Anda di halaman 1dari 5

MACAM-MACAM BAHAN TEKSTIL

1. Poplin

Penjelasan kain poplin

Kain Poplin merupakan jenis kain yang tahan lama dan mempunyai karakteristik lembut dan halus
yang ditandai dengan tenunan polos. Pada dasarnya, poplin mengacu pada tenunan benang yang
membentuk tenunan. Sebagian besar benang kapas, tetapi bisa sutra atau wol juga. Ini memiliki
garis garis yang halus, berjarak dekat, melintang. Sangat populer membuat kemeja dan gaun.

Kain Poplin bahan katun / cotton

Katun poplin adalah kain katun dengan tenunan polos. Tersedia dalam berbagai bobot - mulai dari
kain tipis yang tipis hingga kain yang berat. Jenis kain poplin ini memiliki karakteristik yang
adem karena terbuat dari katun menjadikan poplin katun mempunyai daya serap yang tinggi.

2. Chiffon

Chiffon berasal dari bahasa Perancis yang artinya kain atau lap yaitu  kain tipis
dengan tenunan polos yang mempunyai efek kringkle (crepe) yang disebabkan dari benang twist
S- dan twist Z- tinggi. Efek dari perbedaan twist yang tinggi ini membuat pegangan kain ini
sedikit berasa kasar.

Mulanya kain chiffon dibuat dari benang sutra, kemudian pada tahun 1938 ada yang
menggunakan benang nylon, dan tahun 1958 dibuat juga menggunakan poliester dan ini menjadi
populer karena harganya yang lebih terjangkau dan daya tahannya yang lebih baik.
Kain chiffon sangat tipis dan agak transparan karena kelihatan jarang-jarang serat kainnya.
Umumnya dipakai untuk gaun malam, blus, syal, dan pakaian dalam. Kain chiffon sangat susah
untuk dijahit karena karakternya yang tipis dan licin.

Kain harus ditangani dengan hati-hati, pinggiran kain sangat mudah mrudul (frying), harus di
jahit (french seam) untuk mengatasinya. Chiffon lebih halus dan lebih berkilau daripada kain
sejenis, misalnya kain georgette.

3. Organza

Organdi dibuat dengan cara yang sangat mirip dengan organza, perbedaannya adalah organdi
lebih sering dibuat dengan bahan katun sedangkan organza dengan serat sutra. Ada tiga jenis
kain organdi; kaku, semi-kaku, dan yang lembut. Semi-kaku dan yang lembut sering
digunakan untuk busana musim panas sedangkan stiff organdi (yang kaku) umumnya untuk
pembuatan gorden dan dress.

Swiss finish merupakan suatu perawatan yang dikenal mahal di mana sebagian seratnya
sengaja dilelehkan dalam acid kemudian dikeraskan kembali agar menjadi kaku dan
transparan secara permanen. Ada juga proses finishing lain tetapi tidak begitu long-lasting
yaitu dengan menggunakan pati (starch) atau resin.
4. Shantung

Apa itu kain shantung? Kain shantung adalah salah satu jenis kain yang terbuat dari serat sutera
dan berasal dari provinsi Shandong, Cina. Sebenarnya kain ini dibuat dari benang sutera, namun
akhir-akhir ini banyak yang menggantikannya dengan bahan fiber lain misalnya rayon, acetate,
nilon ataupun fiber sintetis lainnya. Kain ini sering dijuluki dengan sebutan “wild silk” atau sutera
kasar. Hal ini disebabkan karena mempunyai tekstur yang agak kasar. Tetapi kadang kain ini juga
dikenal dengan sebutan antique satin.

Jika dibandingkan dengan kain dupioni, kain shantung sedikit lebih tipis dan terlihat kurang
teratur. Kain ini merupakan salah satu bahan favorit untuk gaun pengantin. Pembuatan kain
shantung dibuat dengan metode plain wave (tenun polos) dan ditenun dengan benang atau serat
yang ketebalannya berbeda-beda. Bagian atau garis yang menonjol pada permukaan kain tersebut
dikarenakan benang atau serat slub bergelombang yang diposisikan di bagian lungsin.

Jika diperhatikan, serat sutera shantung terdapat sericin yang masih belum tersingkirkan yaitu
salah satu protein yang dibuat oleh ulat sutra. Sericin ini memiliki peran seperti lem yang melapisi
serat dan memungkinkan fiber-fiber tersebut menempel satu dengan lainnya. Ini juga mengapa
kain shantung terlihat lebih berat dan tebal jika dibandingkan dengan sutera yang lebih diproses.

5. Satin

Kain satin adalah kain yang memiliki permukaan yang sangat glowing “mengkilap”, cerah dan
licin. Kain satin ini jika untuk bahan busana lebih sering digunakan sebagai funring atau
dasaran dari kain brokat karena miliki tone warna yang sangat keras, sehingga jika dibuat
dasaran kain brokat kain ini masih terlihat jelas.
Berbeda dengan kain kebanyakan,seperti katun atau wolfis kain ini memiliki dua sisi yang
berbeda. Jadi untuk pemakaiannya tidak boleh terbalik karena bagian belakang kain tidak se
glowing tampilan depan.

Serat kain satin sangat rapat bahkan lebih rapat dari bahan wolfis, sehingga kain ini kurang
begitu cocok jika digunakan untuk pakaian sehari-hari. Kain ini lebih cocok digunakan untuk
baju khusus seperti baju pesta, baju acara-acara tertentu.

Bahan dasar kain satin


Pada dasarnya serat kain satin terbuat dari serat buatan dari plyester (PE) sehingga walaupun
terlihat sangat bagus, jika dipakai tidak senyaman bahan katun atau bahan serat alami.

6. Crepe

kain crepe merupakan salah satu jenis kain yang memiliki tekstur yang mirip dengan kulit jeruk.
Kata crepe berasal dari bahasa Perancis yaitu crinkle yang berarti mengerut. Jenis kain ini mulai
diproduksi pada tahun 1911 silam, namun jumlah produksi kain crepe pada saat itu masih sangat
sedikit.
Hal ini karena pembuatan kain crepe cukup sulit, harga bahan dasarnya juga sangat mahal dan
beberapa pabrik garmen pada masa itu sangat menjaga resep rahasia untuk membuat kain crepe.

Kelebihan Kain Crepe

Kain crepe memiliki beberapa keunggulan, berikut ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki
oleh kain crepe.

Memiliki Tekstur yang Unik

Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh kain crepe adalah teksturnya yang unik seperti kulit jeruk.
Hal ini menjadi ciri khas atau karakteristik dari kain crepe. Tekstur yang unik ini menjadi daya
tarik tersendiri untuk jenis kain ini.

Anda mungkin juga menyukai