TECHNICAL ADVISOR
EVERGREEN FEED
• “Piara udang adalah piara air”. Artinya bila ingin budidaya
udang dan berhasil maka harus menjaga kualitas air agar stabil
sehingga pertumbuhan udang optimal dan terhindar dari
serangan penyakit.
• Kondisi kualitas air tambak selalu berubah-ubah setiap saat. Hal
ini disebabkan adanya perubahan biota yang ada di dalamnya
serta aktivitas yang dilakukan
• Selain udang, ada biota lain yang hidup dalam tambak yaitu
plankton dan mikroba.
• Phytoplankton sangat tergantung pada sinar matahari untuk
melakukan aktivitas fotosintesis
• Mikroba (bakteri dan jamur) membutuhkan bahan organik
• Aktivitas biota dalam tambak dan pengaruh cuaca
menyebabkan kondisi kualitas air selalu berubah-ubah setiap
saat. Perubahan tersebut dinamakan Dinamika Kualitas Air
H+ + HCO3-
6 CO2 + 6 H2O
CO2 + 6 H2O
C6H12O6 + O2
∆ pH
ENZYME
• PARAMETER BIOLOGI
- Plankton (Phytoplankton, Zooplankton)
- Bakteri (Total Bakteri, Vibrio).
• Suhu memberikan pengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap udang.
• Pengaruh langsung adalah terhadap proses metabolisme,
konsumsi oksigen dan nafsu makan sedangkan pengaruh
tidak langsung adalah terhadap parameter kualitas air
lainnya seperti daya racun amonia dan asam sulfida.
• Suhu optimal untuk pertumbuhan udang vaname adalah 28 –
32 oC. Pada kisaran suhu tersebut nafsu makan sangat bagus.
• Pemantauan suhu setidaknya 2 kali, yaitu saat setelah
matahari geser ke barat dan pagi hari sebelum matahari
terbit.
• Pada suhu 26 oC udang tidak mau makan/nafsu makan turun
drastis. Sedang pada suhu > 30 oC nafsu makan tinggi
berapapun prosentase pakan di anco habis. Hati-hati.
Suhu air (oC) Respon konsumsi pakan
Mendekati 0 Kondisi kritis minimal
8 – 10 Tidak ada respon thd pemberian pakan
15 Pemberian pakan berkurang
22 50% optimum
28 – 30 Pemberian pakan optimum
33 50% optimum
35 Pemberian pakan berkurang
36 – 38 Tidak ada respon thp pemberian pakan
38 – 42 Kondisi kritis minimal
Sumber : Tucker and Hargreaves (2004) Dalam Gusrina (2008)
• Salinitas (kadar garam) adalah konsentrasi dari total ion yang
terdapat didalam perairan.
• Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per
kilogram atau promil (‰).
• Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–
5 promil, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 promil
dan perairan laut berkisar antara 30–35 promil.
Komposisi air laut pada salinitas 34,5 ppt (Sumber : Boyd, 2000; 2002)
Proporsi ion dalam air yang ideal (Boyd, 2002)
pH = - Log [H+]
• Air murni mengandung [H+] = 0,0000001 mol/L = 10-7 M
• pH air = -Log 10-7 = 7
H2O H+ + OH-
• Kw = K[H2O] = [H+].[OH-] = 10-7 . 10-7 = 10-14.
• pKw = - Log 10-14 = 14
• Perubahan pH air disebabkan
oleh adanya perubahan
konsentrasi CO2 dalam air akibat
respirasi dan fotosintesis.
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 H+ + HCO3-
HCO3- H+ + CO3=
• Saat siang hari CO2 dipakai oleh
phytoplankton untuk fotosintesis
sehingga terjadi kenaikan pH.
Sebaliknya pada malam hari,
respirasi menghasilkan CO2
sehingga terjadi penurunan pH
ASAM
HCO3-
CO3= H+ + OH- H2O
H+ + CO3= HCO3-
OH-
H+ + HCO3- H2O + CO2
BUFFER
BASA
pH
CaCO3 + CO2 + H2O Ca(HCO3)2 Ca2+ + 2 HCO3-
CaCO3 harus memiliki ukuran partikel yang kecil agar selalu tersuspensi
dalam air, dan bereaksi dengan CO2. CaCO3 cair memiliki ukuran < 2
micron sehingga akan selalu melayang dalam kolom air.
CaCO3 + H2O →
Heterotrophic bacteria
( C/N ratio > 12 )
• Amonia dihasilkan dari perombakan N-organik seperti protein,
dll serta hasil proses metabolisme (metabolit) udang.
• Amonia dalam air sebagian akan mengalami reaksi dan
ionisasi membentuk amonium.
NH3 + H2O NH4OH NH4+ + OH-
• NH4+ dan NH3 berada dalam keseimbangan.
NH4+ NH3 + H+ K = Ka = 5,6 × 10 –10 suhu 25oC
[NH3].[H+] TAN
K= [NH3] =
[NH4 +] 1 + antilog (pKa – pH]
Cenderung kulit lembek keberadaan H2S yang lama, menyebabkan stres dan
/ tanpa kulit konsumsi pakan menurun.
terpengaruh H2S saat udang udang mencari makan di
Insang hitam
dasar.
Warna tubuh dan insang stres akibat keracunan H2S yang cukup lama
tidak normal
Saat udang moulting, kekurangan oksigen. Bila tetap
Mati saat moulting berada di lumpur yang mengandung H2S tinggi maka
akan mati.
Kurang nafsu makan saat Saat pagi hari DO dan pH terendah, bila ada H2S akan
pagi hari berpengaruh pada nafsu makan udang
Keracunan H2S dapat merusak jaringan yang lunak
White Feces Disease dalam pencernaan menyebabkan lemak dan lendir
terlepas dan keluar sebagai kotoran putih.
Gas H2S yang berada di sentral keluar bersama
Bau telor busuk
dengan kotoran yang berwarna hitam
H2S mempercepat pelepasan fosfat ke air sehingga
Plankton bloom tiba-tiba
plankton bloom dalam 2-3 hari
Amonia dan nitrit tinggi Bakteri nitrifikasi tidak dapat bekerja / mati
• Potensial redoks (ORP) menandakan kondisi di lingkungan
tambak tereduksi (cenderung kebutuhan oksigen meningkat)
atau teroksidasi (oksigen cukup). Erat kaitannya dengan
bahan organik atau senyawa tereduksi
• Potensial redoks (ORP) yang disarankan pada kolam
budidaya adalah 150 – 250 mV. Kutty (1980) menyarankan 0,2
– 0,4 Volt.
• Pada saat persiapan air, aplikasi Chlorine (kaporite maupun
TCCA) disarankan ORP mencapai 700 mV atau lebih.
• Nitrifikasi berjalan cepat pada ORP 360 mV, semakin rendah
semakin lambat.
• Denitrifikasi terjadi saat ORP mencapai 100 mV.
• H2S dan CH4 terbentuk pada ORP < 0 mV.
• ORP erat kaitannya dengan konsumsi oksigen. Bila proses
reaksi membutuhkan oksigen maka ORP akan cenderung
menurun.
• Aplikasi C-organik atau pemberian pakan akan cenderung
ORP menurun. Sebaliknya proses yang menghasilkan oksigen
akan meningkatkan ORP.
• Berikut hubungan ORP dengan parameter tertentu.
ORP Keterangan
480 mV DO lebih dari 3 mg/L
DO 0,3 – 3 mg/L
340 mV
Nitrit terbentuk
DO 0 – 0,3 mg/L
200 mV
Fe2+ terbentuk
DO 0 mg/L
100 mV
H2S terbentuk
Beberapa cara untuk
meningkatkan / menjaga ORP :
• kurangi endapan lumpur dasar
dengan buang air sentral dan
sifon
• tambahkan aerasi untuk
meningkatkan oksigen
• aplikasi probiotik untuk
mengurai bahan organik dalm
air dan dasar tambak
• aplikasi bahan yang bersifat
oksidator.
• Plankton adalah jasad-jasad renik yang hidup
melayang-layang dalam air, tidak
bergerak/sedikit gerak dan selalu mengikuti
arus. Plankton dibedakan atas phytoplankton
(nabati) dan zooplankton (hewani).
• Peran dalam akuakultur:
– Sbg producer primer (penghasil karbon
organik yang dihasilkan dari CO2)
– Penghasil oksigen disiang hari (bisa
mencapai 76%)
– Menyerap racun. NH4+ disintesis menjadi
protein
– Sebagai makanan alami
• Pengguna oksigen terbesar pada malam hari
saat plankton mendominasi dalam air.
Berdasarkan ukurannya maka plankton
dibedakan menjadi
1. Terraplankton, plankton dengan
ukuran yang paling besar yaitu lebih
dari 2 cm
2. Megaplankton, plankton yang
berukuran 0,2 mm – 2 cm
3. Macroplankton, plankton yang
berukuran 20 – 200 mikron
4. Microplankton, plankton yang
berukuran 2 – 20 mikron
5. Nanoplankton, plankton yang
berukuran 0,2 – 2 mikron
6. Pikoplankton, plankton yang
berukuran < 0,2 mikron.
(Sumber: www.wikiepedia.com )
• Plankton ada yang menguntungkan ada yang kurang
menguntungkan.
• Green algae umumnya menguntungkan, karena memiliki
kestabilan dengan siklus hidup yang lebih lama dan tidak
menghasilkan toxin.
• Diatom sebagian besar menguntungkan, karena memiliki gizi
yang baik untuk pertumbuhan udang. Namun, siklus hidupnya
lebih pendek, sebagian menghasilkan racun dan tidak tahan
dengan kuat cahaya yang tinggi.
• Blue-green algae banyak yang kurang menguntungkan,
susah dikendalikan dan menghasilkan toxin. Beberapa
plankton baik dan tidak membahayakan seperti Spirulina,
Merismopedia, beberapa spesies dari Oscilltoria.
• Dinoflagellata dan Euglenophyta umumnya kurang baik
bagi kehidupan udang,
• Pada umumnya phytoplankton tersusun dari berbagai micro
algae. Algae terdiri dari 7 phyllum antara lain:
1. Cyanophyta
2. Chlorophya
3. Crysophyta
4. Phyrrophyta (dinoflagellata)
5. Euglenophyta
6. Phaeophyta
7. Rodophyta
• Dari ketujuh phylum tersebut, Phaeophyta dan Rodophyta
tidak termasuk micro algae penyusun plankton. Kedua
kelompok tersebut adalah makro algae atau sering disebut
sebagai rumput laut.
Nilai N/P ratio Kelompok Plankton
<8 Blue Green Algae
Diatom *
10
Red Algae
12 Dinoflagellata *
20 – 30 Green Algae *
42 – 125 Blue Green Algae *