NIM : 20181210025
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan
Dosen : Dr. Novi Satria Pradja, S.E M.Pd
1. Bagaimana sikap seorang kepala sekolah / pengurus untuk dapat menerapkan prosedur
pelaksanaan dari masing-masing jabatan sehingga menciptakan suatu kinerja yang baik
dan sesui dengan tujuan organisasi?
kepala sekolah merupakan orang yang diberi tugas dan wewenang untuk mengelola sekolah,
memanfaatkan dan menggerakkan seluruh potensi sekolah, secara optimal untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran kepala
sekolah yaitu educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta
iklim kerja, dan wirausahawan. Semua itu harus dipahami dan dijalankan kepala sekolah agar visi
sekolahnya bisa diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata.
Berdasarkan peran tersebut, pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi.
Pendidik adalah orang yang mendidik. Menjadi kepala sekolah memiliki peran untuk mendidik
setiap bawahannya. Hal ini menuntut kepala sekolah untuk menanamkan nilai mental, yang
berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia, moral, fisik, dan artistic. Kepala sekolah juga
diharuskan untuk senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para
guru di ekolahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut:
• Mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai pelatihan
• Berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja
• Mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu
b. Kepala sekolah sebagai manajer
Kepala sekolah harus mampu memanaje semua hal yang berkaitan dengan sekolahnya demi
tercapainya visi sekolah, terutama memanaje para bawahannya. Sikap kepala sekolah dalam
pelaksanaan tujuan antara lain :
• menggunakan strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikaan yang ada di
sekolah
• memberi kesempatan kepada semua tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan
• mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan sekolah
c. Kepala sekolah sebagai administrator
Dalam hal ini erat kaitannya dengan aktivitas penngelolaan tentang berbagai tugas
administrator berupa pencatatan, penyusunan dan pendokumentasian seluruh program di
sekolah dengan tindakan yang dilakukan secara situasional. Selain berorintasi pada tugas,
kepala sekolah juga harus bisa menjaga hubungan dengan semua staffnya. Hal ini dimaksudkan
agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik, dan mereka tetap
merasa senang dalam menjalankan tugasnya. Sebagai administrator kepala sekolah juga
hendaknya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi
guru dengan menghargai guru-guru yang berprestasi.
d. Kepala sekolah sebagai supervisor
Program supervise menurut Sestina (sagala 2009) meliputi: membantu guru secara individual
dan secara kelompok dalam memecahkan masalah pengajaran; mengkoordinasikan seluruh
usaha pengajaran menjadi perilaku edukatif yang terintegrasi dengan baik; menyelenggarakan
program latihan berkesinambungan bagi guru-guru; mengusahakan alat-alat yang bermutu dan
mencukupi bagi pembelajaran; membangkitkan dan memotivasi kegairahan guru yang kuat
untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal; membangun hubungan yang baik dan kerjasama
antara sekolah, lembaga social dan instansi terkait serta masyarakat. Sebagai kepala sekolah
diharuskan untuk melakukan suvervisi terhadap bawahannya secara berkala demi menilai dan
mengetahui sejauhmana kinerja bawahannnya. Dalam sistem organisasi pendidikan modern
diperlukan supervisor khusus yang lebih independent yang dapat meningkatkan objektivitas
dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya.
e. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,
meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan
mendelegasikan berbagai tugas. Pengetahuan kepala sekolah terhadap bawahannya akan
tercermin dalam caranya memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami kondisi dan
karakteristik peserta didik, menyusun program pengembangan tenaga kependidikan, bagaimana
sikapnya saat menerima saran dan kritik. Sedangkan pemahaman terhadap visi dan misi sekolah
akan tercermin dari kemampuannya untuk mengembangkan visi dan misi sekolah,
melaksanakan program untuk mewujudkan visi menjadi tindakan.
f. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap tenaga kependidikan terlebih
guru untuk lebih termotivasi menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk
meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, untuk menciptakan budaya dan iklim kerja yang
kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
(1) buatlah kegiatan guru para guru menarik dan menyenangkan sehingga guru akan bekerja
lebih giat,
(2) menyusun tujuan kegiatan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga
mereka mengetahui tujuan bekerja, bahkan para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan
tujuan tersebut,
(3) selalu memberitahu para guru harus tentang setiap pekerjaannya,
(4) adanya reward dan punismen,
(5) beruaha usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh
kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator,
E. Mulyasa, 2003).
g. Kepala sekolah sebagai Wirausahawan
Dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan
kompetensi guru, maka seyogyanya kepala sekolah dapat menciptakan pembaharuan,
keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah harus berani
melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan yang
berkaitan dengan proses pembelajaran siswa dengan kompetensi gurunya.
2. Bagaimana manajemen actuating dapat menghasilkan dampak positif terhadap peserta
didik? Contohnya?
Manajemen actuating atau manajemen penggerakan dapat diartikan sebagai upaya
pimpinan dalam hal ini kepala sekolah untuk menggerakan orang-orang yang dipimpin.
Kita memasuki manajemen actuating aplikasi manajemen kesiswaan, dimana actuating
diterapkan pada siswa. Yang mana manajemen dengan manajemen ini dapat menghasilkan
dampak positif apabila atasan baik kepala sekolah ataupun tenaga pendidik mampu
menggerakan siswanya dan memeberikan motivasi yang berarti kepada mereka.
Contoh: Untuk membuat siswa senang , tentunya terlebih dahulu dimulai dengan motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal yag berasal dari dalam
diri siswa untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri ( tujuan itu sendiri ). Misalnya
, siswa belajar dalam menghadapi ujian karena siswa merasa senang dengan mata pelajaran
yang diujikan tersebut.
Menurut ( Wigfield & Eccles, 2002, Hensey & Amabile 1998 ) siswa termotivasi untuk
belajar saat mereka diberi pilihan, senag menghadapi tantangan sesuai kemampuan
mereka. Sedangkan Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri siswa.
Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti reward dan punismen.
Misalnya, siswa belajar lebih keras untuk mendapatkan nilai yang baik, dalam hal ini nilai
menjadi motivasinya.
3. Dibawah ini adalah factor-faktor apa yang paling besar pengaruhnya baik dalam arti
positif maupun negative terhadap system pendidikan nasional? Jelaskan
pengaruhnya secara detail factor-faktor tersebut.
c. ekonomi
tdak dapat dipungkiri pelaksanaan system pendidikan nasional tidak dapat dilepaskan dari
kondisi ekonomi Negara. Jika kondisi ekonomi mapan dan pemerintah memiliki perhatian
lebih terhadap investasi pendidikan, maka pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan akan
mudah. Dukungan ekonomi ini menyangkut seluruh pembiayaan bidang pendidikan yang
harus dipenuhi oleh Negara.
4. Jelaskan konsep, sasaran, dan prinsip-prinsip dasar dari manajemen mutu total (TQM),
hal-hal apa yang harus jadi pegangan dan dilakukan apabila TQM tersebut diterapkan
dalam bidang pendidikan?
Konsep TQM
Manajemen mutu total (Total Quality Management) merupakan suatu penerapan metode
kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki penyediaan bahan baku maupun
pelayanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada tingkat tertentu di mana
kebutuhan pelanggan terpenuhi baik sekarang maupun di masa mendatang. Selain
pengendalian, sistem, dan teknik-teknik yang sangat diperlukan dalam penerapan TQM, yang
terpenting dalam penerapan TQM adalah keterlibatan setiap orang dalam
organisasi/perusahaan tersebut untuk mengubah budaya lama menjadi budaya baru. Perubahan
tersebut antara lain adalah:
Dari kerahasiaan menjadi komunikasi terbuka antar seluruh anggota organisasi. Dengan
keterbukaan kerjasama akan terwujud, dan kesalahpahaman dapat segera teratasi.
Dari pengendalian menjadi pemberdayaan. Karyawan ingin selalu dilibatkan, diajak
berdiskusi, dan berpendapat, diserahi tanggung jawab yang sesuai, serta mendapatkan
kesempatan untuk berkembang dan mendapat penghargaan.
Dari inspeksi menjadi pencegahan. Inspeksi merupakan pemeriksaan terhadap barang atau
produk jadi, sehingga bila ada produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi pelanggan, akan
dibuang atau diadakan pengerjaan ulang. Hal ini akan membuat perusahaan harus membayar
mahal. Dalam TQM yang ada adalah pencegahan. Yangmana sejak dari perencanaan produk,
proses produksi, hingga menjadi produk akhir menghasilkan cacat atau kesalahan mendekati
nol (zero defect).
Dari fokus internal menjadi fokus eksternal, fokus internal merupakan proses produksi yang
dilaksanakan berdasarkan kemampuan tanpa memperhatikan permintaan pelanggan.
Sedangkan TQM lebih memfokuskan pada kebutuhan dan harapan pelanggan (eksternal
fokus) sehingga melaksanakan proses produksi tarik.
Dari biaya dan penjualan menjadi kesesuaian terhadap mutu. Suatu output (barang atau jasa)
dikatakan bermutu jika mampu mengurangi biaya, menghilangkan pemborosan,
menyampaikan secara tepat waktu, dan menjual dengan harga rendah. Apabila hal tersebut
tercapai, maka keuntungan perusahaan akan meningkat.
Dari stabilitas menjadi perubahan dan perbaikan secara terus menerus. Perkembangan jaman
menuntut perusahaaan atau organisasi untuk mau berubah dan mau secara terus menerus
mengadakan perbaikan. Dalam organisasi yang menggunakan filosofi TQM ada tuntutan
untuk selalu belajar atau berubah dan memperbaiki atau meningkatkan kemampuannya.
Dari hubungan yang bersifat persaingan menjadi hubungan kerjasama. Dalam konsep TQM
semua pihak yang berhubungan merupakan teman atau saudara. Hal ini menuntut adanya
kerjasama yang kuat dan saling membantu.
Dari pengalokasian dan melemparkan hal-hal yang tidak diketahui menjadi penyelesaian
semua masalah sampai akar-akarnya. Perusahaan akan menghadapi semua permasalahan
yang ada dan mencari penyelesaian masalah tersebut hingga tuntas.
Menurut Hensler dan Brunell (dalam scheuning dan Christopher, 1993: 165-166), ada empat
prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah:
1) Kepuasan pelanggan
Pelanggan terdiri dari pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Semua kebutuhan
pelanggan diusahakan untuk dipenuhi, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan
ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus disesuaikan untuk
memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan dai suatu output
sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para
pelanggan.
2) Respek terhadap setiap orang
Respek terhadap setiap karyawan merupakan hal yang penting. Karyawan bukan hanya di
anggap sebagai bawahan, melainkan lebih dari itu dalam perusahaan yang kualitasnya
tergolong kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta
dan kreativitas yang khas. Karena karyawan merupakan sumber daya organisasi yang
paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik
dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan
dengan memperhatikan situasi dan kondisi.
3) Manajemen berdasarkan fakta
Setiap keputusan perusahaan kelas dunia selalu didasarkan pada data, bukan sekedar
perasaan. Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas
(prioritization), yakni membuat skala prioritas dalam mengembangkan usahanya. Kedua,
variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai
variabilitas yang wajar dari setiap sistem organisasi. Sehingga, manajemen dapat
memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang diambil.
4) Perbaikan berkesinambungan
Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze) yang
terdiri atas langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil
yang diperoleh oleh perusahaan.
Syarat- syarat TQM dapat berlangsung di sekolah, yaitu:
Sekolah harus secara terus menerus melakukan perbaikan mutu output sehingga dapat
memuaskan para pelanggan..
Memberikan kepuasan kepada seluruh warga sekolah.
Memiliki wawasan yang jauh kedepan.
Fokus utama ditujukan pada proses, setelah itu baru menyusul hasil.
Menciptakan kondisi warga sekolah yang aktif berpartisipasi dalam menciptakan
keunggulan mutu.
iklas memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf
bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
Setiap keputusan di dasarkan pada data, setelah itu baru berdasarkan pengalaman/
pendapat.
Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih mudah.
Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya
peningkatan mutu sekolah.
b. Hal-hal yang harus jadi pegangan dan dilakukan apabila TQM tersebut diterapkan
dalam bidang pendidikan
Hal-hal yang harus dijadikan pegangan dalam menerapkan TQM dalam bidang pendidikan
adalah ungkapan bahwa tidak semua konsep TQM yang berasal dari bisnis , dapat diterapkan
dalam bidang pendidikan yang bersifat non profit. Alat ukur produktivitas dan efektivitas tidak
hanya ditentukan dari hal-hal yang sifatnya kongkrit atau material.
Dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM) di lingkungan organisasi non
profit, khususnya pendidikan, untuk mewujudkan penetapan kualitas produk dan kualitas
proses merupakan bagian yang tidak mudah. Kesulitan ini dikarenakan ukuran
produktivitasnya tidak sekedar bersifat kuantitatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dan
gedung sekolah yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas yang
menyangkut manfaat dan kemampuan dalam memanfaatkannya.
Adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses bagi organisasi pendidikan, jika
menunjukkan gejala – gejala berikut :
Tingkat konsistensi untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.
Kekeliruan semakin berkurang.
Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat
Inventarisasi aset semakin sempurna dan terkendali
Kontroling berlangsung efektif
Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
Peningkatan ketrampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan
5. Andaikan anda diangkat menjadi kepala sekolah di daerah anda dan tugas pertama
yang harusa dikerjakan adalah menyusun rencana strategis pengembangan
pendidikan menjadi tanggung jawab dinas selama masa jabatan anda.
a. Coba anda uraikan agak rinci dan lengkap langkah-langkah strategi apa yang
akan anda lakukan. Menyusun renstra (telaah buku perencanaan strategis atau
lihat renstra yang ada) visi, misi, tujuan, strategi, program dan sasaran.
A. Visi
Terwujudnya lulusan SMK yang unggul , profesional sesuai dengan kompetensi
keahliannya yang berlandaskan IMTAQ dan IPTEK.
B. Misi
1. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar secara optimal
2. Melaksanakan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
3. Meningkatkan jejaring kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri
4. Menyelenggarakan diklat berbasis kompetensi dan berkecakapan hidup
5. Mengembangkan bakat dan minat serta menanamkan jiwa kewirausahaan siswa untuk
menyongsong masa depan
6. Memberikan bekal ketaqwaan dan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, agar
menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
E. Program SMK Nailul Khoir tahun 2019/2020 secara terperinci adalah sebagai
berikut :
1. Menyusun program jangka menengah dan program tahunan.
2. Mengoptimalkan SDM sekolah
3. Mengelola administrasi sekolah
4. Menyusun program supervisi Administrasi dan PBM/BK
5. Kepemimpinan yang kuat , jujur, percaya diri bertanggung jawab , berani mengambil
resiko dan berjiwa besar.
6. Menemukan gagasan baru untuk pembaharuan sekolah.
7. Mengatur lingkungan kerja sekolah.
8. Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman.
9. Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan yang memiliki sertifikat profesi guru.
10. Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan yang profesional sesuai dengan bidang
tugasnya.
11. Meningkatkan kompetensi peserta didik yang memiliki keterampilan dan keahliannya
dalam memasuki dunia kerja.
12. Meningkatkan kualitas peserta didik yang agamis dan berbudaya dalam setiap aktifitas.
13. Meningkatkan output/lulusan SMK yang siap membuka usaha/ mandiri.
14. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menjadi wiraswasta sukses.
15. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan sarana prasarana agar
terpenuhi standar pelayanan pendidikan dengan optimal.
16. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi
17. Meningkatkan status akreditasi sekolah setiap empat tahun sekali
18. Meningkatkan pelayanan prima pada masyarakat dalam pelayanan pendidikan.
C. STRATEGI
Strategi adalah suatu pertimbangan dan pemikiran yang logis, analisis serta konseptual mengenai hal-hal
penting atau prioritas, baik dalam jangka panjang, pendek, maupun mendesak , yang dijadikan acuan
untuk menetapkan langkah-langkah, tindakan dan cara-cara ataupun kiat yang harus dilakukan secara
terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional
dan penunjang dalam menghadapi tantanga dan masalah-masalah yang harus ditangani dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil ( out put ) yang harus dicapai serta
kebijakan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
b. Peningkatan mutu kegiatan kesiswaan dan ekstra kurikuler c. Peningkatan pencitraan sekolah
f. Peningkatan dan perluasan kerjasama dengan DU/DI dan Institusi dalam negeri maupun luar negeri
b. Jelaskan pula dasar dan landasan yang menjadi pertimbangan, landasan yuridis
(peraturan perundangan yang berhubungan dengan pendidikan, seperti
Pancasila, UUD 45, UU Sisdiknas, PP 19 th 2005, dst)
Landasan filosofis
Landasan Psikologis
Landasan Sosial
Landasan, Acuan atau Mandat adalah suatu ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan formalyang harus
diikuti dan dipatuhi oleh suatu organisasi dan aturan internal dalam organisasi SMK Negeri 1Magelang
adalah:
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Revisi: PP No. 32
Tahun 2013 Tentang: Perubahan PP 19 Tahun 2005
3. Permen Dikbud nomor 23 tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, Revisi : nomor 54 tahun
2013
4. Permen Dikbudnomor 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi, Revisi: nomor 24 tahun 2013
5. Permen Dikbudnomor 41 tahun 2007 Tentang Standar Proses, Revisi: nomor 65 tahun 2013
6. Permen Dikbudnomor 13, 16 tahun 2007 dan nomor 24, 25, 27 tahun 2008 Tentang Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
10. Permen Dikbudnomor 20 tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Revisi: nomor 66 tahun
2013
11. Permen Dikbudnomor 70 tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK dan
MAK
1. Memberikan pelayanan sarana prasarana sekolah sesuai dengan standar sarana pelayanan
pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Diadakan peningkatan pemenuhan sarana pembelajaran dalam rangka peningkatan
pelayanan pendidikan pada masyarakat.
3. Dalam rangka pemenuhan tersebut dapat ditempuh dengan mengajukan dana bantuan ke
pemerintah.
4. Diperlukan adanya promosi SMK.
5. Meningkatkan jumlah tenaga kependidikan berjenjang sarjana strata satu (S1) sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu dalam 3 tahun.
Catatan : setiap jawaban diperkuat minimal dengan 2 jurnal atau teori kecuali no 5
Untuk teori kutipan harus benar (nama, tahun, halaman)
Buat daftar pustaka
Dikirimkan ke Novisatria68@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA
Dr E Mulyasa, M.Pd. “ 2007 “. Menjadi Kepala Sekolah Professional “. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung. Cet-9. Hlm.91 – 122
Dr.H. Syaiful Sagala, M.Pd. “ 2009 “. Manajemen Strategik Dalam Penimgkatan Mutu Pendidikan
“. Alfabeta. Bandung
https://www.kompasiana.com/indri92/56ea54708d7a61a32a5e8cc2/kumpulan-tanya-jawab-
part2?page=all# indrichairunnissa
Syaifurrahman dan Tri Ujiati. 2013. “ Manajemen Dalam Pembelajaran “. PT Indeks. Jakarta. Cet-
1
pengelolaanya. http://perbandingan-pendidikan.blogspot.com/2017/12/sistem-pendidikan-dan-
latar-belakang.html
http://bungsungaruy.blogspot.com/2012/12/ruanglingkup-sistem-pendidikan-islam.html
http://vitahafyan.blogspot.com/2011/12/konsep-total-quality-manajemen.html
https://www.kompasiana.com/ikpj/54ff3f60a33311764c50f837/implementasi-manajemen-mutu-
terpadu-total-quality-management-di-sekolah?page=all# I ketut putra juliantara
https://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/penerapan-tqm-dalam-dunia-
pendidikan/
https://intanrumapea.wordpress.com/2012/02/09/tugas-dan-peranan-kepala-sekolah/