pH
Pratikum Manajemen Kualitas Air Budidaya Ikan yang dilaksanakan pada tanggal 6-7
Maret 2021 dengan mekanisme daring menghasilkan data yang menunjukkan adanya
perubahan pH pada suatu pemeliharaan dengan perlakuan bioball. Alat yang digunakan dalam
pengukuran pH ini yaitu pH meter. Pengukuraan parameter pH dilakukan 2 kali sehari yaitu
setiap pagi dan sore hari. Hasil data pengukuran pH tertinggi pagi hari didapatkan pada hari ke-
15 yaitu sebesar 8,94 dan sore hari pada hari ke-17 yaitu sebesar 7,3. Kenaikan pH pada hari
ke 15 dan 17 dapat disebabkan adanya banyakanya CO2 dalam perairan dan telah terjadinya
proses dekomposisi bahan organik. Hasil data pengukuran pH terendah pagi hari pada hari ke-
3 yaitu sebesar 6,8 dan sore hari pada hari ke-12 yaitu sebesar 6,71. Perubahan pH yang
dihasilkan dari perlakuan bioball tidak signifikan atau tidak jauh berbeda dari hari ke hari.
c. DO
Menurut Ren (2018), Oksigen terlarut adalah salah satu parameter terpenting di perairan
karena mempengaruhi segala aktivitas metabolisme biota. Suatu perairan dengan kadar
oksigen yang kecil menunjukkan proses penguraian kotoran atau sisa-sisa metabolisme ikan
tidak berjalan dengan baik, sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oksigen
terlarut dipengaruhi oleh parameter lainnya seperti suhu dan pH. Ikan nila dapat hidup dengan
tingkat produktivitas yang baik apabila kadar DO di perairan lebih dari 3,0 mg/L. Kadar DO yang
terlalu rendah dapat menurunkan laju pertumbuhan pada Ikan nila. Kadar DO harus optimal
e. Nitrat
Praktikum Manajemen Kualitas Air Budidaya Ikan yang dilaksanakan pada tanggal 6 – 7
Maret 2021 dengan mekanisme daring menghasilkan data yang menunjukkan adanya
perubahan kadar nitrat pada suatu pemeliharaan dengan perlakuan bioball. Pengamatan kadar
nitrat pada minggu pertama sebesar 0 ppm. Pengamatan pada minggu kedua mengalami
kenaikan yang drastis. Hal tersebut dikarenakan kadar nitrat mengalami peningkatan dari 0 ppm
menjadi 50 ppm. Pengamatan pada minggu kedua hingga minggu terakhir, kadar nitrat stabil
tanpa adanya penurunan atau peningkatan kadar nitrat. Kadar nitrat pada minggu ke 1 dan 2
mengalami kenaikan karena dapat masukan bahan organik. Saat minggu ke 3 dan 4 kadar
nitrat tida mengalami kenaikan karena bahan organik telah mendapat perlakuan dari bioball.
Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pada nitrat adalah keberadaan bakteri nitrifikasi,