1. ORGANO CHLORIN
2. ORGANOFOSFAT
3. KARBAMAT
4. PIRETOID
Organoklorin termasuk senyawa Persistent
Organic Pollutans (POPs) yang bersifat toksik
DINAMIKA PESTISIDA DI
LINGKUNGAN
DINAMIKA PESTISIDA DI LINGKUNGAN
• Pestisida masuk ke air melalui aliran,
limpasan, pencucian tanah atau langsung ke
air permukaan, dimana ditemukan dalam
beberapa kasus seperti untuk pengendalian
nyamuk.
• Air yang terkontaminasi pestisida menjadi
ancaman besar bagi kehidupan akuatik. Itu
bisa mempengaruhi tanaman air,
menurunkan oksigen terlarut dalam air dan
dapat menyebabkan fisiologis dan
perubahan perilaku dalam populasi ikan.
• Dalam beberapa penelitian, pestisida untuk
perawatan rumput telah ditemukan di
permukaan air dan badan air seperti kolam,
sungai dan danau.
• Pestisida yang diaplikasikan ke tanah akan
hanyut ke ekosistem akuatik dan beracun
bagi ikan dan organisme non-target.
Penggunaan pestisida yang berlebihan, akan
menyebabkan terjadinya penurunan
populasi spesies ikan
Ekotoksisitas POPs Contoh:
Polychlorinated biphenyl (PCB)
KATEGORI PERSISTENSI
CONTOH PESTISIDA YANG MENGANDUNG PCB
Sifat Senyawa PCB dan POPs pada umumnya :
• Tidak terurai melalui penguraian cahaya, biologis
maupun secara kimia
berhalogen (biasanya klor)
daya larut dalam air sangat rendah,
sangat larut dalam lemak,
mudah menguap,
di udara dapat dipindahkan oleh angin melalui
jarak jauh
mudah terakumulasi dalam tubuh,
daya racun meningkat sepanjang rantai
makanan
• Karakteristik POPs yang dapat memberikan efek negatif
menurut Gorman & Tynan (2003), adalah:
• Terurai sangat lambat dalam tanah, udara, air dan mahluk
hidup serta menetap dalam lingkungan untuk waktu yang lama
• Masuk dalam rantai makanan dan dapat terakumulasi pada
jaringan lemak, sehingga sukar larut dalam air
• Dapat terbawa jauh melalui udara dan air
• Karena karakteristik tersebut, maka sering ditemukan
konsentrasi POPs yang sangat tinggi dalam berbagai spesies
pada level yang tinggi dari rantai makanan, seperti pada ikan
paus, burung elang dan mamalia, termasuk manusia.
PENCEMARAN PESTISIDA PADA
ORGANISME AKUATIK
• Pengambilan pestisida oleh hewan dapat terjadi
secara langsung dari lingkungan fisik atau dari
penyerapan gastrointestinal.
• Pencemaran pestisida pada organisme akuatik
seperti ikan dapat disebabkan oleh:
(1) masuk bersama makanan yang terkontaminasi,
(2) pengambilan dari air yang melewati membran
insang
(3) difusi kutikular
(4) penyerapan langsung dari sedimen
• Secara kualitatif maupun kuantitatif, residu
beberapa bahan aktif pestisida yang terdapat
dalam daging ikan lebih tinggi dibanding
residu yang terdapat dalam air dan tanah.
• Hal ini dapat terjadi karena ikan merupakan
akumulator yang baik terutama bagi bahan
aktif yang bersifat lipofilik seperti organoklorin
sehingga sangat mudah terikat dalam jaringan
lemak ikan
BIOMAGNIFIKASI DDT
Mekanisme Toksisitas DDT
USGS
SIFAT FISIK ENDOSULFAN
• Warna : coklat muda
• Sifat fisik : berbentuk kristal - seperti lilin padat
• Titik lebur : 106 C
• Densitas: 1.735 g/mL
• Lipofilik
• Bentuk isomer β mengalami konversi menjadi
isomer α pada temperatur tinggi
SIFAT KIMIA
• Memiliki 2 stereo isomer: alpha dan beta
• Dapat dipecah menjadi: diol, sulfat dan
lakton, eter, hidroeter
• Waktu paruh di air 1-6 bulan dan di tanah
mencapai 2 tahun
• Di air didegradasi menjadi endosulfan diol,
sedangkan di tanah dan sedimen menjadi
endosulfan sulfat
STRUKTUR KIMIA ENDOSULFAN
BIOAKTIVASI
Jalur masuk Endosulfan ke dalam
Organisme Perairan
• Difusi Pasif (Diabsorbsi lewat Kulit), bersifat
lipofilik sehingga mudah terakumulasi dalam
jaringan lemak
• Organ Target : jaringan lemak, hepar dan ginjal
Nasib Senyawa Endosulfan
• Mengalami metabolisme baik melalui proses hidrolisis
maupun oksidasi
• Diol merupakan metabolit yang terbentuk melalui proses
hidrolisis (ada pengaruh pH)
• Sulfat merupakan metabolit yang terbentuk melalui proses
oksidasi ( sitokrom P450) Mencegah GABA untuk membuka
chanel chlorida dalam proses hiperpolarisasi
• Menghambat Na, K dan Mg yang bergantung pada ATPase
di otak.
• Menyebabkan perubahan pada kadar Na dan K
• Menurunkan kadar Ca dan Mg pada otak
• Menyebabkan kerusakan pada syaraf
Efek endosulfan terhadap organisme
akuatik
• Endosulfan sangat potensial untuk mengalami
proses bioakumulasi pada ikan
• Menyebabkan peningkatan kadar gula darah
pada ikan
• Pada dosis rendah sudah bersifat toksik pada
amphibi dan dapat membunuh berudu
EFEK ENDOSULFAN TERHADAP MANUSIA
(TRAGEDI KERALA)