com
Ekotoksikologi
Pestisida (Organofosfat)
Nezya Pramudya Wardani
195080100111037/M03
Pembahasan
01 Pengertian Pestisida
02 Pengertian Organofosfat
03 Mekanisme Penyebaran
04 Dampak/Pengaruh pestisida
Pengertian Pestisida
• Pestisida merupakan salah satu hasil teknologi moderen yang mempunyai peranan penting
dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. (Jamin dan Erlangga, 2016)
• Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat
menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia
dan lingkungan peraran.
• Definisi dari pestisida yaitu pes memiliki arti hama, sedangkan cide berarti membunuh, sering
disebut ”pest killing agent” yaitu semua bahan yang digunakan untuk membunuh, mencegah,
mengusir hama dan merupakan bahan yang digunakan untuk merangsang dan mengendalikan
hama.
Pengertian Organofosfat
• Organofosfat merupakan pestisida yang paling efektif memberantas hama pertanian dan mudah
diperoleh di pasaran.
• Data Kementrian Pertanian tahun 2000 menunjukkan bahwa jumlah pestisida yang terdaftar untuk
pertanian mencapai 2.628 pestisida dan 50% nya merupakan golongan organofosfat. Hal tersebut
dikarenakan pestisida golongan organofosfat lebih mudah terurai di alam. (Nugroho, et al., 2015)
• Organofosfat adalah insektisida yang merupakan ester asarn fosfat atau asam tiofosfat, masing-
masing diwakili oleh diklorvos dan paration. (Alegantina, et al., 2005)
• Umumnya, organofosfat digunakan sebagai racun pembasmi serangga karena sifatnya yang paling
toksik secara akut terhadap binatang bertulang belakang seperti ikan, burung, cicak dan mamalia.
Organofosfat
• Senyawa organofosfat bersifat tidak stabil
sehingga dari segi lingkungan senyawa ini lebih
baik daripada organoklorin.
• Senyawa organofosfat lebih bersifat toksik
terhadap hewan-hewan bertulang belakang karena
dapat mempengaruhi sistem syaraf dengan cara
menghambat aktivitas enzim kolinesterase dalam
tubuh (acetylcholinesterase).
• Kolinesterase adalah enzim (suatu bentuk dari
katalis bilogis) di dalam jaringan tubuh yang
berperan untuk menjaga agar otot-otot, kelenjar-
kelenjar dan sel-sel syaraf bekerja secara
terorganisir dan harmonis.
• Jika aktivitas kolinesterase jaringan tubuh
organisme secara cepat sampai pada tingkat yang
rendah, akan berdampak pada bergeraknya serat-
serat otot secara sadar dengan gerakan halus
maupun kasar
Mekanisme Penyebaran
Penggunaan Pestisida sebagai salah satu bahan kimia untuk pencemaran
ke dalam lingkungan dapat melalui udara, air maupun tanah dapat
berakibat langsung terhadap komunitas hewan, tumbuhan, serta manusia.
(Arif, 2015)
• Hal ini akan mempengaruhi kandungan bahan pada sistem air tanah serta proses
pencucian zat untuk penguraian baik secara biologis maupun kimiawi di dalam tanah.
• Proses pencucian (leaching) bahan-bahan kimiawi dalam air tanah pada akhirnya akan
mempengaruhi kualitas air tanah. Jika proses pemurnian unsur-unsur residu pestisida
berjalan dengan baik dan tervalidasi hingga aman, maka zat pestisida yang masuk ke
dalam lingkungan bisa dikatakan aman.
• Jika proses tersebut kurang berhasil atau tidak berhasil secara alami, maka kondisi
sebaliknya akan terjadi. Penurunan kualitas air tanah dan kemungkinan terjangkitnya
penyakit akibat pencemaran air merupakan implikasi langsung dari masuknya pestisida
ke dalam lingkungan perairan.
Mekanisme Penyebaran
• Aliran permukaan air seperti sungai, danau dan waduk yang tercemar
pestisida akan mengalami proses dekomposisi bahan pencemar.
• Secara umum, hewan yang terkontaminasi dengan zat racun memperlihatkan gejala stress yang ditandai dengan
menurunnya nafsu makan, pergerakan berenang yang kurang stabil, dan cenderung berada di dasar perairan. Hal tersebut
dilakukan ikan sebagai suatu cara untuk memperkecil proses biokimia dalam tubuh yang teracuni, sehingga efek lethal
yang terjadi dalam tubuh menjadi lebih lambat.
• Pada saluran pernafasan, pestisida dapat menyebabkan kerusakan pada bagian insang dan organ-organ lainnya yang
berhubungan dengan insang. Masuknya pestisida dalam insang melalui kontak langsung dengan air, karena letaknya di
luar. Kerusakan insang dapat berupa penebalan lamella, degradasi sel atau bahkan kerusakan dan kematian jaringan
insang. Hal ini menyebabkan fungsi insang menjadi tidak wajar dan mengganggu proses respirasi, akibatnya mengganggu
pernafasan dan akhirnya menyebabkan kematian
• Infographic Style
Pengararuh Pestisida
• Insektisida golongan organofosfat
Limbah cair pestisida sebagai hasil
mempunyai sifat toksik, yang
menyebabkan terjadinya hemoragi dan samping dari aktivitas pertanian, aktivitas
degenerasi sel pada hati ikan.
industri pembuatan pestisida, sering
• Hemoragi ini terjadi bila kongesti sudah menimbulkan permasalahan bagi
sangat parah, maka pembuluh darah
lingkungan, yaitu dapat menghalangi sinar
akan pecah dan darah berada pada
tempat yang tidak semestinya matahari menembus lingkungan akuatik,
(pendarahan).
sehingga mengganggu proses-proses
• Degenerasi sel yang terjadi berupa biologi yang terjadi di dalamnya, serta
degenerasi melemak, dimana pada
mengganggu kualitas badan perairan
jaringan hati yang rusak terisi lemak,
sehingga menyebabkan kerusakan akibat munculnya bau busukAjiningrum
struktur sel hati ikan akibat pemaparan
dan Pramushinta (2015), .
insektisida golongan organophosfat.
(Jamin dan Erlangga, 2016).
Kesimpulan
a. Pestisida merupakan bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk mengendalikan hama dan jasad
pengganggu lainnya.
b. Organofosfat adalah insektisida yang merupakan ester asarn fosfat atau asam tiofosfat, masing-masing diwakili oleh
diklorvos dan paration.
c. Pestisida golongan organofosfat semakin bnayak digunakan dalam pertanian karena lebih mudah terurai di alam
dibandingkan dengan DDT.
d. Penggunaan pestisida yang tidak sesuai takaran dapat menyebabkan keseimbangan ekologis yang tidak sempurna
(populasi hama tinggi, musuh alami semakin punah).
e. Dampak lain yang ditimbukan dari adanya pestisida adalah timbulnya pencemaran air, tanah dan udara yang dapat
mengganggu sistem kehidupan organisme lainnya.
Referensi
Ajiningrum, P. S., dan I. A. K. Pramushinta. 2015. Penghilangan limbah pestisida tebukonazol dengan sistem fitoremediasi
menggunakan enceng gondok (Eichhornia Crassipes). Journal of science. 8(2): 1–5.
Alegantina, S., M. Reini, dan P. Lastari. 2005. Penelitian kandungan organofosfat dalam tomat dan slada yang beredar di
beberapa jenis pasar dI DKI jakarta. Media Litbang Kesehatan. 15(1): 44-49.
Arif, A. 2015. Pengaruh bahan kimia terhadap penggunaan pestisida lingkungan. Jurnal MIPA. 3(4): 134-143.
Herlambang, P., dan O. Hendriyanto. 2015. Fitoremediasi limbah deterjen menggunakan kayu apu (Pistia Stratiotes L.) dan
genjer (Limnocharis Flava L.). Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. 7(2): 100-114.
Jamin, dan Erlangga. 2016. Pengaruh insektisida golongan organofosfat terhadap benih ikan nila gift (Oreochromis niloticus,
Bleeker): analisis histologi hati dan insang. Aquatic Sciences Journal. 3(2): 46-53.
Nasihah, M., A. R. Putri, dan N. D. Khasanah. 2021. Dampak residu pestisida regent terhadap survival rate ikan mas
(Cyprinus carpion Linn). Jurnal EnviScience. 5(1): 48-54.
Nugroho, B. Y. H., S. Y. Wulandari, dan A. Ridlo. 2015. Analisis residu pestisida organofosfat di perairan Mlonggo Kabupaten
Jepara. Jurnal Oseanografi. 4(3): 541–544.
Rustia, H. N., B. Wispriyono, D. Susanna, dan F. N. Luthfiah. 2010. Lama pajanan organofosfat terhadap penurunan aktivitas
enzim kolinesterase dalam darah petani sayuran. Jurnal Makara Kesehatan. 14(2): 95-101.
Terima kasih