Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 4 (1) 1-4 1

dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo

Sianida: Klasifikasi, Toksisitas, Degradasi, Analisis (Studi


Pustaka)
M. M. Pitoi a
a Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado
KATA KUNCI ABSTRAK
Sianida Tulisan ini adalah studi pustaka mengenai sianida. Sianida adalah
Klasifikasi sianida kelompok senyawa yang mengandung gugus siano yang umumnya
Toksisitas sianida diklasifikasikan sebagai sianida bebas, sianida sederhana dan kompleks
Degradasi Sianida sianida. Ketoksikan sianida ditentukan oleh jenis dan konsentrasinya yang
Analisis sianida umumnya dilihat dari kemampuannya melepaskan ion CN yang berada
yang berada dalam kesetimbangan dengan HCN yang toksik. Sianida
dapat terdegradasi secara anorganik maupun biodegradasi. Beberapa
metode dapat digunakan untuk menganalisis sianida sebagai sianida
bebas (free cyanide), amenable cyanide, CN WAD, dan total sianida.
KEYWORDS ABSTRACT
Cyanide This paper is a literature review of cyanide, which is a group of
Cyanide classification compounds consist of cyano. Cyanide is classified as free cyanide, simple
Cyanide toxicity inorganic cyanide and complex cyanide. Toxicity of cyanide is determined
Cyanide degradation by its type and concentration and usually related to its ability to release
Cyanide analysis CN ion which is in equilibrium with HCN, a toxic species. Cyanide is able to
be degraded inorganically and biologically. Several methods have been
used to analyse cyanide as free cyanide, amenable cyanide, CN WAD and
total cyanide.
AVAILABLE ONLINE
Desember 2014

Sianida sederhana dapat didefinisikan sebagai


1. Sianida dan klasifikasinya garam-garam anorganik sebagai hasil persenyawaan
Sianida adalah kelompok senyawa yang sianida dengan natrium, kalium, kalsium, dan
mengandung gugus siano (CN) yang terdapat magnesium (Kjeldsen 1999, Kyle 1988). Sianida
dialam dalam bentuk-bentuk berbeda (Kjeldsen sederhana dapat juga didefinisikan sebagai garam
1999, Luque-Almagro et al. 2011). Sianida di alam dari HCN yang terlarut dalam larutan menghasilkan
dapat diklasifikasikan sebagai sianida bebas, sianida kation alkali bebas dan anion sianida (Smith and
sederhana, kompleks sianida dan senyawa turunan Mudder 1991):
sianida (Smith and Mudder 1991). NaCN Na+ + CN


Sianida bebas adalah penentu ketoksikan Ca(CN)2 Ca2+ + 2 CN
senyawa sianida yang dapat didefinisikan sebagai Bentuk sianida sederhana biasanya digunakan
bentuk molekul (HCN) dan ion (CN) dari sianida yang dalam leaching emas. Sianida sederhana dapat larut
dibebaskan melalui proses pelarutan dan disosiasi dalam air dan terionisasi secara cepat dan sempurna
senyawa sianida (Smith and Mudder 1991). Kedua menghasilkan sianida bebas dan ion logam (Kyle
spesies ini berada dalam kesetimbangan satu sama 1988, Smith and Mudder 1991)
lain yang bergantung pada pH sehingga konsentrasi
Kompleks sianida termasuk kompleks dengan
HCN dan CN dipengaruhi oleh pH (Kyle 1988). Pada
logam kadmium, tembaga, nikel, perak, dan seng
pH dibawah 7, keseluruhan sianida berbentuk HCN (Smith and Mudder 1991). Kompleks sianida ketika
sedangkan pada pH diatas 10,5, keseluruhan sianida
terlarut menghasilkan HCN dalam jumlah yang sedikit
berbentuk CN (Kyle 1988). Reaksi antara ion sianida atau bahkan tidak sama sekali (Kyle 1988)
dan air ditunjukkan oleh dalam reaksi di bawah ini tergantung pada stabilitas kompleks tersebut.
(Smith and Mudder 1991): Kestabilan kompleks sianida bervariasi dan

CN + HOH HCN + OH
*Corresponding author: Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT, Jl. Kampus Unsrat, Manado, Indonesia 95115; Email address:
mariska.pitoi@unsrat.ac.id
Published by FMIPA UNSRAT (2015)
2 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 4 (1) 1-4
bergantung pada logam pusat (Smith and Mudder kemampuannya untuk membebaskan sianida bebas
1991). Kompleks lemah seperti kompleks dengan (Baxter and Cummings 2006, Luque-Almagro et al.
sianida dengan seng dan kadmium mudah terurai 2011).
menjadi sianida bebas. Kompleks sedang lebih sulit Kompleks sianida yang kuat seperti kompleks
terurai dibanding kompleks lemah dan meliputi sianida dengan besi dapat dikatakan tidak toksik,
kompleks sianida dengan tembaga, nikel, dan perak. tetapi dengan kehadiran radiasi ultraviolet dapat
Sedangkan kompleks kuat seperti kompleks sianida terurai menghasilkan sianida bebas yang toksik.
dengan emas, besi, dan kobalt cenderung sukar
terurai menghasilkan sianida bebas.
3. Degradasi Sianida
Yang tergolong senyawa turunan sianida adalah
SCN (tiosianat), CNO , dan NH3 (amonia) yang Berikut ini adalah mekanisme degradasi alami
biasanya dihasilkan dari sianidasi, degradasi alami sianida yang sering ditemukan dialam (Smith and
dan pengolahan limbah mengandung sianida (Smith Mudder 1991):
and Mudder 1991). 1. Kompleksasi. Ford (1964) yang dikutip oleh
Smith dan Mudder (1991) melaporkan bahwa
28 logam dapat membentuk 72 kemungkinan
2. Ketoksikan Sianida
kompleks dengan sianida. Kompleks sianida
Tingkat ketoksikan sianida ditentukan jenis, biasanya adalah zat antara dalam
konsentrasi dan pengaruhnya terhadap organisme pembentukan senyawa yang lebih stabil yang
hidup (ATSDR 2006, Baxter and Cummings 2006, mengeluarkan sianida bebas dari lingkungan
Smith and Mudder 1991). Ketoksikan sianida tetapi kompleks ini bisa juga terdisosiasi dan
umumnya berhubungan dengan pembentukan kembali menghasilkan sianida bebas.
kompleks dengan logam yang berperan sebagai
2. Pengendapan kompleks sianida. Ion-ion
kofaktor enzim. Sebagai contoh, sianida berikatan
tertentu seperti besi, tembaga, nikel, mangan,
dengan enzim yang mengandung logam yang
timbal, seng, kadmium, timah, dan perak dapat
berperan dalam respirasi sehingga proses respirasi
bereaksi dengan kompleks sianida seperti
terganggu (Bishop 2000) Shifrin et al. didalam
[Fe(CN)6]4 (ferosianida) dan [Fe(CN)6]3
(Kjeldsen 1999). Enzim Fe(III) sitokrom-oksidase
(ferisianida) membentuk garam yang sukar
adalah salah satu contoh enzim dalam proses
larut (mengendap).
respirasi yang dihambat oleh sianida (Morper 1999).
3. Adsorpsi. Adsorpsi adalah salah satu
Sianida dalam bentuk hidrogen sianida (HCN)
mekanisme atenuasi yang dapat mengurangi
dapat menyebabkan kematian yang sangat cepat jika
konsentrasi senyawa dari larutan di dalam
dihirup dalam konsentrasi tertentu. ASTDR (2006)
tanah. Alesii dan Fuller (1976) yang dikutip
mencatat bahwa konsentrasi HCN yang fatal bagi
Smith dan Mudder (1991) mengemukakan
manusia jika dihirup selama 10 menit adalah 546
bahwa tanah dengan kapasitas penukar anion
ppm. Beberapa gangguan pada sistem pernapasan,
yang tinggi dapat mengadsorpsi sianida.
jantung, sistem pencernaan dan sistem peredaran
darah berhubungan dengan paparan terhadap 4. Oksidasi menjadi sianat (CNO). HCN dapat
sianida pada manusia dalam konsentrasi tertentu dioksidasi menjadi diubah menjadi CNO yang
telah terdeteksi (ATSDR 2006). kurang toksik bila dibandingkan dengan HCN.
Selain itu, sistem saraf juga menjadi sasaran 5. Volatilisasi. Sianida dari larutan dapat lepas
utama sianida. Paparan HCN secara lama dalam sebagai HCN yang adalah gas yang tidak
konsentrasi tinggi dapat menstimulasi sistem saraf berwarna. Gas HCN dapat terjadi karena
pusat yang kemudian diikuti oleh depresi, kejang- hidrolisis CN.
kejang, lumpuh dan kematian (ATSDR 2006). HCN 6. Pembentukan SCN. Sianida dapat bereaksi
dapat terserap cepat ke dalam tubuh dan terbawa dengan belerang membentuk tiosianat. Proses
hingga ke dalam plasma. ini banyak terjadi pada saat leaching bijih emas
Garam sianida dan larutan sianida memiliki yang banyak mengandung mineral sulfida.
tingkat ketoksikan yang lebih rendah dibandingkan 7. Hidrolisis. Hidrolisis dapat mengelurkan HCN
HCN karena masuk ke tubuh hanya melalui mulut sebagai NH4COOH (ammonium format) atau
(Armour et al. 1987). Namun demikian, ketoksikannya HCOOH (asam format) menurut reaksi:
dapat dianggap sebanding dengan HCN karena HCN + 2 H2O NH4COOH
mudah menghasilkan HCN. HCN + 2 H2O NH3 + HCOOH
Kompleks sianida kurang toksik bila Degradasi sianida secara alami dapat terjadi
dibandingkan dengan sianida bebas. Sianida tetapi berlangsung lambat melalui proses termasuk
sederhana secara cepat dapat membebaskan sianida volatilisasi, oksidasi, dekomposisi cahaya dan
bebas dan menjadi sangat toksik, sedangkan biodegradasi (Kyle 1988). Sianida dalam konsentrasi
kompleks sianida yang stabil tidak bersifat toksik yang kecil dapat didegradasi oleh mikroba tertentu
selama tidak terurai menjadi sianida bebas. menjadi gas nitrogen. Contoh mikroba yang dapat
Ketoksikan kompleks sianida bervariasi tergantung mendegradasi sianida adalah pseudomonas
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 4 (1) 1-4 3
fluorescens NCIMB 11764 yang dapat menghidrolisis menggunakan water bath selama 20 menit
sianida menghasilkan asam format dan amonium sebelum kemudian diukur dengan
(Luque-Almagro et al. 2011). Contoh lain adalah spektrofotometer vis.
pseudomonas pseudoalcaligenes CECT5344 yang e. Metode penentuan CN free dengan perak nitrat.
dapat mendegradasi sianida dengan menghasilkan Metode ini melibatkan titrasi sampel dengan
amonium yang kemudian terinkoporasi dengan asam larutan perak nitrat standard dengan
amino (Luque-Almagro et al. 2011) menggunakan indikator dimetilaminobenzal-
rodamine.
4. Analisis Sianida f. Metode penentuan CN free dengan elektroda ion
selektif. Metode ini melibatkan pengukuran
Dalam analisis sianida dikenal beberapa jenis langsung sampel menggunakan voltameter yang
analisis yang masing-masing mengukur kelompok kemudian dibandingkan dengan elektroda
sianida yang berbeda, yaitu : referensi.
a. CN Free atau sianida bebas yang meliputi g. Metode ion kromatografi.
spesies CN dan HCN (Kyle 1988, Smith and h. Metode penentuan sianida reaktif dengan USEPA
Mudder 1991). test. Metode ini melibatkan penempatan sampel
b. Amenable CN atau sianida yang mudah bereaksi dalam massa yang sedikit kedalam asam sulfat
dengan klorida, yang meliputi CN total kecuali dan melewatkan nitrogen secara terus-menerus
kompleks sianida-besi (Kjeldsen 1999). kedalam sampel selama 30 menit. HCN
c. CN WAD (weak acid dissociable cyanide) yang kemudian dikumpulkan dari gas nitrogen di
meliputi CN bebas dan kompleks-kompleks dalam wadah berisi NaOH dan kemudian diukur.
sianida dengan tembaga, kadmium, nikel, seng,
perak, dan logam-logam lain yang mudah terurai Selain metode yang dijelaskan diatas, ada juga
menjadi CN bebas dengan penambahan asam beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis
(Kjeldsen 1999). sianida yang melibatkan penggunaan instrumen.
d. CN total (sianida total) yang meliputi CN bebas, Contohnya analisis sianida dengan spektrofotometer
CN WAD, dan semua kompleks sianida kuat berdasarkan pembentukan warna dengan
(memiliki tetapan disosiasi yang sangat rendah) menggunakan asam pikrat (Adjei and Ohta 1999,
seperti kompleks sianida dengan besi, emas, Avais et al. 2011), fenolftalin (Cacace et al. 2007),
kobalt, dan platina (Kjeldsen 1999). reagen klorin-o-tolidin dan asam barbiturat-piridin
(Gms et al. 2000), analisis sianida dengan
Ada berbagai metode yang dikenal dalam analisis mengukur radioaktivitas dari isotop sianida tertentu
sianida yang spesifik menganalis kelompok sianida (Aronstein et al. 1994), dan analisis sianida dengan
tertentu. US EPA (United States of Environmental menggunakan ion kromatografi dengan detektor
Protection Agency) dan ASTM (American Standard elektro kimia (Barclay et al. 1998).
and Testing Materials) telah menetapkan metode-
metode standard dalam analisis sianida. Smith dan Metode lain yang sekarang ini dikembangkan
Mudder (Smith and Mudder 1991) merangkum oleh Skalar adalah analisis CN total dan CN WAD
metode-metode tersebut sebagai: secara otomatis menggunakan instrumen Skalar
a. Metode pengukuran CN total dengan destilasi. San+ system yang dikembangkan berdasarkan
Sampel mengandung sianida ditambahkan asam metode Kelada-01. Metode Kelada-01 (Kelada 1999)
kuat (pH<2) dan didestilasi reflux selama 1 jam telah dipatenkan dan melibatkan penggunaan radiasi
sehingga sianida lepas sebagai HCN yang UV dan destilasi. Radiasi UV dengan frekuensi rendah
ditampung pada larutan NaOH. Sianida yang digunakan untuk menguraikan kompleks sianida
tertampung kemudian diukur dengan titrimeti, tanpa menguraikan tiosianat yang umumnya
kolorimetri atau elektroda ion selektif. mengganggu dalam analisis sianida. Selanjutnya hasil
b. Metode pengukuran Amenable CN. Metode ini penguraian tersebut didestilasi untuk mengukur
umum digunakan disaat metode analisis CN sianida yang terbentuk.
WAD belum dikenal. Metode ini melibatkan
pengukuran CN total sebelum dan sesudah
klorinasi.
c. Metode pengukuran CN WAD dengan destilasi. Daftar Pustaka
Metode ini melibatkan destilasi refluks selama Adjei, M. and Ohta, Y. (1999) Isolation and
satu jam untuk menguapkan sianida dari sampel characterization of a cyanide-utilizing Burkholderia
yang telah diatur pH-nya menjadi pH 3 dengan cepacia strain. World journal of microbiology &
larutan penyangga. Hasil HCN yang teruapkan biotechnology 15(6), 699-704.
diukur dengan titrimetri, kolorimetri atau dengan Armour, M.A., Browne, L.M. and Weir, G.L. (1987)
elektroda ion spesifik. Hazardous Chemical: Information and disposal
d. Metode penentuan CN WAD dengan asam pikrat. Guide. , University of Alberta, Edmonton.
Metode ini melibatkan pembentukan senyawa
Aronstein, B., Maka, A. and Srivastava, V. (1994)
berwarna dengan asam pikrat dengan kehadiran
CHEMICAL AND BIOLOGICAL REMOVAL OF
nikel yang diikuti dengan pemanasan
CYANIDES FROM AQUEOUS AND SOIL-CONTAINING
4 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 4 (1) 1-4
SYSTEMS. Applied microbiology and biotechnology Gms, G., Demirata, B. and Apak, R. (2000)
41(6), 700-707. Simultaneous spectrophotometric determination of
ATSDR (2006) Toxicological Profile for Cyanide. cyanide and thiocyanate after separation on a
Registry, A.f.T.S.a.D. (ed). melamine-formaldehyde resin. Talanta 53(2000),
305-315.
Avais, M., Khan, M.S., Khan, M.A., Ashraf, K., Nasir, A.,
Rabbani, M. and Hashmi, A.S. (2011) Modified Kelada, N.P. (1999) Irradiation-Distillation apparatus
picrate method for determination of cyanide in and method for measuring cyanide species.,
blood. Pakistan Journal of Pharmaceutical United States
Sciences 24(2), 149-153. Kjeldsen, P. (1999) Behaviour of cyanides in soil and
Barclay, M., Hart, A., Knowles, C., Meeussen, J. and groundwater: A review. Water, air and soil pollution
Tett, V. (1998) Biodegradation of metal cyanides 115(1-4), 279-307.
by mixed and pure cultures of fungi. Enzyme and Kyle, J. (1988) The extraction and recovery of gold,
microbial technology 22(4), 223-231. WASM Metallurgy Department.
Baxter, J. and Cummings, S. (2006) The current and Luque-Almagro, V.M., Blasco, R., Martinez-Luque, M.,
future applications of microorganism in the Moreno-Vivian, C., Castillo, F. and Roldan, M.D.
bioremediation of cyanide contamination. Antonie (2011) Bacterial cyanide degradation is under
van Leeuwenhoek 90(1), 1-17. review: Pseudomonas pseudoalcaligenes
Bishop, P.L. (2000) Pollution Prevention: CECT5344, a case of an alkaliphilic cyanotroph.
Fundamentals and Practice, McGraw-Hill Co. Inc,, Biochemical Society Transactions 39(1), 269-274.
Singapore. Morper, M.R. (1999) Combination Therapy Tackles
Cacace, D., Ashbaugh, H., Kaori, N., Bledsoe, S., Wastewater Toxins Chemical Engineering 106(8),
Lancaster, S. and Chalk, S. (2007) 66-70.
Spectrophotometric determination of aqueous Smith, A. and Mudder, T. (1991) The Chemistry and
cyanide using a revised phenolphthalin method. Treatment of Cyanidation Waste, Mining Journal
Analitica Chemica Acta 589(2007), 137-141. Books Ltd., London.

Anda mungkin juga menyukai