Anda di halaman 1dari 7

Macam Bahan Pelapis Tas

Tas dengan bahan kain biasa, kemungkinan hasil tasnya akan lemes, bentuknya bisa
belepotan. Di bawah ini ada beberapa pahan yang bisa digunakan untuk pelapis tas, agar
tas memiliki bentuk yang bagus dan tidak berubah-ubah.

1. adhesive batting korea. Bahan import. Sifat: padat, berperekat pada satu
sisi impor

2. busa tery. biasanya dipakai pada dalaman helm


Teksturnya mirip busa lapis, tapi lebih awet dari sifat kempes setelah pemakaian
lama. Ada semacam lapisan kain di satu sisinya, sehingga bisa langsung berfungsi
sebagai lining. Jika busa lapis berwarna krem putih, busa teri berwarna hitam.
Cara menjahitnya, seperti busa lapis.
Penggunaan biasanya untuk lapisan di tas ransel sebagai bantalan bagian
punggung , atau kantung laptop. Juga sebagai lapisan tas laptop tanpa harus
memakai lining lagi.
Kisaran harga 10 ribu ke atas tergantung ketebalan dan tokonya.
3. staplek atau hard interfacing atau hard stabilizer. biasanya dipakai pada
untuk pelapis bagian dalam kerah baju. sifat: adhesive (berperekat satu sisi),
woven (tenunan), kaku.

4. busa angin, busa plastik

5. kain gula, disebut juga pelapis gula atau pasir. Pelapis ini berupa lembaran kain
tipis berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula atau pasir. Untuk
melapisi bagian busana dapat ditempelkan dengan cara diseterika pada bahan.
eperti halnya vislin, pelon juga merupakan salah satu jenis fusible interlining.
Permukaannya bertekstur seperti gula. Ada yang halus, ada yang kasar. Pellon
sendiri sebenarnya merupakan brand sebuah fusible interlining. Seperti halnya
Velcro untuk menyebut pita berperekat. Pelon yang halus biasa digunakan sebagai
lapisan blazer wanita. Sedangkan di tas handmade, pelon yang oleh awam biasa
disebut juga kain kodokan, biasa digunakan sebagai pelapis inner.
Memiliki lebar standar 90 cm.
Cara jahit seperti halnya staplek, disetrika dulu ke bahan. Pola dibuat
termasuk kampuhnya.
Di pasaran pelon dijual dalam kisaran harga 12.000/m
6. viselin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat atau lem yang
mencair jika diseterika. Jenis ini ada yang sangat tipis, sedang, dan agak
tebal. Vislin termasuk jenis fusible interlining. Terdapat berbagai macam
ketebalan, dan biasa dimanfaatkan untuk melapisi kain (biasanya katun) sebelum
dijadikan aplikasi. Ini untuk menjaga agar pinggir kain tidak terlalu berserabut
saat dilem ke bahan sebelum dijahit tangan dengan tusuk feston atau dibordir.
Untuk tas handmade, vislin biasa digunakan juga untuk memberi efek lebih rapi
ke bagian saku tas. Tapi untuk lapisan inner, sebaiknya dihindari karena vislin
cenderung mudah sobek apalagi saat dilakukan teknik balik/lahiran.
seperti halnya interlining lain, vislin juga disetrika dulu ke bahan.

7. busa ati atau busa eva, busa ini biasanya juga dipakai untuk pelapis jilbab
untuk bagian topinya. kalo budhe saya sering sebutnya bahan pet topi
Teksturnya sama dengan sandal, kenyal dan padat. Ada berbagai macam
ketebalan. Ada yang berwarna hitam dan dijual dalam bentuk potongan dengan
ukuran tertentu, ada warna putih dan dijual gulungan/ meteran. Hanya, untuk
yang berwarna hitam biasanya ketebalannya tidak merata. Ada sebagian yang
lebih tipis dan sebagian yang lebih tebal. Sedangkan yang putih, ketebalannya
lebih merata.
Busa ati dengan anti slip di satu sisinya biasanya digunakan sebagai bahan
pembuat slipper seperti yang biasa kita temui di sandal hotel.
Cara menjahitnya, untuk yang tipis bisa dijahit termasuk kampuh. Untuk
yang tebal, dijahit di dalam kampuh. Sebaiknya dilem dulu dengan lem bening
(aibon dsb) baru dijahit. Menjahitnya bisa dengan roller foot atau jika dengan
sepatu biasa, lapisi atas/bawah busa ati dengan kertas koran agar tidak seret. JIka
tak ingin mengelem, bisa langsung dijahit system sandwich (outer, interlining,
lining) tapi kampuh lalu ditutup dengan bisban. Semua tergantung penempatan.
Penggunaan bisa untuk bagian badan tas, alas tas, flap (tutup), atau handle.
Pada backpack serut Sak Telu, Ayaran menggunakan busa ati 2 mm untuk alasnya.
Busa ati 2 mm juga digunakan sebagai interlining di handle backpack Ranu.
Sedangkan busa ati 1 mm digunakan di flap tas Layang.
Kisaran harga 10 ribu ke atas per meter tergantung ketebalan dan tokonya.
Lebar 1,4 m

8. Dacron quilting, dakron press baik lokal, impor, super


Dakron yang dipres, dengan berbagai macam ketebalan dan tekstur. Ada yang
halus, ada yang kaku. Dakron pres yang halus dengan ketebalan tipis sekitar 3 mm
teksturnya mirip laken dan flannel. Dengan sifat lebih melar daripada keduanya.
Warnanya putih.
Cara menjahitnya bisa dengan system sandwich. Untuk membuat pouch, dia
tak perlu dijahit tindas. Tapi untuk lining tas sebaiknya dijahit tindas agar lebih
menyatu dengan lining dan outer.
Sebagai interlining tas, dia memberi efek bervolume, tapi lemas, tidak
membentuk. Cocok untuk model simple sling bag. Atau backpack anak-anak yang
ingin kelihatan berisi tapi cukup ringan dan tipis.
Harga kisaran 25 ribu ke atas per meter tergantung ketebalan, import atau
lokal, dan tokonya.
9. Laken. Bahan seperti flanel agak berbulu, bolak balik sama, dan agak tebal
tapi lebih kaku dan seratnya lebih rapat. Terdapat beberapa jenis laken, baik
warna maupun ketebalannya, serta lebar kainnya
Laken merupakan salah satu batting dalam pembuatan tas handmade yang agak
susah didapatkan. Ada banyak jenisnya dari yang kasar (biasa dipakai sebagai
lapisan jaket) sampai yang halus, sebagai lapisan meja hakim. Teksturnya seperti
wol yang dipres. Daya melarnya sangat rendah. Cocok untuk alas bros kain, tapi
kurang sesuai sebagai batting tas karena harganya relative mahal.
Laken dijahit termasuk kampuh polanya.
Memberi efek berisi dan agak berat kepada tas.
Harga berkisar 50.000/m.

10. Pelon Lokal. Pelon lokal harus dibedakan dengan Merk Pellon dari luar
ya. Ada yang tebal dan tipis (yang tipis mirip viselin tipis). Tekstur permukaan
yang ada lemnya kasar. Pelon tebal tidak setebal staplek tipis. Lebih cepat lengket
kalau disetrika dan lebih murah dibandingkan staplek.
11. Stapleks
Staplek merupakan salah satu jenis dari kain keras yang ada di pasaran. Biasa dijual dalam roll
berisi 60 yard atau 30 yard. Staplek ada yang memiliki lem di satu sisi, ada yang tidak memiliki
lem. Di pasaran beredar beberapa merk, tapi untuk bag making sebaiknya gunakan staplek yang
lemnya merata dan lebih lengket ke bahan. Hal ini mengingat staplek sebenarnya digunakan
untuk memberi efek tegak pada krah atau kaku pada bagian depan baju yang berkancing, yang
tidak membutuhkan luasan permukaan banyak. Untuk bag making yang membutuhkan luasan
permukaan lebih ,banyak daripada penggunaan di apparel (baju) maka disyaratkan lem yang
benar-benar kuat.
Memiliki lebar standart 90 cm, staplek terdiri dari beberapa ketebalan. M70, M33, M32, dan
M10 merupakan urutan ketebalan dari yang paling tebal (kaku) sampai yang paling lemas. Yang
paling sering digunakan untuk melapisi outer adalah M33 dan M32. Sedangkan M10 biasa untuk
melapisi inner.
Cara menjahit staplek ini dengan disetrika terlebih dahulu ke bahan. Setrika panas, mulai
dari bagian tengah geser ke tepi-tepi. Jalan sekali, angkat, jalan lagi. jangan menyetrika staplek
dan outer/inner seperti menyetrika baju biasa untuk menghindari udara terjebak di dalamnya.
Sisi buruk kain berhadapan dengan sisi berlem staplek. Rapikan (setrika) terlebih dahulu bahan
sebelum digabungkan dengan staplek. Pola dibuat sudah termasuk kampuh.
Efek yang ditimbulkan oleh penambahan staplek pada outer/inner tergantung jenis staplek
yang dipakai. Kanvas lokal dengan staplek M70 jelas akan lebih tegak disbanding linen dengan
staplek m33.

Harga di pasaran berkisar 17.000/m.

12. Flannel
Flannel merupakan salah satu kain yang seratnya mirip wol dipres. Sifatnya menghangatkan dan
daya serap airnya kurang. Khusus untuk craft, flannel yang biasa dijual dalam lebar 1,2 dan 1,5
ini tersedia dalam banyak varian warna. Bahkan sekitar 7 tahun terakhir flannel untuk craft pun
mulai diproduksi dalam berbagai motif dan warna. Selain itu, flannel pun bisa disablon/dicetak
dengan gambar-gambar/karakter sesuai yang diinginkan. Teksturnya mudah melar, sehingga
fleksibel untuk dijadikan berbagai macam kreasi. Saat digunting pun flannel tak berserabut
seratnya (mbrudul) sehingga memudahkan penanganan. Harganya yang relative murah pun
menjadikannya media yang cukup ramah bagi kantong crafter pemula. Flannel selain digunakan
sebagai media utama kreasi craft (boneka flannel, tempat pensil, dll), biasanya juga
dimanfaatkan sebagai bahan aplikasi di sajadah, baju anak, dll.
Kekurangan flannel ini terletak pada pemukaannya yang mudah berserabut jika dipakai lama.
Maka dia sangat tidak dianjurkan untuk disikat saat pencucian.
Flannel dijahit ditambahi kampuh dari pola dasar. Bisa diquilting/jahit tindas atau tidak,
tergantung selera.
Memberi efek bervolume, tapi cukup ringan. Cocok sebagai batting tas ransel untuk anak
atau duffle bag.
Harga kisaran 15.000/m

13.Karton
Karton terdapat beberapa ketebalan, digunakan sesuai dengan posisi dan modelnya. Misal
karton yang tipis, biasa dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk memberi efek rapi pada bukaan
ritsleting, atau sambungan ritsleting (recessed zipper). Untuk yang tebal dimanfaatkan sebagai
alas, atau lapisan clutch pesta dengan cara dilem ke bahan.
Dijual per lembar, banyak terdapat di toko-toko buku, kisaran harga dari 3.000/lembar dst.

14.Kulit sintetis/spon
Selain sebagai bahan utama (outer) kulit sintetis (spon) pun biasa digunakan sebagai interlining.
Biasanya dipilih yang tipis, dengan harga murah. Lebar standar, 1,4 m. Jenisnya mirip perlak (alas
tidur) bayi yang tahan air.
Cara pakai dengan dilem terlebih dahulu ke bahan, menggunakan lem bening G600 atau
bisa juga latex.
Cocok untuk bagian handle yang membutuhkan kekuatan, namun tak perlu tebal.
Dijual dengan kisaran harga 12.000/m tergantung jenisnya.

Anda mungkin juga menyukai