“JUDUL JURNAL”
OLEH :
NAMA (NIM)
KELAS :
benua Asia dan benua Australia serta samudera Hindia dan samudera Pasifik. Selain itu,
Indonesia juga mendapat julukan sebagai negara maritime karena 70% wilayahnya terdiri
dari perairan (Nurlina, 2018). Kondisi ini membuat sektor kelautan dan perikanan memiliki
potensi besar untuk mendukung pembangunan perekonomian negara (Tajerin et al., 2017).
Saat ini tingkat konsumsi dan permintaan ikan di dunia cenderung mengalami
kenaikan setiap tahunnya (Jaya et al., 2018). FAO mencatat bahwa telah terjadi peningkatan
produksi perikanan tangkap di dunia, dari 93,1 juta ton pada tahun 2017 menjadi 96,4 juta
ton pada tahun 2018 (FAO, 2018). Hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi sektor
perikanan Indonesia untuk melakukan ekspor hasil tangkapan ikan. Diketahui Indonesia
menempati urutan ke-12 sebagai negara pengekspor produk perikanan global (Baransano.
& Mangimbulude., 2011) yang mencapai 65 juta ton, terdiri atas 7,3 juta ton pada sektor
perikanan tangkap khususnya ikan-ikan pelagis dan 57,7 juta ton pada sektor perikanan
budidaya (Talib, 2017). Hasil sektor perikanan tangkap di Indonesia yang utama adalah Ikan
negara Indonesia (Alfajri, 2019). Pada tahun 2018 tercatat Ikan Tuna, Cakalang, Tongkol
(TCT) menyumbang devisa sebesar 713,9 Juta USD atau 14,69 % dari total nilai ekspor
hasil perikanan. Nilai ini setara dengan 168,4 ribu ton atau 14,96 % dari total volume ekspor
hasil perikanan (KKP, 2019). Indonesia memiliki empat jenis Ikan Tuna yang menjadi target
penangkapan utama yaitu Tuna Sirip Kuning/yellowfin (Thunnus albacares), Tuna Mata
Albakora/albacore (Thunnus alalunga) (Hariyanto et al., 2015). Populasi Ikan Tuna Sirip
Kuning menjadi urutan teratas dengan presentase produksi sebesar 69% dari total
Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) ialah ikan epipelagis, biasanya dijumpai di
perairan Samudera di atas lapisan termoklin. Punggungnya berwarna biru gelap metalik,
punggung kedua dan anal, serta finlet-finlet berwarna kuning cerah yang menjadikan tuna ini
berjenis tuna Sirip Kuning. Pada umumnya di bagian pantai selatan saat musim semi ke
musim panas Tuna Sirip Kuning berukuran besar dan melakukan pemijahan sepanjang
tahun di daerah Khatulistiwa (Burhanis, Begen, et al., 2018). Tuna sirip kuning ini
mempunyai kebiasaan berenang cepat dan bergerombol bersama ikan yang seukuran,
kadang-kadang juga bercampur dengan tuna jenis lainnya (Arnenda et al., 2019).
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sumberdaya
perikanan laut, salah satunya wilayah pengelolaan perikanan laut di Jawa Timur bagian
selatan yaitu Kabupaten Pacitan. Kabupaten Pacitan memiliki potensi yang besar karena
kegiatan perikanan tangkap yang sedang berkembang. Oleh karena itu, pemerintah melalui
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur membangun salah satu prasarana
UPT PPP Tamperan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usaha
nelayan. Komoditas ikan yang tedapat di perairan Pacitan (Samudra Hindia) yaitu jenis ikan
pelagis besar seperti tuna, cakalang, tongkol, tengiri, marlin, dan lemandang.
Perkembangan produksi komoditi utama pelagis besar secara nasional menunjukkan bahwa
jenis ikan tuna mengalami pertumbuhan produksi dalam kurun waktu tahun 2007-2011
Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) memiliki hasil tangkapan yang menunjukkan
trend peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan untuk memenuhi tingginya
penurunan stok ikan dan overfishing (Firdaus, 2019). Dalam upaya mencapai pemanfaatan
secara berkelanjutan untuk pengelolaan perikanan yang menjamin kelestarian sumber daya
ikan dan lingkungan di Kabupaten Pacitan maka aktivitas eksploitasi dan pengelolaan yang
berlebih dan tidak ramah lingkungan harus diberhentikan. Berdasarkan uraian tersebut
maka perlu dilakukan pengkajian stok ikan untuk mengetahui nilai maximum sustainable
yield (MSY), jumlah tangkapan yang diperbolehkan, tingkat pemanfaatan serta kaitannya
dengan hubungan panjang berat ikan Tuna Sirip Kuning. Pengkajian stok ikan tersebut
berkelanjutan.
Permasalahan yang terjadi dalam analisis nilai maximum sustainable yield (MSY) yaitu
tingginya aktifitas penangkapan ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) yang
menyebabkan terjadinya penurunan populasi ikan. Ikan Tuna Sirip Kuning merupakan salah
satu ikan yang dominan tertangkap di UPT PPP Tamperan Kabupaten Pacitan, aktifitas
penangkapan yang tinggi dan tidak terkendali akan meyebabkan dampak buruk terhadap
kelestarian sumberdaya ikan Tuna Sirip Kuning. Berdasarkan uraian diatas, rumusan
1. Bagaimana pola pertumbuhan dari ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) di UPT
2. Bagaimana laju pertumbuhan dari ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) di UPT
3. Bagaimana laju eksploitasi dari ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) di UPT PPP
4. Bagaimana nilai potensi lestari maksimum (MSY) dan tingkat pemanfaatan ikan Tuna
1.3 Tujuan
1.4 Kegunaan
manajemen stok sumberdaya ikan, khususnya Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus
albacares).
----TAMPILKAN DATA-----
---CARANYA----
---PEMBAHASAN----
ISI LAPORAN :
1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. BAB 1 Pendahuluan (Latar belakang, rumusan masalah, tujuan, kegunaan)
5. BAB 2 Tinjuan Pustaka
- materi korelasi dan regresi
- materi von bertalanffy
- materi hubungan panjang dan berat
- materi mortalitas dan laju eksploitasi
- materi surplus produksi (schaefer dan fox)
6. BAB 3 Pembahasan
- materi von bertalanffy
- materi hubungan panjang dan berat
- materi mortalitas dan laju eksploitasi
- materi surplus produksi (schaefer dan fox)
7. BAB 3 penutup
- Kesimpulan
- Saran
8. Daftar pustaka
KETENTUAN :
- setiap sub bab minimal 2 paragraf
- di bagian pembahasan setelah soal, harus ada pembahasan hasil dan di
tambahkan literatur pembanding min.2 literatur (10 tahun terakhir)
- Literatur antar kelompok tidak boleh sama
- Data yang digunakan min.50 data untuk bab von bertalanffy-mortalitas, data
surplus produksi min.10 data
- format penulisan dll download di web FPIK pedoman penulisan skripsi terbaru