dan partisipasi masyarakat yang tinggi tanpa mengabaikan kebijakan
nasional tersebut ditujukan untuk mewujudkan beberapa tujuan pokok. Tujuan tersebut
menurut Tim Teknis BAPPENAS (1999:11) adalah untuk :”Meningkatkan efisiensi, mutu
dan pemerataan pendidikan”. Tujuan MBSmenurut Mulyasa (2004:25), MBS merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam
penguasaan ilmu, tehnologi yang dinyatakan dalam GBHN. MBS yang ditandai dengan
otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
peningkatan mutu, dan pemerataan pendidikan.

Komite sekolah merupakan lembaga mandiri yang dibentuk atas dasar kepedulian
masyarakat terhadap pendidikan, sehingga dengan adanya wadah tersebut masyarakat dapat
ikutberperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Pada era otonomi daerah saat ini komite
sekolah sangat berperan dalam proses implementasi manajemen berbasis sekolah, karena
masyarakat dapat ikut berperan aktif dalam pengelolaan pendidikan dan ikut terlibat dalam
peningkatan mutu pendidikan.

Dalam praktek dilapangan kepala sekolah belum sepenuhnya mengajak masyarakat dapat
ikut berperan aktif dalam pengelolaan pendidikan dan ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan
sekolah untuk menunjang pencapaian tujuan manajemen berbasis sekolah karena
masyarakat yang mungkin kurang mengetahui akan pentingnya sekolah dalam upaya
mendidik generasi bangsa serta adanya tuntutan kepada sekolah yeng tinggi namun komite
sekolah tidak berperan serta dalam pencapaian tujuan sekolah.

Masyarakat juga belum mengetahui manfaat arti pentingnya peran masing-masing,


kerjasama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakatakan
menjadikan mereka merasa bangga dan ikut bertanggungjawab atas suksesnya pendidikan
disekolah. Partisipasi masyarakat mengacu pada adanya keikutsertaan masyarakat secara
nyata dalam suatu kegiatan. Partisipasi ini dapat berupa gagasan, kritikmembangun,
dukungan dan pelaksanaan pendidikan. Dalam sistem pemerintahanyang berkebijakannya
barsifat top-down, partisipasi masyarakat dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat dan
diimplementasikan tidak begitu dipermasalahkan,namun pada sistem pemerintahan yang
bottom-up, karena seharusnya tingginya partisipasi masyarakat dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan kebijakan tersebut.

Kepala sekolah juga belum menjalankan fungsi komite sekolah dengan baik antara lain
fungsi komite sekolah untuk mengidentifikasi berbagai aspirasi masyarakat mengenai
pendidikan di daerahnya, mengidentifikasi sumber daya pendidikan di sekolah serta
memberikan masukandan pertimbangan dan menetapkan RAPBS, mengidentifikasi
berbagai potensi sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan
kepalasekolah masih belum berani untuk menerapkan manajemen yang akuntabel,
transparan dan kredibel, serta  mengutamakan kualitas, kepuasan pelanggan dan di era
otonom saat ini.

5. Menurut anda dari berbagai macam gaya kepemimpinan, adakah gaya kepemim pinan yang
paling efektif  di sekolah?  Kapankah kepala sekolah mengambil keputusan tanpa harus
berkonsultasi dengan timnya (kasek maupun guru-guru)?
Jawaban:
Kepala sekolah tidak bisa menerapkan hanya salah satu gaya kepemimpinan karena gaya
kepemimpinan kepala sekolah menyesuaikan situasi dan kondisi sekolah, sehingga seorang
kepala sekolah dapat menerapkan beberapa gaya kepemimpinan yang dibutuhkan.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin (Kepala Sekolah) dalam menggalang hubungan baik
dengan orang-orang yang dipimpin yaitu: (S. Atmodiwiro dan Totosiwanto, 1991:73).
1. Memberi contoh;
2. Berkepentingan pada kualitas;
3. Bekerja dengan landasan hubungan kemansuiaan yang baik;
4. Memahami masyarakat sekitarnya;
5. Memiliki sikap mental yang baik;
6. Berkepentingan dengan staf dan sekolah;
7. Melakukan kompromi untuk mencapai kesepakatan;
8. Mempertahankan stabilitas;
9. Mampu mengatasi stres;
10. Menciptakan struktur agar sesuatu bisa terjadi;
11. Mentolerir adanya kesalahan
12. Tidak menciptakan konflik pribadi.
13. Memimpin melalui pendekatan yang positif;
14. Tidak mendahului orang-orang yang dipimipinnya;
15. Mudah dihubungi oleh orang; dan
SOAL MID SEMESTER
Mata Kuliah Perencanaan strategi pendidikan
Dosen : Dr. Mulyadi, M.A

Nama : Sri Suharni


NIM : 21961348
Kelas : MP Betung

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 219
Pertanyaan
1. Jelaskan untuk kepentingan apa perencanaan dibuat serta bagaimana langkah-langkah
strategis perencanaan pendidikan?
Jawaban :
Perencanaan adalah merupakan tahapan awal yang sangat penting untuk dilakukan,
Perencanaan merupakan praktek dalam manajemen untuk merumuskan tujuan agar kegiatan
dapat dilaksanakan secara sistematis dan terarah. Pentingnya suatu perencanaan dilakukan
pada berbagai level organisasi. Tujuannya, agar suatu organisasi dapat mencapai tujuan
sesuai sasaran yang diiinginkan.
Hasil suatu proses perencanaan yang baik harus memiliki sejumlah kemampuan
organisasi yang berasal dari kekuatannya sendiri seperti: kemampuan memprediksi;
kemampuan menghitung biaya; kemampuan komunikasi; kemampuan menguasai teknik-
teknik manajemen; kemampuan pengukuran kinerja.
Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan, proses
pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah
tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.
Perencanaan berguna untuk menjadi pedoman dan acuan dasar dalam melaksanakan kegiatan
- Untuk memudahkan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan, apakah telah sesuai
dengan yang telah direncanakan atau tidak.
Langkah – langkah perencanaan pendidikan ada 2 golongan :
1. Perencanaan strategi pendidikan
- Perencanaan strategi pendidikan menyangkut penetapan kebijaksanaan yang diambil
dalam soal pendidikan, pendekatan yang dipakai serta tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai.
2. Perencanaan operasional pendidikan
- Perencanaan operasional pendidikan berkaitan dengan penetapan alternatif upaya yang
dicapai untuk merealisasikan perencanaan strategi dan tujuan perencanaan tersebut
dalam bentuk metode, prosedur dan koordinasi.

2. Kemukakan kaitan antara perencanaan dengan pengambilan keputusan dalam organisasi?


Jawaban :
Pada dasarnya perencanaan adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah
pilihan, untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Perencanaan pada umumnya harus
memiliki, mengetahui dan memperhitungkan beberapa unsur pokok yaitu: tujuan akhir yang
dikehendaki. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya; jangka waktu mencapai
sasaran-sasaran tersebut; masalah-masalah yang dihadapi; modal atau sumber daya yang akan
digunakan untuk pengalokasian; kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk melakukannya; orang,
organisasi, atau badan pelaksanyanya dan; mekanisme pemantauan, evaluasi, dan
pengawasan pelaksanaannya.
Hubungan antara fungsi perencanaan dengan pengambilan keputusan yaitu agar
tercapainya tujuan manajemen yang efisien dan efektif, dengan diberikan pengetahuan
tentang fungsi perencanaan dan pengambilan keputusan. Setiap perencanaan pasti
menginginkan hasil akhir yang dinamakan keputusan, setiap pengambilan keputusan harus
berdasarkan dengan tahap awal yaitu perencanaan

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan mengutamakan nilai-nilai


manusia,pendidikan membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan
masyarakat?
Jawaban :
Perencanaan pendidikan harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi karena pendidikan itu
membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan masyarakat.
Maksudnya adalah :
- Perencanaan pendidikan harus dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan
berbagai potensi anak didik seoptimal mungkin
- Perencanaan pendidikan harus memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi
semua anak didik
- Perencanaan pendidikan harus komprehensif dan sistematis dan menyeluruh, terpadu
serta disusun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai jenis dan jenjang
pendidikan
- Perencanaan pendidikan harus berorientasi kepada masa datang karena pedidikan
adalah proses jangka panjang dan jauh untuk menghadapi masa depan
- Perencanaan pendidikan haruslah responsif terhadap kebutuhan yang berkembang di
masyarakat, tidak statis tetapi dinamis
- Perencanaan pendidikan haruslah merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi
pendidikan hingga pembaharuan terus menerus berlangsung

4. Berikan komentar saudara terhadap system perencanaan pendidikan kita saat ini jika
dipandang dari sisi kemajuan ilmu teknologi dan seni?
Jawaban :
Perkembangan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa
dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan hal ini menuntut dunia pendidikan
untuk selalu dan senantiasa menyesuikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam
peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuian penggunaan teknologi informasi dan
komuikasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar.
Menurut H. Hamzah B.Uno dan Hj. Nina lama tenggo (2O11,61, mengatakan dengan
adanya perkembangan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan sudah dapat
dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dan menggunakan media internet untuk
menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online,
mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen
tersebut. Perubahan akan tuntunan itu lah yang menjadikan inovasi dan kreativitas dalam
proses pembelajarannya sesuai dengan tuntunan global abad 21 saat ini

Anda mungkin juga menyukai