Dalam berbagai literatur maupun pengakuan praktisi menyatakan bahwa maju mundurnya
yang dilakukan Kepala sekolah dalam memotivasi warga sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Jawaban:
Sekolah merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan memiliki karyawan yang
kinerjanya dipengaruhi oleh motivasi. Ada tiga faktor karakteristik yang mempengaruhi timbulnya
motivasi karyawan dalam mencapai tujuan yaitu : Karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan
karakteristik situasi kerja (Stoner dan Freemand,1989:431). Karakteristik individu terdiri dari: minat,
sikap dan kebutuhan yang dibawa seseorang dalam situasi kerja. Karakteristik pekerjaan mencakup
sifat tugas karyawan yang meliputi: Jenis tugas, jumlah tanggung jawab dan tingkat kepuasan yang
diperoleh. Karakteristik situasi kerja merupakan kondisi dimana karyawan tersebut bekerja.
Tugas Kepala Sekolah Sebagai Motivator meliputi tiga hal yaitu kemampuan mengatur lingkungan
kerja, kemampuan mengatur sarana kerja, dan kemampuan menetapkan prinsip penghargaan dan
hukuman (reward and punishment).
Tugas Kepala Sekolah di dalam mengatur lingkungan kerja meliputi mengatur ruang Kepala Sekolah
dan Wakil Kepala Sekolah, dan TU untuk bekerja; mengatur ruang kelas, Lab, OSIS, BK, perpus,
halaman sekolah, dan UKS yang sejuk, nyaman, dan teratur.
Pengawasan: Baik pengawas dari Pengurus YBHK, maupun pengawas dari Depdiknas akan menilai
kinereja Kepala Sekolah di dalam mengatur lingkungan kerja di sekolah melalui hal-hal berikut:
Tugas Kepala Sekolah di dalam mengatur suasana kerja meliputi menciptakan hubungan kerja sesama
guru yang harmonis, menciptakan hubungan kerja sesama karyawan yang harmonis, menciptakan
hubungan kerja antara guru dan karyawan yang harmonis, dan mampu menciptakan rasa aman di
sekolah.
pengawasannya : Baik pengawas dari Pengurus YBHK, maupun pengawas dari Depdiknas akan menilai
kinereja Kepala Sekolah di dalam mengatur suasana kerja di sekolah melalui hal-hal berikut:
Tugas Kepala Sekolah di dalam menetapkan prinsip reward and punishment meliputi kemampuan
Pengawasan : Baik pengawas dari Pengurus YBHK, maupun pengawas dari Depdiknas akan menilai
kinereja Kepala Sekolah di dalam menetapkan prinsip reward and punishment di sekolah melalui hal-
hal berikut:
Ada bukti fisik berupa catatan yang membuktikan bahwa penghargaan pernah diberikan kepada
guru / karyawan (siapa, kapan, dan bentunya apa?)
Ada bukti fisik berupa catatan yang membuktikan bahwa hukuman pernah diberikan kepada
Motivasi internal dapat dilihat dari tumbuhnya kesadaran dan semangat guru dalam
Motivasi internal juga dapat dilihat dari kesadaran siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah
Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator (Emaslim). Peran ini sesungguhnya dalam literatur
kepemimpinan cukup disebut sebagai pemimpin dan manajer. Identifikasi peran-peran mana
saja yang termasuk sebagai manajer dan mana sebagai leader beserta alasannya.
Jawaban:
Seorang manajer adalah seorang yang mengelola sesuatu, entah manusia, waktu, mesin, dana atau
informasi serta network. Jadi ukuran keberhasilan seorang manajer adalah seberapa baiknya ia
mengelola apa yang dipercayakan kepadanya. Semakin rapih, teratur, dan indah apa yang ditanganinya
semakin dianggap baik dirinya. Bagi seorang manajer, ia harus melakukan apa yang ditanganinya
dengan benar.
Seorang leader adalah seorang yang melakukan sesuatu demi organisasi, kelompok, atau
komunitasnya. Ia diukur berdasarkan gerak apa yang dihasilkannya bersama mereka yang
mengikutinya atau yang terkait dengannya. Ia juga diukur dengan transformasi yang dilakukannya,
serta adanya kelanjutan dari pekerjaannya. Seorang pemimpin tidak harus selalu rapih, teratur, atau
indah dalam proses memimpin organisasinya. Namun yang terpenting adalah bahwa ia melakukan
hal-hal yang benar untuk kepentingan bersama.
Sebagai pemimpin, kepala sekolah berfungsi menggerakkan semua potensi sekolah, khususnya tenaga
kependidikan bagi pencapaian tujuan sekolah. Dalam upaya menggerakkan potensi tersebut, kepala
sekolah hendaknya memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan kepemimpinan agar mampu
mengendalikan, mempengaruhi dan mendorong bawahannya dalam menjalankan tugas dengan jujur,
tanggung jawab, efektif dan efisien. Kepala sekolah juga harus memiliki sifat keteladanan, mampu
menumbuhkan kreativitas, memotivasi dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap sekolah.
Wahjosumidjo (1999:110) juga mengemukakan bahwa kepala sekolah yang dikehendaki adalah
pemimpin yang harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar,
pengalaman dan pengetahuan profesional, diklat dan keterampilan profesional, serta pengetahuan
administrasi dan pengawasan.
Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari aspek kepribadian, pengetahuan
terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan
kemampuan berkomunikasi. Sedangkan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin
dalam sifatnya yang: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil risiko dan keputusan,
berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan.
Dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari tiga gaya
kepemimpinan, yakni demokratis, otoriter dan bebas. Ketiga gaya tersebut sering dimiliki secara
tersebut muncul secara situasional. Maka kepala sekolah sebagai pemimpin mungkin bergaya dengan
ketiganya. Meskipun kepala sekolah ingin selalu bersifat demokratis, namun seringkali situasi dan
kondisi menuntut untuk bersikap lain, misalnya harus otoriter. Dalam hal tertentu gaya kepemimpinan
otoriter lebih cepat dan tepat digunakan dalam pengambilan suatu keputusan
1) Guru karena sebagai bawahan yang langsung menangani produk (murid), untuk menyusun
program, menyajikan program dengan baik, melaksanakan evaluasi, melakukan analisis hasil belajar
dan melaksanakan perbaikan dan pengayaan secara tertib dan bertanggung jawab.
2) Karyawan (sebagai pendukung pendidikan), untuk mengerjakan tugas administrasi dengan baik,
melaksanakan kebersihan lingkungan secara rutin, melaksanakan tugas pemeliharaan gedung dan
perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
3) Siswa (produk pendidikan), untuk rajin belajar secara tertib, terarah dan teratur dengan penuh
kesadaran yang berorientasi masa depan; dan
4) Orang tua dan masyarakat (lingkungan sekitar pendidikan), agar mampu untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kemitraan yang lebih baik agar partisipasi mereka terhadap usaha pengembangan
sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu kewajiban, bukan sesuatu yang membebani.
kepemimpinan Kepala Sekolah harus dapat memberikan kesejahteraan lahir batin, mengembangkan
kekeluargaan yang lebih baik, meningkatkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan dan
menumbuhkan budaya positif yang kuat di lingkungan sekolah.
5) Komponen sekolah terdiri dari administrasi sekolah, kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, siswa,
sarana, prasarana, dan situasi umum sekolah. Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang
terpenting dalam keberhasilan sekolah mencapai tujuannya.
Kegiatan Kepala Sekolah tidak hanya berkaitan dengan pimpinan pengajaran saja, melainkan meliputi
seluruh kegiatan sekolah, seperti pengaturan, pengelolaan sekolah, dan supervisi terhadap staf guru
dan staf administrasi. Kepala Sekolah pada dasarnya melakukan kegiatan yang beraneka macam dari
kegiatan yang bersifat akademik, administratif, kegiatan kemanusiaan dan kegiatan sosial.
Dengan demikian maka Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang merencanakan,
di sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Mulyasa (2004:98) menyimpulkan
bahwa Kepala Sekolah memiliki tujuh peran yaitu Kepala Sekolah selaku Edukator, Manajer, Advisor,
Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMASLIM).
Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai peran yang menentukan dalam pengelolaan manajemen
sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah dapat dipengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan
Sesuai Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi manajerial, di antaranya kepala sekolah harus
mampu dan terlihat kinerjanya dalam bidang-bidang garapan manajerial sebagai berikut: menyusun
sesuai dengan kebutuhan; memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah
secara optimal; mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang
efektif; menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta
didik; mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal;
mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal; mengelola
hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan
pembianaan sekolah; mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan
penempatan serta pengembangan kapasitas peserta didik; mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; mengelola keuangan
sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien; mengelola
ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah; mengelola unit layanan khusus
sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah; mengelola
sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan;
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah;
melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
Menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh Wahjosumidjo (1991:97-99) menyatakan ada delapan
macam fungsi manajer dalam suatu organisasi, yaitu kepala sekolah: bekerja dengan dan melalui
persoalan dalam kondisi yang terbatas; berpikir secara analistik dan konsepsional; sebagai juru
penengah; sebagai politisi; sebagai diplomat; dan berfungsi sebagai pengambil keputusan.
Beberapa peran manajerial kepala sekolah yang yang bertumpang tindih dengan kepemimpinan:
Mengatur meliputi memberi penjelasan mengapa rencana itu perlu, menetapkan standar
mengorganisasikan orang, material, waktu dan sumber sehingga sasaran dapat dicapai.
Mencari orang-orang yang cocok untuk tugas tertentu termasuk mengalokasikan tugas dan
sumber kepada mereka sedemikian rupa, sehingga setiap orang tahu apa yang diharapkan
Memberi pengarahan meliputi menjelaskan tugas dan rencana dari awal supaya memastikan
tercapainya sasaran.
Menuangkan dalam jadwal dan membuat pembagian tugas untuk memastikan tindakan tang
Mengawasi meliputi pengawasan terhadap kerja bawahan untuk menjaga agar segalanya
kelompok mengevaluasi pelaksanaan kerjanya sendiri, dan menyatakan pendapat tentang apa
yang sudah dikerjakan.
3. Jelaskan ciri-ciri utama yang membedakan antara Kasek sebagai pemimpin dan Kasek sebagai
manajer.
Jawaban:
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai usaha Kepala Sekolah dalam memimpin, mempengaruhi dan
memberikan bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan
dan pengajaran dapat tercapai melalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan (M.I. Anwar,
2003:70).
Perbedaan manajer dan leader kepla sekolah menurut mantja dan Stephen p. Robbin adalah:
Manajer Leader
Ø Penantang
Ø Pemeliharaan
Ø Kompromi
Ø Pengawasan
pendidikan
Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
dan menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah, dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan dan pengajaran secara bersama-sama.
Seorang manajer adalah orang yang melakukan hal yang dipercayakannya dengan benar, sedangkan
seorang pemimpin melakukan hal yang benar. (Managers do things right while leaders do the right
thing).
MANAJER PEMIMPIN
Hubungan berdasarkan otoritas Hubungan berdasar pengaruh
Jadi manajer lebih bersifat mekanistis (orientasi semata-mata pada memenuhi suatu ukuran
keberhasilan yang ditetapkan baginya) dan menekankan pada pengendalian kerja bawahan.
Dibandingkan dengan manajer, pemimpin memiliki kepekaan terhadap arah, kerja sama kelompok,
inspirasi, teladan dan penerimaan diri oleh orang lain.
4. Secara konseptual MPMBS sangat baik karena di satu sisi memberikan otonomi luas kepada
Kepala sekolah di sisi lain Komite Sekolah menjalankan fungsinya untuk memastikan
Jawaban:
Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang ditandai dengan adanya otonomi sekolah
dan partisipasi masyarakat yang tinggi tanpa mengabaikan kebijakan nasional tersebut ditujukan
untuk mewujudkan beberapa tujuan pokok. Tujuan tersebut menurut Tim Teknis BAPPENAS (1999:11)
adalah untuk :”Meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan”. Tujuan MBSmenurut
Mulyasa (2004:25), MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan
masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu, tehnologi yangdinyatakan dalam GBHN. MBS yang
ditandai dengan otonomi sekolah danpelibatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
peningkatan mutu, dan pemerataan pendidikan.
Komite sekolah merupakan lembaga mandiri yang dibentuk atas dasar kepedulian masyarakat
terhadap pendidikan, sehingga dengan adanya wadah tersebut masyarakat dapat ikutberperan dalam
peningkatan mutu pendidikan. Pada era otonomi daerah saat ini komite sekolah sangat berperan
dalam proses implementasi manajemen berbasis sekolah, karena masyarakat dapat ikut berperan aktif
dalam pengelolaan pendidikan dan ikut terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan.
Dalam praktek dilapangan kepala sekolah belum sepenuhnya mengajak masyarakat dapat ikut
berperan aktif dalam pengelolaan pendidikan dan ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan sekolah untuk
menunjang pencapaian tujuan manajemen berbasis sekolah karena masyarakat yang mungkin kurang
mengetahui akan pentingnya sekolah dalam upaya mendidik generasi bangsa serta adanya tuntutan
kepada sekolah yeng tinggi namun komite sekolah tidak berperan serta dalam pencapaian tujuan
sekolah.
Masyarakat juga belum mengetahui manfaat arti pentingnya peran masing-masing, kerjasama yang
erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakatakan menjadikan mereka merasa
bangga dan ikut bertanggungjawab atas suksesnya pendidikan disekolah. Partisipasi masyarakat
mengacu pada adanya keikutsertaan masyarakat secara nyata dalam suatu kegiatan. Partisipasi ini
dapat berupa gagasan, kritikmembangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan. Dalam sistem
kebijakan yang dibuat dan diimplementasikan tidak begitu dipermasalahkan,namun pada sistem
pemerintahan yang bottom-up, karena seharusnya tingginya partisipasi masyarakat dapat dijadikan
tolak ukur keberhasilan kebijakan tersebut.
Kepala sekolah juga belum menjalankan fungsi komite sekolah dengan baik antara lain fungsi komite
dan menetapkan RAPBS, mengidentifikasi berbagai potensi sumber daya pendidikan yang ada dalam
masyarakat. Hal ini dikarenakan kepalasekolah masih belum berani untuk menerapkan manajemen
yang akuntabel, transparan dan kredibel, serta mengutamakan kualitas, kepuasan pelanggan dan di
era otonom saat ini.
5. Menurut anda dari berbagai macam gaya kepemimpinan, adakah gaya kepemim pinan yang
paling efektif di sekolah? Kapankah kepala sekolah mengambil keputusan tanpa harus
berkonsultasi dengan timnya (kasek maupun guru-guru)?
Jawaban:
Kepala sekolah tidak bisa menerapkan hanya salah satu gaya kepemimpinan karena gaya
kepemimpinan kepala sekolah menyesuaikan situasi dan kondisi sekolah, sehingga seorang kepala
sekolah dapat menerapkan beberapa gaya kepemimpinan yang dibutuhkan.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin (Kepala Sekolah) dalam menggalang hubungan baik dengan
orang-orang yang dipimpin yaitu: (S. Atmodiwiro dan Totosiwanto, 1991:73).
1. Memberi contoh;
8. Mempertahankan stabilitas;