Anda di halaman 1dari 27

TUGAS TOKSIKOLOGI KLINIK

“senyawa struktur & efek toksisitas racun biotis yang berasal dari hewan dan tumbuhan ”
DOSEN PENGAMPUH : RINI PRASTYAWATI S.SI M.SI

Disusun oleh :

NURUL IVANA

20522015

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” senyawa & struktur kimia yang terkandung pada racun
biotis yang berasal dari hewan & tanaman ”

Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rini selaku dosen mata
kuliah Toksikologi klinik yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan
tugas ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga
wawasan terhadap bagaimana mengetahui dan mengidentifikasikan senyawa , struktur kimia yang
terkandung pada racun biotis terhadap hewan dan tumbuhan .
saya pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para
pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Jayapura , 30 September 2021


DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………………………………………..


Daftar isi…………………………………………………………………………………………………
Bab 1 pendahuluan …………………………………………………………………………………
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
Bab 2 pembahasan …………………………………………………………………………………..
1. Definisi
2. Macam macam racun biotis pada hewan
a) Senyawa
b) struktur kimia
c) Efek toksisitas
3. Macam macam racun biotis pada tumbuhan
a) Senyawa
b) Struktur
c) Efek toksisitas
Lampiran jurnal ……………………………………………………………………………………….
Bab 3 Penutup…………………………………………………………………………........................
a) Kesimpulan
b) Saran & kritik
Daftar pustaka ……………………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
Latar belakang
Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang
merugikan bagi organisme hidup. Dari definisi diatas, jelas terlihat bahwa dalam
Toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksidengan suatu cara-cara tertentu
untuk menimbulkan respon pada system biologi yang dapat menimbulkan kerusakan
pada system biologi tersebut.Salah satu unsur Toksikologi adalah agent-agent kimia atau
fisika yangmampu menimbulkan respon pada system biologi. Selanjutnya cara-cara
pemaparan merupakan unsur lain yang turut menentukan timbulnya efek-efek yang tidak
diinginkan ini. Menurut sejarahnya usaha-usaha pertama untuk menggolong-golongakan
agent-agent adalah didasarkan sumber-sumber alamnya. Satu dari pelopor dalam bidang
ini adalah Discorides yang membagi racun-racun kedalam racun- racun binatang,
tumbuh-tumbuhan dan mineral. Zat-zat toksin digolongkan dengan cara-cara yang
bermacam-macam tergantung pada minat dan kebutuhan dari yang menggolongkannya.
Sebagai contoh, zat-zat toksis dibicarakan dalam kaitannya dengan organ-organ sasaran
dan dikenal sebagai racun-racun liver
Bapak Toksikologi, Paracelsus, menyatakan bahwa: Segala sesuatu adalah racun
dan tidak ada yang tanpa racun. Hanya dosis yang membuat sesuatu menjadi bukan
racun (Dosis solum facit venum). Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa,
namun memiliki definisi yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin"
didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari proses biologi, atau sering disebut sebagai
biotoksin. Sementara, bisa didefinisikan sebagai cairan mengandung racun yang
disekresikan atau dihasilkan oleh hewan selama proses pertahanan diri atau menyerang
hewan lain dengan gigitan maupun sengatan.

B. TUJUAN
1. Mengetahui sumber-sumber racun (binatang, tumbuh-tumbuhan,).
2. Mengetahui senyawa , struktur dan gejala klinis keracunan .

C. Rumusan masalah
1. Jelaskan senyawa dan struktur kimia yang terkandung pada racun biotis pada
hewan
2. Jelaskan senyawa dan struktur kimia yang terkandung pada racun biotis pada
tumbuhan
3. Bagaimana efek toksisitas racun biotis pada hewan dan tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tumbuh-Tumbuhan

Banyak spesies tumbuhan di dunia tidak dapat dimakan karena kandungan


racun yang dihasilkannya. Proses domestikasi atau pembudidayaan secara
berangsur-angsur dapat menurunkan kadar zat racun yang dikandung oleh
suatu tanaman sehingga tanaman pangan yang kita konsumsi mengandung
racun dengan kadar yang jauh lebih rendah daripada kerabatnya yang bertipe
liar (wild type). Penurunan kadar senyawa racun pada tanaman yang telah
dibudidaya antara lain dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat
tumbuhnya. Karena racun yang dihasilkan oleh tanaman merupakan salah satu
cara untuk melawan predator, maka tidak mengherankan bila tanaman pangan
modern jauh lebih rentan terhadap penyakit. Beberapa kelompok racun yang
ditemukan pada tanaman yang biasa kita konsumsi, ada beberapa yang larut
lemak dan dapat bersifat bioakumulatif
BERIKUT INI 10 TUMBUHAN YANG BERACUN BESERTA SENYAWA & STRUKTUR EFEK TOKSISITAS

1. Jamur amanita

Jamur amanita phalloidesa

Jamur Amanita phalloides dikenal pula sebagai payung maut (DeathCap). Dari sekian banyaknya
jenis jamur beracun, Amanita phalloides merupakan spesies jamur paling berbahaya karena
kematian biasanya terjadi setelah mengonsumsi jamur ini. Masyarakat awam sering sering mengira
jamur ini dengan champignon (jamur agaricus).
Secara morfologi, jamur Amanita phalloides termasuk organismeheterotrof karena tidak
mempunyai pigmen hijau daun (khlorofil) untukmelakukan proses fotosintesis. Tubuh buah seperti
payung dengan tudung berwarna merah, coklat muda, coklat tua sampai kuning dengan bintik-
bintik putih. Dapat hidup sebagai saprofit atau parasit. Menurut Ainsworth (1973),jamur beracun
ini dicirikan sebagai tumbuhan talus dengan struktur tubuhuniseluler atau berfilamen, bersifat
amotil (dengan pengaliran sitoplasma melalui miselium), dinding sel mengandung kitin dan
selulosa, serta memiliki inti sel (eukariot). Pada umumnya dapat berkembang biak secara
seksual(generatif) maupun aseksual (vegetatif). Cara reproduksi jamur Amanitaphalloides secara
aseksual akan menghasilkan spora dengan sporokarpa makroskopik maupun mikroskopik.
Habitatnya tumbuh liar di hutan, tegalan, pekarangan, serta dapat ditemukan pula di antara jatuhan
daun atau pada tanah humus.

Senyawa & Struktur kimia racun jamur Amanita phalloides

Karena efek toksiknya yang sangat berbahaya, maka sejak abad ke-19 para
ahli kimia telah melakukan penelitian terhadap kandungan senyawa kimia pada jamur
Amanita phalloides yang berpotensi sebagai racun. Pada tahun 1891, R. Kobert
menemukan senyawa kimia yang beliau namakan phallin. Walaupun bersifat
haemolitik namun senyawa kimia ini tidak memiliki efek toksik. Kemudian Lynen, F.
dan U. Wieland (1938) menemukan phalloidin sebagai racun utama pada jamur
Amanita phalloides. Dan pada tahun 1941, amanitin ditemukan oleh Wieland, H dan R.
Hallermayer sebagai senyawa berikutnya yang bersifat sebagai racun.

Phalloidin merupakan salah satu kelompok racun death cap (Amanita phalloides) yang sering
dikenal pula sebagai phallotoxin. Berupa rantai bisiklik heptapeptide dan terikat secara khusus
pada interfase subunit F-actin.

Oleh sebab itu,ikatan phalloidin lebih kuat pada actin filament (F-actin) daripada pada actin
monomer.Secara stokiometrik, phalloidin bereaksi dengan actin dan berfungsi menstabilkan
polimer-polimer actin (khususnya struktur F-actin). Ikatan polimerisasi pada struktur actin filament
(F-actin) distabilkan dengan cara mengurangi tingkat konstan untuk peruraian subunit actin
monomer.
Gejala dan Efek Keracunan Jamur Amanita phalloides

A. Studi Toksisitas Phalloidin


Gejala akibat keracunan phalloidin baru akan terjadi setelah periode laten yangcukup lama yaitu
sekitar 8-24 jam. Muntahnya penderita keracunan menandakan jika gejala baru terjadi. Setelah itu
diikuti terjadinya gangguan pada saluran pencernaan. Yang bersangkutan akan merasa sangat sakit
dan terjadi diare hebat. Akibatnya akan banyak air dan elektrolit yang hilang dalam tubuh sehingga
akan terjadi kegagalan sirkulasi.
Efek toksik dari racun ini yaitu terjadi kerusakan pada organ ginjal dan hati.Kerusakan ginjal
menyebabkan berkurangnya produksi air kemih atau bahkan tidakada sama sekali. Sedangkan
kerusakan hati mengakibatkan sakit kuning yang biasanya muncul dalam kurun waktu 2-3 hari.
Kadang-kadang gejala akan hilangdengan sendirinya, tetapi hampir 50% penderita akan meninggal
dalam 5-8 hari.

B. studi toksisitas amanitin

Diare dan kejang merupakan gejala-gejala pertama akibat keracunan amanitin.Penundaan


pengobatan terhadap gejala-gejala ini akan membuatnya lebih sulit untuk didiagnosa yang nantinya
dapat berakibat fatal. Beberapa efek toksik (dampak) dari racun ini akan terlihat dalam kurun
waktu 10 jam. Hal ini merupakan hal yang biasa untuk beberapa dampak yang akan terjadi
dalam kurun waktu 24 jam setelah berada dalam proses pencernaan. Setelah itu, perutakan terasa
terpompa dan timbul rasa sakit yang luar biasa. Pada hari keempat dan kelima, amanitin akan
mulai memperlihatkan dampak yang parah pada hati dan ginjal, yang mengarah pada rusaknya
sistem total kedua organ tubuh ini. Racun ini secara efektif dapat menyebabkan cytolysis
hepatocytes (sel-sel hati). Biasanya orang-orang yang terkena racun ini akan mati dalam waktu
sekitar seminggu dari saat proses pencernaannya. Studi lain menyatakan sekitar 15% dari yang
terkena racun ini akan mati dalam waktu 10 hari melewati tahap keadaan tak sadarkan diri sampai
ke keadaan gagal ginjal, gagal hati, koma hepatic, gagal saluran pernafasan dan mati. Orang-orang
yang sembuh akan memiliki resiko kerusakan hati yang permanen(Anonim, 2007)

2. Cicuta / water hemlock


CICUTA / WATER HEMLOCK

Cicuta atau disebut juga water hemlock adalah genus dari empat spesies tanamanan beracun dalam
family Apiaceae . Cicuta memiliki bunga putih yang kecil, tumbuh bersusun dengan bentuk
payung. Pada batang bagian bawah yang tebal terdapat ruang-ruang kecil berisi cairan berwarna
coklat yang sangat beracun. Cairan ini akan keluar jika batang cicuta dipatahkan atau dipotong.
Tingginya sekitar 0,5-1.0 m. Cicuta biasanya tumbuh pada lahan basah, seperti pada padang
rumput yang basah atau disepanjang tepi sungai di daratan Amerika Utara dan Eropa.
Petumbuhannya dimulai pada musim semi, akan meningkat dan berbunga pada bulan Juni atau
Juli.Cicuta terkenal mematikan. Pada bagian batang, akar, dan bunganya mengandung senyawa
beracun yang disebut cicutoxin. Senyawa beracun ini lebih banyak terdapat pada bagian akar dari
tanaman cicuta. Jika termakan dapat menyebabkan denyut nadi cepat, napas cepat, kejang-kejang,
koma, hingga kematian dapat terjadi pada 15 menit setelah dosis mematikan dikonsumsi

SENYAWA & STRUKTUR KIMIA CICUTOXIN

Nama IUPAC

 (8E,10E,12E,14R)
-heptadeca-8,10,12-triene-
4,6-diyne-1,14-diol
Nama lain
Cicutoxin

Cicutoxin adalah terjadi secara alami beracun senyawa kimia diproduksi oleh beberapa tanaman
dari keluarga Apiaceae termasuk hemlock air (Cicuta spesies) dan dropwort air (Oenanthe
crocata). Senyawa itu mengandung poliena, polyyne, dan alkohol kelompok fungsional dan
merupakan a isomer struktural dari oenanthotoxin, juga ditemukan di dropwort air. Keduanya
adalah milik C17-polyacetylenes .

Itu menyebabkan kematian kelumpuhan pernapasan akibat gangguan pada sistem syaraf pusat.Ini
kuat, tidak kompetitif antagonis dari asam gamma-aminobutyric (GABA) reseptor. Pada manusia,
cicutoxin dengan cepat menghasilkan gejala mual, emesis dan sakit perut, biasanya dalam 60 menit
setelah menelan. Ini bisa menyebabkan tremor, kejang, dan kematian..

Cicutoxin adalah asam gamma-aminobutyric nonkompetitif (GABA) antagonis di sistem saraf


pusat (SSP). GABA biasanya mengikat domain beta dari GABA sebuah reseptor dan mengaktifkan
reseptor yang menyebabkan aliran klorida melintasi membran. Cicutoxin mengikat tempat yang
sama dengan GABA, karena reseptor ini tidak diaktifkan oleh GABA. Pori reseptor tidak akan
terbuka dan klorida tidak dapat mengalir melintasi membran. Pengikatan cicutoxin ke domain beta
juga memblokir saluran klorida. Kedua efek cicutoxin di GABA reseptor menyebabkan konstanta
depolarisasi. Ini menyebabkan hiperaktif di sel, yang mengarah ke kejang.

3. Strychnine
Strychnine adalah senjata pembunuhan di novel Agatha Christie dan film-film serial detectif.
Strychnine ini merupakan racun yang bertindak cepat, belum ada pengobatan yang efektif untuk
menyelamatkan korban dari gangguan racun ini.
Salah satu dari bentuk racun yang lebih populer pada awal abad kedua puluh. Strychnine menyerang
sistem saraf pusat dan menyebabkan reaksi refleks berlebihan. Dengan dosis yang benar korban bisa
mati dalam waktu sepuluh sampai dua puluh menit.

a. Senyawa & struktur

Striknina adalah sebuah alkaloid kristaline, pahit, tak berwarna dan beracun yang dipakai sebagai
pestisida, terutama untuk membunuh vertebrata-vertebrata kecil seperti burung dan hewan pengerat.
Sumber paling umumnya adalah berasal dari biji-bijian pohon Strychno s nux-vomica.
Strychnineini merupakan racun yang bertindak cepat, pengobatan yang efektif sekarang mungkin tidak ada
dan itu hanya dapat dilihat sebagai senjata pembunuh yang efisien dalam fiksi dan sangat kuno
menunjukkan misteri pembunuhan.

b. efek toksisitas
Tumbuhan ini walau terlihat indah dan menarik, baik buahnya yang seperti bisa di konsumsi, namun
Strychnine memiliki racun yang menyerang saraf pusat dan mengakibatkan kejang-kejang. Dengan
Dosis yang tepat maka korban dapat mengalami kematian dalam waktu 10 - 20 menit. Racun ini
membunuh secara perlahan-lahan dan membuat korban menderita hingga meninggal

4. Monkshood Atau Wolfsbane

Bunga wolfsbane atau yang sering disebut juga dengan bunga aconitum, sudah sejak lama
diandalkan sebagai tanaman herbal. Dalam pengobatan tradisional Cina, bunga herbal ini
digunakan untuk mengatasi peradangan, meringankan gejala kedinginan yang ekstrem, dan
gangguan pencernaan. Sebagian lainnya, menggunakan bunga aconitum sebagai obat untuk
mengatasi kejang, nyeri sendi, kebas, masalah kulit tertentu,
hingga rambut rontok. Bahkan bunga yang punya banyak warna ini
dipercaya mampu merangsang produksi keringat serta
menyembuhkan luka. Meski begitu, bunga yang punya rupa
menawan ini cukup berbahaya jika tidak disengaja dikonsumsi dan
dapat menyebabkan keracunan. Jadi, penggunaan tanaman herbal ini
tidak bisa sembarangan dan harus di bawah pengawasan ahli.
a. Senyawa dan struktur
Bunga wolfsbane mengandung alkaloid, yang merupakan senyawa yang dapat
menurunkan rasa nyeri. Zat ini bekerja dengan cara memengaruhi sistem saraf
kardiovaskular dan saraf pusat, sehingga merangsang rasa nyeri hilang. Bunga aconitum
segar sangat beracun dan dosis yang aman tergantung pada pengolahan. Perendaman dan
pendidihan selama proses merebus dapat menurunkan kadar alkaloidnya sehingga jadi
tidak beracun.
alkaloid
b. Efek toksisitas
Monkshood dapat ditemukan tumbuh di seluruh Eropa dan Amerika Serikat. Karena
semua bagian tanaman beracun, maka penanganannyapun ekstra hati-hati. Kontak
dengan kulit dapat menyebabkan mati rasa sementara dan anak-anak yang memegang
umbi untuk jangka waktu yang panjang dapat menyerap alkaloid beracun dan mati
penyerapan tanaman dapat menyebabkan gejala jantung dan kelumpuhan.

5. Gympie Gympie

Gympie Gympie dengan nama ilmiah Dendrocnide moroides ini merupakan tumbuhan yang subur di
Hutan Maluku, Indonesia dan Hutan Timur, Australia. Saat memasuki hutan berhati-hatilah dengan
tumbuhan yang satu ini ! Bila kebetulan menjumpainya, segeralah menjauh, karena berada didekatnya
sama saja mengundang bahaya. Namanya memang sekilas terdengar imut tapi jangan sampai terkecoh,
ternyata racunnya mematikan.

a. Senyawa & struktur


Orang biasa menyebut gympie gympie dengan sebutan tumbuhan penyengat, karena bila kulit
tersentuh daun gympie gympie sedikit saja, rasanya seperti disengat dan menimbulkan rasa panas
luar biasa dan tidak akan hilang hingga berbulan-bulan, karena efek racun moroidin yang terdapat
di bulu tumbuhan ini.

Struktur kimia moroidin, oktapeptida bisiklik bertanggung


jawab atas nyeri jangka panjang yang disebabkan oleh Moroides dendrosnida menyengat
Ada bukti anekdot bahwa beberapa tanaman tidak menyengat, tetapi masih memiliki rambut,
menunjukkan adanya perubahan kimiawi pada toksin.
b. Efek toksisitas
Saat manusia menyentuh daun, maka bulu-bulu halus itu akan menyuntikkan moroidin ke dalam
lapisan kulit menimbulkan rasa menyengat. Terkadang, hanya berada di hadapan tanaman itu saja
dapat menyebabkan gatal-gatal, ruam, bersin dan mimisan parah. Karena zat moroidin tersebut
dilepaskan ke udara sekitar pohon. Salah satu orang pertama yang mendokumentasikan efek
samping dari sengatan Gympie-Gympie adalah AC Macmillan. Surveyor jalan North Queensland itu
melaporkan pada tahun 1866 bahwa kudanya tersengat, mengamuk lalu meninggal dalam 2 jam.
Pada 1994 juga dialami Cyril Bromley yang jatuh di tanaman tersebut ketika latihan militer.
6. Suicide Tree

Suicide tree dengan nama lain pong-pong dan othalanga adalah sebutan untuk spesies tumbuhan
yang memilki nama ilmiah Cerbera odollam. Bentuk tumbuhan ini sangatlah mirip dengan
oleander flower, karena berasal dari keluarga yang sama. Alasan pemberian nama suicide tree
sendiri adalah karena tumbuhan ini cukup popular untuk senjata pembunuhan diam-diam dan
juga untuk bunuh diri.
a. Senyawa dan struktur
Suicide tree mempunyai bagian bunga berwarna putih seperti melati, namun ukurannya lebih
besar. Tumbuhan ini memiliki kandungan racun bernama cerberin. Cerberin ini dapat
menyebabkan gangguan otot jantung, kegagalan pernapasan, dan kemudian kematian.

b. Efek toksisitas
Biji dari suicide tree ini juga sangatlah beracun dan tidak memberikan rasa pahit akan kandungan
racun maupun bau yang menyengat menyebabkan kegagalan pernapasan, dan kemudian
kematian. . Hal inilah yang membuat biji tumbuhan ini cukup populer digunakan untuk meracuni
seseorang dengan mencampurkannya di dalam makanan, karena rasanya dapat ditutupi oleh
bumbu makanan lainnya. Tidak hanya itu saja, racun dari suicide tree ini sering diabaikan saat
autopsi. Itulah sebabnya mengapa suicide tree sering dikatakan sebagai alat pembunuhan yang
sempurna.

7. Deadly Nightshade

Sekilas, tumbuhan dengan nama ilmiah Atropa belladonna ini terlihat tidak berbahaya bahkan
terlihat dapat dimakan dengan buah berrynya yang berwarna hijau atau hitam mengkilat,
ditambah lagi rasa mereka yang manis. Sayangnya, tumbuhan deadly nightshade ini adalah salah
satu tumbuhan paling mematikan yang ada di dunia. Belladonna, yang punya nama lain Atropa
belladonna atau nightshade, merupakan tanaman semak beracun yang berasal dari Asia dan
Eropa. Tanaman ini menghasilkan buah beri
hitam yang tidak boleh dimakan.. 
a. Senyawa & struktur
Racun yang terkandung dari tumbuhan ini
adalah atropine dan scopolamine yang
diproduksi alami oleh sel suatu organisme. Anehnya adalah racun atropine dan scopolamine yang
ada di dalam tumbuhan ini tidak memengaruhi hewan tertentu seperti kuda, kelinci, domba dan
beberapa burung diketahui tidak terpengaruh oleh racun mereka.
Scopolamine berfungsi untuk mengurangi sekresi beberapa organ tubuh. Ini juga membantu
mengurangi mual dan muntah akibat asam lambung naik. Selain itu, scopolamine berfungsi untuk
mengendalikan detak jantung dan melemaskan otot. Atropine serupa dengan scopolamine.
Atropine sama-sama digunakan untuk mengurangi sekresi organ tubuh. Namun tidak seefektif
scopolamine bila digunakan untuk meregangkan otot dan mengendalikan denyut jantung.
Atropine juga digunakan sebagai bahan obat tetes mata untuk melebarkan mata. Dalam beberapa
kasus, atropine bekerja sebagai penangkal racun serangga atau insektisida. 
b. Efek toksisitas
Belladonna adalah salah satu tanaman paling beracun yang diketahui, dan penggunaannya melalui
mulut meningkatkan risiko dalam berbagai kondisi klinis, seperti komplikasi kehamilan, penyakit
kardiovaskular, gangguan gastrointestinal, dan gangguan kejiwaan. Semua bagian tumbuhan
mengandung alkaloid tropane. Menurut National Institutes of Health (NHS), nightshade tidak
aman dikonsumsi secara langsung. Memakan buah atau daun dari tanaman ini dapat
menyebabkan kematian. Kontak kulit langsung dengan daunnya dapat menimbulkan reaksi alergi
dan ruam kulit kemerahan. Itu sebabnya di zaman dulu, getah tanaman ini sering digunakan
sebagai racun yang dioleskan pada ujung panah. 

8. Angel’s Trumpet (Terompet Malaikat)

Brugmansia adalah tanaman berbentuk semak yang besar-besar atau bisa juga merupakan pohon
yang kecil. Batangnya semi-kayu. Dari batangnya itu sering kali tumbuh banyak cabang. Tinggi
tanaman ini bisa mencapai tiga sampai sebelas meter. Nama “angel’s trumpet” merujuk pada
bunganya yang besar, menggantung, dan berbentuk seperti terompet. Panjang bunganya sekitar 14-
50 cm dan lebarnya 10-35 cm. Kebanyakan dari genus brugmansia ini memiliki wangi yang kuat.
Wanginya akan sangat tercium di malam hari.

Bunga terompet ini berasal dari daerah tropis di Amerika Selatan, sepanjang Andes dari Venezuela
sampai daerah utara Chile. Selain itu tanaman ini juga dapat ditemukan tumbuh di daerah tenggara
Brazil. Bunga ini kemudian tumbuh sebagai bunga ornamen yang ditanam di dalam pot di seluruh
dunia. Brugmansia kemudian ternaturalisasi di daerah tropis yang terisolasi di seluruh dunia,
termasuk di Asia.

a. Senyawa & struktur kimia


Brugmansia kaya akan scolopamine dan beberapa senyawa tropan alkoloid lainnya
Hiosin hidrobromida atau dikenal dengan istilah lain Skopolamin
hidrobromida (atau Scopolamine hydrobromide dalam bahasa
inggris) adalah alkaloid tropana berupa garam hidrobromida yang
berasal dari famili Solanaceae. Tanaman penghasil Hiosin
hidrobromida khususnya berasal dari tanaman alami Henbane
(Hyoscyamus niger) dan Belladona (Atropa belladonna). Hiosin hidrobromida merupakan
pencampuran reaksi antara Skopolamin dengan Hidrogen bromida.
Alkaloid tropane adalah kelas bicyclic alkaloid dan metabolit
sekunder yang mengandung tropane ring di mereka struktur kimia .
Alkaloid tropana terjadi secara alami di banyak anggota tanaman
keluarga Solanaceae . Alkaloid tropane tertentu seperti kokain dan
skopolamin keduanya terkenal karena efek psikoaktifnya, penggunaan terkait dan asosiasi budaya.
Alkaloid tropane tertentu seperti ini memiliki sifat farmakologis dan dapat bertindak sebagai
antikolinergik atau stimulan .
b. Efek toksisitas
Efek dari mengonsumsi tanaman ini adalah membuat otot halus lumpuh, membuat bingung,
mulut kering, diare, migrain, berhalusinasi secara visual maupun pendengaran, hingga
kematian. Dalam sebuah jurnal patologi, efek halusinasi dari Brugmansia ini kemudian
dijelaskan lebih seperti “mengerikan daripada menyenangkan”.
Tanaman Brugmansia tumbuh dengan mudah di tanah yang lembap dan berdrainase yang
baik. Tanaman ini pun membutuhkan sinar matahari yang cukup. Brugmansia juga tumbuh
dengan baik di kawasan yang udaranya tidak dalam suhu beku. Tanaman ini dapat dengan
mudah diperbanyak dengan cara stek ujung rantingnya.
Itulah beberapa hal mengenai Angel’s Trumpet atau Brugmansia yang mematikan.
Tanaman ini memanglah indah, namun sebaiknya manusia menghindarkan dirinya dari
mengonsumsi tanaman yang menarik perhatian ini

9. Oleander

Oleander merupakan tanaman yang populeri di negara Amerika Serikat. Tanaman yang indah ini
biasanya dapat ditemukan di pekarangan sekolah, taman bermain, hingga perkebunan. Di balik
parasnya yang indah, ternyata tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang paling mematikan
di dunia.

Oleander mengandung cardiac glycosides yang dapat menurunkan kontraksi jantung dalam jangka
panjang. Jika kamu memakan daunnya, kamu dapat teracuni dengan beberapa gejala seperti diare,
muntah,

a. Senyawa & struktur


cardiac glycosides / Glikosida jantung adalah kelas senyawa organik yang meningkatkan
kekuatan output jantung dan menurunkan laju kontraksi dengan menghambat pompa
natrium-kalium ATPase seluler . Penggunaan medis mereka yang bermanfaat adalah
sebagai pengobatan untuk gagal jantung kongestif dan aritmia jantung ; namun, toksisitas
relatifnya mencegahnya digunakan secara
luas.Paling sering ditemukan sebagai metabolit
sekunder di beberapa tanaman seperti tanaman
foxglove , senyawa ini tetap memiliki beragam
efek biokimia mengenai fungsi sel jantung dan
juga telah disarankan untuk digunakan dalam
pengobatan kanker. Sejak zaman kuno, manusia
telah menggunakan tanaman yang mengandung glikosida jantung dan ekstrak kasarnya
sebagai pelapis panah, bantuan pembunuhan atau bunuh diri, racun tikus, tonik jantung,
diuretik dan emetik, terutama karena sifat racun dari senyawa ini. Jadi, meskipun glikosida
jantung telah digunakan untuk fungsi pengobatannya, toksisitasnya juga harus dikenali.
Sebagai contoh, pada tahun 2008 pusat racun AS melaporkan 2.632 kasus keracunan
digoxin, dan 17 kasus kematian terkait digoxin.

b. Efek toksisitas

Karena glikosida jantung mempengaruhi sistem kardiovaskular, neurologis, dan


gastrointestinal, ketiga sistem ini dapat digunakan untuk menentukan efek toksisitas. Efek
senyawa ini pada sistem kardiovaskular menimbulkan kekhawatiran, karena mereka dapat
secara langsung mempengaruhi fungsi jantung melalui efek inotropik dan kronotropiknya.
Dalam hal aktivitas inotropik, dosis glikosida jantung yang berlebihan menghasilkan
kontraksi jantung dengan kekuatan yang lebih besar, karena kalsium lebih lanjut dilepaskan
dari SR sel otot jantung. Toksisitas juga mengakibatkan perubahan aktivitas kronotropik
jantung, yang mengakibatkan berbagai jenis disritmia dan takikardia ventrikel yang
berpotensi fatal..

10. Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris)

Racun alami yang dikandung oleh kacang merah disebut fitohemaglutinin


(phytohaemagglutinin), yang termasuk golongan lektin. Keracunan makanan oleh racun ini
biasanya disebabkan karena konsumsi kacang merah dalam keadaan mentah atau yang
dimasak kurang sempurna. Gejala keracunan yang ditimbulkan antara lain adalah mual,
muntah, dan nyeri perut yang diikuti oleh diare. Telah dilaporkan bahwa pemasakan
yang kurang sempurna dapat meningkatkan toksisitas sehingga jenis pangan ini
menjadi lebih toksik daripada jika dimakan mentah. Untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya keracunan akibat konsumsi kacang merah, sebaiknya kacang merah mentah
direndam dalam air bersih selama minimal 5 jam, air rendamannya dibuang lalu direbus
dalam air bersih sampai mendidih selama 10 menit, lalu didiamkan selama 45-60
menit sampai teksturnya lembut.

2.2 HEWAN

Seperti racun tanaman, racun hewan terdiri dari beragam struktur dan modus
tindakan Sebuah contoh sederhana dan terkenal adalah asam formiat yang ditemukan pada
semut (nama ini berasal dari kata Latin, formika, untuk semut). Racun hewan sering
campuran protein kompleks.Sebagian besar dari kita menderita racun hewan di
beberapawaktu dalam kehidupan kita bahkan jika itu hanya sengatan lebah waspor.
Namun, di beberapa negara kematian dan penyakit akibat racun hewan merupakan
proporsipenting kasus keracunan dan penyebab signifikan penyakit dan kematian.Dalam
penggolongan permulaan ini meliputi bisa-bisa dan toxin-toxin yang dihasilkan didalam
organ-organ khusus dari ular, laba-laba dan binatang-biatang laut. Penggolongan modern
yang didasarkan atas pendekatan ini akan melibatkan organisme-organisme laut karena
racun ikan seperti toxin ciquatera

BERIKUT 10 HEWAN YANG BERACUN BESERTA SENYAWA & STRUKTUR


DAN EFEK TOKSISITAS

1. DeathStalker scorpion

Deathstalker (Leiurus quinquestriatus) adalah spesies kalajengking juga dikenal sebagai Palestina
kalajengking kuning, kalajengking kuning Israel, Omdurman kalajengking, Naqab gurun kalajengking.
Terlihat di bawah cahaya hitam di sini. Stalker Scorpion banyak ditemukan di daerah Afrika Utara dan Timur
Tengah Ada yang menganggap sengatan kalajengking relatif tidak berbahaya,hanya menyebabkan efek lokal
saja Namun jenis Stalker Scorpion memiliki racun neurotoksin yang sangat kuat pada ujung ekornya.

a. Senyawa & struktur kimia


Scorpion memiliki racun neurotoksin yang sangat kuat pada ujung ekornya.
Chlorotoxin (Cltx) adalah senyawa aktif yang ditemukan di racun
kalajengking.Memiliki kemampuan untukmenghambat konduktansi saluran klorida.
Terkena Cltx dalam dosis yang banyak dapat mengakibatkan kelumpuhan melalui
gangguan saluran ion. Mirip dengan toksin botulinum, Cltx telah terbukti memiliki
nilai terapeutik yang signifikan. Bukti menunjukkan bahwa Cltx dapat menghambat
kemampuan untuk glioma.
Empat racun utama yang dikeluarkan oleh sengatan kalajengking deathstalker
pada korbannya adalah sebagai berikut :

Scyllatoxin Klorotoksin Charybdotoxin Agitoxins

terdiri dari peptida diketahui memblokir Ada tiga jenis agitoksin


dinamai monster laut asam amino 36, dalam racun, yang
saluran kalium yang
mitologi Yunani Scylla, yang menyebabkan semuanya membawa 38
diaktifkan kalsium dan
bekerja dengan penyumbatan zat asam amino yang
konduktansi kecil dapat memicu hiper-
menghalangi kuat.
yang ditemukan di rangsangan saraf. Ini
konduktansi kecil Ca 2+
saluran klorida. Ini terdiri dari 37 asam
-aktif K +
adalah subjek amino neurotoksin yang
penelitian dalam ditemukan dalam
memerangi tumor, sengatan penguntit
terutama otak. kematian. Itu juga
dinamai monster laut
dari mitologi Yunani,
Charybdis.

b. Efek toksisitas
Sengatan Deathstalker dikenal sangat menyakitkan, dan begitu racunnya menembus kulit
manusia, bisa menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, diare, dan kram perut, serta
pembengkakan yang terlihat di tempat sengatan. Korban yang lebih rentan, anak-anak dan
orang tua, juga dapat mengalami kejang dan retensi cairan di paru-paru. Untuk orang-orang
seperti itu, kematian bisa datang melalui kolaps jantung dan pernapasan.
2. Ubur ubur jellyfish
Penghargaan ‘Binatang paling beracun di dunia’ sementara ini masih
dipegang oleh ubur-ubur Jellyfish. Sejak tahun 1954, sudah tercatat angkat
kematian sedikitnya 5.567 orang akibat terkena racunnya. Jellyfish banyak
ditemukan di perairan Asia dan Australia.

a. Senyawa & struktur kimia


Ubur-ubur memiliki alat penyengat berupa tentakel yaitu sebagai alat pertahanan diri
dalam keadaan terancam. Tentakel ubur-ubur dilengkapi dengan nematocyst yang
mengandung racun sehingga menimbulkan berbagai efek saat ubur-ubur menyengat.
Racun yang dihasilkan nematocyst ubur-ubur adalah campuran kompleks protein
yang mengandung bradikinine, hemolysine, serotonine, histamine, prostaglandine,
adenosine triphosphatase, nucleotidas, fibrinolysin, RNAse, DNAse,
dermatoneurotoksin, kardiotoksin, neurotoksin, miotoksin, dan protein antigen.

b. Efek toksisitas
Sengatan ubur-ubur dapat menyebabkan gejala reaksi lokal dan reaksi sistemik
pada manusia. Sengatan ubur-ubur dapat menimbulkan gangguan jantung dan paru
serta syok anafilaktik hingga kematian. Selain itu, gejala kematian yang terjadi pada
hewan coba mencit yang diinduksi racun ubur-ubur adalah terjadi peningkatan
aktivitas, iritasi lokal pada bagian tempat injeksi, ataksia, penurunan tonus otot, dan
flaccid paralysis sampai akhirnya kejang-kejang sebelum mengalami kematian.
Racun ubur-ubur juga memiliki potensi yang menyebabkan terjadinya hemolisis
karena memiliki komponen hemolisin yang mengganggu transpor ion membran
plasma dan menyebabkan penurunan tekanan osmotik plasma yang menyebabkan
eritrosit mudah pecah atau lisis.
3. Ikan buntal

ikan ini adalah salah satu ikan paling beracun di dunia. Ikan buntal paling banyak berenang di
perairan Jepang, Cina, dan Filipina dan Meksiko. Meski berbisa, ikan buntal dapat dimakan bila
disajikan dengan mengikuti langkah keamanan pangan yang benar. ikan ini memiliki racun
yangsangat mematikan, racun ini bahkan tidak dapat hilang walaupun ikan ini sudah di masak,
di Jepang hanya sedikit pembuat sushi
yang memiliki ijin untuk menyajikan
ikan ini direstoran-restoran, di
karenakan di butuhkan teknik
memotong ikan ini dikenal dengan
masakan ikan "Fugu".
a. Senyawa & strukur kimia

Kulit, jaringan otot, hati, dan gonad (kelenjar kelamin) ikan buntal semuanya mengandung
racun yang disebut tetrodoxin. Racun pada ikan ini di kenal sebagai tetrodotoxin
(TTX).Tetrodotoxin adalah racun saraf yang sangat kuat, mematikan pada dosis sekitar 10
G kg/ 1 berat badan. Efek awalan dalah kesemutan di mulut diikuti dalam 10-45 menit
dengan otot inkoordinasi
b. Efek toksisitas
Jika kurang beruntung saat mengonsumsinya, kamu akan mengalami sensasi geli, rasa
terbakar di mulut, mual, sakit kepala, dan masalah bicara hingga koordinasi. Sementara
itu, jika menelan terlalu banyak, kamu akan mengalami kejang, kelumpuhan, aritmia
jantung dan kematian.

4. Laba-Laba Fiddleback
Walaupun hanya memiliki ukuran 1/2 inch (1,27 cm) namun laba-
laba ini dapat di katakan sebagai laba-laba paling beracun di dunia.
Gigitan oleh laba-laba ini pada umumnya tidak terasa sakit, namun
setelah 8 jam maka korban akan berada dalam kondisi kesakitan
maupun sekarat. Gigitannya pada umumnya menyebabkan
muntah-muntah, pembengkakan dan nekrosis (Kematian SeL )

5. ular Diamondback

Ular berbisa diamondback timur ( Crotalus adamanteus ) adalah ular berbisa terberat di Amerika
Utara. Hal ini mudah dikenali dari pola sisik berbentuk berlian di punggungnya. Diamondback
adalah jenis ular berbisa terbesar dan ular berbisa terberat. Rata-rata orang dewasa berukuran
panjang 3,5 sampai 5,5 kaki dan berat 5,1 pon. Namun, orang dewasa bisa menjadi jauh lebih
besar. Satu spesimen yang dibunuh pada tahun 1946 memiliki panjang 7,8 kaki dan berat 34 pon.
Laki-laki cenderung lebih besar dari perempuan. Kulit ular berbisa punggung berlian dihargai
karena polanya yang indah. Spesies ini memiliki reputasi sebagai ular berbisa paling berbahaya di
Amerika Utara, dengan tingkat kematian akibat gigitan berkisar antara 10-30% (tergantung
sumber). Gigitan rata-rata dapat menghasilkan 400-450 miligram racun, dengan perkiraan dosis
mematikan manusia hanya 100-150 miligram. The racun mengandung senyawa yang disebut
crotolase bahwa pembekuan fibrinogen, akhirnya mengurangi platelet count dan pecah sel darah
merah. Komponen racun lainnya adalah neuropeptida yang dapat menyebabkan serangan
jantung. Racun ini menyebabkan pendarahan di tempat gigitan, pembengkakan dan perubahan
warna, nyeri hebat, nekrosis jaringan, dan tekanan darah rendah. Dua antivenom yang efektif
telah dikembangkan, tetapi salah satunya tidak lagi diproduksi.

6. Katak beracun( Katak corroboree)

Katak corroboree terdiri dari dua spesies, yaitu Pseudophryne corroboree dan
Pseudophryne pengilleyi. Katak ini memiliki kemampuan menghasilkan racun sendiri
dan bukan berasal dari sumber makanan tertentu seperti katak beracun lainnya di
dunia.Kedua katak tersebut berasal dari Southern Tablelands, Australia.

a. Senyawa & strukur kimIa

Hewan amfibi beracun ini mampu menghasilkan alkaloid sebagai racun pertahanan diri
dan melindungi kulit dari mikroba. Jika racun katak ini masuk ke tubuh pemangsa akan
sangat mematikan. Katak Corroboree adalah vertebrata pertama yang ditemui yang
mampu menghasilkan alkaloid beracun mereka sendiri, berbanding memperolehnya
melalui diet seperti katak lain. Alkaloid dirembeskan dari kulit sebagai pertahanan
terhadap pemangsa, dan berpotensi melawan jangkitan kulit oleh mikroba. Ia telah
digambarkan berpotensi mematikan mamalia jika tertelan. Alkaloid unik yang dihasilkan
telah diberi nama pseudo-phrynamine. - https://ms.wikiwagsdisposables.com/744098-
corroboree-frog-EDILIK

b. Efek toksisitas

Katak ini dapat membunuh dan memangsa para predator yang mengabaikan warna
terang mereka sebagai peringatan , menyebabkan pembengkakakan dan sensasi
bakar

7. Laba-laba pengembara brasil (Phoneutria)


laba-laba pengembara Brasil (Brazilian wandering spiders), yang nama Latinnya Phoneutria,
adalah genus laba-laba berbisa dari keluarga Ctenidae yang berpotensi menimbulkan masalah bagi
kesehatan manusia. Laba-laba ini umumnya ditemukan di Amerika Selatan tropis, dan sangat
jarang menemukan laba-laba ini di luar habitat alami mereka di Amerika Selatan. Dilansir
Independent, hewan tersebut tinggal di hutan Kosta Rika, Columbia, Peru, Brazil, dan Paraguay
dan mendapatkan nama mereka dari kebiasaan bergerak melintasi lantai hutan pada malam hari
untuk mencari makanan.

a. Senyawa & strukur kimia


Guinness Book of World Records menamakannya laba-laba paling berbisa di dunia
karena memiliki racun neurotoksik yang paling aktif dari laba-laba hidup mana pun.
Senyawanya disebut phtx3 phoneutria nigriventer toxin
b. Efek toksisitas
Toksin PhTx3 menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, pembengkakan,
kelumpuhan, kerusakan sel kulit, komplikasi pernapasan yang fatal, serangan
jantung, dan ereksi yang menyakitkan (priapism) pada pria yang berlangsung
hingga empat jam.Bahkan korban gigitan laba-laba pengembara Brasil dilaporkan
bisa terbunuh dalam waktu satu jam.Biasanya korban adalah anak-anak di bawah
usia tujuh tahun.

8. Ular laut belcher


Ular laut belcher adalah ular paling berbisa, bukan hanya di laut, melainkan di dunia. Ya, bahkan
kemampuan membunuh ular taipan pedalaman masih kalah jauh jika dibandingkan dengan ular
belcher.Seperti ditulis dalam laman Britannica, ada beberapa jenis spesies ular laut dan beberapa
di antaranya memang sangat berbisa. Ular laut belcher adalah salah satunya. Ia memang berasal
dari famili Elapidae atau kobra.

a. Senyawa strukur kimia & efek toksisitas


Satu tetes bisa ular belcher dapat membunuh 1.800 orang karena kandungan bisanya
terdiri dari neurotoksin kuat dan miotoksin. Gejala utama dari orang yang terkena bisa
belcher adalah perdarahan hebat dan gagal napas.Namun, karena habitatnya jauh dari
manusia, tidak ada laporan kematian akibat gigitan ular ini. Selain itu, sifat ular ini sangat
pemalu dan cenderung menghindari konfrontasi.

9. Siput kerucut

a. Senyawa & strukur kimia

Conotoxin mewakili kategori racun yang


dihasilkan oleh siput kerucut yang hidup di
laut, dan mampumenghambat aktivitas sejumlah saluran ion seperti kalsium,
natrium, kalium atau saluran. Dalam banyak kasus,racun yang dikeluarkan oleh
berbagai jenis siput kerucut mencakup berbagai jenis conotoxins, yang mungkin
khusus untuk saluran ion yang berbeda,
b. Efek toksisitas
sehingga menciptakan racun yang mampu meluas gangguan fungsi saraf. Salah
satu bentuk unik conotoxins, ω-conotoxin (. ω-CgTx) sangat spesifik untuk
saluran Ca dan telah menunjukkan kegunaan dalam mengisolasi racun dari sistem.
Secara signifikan, ω-CgTx mampu mengikat dan menghambat saluran kalsium
yang terletak di membran neuron tapi bukan dari sel-sel otot .

10. Madu racun lebah


a. Senyawa strukur kimia& efek toksisitas
Apitoxin atau madu racun lebah, adalah cairan tak berwarna dan pahit.Bagian
aktif dari racun adalah campuran kompleks protein, yang menyebabkan
peradangan lokal dan bertindak sebagai antikoagulan. Racun ini diproduksi
dalam perut lebah pekerja dari campuran sekresi asam dan basa.Apitoxin
bersifat asam (pH 4,5-5,5). Sebuah lebah madu dapat menyuntikkan 0,1 mg
racun melalui penyengat nya. Apitoxin mirip dengan jelatang toksin.
Diperkirakan bahwa 1% dari populasi alergi terhadap sengatan lebah. Racun
lebah terapi digunakan oleh beberapa sebagai pengobatan untuk rematik dan
penyakit sendi karena antikoagulan dan sifat anti-inflamasi. Hal ini juga
digunakan untuk menurunkan rasa
mudah terpengaruh orang alergi
terhadap sengatan serangga.

Bab 3
Penutup
A, kesimpulan
Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang
merugikan bagi organisme hidup. Dari definisi diatas, jelas terlihat bahwa dalam
Toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksidengan suatu cara-cara tertentu
untuk menimbulkan respon pada system biologi yang dapat menimbulkan kerusakan
pada system biologi tersebut. Bapak Toksikologi, Paracelsus, menyatakan bahwa:
Segala sesuatu adalah racun dan tidak ada yang tanpa racun. Hanya dosis yang
membuat sesuatu menjadi bukan racun (Dosis solum facit venum). Istilah racun
bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang berbeda antara
yang satu dengan lainnya. Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari
proses biologi, atau sering disebut sebagai biotoksin.

B. SARAN
Setelah memahami materi ini secara mendalam, saya harapkan pembaca dapat mengerti dan
menambah ilmu serta wawasannya. Semoga tulisan yang saya buat ini dapat membantu
pembaca dalam menyelesaikan tugas atau materi yang bersangkutan dengan pokok bahasan
senyawa dan struktur racun biotis pada hewan dan tumbuhan Apabila ada kekurangan dari
penulisan makalah yang ini, harap pembaca dapat memakluminya.

Daftar pustaka
Conant, R. dan JT Collins. A Field Guide to Reptiles and Amphibians: Eastern and Central North America
(3rd ed.), 1991. Houghton Mifflin Company, Boston, Massachusetts.

Ernst, CH dan RW Barbour. Ular dari Amerika Utara bagian Timur . George Mason University Press,
Fairfax, Virginia, 1989.

Hammerson, GA Crotalus adamanteus . Daftar Merah Spesies Terancam IUCN 2007:


e.T64308A12762249. doi: 10.2305 / IUCN.UK.2007.RLTS.T64308A12762249.en
Hasiba, U .; Rosenbach, LM; Rockwell, D .; Lewis JH "Sindrom mirip DIC setelah envenomasi oleh ular
Crotalus horridus horridus." Jurnal Kedokteran New England . 292: 505–507, 1975.

McDiarmid, RW; Campbell, JA; Touré, T. Spesies Ular Dunia: Referensi Taksonomi dan Geografis ,
Volume 1, 1999. Washington, District of Columbia. Liga Herpetologis. 511 hlm. ISBN 1-893777-00-6

Jürgen Müller: Die Konstitutionserforschung der Alkaloide: Die Pyridin - Piperidin- Gruppe. Deutscher
Apotheker Verlag (1998), ISBN 3-7692-0899-4

Eberhard Breitmaier: Alkaloide. Betäubungsmittel, Halluzinogene und andere Wirkstoffe, Leitstrukturen


aus der Natur. B.G. Teubner Verlag (2002), ISBN 3-519-13542-6

Waltraud Stammel, Helmut Thomas: Endogene Alkaloide in Säugetieren. Ein Beitrag zur Pharmakologie
von körpereigenen Neurotoxinen. In: Naturwissenschaftliche Rundschau. 60(3), S. 117–124 (2007), ISSN
0028-1050

Terlau H, Olivera BM (2004). "Conus venoms: a rich source of novel ion channel-targeted
peptides". Physiol. Rev. 84 (1): 41–68. doi:10.1152/physrev.00020.2003. PMID  14715910.
Olivera BM, Teichert RW (2007). "Diversity of the neurotoxic Conus peptides: a model for
concerted pharmacological discovery". Molecular Interventions. 7 (5): 251–60. doi:10.1124/mi.7.5.7.
PMID  17932414.

"Archived copy" (PDF). Archived (PDF) from the original on 2017-08-29. Retrieved 2017-03-31.

Olivera BM, Watkins M, Bandyopadhyay P, Imperial JS, de la Cotera EP, Aguilar MB, Vera EL,
Concepcion GP, Lluisma A (September 2012). "Adaptive radiation of venomous marine snail lineages and
the accelerated evolution of venom peptide genes". Ann. N. Y. Acad. Sci. 1267 (1): 61–70.

Czarnetzki, B. M.; Thiele, T.; Rosenbach, T. (February 1990). "Evidence for leukotrienes in animal
venoms". Journal of Allergy and Clinical Immunology. 85 (2): 505–509. doi:10.1016/0091-6749(90)90162-
W. PMID  1968071.

Meier J, White J (1995). Clinical toxicology of animal venoms and poisons. CRC Press, Inc. ISBN  0-8493-
4489-1.

Aufschnaiter, Andreas; Kohler, Verena; Khalifa, Shaden; Abd El-Wahed, Aida; Du, Ming; El-Seedi,
Hesham; Büttner, Sabrina (2020-01-21). "Apitoxin and Its Components against Cancer, Neurodegeneration
and Rheumatoid Arthritis: Limitations and Possibilities". Toxins. 12 (2): 66. doi:10.3390/toxins12020066.
ISSN  2072-6651. PMC  7076873. PMID  31973181.

Anda mungkin juga menyukai