PENJERAPAN PENYERAPAN
SISTEM ALIRAN
Tubuh, air, darah, getah
tanaman, udara
Jalur Masuk
• Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (dermal),
pernafasan (inhalasi) atau mulut (oral).
• Pestisida akan segera diabsorpsi jika kontak melalui kulit atau mata.
Absorpsi ini akan terus berlangsung selama pestisida masih ada
pada kulit.
• Kecepatan absorpsi berbeda pada tiap bagian tubuh. Perpindahan
residu pestisida dan suatu bagian tubuh ke bagian lain sangat
mudah. Jika hal ini terjadi maka akan menambah potensi
keracunan.
• Residu dapat pindah dari tangan ke dahi yang berkeringat atau
daerah genital. Pada daerah ini kecepatan absorpsi sangat tinggi
sehingga dapat lebih berbahaya dari pada tertelan.
• Paparan melalui oral dapat berakibat serius, luka berat atau bahkan
kematian jika tertelan.
• Pestisida dapat tertelan karena kecelakaan, kelalaian atau dengan
sengaja.
Komisi Pestisida mengidentifikasikan beberapa dampak yang mungkin timbul :
• Meninggalkan residu
Pencemaran Air
• residu pestisida yang tercecer dari
penyemprotan di sawah-sawah
• Residu masuk air sungai, mengalir ke parit-
parit sawah, masuk ke saluran tersier ke
saluran sekunder dan terbuang ke sungai kita.
• Sungai mengalir masuk kota, menuju ke hilir
dan sebagian rakyat menggunakan air di hilir
untuk mandi, cuci dan kakus.
Kasus pencemaran air
• Akibat kebocoran pabrik pestisida.
di Amerika, di tepi sungai Mississipi (dekade 60-an).
Akibat bocornya pabrik tersebut, ribuan ton pestisida (endrin) terbuang
percuma ke sungai Mississipi dan ribuan ton ikan, yang diperkirakan 150
juta ekor ikan mati sia-sia. Nasib sengsara bagi masyarakat sekitarnya.
Kebutuhan ikan masyarakat Mississipi sekarang tidak dapat lagi terpenuhi.
Timbul bau busuk yang dihasilkan.
Tanah Subur
Pestisida berlebihan
Biota Mati
Gejala awal seperti SLUD terjadi pada keracunan organofosfat secara akut karena
terjadinya stimulasi reseptor muskarinik sehingga kandungan asetil kholin dalam
darah meningkat pada mata dan otot polos.
Gejala yang terlihat pada intoksikasi DDT adalah sebagai
berikut:
• Nausea, vomitus
• Paresthesis pada lidah, bibir dan muka
• Iritabilitas
• Tremor
• Convulsi
• Koma
• Kegagalan pernafasan
• Kematian
Parameter yang digunakan untuk menilai
efek peracunan pestisida
• nilai LD50 (lethal dose 50 %)
• menunjukkan banyaknya pestisida dalam miligram (mg)
untuk tiap kilogram (kg) berat seekor binatang-uji, yang
dapat membunuh 50 ekor binatang sejenis dari antara 100
ekor yang diberi dose tersebut.
• Yang perlu diketahui dalam praktek adalah LD50 akut oral
(termakan) dan LD50 akut dermal (terserap kulit).
• Nilai-nilai LD50 diperoleh dari percobaan-percobaan dengan
tikus putih.
• Nilai LD50 yang tinggi (di atas 1000) menunjukkan bahwa
pestisida yang bersangkutan tidak begitu berbahaya bagi
manusia.
• LD50 yang rendah (di bawah 100) menunjukkan hal
sebaliknya.
Nilai LD50 insektisida organofosfat
Komponen LD50 (mg/Kg)
Akton 146
Coroxon
12
Diazinon
100
Dichlorovos
56
Ethion
27
Malathion
1375
Mecarban
36
Methyl parathion
10
Parathion
3
Sevin
274
Systox
2,5
TEPP
1
LD50 (mg/Kg) Pestisida
Pestisida Kijang Piaraan Kambing
Organoklorin
Endrin - 25-50
Dieldrin 75-100 100-200
Toksafen 139-240 >160
Organofosfat
Demeton - 13
Paration 33 42
Monokrotofos 38 35
Dimetoat >200 -
Klorpirifos - >500
Fenitrotion 727 -
Karbamat
Aminokarb 11 -
Metomil 16 -
Meksakarbat 25 22
Profoxur 225 >800
Karbaril 300 -
LC50 (ppb) Pestisida pada MH
Pestisida Larva Nyamuk 12 ikan air tawar
(LC50,24 jam) (LC50, 96 jam)
Organoklorin
DDT 70 2-21
Heptaklor 5,4 -
Endrin 15 -
Toksafen - -
Aldrin - -
Dieldrin 7,9 2-131
Tiodan - 3-18
BHC 27
Organofosfat
Abate 1,6 -
Bayteks 4,2 980-3.404
Klontion 25 -
Diazinon 83 -
Dibrom - -
Dikorvos 75 -
http://imhpt.faperta.ugm.ac.id/2012/05/pedoman-teknis-kajian-pestisida/
Biomagnifikasi DDD (turunan DDT) di air
danau Clear California
Waktu Paruh Insektisida yg relatif persisten dlm tanah
Organofosfat
Difonat 0,2
Klorfenvinfos 0,2
Karbofenotion 0,5
Karbamat
Karbofuran 0,05-1
Mekanisme Toksisitas
• Organophosphat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis
pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan
hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi
diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat menyebabkan kematian
pada orang dewasa. Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase
dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada
sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin
menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan
jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik
dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut
menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh
bagian tubuh.
• Mekanisme toksisitas dari karbamate adalah sama dengan organofosfat,
dimana enzim achE dihambat dan mengalam karbamilasi.
• Mekanisme toksisitas organoklorin pada dasarnya terfokus pada
neurotoksin dan pada otak. Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta
kortek motorik adalah merupakan target toksisitas tersebut.
Penghambatan kerja enzim terjadi karena organophosphate melakukan
fosforilasi enzim tersebut dalam bentuk komponen yang stabil.
Pembatasan Pemakaian
Pestisida
Tindakan Pencegahan Pencemaran
• Jangan terjadi salah berantas.Misalnya herbisida jangan
digunakan untuk membasmi serangga.
• ikuti aturan pakai dan dosis yang dianjurkan
• jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida,
• Jangan telat memberantas hama. Dengan semakin meluasnya
hama akan membutuhkan penggunaan pestisida dalam
jumlah besar
• jangan salah pakai pestisida. Selain satu jenis pestisida
biasanya hanya digunakan untuk suatu jenis hama tertentu
• pahamilah dengan baik cara pemakaian pestisida. Jangan
sampai tercecer di sekitar tanaman,
• jika pestisida yang akan digunakan harus dibuat larutan
terlebih dahulu, jangan sampai tercecer ke tempat lain.
Pengobatan
• Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan
aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila
kandungannya jauh dibawah normal, keracunan mesti
terjadi dan gejala segera timbul.
• Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2
mg i.v. dan biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg.
Atrophin akan memblok efek muskarinik dan beberapa
pusat reseptor muskarinik. Pralidoxim (2-PAM) adalah
obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat.
Obat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai
garam chlorin.
T ERIMA KASIH